Anda di halaman 1dari 2

“Pancaroba Sang Pelita”

Penulis: Agung Heru Saputra


Tentu kita tidak asing lagi ketika mendengar yang namanya pancasila. Baik didalam ruang
lingkup sekolah maupun pada kalangan masyarakat, memang sewajarnya seluruh masyarakat yang
berstatus warga negara indonesia harus mengenal yang namanya pancasila. Lima asas yang
dipegang teguh bangsa indonesia, berawal dari “Ketuhanan” yang menjadi dasar dari empat sila
lainnya dan berakhir pada asas “Keadilan” sebagai penutup dari semua asas yang ada. Namun
nyatanya masih banyak masyarakat yang belum paham akan pentingya pancasila.
Saat ini kata “Pancasila” sedang ramai diperbincangkan, banyak cuitan yang sering
menggunakan pancasila sebagai dalih cinta negara. Bahkan terdapat organisasi yang namanya
“Pemuda Pancasila” namun nyatanya hal itu bertolak belakang dengan tindakan yang dilakukan.
Apakah pemuda saat ini masih mengayam pendidikan pancasila? Jelas masih. Apakah mereka
paham arti sesungguhnya dari kata pancasila? Mungkin masih ada orang-orang yang paham, hanya
saja sudah tidak banyak. Mereka yang belajar banyak dari suguhan internet menjadikannya
tumpuan utama dalam hal meningkatkan wawasan, salah atau tidak? Tidak, tentu saja hal ini
menjadi jalan yang positif. Saat ini kondisi kita sangat meprihatinkan, proses bejar menjadi
terhambat. Wabah menjadi faktor utama dari masalah ini, indonesai butuh generasi baru yang lebih
maju agar negri ini tidak dapat dijarah oleh negara asing. Kaum milenial menjadi sasaran empuk
bagi mereka yang memanfaatkan kondisi kita saat ini. Doktrin keras yang diberikan oleh mereka
menjadikan pemuda kita terjebak dalam ambisi dalam menjajal trend luar. Bukan berarti menjauhi
tapi setidaknya dikurangi dan difilter agar tidak berlebihan. Hal ini bukan tanpa kaitan, pancasila
sendiri tercipta oleh keragaman budaya kita yang begitu bercorak. Semangat pemuda indonesia
sangat dibutuhkan saat ini, ayolah kawan mari berbenah agar kita bisa berubah. Jangan
memeberatkan tumpuan negara hanya kepada satu orang, kita perlu segelitir orang untuk mulai
melakukan perubahan. Tata tertib peraturan menjadi fokus utama saat ini, serta proses pembelajaran
pendidikan pancasila yang lebih ditonjolkan. Untuk menjadi seseorang yang menegakkan pancasila
kita tidak perlu hafal seluruh pasal hukum, kita hanya perlu mengimplementasikannya sesuai
dengan apa yang diikrarkan.
Nampaknya tidak adil jika kita hanya berbicara menohok tentang sisi negatif dari warganya.
Tapi ingat saat ini para wakil rakyat juga harus dibenahi. Kalimat ini terdengar mengerikan, kalau
saja ini dibaca oleh mereka mungkin akan terkena UDD ITE terkait pencemaran nama baik. Namun
ini fakta, kata “wakil” mereka gunakan dengan sepenuhnya. Dengan polosnya semua keinginan
rakyat sudah diwakilkan oleh mereka, semua hak masyarakat mereka renggut. Bukannya ini
bertolak belakang dengan prinsip dari kelima asas pancasila. Hak Asasi Manusia sudah direnggut
saat ini, dengan rakusnya mereka ambil. Dimana sistem sortir negara ini, diaman sistem hukum
yang adil di negri ini. Apakah hal seperti ini bisa dihilangkan? Bisa saja, namun peluangnya cukup
kecil. Tapi tidak menutup kemungkinan jika ingin benar-benar ditanggulangi hal ini bisa
diminimalisir. Kalau dikulik seperti ini tentu kita benar-benar tau bahwa penanaman sistem
pendidikan pancasila harus ditekankan lagi. Saya selaku penulis tentu juga tidak sepenuhnya bersih
dari masalah ini, saya juga masih perlu banyak belajar. Pengetahuan saya mengenai pancasila masih
sangat minim. Jadi mari kita lakukan perubahan dari sisi kecil dulu, yaitu dari pribadi masing-
masing. Saya tidak punya kekuatan untuk menyuarakan pendapat ini. Tapi semoga dengan adanya
tulisan ini dapat menyadarkan kita selaku pemuda dan pemudi harapan bangsa kita.

Anda mungkin juga menyukai