LAPORAN Tugas Akhir Bellia
LAPORAN Tugas Akhir Bellia
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi sebagian maupun keseluruhan Tugas
Akhir saya dengan judul Studi Struktur Dan Sifat Optik Film Tio2 Co-
sensitized Pewarna Alami Sebagai Anoda Dye Sensitized Solar Cell adalah
benar-benar hasil karya intelektual mandiri, diselesaikan tanpa menggunakan
bahan-bahan yang tidak diizinkan dan bukan merupakan karya pihak lain yang
saya akui sebagai karya sendiri. Semua referensi yang dikutip maupun dirujuk
telah ditulis secara lengkap pada daftar pustaka. Apabila ternyata pernyataan ini
tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
i
(halaman ini sengaja dikosongkan)
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
iii
(halaman ini sengaja dikosongkan)
iv
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains (S.Si.)
pada
Program Studi S-1 Fisika
Jurusan Sains, Teknologi Pangan dan Kemaritiman
Institut Teknologi Kalimantan
Oleh :
Bellia Prafilta Enggar Sasmita
NIM. 01181003
v
(halaman ini sengaja dikosongkan)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul:
“STUDI STRUKTUR DAN SIFAT OPTIK FILM TiO2
CO-SENSITIZED PEWARNA ALAMI SEBAGAI ANODA DYE
SENSITIZED SOLAR CELL”
Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang wajib ditempuh
dalam menyelesaikan program sarjana di Program Studi Fisika, Jurusan Sains,
Teknologi Pangan dan Kemaritiman, Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
Balikpapan. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam
pengerjaan laporan tugas akhir.
2. Ibu Dr. Musyarofah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
menerima saya dalam bagian riset penelitian serta memberikan pemahaman
dan ilmu dalam pengerjaan laporan tugas akhir.
3. Bapak Fadli Robiandi S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping.
4. Bapak Dian Mart Shoodiqin S.Si., M.Si. selaku Koordinator Tugas Akhir dan
Koordinator Program Studi Fisika Jurusan Sains, Teknologi Pangan dan
Kemaritiman ITK.
5. Kedua orang tua saya yang memberikan dukungan dan mendoakan untuk
mendapatkan gelar sarjana.
6. Teman-teman Fisika ITK, Fisika ITS (Lab Optik) dan pihak lainnya telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan tugas akhir.
Saya menyandari masih ada kesalahan dalam penyusunan laporan tugas
akhir, karena itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan tugas akhir
lebih baik dari sebelumnya serta memberikan manfaat untuk penerapan ilmu
selanjutnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Balikpapan, 15 Juli 2022
Penyusun
vii
(halaman ini sengaja dikosongkan)
viii
STUDI STRUKTUR DAN SIFAT OPTIK FILM TiO2 CO-SENSITIZED
PEWARNA ALAMI SEBAGAI ANODA DYE SENSITIZED SOLAR CELL
ABSTRAK
ix
(halaman ini sengaja dikosongkan)
x
STUDY OF STRUCTURE AND OPTICAL PROPERTIES OF NATURAL
DYE CO-SENSITIZED FILM AS DYE SENSITIZED SOLAR CELL
ANODE
ABSTRACT
xi
(halaman ini sengaja dikosongkan)
xii
DAFTAR ISI
xiii
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 17
3.1 Prosedur Penelitian .................................................................................... 17
3.1.1 Preparasi serbuk TiO2................................................................................ 17
3.1.2 Ekstraksi Pewarna Alami .......................................................................... 17
3.1.3 Fabrikasi Film TiO2 ................................................................................... 18
3.1.4 Karakterisasi XRD .................................................................................... 19
3.1.5 Karakterisasi SEM..................................................................................... 19
3.1.6 Karakterisasi UV-VIS ............................................................................... 20
3.1.7 Karakterisasi FTIR .................................................................................... 20
3.2 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 20
3.2.1 Diagram Alir Penelitian Preparasi Serbuk TiO2 ....................................... 20
3.2.2 Diagram Alir Penelitian Ekstraksi Pewarna Alami ................................... 21
3.2.3 Diagram Alir Penelitian Fabrikasi Film TiO2 ........................................... 23
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 24
3.4 Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 24
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 27
4.1 Studi Struktur Serbuk TiO2 ....................................................................... 27
4.2 Studi Sifat Optik Ekstrak Pewarna Alami ................................................. 33
4.3 Studi Sifat Optik Film TiO2 yang Co-sensitized Pewarna Alami ............. 36
BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 41
5.2 Saran .......................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
LAMPIRAN .......................................................................................................... 47
Riwayat Penulis ..................................................................................................... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
