Anda di halaman 1dari 50

MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

KATA PENGANTAR

Segala kritikan, masukan, dan saran yang konstruktif terhadap penyempurnaan modul ini
tentunya sangat diharapkan dari para pembaca sekalian yang budiman. Tim penyusun telah
menyiapkan saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan kritikan, masukan, dan
saran tersebut sebagaimana tercantum pada bagian akhir modul ini.

Semoga kehadiran modul ini dapat bermanfaat bagi para peserta pelatihan,
instruktur/fasilitator, dan pembaca yang budiman.

Pusat Pengembangan Internal Audit - YPIA


Direktur Akademis

Mohamad Hassan

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) i


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................................................
PETA KONSEP MODUL .....................................................................................................................

PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1. Deskripsi Singkat .................................................................................................................. 1
2. Prasyarat Kompetensi .......................................................................................................... 1
3. Standar Kompetensi ............................................................................................................ 1
4. Kompetensi Dasar ................................................................................................................ 1
5. Relevansi Modul .................................................................................................................. 1

KEGIATAN BELAJAR 1: SUPERVISI DI TINGKAT PENUGASAN


1. Pendahuluan ................................................................................................ ...................... 3
2. Supervisi Penugasan.................................................................................... ...................... 11
3. Hubungan dengan pihak-pihak yang berkaitan (Relationships) ................... .................... 12
4. Koordinasi Selama Penugasan .................................................................... ...................... 13
5. Rangkuman ........................................................................................................................ 16
6. Latihan ............................................................................................................................... 18
7. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ......................................................................................... 24

KEGIATAN BELAJAR 2: KERTAS KERJA, EXIT MEETING DAN EVALUASI STAF


1. Pendahuluan................................................................................................. .................... 26
2. Tujuan Kertas Kerja...................................................................................... ..................... 30
3. Exit Meeting ................................................................................................. .................... 32
4. Penilaian Kinerja Staf .................................................................................. ...................... 33
5. Rangkuman ........................................................................................................................ 35
6. Latihan ............................................................................................................................... 36
7. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ......................................................................................... 43

KUNCI JAWABAN .............................................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 44

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) ii


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Langkah-Langkah Pembelajaran
Untuk dapat memahami isi dari modul Supervisi Audit ini maka peserta diklat harus
mempersiapkan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pahami indikator yang hendak dicapai pada setiap kegiatan belajar;
2. Baca modul baik-baik dan pelajarilah dengan teliti semua topik terkait dengan Kegiatan
Belajar yang Anda baca;
3. Cobalah kerjakan latihan yang tersedia;
4. Baca kembali rangkuman yang tersedia untuk lebih meningkatkan pemahaman;
5. Kerjakan tes formatif yang tersedia dan selanjutnya pergunakan umpan balik dan tindak
lanjut yang ada untuk menilai kemampuan yang telah anda miliki;
6. Apabila nilai Anda masih kurang, pelajari kembali Kegiatan Belajar yang bersangkutan
sebelum menuju ke Kegiatan Belajar lebih lanjut;
7. Diskusikan secara berkelompok studi kasus agar pemahaman tentang materi menjadi lebih
baik.
8. Kerjakan tes sumatif untuk mengetahui tingkat kompetensi yang telah Anda miliki secara
keseluruhan;
9. Cobalah untuk mencari dan membaca Undang-Undang, Standar, dan Panduan terkait yang
disebutkan dalam modul untuk memperkaya pemahaman Anda;
10. Selamat belajar dan semoga sukses.

B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara pemaparan konsep Supervisi
Audit, diikuti dengan tanya jawab, diskusi kelompok/studi kasus, dan presentasi studi kasus.

C. Waktu Pembelajaran
Waktu Pelaksanaan yang dibutuhkan selama 5 sesi atau 5 jam latihan (jamlat), dengan
pembagian waktu sebagai berikut:

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) iii


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

Pokok Bahasan Waktu

 Supervisi di Tingkat Penugasan 3,0 jamlat


 Kertas Kerja, Exit Meeting dan Evaluasi Staf 2,0 jamlat
Jumlah 5,0 jamlat

D. Alat Bantu Ajar


Alat bantu ini bukan merupakan suatu keharusan, tetapi keberadaannya diyakini akan sangat
bermanfaat dalam proses pembelajaran, yaitu:
 LCD Projector  Sound-system
 Komputer/Laptop  Buku Modul
 Papan Tulis/Whiteboard  Lembar Praktek
 Pointer/Presenter  Flipchart
 Printer  Alat Tulis Kantor Lainnnya (termasuk seminar kit)

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) iv


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

PETA KONSEP MODUL

Supervisi di Tingkat
Penugasan

SUPERVISI
AUDIT

Kertas Kerja, Exit


Meeting dan Evaluasi
Staf

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) v


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat
Supervisi audit merupakan proses yang sangat penting. Kualitas audit dapat
tergambarkan dari kinerja yang dilalukan oleh seorang supervisor. Seorang supervisor
audit adalah level menengah dalam organisasi audit. Namun peranannya sangat
penting.

2. Prasyarat Kompetensi
Peserta yang ditunjuk mengikuti diklat ini adalah auditor yang masih memiliki jenjang
auditor junior dan dibawahnya atau yang akan menapaki jenjang supervisor.
Pemahaman tugas dari seorang supervisor oleh tim audit akan mempelancar
komunikasi dan kelancaran tugas audit. Agar lebih efektif peserta diklat ini
diutamakan adalah pegawai yang memiliki latar belakang pengetahuan tentang
manajemen dan atau akuntansi.

3. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti diklat ini, peserta diklat diharapkan mengetahui dan mampu
memahami Supervisi di Tingkat Penugasan, Kertas Kerja, Exit Meeting dan Evaluasi
Staf.

4. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang diharapkan setelah membaca modul ini adalah peserta diklat
mampu:
a. Memahami dan menjelaskan Supervisi di tingkat penugasan, Hubungan dengan
pihak-pihak yang berkaitan (Relationship) dan Koordinasi selama penugasan.
b. Memahami dan menjelaskan Kertas Kerja, Exit Meeting dan Evaluasi Staf.

5. Relevansi Modul
Bagi para peserta pendidikan dan pelatihan sertifikasi QIA tingkat Lanjutan, perlu
dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman tentang supervisi audit. Modul ini
diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh tentang supervisi audit.
Sedangkan bagi para instruktur atau fasilitator diklat, modul ini diharapkan dapat
membantu penyampaian materi pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan
diikuti oleh para peserta diklat.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 1


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

KEGIATAN BELAJAR 1
Supervisi di Tingkat Penugasan

Indikator:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1, peserta diharapkan mampu Memahami
dan menjelaskan Supervisi di tingkat penugasan, Hubungan dengan pihak-pihak
yang berkaitan dan Koordinasi selama penugasan.

Seringkali dalam sebuah pekerjaan atau penugasan kita sebagai manusia sering lalai, lupa,
melupakan atau bahkan malas untuk mengerjakan suatu bagian tugas, baik bagian yang
gampang maupun yang mudah. Dengan harapan kan dikerjakan nanti pada saatnya. Bisa
jadi kita ingat mengerjakan bagian tersebut pada saat kita sedang mengerjakan pekerjaan
yang lain. Sering juga karena membayangkan mudahnya pekerjaan itu membuat kita
menundanya. Atau bahkan karena rumitnya atau susahnya kita pun menundanya. Atau
juga kadang kita berperasaaan bahwa pekerjaan yang kita kerjakan telah lengkap. Karena
kita berpandangan terhadap pekerjaan yang kita kerjakan bisa jadi pandangan kita
tersebut tidak objektif. Disinilah kita perlu untuk mengajak orang lain untuk mencoba
melihat pekerjaan kita. Kita perlu orang lain untuk mereviu pekerjaan kita agar pekerjaan
kita bisa diyakini sudah dilaksanakan dengan baik. Disinilah peran supervisor diperlukan.
Kita berharap pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan maka tidak ada lagi hutang
pekerjaan yang belum dibayar. Dengan demikian pekerjaan kita beres.

