PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu usaha Menyusun serangkaian kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Dengan adanya
perencanaan, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
demi mencapai tujuan. Dalam tata Kelola Puskesmas, perencanaan ini
dikenal dengan istilah Plan Of Action (POA) yang mengesankan bentuk
perencanaan tradisional karena focus pada perencanaan hilirnya itu
kegiatan-kegiatan. Dalam pengembangan POA semakin erat dengan pola
perencanan strategis.
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan di satu wilayah
tertentu. Upaya kesehatan yang diselenggarakan termasuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu demi terlaksananya pembangunan
berwawasan kesehatan, puskesmas harus dapat meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien. Hal ini tentunya tidak
lepas dari berbagai kendala yang muncul dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat baik dari segi internal maupun eksternal
puskesmas. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk itu
puskesmas harus dapat meningkatkan standar mutu pelayanan yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan adanya akreditasi,
diharapkan Puskesmas Muara Uya dapat memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan terstandar
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Plan Of Action (POA) Peningkatan Mutu Puskesmas merupakan
pedoman bagi Puskesmas Muara Uya yang menjelaskan secara garis
besar perencanaan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas. Manual
mutu adalah suatu dokumen yang digunakan untuk
mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh
personel puskesmas, menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur
sistem mutu yang terdokumentasi, memberikan gambaran bahwa
puskesmas memiliki kebijakan dalam mengelola organisasi untuk
mencapai target mutu yang telah ditentukan.
1.3Sosial Ekonomi
Pada dasarnya penduduk di wilayah kerja Puskesmas Muara
Uya mayoritas berpencaharian sebagai petani (petani kebun dan
sawah) berkisar antara 50% – 65 % sedangkan 35% bervariasi ada
yang Pegawai Negeri maupun swasta dan buruh.
2. Gambaran Khusus
2.1Visi dan Misi Puskesmas Muara Uya
Visi :Menjadi Puskesmas Yang Berstandar, Berinovasi Modern Dan
Tedepan
Misi Puskesmas Muara Uya:
1) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Yang
Profesional
2) Meningkatkan Pelayanan Proaktif, Bermutu Dan Solid
3) Menciptakan Suasana Aman, Nyaman Dan Harmonis
4) Meningkatkan Kerjasama Dengan Masyarakat Dan Lintas
Sektor
2.2Tujuan Puskesmas Muara Uya :
1. Tercapainya Kecamatan Muara Uya Sehat menuju terwujudnya
masyarakat yang sehat secara mandiri dan terwujudnya
pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata di wilayah kerja
Puskesmas Muara Uya, serta meningkatkan kualitas kesehatan
yang menyeluruh dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui program Kesehatan dengan upaya
peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Memelihara Kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
dengan lingkungannya, melaksanakan kegiatan dalam upaya
promotif dan preventif dalam bidang kesehatan.
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang merata, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2.3 Data Ketenagaan Puskesmas Muara Uya
Puskesmas Muara Uya memiliki 10 Peskesdes, yang tersebar ke
dalam 10 desa Binaan. Dari aspek ketenagaan Puskesmas Muara
Uya mempunyai karyawan sejumlah 68 orang, yang terdiri dari 27
tenaga PNS, 3 tenaga CPNS, 11 tenaga Kontrak Daerah, 3 tenaga
Kontrak BOK, 7 tenaga dengan penugasan khusus, 17 tenaga
kontrak BLUD. Jenis ketenagaan di Puskesmas Muara Uya yaitu
terdiri dari: 3 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 20 orang
perawat, 2 orang perawat gigi, 17 orang bidan ( 10 orang bidan
desa, 4 orang bidan di Puskesmas induk, 3 orang bidan Poned), 1
orang Apoteker, 1 orang asisten Apoteker, 2 orang pranata
laboratorium kesehatan, 2 orang nutrisionis, 2 orang sanitarian, 2
orang penyuluh kesehatan masyarakat, dan lainnya adalah tenaga
non kesehatan (tata usaha, loket, administrasi, kasir, petugas
kebersihan, keamanan, sopir).
1. Muara Uya 0 4 1 40 1
2. Mangkupum 1 3 1 30 1
3. Palapi 1 3 1 30 1
4. Kampung Baru 1 2 1 20 1
5. Simpung 1 3 1 30 1
Layung
6 Lumbang 1 3 1 30 1
7 Santuun 1 3 1 30 1
8 Uwie 1 4 1 40 1
9 Binjai 1 2 1 20 1
10 Sungai Kumap 1 1 1 10 1
11 Salikung 1 1 1 10 1
TOTAL 10 29 11 290 11
Sumber : Data Dasar Puskesmas Muara Uya Tahun 2021
5. Program Peningkatan Mutu Puskesmas Muara Uya
Peningkatan mutu dilakukan melalui upaya perbaikan
berkesinambungan, upaya keselamatan pasien, upaya Manajemen
risiko dan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk
meminimalkan risiko bagi pasien, sasaran UKM, masyarakat, dan
lingkungan.