Keterangan: puncak warna biru adalah pola difraksi terukur dan warna
hitam adalah pola difraksi terhitung ..................................................... 29
Gambar 4.4 Spektrum serapan UV-VIS serbuk TiO2.......................................... 30
Gambar 4.5 Plot Tauc dengan energi cahaya yang diserap serbuk TiO2. ........... 31
Gambar 4.6 Citra-citra SEM pada serbuk TiO2 dengan perbesaran 20000×
a) serbuk mikro b) serbuk nano ............................................................ 32
Gambar 4.7 Distribusi ukuran diameter partikel serbuk TiO2 ............................. 32
Gambar 4.8 Spektrum-spektrum FTIR dari serbuk TiO2 .................................... 33
Gambar 4.9 Spektrum-spektrum UV-VIS pada pewarna alami daun ketapang,
daun jeruk, daun bayam, kunyit, tomat dan labu kuning ...................... 34
Gambar 4.10 Spektrum-spektrum FTIR pada ekstrak pewarna alami ................ 35
Gambar 4.11 Spektrum-spektrum serapan UV-VIS film TiO2 sensitized ekstrak
pewarna alami pada kaca ITO. Grafik kanan: berskala nano dan grafik
kiri: berskala mikro ............................................................................... 36
Gambar 4.12 Spektrum-spektrum serapan UV-VIS film TiO2 yang sensitized
ekstrak pewarna alami pada kaca ITO setelah dilakukan
normalisasi ............................................................................................ 37
Gambar 4.13 Energi celah pita film TiO2 yang sensitized pewarna alami pada
kaca ITO ............................................................................................... 38
Gambar 4.14 Energi celah pita film TiO2 sensitized ekstrak pewarna alami pada
kaca ITO. Grafik kanan: berskala nano dan grafik kiri: berskala mikro
.............................................................................................................. 38
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil analisis kuantitatif pola XRD serbuk TiO2 (mengacu pada
Gambar 4.1) menggunakan perangkat lunak Rietica dengan metode
Rietveld. Angka di dalam kurung menunjukkan standar deviasi atas nilai di
depannya pada angka penting paling signikan .......................................... 29
Tabel 4.2 Informasi ukuran butir kristal fasa anatase pada serbuk TiO2 dari data
analisis kuantitatif XRD menggunakan perangkat lunak MAUD dengan
metode Rietveld. Angka di dalam kurung menunjukkan standar deviasi
atas nilai di depannya pada angka penting paling signikan ...................... 30
Tabel 4.3 Informasi data FTIR pada ekstrak pewarna alami................................ 35
Tabel 4.4 Energi celah pita film TiO2 sensitized ekstrak pewarna alami pada kaca
ITO ............................................................................................................ 39
xvii
(halaman ini sengaja dikosongkan)
xviii
DAFTAR NOTASI
Kubelka-Munk. -
Konstanta Planck Js
Konstanta -
Frekuensi foton Hz
γ Gamma -
λ Panjang gelombang M
xix
(halaman ini sengaja dikosongkan)
xx
BAB 1 PENDAHULUAN
1
al., 2012). Penggunaan TiO2 dalam orde nanometrik dapat berperan penting dalam
peningkatan efisiensi sel surya dikarenakan permukaan film dapat menentukan
penyerapan zat warna, distribusi ukuran pori mempengaruhi proses difusi, dan
distribusi ukuran partikel menentukan sifat optik semikonduktor tersebut (Nwanya
et al., 2012).
Pewarna atau dye dalam DSSC berfungsi untuk penyerapan cahaya
tampak, memompa atau menginjeksi elektron ke dalam semikonduktor (Chen et
al., 2005). Pewarna yang sering digunakan dalam DSSC merupakan pewarna
kompleks polipiridil logam transisi ruthenium, namun pewarna ini menggunakan
beberapa logam berat yang sulit disintesis, mahal dan berbahaya bagi lingkungan,
sehingga pewarna alami dapat digunakan karena bahan yang lebih murah serta
senyawa ruthenium yang langka untuk diperoleh (Nwanya et al., 2012). Pewarna
alami dapat menjadi solusi dikarenakan mudah dijangkau, biaya murah dan
mudah untuk diekstrak (Chen et al., 2005). Manfaat lain penggunaan pewarna
alami adalah meningkatkan probabilitas foton yang diserap sehingga efisien untuk
kinerja pada DSSC (Wei, 2010), serta mempersempit energi celah pita sehingga
aktivitas fotokatalis dapat menurun (Angreni and Yusibani, 2018). Absorbansi
foton pada pewarna alami memiliki nilai yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini menggunakan beberapa pewarna alami: kunyit, daun jeruk,
labu kuning, tomat, daun ketapang dan daun bayam yang dianalisis sebagai zat
warna untuk anoda DSSC.
Kelemahan pewarna alami adalah penyerapan spektrum optik yang sempit
sehingga dalam penelitian ini dilakukan co-sensitized (Pepe et al., 2016). Co-
sensitized dilakukan untuk mengetahui penyerapan sifat optik dan sifat struktur
antara dua atau lebih pewarna yang digabungkan, serta mengetahui besar serapan
cahaya tampak jika dibandingkan dengan sensitisasi (satu pewarna).
Nilai energi celah pita dipengaruhi oleh penyerapan optik dari suatu bahan
yang digunakan. Pada bahan semikonduktor TiO2, energi celah pita bernilai 3,2
eV yang dapat dikategorikan sebagai celah pita yang lebar (Ma et al., 2015).
