Anda di halaman 1dari 34

AUDIT ASET TETAP (INVESTING) DAN PENDANAAN (FINANCING)

SIKLUS ASET TETAP


Jenis transaksi audit siklus aset tetap:
a. Perolehan aset tetap
b. Disposal aset tetap
c. Biaya depresiasi
d. Biaya repair and maintenance

RISIKO AUDIT
1. RISIKO INHEREN
a. Kemungkinan kerusakan aset tetap (VA)
b. Kesalahan klasifikasi aset tetap/ milik sendiri atau leasing (RO)
c. Kompleksitas terkait metode penilaian dan valuasi / penyusutan (VA)
Risiko EO/keberadaan dan keterjadian tergolong kecil karena aset tetap bersifat
tidak mudah dicuri.
2. RISIKO DETEKSI
a. Risiko analitis akan gagal mendeteksi kesalahan yang material.
Kesalahan waktu pengakuan dan depresiasi dari pembelian aset tetap secara
cicilan.
b. Kelayakan beban penyusutan, termasuk kebijakan mengenai kapitalisasi atau
membebankan aktiva tetap sebagai beban melalui beban perbaikan dan
pemeliharaan.
3. RISIKO PENGENDALIAN
a. Perlakuan akuntansi untuk akuisisi aset tetap.
b. Penghitungan penyusutan yang terlalu besar.

PROSEDUR SUBSTANTIF
Prosedur • Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan.
Awal • Mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh pada tahap audit
berikutnya.
• Mendapatkan skedul aset tetap yang disiapkan klien dan menentukan

1
bahwa hal itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar
yang disiapkan darinya dengan:
a. Melakukan footing dan crossfooting dengan saldo buku
pembantu dan buku besar yang berkaitan.
b. Menguji kecocokan pos-pos dalam skedul dengan ayat jurnal
dalam akun buku besar yang berkaitan (scanning)

Prosedur • Rasio:
Analitis a. Fixed asset turnover
b. Repair expense to net sales
Jika rasio ini meningkat maka aset tetap dalam kondisi usang
karena biaya perbaikan yang besar tidak diimbangi peningkatan
penjualan.
c. Total asset turnover
d. Return on total asset.
e. Depreciation expense to PPE.

EO • Vouching penambahan aset tetap


Dokumen yang diperlukan berupa otorisasi dalam notulen rapat,
bukti pengeluaran kas, invoice, general ledger, dan bukti
penerimaan.
• Vouching pelepasan aset tetap.
Dokumen yang diperlukan bukti penerimaan kas atau slip setoran.
Hitung untung atau rugi penjualan aset tetap.
• Uji fisik atas penambahan aset tetap.

C • Telusuri/tracing pengeluaran kas yang berhubungan dengan


reparasi, instalasi, dsb apakah telah diposting pada akun yang tepat.
• Untuk disposisi, telusuri ke daftar aset tetap tahun lalu atau tahun
pembelian untuk mengetahui harga perolehan.
• Review kontrak perjanjian sewa untuk kepentingan leasing,
pastikan telah diposting pada akun yang tepat.

2
RO • Untuk penambahan dan pengurangan aset tetap, periksa otorisasi
pihak yg berwenang melalui dokumen notulen rapat direksi.
• Memeriksa dokumen kontrak dan hak kepemilikan aset tetap.

VA • Review penghitungan penyusutan aset tetap tahun ini dan


penghapusan akumulasi penyusutan aset tetap yang didisposisi.
• Periksa penghitungan penurunan nilai aktiva tetap.

PD • Review pengungkapan atas informasi aset tetap yang dijaminkan,


metode penyusutan, dan rate-nya.

Notes:
EO Existence/Occurence
C Completeness (& cut-off)
RO Right & Obligation
VA Valuation & Allocation
PD Presentation & Disclosure

JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Beban penyusutan terlalu besar
Accumulated depreciation XXX
Depreciation expense XXX
b. Salah penggolongan aset tetap leasing.
Mesin Pabrik – Leasing XXX
Mesin Pabrik XXX
c. Kapitalisasi beban repair and maintenance yang menambah umur atau produksi aset
tetap.
Mesin Pabrik XXX
Repair & Maintenance expense XXX

SIKLUS PENDANAAN (FINANCING)

3
Transaksi hutang jangka panjang : Transaksi ekuitas pemegang saham:
• Obligasi, hipotek, wesel, dan • Saham preferen
hutang pinjaman. • Saham biasa
• Premi (diskonto) obligasi • Treasury stock
• Hutang bunga • Modal disetor
• Beban bunga • Laba ditahan
• Keuntungan (kerugian) atas • Dividen
penarikan obligasi. • Hutang dividen