Skema Pemahasan :
1. Pendahuluan
1.1. Penugasan
1.1.1. Tujuan Penugasan
1.1.2. Cakupan Penugasan
1.1.3. Kriteria
1.2. Perencanaan Penugasan
1.2.1. Perencanaan Penugasan
1.2.2. Identifikasi Penilaian Risiko
© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 2
MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

1.3. Penilaian Risiko Secara Terinci


1.3.1. Risiko
1.3.2. Penilaian Risiko
2. Supervisi Penugasan
2.1. Supervisi dan Tingkat Penugasan
3. Hubungan dengan pihak-pihak yang berkaitan (Relationships)
4. Koordinasi Selama Penugasan
5. Rangkuman

1. Pendahuluan
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa : Supervisi adalah pengawasan
utama, pengontrolan tertinggi, atau penyeliaan. Sedangkan Supervisor adalah
pengawasan utama pengontrol tertinggi, atau penyelia. Dalam kamus Bahasa Inggris-
Indonesia dinyatakan bahwa: Supervise diartikan Mengawasi, Supervision diartikan
Pengawasan, Supervisor diartikan Pengawas, Supervisory diartikan dalam kedudukan
sebagai pengawas. Dalam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Supervisi
merupakan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan, sedangkan Supervisor
merupakan pelaksana utama dari kegiatan supervisi itu sendiri.

Pengawasan atau supervisi diperlukan untuk membantu penyusunan rencana audit


yang efisien dan efektif, dapat mengoreksi jika terjadi penyimpangan atau terdapat
kondisi yang berubah dan memberikan arahan audit yang lebih baik serta tepat.
Dalam standar audit disebutkan bahwa pada setiap tahap audit, pekerjaan auditor
harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran,
terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan auditor. Supervisi ini harus
dilakukan pada seluruh tahapan audit secara berjenjang dimana ketua tim melakukan
supervisi atas anggota timnya, pengendali teknis mengawasi tim audit yang
dibawahinya, dan pengendali mutu melakukan supervisi atas seluruh kerja audit
yang di laksanakan.

Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan bahwa sasaran
tercapai, kualitas terjamin, dan staf teredukasi. Interpretasi: Tingkat supervisi yang
diperlukan tergantung kepada kemampuan dan pengalaman auditor internal dan
kompleksitas penugasan. Kepala audit internal bertanggungjawab secara menyeluruh
melakukan supervisi penugasan, baik dilaksanakan oleh atau untuk aktivitas audit

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 3


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

internal, namun dapat juga menunjuk anggota aktivitas audit internal yang
berpengalaman untuk melaksanakan reviu tersebut. Bukti yang sesuai harus
didokumentasikan dan disimpan.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang supervisi perlu kiranya kita me- refresh
terkait dengan penugasan, perencanaan penugasan, penilaian risiko terinci.

1.1. Penugasan
Tujuan Penugasan adalah “penugasan khusus audit, atau aktifitas reviu, seperti
internal audit, reviu control self asessement, examinasi fraud atau konsultasi.
Penugasan audit bisa terdiri dari beberapa penugasan audit atau aktifitas sekaligus
yang dirancang untuk mencapai tujuan dari sebuah audit. Penugasan terdiri
perencanaan, pelaksanaan prosedur, komunikasi hasil, monitoring hasil. Tanggung
jawab dari auditor internal adalah perencanaan dan pelaksanaan penugasan yang
akan direviu dan disetujui oleh supervisor. Pada bagian ini akan menjelaskan fase
perencanaan dari sebuah penugasan.
Performance Standard 2200
Internal Auditor harus menyiapkan dan mendokumentasikan untuk setiap dokumen
termasuk tujuan penugasan, cakupan, jangka waktu dan alokasi sumberdaya.

1.1.1. Tujuan Penugasan


Setelah melakukan survei pendahuluan dan penilaian risiko, internal audit
menentukan tujuan audit untuk menentukan penugasan. Tujuan penugasan
harus menjelaskan mengapa audit dilakukan dan juga menjelaskan jenis
asurans mana yang akan dicapai.
Performance Standard 2210
Tujuan harus ditentukan untuk setiap penugasan.

Tujuan penugasan adalah penyataan yang luas yang dikembangkan oleh


internal auditor yang menentukan tujuan yang ingin dicapai dari penugasan
tersebut.
1) Tujuan Penugasan:
a) Auditor menentukan tujuan untuk menjelaskan risiko yang berkaitan
dengn kegiatan yang direviu.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 4


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

b) Penugasan yang direncanakan, tujuan penugasan harus konsisten


dengan tujuan yang pada awalnya yang diidentifikasikan selama
proses penilaian risiko dimana perencanaan audit ditentukan..

2) Penugasan yang tidak direncanakan, tujuan penugasannya ditentukan


sebelum penugasan mulai dilaksanakan. Penugasan ini direncanakan
untuk menjelaskan risiko khusus yang menjadi tujuan penugasan.

3) Setelah mengidentifikasikan risiko, auditor menentukan prosedur yang


akan dilaksanakan dan cakupannya (keadaan, waktu dan tujuan)
terhadap prosedur tersebut. Prosedur yang dilakukan dalam ruang
lingkup yang tepat adalah cara untuk memperoleh kesimpulan terkait
dengan tujuan.
Performance Standard 2210.A2
Internal auditor harus mempertimbangkan kemungkinan kesalahan yang
signifikan, fraud, ketidakpatuhan, dan kesalahan lain ketika menentukan
tujuan.

1.1.2. Cakupan Penugasan


Cakupan penugasan adalah penentuan dari jenis aktifitas yang dilakukan
dan jangka waktu dari dokumentasi yang menjadi tujuan penugasan
(audit, reviu dll).

Performance Standard 2220


Penentuan cakupan penugasan harus mampu mencapai tujuan yang
ditentukan dalam penugasan.

Implementation of Standard 2220.A1


Cakupan dari penugasan harus termasuk mempertimbangkan sistem yang
relevan, catatan, personil, dan perlengkapan fisik termasuk termasuk yang
dikuasai oleh pihak ketiga.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 5


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

Jenis audit dibagi menjadi dua kelompok, yaitu menurut pihak yang
melakukan audit dan menurut tujuan pelaksanaan audit.

Menurut pihak yang melakukan, audit dikelompokkan menjadi audit intern


dan audit ekstern. Sedangkan menurut tujuannya, sesuai dengan Undang
Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (selanjutnya disebut UU 15 tahun
2004), audit (pemeriksaan) dibedakan menjadi audit keuangan, audit
kinerja dan audit dengan tujuan tertentu.

