Anda di halaman 1dari 5

Pertanyaan Pedoman Wawancara:

1. Bagaimana strategi sosialisasi yang dilakukan Humas LLDIKTI III dalam program
MBKM kepada PTS di Jabodetabek?
2. Apakah memiliki sistem atau model dalam melakukan sosialisasi tersebut?
3. Model penerapan komunikasi apa yang dipakai dalam menentukan strategi untuk
mensosialisasikan program MBKM pada PTS di Jabodetabek?
4. Apakah terdapat kendala dalam mensosialisasikan program MBKM tersebut?
5. Bentuk atau media promosi apa saja yang dipakai oleh Humas LLDIKTI III dalam
mensosialisasikan program MBKM?
6. Sejujurnya, apakah menurut anda strategi yang diterapkan sudah efektif dan massif?
Jika diperkenankan tahu, atas dasar atau bukti apa yang menunjukkan keberhasilan
sosialisasi program MBKM tersebut?
7. Bagaimana strategi koordinasi yang dilakukan Humas LLDIKTI III dalam program
MBKM PTS di Jabodetabek?
8. Apakah Humas LLDIKTI III memakai model penerapan tertentu dalam komunikasi
untuk membuat strategi koordinasi pada program MBKM? Jika ada, bisa dijelaskan?
9. Pihak-pihak apa saja yang terlibat terkait koordinasi Humas LLDIKTI III dalam
program MBKM tersebut?
10. Hal apa yang menjadikan kendala dalam koordinasi program MBKM tersebut?
11. Bagaimana proses koordinasi yang dilakukan Humas LLDIKTI III terhadap program
MBKM tersebut?
12. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam mensosialisasikan dan
mengkoordinasikan program MBKM ini?
13. Adakah faktor dalam internal yang menjadi kendala dalam sosialisasi dan koordinasi
program MBKM ini?
14. Bagaimana dengan faktor eksternal, apakah ada kendala dalam sosialisasi dan
koordinasi program MBKM?
15. Bagaimana Humas LLDIKTI III menangani kendala-kendala yang terjadi dalam
mensosialisasikan dan mengkoordinasikan program MBKM pada PTS di
Jabodetabek?
16. Adakah strategi khusus dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut? Jika ada, bisa
dijelaskan?
17. Bagaimana pendapat Humas LLDIKTI III terkait kritik-kritik yang dilontarkan oleh
berbagai pihak dari mahasiswa, rektor bahkan DPR terkait program MBKM?
18. Apakah terjadi miscommunication sejauh pandangan Humas LLDIKTI III terkait
kendala maupun kritik terhadap program MBKM ini? Mohon dijelaskan!
19. Apa yang ingin Humas LLDIKTI III lakukan untuk menangani kritik-kritik tersebut?
20. Bagaimana Humas LLDIKTI III menangani semua kritikan tersebut sejauh ini?
Apakah sudah tercapai semua dengan keinginan Humas LLDIKTI III?
21. Bagaimana Humas LLDIKTI III menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat
mensosialisasikan dan mengkoordinasikan program MBKM pada PTS di
Jabodetabek?
22. Apakah dengan strategi tersebut, Humas LLDIKTI III yakin informasi yang
disampaikan akan efektif secara massif?
23. Bagaimana jika ada kritik atau kendala lagi bagi para pelaku atau pelaksana program
MBKM? Apa yang akan dilakukan Humas LLDIKTI III kemudian?

Kehumasan di LLDIKTI III mulai efektif dari tahun 2019, karena di tahun 2018 berpindah
organisasi dan tata laksana yang bernama Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS)
menjadi Lembaga Layanan Pendidikan (LLDIKTI), awalnya melayani PTS akhirnya
melayani PTN juga yang berdiri sendiri dengan satuan kerja Kemendikbud yang tugasnya
memfasilitasi Perguruan Tinggi (diukue akreditasi). 302 Perguruan Tinggi 297 PTS, cara
memfasilitasi berbagai macam salah satunya memastikan PT menjalankan program kebijakan
kementrian, disitu tugas humas memastikan bahwa PT menjalankan program tersebut dari
pesan-pesan kementrian dengan strategi komunikasi internal maupun eksternal .

LLDIKTI 3 ini mempunyai berbagai macam kanal media, media sosial website, berhubungan
baik dengan media melalui media relations, mempunyai kanal layanan publik yaitu ULT
(Unit Layanan Terpadu), mempunyai majalah, punya jaringan humas-humas PT dari WA
group, disitu penyebaran informasi mengenai program MBKM.