Dengan memvariasikan pewarna alami ko-sensitisasi dan semikonduktor TiO2,
diharapkan mendapatakan energi celah pita yang lebih kecil. Pemilihan material
semikonduktor pada DSSC dipengaruhi oleh struktur, proses dan sifat fisis yang
2
berdampak pada kinerja atau efisiensi dari DSSC. Perubahan kepadatan dalam
struktur dan proses berkaitan dengan struktur yang mengakibatkan sifat adsorpsi
atau penyerapan yang berbeda (Palko, 2020), sehingga diperlukan pengujian
XRD, SEM dan FTIR guna mengetahui karakteristik struktur material dari serbuk
TiO2. Dalam hal ini, perbedaan struktur menjadikan proses atau pemilihan
material saling berkaitan. Sama halnya dengan sifat optik, penentuan ekstrak
pewarna alami berpengaruh pada absorpsi terhadap gelombang UV dan VIS,
sehingga diperlukan pengujian UV-VIS untuk mengetahui serapan cahaya tampak
dan sifat optik yang guna meningkatkan kinerja dari DSSC. Setelah didapatkan
data mikrostruktur dan sifat optik dari semikonduktor dan pewarna alami, film
TiO2 yang co-sensitized pewarna alami dilakukan sintesis guna mengetahui
pengaruh sifat optik, dengan melakukan pengujian UV-VIS. Pengolah data
absorbansi UV-VIS, dapat digunakan untuk mengetahui nilai energi celah pita
sehingga diperoleh nilai energi elektron untuk mengeksitasi dari pita valensi ke
pita konduksi.
3
2. Mengetahui sifat optik (absorbansi terhadap gelombang UV dan VIS)
ekstraksi pewarna alami dengan karakterisasi UV-VIS.
3. Mengetahui sifat optik dan nilai energi celah pita film TiO2 co-
sensitized pewarna alami dengan karakterisasi UV-VIS.
Serbuk MgTiO3
Serbuk TiO2
4
1.6 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah sebagai berikut:
1. Serbuk TiO2 yang digunakan yaitu serbuk komersil merk Merck.
2. Pewarna alami yang digunakan yaitu: kunyit, tomat, labu kuning, daun
jeruk, daun bayam dan daun ketapang.
3. Cara memfabrikasi film dengan metode spin coating.
5
(halaman ini sengaja dikosongkan)
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 2 Kajian Pustaka dan Dasar
Teori. Isi bab 2 meliputi: Dye Sensitized Solar Cell, Titanium Dioksida, Pewarna
alami, Co-sensitized, Teori celah pita dan Penelitian terdahulu.
7
Gambar 2.1 Skema prinsip kerja DSSC (Krisdiyanto et al., 2015).
8
efektif di bawah sinar tampak karena celah pita yang lebar pada anatase bernilai
3.2 eV dan dapat menciptakan rekombinasi yang cepat antara electron hole ketika
fotogenerasi, sehingga peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan yaitu
memperkecil celah pita TiO2 (Ma et al., 2015). Struktur kristal pada TiO2 berupa
anatase sistem kristal tetragonal seperti pada Gambar 2.2, serta penjelasan
struktur kristal dan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 2.2 Struktur kristal sel konvensional anatase TiO2 (Ma et al., 2015).
TiO2 pada Gambar 2.3 terbagi menjadi tiga yaitu pada struktur kristal
anatase, rutile dan TiO2-II. Pada anatase terdapat pada tekanan rendah dengan
temperatur maksimal 600°C, pada rutile pada tekanan tinggi dan temperatur
hingga 1200°C, pada TiO2-II fasa dengan tekanan tinggi dengan temperatur
9
rendah. Perbedaan tekanan dan temperatur yang digunakan dapat menghasilkan
struktur kristal yang berbeda (Nie et al., 2009).
10
Gambar 2.4 Kunyit (Penulis, 2022).
2.3.2 Tomat
Senyawa yang terdapat pada tomat yaitu karotenoid, likopen vitamin C
dan senyawa polifenol. Kemerahan pada tomat dipengaruhi oleh kandungan
likopen dan karoten (Ntinas et al., 2019). Dalam tomat terdapat pula pigmen
antosiani (Moradiya et al., 2019). Penampakan secara fisik dari tomat dapat dilihat
pada Gambar 2.5, dengan warna tomat yaitu merah.
11
Gambar 2.6 Labu kuning (Jess, 2021).
12
13,9 gram/liter. Dalam maserasi, semakin tinggi konsentrasi etanol dan waktu
ekstraksi akan menghasilkan tanin yang kadar lebih besar (Faisal and Chafidz,
2019). Penampakan secara fisik dari daun ketapang dapat dilihat pada Gambar
2.8, dengan warna daun ketapang yaitu hijau.
