ARTIKEL
OLEH
SURIYATI DJAKARIA
NIM. 911 411069
Kabupaten Gorontalo
Suriyati Djakaria. 2015. “Pengaruh Etos Kerja Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa di
SMA Muhammadiyah Tolangohula Desa Suka Makmur Kecamatan Tolangohula Kabupaten
Gorontalo.” Skripsi.Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah Bimbingan Dra.Hj.Salma
Bowtha M.Pd selaku Pembimbing I dan Frahmawati Bumulo, SE, M.Si selaku pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh etos kerja guru terhadap
aktivitas belajar siswa di SMA Muhammadiyah tolangohula desa suka makmur kecamatan
tolangohula kabupaten gorontalo.
Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh etos kerja guru terhadap aktivitas belajar siswa di
SMA Muhammadiyah Tolangohula. Dari analisis diperoleh persamaan regresi antara etos kerja guru
dengan aktivitas belajar siswa adalahsetiap kenaikan satu skor etos kerja guru akan diikuti oleh
kenaikan skor aktivitas belajar siswa sebesar 0,433 unit pada konstanta 11,854. Dengan kata lain
makin tinggi tingkat etos kerja guru, makin tinggiaktivitas belajar siswa. Setelah itu dilakukan
pengujian hipotesis, yakni pengujian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai nilai atau 3,11 > 1,70, maka ditolak
( , yang berarti etos kerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas belajar
siswa di SMA Muhammadiyah Tolangohula.
1
Suriyati Djakaria .Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri
Gorontalo.
2
Dra. Hj. Salma Bowtha, M.PdDosen Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Negeri Gorontalo.
3
Frahmawati Bumulo, SE, M.Si Dosen Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri
Gorontalo.
Pendahuluan
peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Guru harus mampu melaksanakan
seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu. Atau latar belakang keluarga, status
4. Menjunjung tinggi perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai-
pendidikan antara lain guru, siswa, sarana prasarana, lingkungan pendidikan dan
kurikulum. Dari berbagai faktor tersebut, guru dalam proses pembelajaran di sekolah
keberhasilan pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini guru yang dimaksud sebagai
penentu keberhasilan pendidikan adalah guru yang mempunyai etos kerja yang
tinggi, memiliki semangat jiwa dan niat yang baik untuk peserta didik dalam
sehingga terciptalah iklim yang sehat, rasa persaudaraan yang erat dan rasa
tentram dalam melaksanakan tugas. Apabila etos kerja guru telah tumbuh maka
Etos kerja guru yang dimaksud yaitu etos kerja guru dalam proses
pembelajaran, yang menyangkut tentang kondisi internal seperti disiplin kerja, sikap
harus melakukan aktivitas belajar. Tanpa aktivitas siswa tidak mungkin mengalami
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tidak akan terjadi jika pembelajaran
bersifat verbalistis, akan tetapi siswa harus diberikan kesempatan untuk melakukan
pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar,
mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-
yang di dalamnya juga terdapat kegiatan membaca, menulis, mendengar, dan lisan.
Dalam penelitian ini digunakan tiga indikator, yaitu disiplin kerja , kerja keras,
dan tanggung jawab. Untuk mengetahui pengaruh etos kerja guru terhadap aktivitas
Calon peneliti melaksanakan survei pada tanggal (20 Januari 2015) pada
Kabupaten Gorontalo, menemukan bahwa disiplin kerja guru yang masih kurang
efektif karena masih ada sebagian guru yang datang terlambat kesekolah pada jam
pelajaran, tentu hal ini berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Kerja keras
guru yang belum nampak, ada sebagian siswa yang sering tidak mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, beberapa siswa sering bolos, kurang aktif bertanya, dan
tanggung jawab yang dimiliki oleh guru, terkadang guru pada waktu jam pelajaran
memberikan buku atau materi untuk dicatat, jelas hal ini sangat berpengaruh
berakibat fatal di dalam pembinaan sikap mental dan pengetahuan siswa terutama
aktivitasnya dalam belajar apabila tidak ditunjang oleh etos kerja guru yang tinggi.