RISIKO AUDIT
1. Risiko Inheren
• Risiko inheren rendah untuk transaksi pendanaan karena jumlah transaksi yang tidak
banyak.
2. Risiko Deteksi
• Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transakasi hutang jangka
panjang, maka resiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang
berkaitan, kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi.
• Kewajiban yang belum dicatat.
• Penghitungan amortisasi diskonto atau premi obligasi.
3. Risiko Pengendalian
• Pentingnya subsidiary ledger terkait akun Utang Obligasi dan Modal Saham yang
disiapkan oleh klien atau agen sekuritas terkait.
• Fungsi dan control yang berpotensi memiliki risiko:
a. Mengotorisasi obligasi dan modal saham
b. Menerbitkan oblogasi dan saham
c. Membayar obligasi dan deviden tunai
d. Penarikan dan reakuisisi obligasi serta modal saham
e. Pencatatan transaksi pembiayaan

PROSEDUR SUBSTANTIF UTANG OBLIGASI


Prosedur • Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan.

4
Awal • Menelusuri saldo awal akun hutang jangka panjang ke kertas
kerja yang tahun sebelumnya.
• Mendapatkan skedul yang disiapkan klien dan menentukan bahwa
hal itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang
disiapkan darinya dengan:
c. Melakukan footing dan crossfooting dengan saldo buku
pembantu dan buku besar yang berkaitan.
d. Menguji kecocokan pos-pos dalam skedul dengan ayat jurnal
dalam akun buku besar yang berkaitan.

Prosedur • Menghitung rasio


Analitis • Menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi
berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, anggaran, industry, dan
data lainnya.

EO • Vouching ayat jurnal dalam akun hutang jangka panjang dan akun-
akun lapran laba-rugi yang berkaitan.
• Konfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian
obligasi

C • Tracing tiap transaksi terkait bunga akrual, pembayaran bunga, dan


pelunasan obligasi.

RO • Menilai otorisasi dan kontrak hutang jangka panjang

VA • Rekalkulasi beban bunga.

PD • Review pengungkapan atas informasi utang jangka panjang seperti


tingkat bunga, jatuh tempo, dan identitas krediturnya.

JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Pencatatan obligasi

5
Cash XXX
Bond Payable XXX
b. Pembebanan dan pembayaran bunga
Interest expense XXX
Bond payable (premium) XXX
Interest payable XXX
Bond Payable (discount) XXX
c. Pelunasan obligas
Bond payable XXX
Cash XXX

PROSEDUR SUBSTANTIF MODAL SAHAM


Prosedur • Menelusuri saldo awal akun modal saham ke kertas kerja yang tahun
Awal sebelumnya.
• Mendapatkan skedul yang disiapkan klien dan menentukan bahwa
hal itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang
disiapkan darinya dengan:
a. Melakukan footing dan crossfooting dengan saldo buku
pembantu dan buku besar yang berkaitan.
b. Menguji kecocokan pos-pos dalam skedul dengan ayat
jurnal dalam akun buku besar yang berkaitan.

Prosedur
Analitis
EO • Konfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer.
• Memeriksa bukti sertifikat saham
C • Memeriksa sertifikat saham yang di tahan sebagai treasury stock
RO • Review akte pendirian dan anggaran rumah tangga.
• Review otorisasi dan persyaratan penerbitan saham

VA
PD • Review pengungkapan atas informasi modal saham seperti

6
besarnya proporsi kepemilikan dan harga pasar saham per lembar
pada tanggal neraca.

JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Pembelian saham treasury
Treasury stock XXX
Cash XXX
b. Stock splt
(no entry - pengungkapan di CALK)
c. Pengumuman dan pembayaran dividen.
Cash dividend XXX
Dividend payable XXX
Dividend payable XXX
Cash XXX

CHAPTER 18
AUDIT SIKLUS INVESTASI (INVESTMENT) DAN KAS

7
SIKLUS INVESTASI
RISIKO AUDIT
1. RISIKO INHEREN
Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi
investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang
mudah untuk dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit.
2. RISIKO CONTROL
Berkaitan dengan asersi Right and Obligation, wewenang dan tanggung jawab atas
transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat perusahaan seperti bendahara.
3. RISIKO DETEKSI
Kesulitan dalam penentuan nilai wajar dan ketepatan klasifikasi transaksi.