Cari tentang indikator kinerja LLDIKTI, semacam pengukuran kesuksesan LLDIKTI kalua
misal memenuhi indicator tsb. IKU (Indikator Kinerja Utama) LLDIKTI, ada juga IKU
Perguruan Tinggi ada 8, kalua kinerja LLDIKTI ada 4 atau 5 berupa peraturan. Dari situ
harus bisa memastikan PT mematuhi peraturan sehingga menjadi capaian.

Penerapan komunikasi yang dipakai setiap canel berbeda-beda, kalau humas PT lebih cepat
dan nyaman diinformasikan melalui WA Group termasuk program MBKM, contoh:
informasi mengenai kampus mengajar satuan kreditnya bisa dikonversi dengan SKS salah
satu program MBKM, langsung diinfokan melalui WA Group. Karena kalau MedSos itu
membutuhkan waktu untuk desain dan caption karena humas itu butuh info cepat kecuali
untuk dosen dan mahasiswa itu melalui medsos. Model penerapan komunikasinya Gimana
caranya humas LLDIKTI 3 mencapaikan pesan berdasarkann target audiensnya.

Kendala yang dialami dari 302 PT dibagi menjadi klaster, ada klaster yang bagus (klister itu
PT yang mempunyai mahasiswa banya, besar dan akreditasi bagus). Kalau PT klister bagus
itu responnya cepat kalau klaster yang bias aitu slow respon atau jarang aktif bisa diliat dari
segi SDM ataupun mahasiswa yang dikit yang menjadi kendala. Yang kedua, dari 302 yang
mempunyai departemen humas itu 70% belum 100%, biasanya kerjaan humas dikerjakan
serabutan oleh siapa saja sehingga pesannya kurang tersampaikan kurang baik, sehingga
humas LLDIKTI mendorong untuk langsung ke tempat sehingga pesan tersampaikan dengan
baik.

Strategi yang diterapkan sudah efektif dilihat dari selama kurun waktu 2 tahun terakhir
melihat survey kepuasan masyarakat (SKM) selalu bagus atau puas, yang kedua itu dari
humas efektif karena 3 tahun terakhir selalu dapat penghargaan dari kementrian dari juara 1
media sosial, juara 2 pengelolaan website, dsb.

Koordinasi yang dilakukan humas untuk MBKM itu melalui berbagai kanal media, tapi di
bulan februari ini ada program baru yaitu Klinik DIKTI Monas, dari klinik-klinik ini yang
akan memfasilitasi seluruh Perguruan Tinggi, klinik ini akan dibuat dalam bentuk podcast,
konten youtube, dalam bentuk konsultasi tatap muka. Ini strategi bagu Humas LLDIKTI 3.
Ada salah satu kliniknya ada Klinik MBKM, yang selama ini disebarkan melalui berbagai
kanal media, mulai februari ini melalui klinik tersebut. Pelaksanaannya belum ditentukan
dibulan apa karena baru direncanakan.

Model tertentu dalam koordinasi melalui webinar yang langsung difasilitasi oleh DIKTI atau
dirjen, LLDIKTI hanya fasilitator (menyampaikan kembali) dari ranah dirjen. Flow nya dari
Mass Menteri ke direktoran jendral (DIKTI) baru ke LLDIKTI lalu disebarkan ke Perguruan
Tinggi Swasta. Penyebaran dari LLIDKTI melalui acara bimbingan teknis, acara sosialisasi
yang dilaksanakan di ballroom hotel atau di Perguruan Tinggi termasuk MBKM ini.
Disampaikan melalui WA Grup atau acara-acara yang diselenggarakan diundang melalui
zoom atau langsung, dikasih pelatihan-pelatihan. Bahkan terkadang dari dikti langsung ke
kampus tanpa nelalui LLDIKTI jadi LLDIKTI menjadi pedamping (kesannya lldikti itu
dospem kampus itu mahasiswa). Karena tugas dan fungsi nya sebagai fasilitator. Seperti
narasumbernya dari kementrian bukan dari lldikti. Mbkm ini bukan akademik saja tapi vokasi
dan politeknik juga ada program mbkm.

Pihak yang terkait selama koordinasi yaitu internal-eksternal karena targetnya sudah jelas 302
PT. Selalu berkoordinasi dengan Akademik dan Kemahasiswaan (AKK). Lihat di website
lldikti 3 ada struktur organisasi atau dibagian divisi, lihat dibagian akademik dan
kemahasiswaan berhubungan dengan AKK. Begitu juga untuk menyeberkan atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat umum, dosen dan mahasiswa yang mana menjadi
jembatan internal dan eksternal.

