Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu usaha Menyusun serangkaian kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Dengan adanya
perencanaan, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
demi mencapai tujuan. Dalam tata Kelola Puskesmas, perencanaan ini
dikenal dengan istilah Plan Of Action (POA) yang mengesankan bentuk
perencanaan tradisional karena focus pada perencanaan hilirnya itu
kegiatan-kegiatan. Dalam pengembangan POA semakin erat dengan pola
perencanan strategis.
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan di satu wilayah
tertentu. Upaya kesehatan yang diselenggarakan termasuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu demi terlaksananya pembangunan
berwawasan kesehatan, puskesmas harus dapat meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien. Hal ini tentunya tidak
lepas dari berbagai kendala yang muncul dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat baik dari segi internal maupun eksternal
puskesmas. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk itu
puskesmas harus dapat meningkatkan standar mutu pelayanan yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan adanya akreditasi,
diharapkan Puskesmas Muara Uya dapat memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan terstandar
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Plan Of Action (POA) Peningkatan Mutu Puskesmas merupakan
pedoman bagi Puskesmas Muara Uya yang menjelaskan secara garis
besar perencanaan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas. Manual
mutu adalah suatu dokumen yang digunakan untuk
mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh
personel puskesmas, menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur
sistem mutu yang terdokumentasi, memberikan gambaran bahwa
puskesmas memiliki kebijakan dalam mengelola organisasi untuk
mencapai target mutu yang telah ditentukan.

Puskesmas Muara Uya telah melaksanakan Akreditasi Pertama nya


pada tahun 2018 dengan mendapatkan predikat Madya, meskipun
sistem manajemen yang berjalan di Puskesmas Muara Uya telah
berjalan dengan cukup baik, tetap diperlukan perencanaan manajemen
dalam upaya peningkatan mutu, terlebih untuk menjawab tantangan-
tantangan kebijakan mutu yang berorientasi pada keselamatan pasien,
manajemen risiko dan kepuasan pelanggan.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Agar Tim Mutu dapat melaksanakan kegiatan peningkatan mutu
secara efektif dan efisien dengan perencanaan yang dibuat secara
baik, melibatkan seluruh aspek dan linsek baik internal maupun
eksternal.
2.2 Tujuan Khusus
1) Mampu mengidentifikasi Permasalahan Mutu yang ada di
Puskesmas Muara Uya
2) Mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk
dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam tujuan
peningkatan Mutu Puskesmas Muara Uya
3) Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah yang dapat
digunakan untuk peningkatan Mutu Puskesmas Muara Uya
4) Sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja peningkatan
Mutu Puskesmas Muara Uya Tahun 2022
BAB II
ANALISA SITUASI
1. Gambaran Umum
Puskesmas Muara Uya merupakan salah satu puskesmas dari 18
puskesmas di wilayah Kabupaten Tabalong. Puskesmas Muara Uya
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabalong yang mempunyai tiga fungsi pokok yaitu pelayanan
administrasi dan manajemen, upaya kesehatan masyarakat, dan
upaya kesehatan perorangan.
1.1Keadaan Geografi
1) Luas Wilayah
Secara geografi wilayah kecamatan Muara Uya dengan luas
keseluruhan 877,41 Km2 yang terbagi menjadi 2 wilayah kerja
Puskesmas yaitu wilayah kerja Puskesmas Muara Uya dengan
luas wilayah 838,44 Km2 dan wilayah kerja Puskesmas Ribang
dengan luas wilayah kerja 38,97 Km2. Wilayah kerja Puskesmas
Muara Uya dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Perbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Tengah
 Sebelah Timur : Perbatasan dengan Kecamatan Haruai
 Sebelah Barat : Perbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Tengah
 Sebelah Selatan : Perbatasan dengan Kecamatan Jaro
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Muara Uya
meliputi 11 (sebelas), Wilayah kerja Puskesmas Muara Uya yang
meliputi 11 Desa dan mempunyai luas wilayah yang sangat luas
dengan kepadatan penduduk rata per Km² mencapai 22 orang.
Hampir semua Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas bisa
ditempuh dengan sarana transportasi roda 4, namun ada 2 (dua)
desa yang sangat sulit dan dijangkau dengan kendaraan roda 4
yaitu Desa Sei Kumap dan Desa Salikung.Hanya Desa Salikung
yang bisa ditempuh dengan sarana perahu kecil( ketinting )
dalam waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Desa Binjai, bila pada
musim penghujan, sedang kan pada musim biasa hanya dapat
ditempuh dengan sarana roda 4 yang double garden ( Land
crusser ).
Jarak pemukiman dengan layanan kesehatan ada yang
dekat dan jauh, Untuk wilayah kerja PKM ada 2 desa yang
sangat terpencil yaitu desa Sei Kumap dan Salikung, jalan
menuju desa tersebut adalah tanah yang becek dan berlumpur
sangat susah untuk dilalui dengan kendaraan roda 2 dan jika
ingin lebih cepat menuju desa tersebut transportasi yang
digunakan adalah ketinting dengan biaya yang lumayan mahal
Rp. 35.000/orang itupun kalau ada penumpang, jika tidak ada
penumpang harus menyewa sebesar Rp. 800.000 atau dengan
trail.
Tetapi karena kondisi jalan tanah yang belum diaspal dan
banyak aliran sungai sehingga masih tergantung pada keadaan
cuaca.
Desa dengan kondisi daerah masing–masing yang sangat
berbeda. yang terletak di kecamatan Muara Uya Kabupaten
Tabalong dengan luas wilayah 858,16 km²
Dari 11 Desa kondisi wilayah adalah 70% terdiri dari
dataran rendah, 20% daerah rawa/perairan dan 10%
pegunungan/dataran tinggi, perkiraan suhu biasa berkisar dari
27ºC–32ºC.
Gambar 1. Peta Wilayah
2) Transportasi
Dari Puskesmas Muara Uya hampir semua Desa yang ada
di wilayah kerja Puskesmas bisa ditempuh dengan sarana
transportasi roda 4, namun ada 2 ( dua ) desa yang sangat sulit
dan dijangkau dengan kendaraan roda 4 yaitu Desa Sei Kumap
dan Desa Salikung, Salikung yang hanya bisa ditempuh dengan
sarana perahu kecil (ketinting) dalam waktu tempuh sekitar 1,5
jam dari Desa Binjai bila pada musim penghujan, sedangkan
pada musim kemarau dapat ditempuh dengan sarana roda 4
yang double garden (4WD).
1.2Data Penduduk
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas pada tahun 2019
tercatat sebanyak 19.668 jiwa dengan 9.879 orang penduduk laki-
laki dan 9.789 orang penduduk perempuan.
Tabel 1: Jumlah Penduduk Tahun 2019