1. Jenis Audit Menurut Pihak yang Melakukan Audit


a. Audit Intern
Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam
organisasi klien.
b. Audit Ekstern
Audit ekstern adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar
organisasi klien. Dalam pemerintahan Republik Indonesia, peran
audit ekstern dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK
menjalankan audit atas pengelolaan keuangan negara (termasuk
keuangan daerah) oleh seluruh organ pemerintahan untuk
dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

2. Jenis Audit Menurut Tujuan Pelaksanaan Audit


a. Audit Keuangan
Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan. Audit
(pemeriksaan) keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kesesuaian antara
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dengan standar
akuntansi yang berlaku.
b. Audit Kinerja/Audit Operasional
Banyak nama dan istilah yang dipergunakan untuk menunjuk pada
pengertian jenis audit ini. Istilah yang paling sering dijumpai adalah
performance audit, Value for Money (VFM) audit, audit manajemen,
audit operasional atau audit 3E (efektif, efisien dan ekonomis). Audit
(pemeriksaan) kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 6


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan


efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas
c. Audit dengan Tujuan Tertentu
Audit (pemeriksaan) dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan
yang tidak termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan
kinerja/audit operasional. Jenis audit tersebut termasuk diantaranya
audit ketaatan dan audit investigatif.
1) Audit Ketaatan
Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai
kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kriteria yang digunakan dalam audit ketaatan adalah peraturan
perundang-undangan yang berlaku bagi klien. Perundang-
undangan di sini diartikan dalam arti luas, termasuk ketentuan
yang dibuat oleh yang lebih tinggi dan dari luar klien asal berlaku
bagi klien dengan berbagai bentuk atau medianya, tertulis
maupun tidak tertulis.
2) Audit Investigatif
Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk
membuktikan apakah suatu indikasi penyimpangan/kecurangan
apakah memang benar terjadi atau tidak terjadi. Jadi fokus audit
investigatif adalah membuktikan apakah benar kecurangan telah
terjadi. Dalam hal dugaan kecurangan terbukti, audit investigatif
harus dapat mengidentifikasi pihak yang harus
bertanggungjawab atas penyimpangan /kecurangan tersebut.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 7


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

1.1.3. Kriteria
Kriteria diperlukan untuk mengukur keefektifan pengendalian intern.
Manajemen dan internal auditor memililki tanggungjawab yang berbeda
terkait dengan hal ini.
Implemetation Standar 2210.A3
Kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi governance,
manajemen risiko dan pengendalian. Auditor internal harus memastikan
tanggungjawab dari manajemen dan atau dewan pengawas telah
menentukan kriteria untuk menentukan bahwa tujuan organisasi telah
dicapai. Jika kriteria tersebut telah memadai maka internal auditor
menggunakan kriteria tersebut dalam evaluasinya. Jika tidak maka internal
audit dan manajemen secara bersama-sama menentukan kriteria yang akan
digunakan oleh internal audit dalam melakukan evaluasi.

Standar industri yang dapat diterima, standar yang dikembangkan oleh


lembaga profesi atau asosiasi, standar pada hukum dan peraturan, praktek
bisnis yang baik adalah sumber-sumber kriteria.

1.2. Perencanaan Penugasan


Performance Standar 2201
Dalam perencaan penugasan internal auditor harus mempertimbangkan:
 Tujuan dari aktivitas yang direviu dan menguji efektifitas dari aktifitas pengendalian.
 Risiko dari aktifitas, tujuannya, sumber daya, dan operasi untuk menguji apakah potensi
akibat dari risiko telah dijaga sampai pada tingkat risiko yang dapat diterima.
 Kecukupan dan efektifitas dari aktifitas governance, manajemen risiko, dan proses
pengendalian dibandingkan dengan kerangka kerja atau model yang relevan.
 Kesempatan untuk perbaikan yang signifikan pada aktifitas governance, manajemen risiko,
dan pengendalian

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 8


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

1.2.1. Perencanaan Penugasan


a. Formalitas dan dokumentasi dari perencanaan (rapat perencanaan,
penilaian risiko, dan audit program yang rinci) harus sesuai dengan
keadaan organisasi. Berikut faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.
1. Formalitas dan dokumentasi tersebut sangat dihandalkan oleh pihak
lain (untuk proses litigasi).
2. Ukuran dari aktifitas internal audit, pengalaman auditor, dan
supervisi langsung.
3. Personil dari proses internal, dari auditor eksternal atau penyedia
dari luar organisasi.
4. Kompleksitas penugasan dan cakupan penugasan.
5. Nilai dari dokumentasi (misalnya akan digunakan untuk penugasan
tahun berikutnya).
b. Persyaratan lain yang akan ditentukan pada periode penugasan,
tanggal-tanggal penting, dan model komunikasi.
c. Manajer akan diinformasikan berdasarkan tingkat kepentingannya.
d. Rapat diadakan dengan manajer yang bertanggungjawab untuk
keperluan aktifitas audit dan kesimpulan dari rapat dibagikan dan
didokumentasikan. Topik dari rapat dapat mencakup:
1. Tujuan dan cakupan dari penugasan
2. Sumberdaya
3. Waktu penugasan
4. Faktor-faktor penting (termasuk situasi luar organisasi) yang
mempengaruhi konisi dan operasi perusahaan. Dan
5. Pertimbangan manajemen dan permintaannya.
e. Pimpinan Auditor menentukan kapan, bagaimana, dan kepada siapa
hasil audit dikomunikasikan. Jika memungkinkan dokumen-dokumen ini
ditentukan dan dikomunikasikan kepada manajemen selama masa
perencanaan penugasan. Perubahan yang mempengaruhi waktu atau
pelaporan dan hasil penugasan juga dikomunikasikan.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 9


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

1.2.2. Identifikasi Penilaian Risiko


Dalam perencanaan penugasan, auditor internal harus mengidentifikasikan
risiko kunci dan pengendaliannya terutama risiko inherent dari klien. Penilaian
risiko harus mencakup dampak dari risiko dan tingkat kemungkinan.
Pengendalian-pengendalian yang penting untuk menurunkan risiko organisasi
harus diidentifikasikan.

1.3. Penilaian Risiko Secara Terinci


1.3.1. Risiko
Risiko adalah kemungkinan terjadinya kejadian yang berdampak atas
pencapaian tujuan. Diukur dalam bentuk dampak dan kemungkinan.
Implementation of Standard 2210.A1
Auditor Internal harus melaksanakan penilaian awal dari risiko-risiko yang
relevan dengan aktifitas yang sedang direviu atau diaudit.

1.3.2. Penilaian Risiko


a. Setelah menyelesaikan survei pendahuluan, auditor internal
melakukan penilaian pendahuluan atas risiko.
b. Penilaian Risiko dalam Perencanaan Penugasan:
1) Auditor Internal mempertimbangkan:
a) Penilaian risiko oleh manajemen.
b) Reliabilitas dari Penilaian risiko oleh manajemen.
c) Proses penentuan risiko dan pengendaliannya.
d) Pelaporan, response terkait dengan selera risiko yang melebihi
selera risiko.
e) Risiko dan aktifitas yang berkaitan dengan risiko.
2) Auditor Internal mendapatkan informasi terkait dengan latar
belakang tentang aktifitas yang direviu untuk menentukan efek
dari tujuan dan cakupan penugasan.
3) Survei biasanya dilaksanakan untuk:
a) Memahami lebih baik terkait kegiatan klien, risiko dan
pengendalian-pengadilannya.
b) Mengidentifikasikan area yang akan diaudit.
c) Mendapatkan masukan dari klien.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 10


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

4) Penyiapan kesimpulan dari hasil mencakup:


a) Hal-hal penting.
b) Tujuan dan prosedur.
c) Pengendalian yang penting, kelemahannya dan kelebihannya.
d) Metode, terkait dengan yang berbasisikan teknologi, dan
e) Alasan terkait dengan perubahan tujuan penugasan atau
penghentian penugasan.

2. Supervisi Penugasan
2.1. Supervisi dan Tingkat Penugasan
Performance Standard 2340
Penugasan harus disupervisi secara memadai untuk memastikan bahwa tujuan
tercapai, kualitas terjaga dan staf berkembang kemampuan dan pengalamannya.

a) Supervisi diperlukan pada setiap aktivitas auditor dari perencanaan,


pelaksanaan dan pelaporan hasil. Pimpinan auditor dapat mendelegasikan
tugas supervisi pada penugasan individu.
Interpretation of Standard 2340
Tingkat kepentingan pengawasan sangat tergantung pada kecakapan dan
pengalaman dari auditor internal serta kompleksitas penugasan. Pimpinan auditor
bertangungjawab secara keseluruhan dalam supervisi penugasan, walaupun
penugasan dilakukan oleh atau untuk aktivitas internal audit, namun dapat juga
dilakukan untuk anggota internal audit yang berpengalaman untuk direviu
penugasannya. Bukti penugasan dari supervisi harus didokumentasikan dan
disimpan.

b) Penugasan Supervisi:
1) Supervisi oleh pimpinan auditor relevan dengan semua tahap
penugasan. Prosesnya mencakup:
a. Memastikan bahwa auditor secara gabungan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang lain.
b. Menyediakan instruksi selama masa penugasan dan menyetujui
program penugasan.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 11


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

c. Memastikan bahwa program telah lengkap (jika ada perubahan


maka perubahan telah dipahami dan disetujui) dan tujuan telah
tercapai.
d. Menentukan kertas kerja yang didukung dengan observasi,
kesimpulan dan rekomendasi.
e. Memastikan komunikasi telah akurat, objektif, jelas, sederhana,
konstruktif dan sesuai dengan waktunya.
f. Mengembangkan kecakapan internal auditor.