Penetapan prioritas perbaikan mutu dilakukan berdasarkan
kebijakan indikator mutu nasional (IMN), prioritas permasalahan di
wilayah kerja Puskesmas, SKP, dan PPI.
Untuk mengukur keberhasilan upaya prioritas perbaikan di
Puskesmas maka perlu ditetapkan indikator mutu.
Pengelolaan indikator mutu dalam rangka upaya perbaikan mutu
terdiri dari :
1) Indikator mutu prioritas tingkat Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerja.
2) Indikator mutu prioritas Program :
(1) Indikator mutu nasional, yaitu:
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan
b. Kepatuhan Penggunaan APD
c. Kepatuhan Identifikasi Pasien
d. Angka Keberhasilan Pengobatan Paisen TB semua kasus
sensitif obat (SO)
e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
f. Kepuasan Pasien
(2) Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
(3) Indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Pemilihan
prioritas didasarkan pada proses yang berimplikasi risiko
tinggi (high risk), melibatkan populasi dalam volume besar (high
volume), melibatkan biaya besar bila tidak dikelola dengan baik
(high cost), capaian kinerja rendah (bad performance), atau
cenderung menimbulkan masalah (problem prone).
BAB III
HASIL CAPAIAN PROGRAM
I INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS TARGET CAPAIAN 2020
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 100 70,2
2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 100 70,9
3 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 100 72,7
4 Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif 100 30,5
5 Cakupan masyarakat yg usia 15 - 59 yang mendapatkan skrining kesehatan 100 29,48
6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 100 12,25
Dari table diatas dapat dilihat realisasi capaian kinerja program dan
mutu masih rendah, bahkan tidak semua indikator mutu nasional
dilakukan pengukuran sebegaimana mestinya.
Hasil capaian indikator kepuasan pasien adalah 77,55% dari target 85%,
pelayanan ANC sesuai standar yaitu 70,2%. Sedangkan indikator lainnya
tidak dilakukan pengukuran pada tahun tahun sebelumnya.
Indikator Mutu Prioritas Puskesmas didasarkan pada hasil capaian yang
rendah dengan melihat faktor lainnya, seperti risiko tinggi, pada kelompok
populasi rentan atau resiko tinggi dan efek jangka Panjang semakin
menjadi masalah apabila tidak diselesaikan secepatnya.
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarakan dari hasil capaian kinerja program diatas dapat dilihat
masih banyak indikator yang memiliki capaian tidak sesuai target, dan
indikator mutu belum mencakup program peningkatan mutu,
Manajemen risiko, sasaran keselamatan pasien dan Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi, dan pengukuran capaian indicator mutu masih
banyak yang belum dilaksanakan. Secara garis besar berikut adalah
identifikasi masalah program mutu yaitu:
1) Optimalisasi Kinerja Program Peningkatan Mutu masih rendah
2) Indikator yang ada belum menjawab program peningkatan mutu
yang ditargetkan secara Nasional seperti Keselamatan pasien dan PPI
3) Pengukuran Indikator Mutu tidak dilakukan secara optimal,
sehingga tidak terlihat hasil capaian.
2. Prioritas Masalah
v Manusia: Money:
Alat:
Program Peningkatan Mutu,
Kurangnya pemahaman petugas manajemen risiko, SKP, dan PPI
Tidak ada Profil Indikator
tentang Program Peningkatan Belum ada Panduan Manual
belum memliki anggaran khusus
Mutu. Mutu yang disepakati yang
yang diusulkan
akan menjadi panduan
Kurangnya sosialisasi kepada Tidak disusun perencanaan yang
Program Mutu.
Petugas tentang profil Indikator baik terkait kegiatan-kegiatan
dan Panduan Manual Mutu. program mutu.
Optimalisasi
Kinerja Program
Peningkatan Mutu
masih rendah
Lingkungan:
Metode:
Kurangnya komitmen Bersama tentang
Rapat/pertemuan tentang Program Peningkatan Mutu masih
peningkatan Mutu Puskesmas
jarang dilakukan
Belum optimalnya koordinasisi lintas
Tidak ada jadwal evaluasi berkala yang disusun untuk
Program dan Lintas sektor
mengukur indikator Mutu.
Belum optimalnya pendampingan dan
bimbingan Dinas Kesehatan
terhadap Puskesmas.
4. Identifikasi Penetapan Pemecahan Masalah
No. Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Maslah Terpilih
1. Optimalisasi Kinerja Man: Mengadakan Workshop Peningkatan Melakukan Sosialisasi/rapat
Program Peningkatan Mutu Kurangnya pemahaman petugas tentang Mutu dengan mengundang pertemuan membahas Program
masih rendah Program Peningkatan Mutu. Narasumber terkait Program Mutu peningkatan Mutu