Desa Jumlah Penduduk


No.
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Muara Uya 1.597 1.752 3.349
2 Lumbang 1.657 1.573 3.230
3 Uwie 1.237 1.199 2.436
4 Mangkumpung 1.293 1.217 2.510
5 Simpung Layung 1.125 1.010 2.256
6 Palapi 769 712 1.481
7 Santuun 714 674 1.388
8 Binjai 552 578 1.130
9 Kampung Baru 364 509 873
10 Salikung 434 449 883
11 Sungai Kumap 137 116 253
Total Penduduk 9.879 9.789 19.668
Sumber data: Muara Uya dalam angka tahun 2020

1.3Sosial Ekonomi
Pada dasarnya penduduk di wilayah kerja Puskesmas Muara
Uya mayoritas berpencaharian sebagai petani (petani kebun dan
sawah) berkisar antara 50% – 65 % sedangkan 35% bervariasi ada
yang Pegawai Negeri maupun swasta dan buruh.

2. Gambaran Khusus
2.1Visi dan Misi Puskesmas Muara Uya
Visi :Menjadi Puskesmas Yang Berstandar, Berinovasi Modern Dan
Tedepan
Misi Puskesmas Muara Uya:
1) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Yang
Profesional
2) Meningkatkan Pelayanan Proaktif, Bermutu Dan Solid
3) Menciptakan Suasana Aman, Nyaman Dan Harmonis
4) Meningkatkan Kerjasama Dengan Masyarakat Dan Lintas
Sektor
2.2Tujuan Puskesmas Muara Uya :
1. Tercapainya Kecamatan Muara Uya Sehat menuju terwujudnya
masyarakat yang sehat secara mandiri dan terwujudnya
pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata di wilayah kerja
Puskesmas Muara Uya, serta meningkatkan kualitas kesehatan
yang menyeluruh dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui program Kesehatan dengan upaya
peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Memelihara Kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
dengan lingkungannya, melaksanakan kegiatan dalam upaya
promotif dan preventif dalam bidang kesehatan.
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang merata, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2.3 Data Ketenagaan Puskesmas Muara Uya
Puskesmas Muara Uya memiliki 10 Peskesdes, yang tersebar ke
dalam 10 desa Binaan. Dari aspek ketenagaan Puskesmas Muara
Uya mempunyai karyawan sejumlah 68 orang, yang terdiri dari 27
tenaga PNS, 3 tenaga CPNS, 11 tenaga Kontrak Daerah, 3 tenaga
Kontrak BOK, 7 tenaga dengan penugasan khusus, 17 tenaga
kontrak BLUD. Jenis ketenagaan di Puskesmas Muara Uya yaitu
terdiri dari: 3 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 20 orang
perawat, 2 orang perawat gigi, 17 orang bidan ( 10 orang bidan
desa, 4 orang bidan di Puskesmas induk, 3 orang bidan Poned), 1
orang Apoteker, 1 orang asisten Apoteker, 2 orang pranata
laboratorium kesehatan, 2 orang nutrisionis, 2 orang sanitarian, 2
orang penyuluh kesehatan masyarakat, dan lainnya adalah tenaga
non kesehatan (tata usaha, loket, administrasi, kasir, petugas
kebersihan, keamanan, sopir).