2) Pimpinan auditor bertanggungjawab pada seluruh penugasan internal


audit dan pertimbangan profesional yang penting. Pimpinan auditor
menerapkan beberapa hal :
a. Meminimalkan risiko ketidakkonsistenan terkait pertimbangan
profesional.
b. Menyelesaikan perbedaan dalam hal pertimbangan profesional
antara pimpinan klien dan bawahannya.
1) Penyelesaian konflik dapat mencakup
 Diskusi tentang fakta-fakta.
 Pertanyaan atau riset.
 Dokumentasi kertas kerja terkait dengan hal perbedaan.
 Terkait dengan hal etis, rujukan terhadap seseorang maka
orang tersebut ikut bertanggungjawab terkait hal yang
menjadi perbedaan.

3. Hubungan dengan pihak-pihak yang berkaitan (Relationships)


a. Untuk memastikan kerjasama yang lengkap, pimpinan senior bertanggungjawab
untuk menginformasikan ke bagian lain tentang keberadaan aktifitas audit
internal.
1) Berteman dengan manajemen pada setiap tingkatan adalah cara yang paling
baik bagi auditor internal untuk mendapatkan informasi.
2) Pegawai adalah sumber informasi.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 12


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

b. Auditor internal memerlukan keterampilan hubungan antar manusia untuk


menjelaskan kegiatan internal audit ke organisasi. Internal audit
mengembangkan kemampuan dengan tujuan:
1) Mendapatkan dan memelihara jaringan informasi yang luas.
2) Menciptakan kesempatan dan acara yang akan membantu membangun
hubungan dengan pihak lain.
3) Memuji dan mendukung pihak-pihak lain
4) Membangun hubungan dengan saling mambagi pengalaman dan
pandangan.
5) Tetap menjaga hubungan dengan pihak lain
6) Mencari kesempatan untuk berhubungan dalam membangun komunikasi.
7) Memulai dan berpartisipasi dalam percakapan untuk meningkatkan
kedekatan.
8) Mengesankan diri sebgai orang yang mudah didekati dan sebagai sumber
informasi.
9) Diplomatis dan bijaksana.

c. Auditor Internal mengandalkan kolaborasi dan kerjasama antara bagian dan


kelompok lain untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi. Selama
penugasan auditor internal mendapatkan sebuah kesempatan yang unik untuk
membangun kepercayaan dan mendorong tujuan meningkatkan nilai tambah
dan meningkatkan kinerja organisasi.

4. Koordinasi Selama Penugasan


a. Auditor yang bertugas harus mengkordinasikan semua pekerjaan tekait
penugasan kepada tim auditor.
b. Koordinasi selama penugasan memastikan bahwa objektifitas penugasan dapat
dicapai dengan efektif dan efisien.

Pimpinan auditor harus berbagi informasi dan mengoordinasikan kegiatan dengan


penyedia layanan assurance dan konsultasi lainnya, baik internal maupun eksternal,
untuk memastikan lingkup yang tepat/memadai serta mengurangi duplikasi
pekerjaan (efforts).

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 13


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

Adapun pedoman aktivitas koordinasi ini sebagai berikut:


1. Pengawasan atas pekerjaan auditor eksternal, termasuk koordinasi mereka
dengan aktivitas audit internal, merupakan tanggung jawab dari Dewan.
Sedangkan koordinasi pekerjaan audit internal dengan audit eksternal
merupakan tanggung jawab CAE (Chief Audit Executive) . Pimpinan Auditor perlu
memperoleh dukungan dari Dewan untuk mengoordinasikan pekerjaan audit
secara efektif.

2. Sebuah organisasi dapat menggunakan pekerjaan auditor eksternal untuk


memberikan assurance atas suatu kegiatan yang menjadi ruang lingkup audit
internal. Dalam kasus seperti ini, Pimpinan Auditor perlu mengambil langkah-
langkah untuk memahami pekerjaan auditor eksternal tersebut, sebagai berikut:
a. Sifat, lingkup, dan waktu pekerjaan yang direncanakan oleh auditor
eksternal, untuk memastikan bahwa rencana pekerjaan auditor eksternal
tersebut, dalam hubungannya dengan rencana pekerjaan auditor
internal, telah memenuhi persyaratan Standar 2100.
b. Penilaian risiko dan materialitas oleh auditor eksternal.
c. Teknik, metode, dan terminologi yang digunakan oleh auditor eksternal,
sehingga Pimpinan Auditor dapat:
1) Mengoordinasikan pekerjaan audit internal dan eksternal,
2) Mengevaluasi pekerjaan auditor eksternal (terutama bila
pimpinan auditor akan merujuk/mengandalkan pekerjaan
auditor eksternal); serta
3) Berkomunikasi secara efektif dengan auditor eksternal.
d. Akses terhadap program audit dan kertas kerja auditor eksternal, untuk
memastikan bahwa pekerjaan auditor eksternal dapat diandalkan untuk
tujuan audit internal. Dalam hal ini auditor internal bertanggung jawab
untuk menjaga kerahasiaan program kerja dan kertas kerja audit.

3. Auditor eksternal dapat mengandalkan pekerjaan aktivitas audit internal dalam


melaksanaan penugasan mereka. Dalam kasus seperti ini, Pimpinan Auditor perlu
menyediakan informasi yang cukup sehingga auditor eksternal dapat memahami
teknik, metode, dan terminologi yang digunakan oleh auditor internal. Akses ke
program dan kertas kerja audit terkait diberikan kepada auditor eksternal agar
auditor eksternal dapat mendapatkan keyakinan memadai dalam pengandalan
pekerjaan auditor internal tersebut.
© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 14
MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

4. Kesamaan teknik, metode, dan terminologi yang digunakan oleh auditor internal
dan eksternal akan memudahkan koordinasi pekerjaan mereka secara efisien dan
efektif serta memfasilitasi pengandalan pekerjaan di antara satu dengan yang
lainnya.

5. Rencana audit dari auditor internal dan eksternal perlu dibahas bersama untuk
memastikan bahwa lingkup audit secara keseluruhan terkoordinasi dan duplikasi
pekerjaan sedapat mungkin diminimalkan. Rapat pembahasan tersebut perlu
dijadwalkan sepanjang proses audit untuk memastikan koordinasi pekerjaan
audit serta penyelesaiannya secara efisien dan tepat waktu. Koordinasi selama
penugasan juga untuk menentukan apakah temuan-temuan dan rekomendasi
dari pekerjaan audit yang berjalan memerlukan penyesuaian atas lingkup
pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya.

6. Komunikasi/laporan final auditor internal, tanggapan manajemen terkait, serta


tindak lanjut yang telah dilakukan harus diberikan kepada auditor eksternal.
Komunikasi ini akan membantu auditor eksternal dalam menentukan lingkup dan
waktu pekerjaan yang dibutuhkan. Selain itu, auditor internal juga memerlukan
akses terhadap materi presentasi dan management letter dari auditor eksternal.
Hal-hal yang dibahas dalam presentasi dan management letter perlu dipahami
oleh Pimpinan Auditor serta digunakan sebagai masukan dalam perencanaan
pekerjaan audit internal ke depan dengan memberikan penekanan lebih pada
area-area dimaksud. Setelah dilakukan review terhadap management letter serta
dilakukan inisiasi tindakan korektif oleh manajemen senior dan Dewan terkait,
selanjutnya Pimpinan Auditor memastikan bahwa tindak lanjut dan tindakan
korektif yang disepakati sepenuhnya dilakukan.