CONTROL ACTIVITIES
Dokumen audit siklus investing
1. Advice dari broker
Dokumen utama pendukung pencatatan transaksi sekuritas.
2. Pernyataan/statement broker
Laporan periode/ikhtisar atas kumpulan transaksi-transaksi sekuritas.
3. Kontrak obligasi
4. Sertifikat saham

PROSEDUR SUBSTANTIF SIKLUS INVESTASI


Prosedur
Awal
Prosedur
Analitis
EO
C
RO
VA
PD

8
JURNAL-JURNAL PENYESUAIAN:
a. Kesalahan pencatatan investasi secara cost-method (< 20%) dan equity method (> 20
%) terhadap penyesuaian harga pasar.
Cost method:
Securities Fair Value Adjustment XXX
Unrealized holding gain XXX
Equty method:
(no entry)

b. Pencatatan saat mendapatkan laba operasi


Cost method:
(no entry)
Equty method:
Investment in PT.A XXX
Income from PT.A XXX

c. Pencatatan saat membagikan dividen


Cost method:
Cash XXX
Dividend revenue XXX
Equty method:
Cash XXX
Investment in PT.A XXX

d. Pencatatan saat menjual investasi (profit)


Cash XXX
Investment in PT.A XXX
Gain on sale XXX

SIKLUS KAS
RISIKO AUDIT
1. RISIKO INHEREN
9
• Risiko inheren tinggi sebab transaksi yang menggunakan kas relatif sangat
banyak di setiap perusahaan.
• Kas mudah dicuri dan disalahgunakan pengeluaran dan pemasukannya.

2. RISIKO CONTROL
3. RISIKO DETEKSI

PROSEDUR SUBSTANTIF SIKLUS KAS

Kategori Pengujian Substantif


Prosedur Awal 1. Mempelajari dan memahami bidang industry perusahaan klien, dan buat
ekspektasi audit atas:
a. Ukuran saldo dan transaksi kas entitas.
b. Kebijakan entitas dalam memprakirakan surplus investasi saldo kas (eg.
bunga bank).
2. Lakukan prosedur awal untuk saldo dan catatan kas yang akan dipakai untuk
pengujian lebih lanjut:
a. Tracing saldo awal kas di tangan dan di bank ke working paper tahun lalu
b. Review aktivitas akun-akun di buku besar terkait kas dan periksa entri-entri
yang terlihat ganjil (scanning bank).
c. Periksa skedul klien untuk kas di tangan dan di bank, verifikasi
ketepatannya.

Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis:


a. Bandingkan saldo kas dengan anggaran, dan saldo tahun lalu.
b. Hitung persentase kas atas asset lancar dan bandingkan dengan ekspektasi
(audit).

EO
C
RO
VA
PD
Pengujian Rinci 4. Lakukan uji pisah batas kas:
Transaksi a. Periksa apakah kas masuk yang diterima pada hari terkahir tahun fiscal

10
sudah masuk dalam hitungan kas di tangan atau deposits in transit dan tidak
ada penerimaan kas pada hari-hari berikutnya yang tercampur.
b. Review dokumen-dokumen seperti ikhtisar kas harian, salinan slip deposit,
dan statement bank pada beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal akhir
tahun untuk menentukan cutoff yang tepat.
c. Periksa cek terakhir yang diterbitkan dan dikirimkan pada hari efektif kerja
terakhir dalam tahun fiscal dan lakukan tracing ke jurnal untuk menentukan
keakuratan cutoff untuk pengeluaran kas.
d. Bandingkan tanggal pada cek yang sudah diterbitkan untuk beberapa hari
sebelum dan sesudah tanggal akhir tahun dengan tanggal pencatatan
penerbitan cek untuk menentukan keabsahan cutoff.
5. Lakukan tracing untuk transfer bank beberapa hari sebelum dan sesudah
tanggal akhir tahun untuk menentukan bahwa masing-masing transfer sudah
tercatat dengan benar sebagai sebuah pencairan/pengeluaran dan sebuah
penerimaan dalam periode akuntansi yang sama dan direfleksikan dengan
semestinya dalam rekonsiliasi bank.
6. Buat pemeriksaan dan pembuktian kas untuk tiap-tiap rekening yang belum
direkonsiliasi oleh entitas untuk menghindari tingginya risiko adanya
kecurangan
Pengujian Rinci 7. Hitung kas ditangan yang belum disetorkan ke bank dan tentukan bahwa
Saldo jumlah nya sudah termsuk dalam saldo kas berjalan.
8. Konfirmasi kepada bank terkait saldo setoran dan pinjaman.
9. Konfirmasi kepada bank atas perjanjian tertentu seperti kredit, saldo minimum,
dan pinjaman berjaminan.
10. Meminta, memeriksa, mereview dan membuat rekonsiliasi bank yang benar
11. Minta dan gunakan statement cutoff bank untuk memverifikasi item-item pada
rekonsiliasi bank, temukan apakah ada cek yang belum tercatat namun sudah
di-kliring dan cari bukti audit terkait window dressing.
12. Bandingkan pengungkapan pada laporan dengan PSAK.
a. Pastikan bahwa saldo kas sudah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
benar dalam laporan keuangan
b. Patikan rekening koran direklasifikasikan ke dalam liabilities
c. Menanyakan kepada manajemen, review korespondensi dengan bank, dan
review notulen RUPS untuk menentukan hal-hal yang perlu diungkap
seperti batas kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo minimum, atau
peraturan lain terkait saldo kas

11
d. Evaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan untuk kas dalam draf
laporan keuangan untuk memastikan ketepatannya dengan PSAK pelaporan
keuangan.
e. Baca pengungkapan-pengungkapan dalam laporan keuangan dan evaluasi
mandiri pengklasifikasiannya serta understandabilitynya.