Tabel 2. Data Ketenagaan Puskesmas Muara Uya


NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. Dokter Umum 3
2. Dokter Gigi 1
3. Apoteker 1
4. S2 1
5. S1 / D4 17
6. D3 Perawat 17
7. D3 Perawat Gigi 2
8. D3 Bidan 12
9. D3 Pranata Laboratorium Kesehatan 1
10. D3 Sanitarian 1
11. D3 Farmasi 1
12. SMA/STM/SMEA 10
13. SMP 1
JUMLAH 68

Sumber : Data Dasar Puskesmas Muara Uya Tahun 2021


3. Data Demografi
Puskesmas Muara Uya terletak di pusat Kecamatan Muara Uya
Kabupaten Tabalong, memiliki letak yang sangat strategis, memiliki
bangunan yang berdekatan dengan instansi atau kantor lain seperti
Kantor Kecamatan, Kantor Desa Muara Uya, dan Pasar Muara Uya
sehingga memungkinkan kemudahan akses masyarakat untuk
datang mendapatkan pelayanan kesehatan. Puskesmas Muara Uya
beralamat di Jalan marinjim, No. 20 Kecamatan Muara Uya,
Kabupaten Tabalong.
4. Data UKBM Puskesmas Muara Uya
Data keadaan sampai akhir tahun 2021 Puskesmas Muara Uya
memiliki sarana pendukung fasilitas kesehatan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) baik berupa Pos Pelayanan Kesehatan
Desa (Poskesdes) dan termasuk juga kadernya yang keseluruhannya
juga memberikan jenis pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Data selengkapnya tentang Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dimiliki Puskesmas Muara Uya terlihat
pada tabel berikut:

Tabel 3. Data UKBM Puskesmas Muara Uya


JUMLAH SARANA
Poskesdes Posyan Posyandu Kader Posbindu
NO. DESA du Balita Lansia Posyandu
Balita

1. Muara Uya 0 4 1 40 1
2. Mangkupum 1 3 1 30 1
3. Palapi 1 3 1 30 1
4. Kampung Baru 1 2 1 20 1
5. Simpung 1 3 1 30 1
Layung
6 Lumbang 1 3 1 30 1
7 Santuun 1 3 1 30 1
8 Uwie 1 4 1 40 1
9 Binjai 1 2 1 20 1
10 Sungai Kumap 1 1 1 10 1
11 Salikung 1 1 1 10 1
TOTAL 10 29 11 290 11
Sumber : Data Dasar Puskesmas Muara Uya Tahun 2021
5. Program Peningkatan Mutu Puskesmas Muara Uya
Peningkatan mutu dilakukan melalui upaya perbaikan
berkesinambungan, upaya keselamatan pasien, upaya Manajemen
risiko dan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk
meminimalkan risiko bagi pasien, sasaran UKM, masyarakat, dan
lingkungan.
Penetapan prioritas perbaikan mutu dilakukan berdasarkan
kebijakan indikator mutu nasional (IMN), prioritas permasalahan di
wilayah kerja Puskesmas, SKP, dan PPI.
Untuk mengukur keberhasilan upaya prioritas perbaikan di
Puskesmas maka perlu ditetapkan indikator mutu.
Pengelolaan indikator mutu dalam rangka upaya perbaikan mutu
terdiri dari :
1) Indikator mutu prioritas tingkat Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerja.
2) Indikator mutu prioritas Program :
(1) Indikator mutu nasional, yaitu:
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan
b. Kepatuhan Penggunaan APD
c. Kepatuhan Identifikasi Pasien
d. Angka Keberhasilan Pengobatan Paisen TB semua kasus
sensitif obat (SO)
e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
f. Kepuasan Pasien
(2) Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
(3) Indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Pemilihan
prioritas didasarkan pada proses yang berimplikasi risiko
tinggi (high risk), melibatkan populasi dalam volume besar (high
volume), melibatkan biaya besar bila tidak dikelola dengan baik
(high cost), capaian kinerja rendah (bad performance), atau
cenderung menimbulkan masalah (problem prone).