13
2.4 Co-sensitized
Komponen pewarna dalam DSSC memiliki fungsi penyerapan cahaya
tampak, memompa atau menginjeksi elektron ke dalam semikonduktor (Chen et
al., 2005), serta penyerapan optik pewarna dan struktur untuk menentukan kinerja
sel DSSC. Penyerapan optik agar dapat maksimal dapat dilakukan dengan ko-
sensitisasi, yaitu penggabungan beberapa pewarna guna menyerap cahaya panjang
gelombang secara optimal untuk fabrikasi DSSC (Pepe et al., 2016) atau
diharapkan dapat menyerap optimal lebar spektrum dari foton matahari
dikarenakan pewarna alami memiliki spektrum sempit. Dalam co-sensitized
memperhatikan penyerapan optik dari beberapa pewarna alami seperti Gambar
2.10.
14
⁄
(1)
Gambar 2.11 Metode penentuan energi celah pita (Eg) dari plot Tauc (Makuła et
al., 2018).
Energi celah pita dilakukan dengan menerapkan dari plot Tauc dan fungsi
Kubelka-Munk atau F(R∞) dalam satuan . Dalam plot Tauc, αhv mewakili
foton energi dan F(R∞) diperoleh dari perkalian anatra absorpsi dan energi, serta
celah pita atau fitted line ditentukan dengan plot linear Tauc membentuk garis
lurus yang diekstrapolasi ke sumbu x sehingga mengetahui nilai energi celah pita
(Liao et al., 2014).
15
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi yang memiliki keterkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang
memiliki kesamaan dari penelitian yang dilakukan:
16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 3 Metode Penelitian,
dengan terdapatnya Prosedur penelitian, Diagram alir penelitian dan Variabel
penelitian.
17
bertujuan untuk memisahkan pelarut etanol dan ekstrak pewarna alami dengan
cara dididihkan sehingga terjadi penguapan dan uap tersebut didinginkan sehingga
terbentuk zat cair. Zat yang menguap merupakan pelarut etanol dikarenakan
memiliki titik didih yang rendah dibandingkan pewarna alami. Hasil ekstrak
pewarna alami didapatkan berupa cairan pekat berwarna tanpa adanya pelarut
etanol. Setelah dilakukan distilasi, hasil estrak tersebut akan dicampurkan dengan
serbuk TiO2 guna fabrikasi film.
18
pewarna 2 dan serbuk nano TiO2 pewarna 1 dan pewarna 2 seperti pada Gambar
3.2. Pada ko-sensitisasi, cara yang dilakukan sama namun perbandingan berbeda,
yaitu perbandingan 0,5 gram serbuk TiO2 dan 1 ml pewarna alami 1 dan pewarna
2.
19
perbesaran 20000×. Kemudian hasil morfologi dianalisis dengan menggunakan
perangkat lunak imagej guna mengetahui ukuran partikel.
20
dikarakterisasi XRD, FTIR, UV-VIS dan SEM. Cara penggilingan serbuk nano
dengan menggunakan alat planetary ball mill pulverisette 5 dengan kecepatan 150
rpm selama 20 jam, kemudian dikarakterisasi XRD, FTIR, UV-VIS dan SEM.
Dilakukan analisis data dari masing-masing pengujian dan didapatkan kesimpulan
data. Adapun diagram alir penelitian preparasi serbuk TiO2 sebagai berikut:
Mulai
Analisis data
Kesimpulan data
Selesai
21
etanol. Larutan pewarna disaring dengan kertas saring. Jika larutan pewarna
mengalami perubahan warna sebelum dilakukan distilasi, maka proses pembuatan
larutan diulang, jika berhasil dilanjutkan pada karakterisasi UV-VIS dan FTIR.
Dilakukan analisis data dari masing-masing pengujian dan didapatkan kesimpulan
data. Dari enam pewarna alami diseleksi menjadi dua pewarna, penentuan
pewarna alami berdasarkan nilai serapan optik pada panjang gelombang tertinggi
dan absorbansi terbesar dari jenis daun dan umbi / buah setelah dilakukan
karakterisasi UV-VIS. Adapun diagram alir penelitian ekstraksi pewarna alami
sebagai berikut:
Mulai
Distilasi
Selesai
22
Gambar 3.4 Diagram alir penelitian ekstraksi pewarna alami
Mulai A
Kesimpulan data
Campuran suspensi berwarna
TiO2 ditempelkan di kaca ITO
Selesai
Spin coating selama 60 detik
Film
1. Serbuk TiO2 + Pewarna 1
2. Serbuk TiO2 + Pewarna 2
3. Serbuk TiO2 + Pewarna 1 +
Pewarna 2
23
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan seperti yang tertera pada Tabel 3.1 yaitu variabel
tetap dan variabel bebas, dengan variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
1. Waktu spin coating 60 detik
Variabel Tetap
2. Waktu penggilingan 20 jam
1. Ukuran serbuk TiO2 (mikro dan nano)
Variabel Bebas 2. Jenis pewarna alami (daun jeruk, daun bayam, daun
ketapang, kunyit, labu kuning dan tomat
.