Lapping
Penyalahgunaan penerimaan kas oleh karyawan baik untuk sementara atau permanen
dengan cara karyawan menggelapkan penerimaan kas dari seorang pelanggan kemudian
menggunakan penerimaan kas berikutnya untuk menutupi penyalahgunaan tersebut.

Cara mendeteksi lapping:


• Mengkonfirmasi akun piutang.
• Melakukan penghitungan kas (cash opname) secara mendadak.
a. Melakukan pengendalian atas seluruh cash on hand hingga semuanya selesai
dihitung.
b. Meminta tanda terima dari karyawan saat kas yang dihitung sudah
dikembalikan.
c. Mengharuskan karyawan pemegang kas untuk hadir dalam cash opname.
d. Menghitung cek-cek yang belum didepositkan.
• Membandingkan ayat jurnal penerimaan kas dengan slip deposit harian (vouching)

Kitting
Tindakan karyawan yang dengan sengaja mencatat transfer bank sebagai deposit pada
akun bank penerima tetapi tidak mencatat pengurangan kas pada akun bank yang ditarik
sehingga timbul kelebihan kas.

Cara mendeteksi lapping:


• Tracing transfer bank, memeriksa bukti transfer ke jurnal dan laporan keuangan.
• Melakukan cut-off bank statement
• Melakukan cut-off kas.

12
13
CHAPTER 19
PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT

Menyelesaikan Pekerjaan
Lapangan

A. MENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGAN


Prosedur audit untuk mendapatkan bukti tambahan:

1. Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian


• Subsequent period adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca hingga tanggal
penerbitan laporan keuangan.
• Subsequent event adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca hingga tanggal
penerbitan laporan auditor (atau tanggal terakhir pekerjaan lapangan) yang
mempengaruhi laporan keuangan

• Auditor bertanggung jawab untuk menemukan transaksi yang tergolong subsequent


event, bukan subsequent period.
• Auditor mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang :
a. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
14
b. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta
laporan auditor

▪ Jenis Peristiwa
Peristiwa atau transaksi di atas dikenal sebagai peristiwa kemudian. Berikut adalah
dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
a) Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan
laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan.
b) Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut
memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat
material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.

Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat, Penerbitan obligasi jangka panjang atau
seperti piutang usaha dan persediaan pada saham preferen atau saham biasa.
jumlah yang berbeda dari yang dicatat. Pembelian suatu perusahaan.
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir tahun Kerugian dari bencana akibat kebakaran atau
yang dicatat, seperti perkara pengadilan atau banjir.
litigasi dan jaminan produk pada jumlah

15
yang berbeda dari yang dicatat.

Sebagai contoh kasus, salah satu perusahaan debimr klien dinyatakan bangkrut pada
tanggal 13 Februari 1994, yang pada Saat tanggal neraca per 31 Desember 1993 belum
dìmasukkan dalam estimasì piutang yang tidak dapat tertagìh. Kebangkrutan Salah satu
debitur klien tersebut mengandung unsur ketidak-pastian dalam laporan keuangan yang
diaudit, yang oleh karenanya klien perlu meminta adjustment terhadap kemungkínan rugì
yang akan dideritanya tersebut. Lain halnya apabila setelah tanggal neraca, diketahui
adanya suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan atau kerugian luar biasa yang
disebabkan kebakaran, atau bencana alam. Maka terhadap kejadian tersebut diperlukan
adanya pengungkapan dalam bentuk catatan kaki.

▪ Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal
laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut :
a) Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir
tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
b) Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir
pekerjaan lapangan.
• Membaca laporan keuangan interim terakhir yang tersedia serta
membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan
perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
• Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal
keuangan dan akuntansi mengenai:
a. Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal
neraca atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
b. Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka
panjang, atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
c. Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggung jawabkan atas
dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
d. Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal
neraca.

16
• Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite
lainnya yang sesuai.
• Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
• Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai peristiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
• Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.

