RISIKO AUDIT
1. RISIKO INHEREN
a. Kemungkinan kerusakan aset tetap (VA)
b. Kesalahan klasifikasi aset tetap/ milik sendiri atau leasing (RO)
c. Kompleksitas terkait metode penilaian dan valuasi / penyusutan (VA)
Risiko EO/keberadaan dan keterjadian tergolong kecil karena aset tetap bersifat
tidak mudah dicuri.
2. RISIKO DETEKSI
a. Risiko analitis akan gagal mendeteksi kesalahan yang material.
Kesalahan waktu pengakuan dan depresiasi dari pembelian aset tetap secara
cicilan.
b. Kelayakan beban penyusutan, termasuk kebijakan mengenai kapitalisasi atau
membebankan aktiva tetap sebagai beban melalui beban perbaikan dan
pemeliharaan.
3. RISIKO PENGENDALIAN
a. Perlakuan akuntansi untuk akuisisi aset tetap.
b. Penghitungan penyusutan yang terlalu besar.
PROSEDUR SUBSTANTIF
Prosedur • Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan.
Awal • Mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh pada tahap audit
berikutnya.
• Mendapatkan skedul aset tetap yang disiapkan klien dan menentukan
1
bahwa hal itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar
yang disiapkan darinya dengan:
a. Melakukan footing dan crossfooting dengan saldo buku
pembantu dan buku besar yang berkaitan.
b. Menguji kecocokan pos-pos dalam skedul dengan ayat jurnal
dalam akun buku besar yang berkaitan (scanning)
Prosedur • Rasio:
Analitis a. Fixed asset turnover
b. Repair expense to net sales
Jika rasio ini meningkat maka aset tetap dalam kondisi usang
karena biaya perbaikan yang besar tidak diimbangi peningkatan
penjualan.
c. Total asset turnover
d. Return on total asset.
e. Depreciation expense to PPE.
2
RO • Untuk penambahan dan pengurangan aset tetap, periksa otorisasi
pihak yg berwenang melalui dokumen notulen rapat direksi.
• Memeriksa dokumen kontrak dan hak kepemilikan aset tetap.
Notes:
EO Existence/Occurence
C Completeness (& cut-off)
RO Right & Obligation
VA Valuation & Allocation
PD Presentation & Disclosure
JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Beban penyusutan terlalu besar
Accumulated depreciation XXX
Depreciation expense XXX
b. Salah penggolongan aset tetap leasing.
Mesin Pabrik – Leasing XXX
Mesin Pabrik XXX
c. Kapitalisasi beban repair and maintenance yang menambah umur atau produksi aset
tetap.
Mesin Pabrik XXX
Repair & Maintenance expense XXX
3
Transaksi hutang jangka panjang : Transaksi ekuitas pemegang saham:
• Obligasi, hipotek, wesel, dan • Saham preferen
hutang pinjaman. • Saham biasa
• Premi (diskonto) obligasi • Treasury stock
• Hutang bunga • Modal disetor
• Beban bunga • Laba ditahan
• Keuntungan (kerugian) atas • Dividen
penarikan obligasi. • Hutang dividen
RISIKO AUDIT
1. Risiko Inheren
• Risiko inheren rendah untuk transaksi pendanaan karena jumlah transaksi yang tidak
banyak.
2. Risiko Deteksi
• Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transakasi hutang jangka
panjang, maka resiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang
berkaitan, kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi.
• Kewajiban yang belum dicatat.
• Penghitungan amortisasi diskonto atau premi obligasi.
3. Risiko Pengendalian
• Pentingnya subsidiary ledger terkait akun Utang Obligasi dan Modal Saham yang
disiapkan oleh klien atau agen sekuritas terkait.
• Fungsi dan control yang berpotensi memiliki risiko:
a. Mengotorisasi obligasi dan modal saham
b. Menerbitkan oblogasi dan saham
c. Membayar obligasi dan deviden tunai
d. Penarikan dan reakuisisi obligasi serta modal saham
e. Pencatatan transaksi pembiayaan
4
Awal • Menelusuri saldo awal akun hutang jangka panjang ke kertas
kerja yang tahun sebelumnya.
• Mendapatkan skedul yang disiapkan klien dan menentukan bahwa
hal itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang
disiapkan darinya dengan:
c. Melakukan footing dan crossfooting dengan saldo buku
pembantu dan buku besar yang berkaitan.
d. Menguji kecocokan pos-pos dalam skedul dengan ayat jurnal
dalam akun buku besar yang berkaitan.