7. Pimpinan Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi secara berkala


koordinasi antara auditor internal dan eksternal. Evaluasi tersebut dapat juga
menyertakan penilaian terhadap keseluruhan efisiensi dan efektivitas kegiatan
audit internal dan eksternal, termasuk biaya audit secara agregat. Pimpinan
Auditor mengomunikasikan hasil evaluasi tersebut kepada manajemen senior
dan dewan, termasuk komentar yang relevan mengenai kinerja auditor
eksternal.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 15


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

5. Rangkuman
Pengawasan atau supervisi diperlukan untuk membantu penyusunan rencana audit
yang efisien dan efektif, dapat mengoreksi jika terjadi penyimpangan atau
terdapat kondisi yang berubah dan memberikan arahan audit yang lebih baik
serta tepat. Auditor harus menyiapkan dan mendokumentasikan untuk setiap
dokumen termasuk tujuan penugasan, cakupan, jangka waktu dan alokasi
sumberdaya. Tujuan harus ditentukan untuk setiap penugasan. Internal auditor
harus mempertimbangkan kemungkinan kesalahan yang signifikan, fraud,
ketidakpatuhan, dan kesalahan lain ketika menentukan tujuan. Penentuan cakupan
penugasan harus mampu mencapai tujuan yang ditentukan dalam penugasan.
Cakupan dari penugasan harus termasuk mempertimbangkan sistem yang relevan,
catatan, personil, dan perlengkapan fisik termasuk termasuk yang dikuasai oleh
pihak ketiga. Kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi governance,
manajemen risiko dan pengendalian. Auditor internal harus memastikan
tanggungjawab dari manajemen dan atau dewan pengawas telah menentukan
kriteria untuk menentukan bahwa tujuan organisasi telah dicapai. Jika kriteria
tersebut telah memadai maka internal auditor menggunakan kriteria tersebut
dalam evaluasinya. Jika tidak maka internal audit dan manajemen secara bersama-
sama menentukan kriteria yang akan digunakan oleh internal audit dalam
melakukan evaluasi. Dalam perencaan penugasan internal auditor harus
mempertimbangkan; (a)Tujuan dari aktivitas yang direviu dan menguji efektifitas
dari aktifitas pengendalian, (b) Risiko dari aktifitas, tujuannya, sumber daya, dan
operasi untuk menguji apakah potensi akibat dari risiko telah dijaga sampai pada
tingkat risiko yang dapat diterima, (c) Kecukupan dan efektifitas dari aktifitas
governance, manajemen risiko, dan proses pengendalian dibandingkan dengan
kerangka kerja atau model yang relevan, (d) Kesempatan untuk perbaikan yang
signifikan pada aktifitas governance, manajemen risiko, dan pengendalian. Auditor
Internal harus melaksanakan penilaian awal dari risiko-risiko yang relevan dengan
aktifitas yang sedang direviu atau diaudit. Penugasan harus disupervisi secara
memadai untuk memastikan bahwa tujuan tercapai, kualitas terjaga dan staf
berkembang kemampuan dan pengalamannya. Tingkat kepentingan pengawasan
sangat tergantung pada kecakapan dan pengalaman dari auditor internal serta
kompleksitas penugasan. Pimpinan auditor bertangungjawab secara keseluruhan
dalam supervisi penugasan, walaupun penugasan dilakukan oleh atau untuk
aktivitas internal audit, namun dapat juga dilakukan untuk anggota internal audit

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 16


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

yang berpengalaman untuk direviu penugasannya. Bukti penugasan dari supervisi


harus didokumentasikan dan disimpan. Untuk memastikan kerjasama yang lengkap,
pimpinan senior auditor bertanggungjawab untuk menginformasikan ke bagian lain
tentang keberadaan aktifitas audit internal. Pimpinan auditor harus berbagi
informasi dan mengoordinasikan kegiatan dengan penyedia layanan assurance dan
konsultasi lainnya, baik internal maupun eksternal, untuk memastikan lingkup yang
tepat/memadai serta mengurangi duplikasi pekerjaan (efforts).

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 17


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

SOAL
(BETUL/SALAH)

1. Pengawasan atau supervisi diperlukan untuk membantu penyusunan rencana audit


yang efisien dan efektif, dapat mengoreksi jika terjadi penyimpangan atau terdapat
kondisi yang berubah dan memberikan arahan audit yang lebih baik serta tepat.
( B/S )
2. Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan bahwa sasaran
tercapai, kualitas terjamin, dan staf teredukasi. ( B/S )
3. Tingkat supervisi yang diperlukan tidak tergantung kepada kemampuan dan
pengalaman Auditor internal dan kompleksitas penugasan. (B/S)
4. Penugasan audit bisa terdiri dari beberapa penugasan audit atau aktifitas sekaligus
yang dirancang untuk mencapai tujuan dari sebuah audit. (B/S)
5. Penugasan terdiri perencanaan, pelaksanaan prosedur, komunikasi hasil, monitoring
hasil. (B/S)
6. Setelah melakukan survei pendahuluan dan penilaian risiko, internal audit menentukan
tujuan audit untuk menentukan penugasan. (B/S)
7. Tujuan penugasan harus menjelaskan mengapa audit dilakukan dan juga menjelaskan
jenis asurans mana yang akan dicapai. (B/S)
8. Cakupan penugasan adalah penentuan dari jenis aktifitas yang dilakukan dan jangka
waktu dari dokumentasi yang menjadi tujuan penugasan (audit, reviu dll). (B/S)
9. Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (
B/S )
10. Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu
indikasi penyimpangan/kecurangan apakah memang benar terjadi atau tidak terjadi. (
B/S )
11. Standar industri yang dapat diterima, standar yang dikembangkan oleh lembaga profesi
atau asosiasi, standar pada hukum dan peraturan, praktek bisnis yang baik adalah
sumber-sumber kriteria. (B/S)
12. Dalam perencanaan penugasan, auditor internal harus mengidentifikasikan risiko kunci
dan pengendaliannya terutama risiko inherent dari klien. (B/S)
13. Risiko adalah kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak berdampak atas pencapaian
tujuan. (B/S)

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 18


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

14. Pimpinan auditor tidak dapat mendelegasikan tugas supervisi pada penugasan individu.
(B/S)
15. Kepala Eksekutif Audit (CAE) harus berbagi informasi dan mengoordinasikan kegiatan
dengan penyedia layanan assurance dan konsultasi lainnya, baik internal maupun
eksternal, untuk memastikan lingkup yang tepat/memadai serta mengurangi duplikasi
pekerjaan (efforts). (B/S)
16. Sebuah organisasi tidak dapat menggunakan pekerjaan auditor eksternal untuk
memberikan assurance atas suatu kegiatan yang menjadi ruang lingkup audit internal.
(B/S)
17. Auditor eksternal tidak dapat mengandalkan pekerjaan aktivitas audit internal dalam
melaksanaan penugasan mereka. (B/S)
18. Rencana audit dari auditor internal dan eksternal perlu dibahas bersama untuk
memastikan bahwa lingkup audit secara keseluruhan terkoordinasi dan duplikasi
pekerjaan sedapat mungkin diminimalkan. (B/S)
19. Auditor eksternal tidak dapat mengandalkan pekerjaan aktivitas audit internal dalam
melaksanaan penugasan mereka. (B/S)
20. Pimpinan Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi secara berkala koordinasi
antara auditor internal dan eksternal. (B/S)

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 19


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

SOAL
PILIHAN GANDA

1. Pimpinan auditor sedang mereviu laporan yang merekomendasikan penugasan


tambahan karena risiko yang ada pada organisasi. Manakah pada berikut ini yang
menunjukan risiko terbesar dan harus dimasukan dalam penugasan berikutnya:
a. Tiga laporan penerimaan barang dengan penomoran otomatis ternyata hilang.
b. Beberapa pembelian barang tanpa didahului permintaan pembelian barang.
c. Pembayaran telah dilakukan terhadap persediaan tanpa adanya permintaan
pembelian atau laporan penerimaan barang.
d. Beberapa kali penerimaan kas tertahan 1 hari atau lebih sebelum di masukan ke
bank.