3.4 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan dilakukan pada bulan Januari hingga Juli seperti Tabel
3.2. kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur, pembuatan proposal dan seminar
proposal tugas akhir, penelitian tugas akhir, penyusunan laporan hasil tugas akhir
serta seminar hasil tugas akhir. Berikut merupakan jadwal kegiatan yang
dilakukan:
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
Bulan ke-
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Studi Literatur
Pembuatan
Proposal dan
2.
Seminar Proposal
Tugas Akhir
Penelitian Tugas
3.
Akhir
Pembuatan
ekstrak pewarna
alami dan
karakterisasi UV-
VIS dan FTIR
24
Penggilingan
serbuk nano TiO2
dan karakterisasi
XRD dan SEM
Fabrikasi film
TiO2 co-sensitized
dan karakterisasi
UV-VIS
Pengolahan data
Penyusunan
4. Laporan Hasil
Tugas Akhir
Seminar Hasil
5.
Tugas Akhir
25
(halaman ini sengaja dikosongkan)
26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mengkaji hasil studi struktur dan sifat optik serbuk TiO2, Sifat optik
ekstrak pewarna alami dan Sifat optik film TiO2 yang co-sensitized ekstrak
pewarna alami serta pembahasan penelitian.
27
Gambar 4.1 Pola-pola difraksi sinar-X (Cu-Kα) pada serbuk TiO2. Grafik kiri:
pola difraksi pada sudut 2θ=10‒120° dan grafik kanan: perbesaran puncak difraksi
fasa anatase pada sudut 2θ=20‒30°.
Gambar 4.2 Contoh plot hasil penghalusan Rietveld data serbuk TiO2 dengan
nilai GoF untuk penghalusan yaitu 0,975. Keterangan: puncak warna merah
28
adalah pola difraksi yang terhitung, puncak warna hitam adalah pola difraksi
terukur, garis biru merupakan posisi masing-masing puncak fasa dan kurva hijau
adalah selisih plot.
Gambar 4.3 Contoh plot hasil penghalusan dengan perangkat lunak MAUD pada
serbuk TiO2 dengan nilai Sig untuk pencocokan ini adalah 0,328 Keterangan:
puncak warna biru adalah pola difraksi terukur dan warna hitam adalah pola
difraksi terhitung.
Tabel 4.1 Hasil analisis kuantitatif pola XRD serbuk TiO2 (mengacu pada
Gambar 4.1) menggunakan perangkat lunak Rietica dengan metode Rietveld.
Angka di dalam kurung menunjukkan standar deviasi atas nilai di depannya pada
angka penting paling signikan
Jenis Komposisi Parameter kisi Volume sel
Sampel GoF
fasa fasa (wt%) kristal (Å) (Å3)
a=b=3,7848(0),
Mikro TiO2 Anatase 100 0,959 136,266 (0)
c=9,5127(0)
Nano TiO2 Anatase 100 0,975 a=b=3,7848(0), 136,276 (2)
29
c=9,5130(1)
Tabel 4.2 Informasi ukuran butir kristal fasa anatase pada serbuk TiO2 dari data
analisis kuantitatif XRD menggunakan perangkat lunak MAUD dengan metode
Rietveld. Angka di dalam kurung menunjukkan standar deviasi atas nilai di
depannya pada angka penting paling signikan
Dari grafik pada Gambar 4.4 menampilkan penyerapan optik dari serbuk
nano TiO2 terdapat dua puncak dengan nilai absorbansi maksimum pada panjang
gelombang 209 nm dan 305 nm sedangkan serbuk mikro TiO2 nilai absorbansi
maksimum pada panjang gelombang 325 nm. Spektrum panjang gelombang pada
TiO2 berada pada rentang 200‒390 nm, menandakan bahwa spektrum
elektromagnetik pada cahaya UV. Penyerapan optik pada spektrum
elektromagnetik jika dikaitkan dengan ukuran kristal, maka penyerapan optik
serbuk nano TiO2 lebih besar dibandingkan serbuk mikro TiO2, dikarenakan
adanya penggilingan ukuran kristal. Luas permukaan spesifik dengan ukuran
kristal mempengaruhi absorbansi, semakin kecil ukuran kristal makan
memperbesar luas permukaan spesifik dan menambah penyerapan pewarna pada
spektrum gelombang elektromagnetik.
30
Nilai energi celah pita yang diperoleh serbuk mikro TiO2 adalah 3,2 eV
dan serbuk nano TiO2 adalah 3,50 eV seperti pada Gambar 4.5. Peningkatan nilai
energi celah pita disebabkan karena ukuran butir kristal yang lebih kecil (Nwanya
et al., 2012). Ukuran serbuk nano TiO2 yang lebih kecil, mempengaruhi sifat optik
dalam penyerapan absorbansi yang lebih besar sehingga nilai energi celah pita
mengalami kenaikan atau nilai yang dibutuhkan lebih besar ketika mengeksitasi
elektron pita valensi ke pita konduksi.
Gambar 4.5 Plot Tauc dengan energi cahaya yang diserap serbuk TiO2.
