A. Hasil Penelitian
parameter yang akan diukur, perancangan desain dari alat Sonoreactor seperti desain
alat dan bahan yang akan digunakan hingga dihasilkan alat Sonoreactor berbasis
dan generator ultrasonik berbasis Arduino Uno. Berdasarkan data yang diperoleh
terhadap data yang didapatkan berupa spesifikasi performansi alat dan spesifikasi
desain alat. Penyajian data dinyatakan dalam bentuk tabel dan grafik.
fungsi setiap bagian pembentuk sistem, dimana perlu dilakukan pengujian alat serta
penganalisaan terhadap alat, sehingga dapat terlihat apakah sistem sudah bekerja
dengan baik.
hampir sama dengan sistem SMPS hanya saja pada generator ultrasonik ini tidak
sampai pada bagian sekunder sehingga tegangan yang dihasilkan adalah tegangan
AC. Pada Gambar 26 merupakan bentuk driver dan rangkaian generator ultrasonik.
(a)
D4
10A03 C1
? 18pF R1
D1 D3 1N4007
C5 C6 10A03 10A03 0R56
18pF 18pF
TR1
D2
R2
C2 0R56
10A03 18pF
TRAN. ULTRASONIK
TRAN-2P2S
SOUNDER
R5
0R56
C3 Q1
2N2219 D6 L1
10A03 12u
18pF TR2
L2
12u
R4
0R56
TRAN-2P3S
C4 Q2
2N2219
D5
18pF 10A03
L3
12u
R6
R3
0R56 0R56
R7
0R56
(b)
Gambar 26 ( a). Bentuk driver generator ultrasonik (b). Rangkaian elektronik
Generator Ultrasonik
prinsip generator tersebut hampir sama dengan prinsip SMPS. Awalnya rangkaian
bekerja dengan menggunakan tegangan masukan PLN sebesar 220 VAC dengan
tegangan DC dengan menggunakan dioda. Tegangan yang telah disearahkan ini akan
memberikan suplai ke kapasitor yang kemudian muatan listrik tersebut disimpan oleh
kapasitor dan berguna untuk memperbaiki bentuk gelombang tegangan (rippel) yang
memperkuat tegangan dari Q1 dan Q2. Sementara TR2 bertindak sebagai filter untuk
tersebut diambil oleh L1 dan dikirim ke Q1 dan Q2 melalui L3 dan L2. Hubungan
20x4 sebagai display frekuensi dan timer yang dihubungkan ke Arduino Uno. Pada
perancangan rangkaian ini digunakan kaypad 4x4 sebagai antarmuka untuk masukan
nilai waktu, serta beberapa tombol lainnya digunakan sebagai fungsi start dan cancle.
Untuk bentuk rangkaian Liquid Crystal Display dan kaypad 4x4 dengan Arduino
rangkaian Sonoreactor.
c. Rangkaian Relay
listrik 220V dari tegangan AC 220V ke rangkaian dimmer. Relay pada rangkaian ini
digunakan untuk pensaklaran yang dikontrol melalui pin Arduino. Bersamaan dengan
waktu, relay akan bekerja mengalirkan arus listrik ke rangkaian ketika waktu
dijalankan dan akan memutus sambungan arus listrik ketika waktu telah selesai. Pada
Gambar 28 ditunjukkan tampilan sebuah relay satu chanel dan memiliki 3 pin yang
Pengalamatan pin relay dihubungkan pada pin analog A0, GND dihubungkan
pada pin GND dan VCC dihubungkan dengan pin VCC pada Arduino Uno. Prinsip
kerja dari relay adalah ketika pada kondisi normal maka switch kontak poin relay
berada pada kondiisi normalnya yaitu NO (kontak terbuka) dan NC (kontak tertutup).
dengan tegangan kerja relay, maka akan terbentuk gelombang elektromagnetik yang
akan menginduksi bagian inti besi menjadi magnet. Inti besi inilah yang berperan
menarik armute sebagai tuas kontak sehingga kontak relay berubah kondisi dari NO
menjadi close dan dari NC manjadi open. Posisi kontak ini akan bertahan selama
Ketika lilitan coil elektromagnetik relay tersebut tidak mendapatkan tegangan maka
disinilah fungsi dari spring atau per untuk mengembalikan posisi armature ke kondisi
dengan tipe BTA16. Piranti ini diproduksi dengan tujuan utama saklar AC dan
aplikasi pengontrolan phasa seperti kontrol kecepatan motor AC. Analisa rangkaian
dimmer yang dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 19. Rangkaian dimmer yang
dibuat dibangun dengan TRIAC tipe BTA16 yang dikontrol menggunakan DIAC tipe
DB3 dan potensiometer 500 kOhm. Intensitas getaran piezoelektrik pada rangkaian
ini dikontrol dengan cara mengatur Tegangan yang diberikan ke generator ultrasonik
melalui TRIAC.