2. Seorang auditor internal ditugaskan untuk melaksanakan evaluasi atas program


asuransi sebuah perusahaan, termasuk menguji kecukupan dalam meminimalkan
risikonya. Perusahaan tersebut mengasuransi dirinya terhadap kerugian besar, dan
asuransi kesehatan diberikan kepada pegawainya. Perusahaan ini memiliki 15.000
orang berlokasi di beberapa kota. Perusahaan ini menggunakan seorang claimer untuk
mengelola program kesehatan. Biaya medis meningkat sekitar 8% selama lima tahun
terakhir dan manajemen ingin mengendalikan biaya ini. Auditor internal perlu
menentukan cakupan untuk penugasan ini. Manakah pernyataan yang benar dibawah
ini untuk menentukan cakupan penugasan berikut;
I. Internal Auditor harus berkonsentrasi pada proses di dalam perusahaan dan tidak
mengevaluasi kebenaran transaksi yang dilakukan oleh seorang claimer asuransi.
II. Internal Auditor harus menginterviu manajemen sebelum penugasan untuk
memahami: (a) keterkaitan dengan penugasan (b) asumsi dasar yang digunakan
pada saat asuransi ditetapkan.
III. Internal Auditor harus mempertimbangkan untuk menggunakan konsultan agar
dapat membantu dalam menentukan cakupan penugasan.
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. I.II dan III

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 20


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

3. Tujuan dari supervisi adalah :


I. Tercapainya sasaran
II. Penjagaan kualitas terjamin
III. Staf teredukasi
a. I
b. I , II
c. II, III
d. I, II dan III

4. Penilaian Risiko dalam Perencanaan Penugasan:


I. Penilaian risiko oleh manajemen.
II. Reliabilitas dari Penilaian risiko oleh manajemen.
III. Proses penentuan risiko dan pengendaliannya.
IV. Pelaporan, response terkait dengan selera risiko yang melebihi selera risiko dan
Risiko dan aktifitas yang berkaitan dengan risiko.
a. I, II
b. I, II, III
c. II, III
d. I, II, III dan IV

5. Pengawasan atau supervisi diperlukan untuk:


I. Membantu penyusunan rencana audit yang efisien dan efektif,
II. Mengoreksi jika terjadi penyimpangan atau terdapat kondisi yang berubah,
III. Memberikan arahan audit yang lebih baik serta tepat
a. I
b. I , II
c. II, III
d. I, II dan III

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 21


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

6. Pelaksanaan penugasan yang akan direviu dan disetujui oleh supervisor adalah:
I. Penugasan terdiri perencanaan,
II. Pelaksanaan prosedur,
III. Komunikasi hasil dan
IV. Monitoring hasil.
a. I, II
b. I, II, III
c. II, III
d. I, II, III dan IV

7. Dalam perencanaan penugasan internal auditor harus mempertimbangkan:


I. Tujuan dari aktivitas yang direviu dan menguji efektifitas dari aktifitas
pengendalian.
II. Risiko dari aktifitas, tujuannya, sumber daya, dan operasi untuk menguji apakah
potensi akibat dari risiko telah dijaga sampai pada tingkat risiko yang dapat
diterima.
III. Kecukupan dan efektifitas dari aktifitas governance, manajemen risiko, dan proses
pengendalian dibandingkan dengan kerangka kerja atau model yang relevan.
IV. Kesempatan untuk perbaikan yang signifikan pada aktifitas governance,
manajemen risiko, dan pengendalian
a. I, II
b. I, II, III
c. II, III
d. I, II, III dan IV

8. Survei biasanya dilaksanakan untuk:


I. Memahami lebih baik terkait kegiatan klien, risiko dan pengendalian-
pengadilannya.
II. Mengidentifikasikan area yang akan diaudit.
III. Mendapatkan masukan dari klien.
a. I, II
b. I, III
c. II, III
d. I, II dan III

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 22


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

9. Auditor internal memerlukan keterampilan hubungan antar manusia untuk


menjelaskan kegiatan internal audit ke organisasi. Internal audit mengembangkan
kemampuan dengan tujuan:
I. Mendapatkan dan memelihara jaringan informasi yang luas.
II. Menciptakan kesempatan dan acara yang akan membantu membangun hubungan
dengan pihak lain.
III. Mencari kesempatan untuk berhubungan dalam membangun komunikasi
IV. Mengesankan diri sebgai orang yang mudah didekati dan sebagai sumber
informasi.
a. I, II
b. I, II, III
c. II, III
d. I, II, III dan IV
10. Dalam menggunakan pekerjaan auditor eksternal untuk memberikan assurance atas
suatu kegiatan yang menjadi ruang lingkup audit internal, Pimpinan Auditor perlu
mengambil langkah-langkah untuk memahami pekerjaan auditor eksternal tersebut,
sebagai berikut:
I. Sifat, lingkup, dan waktu pekerjaan yang direncanakan oleh auditor eksternal,
untuk memastikan bahwa rencana pekerjaan auditor eksternal tersebut, dalam
hubungannya dengan rencana pekerjaan auditor internal, telah memenuhi
persyaratan Standar 2100.
II. Penilaian risiko dan materialitas oleh auditor eksternal.
III. Teknik, metode, dan terminologi yang digunakan oleh auditor eksternal, sehingga
Pimpinan Auditor dapat: (1) mengoordinasikan pekerjaan audit internal dan
eksternal, (2) mengevaluasi pekerjaan auditor eksternal (terutama bila Pimpinan
Auditorakan merujuk/mengandalkan pekerjaan auditor eksternal); serta (3)
berkomunikasi secara efektif dengan auditor eksternal.
IV. Akses terhadap program audit dan kertas kerja auditor eksternal, untuk
memastikan bahwa pekerjaan auditor eksternal dapat diandalkan untuk tujuan
audit internal. Dalam hal ini auditor internal bertanggung jawab untuk menjaga
kerahasiaan program kerja dan kertas kerja audit.
a. I, II
b. I, II, III
c. II, III
d. I, II, III dan IV

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 23


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

JAWABAN
Soal Betul/Salah
1.B 6.B 11.B 16.S
2.B 7.B 12.B 17.S
3.S 8.B 13.S 18.B
4.B 9.B 14.S 19.S
5.B 10.B 15.B 20.B

Soal Pilihan Ganda


1. C 6. D
2. D 7. C
3. D 8. D
4. D 9. D
5. D 10.D

6. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Pada bagian akhir modul ini, penyusun memuat kunci jawaban test formatif dan
mempersilakan para peserta diklat untuk menyelesaikan test formatif di atas sebelum
mencocokkannya dengan kunci jawaban.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan materi yang diterima
peserta diklat, yang selanjutnya menghitung hasil penilaian sendiri dengan cara
menggunakan rumus di bawah ini:
Jumlah jawaban yang benar x 100%
Tingkat Penguasaan =
Jumlah Soal
Tingkat Penguasaan yang dicapai akan menghasilkan nilai dengan kriteria:
 Prosentase 90% - 100% = baik sekali
 Prosentase 80% - 89% = baik
 Prosentase 70% - 79% = sedang
 Prosentase 40% - 69% = kurang
 Prosentase 0% - 39% = sangat kurang.
Tingkat penguasaan materi pelajaran anda dinyatakan berhasil dengan baik, apabila
hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas. Namun apabila
ternyata masih di bawah 80%, anda terpaksa harus mengulang mempelajarinya
kembali materi yang terkandung dalam modul ini.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 24