EO • Vouching ayat jurnal dalam akun hutang jangka panjang dan akun-
akun lapran laba-rugi yang berkaitan.
• Konfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian
obligasi
JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Pencatatan obligasi
5
Cash XXX
Bond Payable XXX
b. Pembebanan dan pembayaran bunga
Interest expense XXX
Bond payable (premium) XXX
Interest payable XXX
Bond Payable (discount) XXX
c. Pelunasan obligas
Bond payable XXX
Cash XXX
Prosedur
Analitis
EO • Konfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer.
• Memeriksa bukti sertifikat saham
C • Memeriksa sertifikat saham yang di tahan sebagai treasury stock
RO • Review akte pendirian dan anggaran rumah tangga.
• Review otorisasi dan persyaratan penerbitan saham
VA
PD • Review pengungkapan atas informasi modal saham seperti
6
besarnya proporsi kepemilikan dan harga pasar saham per lembar
pada tanggal neraca.
JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Pembelian saham treasury
Treasury stock XXX
Cash XXX
b. Stock splt
(no entry - pengungkapan di CALK)
c. Pengumuman dan pembayaran dividen.
Cash dividend XXX
Dividend payable XXX
Dividend payable XXX
Cash XXX
CHAPTER 18
AUDIT SIKLUS INVESTASI (INVESTMENT) DAN KAS
7
SIKLUS INVESTASI
RISIKO AUDIT
1. RISIKO INHEREN
Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi
investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang
mudah untuk dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit.
2. RISIKO CONTROL
Berkaitan dengan asersi Right and Obligation, wewenang dan tanggung jawab atas
transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat perusahaan seperti bendahara.
3. RISIKO DETEKSI
Kesulitan dalam penentuan nilai wajar dan ketepatan klasifikasi transaksi.
CONTROL ACTIVITIES
Dokumen audit siklus investing
1. Advice dari broker
Dokumen utama pendukung pencatatan transaksi sekuritas.
2. Pernyataan/statement broker
Laporan periode/ikhtisar atas kumpulan transaksi-transaksi sekuritas.
3. Kontrak obligasi
4. Sertifikat saham
8
JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Kesalahan pencatatan investasi secara cost-method (< 20%) dan equity method (> 20
%) terhadap penyesuaian harga pasar.
Cost method:
Securities Fair Value Adjustment XXX
Unrealized holding gain XXX
Equty method:
(no entry)
SIKLUS KAS
RISIKO AUDIT
1. RISIKO INHEREN
9
• Risiko inheren tinggi sebab transaksi yang menggunakan kas relatif sangat
banyak di setiap perusahaan.
• Kas mudah dicuri dan disalahgunakan pengeluaran dan pemasukannya.
2. RISIKO CONTROL
3. RISIKO DETEKSI
EO
C
RO
VA
PD
Pengujian Rinci 4. Lakukan uji pisah batas kas:
Transaksi a. Periksa apakah kas masuk yang diterima pada hari terkahir tahun fiscal
10
sudah masuk dalam hitungan kas di tangan atau deposits in transit dan tidak
ada penerimaan kas pada hari-hari berikutnya yang tercampur.
b. Review dokumen-dokumen seperti ikhtisar kas harian, salinan slip deposit,
dan statement bank pada beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal akhir
tahun untuk menentukan cutoff yang tepat.
c. Periksa cek terakhir yang diterbitkan dan dikirimkan pada hari efektif kerja
terakhir dalam tahun fiscal dan lakukan tracing ke jurnal untuk menentukan
keakuratan cutoff untuk pengeluaran kas.
d. Bandingkan tanggal pada cek yang sudah diterbitkan untuk beberapa hari
sebelum dan sesudah tanggal akhir tahun dengan tanggal pencatatan
penerbitan cek untuk menentukan keabsahan cutoff.
5. Lakukan tracing untuk transfer bank beberapa hari sebelum dan sesudah
tanggal akhir tahun untuk menentukan bahwa masing-masing transfer sudah
tercatat dengan benar sebagai sebuah pencairan/pengeluaran dan sebuah
penerimaan dalam periode akuntansi yang sama dan direfleksikan dengan
semestinya dalam rekonsiliasi bank.