Mikrograf dari SEM serbuk TiO2 tertampil pada Gambar 4.6 dengan
partikel yang membentuk struktur spherical (bola) dan terdapat membentuk
aglomerasi. Bentuk bola memiliki luas permukaan yang tinggi sehingga
menghasilkan kinerja fotokalitik yang lebih besar serta dapat meningkatkan
penyerapan cahaya (Susanti et al., 2014). Perbedaan morfologi bentuk permukaan
antara serbuk mikro dan nano tidak berubah secara signifikan setelah
penggilingan.
31
A) B)
Gambar 4.6 Citra-citra SEM pada serbuk TiO2 dengan perbesaran 20000× a)
serbuk mikro b) serbuk nano
A) B)
32
al., 2017) dan ikatan O-Ti-O (Bagheri et al., 2013). Ikatan gugus fungsi yang
terbentuk berdasarkan Gambar 4.8 menunjukkan nilai bilangan gelombang yang
tidak mengalami perbedaan nilai bilangan gelombang yang signifikan, sehingga
realrif tidak adanya perubahan ikatan yang terbentuk.
Nilai energi transmitansi ditentukan dari nilai puncak bilangan gelombang
ketika sinar inframerah mengenai serbuk. Semakin besar energi transmitansi,
maka semakin besar bilangan gelombang yang terindetifikasi. Energi pada serbuk
nano TiO2 mengalami kenaikan dibandingkan serbuk mikro TiO2, dikarenakan
adanya pergeseran nilai bilangan gelombang pada nilai tertentu. Terdapat nilai
bilangan gelombang yang tetap atau konstan yang mengindikasi energi tersebut
sama antara serbuk mikro dan nano TiO2.
33
fisis ketika setelah dilakukan maserasi, larutan ekstrak pada tomat memiliki
larutan lebih jernih dibandingkan pewarna alami lainnya.
Ekstrak enam pewarna alami, dipilih pewarna 1 dan pewarna 2 yaitu pada
absorbansi terbesar pada pewarna alami daun jeruk dan kunyit dengan nilai secara
berurutan 539 nm dan 519 nm. Sehingga dari kedua pewarna alami tersebut dapat
digunakan sebagai pewarna DSSC karena bersifat menyerap cahaya tampak yang
dihasilkan pada sinar matahari.
34
dapat memicu terjadinya interaksi dengan TiO2. Interaksi TiO2 dengan gugus
fungsi pewarna, selanjutnya akan mendorong transfer elektron dari molekul zat
warna ke pita konduksi semikonduktor TiO2 (Ammar et al., 2019). Pada keenam
pewarna alami, ikatan atau gugus fungsi yang diperoleh setelah dari data FTIR
tidak mengalami perubahan signifikan.
35
4.3 Studi Sifat Optik Film TiO2 yang Co-sensitized Pewarna
Alami
Penyerapan optik yang optimum film TiO2 co-sensitized pewarna alami
pada daun jeruk yaitu 260 nm dan kunyit yaitu 265 nm. Film TiO2 co-sensitized
ekstrak pewarna alami yang mengalami kenaikan penyerapan optik. Pada skala
mikro memiliki karakteristik berupa luasan serapan optik yang lebih sempit dan
nilai absorbansi lebih rendah dibandingkan hanya menggunakan satu pewarna
daun jeruk. Sedangkan pada skala nano memiliki karakteristik berupa nilai
absorbansi yang lebih besar dan luasan serapan optik yang lebih sempit seperti
pada Gambar 4.12. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran kristal mempengaruhi
dalam penyerapan optik dan lebar spektrum UV-VIS.
Sebelum dilakukan fabrikasi film TiO2 dengan pewarna alami, absorbansi
serbuk TiO2 berada pada spektrum ultraviolet, setelah fabrikasi film TiO2 terdapat
absorbansi pada spektrum cahaya tampak. Hal ini dikarenakan adanya
penambahan ekstrak pewarna alami.
Proses optik pada DSSC terjadi ketika cahaya matahari yang menembus
kaca konduktif (ITO), maka zat warna (fotosensitizer) yang sensitif terhadap
cahaya matahari menyerap foton. Dengan penambahan ikatan gugus pada
pewarna alami, dapat meningkatkan serapan semikonduktor serbuk TiO2 dan
mendorong transfer elektron dari molekul zat warna ke pita konduksi
semikonduktor TiO2 (Sofyan et al., 2018).
36
Gambr 4.12 spektrum-spektrum UV-VIS dilakukan normalisasi, yaitu
pengolahan data pada spektra rentang 0‒1 untuk menghilangkan pengaruh
perbedaan ukuran partikel dan memperbesar rentang nilai penyerapan. Penyerapan
film TiO2 sensitized ekstrak pewarna alami optimum setelah dinormalisasi berada
pada rentang 256‒315 nm. Nilai penyerapan film TiO2 sensitized ekstrak pewarna
alami daun jeruk mengalami pergeseran dikarenakan memiliki nilai absorbansi
yang lebih besar dibandingkan kunyit.