Humas berperan sebagai koordinasi. Koordinasi humas lldikti 3 itu hirarki dari mass Menteri
ke dirjen lalu lldikti kemudian Perguruan Tinggin. Kalau koordinasi eksternal akan secara
langsung tergantung melalui media apa yang digunakan untuk bertanya. Kalau sosialisasi
hamper-hampir sama dengan koordinasi, tapia da acara khusus sesuai dengan kondisi target
karena targetnya berbeda-beda.

Kendala internal dan eksternal yaitu kendala teknis dimasa pandemic kebanyakan wfh jadi
kendala di hambatan komunikasi yang mana tidak langsung bisa dijawab, ada pertanyaan
yang tidak bisa dijawab secara subtantif jadi harus ditanya kepada kementrian baru
didisttribusikan.

Strategi khusus eksternal yaitu dengan fast respon, kalaupun belum ada jawaban setidaknya
ada jawaban missal “mohon ditunggu”. Jadi tidak didiamkan atau cari dulu tapi yang penting
fast respon, kendala nya juga tidak bisa prediksi bisa menjawab pertanyaannya berapa lama.

Pendapat humas terkait kritik. Bukan diranah humas sebenarnya, kalau secara general “yang
namanya kritik sudah biasa, bahkan kritik bisa jadi membangun. Namanya kebijakan
cenderung bisa berubah karena pasti ada pembaharuan selama situasinya bisa berubah contoh
belajar daring. Dari kritik yang dilontarkan diambil positifnya, kalau bisa memberikan
pengembangan atau perubahan yang baik untuk kebijakan kedepannya kenapa tidak” contoh
tadinya full daring karena adanya peraturan dan kebijakan baru teruntuk yang praktek jadinya
dibolehkan ke sekolah, untuk penelitian masyarakat diperbolehkan dengan prokes.

Mungkin bukan miscommunication tetapi missperception, karena MBKM ada buku


pedomannya dan Perguruan Tinggi membaca atau mengintrepetasikan sendiri mengenai
pedoman tersebut, seperti hal nya kegiatan dikonversikan dari sekian sks. Karena MBKM
sifatnya fleksibel, setiap kampus berhak melakukan perubahan kurikulum agar bisa dijadikan
MBKM, kampus dijadikan kebebasan untuk bisa menginterpretasikan peraturan-peraturan
MBKM kedalam peraturan di kampus masing-masing. Banyak kampus yang kebingungan
untuk melaksanakan program MBKM tapi disesuaikan dengan peraturan kampus jadi
cenderung missperception, Ketika lldikti 3 kunjungan ke kampus-kampus, ternyata tidak
semua kampus melaksanakan MBKM atau melaksanakan tapi tidak sesuai dengan
prosedurnya, banyak kampus yang belum paham. Maka dari itu humas lldikti 3 hadir untuk
mencerahkan mengenai prosedur pedomannya. Biasanya jika misperception terjadi, kampus
mengirim surat kepada lldikti 3 untuk diskusi atau audiensinya, dari situ diskusi terbentuk
sehingga masalah terselesaikan. Maka dari itu DIKTI membentuk program duta-duta MBKM
baik duta dari mahasiswa maupun dosennya yaitu orang-orang yang dipilih menjadi agen
MBKM yang akan memberikan edukasi mengenai MBKM. Dari lldikti memberikan ruang
untuk diskusi, maka dari itu dibentuk klinik dikti monas.

Lldikti melakukan pemetaan dengan survey kampus yang sudah melakukan MBKM dari 302,
misalnya sudah 150 kampus yang sudah melakukan MBKM, dari yang sudah melakukan
diberi pemantapan dalam training, lalu acara lain dibuat bagi kampus yang belum melakukan
MBKM. Jadi membedakan berdasarkan targetnya, jadi tidak secara massif.

Menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada MBKM di Jabodetabek, kalau humas


ranahnya koordinasi dan klarifikasi saja, kalau menyelesaikan masalah yang besar atau
khusus itu langsung ditangani oleh kepala atau bagian yang terkait.

Yang disampaikan efektif secara massif itu yakin, karena dari berbagai kanal informasi yang
dipunya serta free akses, tergantung seberapa aktif kampusnya, kalau aktif humas yakin
kampusnya sehat.

Kalau ada kritik dan kendala dari pelaku MBKM sejauh ini belum ada dari kampus-kampus,
yang jadi masalah adalah mereka mencari solusi karena kebingungan. Solusinya melalui
klinik MBKM tadi.

Anda mungkin juga menyukai