6. Buat pemeriksaan dan pembuktian kas untuk tiap-tiap rekening yang belum
direkonsiliasi oleh entitas untuk menghindari tingginya risiko adanya
kecurangan
Pengujian Rinci 7. Hitung kas ditangan yang belum disetorkan ke bank dan tentukan bahwa
Saldo jumlah nya sudah termsuk dalam saldo kas berjalan.
8. Konfirmasi kepada bank terkait saldo setoran dan pinjaman.
9. Konfirmasi kepada bank atas perjanjian tertentu seperti kredit, saldo minimum,
dan pinjaman berjaminan.
10. Meminta, memeriksa, mereview dan membuat rekonsiliasi bank yang benar
11. Minta dan gunakan statement cutoff bank untuk memverifikasi item-item pada
rekonsiliasi bank, temukan apakah ada cek yang belum tercatat namun sudah
di-kliring dan cari bukti audit terkait window dressing.
12. Bandingkan pengungkapan pada laporan dengan PSAK.
a. Pastikan bahwa saldo kas sudah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
benar dalam laporan keuangan
b. Patikan rekening koran direklasifikasikan ke dalam liabilities
c. Menanyakan kepada manajemen, review korespondensi dengan bank, dan
review notulen RUPS untuk menentukan hal-hal yang perlu diungkap
seperti batas kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo minimum, atau
peraturan lain terkait saldo kas
11
d. Evaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan untuk kas dalam draf
laporan keuangan untuk memastikan ketepatannya dengan PSAK pelaporan
keuangan.
e. Baca pengungkapan-pengungkapan dalam laporan keuangan dan evaluasi
mandiri pengklasifikasiannya serta understandabilitynya.
Lapping
Penyalahgunaan penerimaan kas oleh karyawan baik untuk sementara atau permanen
dengan cara karyawan menggelapkan penerimaan kas dari seorang pelanggan kemudian
menggunakan penerimaan kas berikutnya untuk menutupi penyalahgunaan tersebut.
Kitting
Tindakan karyawan yang dengan sengaja mencatat transfer bank sebagai deposit pada
akun bank penerima tetapi tidak mencatat pengurangan kas pada akun bank yang ditarik
sehingga timbul kelebihan kas.
12
13
CHAPTER 19
PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Menyelesaikan Pekerjaan
Lapangan
▪ Jenis Peristiwa
Peristiwa atau transaksi di atas dikenal sebagai peristiwa kemudian. Berikut adalah
dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
a) Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan
laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan.
b) Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut
memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat
material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.
Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat, Penerbitan obligasi jangka panjang atau
seperti piutang usaha dan persediaan pada saham preferen atau saham biasa.
jumlah yang berbeda dari yang dicatat. Pembelian suatu perusahaan.
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir tahun Kerugian dari bencana akibat kebakaran atau
yang dicatat, seperti perkara pengadilan atau banjir.
litigasi dan jaminan produk pada jumlah
15
yang berbeda dari yang dicatat.
Sebagai contoh kasus, salah satu perusahaan debimr klien dinyatakan bangkrut pada
tanggal 13 Februari 1994, yang pada Saat tanggal neraca per 31 Desember 1993 belum
dìmasukkan dalam estimasì piutang yang tidak dapat tertagìh. Kebangkrutan Salah satu
debitur klien tersebut mengandung unsur ketidak-pastian dalam laporan keuangan yang
diaudit, yang oleh karenanya klien perlu meminta adjustment terhadap kemungkínan rugì
yang akan dideritanya tersebut. Lain halnya apabila setelah tanggal neraca, diketahui
adanya suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan atau kerugian luar biasa yang
disebabkan kebakaran, atau bencana alam. Maka terhadap kejadian tersebut diperlukan
adanya pengungkapan dalam bentuk catatan kaki.
16
• Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite
lainnya yang sesuai.
• Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
• Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai peristiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
• Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
17
• Meminta klien mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan.
Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna
memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Misal :
informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah
pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan
dalam kertas kerja.
▪ Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang :
a) Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b) Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c) Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d) Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
▪ Surat Pertanyaan Audit
AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang
LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen
kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.
▪ Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor
18
Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat :
a) Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b) Masalah yang dihadapi adalah tidak material
20
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan
standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan
pemberian pendapat.