BAB III
HASIL CAPAIAN PROGRAM
I INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS TARGET CAPAIAN 2020
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 100 70,2
2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 100 70,9
3 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 100 72,7
4 Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif 100 30,5
5 Cakupan masyarakat yg usia 15 - 59 yang mendapatkan skrining kesehatan 100 29,48
6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 100 12,25

II. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN


A. INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
1 Kepatuhan Kebersihan Tangan 100
2 Kepatuhan Penggunaan APD 100
3 Kepatuhan Identifikasi Pasien 100
4 Angka Keberhasilan Pengobatan Paisen TB semua kasus sensitif obat (SO) 90
5 Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar 100 70,2
6 Kepuasan Pasien 85 77,55

B. INDIKATOR MUTU PELAYANAN PUSKESMAS


1 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyuluhan Kelompok oleh Petugas di Masyarakat 100 75,3
2 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat 100 31,3
3 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih 100 55
4 Cakupan Pengawasan Jamban 100 25
5 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 100 73,9
6 Cakupan Pelayanan Nifas 100 73,4
7 Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) 100 73,6
8 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) 100 69,1
9 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 100 59,3
10 Cakupan ASI Eksklusif 100 78,8
11 Cakupan Penemuan Penderita Peneumonia Balita 100 52,5
12 Cakupan Penemuan Penderita Diare 100 38,8
13 Cakupan Penemuan/Deteksi Dini Hepatitis pada Ibu Hamil 100 60,1
14 Cakupan Pengawasan Penderita Hepatitis pada Ibu Hamil 100 50
15 Cakupan Kesembuhan Pasien Kusta 100 50
16 Cakupan Penderita DBD yang ditangani 100 250
17 Cakupan Penanganan Penderita Kusta 100 50
18 Cakupan Penanganan Penderita Malaria 100 82,4
19 Cakupan Penanganan Penderita HIV/AIDS 100 26,8
20 Cakupan Penemuan/Deteksi Dini IMS/HIV/AIDS pada Ibu Hamil 100 46,9
21 Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ 100 46,6
22 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100 76,6
23 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 100 12,25
24 Sekolah atau Instansi yang melaksanakan KTR 100 37,74
25 Cakupan Tingkat Keluarga Mandiri 100 57,14

Dari table diatas dapat dilihat realisasi capaian kinerja program dan
mutu masih rendah, bahkan tidak semua indikator mutu nasional
dilakukan pengukuran sebegaimana mestinya.
Hasil capaian indikator kepuasan pasien adalah 77,55% dari target 85%,
pelayanan ANC sesuai standar yaitu 70,2%. Sedangkan indikator lainnya
tidak dilakukan pengukuran pada tahun tahun sebelumnya.
Indikator Mutu Prioritas Puskesmas didasarkan pada hasil capaian yang
rendah dengan melihat faktor lainnya, seperti risiko tinggi, pada kelompok
populasi rentan atau resiko tinggi dan efek jangka Panjang semakin
menjadi masalah apabila tidak diselesaikan secepatnya.

BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarakan dari hasil capaian kinerja program diatas dapat dilihat
masih banyak indikator yang memiliki capaian tidak sesuai target, dan
indikator mutu belum mencakup program peningkatan mutu,
Manajemen risiko, sasaran keselamatan pasien dan Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi, dan pengukuran capaian indicator mutu masih
banyak yang belum dilaksanakan. Secara garis besar berikut adalah
identifikasi masalah program mutu yaitu:
1) Optimalisasi Kinerja Program Peningkatan Mutu masih rendah
2) Indikator yang ada belum menjawab program peningkatan mutu
yang ditargetkan secara Nasional seperti Keselamatan pasien dan PPI
3) Pengukuran Indikator Mutu tidak dilakukan secara optimal,
sehingga tidak terlihat hasil capaian.
2. Prioritas Masalah