yang harus dilakukan baik oleh guru sebagai pengajar maupun oleh siswa sebagai
pelajar. Mengingat setiap lembaga pendidikan formal mempunyai tujuan yang jelas
sebagai mana yang telah dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Kata etos berasal dari bahasa Yunani ethos yang mempunyai arti sebagai
sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan tertentu. Dari kata etos terambil
pula kata etika dan etis yang hampir mendekati kepada makna ahlak atau nilai-nilai
yang berkaitan dengan baik-buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung
gairah atau semangat yang kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih
baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sempurna (Syarif
Hidayatullah, 2010).
seseorang untuk berbuat kebaikan dalam kehidupan di atas dunia ini. Sedangkan
kata ethos dalam bahasa indonesia ternyata juga cukup banyak dipakai misalnya
dalam kombinasi etos kerja, etos profesi, etos imalinasi, etos didikasi, dan etos
Sejalan dengan itu bahwa yang dimaksud dengan etos kerja adalah norma-
norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek
yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan
diterapkan dalam kehidupan kekayaan para anggota suatu organisasi. Selani itu
juga bahwa Etos kerja adalah daya dorong bagi pendisiplinan jajaran kerja. Dasar
bagi gagasannya adalah bahwa fator-faktor yang memenuhi kebutuhan orang akan
pertumbuhan psikologis, khususnya tanggung jawab dan etos kerja untuk mencapai
Surya dalam Abdul Haris (2014) mengatakan bahwa etos kerja lebih merujuk
kepada kualitas kepribadian yang tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam
sebagai suatu kondisi internal, etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain:
(1) disiplin kerja, (2) sikap terhadap pekerjaan, (3) kebiasaan-kebiasaan kerja, (4)
kerjakeras, (5) dedikasi dan loyalitas, (6) tanggung jawab, dan (7) mempunyai
Etos kerja guru yang tinggi akan banyak menentukan keberhasilan usaha dan
“etos kerja merupakan pandangan dan sikap seseorang dalam menilai apa arti kerja
Soebagio dalam Admowirio dalam Michio (2012) secara lebih spesifik menjelaskan
pengertian etos kerja sebagai berikut : “Etos kerja adalah landasan untuk
pada batasan tersebut, maka etos kerja guru dalam menjalankan tugasnya
disekolah. Dalam hal ini etos kerja guru dipandang dari segi pelaksanaan tugas-
tugas profesionalisme.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa etos kerja guru
lima indikator etos kerja guru,mengenai disiplin kerja, sikap terhadap pekerjaan,
disiplin kerja adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manajemen baik
perusahaan, instansi pemerintah ataupun swasta agar para pegawai dapat bekerja
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga kinerja mereka sesuai dengan yang
diharapkan dan bisa mencapai tujuan dari perusahaan. 2. kerja keras adalahbekerja
menyerah, untuk mencapai hasil terbaik, terlalu fokus pada pekerjaan, hingga tak
punya waktu dan energi lagi untuk melakukan kegiatan yang lain. 3. tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata
kerja aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja atau belajar dengan
prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya
Santosa 2013)
terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,
merupakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak
ada ruang waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar,
dan itu berarti pula bahwa belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena
perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti
(Anurrahman 2011:33).
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal
yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek yaitu
dari siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa
mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut
dihimpundalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai
dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-
data dalam
(Gilang, 2012).