B. MENGEVALUASI TEMUAN
Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi temuan- temuan:
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit. Untuk mencapai tujuan ini,
auditor menyelesaikan langkah- langkah berikut:
❖ Membuat penilaian akhir atau materialitas dan risiko audit.
❖ Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar mengenai kemapuan entitas untuk
memperthakankan kelajutan usahanya (going concern).
❖ Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
❖ Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.
❖ Melakukan review akhir atas kertas kerja.
21
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses
ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun
yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat
mencakup komponen berikut :
a) Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantive atas rincian transaksi dan saldo
b) Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling
audit
c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya,
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin , sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut
sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang
mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi
selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam
merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah
saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang
material juga meningkat.
Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a) Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b) Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko
salah saji yang material
22
diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi
operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa.
Auditor bisanya mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial mengenai
kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya. Jika auditor merasa yakin
bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :
a) Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh
kondisi atau peristiwa tersebut
b) Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif
c) Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode
waktu yang layak
d) Menyertakan suatu paragraf penjelasan
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap
harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
a) Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang
substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama periode waktu yang layak.
b) Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
c) Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi- kondisi dan peristiwa itu serta
setiap factor yang dapat mengurangi.
d) Kemungkinan penghentian operasi.
e) Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan).
f) Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlah
atau klasifikasi kewajiban.
Jika, setelah mempertimbangkan kondisi- kondisi yang diidentifikasi dan rencana
manajemen, auditor menyimpulkan bahwa ada keraguan yang substansial mengenai
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usaha selama periode waktu terisisa
yang layak, maka laoran audit biasanya berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraph penjelasan tentang ketidakpastian (sesudah paragraph pendapat) untuk
mencerminkan kesimpulan itu.
24
Mereview kertas kerja yang direview oleh auditor
Manajer senior dan mereview beberapa atau semua kertas kerja
yang direview oleh oleh auditor
Partner yang bertanggung jawab Mereview kertas kerja yang disiapkan oleh manajer dan
terhadap penugasan mereview kertas kerja lainnya atas dasar selektif
Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit yaitu :
Review yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap apabila :
a) Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
b) Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
c) Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing. Dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
d) GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah di
penuhi.
Beberapa kantor akuntan mewajibkan suatu review independen “dingin” (atau kedua)
atas kertas kerja oleh seorang partner yang tidak berpartisipasi dalam audit. Review tersebut
diharuskan dalam audit atas perusahaan yang terdaftar pada SEC.
CHAPTER 21
AUDIT INTERNAL, OPERASIONAL, DAN PEMERINTAH
A. AUDITING INTERNAL
Definisi
Auditing internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang
independent dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki
operasi organisasi.
25
Hubungan dengan Auditor Eksternal
Gelar sertifikasi Certified Internal Auditor (CIA) Certified Public Accountant (CPA)
Lisensi untuk
Tidak harus Harus ada
praktik
Tanggung jawab
Kepada dewan komisaris Kepada pihak ketiga
utama
Ruang lingkung Semua aktivitas dalam suatu
Terutama laporan keuangan
audit organisasi
B. AUDITING OPERASIONAL
Definisi Auditing Operasional
Auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas,
efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen
serta melaporkan kepada orang orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut berserta
rekomendasi perbaikan.
26
▪ Mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang
permasalahan tertentu
▪ Menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi tren atau hubungan yang
tidak biasa
▪ Melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau
menjernihkan pemahaman auditor tentang masalah yang ada
b. Merencanakan Audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun efisiensi
audit operasional.
c. Melaksanakan Audit
Selama melaksanakan audit, auditoe secara ekstensif harus mencari fakta-fakta yang
berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee
d. Melaporkan Temuan
Produk akhir dari audit adalah laporan audit yang harus memuat:
▪ Suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit
▪ Uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
▪ Ikhtisar temuan-temuan
▪ Rekomendasi perbaikan
▪ Komentar auditee
Dikirimkan kepada manajemen senior dan kepala komite audit.
C. AUDIT PEMERINTAHAN
Auditing pemerintahan mencakup semua audit yang dilakukan oleh badan audit
pemerintah serta semua audit atas organisasi pemerintahan.
27
Jenis-jenis Audit Pemerintah
Dua jenis audit pemerintah diidentifikasi dalam governmental auditing standards:
a) Audit keuangan
▪ Audit atas laporan keuangan
▪ Audit terkait yang bersifat keuangan
b) Audit kinerja
▪ Audit kehematan dan efisiensi
▪ Audit program
28
UAS 2014
1. MAC
Internal control dalam kondisi yang memadai.