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

KEGIATAN BELAJAR 2
KERTAS KERJA, EXIT MEETING DAN EVALUASI STAF

Indikator:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, peserta diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan kertas kerja, exit meeting dan evaluasi staf

Zaman penulis dulu menjadi auditor baru yang mulai masuk bekerja pada saat mau
melaksanakan audit penulis diperintahkan untuk membaca peraturan yang terkait
dan membawa kertas folio untuk mereka semua kejadian yang terjadi. Begitu nyampe
di klien dan setelah berkenalan dengan klien penulis langsung disuruh memeriksa
pembukuan bendahara. Rapat tim dilakukan secara cepat dan arahan dilakukan
seperlunya saja. Akibatnya penulis sering juga kehilangan arah dan kurang meyakini
apakah proses audit yang penulis lakukan telah sesuai dengan keinginan ketua tim.
Karena penulis adalah auditor baru kadang malu juga bertanya kepada senior yang
lain jika ada yang kurang jelas. Barulah pada saat audit mendekati akhir penulis
direviu oleh ketua tim. Itupun hanya dengan mengumpulkan hasil audit. Tanpa
banyak memberikan arahan atau masukan untuk perbaikan. Padahal penulis pada
saat itu ingin banyak diberikan masukan. Fungsi supervisor sangat penting untuk
mengarahkan tim baik diminta maupun tidak.

Skema Pemahasan :
1. Pendahuluan
1.1. Prosedur Penugasan
1.2. Pemilihan Prosedur Penugasan
1.3. Program Kerja
2. Tujuan Kertas Kerja
3. Exit Meeting
4. Penilaian Kinerja Staf
4.1. Staf dan Sumberdaya
5. Rangkuman

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 25


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

1. Pendahuluan
Sebelum membahas kertas kerja ada baiknya kita menjelaskan terlebih dahulu perihal
prosedur penugasan, program kerja audit dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
auditor.

1.1. Prosedur Penugasan


Performance Standard 2240
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan kertas kerja yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan penugasan.

a) Auditor Internal harus dapat menerapkan pengetahuannya terkait konsep audit


pada situasi yang belum jelas dalam memilih prosedur penugasan.
b) Prosedur dilaksanakan untuk mendapatkan kecukupan, kehandalan, relevansi
dan informasi yang berguna untuk mencapai tujuan penugasan.
c) Prosedur Dasar
1) Tiga prosedur dasar yang dilaksanakan oleh auditor internal untuk
mengumpulkan adalah: (a) mengamati kondisi (b) interviu pegawai (c)
menganalisis catatan.
2) Observasi efektif untuk memverifikasi dalam keadaan: (a) aset tertentu,
inventori atau peralatan memang benar-benar ada (b) proses atau prosedur
tertentu memang sedang berlangsung pada saat yang tepat.
a) Walaupun demikian observasi menghasilkan informasi yang kurang
persuasif terkait asersi completeness, rights, valuation dan presentation
dan disclosure. Misalnya, observasi terhadap persediaan tidak dapat
menentukan asersi right di dalamnya.
3) Interviu akan sangat menolong dalam mencapai dan memahami operasi
klien karena adanya kesempatan untuk untuk memperjelas jawaban
sebelumnya untuk mendapatkan informasi tambahan.
a) Tambahan dalam interviu adalah penggunaan kuesioner pengendalian
internal. Terdiri dari sejumlah pertanyaan tentang pengendalian yang
dirancang untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan dan fraud.
i. Jawaban atas pertanyaan membantu auditor internal untuk
mengidentfikasikan kebijakan khusus dan prosedur yang relevan

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 26


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

pada asersi tertentu. Hal ini juga membantu dalam merancang


pengujian pengendalian untuk mengevaluasi kefektifitasnya.
ii. Kuesioner dilaksanakan dengan tujuan agar hal yang khusus menjadi
perhatian tidak luput dari penugasan. Namun tidak dapat digunakan
untuk memahami keseluruhan sistem. Namun bukti yang diperoleh
adalah bukti yang tidak langsung dan memerlukan pembuktian
dengan cara observasi, interviu, flowcharting, eksaminasi dari
dokumen.
b) Bukti diperoleh dari interviu harus dikonfirmasikan dengan
pengumpulan data yang objektif.

4) Eksaminasi (inspeksi) dokumentasi digunakan pada berbagai aktifitas audit.


Metode yang sering digunakan akan dibahas pada penjelasan selanjutnya
dibawah. Verifikasi adalah istilah yang sering digunakan pada prosedur
dasar dalam mengeksaminasi validitas dari informasi.

d) Prosedur khusus lainnya adalah variasi dari prosedur dasar dalam


mengeksaminasi catatan/dokumentasi sbb:
1) Konfirmasi adalah surat kepada pihak ketiga yang menanyakan dengan
tujuan untuk verifikasi dari existensi dan valuation terhadap jumlah nilai
moneter pada catatan klien, seperti nilai yang disimpan oleh pihak ketiga
pada lembaga sekuritas.
a) Konfimasi umumnya digunakan untuk memverifikasi jumlah dari
piutang, produk yang dikonsinyasikan, dan hutang-hutang.
b) Konfirmasi positif digunakan jika jumlah yang dikonformasikan
nilainya material. Pihak yang menerima konfirmasi diminta untuk
menandatangani surat yang akan dikembalikan dengan asersi positif
bahwa jumlah yang dikonfirmasi tersebut benar atau tidak.
i. Karena jumlahnya material maka nilai yang tidak dijawab pada
konfirmasi positif akan ditindaklanjuti. Hal ini akan membutuhkan
lebih banyak waktu dibandingkan dengan konfirmasi negatif.
c) Konfirmasi Negatif digunakan jika jumlah yang dikonfirmasi tidak
material atau jika pengendaliannya sangat baik.
i. Penggunaan konfirmasi negatif mengasumsikan bahwa yang
menerima konfirmasi akan mengeluh jika nilai yang

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 27


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

dikonfirmasikan berbeda. Jika konfirmasi negatif tidak dijawab


maka auditor berkesimpulan bahwa nilai telah dikonformasi.

2) Tracing dan Vouching


a) Tracing adalah proses yang mengikuti sebuah transaksi secara maju
dari mulai kejadian yang memicu kejadian sampai akhir, untuk
memastikan bahwa transaksi telah dilaksanakan dengan benar.
i. Tracing digunakan untuk mendapatkan asurans terkait dengan
asersi completeness, contohnya kewajiban telah di catat untuk
semua barang-barang yang diterima.
b) Vouching adalah proses penelusuran kembali hasil keproses awalnya
untuk memastikan bahwa catatan/dokumen telah terdukung dengan
baik.
i. Vouching digunakan untuk mendapatkan asurans terkait dengan
asersi existence, contohnya piutang yang dinyatakan pada laporan
keuangan didukung dengan data penjualan ke konsumen.

Source of Document
Tracing
Receipt Ledger

Vouching

3) Repeformance (Recalculation)
a) Repeformance terdiri dari duplikasi dari pekerjaan klien dan
membandingkan hasilnya. Hal ini sangat berguna untuk menguji
akurasi aritmatik dan nilai yang diposting dari dokumen ke jurnal dan
ke buku besar.