Energi celah pita dari data yang diperoleh, hanya film TiO2 nano dengan
ekstrak pewarna daun jeruk memiliki energi celah pita yang lebih rendah
dibandingkan lainnya, karena memilki ukuran yang lebih kecil dan absorbansi
terbesar. Oleh karena itu, semakin kecil ukuran kristal dan semakin besar
penyerapan optik maka energi celah pita semakin kecil sehingga efisiensi dalam
kinerja anoda DSSC.
37
Gambar 4.13 Energi celah pita film TiO2 yang sensitized pewarna alami pada
kaca ITO
Gambar 4.14 Energi celah pita film TiO2 sensitized ekstrak pewarna alami pada
kaca ITO. Grafik kanan: berskala nano dan grafik kiri: berskala mikro
Peningkatan nilai energi celah pita disebabkan oleh ukuran butir yang
lebih kecil, hal ini sesuai dengan Tabel 4.4 dimana energi celah pita pada skala
nano memiliki energi celah pita lebih besar. Serta energi celah pita serbuk TiO2
dengan pewarna alami mengalami kenaikan ketika dilakukan co-sensitized.
38
Peningkatan energi celah pita dipengaruhi pula dari serbuk TiO2 dan luasan
penyerapan optik pada film. Kandungan oksigen TiO2 yang membuat peningkatan
Tabel 4.4 Energi celah pita film TiO2 sensitized ekstrak pewarna alami pada kaca
ITO
Sampel Nama pewarna Energi celah pita (eV)
TiO2 + daun jeruk 3,27
Mikro TiO2 + kunyit 3,45
TiO2 + daun jeruk + kunyit 3,47
TiO2 + daun jeruk 2,82
Nano TiO2 + kunyit 3,50
TiO2 + daun jeruk + kunyit 3,68
39
(halaman ini sengaja dikosongkan)
40
BAB 5 KESIMPULAN
Bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang dapat diusulkan bagi
penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Karakteristik serbuk TiO2 merupakan fasa anatase, kandungan fasa
100%, struktur tetragonal, ukuran kristal pada mikro 117 nm dan pada
nano 99 nm, gugus fungsi yaitu ikatan Ti‒O dan O-Ti-O,
sertamorfologi berbentuk bola dan beberapa partikel TiO2 terdapat
membentuk aglomerasi.
2. Penyerapan optik yang optimum ekstrak pewarna alami pada panjang
gelombang daun jeruk, daun bayam, daun ketapang, kunyit, labu
kuning dan tomat nilai secara berurutan yaitu 477 nm, 539 nm, 420
nm, 519 nm, 481 nm dan 0 nm.
3. Penyerapan optik yang optimum film TiO2 co-sensitized pewarna
alami pada skala mikro yaitu 260 nm dan skala nano yaitu 265 nm.
Nilai energi celah pita film TiO2 co-sensitized pewarna alami pada
skala mikron yaitu 3,47 eV dan skala nano yaitu 3,68 eV.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk penelitian berikutnya
dilakukan variasi perbandingan massa serbuk TiO2 dan etanol dalam penggilingan
ukuran.
41
(halaman ini sengaja dikosongkan)
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Madhu, R., Veeramani, V., Chen, S.-M., Palanisamy, J., Vilian, A.T.E., n.d.
Pumpkin stem-derived activated carbons as counter electrodes for dye-
sensitized solar cell applications 4.
Makuła, P., Pacia, M., Macyk, W., 2018. How To Correctly Determine the Band
Gap Energy of Modified Semiconductor Photocatalysts Based on UV–Vis
Spectra. J. Phys. Chem. Lett. 9, 6814–6817.
https://doi.org/10.1021/acs.jpclett.8b02892
Maydeu-Olivares, A., García-Forero, C., 2010. Goodness-of-Fit Testing, in:
International Encyclopedia of Education. Elsevier, pp. 190–196.
https://doi.org/10.1016/B978-0-08-044894-7.01333-6
Moradiya, M.A., Dangodara, A., Pala, J., Savaliya, C.R., Dhruv, D., Rathod, V.R.,
Joshi, A.D., Shah, N.A., Pandya, D., Markna, J.H., 2019. A natural tomato
slurry as a photosensitizer for dye-sensitized solar cells with TiO 2 /CuO
composite thin films. Sep. Sci. Technol. 54, 207–212.
https://doi.org/10.1080/01496395.2018.1444053
Nandiyanto, A.B.D., Oktiani, R., Ragadhita, R., 2019. How to Read and Interpret
FTIR Spectroscope of Organic Material. Indones. J. Sci. Technol. 4, 97.
https://doi.org/10.17509/ijost.v4i1.15806
Nie, X., Zhuo, S., Maeng, G., Sohlberg, K., 2009. Doping of TiO 2 Polymorphs
for Altered Optical and Photocatalytic Properties. Int. J. Photoenergy
2009, 1–22. https://doi.org/10.1155/2009/294042
Ntinas, G.K., Kadoglidou, K., Tsivelika, N., Krommydas, K., Kalivas, A., Ralli,
P., Irakli, M., 2019. Performance and Hydroponic Tomato Crop Quality
Characteristics in a Novel Greenhouse Using Dye-Sensitized Solar Cell
Technology for Covering Material. Horticulturae 5, 42.
https://doi.org/10.3390/horticulturae5020042
Nuramdani, M., 2018. 10 Manfaat Makan Bayam Selama Kehamilan.
