ubin keramik
B. Sifat Mekanik
Ikatan keramik dapat dibilang sangat kuat, dapat kita lihat dari kekakuan ikatan
dengan mengukur kemampuan keramik menahan tekanan dan kelengkungan. Bend
Strength atau jumlah tekanan yang diperlukan untuk melengkungkan benda biasanya
digunakan untuk menentukan kekuatan keramik. Salah satu keramik yang keras adalah
Zirconium dioxide yang memiliki bend strength mendekati senyawa besi. Zirconias (ZrO2)
mampu mempertahankan kekuatannya hingga temperatur 900oC (1652oF), dan bahkan
silikon carbida dan silikon nitrida dapat mempertahankan kekuatannya pada temperatur
diatas 1400oC (2552oF). Material-material silikon ini biasanya digunakan pada peralatan yang
memerlukan panas tinggi seperti bagian dari Gas-Turbine Engine. Walaupun keramik
memiliki ikatan yang kuat dan tahan pada temperatur tinggi, material ini sangat rapuh dan
mudah pecah bila dijatuhkan atau ketika dipanaskan dan didinginkan seketika.
C. Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan
material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya
memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam
yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling
keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya.
Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.
2. Klasifikasi Keramik
Menurut bahan pembuatan serta fungsinya keramik dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis.
Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), ubin keramik dan untuk industri
(refractory).
Keramik halus (modern)
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis. (Joelianingsih, 2004)
Extrured,
Yaitu proses pembentukkan keramik dengan cara membasahi bahan-bahan terlebih
dahulu. Kemudian digiling sampai halus, ditekan melalui cetakan/celah hingga berbentuk
panjang yang mengikuti proses pemotongan.
Powder pressed,
Yaitu proses pembentukkan keramik, yang setelah bahan-bahan dicampur air, dilakukan
penggilingan. Setelah dijadikan powder (bubuk) dengan sistem spray drying, ditekan dalam
tekanan tinggi pada cetakan.
Menurut permukaan keramik dapat dibedakan menjadi:
· Glazed ceramic, yaitu keramik yang permukaannya dilapis glasir.
Unglazed ceramic, yaitu keramik yang permukaannya tidak dilapis glasir.
keramik berglasir
·
Sedangkan menurut proses pembakarannya keramik dibedakan menjadi:
Single firing,
Yaitu proses dimana keramik dicetak lalu diberi lapisan glasir atau dekoras, lalu dibakar
untuk menjadi produk akhir (finished good).
Double firing,
Yaitu proses keramik yang dicetak lalu dibakar, kemudian diberi lapisan glasir, dibakar
kembali pada temperatur lebih rendah.
3. UBIN KERAMIK
Ubin lantai keramik dalam bahasan ini adalah ubin yang dibuat dari bahan baku
keramik tunggal atau campuran, dibakar pada suhu tinggi, mempunyai tebal antara
0,70 - 2,00 cm berpermukaan keras, rata atau bertekstur, berglasir atau tidak
berglasir dan digunakan untuk lantai atau melapisi lantai.
Secara umum, berdasarkan klasifikasi cara pembuatannya, lantai keramik atau yang
biasa disebut ubin keramik tergolong dalam keramik tradisional. Klasifikasi ini didasarkan
kepada cara pembuatannya yang masih menggunakan bahan-bahan trdisional dan cara
yang masih analog. Walaupun demikian tidak dipungkiri dengan pesatnya perkembangan
bahan konstruksi, saat ini mulai dikembangkan pembuatan ubin keramik dengan cara
modern dan dengan campuran bahan kimia yang modern pula.
Secara khusus, ubin lantai juga memiliki klasifikasi yang digunakan oleh para ahli
untuk memilih ubin keramik mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Berikut kami
jelaskan klasifikasi keramik lantai (ubin keramik) menurut badannya dan daya tahan
geseknya.
2. Pressure Casting. Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan
diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik
yang berbentuk seperti cetakan.
3. Injection Molding. Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan
rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas
masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai
dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian
keramik dipisahkan.
Sedangkan, beberapa kesulitan atau kelemahan yang ditemui dari ubin keramik antara
lain:
· Mahal
Harga untuk keramik lantai per meter persegi berkisar Rp 40.000,- sampai Rp 50.000,-.
· Keahlian khusus
Untuk memasang keramik pada lantai, diperlukan keahlian khusus. Pemasangan perlu
ketelitian dan keahlian dalam pengerjaannya agar keramik dapat terpasang lurus dan
rata. Hal ini juga mengakibatkan biaya yang Anda keluarkan untuk tukang lebih banyak
karena waktu yang dibutuhkan lebih lama.
8. Cara Memilih Keramik Lantai Yang Baik
a. Perhatikan peruntukan ruang
Kebutuhan keramik lantai untuk ruang publik dan non publik berbeda menurut
karakternya. Ruang publik merupakan area yang paling banyak dipergunakan, sehingga
ruang ini membutuhkan keramik lantai yang memiliki durabilitas tinggi. Sementara itu
untuk non publik (ruang privat dan semi privat) dapat dipilih keramik yang memiliki
durabilitas lebih rendah.
Selain menurut fungsi publik dan non publik, pemilihan keramik lantai juga dapat
didasarkan dari fungsi ruangan dan keberadaannya. Untuk area eksterior yang lebih
sering terkena air, pilihkan keramik lantai yang memiliki permukaan tak licin ketika
terkena air. Beberapa cirinya adalah: permukaannya cenderung agak kasar, atau
memiliki butiran-butiran halus mirip karet pada permukaannya. Selain cocok untuk
eksterior, keramik lantai seperti ini juga dapat dipergunakan untuk area kamar mandi,
dapur, atau tangga.
Keramik lantai berkualitas biasanya memiliki tingkat kekuatan lebih, dalam arti tidak
mudah pecah, patah, tergores, dan tidak mudah ternoda. Ketika diproduksi, keramik
seperti ini rata-rata memiliki kadar air rendah karena telah melewati proses
pembakaran pada suhu tinggi hingga 1.230ºC.
Kadar absorsi juga menjadi poin penting untuk menentukan kualitas keramik lantai.
Semakin kecil kadar absorsi (Water Absorption [WA]), semakin baik kualitas
keramik.Sebagai gambaran saja, granit alami memiliki nilai WA 5%, keramik biasa,
kadar WA-nya mencapai 7%. Dan, keramik berkualitas tinggi (misalnya yang terbuat
dari campuran granit dan pasir silika) memiliki kadar WA 0.05%. Keramik yang
demikian ini disebut-sebut lebih tak mudah patah dan tak mudah tergores.
c. 3. Kualitas permukaan
Permukaan keramik memiliki beragam motif dan finishing. Motif lebih berhubungan
dengan faktor desain ruangan, sehingga untuk memilih motif ini tak ada ukuran
pastinya. Jawabannya terpulang ke selera dan kebutuhan akan desain itu sendiri.
Di sisi lain, kualitas finishinglah yang menjadi lebih penting. Pewarnaan yang
sempurna membuat warna dan motif keramik menjadi lebih matang. Proses finishing
keramik dapat berlangsung berulang-ulang sesuai kebutuhan. Rata-rata, proses ini ikut
menentukan tingkat kekuatan permukaan keramik. Misalnya dalam hal ketahanan akan
goresan. Proses finishing yang sempurna dapat menghasilkan keramik dengan usia
pakai permukaannya hingga 5 tahun lebih.
http://jivoria.blogspot.com/2011/10/ubin-keramik-keramik-lantai.html
KERAMIK
Disusun Oleh : Danang Bagus f