▪ Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Temuan-temuan yang diperoleh dari langkah-langkah di atas, mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pendapat auditor. Auditor harus mempertimbangkan apakah
Dia harus membuat pengungkapan ataukah harus membuat adjustment terhadap statemen
keuangan auditan, atau bahkan harus mengubah keputusan terhadap pendapat yang telah
dirumuskan.
Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian
dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.
Tergantung pada materialitas, auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan
pegecualian atau pun pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Misalnya:
• Otorisasi pengeluaran obligasi
• Otorisasi pengeluaran saham baru
• Otorisasi pembelian kembali saham sendiri
• Otorisasi pembayaran dividen
• Otorisasi penghentian jenis produk tertentu
Kelima hal tersebut diatas berpengaruh terhadap asersi-asersi manajemen dalam
laporan keuangan. Informasi yang diperoleh dari penelaahan tersebut dapat menyebabkan
auditor :
• Melakukan pengujian substantif tambahan

17
• Meminta klien mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan.
Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna
memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Misal :
informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah
pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan
dalam kertas kerja.

Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian
meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan,klaim,dll. GAAP
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus :
a) Dicatat sebagai kewajiban
b) Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c) Diabaikan

▪ Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang :
a) Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b) Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c) Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d) Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
▪ Surat Pertanyaan Audit
AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang
LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen
kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.
▪ Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor

18
Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat :
a) Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b) Masalah yang dihadapi adalah tidak material

Mendapatkan Surat Representasi Klien


Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen
dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi
bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang
layak atas suatu pendapat.
Representasi manajemen harus dapat :
a) Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
b) Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
c) Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

▪ Isi Surat Representasi


Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang
harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi
mengenai :
a) Tanggung jawab laporan keuangan
b) Kelengkapan informasi mengenai laporan keuangan dan dokumen pendukung
c) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d) Peristiwa kemudian (subsequent event)
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 333 (PSA No. 17) tentang
Representasi Manajemen mengatur lebih lanjut mengenai Surat Representasi Klien. Dalam
paragraf 05 SPAP Seksi 333 (PSA No. 17) diatur bahwa Representasi tertulis* dari
manajemen harus diperoleh untuk semua laporan keuangan dan periode yang dicakup
oleh laporan audit. Sebagai contoh, jika laporan keuangan komparatif dilaporkan,
19
representasi tertulis yang diperoleh pada penyelesaian audit yang terkini harus mencakup
semua periode yang dilaporkan.
*) Selama audit berlangsung, manajemen perusahaan biasanya membuat banyak
representasi bagi auditor, baik secara lisan maupun tertulis, dalam menanggapi
pertanyaan khusus atau melalui laporan keuangan. Jadi, yang ditegaskan dalam Par.
05 di atas adalah representasi tertulis.
Misalkan laporan keuangan yang diaudit adalah laporan keuangan untuk tahun buku
2009 yang disajikan dalam bentuk laporan komparatif dengan tahun buku 2008, maka
dalam hal ini Surat Representasi Manajemen harus diperoleh baik untuk tahun 2009
maupun 2008. Jadi auditor tidak boleh meminta klien mempersiapkan surat representasi
untuk tahun 2009 saja.
Paragraf 13 SPAP Seksi 333 (PSA No. 17) juga menjelaskan bahwa penolakan
manajemen utnuk melengkapi representasi tertulis merupakan pembatasan terhadap
lingkup audit yang menghalangi auditor untuk memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian dan biasanya cukup menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat atau
menarik diri dari perikatan.
Namun, berdasarkan pada sifat representasi yang tidak dapat diperoleh tersebut atau
keadaan penolakan, auditor dapat menyimpulkan bahwa pendapat wajar dengan
pengecualian adalah layak. Di samping itu, auditor harus mempertimbangkan dampak
penolakan tersebut terhadap kemampuannya untuk mengandalkan representasi manajemen
yang lain.
Jadi, dari penjelasan di atas, jika auditor tidak bisa memperoleh surat representasi
klien dari manajemen perusahaan maka dengan mempertimbangkan sifat representasi
ataupun keadaan penolakan dari manajemen, auditor minimal harus memberikan
opini wajar dengan pengecualian.
▪ Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada
keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a) Memperoleh surat rep
b) Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan
dengan prosedur audit lainnya

20
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan
standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan
pemberian pendapat.

Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan
atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review
keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit
dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan
catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo
dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
a) Diantisipasi dalam perencanaan audit
b) Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantif
Berbagai prosedur analitis dapat digunakan dan prosedur itu harus :
a) Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit
b) Didasarkan atas laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan reklasifikasi audit
telah diakui

B. MENGEVALUASI TEMUAN
Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi temuan- temuan:
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit. Untuk mencapai tujuan ini,
auditor menyelesaikan langkah- langkah berikut:
❖ Membuat penilaian akhir atau materialitas dan risiko audit.
❖ Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar mengenai kemapuan entitas untuk
memperthakankan kelajutan usahanya (going concern).
❖ Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
❖ Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.
❖ Melakukan review akhir atas kertas kerja.

Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit

21
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses
ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun
yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat
mencakup komponen berikut :
a) Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantive atas rincian transaksi dan saldo
b) Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling
audit
c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya,
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin , sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut
sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang
mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi
selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam
merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah
saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang
material juga meningkat.
Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a) Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b) Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko
salah saji yang material

Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar
tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan
keraguan yang substansia tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan
ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa

22
diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi
operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa.
Auditor bisanya mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial mengenai
kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya. Jika auditor merasa yakin
bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :
a) Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh
kondisi atau peristiwa tersebut
b) Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif
c) Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode
waktu yang layak
d) Menyertakan suatu paragraf penjelasan
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap
harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
a) Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang
substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama periode waktu yang layak.
b) Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
c) Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi- kondisi dan peristiwa itu serta
setiap factor yang dapat mengurangi.
d) Kemungkinan penghentian operasi.
e) Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan).
f) Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlah
atau klasifikasi kewajiban.
Jika, setelah mempertimbangkan kondisi- kondisi yang diidentifikasi dan rencana
manajemen, auditor menyimpulkan bahwa ada keraguan yang substansial mengenai
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usaha selama periode waktu terisisa
yang layak, maka laoran audit biasanya berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraph penjelasan tentang ketidakpastian (sesudah paragraph pendapat) untuk
mencerminkan kesimpulan itu.

Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan


23
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim
audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari
masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
Daftar periksa itu mencakup hal- hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari
masing- masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
Kebanyakan kantor akuntan sekarang mempunyai daftar periksa terpisah untuk klien SEC
dan non-SEC. daftar periksa yang lengkap dan temuan dari para pereview harus tercantum
dalam kertas kerja.

Merumuskan Pendapat Dan Menulis Naskah Laporan Audit


Dalam proses pelaksanaan audit, dìlakukan berbagai macam pengujìan oleh staff yang
terlibat dalam penugasan tersebut. Pengujian tersebut dilakukan secara terbatas untuk
berbagai jenis rekening beserta lingkupannya. Apabila pengujian tersebut telah diselesaikan,
selanjutnya auditor melakukan peringkasan atas temuan-temuannya tersebut.
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada
partner yang melakukan penugasan itu.
Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu
konferensi dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua temuannya secara
lisan dan berusaha membersihkan dasar laporkan semua temuannya secara lisan dan berusaha
memberikan dasar pemikiran untuk melakukan penyesuaian yang diusulkan dan
pengungkapan tambahan yang pada akhirnya dapat dicapai beberapa kesepakatan yang dapat
dicapai. Jika kesepakatan tersebut tidak dapat dicapai, auditor akan mengeluarkan jenis
pendapat lainnya. Penyampaian pendapat tersebut dilakukan melalui suatu laporan audit.

Melakukan Review Akhir Atas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh,
dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja
dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.

REVIEW SIFAT REVIEW

24
Mereview kertas kerja yang direview oleh auditor
Manajer senior dan mereview beberapa atau semua kertas kerja
yang direview oleh oleh auditor
Partner yang bertanggung jawab Mereview kertas kerja yang disiapkan oleh manajer dan
terhadap penugasan mereview kertas kerja lainnya atas dasar selektif
Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit yaitu :

Review yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap apabila :
a) Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
b) Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
c) Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing. Dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
d) GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah di
penuhi.
Beberapa kantor akuntan mewajibkan suatu review independen “dingin” (atau kedua)
atas kertas kerja oleh seorang partner yang tidak berpartisipasi dalam audit. Review tersebut
diharuskan dalam audit atas perusahaan yang terdaftar pada SEC.

CHAPTER 21
AUDIT INTERNAL, OPERASIONAL, DAN PEMERINTAH

A. AUDITING INTERNAL
Definisi
Auditing internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang
independent dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki
operasi organisasi.

25
Hubungan dengan Auditor Eksternal

Auditor Internal Auditor Eksternal

Perusahaan dan unit-unit


Pemberi kerja Kantor akuntan public
pemerintahan
Institute of Internal Auditors American Institute of Certified
Organisasi nasional
(IIA) Public Accountants (AICPA)

Gelar sertifikasi Certified Internal Auditor (CIA) Certified Public Accountant (CPA)

Lisensi untuk
Tidak harus Harus ada
praktik
Tanggung jawab
Kepada dewan komisaris Kepada pihak ketiga
utama
Ruang lingkung Semua aktivitas dalam suatu
Terutama laporan keuangan
audit organisasi

B. AUDITING OPERASIONAL
Definisi Auditing Operasional
Auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas,
efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen
serta melaporkan kepada orang orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut berserta
rekomendasi perbaikan.