dilakukan dengan mengatur tuas potensiometer RV1 500 kΩ. Frekuensi keluaran
yang dihasilkan dimmer dikendalikan oleh tegangan gate TRIAC melalui DIAC dari
ke gate TRIAC maka arus yang diberikan ke beban akan semakin besar. Heatsink
atau pendingin dibutuhkan untuk meredam panas yang timbul karena TRIAC bekerja.
kecilnya hambatan yang diperlukan sesuai dengan batas maksiml yang dimiliki. Pada
alat yang dibuat ini menggunakan potensiometer stereo 500 kΩ dengan memiliki
enam buah kaki. Tiga buah kaki pertama dihubungkan pada rangkaian dimmer dan
potensiometer jenis stereo ini dimaksudkan agar dapat men-switch dimmer dan
secara bersamaan potensiometer mengatur tegangan masukan analog dengan prisip
sebagai pengatur besarnya tegangan masukan dari pin analog 0-5V. Kemudian
ultrasonik. Bentuk dari rangkaian potensiometer stereo dan Dimmer pada Arduino
atas dihubungkan dengan Arduino Uno dengan pin data potensiometer pada A1, VCC
dengan 5V, dan GND dengan GND. Tabel 4 Menunjukan pengalamatan pin
potensiometer Stereo dan Dimmer pada Arduino Uno dalam pembuatan rangkaian
Sonoreactor. Untuk Pin potensiometer Stereo dan Dimmer pada Arduino Uno dapat
Arduino Uno sebagai pusat kendali dan beberapa komponen penunjang. Arduino Uno
mengolah data masukkan dan keluaran pada setiap pinnya. Pengontrolan dijalankan
bekerja sesuai dengan perintah pada program perangkat lunak Arduino IDE. Desain
rangkaian keseluruhan yang terdiri dari Arduino Uno, modul dimmer 220V AC,
modul keypad 4x4, potensiometer stereo, modul relay 5V, power supply 12V 3A,
tombol saklar, Relay dan Liquid Crystal Display 20x4. Untuk bentuk rangkaian
desain tergantung pada sifat alami dari material yang digunakan. Spesifikasi desain
ukuran sistem, dan dimensi sistem. Karakteristik statik secara umum terdiri dari
Ketepatan didefenisikan sebagai beda atau kedekatan antara nilai yang terbaca
oleh alat ukur dengan nilai yang sebenarnya. Secara umum akurasi sebuah alat ukur
ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dan dapat
diekspresikan dalam bentuk presentase atau pada titik pengukuran yang spesifik.
Suatu alat ukur yang baik memiliki akurasi mendekati 1 atau 100%, sedangkan
Transduser ultrasonik terdiri dari dua buah kristal pizoelektrik yang digunakan
pizoelektrik yang digunakan dimana saat frekuensi 40KHz mengalami resonasi yang
baik dan Vrms menurun. Semakin besar Frekuensi input yang diberikan pada
Transduser ultrasonik maka perioda yang dihasilkan akan semakin besar sehingga
jika perioda semakin besar maka frekuensi output yang dihasilkan semakin besar.
Hubungan antara frekuensi input dengan Vrms dan perioda dapat dilihat pada Grafik
1.6
1.4
1.2
1
Vrms (Volt)
0.8
0.6 hubungan Vrms dan F
input
0.4
0.2
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
F masukan (KHz)
dengan tipe BTA16. Piranti ini diproduksi dengan tujuan utama saklar AC. Analisa
rangkaian dimmer yang dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 19. Rangkaian
dimmer terdiri dari potensio streo yang digunakan untuk menswitch tegangan
masukan dan frekuensi yang akan digunakan pada generator ultrasonik. dimmer ini
adalah rangkaian yang bersumber 220 V dan dapat menghasilkan tegangan keluaran
140-220 V. dan tegangan keluaran ini yang akan dijadikan tegangan input pada
generator ultrasonik. Dapat diihat bahwa untuk tegangan dimmer bersumber 220 V
dan setelah potensio Streo diputar maka kita mevariasikan tegangan keluran yang
akan dijadikan sebagai sumber untuk generator. Dari data tersebut dapat dilihat
Berikut Grafik hubungan Dimmer dan generator pada Gambar 33, Gambar 34 dan
Gambar 35
7
0
140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
1200
1000
Frekuensi Keluaran (Hz)
600
Hubungan V input dan
Foutput
400 Linear (Hubungan V input
dan Foutput)
200
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 4 1 5 16 1 7 18 1 9 20 2 1 22 23
Tegangan Masukan (V)
pada Arduino Uno, sedangkan alat ukur standar yang digunakan adalah stopwatch.
Setelah semua variabel di input dan menekan tombol # pada keypad, maka timer akan
langsung hidup. Timer Sonoreactor akan berhenti dan menonaktifkan Generator dan
Transduser, lalu akan muncul tulisan selesai dan press reset pada LCD. Perbandingan
waktu yang diinginkan, dimana setiap 5 menit terjadi selisih waktu 2 detik. Setelah
itu lakukan perbaikan program dan mendapatkan nilai penonaktifan waktu yang
akurat.
B. PEMBAHASAN