Prosedur substantif:
• Tracing transfer bank, memeriksa bukti transfer ke jurnal dan laporan keuangan.
Asersi: C dan EO
• Melakukan cut-off bank statement (sudah)
Pisah batas untuk saldo bank
29
• Melakukan cut-off kas (sudah)
Pisah batas untuk saldo kas
• KAP tidak bisa mengeluarkan opini pada penugasan kompilasi laporan keuangan,
karena jasa kompilasi adalah jasa non-assurance.
UAS 2013
1. Edie Company
1. Menjual aset dibawah harga Net Realizable Value.
1--subsequent event during the subsequent event period requiring adjustment.
2. 1--subsequent event during the subsequent event period requiring adjustment.
3. 2--subsequent event during the subsequent event period requiring disclosure.
4. 2--subsequent event during the subsequent event period requiring disclosure
5. 1--subsequent event during the subsequent event period requiring adjustment.
30
6. 4--subsequent event occurring after field work but before issuance of report.
7. 4--subsequent event occurring after field work but before issuance of report.
8. 5--postaudit discovery of facts existing at date of report.
The date field work is completed is not specifically given. This answer is
based on the customary practice of dating the audit report as of the end of field
work (i.e., February 26).
b. For categories (1) and (2) the auditor has the responsibility for identifying and
evaluating subsequent events up to the date of the auditor's report. In
discharging this responsibility, the auditor should be alert for subsequent
events in performing substantive tests, and also perform specific auditing
procedures at or near the completion of field work.
For categories (3) and (4), the auditor has no responsibility to make inquiry or
to perform any auditing procedures during this time period to discover
subsequent events. However, if knowledge of such an event comes to the
auditor's attention, he or she should determine whether the event requires
adjustment of or disclosure in the financial statements.
For category (5), the auditor has no responsibility for their discovery.
However, if the auditor becomes aware of such facts and the facts may have
affected the report that was issued, the auditor is required to ascertain the
reliability of the information.
2. Flowmeter Inc.
Tipe Prosedur Audit Penyesuaian dan pengungkapan
1 • Uji cut-off Retained earning
• Tracing, Acc. Payable
Mencocokan laporan penerimaan dengan
faktur pembelian.
1 Bertanya kepada kuasa hukum klien untuk Retained earning
penyelesaian litigation Hutang Contingency
2 Membaca notulen direksi, komite, dan Diungkapkan pada catatan kaki
pemegang saham. laporan keuangan.
Jika nilainya material maka
dilaporkan pada laporan auditor
sebagai paragrap penjelas.
32
2 Bertanyan ke manajemen dan observasi Diungkapkan pada catatan kaki
langsung. laporan keuangan.
Jika nilainya material maka
dilaporkan pada laporan auditor
sebagai paragrap penjelas.
2 Membaca notulen direksi, komite, dan Diungkapkan pada catatan kaki
pemegang saham. laporan keuangan.
Jika nilainya material maka
dilaporkan pada laporan auditor
sebagai paragrap penjelas.
3. Ann Martin
a. Sifat kompilasi:
• KAP menyusunkan laporan keuangan berdasarkan data dari manajemen.\
• KAP tidak perlu memverifikasi kebenaran data yang disediakan oleh manajemen.
• Klien boleh meminta jasa akuntansi yang lain selama perjanjian kompilasi.
Keterbatasan:
Penugasan kompilasi tidak mengeluarkan opin.
b. Laporan kompilasi
c. Negative assurance, tidak ada bukti yang membuat akuntan publik meragukan asersi
manajemen.
Before issuing a report, the accountant should read the compiled statements to determine
that they are appropriate in form and free from obvious material misstatements. A
compilation service cannot result in any expression of assurance on the financial
statements.
33
A compilation is limited to presenting in the form of financial statements information that
is the representation of management [owners]. I [we] have not audited or reviewed the
accompanying financial statements and, accordingly, do not express an opinion or any
other form of assurance on them.
(Signature)
(Date)
c. In a review engagement, the auditor can give some assurance on the fairness of the
financial statements by stating that he or she is unaware of any material modifications that
should be made in the financial Statements for them to conform with GAAP.
d. An opinion cannot be given unless an audit of the financial statements has been made
in accordance with GAAS.
34