Tahap-Tahap Audit Operasional


a. Memilih Auditee
Pemahaman tentang calon auditee diperoleh dengan:
▪ Mereview data arsip latar belakang setiap auditee
▪ Meninjau fisilitas auditee untuk memastikan bagaimana auditee mencapai
tujuannya
▪ Mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee seperti buku
petunjuk kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dan
pengendalian mutu, serta deskripsi tugas

26
▪ Mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang
permasalahan tertentu
▪ Menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi tren atau hubungan yang
tidak biasa
▪ Melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau
menjernihkan pemahaman auditor tentang masalah yang ada
b. Merencanakan Audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun efisiensi
audit operasional.
c. Melaksanakan Audit
Selama melaksanakan audit, auditoe secara ekstensif harus mencari fakta-fakta yang
berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee
d. Melaporkan Temuan
Produk akhir dari audit adalah laporan audit yang harus memuat:
▪ Suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit
▪ Uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
▪ Ikhtisar temuan-temuan
▪ Rekomendasi perbaikan
▪ Komentar auditee
Dikirimkan kepada manajemen senior dan kepala komite audit.

e. Melakukan Tindak Lanjut


Tindak lanjut harus mencakup penentuan kelayakan tindakan yang diambil oleh
auditee dalam mengimpletasikan rekomendasi.

Keterlibatan dan Standar Akuntan Publik Independen


Berdasarkan keahlian dan pengalamannya, akuntan publik independent memenuhi
syarat untuk melakukan audit operasional. Pada tahun 1982, AICPA menunjuk komite
spesifik untuk Auditing Operasiomal dan Manajemen guna mempelajari keterlibatan
akuntan independent dalam auditing operasional.

C. AUDIT PEMERINTAHAN
Auditing pemerintahan mencakup semua audit yang dilakukan oleh badan audit
pemerintah serta semua audit atas organisasi pemerintahan.
27
Jenis-jenis Audit Pemerintah
Dua jenis audit pemerintah diidentifikasi dalam governmental auditing standards:
a) Audit keuangan
▪ Audit atas laporan keuangan
▪ Audit terkait yang bersifat keuangan
b) Audit kinerja
▪ Audit kehematan dan efisiensi
▪ Audit program

Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (GAGAS)


GAGAS diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu:

Pelaporan mengenai Ketaatan pada Hukum dan Peraturan


Standar ini juga mengharuskan auditor untuk melqporkan penyimpangan atau
tindakan illegal secara langsung kepada pihak-pihak eksternal dalam dua kondisi jika
auditee tidak melakukannya sesegera mungkin setelah auditor mengkomunikasikannya
kepda badan pengatur auditee.

Pelaporan mengenai Pengendalian Internal


Contoh kondisi yang dapat dilaporkan mencakup :
▪ Tidak adanya pemisahan tugas yang bai dan konsisten dengan tujuan
pengendalian yang sesuai
▪ Bukti gagalnya menjaga aktiva dari kehilangan, kerusakan, atau penyalahgunaan
▪ Tidak cukupnya tingkat kesadaran pengendalian dalam organisasi
▪ Kegagalan untuk menindaklanjuti dan mengoreksi kekurangan yang sebelumnya
teridentifikasi dalam pengendalian internal

Isi laporan auditor pemerintah terdiri atas :


a) Pendapat mengenai laporan keuangan
b) Laporan mengenai pengendalian internal
c) Laporan mengenai ketaatan
d) Skedul temuan dan biaya yang diragukan.

28
UAS 2014

1. MAC
Internal control dalam kondisi yang memadai.
Prosedur substantif:
• Tracing transfer bank, memeriksa bukti transfer ke jurnal dan laporan keuangan.
Asersi: C dan EO
• Melakukan cut-off bank statement (sudah)
Pisah batas untuk saldo bank

29
• Melakukan cut-off kas (sudah)
Pisah batas untuk saldo kas

2. Taylor Swift CPA


• Laporan kompilasi laporan keuangan
Kami telah mengkompilasi neraca harry Styles Company, per 31 Desember
20XX, dan laporan laba rug, laba ditahan, serta laporan arus kas terlampir untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Statements on Standard for
Accounting and Review Services yang diterbitkan oleh American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA)
Suatu kompilasi dibatasi pada penyajian dalam bentuk informasi laporan
keuangan yang merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak mengaudit
atau mereview laporan keuangan terlampir, dan dengan demikian tidak menyatakan
pendapat atas semua bentuk keyakinan (assurance) lainnya atas laporan keuangan.

• KAP tidak bisa mengeluarkan opini pada penugasan kompilasi laporan keuangan,
karena jasa kompilasi adalah jasa non-assurance.

UAS 2013

1. Edie Company
1. Menjual aset dibawah harga Net Realizable Value.
1--subsequent event during the subsequent event period requiring adjustment.
2. 1--subsequent event during the subsequent event period requiring adjustment.
3. 2--subsequent event during the subsequent event period requiring disclosure.
4. 2--subsequent event during the subsequent event period requiring disclosure
5. 1--subsequent event during the subsequent event period requiring adjustment.