NO. MASALAH U S G TOTAL


Optimalisasi Kinerja Program Peningkatan
1 5 5 6 16
Mutu masih rendah
Indikator yang ada belum menjawab program
2 peningkatan mutu yang ditargetkan secara 5 5 5 15
Nasional seperti Keselamatan pasien dan PPI

Pengukuran Indikator Mutu tidak dilakukan


3 5 5 5 15
secara optimal.
3. Identifikasi Penyebab Masalah dengan metode Fish Bone

v Manusia: Money:
Alat:
Program Peningkatan Mutu,
Kurangnya pemahaman petugas manajemen risiko, SKP, dan PPI
Tidak ada Profil Indikator
tentang Program Peningkatan Belum ada Panduan Manual
belum memliki anggaran khusus
Mutu. Mutu yang disepakati yang
yang diusulkan
akan menjadi panduan
Kurangnya sosialisasi kepada Tidak disusun perencanaan yang
Program Mutu.
Petugas tentang profil Indikator baik terkait kegiatan-kegiatan
dan Panduan Manual Mutu. program mutu.

Optimalisasi
Kinerja Program
Peningkatan Mutu
masih rendah

Lingkungan:
Metode:
Kurangnya komitmen Bersama tentang
Rapat/pertemuan tentang Program Peningkatan Mutu masih
peningkatan Mutu Puskesmas
jarang dilakukan
Belum optimalnya koordinasisi lintas
Tidak ada jadwal evaluasi berkala yang disusun untuk
Program dan Lintas sektor
mengukur indikator Mutu.
Belum optimalnya pendampingan dan
bimbingan Dinas Kesehatan
terhadap Puskesmas.
4. Identifikasi Penetapan Pemecahan Masalah
No. Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Maslah Terpilih
1. Optimalisasi Kinerja Man: Mengadakan Workshop Peningkatan Melakukan Sosialisasi/rapat
Program Peningkatan Mutu Kurangnya pemahaman petugas tentang Mutu dengan mengundang pertemuan membahas Program
masih rendah Program Peningkatan Mutu. Narasumber terkait Program Mutu peningkatan Mutu

Kurangnya sosialisasi kepada Petugas Melakukan Sosialisasi/rapat


tentang Program Peningkatan Mutu, pertemuan membahas Program
profil Indikator dan Panduan Manual peningkatan Mutu
Mutu
Money: Membuat POA (Plan Of Action) Program Membuat POA (Plan Of Action)
Tidak disusun perencanaan yang baik Peningkatan Mutu Program Peningkatan Mutu
terkait kegiatan-kegiatan program mutu

Program Peningkatan Mutu, manajemen Mengusulkan Anggaran Kegiatan


risiko, SKP, dan PPI belum memliki Peningkatan Mutu Puskesmas
anggaran khusus yang diusulkan

Alat: Membuat Pedoman Manual Mutu Membuat Pedoman Manual Mutu


Belum ada Panduan Manual Mutu yang Bersama dengan Pimpinan Puskesmas Bersama dengan Pimpinan
disepakati yang akan menjadi panduan dan disosialiasasikan kepada seluruh Puskesmas dan disosialiasasikan
Program Mutu dan Profil masing-masing karyawan Puskesmas kepada seluruh karyawan
indikator Membuat Profil indicator dan Puskesmas
dilakukan sosialisasi. Membuat Profil indicator dan
dilakukan sosialisasi.
Lingkungan: Penggalangan Komitmen Peningkatan Penggalangan Komitmen
Kurangnya komitmen Bersama tentang Mutu Puskesmas Peningkatan Mutu Puskesmas
peningkatan Mutu Puskesmas dan, Menyusun jadwal Pertemuan Lintas Menyusun jadwal Pertemuan
Belum optimalnya koordinasisi lintas Program dan Lintas sector Lintas Program dan Lintas sector
Program dan Lintas sektor
Metode: Menyusun jadwal rapat/pertemuan Menyusun jadwal
Rapat/pertemuan tentang Program tentang Program Peningkatan Mutu rapat/pertemuan tentang Program
Peningkatan Mutu masih jarang Menyusun jadwal Peningkatan Mutu
dilakukan, dan evaluasi/pengukuran indicator mutu Menyusun jadwal
Tidak ada jadwal evaluasi berkala yang oleh tim mutu. evaluasi/pengukuran indicator
disusun untuk mengukur indikator mutu oleh tim mutu.
Mutu

Anda mungkin juga menyukai