Doktersehat. URL https://www.google.com/amps/s/doktersehat.com/ibu-
dan-anak/kehamilan/manfaat-makan-bayam-selama-hami/amp/ (accessed
3.3.22).
Nwanya, A.C., Ugwuoke, P.E., Ejikeme, P.M., Oparaku, O.U., Ezema, F.I.,
2012a. Jathropha Curcas and Citrus Aurantium Leaves Dye Extract for
Use in Dye Sensitized Solar Cell with TiO2 Films. Int J Electrochem Sci
7, 17.
Nwanya, A.C., Ugwuoke, P.E., Ejikeme, P.M., Oparaku, O.U., Ezema, F.I.,
2012b. Jathropha Curcas and Citrus Aurantium Leaves Dye Extract for
Use in Dye Sensitized Solar Cell with TiO2 Films. Int J Electrochem Sci
7, 17.
Pablo, C.C.V., Enrique, R.R., José, A.R.G., Enrique, M.P., Juan, L.H., Eddie,
N.A.M., 2016. Construction of Dye-sensitized Solar Cells (DSSC) with
Natural Pigments. Mater. Today Proc. 3, 194–200.
https://doi.org/10.1016/j.matpr.2016.01.056
Pepe, G., Cole, J.M., Waddell, P.G., Perry, J.I., 2016. Rationalizing the suitability
of rhodamines as chromophores in dye-sensitized solar cells: a systematic
molecular design study. Mol. Syst. Des. Eng. 1, 416–435.
https://doi.org/10.1039/C6ME00076B
Pratiwi, A., 2021. Manfaat Daun Ketapang dan Berapa Lama Boleh Diletakkan
Dalam Akuarium. URLhttps://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/
44
homey/read/2021/07/13/164039076/manfaat-daun-ketapang-dan-berapa-
lam-boleh-diletakkan-dalam-akuarium (accessed 3.3.22).
Rahayu, S., Kurniawidi, D.W., Hudha, L.S., Alaa, S., 2021. New techniques for
improving the quality of cotton yarn using natural dyes from teak leaves
(Tectona grandis), ketapang leaves (Terminalia catappa), and tender skin
(Lannea coromandelica). IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. 637, 012084.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/637/1/012084
Saridewi, N., Firdaus, D.A., Aziz, I., Kumila, B.N., Dasumiati, D., 2021.
Biosynthesis of ZnO Nanoparticles Using Pumpkin Peel Extract
(Cucurbita moschata) and its Applications as Semiconductor in Dye
Sensitized Solar Cell (DSSC). J. Kim. Val. 7, 100–107.
https://doi.org/10.15408/jkv.v7i2.21046
Singh, D.V.K., 2017. Band Gap And Resistivity Measurements Of Semiconductor
Materials For Thin Films 4, 11.
Sofyan, N., Situmorang, F.W., Ridhova, A., Yuwono, A.H., Udhiarto, A., 2018a.
Visible light absorption and photosensitizing characteristics of natural
yellow 3 extracted from Curcuma Longa L. for Dye-Sensitized solar cell.
IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. 105, 012073.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/105/1/012073
Sofyan, N., Situmorang, F.W., Ridhova, A., Yuwono, A.H., Udhiarto, A., 2018b.
Visible light absorption and photosensitizing characteristics of natural
yellow 3 extracted from Curcuma Longa L. for Dye-Sensitized solar cell.
IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. 105, 012073.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/105/1/012073
Susanti, D., Nafi, M., Purwaningsih, H., Fajarin, R., Kusuma, G.E., 2014. The
Preparation of Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) from TiO2 and
Tamarillo Extract. Procedia Chem. 9, 3–10.
https://doi.org/10.1016/j.proche.2014.05.002
Wei, D., 2010. Dye sensitized solar cells. Int. J. Mol. Sci. 11, 1103–1113.
https://doi.org/10.3390/ijms11031103
Zama, I., Martelli, C., Gorni, G., 2017. Preparation of TiO2 paste starting from
organic colloidal suspension for semi-transparent DSSC photo-anode
application. Mater. Sci. Semicond. Process. 61, 137–144.
https://doi.org/10.1016/j.mssp.2017.01.010
45
(halaman ini sengaja dikosongkan)
46
LAMPIRAN
47
Perhitungan energi celah pita
1. Mencari nilai
Dengan menggunakan hukum Beer-Lambert, didapatkan persamaan
( )
( )
( )
( )
2. Mencari energi
48
3. Mencari nilai absorpsi
=
4. Mencari (
49
(halaman ini sengaja dikosongkan)
50
Riwayat Penulis
51