30
6. 4--subsequent event occurring after field work but before issuance of report.
7. 4--subsequent event occurring after field work but before issuance of report.
8. 5--postaudit discovery of facts existing at date of report.

The date field work is completed is not specifically given. This answer is
based on the customary practice of dating the audit report as of the end of field
work (i.e., February 26).

b. For categories (1) and (2) the auditor has the responsibility for identifying and
evaluating subsequent events up to the date of the auditor's report. In
discharging this responsibility, the auditor should be alert for subsequent
events in performing substantive tests, and also perform specific auditing
procedures at or near the completion of field work.

For categories (3) and (4), the auditor has no responsibility to make inquiry or
to perform any auditing procedures during this time period to discover
subsequent events. However, if knowledge of such an event comes to the
auditor's attention, he or she should determine whether the event requires
adjustment of or disclosure in the financial statements.

For category (5), the auditor has no responsibility for their discovery.
However, if the auditor becomes aware of such facts and the facts may have
affected the report that was issued, the auditor is required to ascertain the
reliability of the information.

a. Cara mendapatkan informasi terkait temuan audit:


1. a. Bertanya kepada manajemen
b. Meminta klien untuk membuat RepLet
2. Memeriksa laporan write-off piutang..
3. Membaca notulen rapat direksi.
4. a. Observasi fisik kebakaran;
31
b. Bertanya ke manajemen.
5. a. Bertanya ke manajemen
b. Laporan kuasa hukum
c. Meminta RepLet
6. Membaca notulen rapat.
7. a. Bertanya ke manajemen.
b. Catatan koran pengambilalihan
8. a. Bertanya ke manajemen
b. Surat kuasa hukum
c. RepLet
d. If the client fails to make required disclosure, the auditor should notify each
member of the board of directors of such refusal and take the following steps to
prevent further reliance on the audit report and:
• Notify the client that the audit report must no longer be associated with the
financial statements.
• Notify regulatory agencies having jurisdiction over the client that the
report should no longer be relied on.
• Notify (generally via the regulatory agency) each individual known to be
relying on the statements that the report should no longer be relied on.

2. Flowmeter Inc.
Tipe Prosedur Audit Penyesuaian dan pengungkapan
1 • Uji cut-off Retained earning
• Tracing, Acc. Payable
Mencocokan laporan penerimaan dengan
faktur pembelian.
1 Bertanya kepada kuasa hukum klien untuk Retained earning
penyelesaian litigation Hutang Contingency
2 Membaca notulen direksi, komite, dan Diungkapkan pada catatan kaki
pemegang saham. laporan keuangan.
Jika nilainya material maka
dilaporkan pada laporan auditor
sebagai paragrap penjelas.

32
2 Bertanyan ke manajemen dan observasi Diungkapkan pada catatan kaki
langsung. laporan keuangan.
Jika nilainya material maka
dilaporkan pada laporan auditor
sebagai paragrap penjelas.
2 Membaca notulen direksi, komite, dan Diungkapkan pada catatan kaki
pemegang saham. laporan keuangan.
Jika nilainya material maka
dilaporkan pada laporan auditor
sebagai paragrap penjelas.

3. Ann Martin
a. Sifat kompilasi:
• KAP menyusunkan laporan keuangan berdasarkan data dari manajemen.\
• KAP tidak perlu memverifikasi kebenaran data yang disediakan oleh manajemen.
• Klien boleh meminta jasa akuntansi yang lain selama perjanjian kompilasi.
Keterbatasan:
Penugasan kompilasi tidak mengeluarkan opin.
b. Laporan kompilasi
c. Negative assurance, tidak ada bukti yang membuat akuntan publik meragukan asersi
manajemen.

Before issuing a report, the accountant should read the compiled statements to determine
that they are appropriate in form and free from obvious material misstatements. A
compilation service cannot result in any expression of assurance on the financial
statements.

b. The report is as follows:

I (we) have compiled the accompanying balance sheet of Adams Cleaners as of


December 31, 19X1, and the related statements of income, retained earnings, and cash
flows for the year then ended in accordance with Statements on Standards for Accounting
and Review Services issued by the American Institute of Certified Public Accountants

33
A compilation is limited to presenting in the form of financial statements information that
is the representation of management [owners]. I [we] have not audited or reviewed the
accompanying financial statements and, accordingly, do not express an opinion or any
other form of assurance on them.

(Signature)

(Date)

c. In a review engagement, the auditor can give some assurance on the fairness of the
financial statements by stating that he or she is unaware of any material modifications that
should be made in the financial Statements for them to conform with GAAP.

d. An opinion cannot be given unless an audit of the financial statements has been made
in accordance with GAAS.

34

Anda mungkin juga menyukai