Sudjana (2005:105) aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur
yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus
dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik
(Gilang, 2012).
mengambil lima indikator aktivitas belajar siswa yang akan di uji dalam
penelitian ini
Kerangka Pikir
meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas sesuai dengan tujuan
etos kerja guru terhadap aktivitas belajar siswa. Agar nantinya hal ini dapat
memberikan pembelajaran kepada siswa, kurangnya etos kerja guru, dan masih
lemahnya aktivitas belajar siswa yang baik tentunya hal ini betul-betul dapat
- kegiatan menulis
- kegiatan menggambar
- kegiatan lisan
Pembahasan
penelitian yaitu terdapat pengaruh etos kerja guru terhadap aktivitas belajar siswa di
etos kerja guru dengan aktivitas belajar siswa adalahsetiap kenaikan satu skor etos
kerja guru akan diikuti oleh kenaikan skor aktivitas belajar siswa sebesar 0,433 unit
pada konstanta 11,854. Dengan kata lain makin tinggi tingkat etos kerja guru, makin
Etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain: (1) disiplin kerja; (2)
sikap terhadap pekerjaan; (3) kebiasaan-kebiasaan kerja; (4) kerja keras; (5)
dedikasi dan loyalitas; (6) tanggung jawab; dan (7) mempunyai pemahaman yang
kuat tentang pembelajaran. (Abdul Haris, 2014). Sedangkan salah satu yang
2013) adalah sikap, dimana dalam hal ini sikap yang dimaksud adalah respon positif
Sikap positif siswa terhadap guru tidak akan terbentuk tanpa adanya sifat
positif guru itu sendiri, dimana dengan lebih meningkatkan etos kerja tersebut akan
berdampak pada proses pembelajaran, dimana siswa akan lebih aktif dalam
menanggapi materi yang diajarkan. Dikarenakan pentingnya etos kerja guru, maka
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa etos kerja guru berpengaruh
dengan aktivitas belajar siswa adalahsetiap kenaikan satu skor etos kerja guru akan
diikuti oleh kenaikan skor aktivitas belajar siswa. Dengan kata lain makin tinggi
tingkat etos kerja guru, makin tinggiaktivitas belajar siswa. Setelah itu dilakukan
pengujian hipotesis, yakni pengujian terhadap koefisien regresi dengan
> 1,70, maka ditolak ( , yang berarti etos kerja guru berpengaruh
Tolangohula.Etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain: (1) disiplin kerja;
(2) sikap terhadap pekerjaan; (3) kebiasaan-kebiasaan kerja; (4) kerja keras; (5)
dedikasi dan loyalitas; (6) tanggung jawab; dan (7) mempunyai pemahaman yang
kuat tentang pembelajaran. (Abdul Haris, 2014). Sedangkan salah satu yang
2013) adalah sikap, dimana dalam hal ini sikap yang dimaksud adalah respon positif
Sikap positif siswa terhadap guru tidak akan terbentuk tanpa adanya sifat
positif guru itu sendiri, dimana dengan lebih meningkatkan etos kerja tersebut akan
berdampak pada proses pembelajaran, dimana siswa akan lebih aktif dalam
menanggapi materi yang diajarkan. Dikarenakan pentingnya etos kerja guru, maka
Saran
berikut.
aktivitas belajarnya, hal ini agar guru dapat secara aktif melakukan proses
belajar- mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahmat. (2014). Pengantar pendidikan. Teori, konsef, dan aplikasi. Katalok
Abdul Haris. (2014). Peran Etos Kerja Guru Dalam Meningkatkan Kinerja Guru.
Tesis Skripsi.
http://banjirembun.blogspot.com/2013/09/pengertian-aktivitas-belajar.html.
Diakses 2015-3.
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/aktivitas-belajar-siswa.html.
Diakses 2015-3.
http://gprtm007.blogspot.com/2012/11/aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor.html.
Diakses 2015-3.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta.
Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Cet. III;
Jakarta: 1996.
Syarif Hidayatullah. (2010). Etos Kerja Dan Profesionalisme Guru. UIN Jakarta.
Wahyu Rishandi. (2012). Etos Kerja Guru Pengaruhnya Terhadap Ativitas Belajar