4) Prosedur Analitis
a) Prosedur Analitis adalah evaluasi dari informasi keuangan yang
disajikan oleh analisis dari hubungan antara data keuangan dan data
non-keuangan. Premis dasar adalah adanya kemungkinan hubungan
antara data yang diharapkan ada dengan ketiadaan data. Selanjutnya
juga dengan ketiadaan pemahaman tenang keadaan yang saling
berlawanan.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 28


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

b) Selama masa perencanaan, prosedur analisis digunakan oleh auditor


internal untuk menentukan kapan diperlukan, tingkat kepentingan
dan waktu dari prosedur audit. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasikan keberadaan dari transaksi yang tidak biasa,
jumlahnya, ratio-nya dan tren yang mengindikasikan hal-hal yang
memerlukan investigasi lebih jauh.
c) Prosedur analisis yang umum dilakukan oleh auditor internal
termasuk: (1) analisis umum atas laporan keuangan, (2) analisis rasio,
(3) analisis tren, (4) analisis atas informasi yang berorientasi ke masa
depan, (5) benchmarking kedalam dan keluar organisasi.
d) Scanning adalah profesional judgment untuk mereviu data akuntansi
untuk mengidentifikasikan hal-hal yang penting atau yang tidak biasa
untuk diuji.

1.2. Pemilihan Prosedur Penugasan


Keterampilan penting dalam problem solving adalah kemampuan dalam
menentukan kemungkinan pemilihan prosedur penugasan audit yang
memadai pada situasi tertentu.

1.3. Program Kerja


Program kerja harus termasuk prosedur mengidentifikasikan, analisis,
evaluasi dan mendokumentasikan informasi selama masa penugasan.
Program kerja harus disetujui sebelum implementasi, dan jika ada
perubahan harus disetujui.

a. Auditor merencanakan dan melaksanakan penugasan dengan reviu dan


persetujuan dari supervisor. Hasil yang utama dari perencanaan penugasan
adalah penyiapan program kerja. Program kerja adalah sebuah dokumen yang
membuat prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan dalam penugasan dan
dirancang untuk menghasilkan perencanaan penugasan.
1) Elemen yang paling penting dari program kerja adalah sbb:
Sebelum memulai penugasan, auditor internal menyiapkan sebuah program
yaitu: a) Menetapkan tujuan penugasan, b) Mengidentifikasikan persyaratan
teknis, tujuan, risiko, proses dan transaksi yang akan diuji, c) Menetapkan
sifat dan kepentingan dari pengujian, d) Mendokumentasikan prosedur

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 29


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

dalam mengumpulkan, analisis, menerjemahkan dan mendokumentasikan


informasi, e) Melakukan perubahan selama penugasan dengan persetujuan
pimpinan auditor.

2) Hal lain terkait program kerja adalah sbb:


a) Auditor mengembangkan dan memilih dokumen persetujuan program
kerja sebelum memulai penugasan. Program kerja termasuk metode
yang digunakan, seperi audit berbasiskan teknologi dan teknik
sampling.
b) Mengumpulkan, menganalisis, menerjemahkan informasi yang
disupervisi untuk menghasilkan tingkat asurans yang memadai dimana
tujuan penugasan dapat dicapai serta objektifitas penugasan dapat
terjaga.

b. Penggunaan Program Kerja Standar


1) Program Kerja yang standar digunakan untuk penugasan yang berulang.
Biasanya diubah dalam periode tertntu terkait dengan permasalahan yang
ditemukan dalam penugasan.
a) Progran kerja yang standar memastikan paling tidak cakupan minimum,
menyajikan perbandingan, dan menyisakan sumber daya jika penugasan
dilakukan pada beberapa lokasi yang memiliki kesamaan aktifitas, risiko
dan pengendalian.
b) Walaupun demikian, program kerja standar tidak cocok untuk cakupan
penugasan yang berubah atau rumit. Tujuan penugasan dan prosedur
yang berkaitan yang pernah dilaksanakan kemungkinan tidak lagi relevan
lagi.

2. Tujuan Kertas Kerja


Kertas Kerja Audit (KKA) adalah catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor
mengenai bukti-bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang
diterapkan, serta simpulan-simpulan yang dibuat selama melakukan audit.

Dalam pengertian dokumentasi yang dibuat oleh auditor adalah berupa dokumen-
dokumen yang dikumpulkan oleh auditor, baik yang dibuat sendiri maupun dokumen
yang berupa fotokopi/salinan (auditor’s copy) yang diperoleh auditor selama

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 30


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

pelaksanaan audit. Dalam pengertian dokumen bukan saja yang berbentuk kertas,
namun juga termasuk foto/film/gambar, kaset rekaman, disket, file komputer.
Sumber dokumen KKA dapat berasal dari klien, pihak di luar klien/instansi lainnya,
maupun dari pihak auditor.
KKA mencerminkan:
 Kegiatan audit mulai dari perencanaan, survai pendahuluan, evaluasi pengendalian
manajemen, pengujian substantif, sampai dengan pelaporan dan tindak lanjut
hasil audit. Hal ini dikarenakan semua kegiatan audit didokumentasikan dalam
bentuk KKA.
 Langkah-langkah audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh dan simpulan-simpulan hasil audit. langkah kerja dalam PKA yang telah
dilaksanakan menghasilkan data beserta penarikan simpulan hasil audit
didokumentasikan dalam KKA.

2.1. Kertas kerja memfasilitasi supervisi pada penugasan. Kertas kerja merupakan alat
komunikasi antara auditor dan auditor yang sedang bertugas.
a. Pentingnya reviu atas kertas kerja dalam aktivitas sbb:
1) Semua kertas kerja direviu untuk memastikan; (a)mendukung komunikasi
penugasan dan (b) semua prosedur audit telah dilaksanakan.
a) Pereviu menentukan waktu kapan kertas kerja mana yang dipilih
sebagai bukti bahwa reviu telah dilakukan. Metode lain termasuk:
i) Menyelesaikan daftar ceklist reviu.
ii) Menyiapkan memoranda dari reviu.
iii) Menerima dan mengevaluasi reviu terkait kertas kerja digital
(software).
2) Menulis catatan reviu terkait pertanyaan yang timbul saat melakukan
reviu. Pada saat menjelaskan catatan reviu, auditor memastikan bahwa
kertas kerja menyajikan bukti yang cukup terkait pertanyaan yang telah
diselesaikan. Pereviu harus:
a) Menyimpan catatan sebagai rekaman atas pertanyaan yang timbul,
langkah-langka yang dilakukan, dan hasilnya.
b) Membuang catatan setelah pertanyaan diselesaikan dan kertas kerja
telah diperbaiki untuk menyajikan informasi yang diminta.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 31


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

3. Exit Meeting
Setelah menyelesaikan penugasan, auditor harus mengomunikasikan hasil
penugasannya baik secara lisan dan tertulis kepada manajemen klien. Komunikasi lisan
harus dilakukan sebelum komunikasi tertulis dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA)
yang resmi diterbitkan. Tujuan dari pengomunikasian secara lisan dimaksudkan untuk
memperoleh kesepakatan mengenai hasil audit. Masalah-masalah yang ditemukan
harus didiskusikan agar tidak terjadi pembantahan yang akan dapat menyebabkan
terhalangnya pelaksanaan tindak lanjut. Dalam pembahasan auditor harus mempunyai
sikap tegas namun juga harus mempunyai pandangan yang terbuka. Sikap tegas
tersebut harus ditunjukkan dalam bentuk keteguhan sikap untuk mempertahankan
temuan, selama auditor yakin bahwa bukti-bukti yang diperoleh dalam audit
menunjukkan hal yang mendukung. Klien diberi kesempatan untuk memberi tanggapan
atas temuan, namun tidak berarti bahwa setiap sanggahan klien harus diterima begitu
tanpa disertai alasan dan bukti-bukti yang mendukung. Hanya dengan bukti yang
mendukung, serta bukti tersebut memang tidak didapatkan pada saat audit, barulah
sanggahan klien dapat diterima. Auditor sekaligus juga harus memiliki sikap pandang
yang terbuka. Auditor tidak perlu merasa malu atau merasa salah jika temuan harus
diperbaiki ataupun dihilangkan karena adanya bukti lain yang baru diperoleh dan
meyakinkan. Auditor perlu mempertimbangkan untuk mencoba memposisikan dirinya
sebagai klien. Bila komunikasi dua arah bisa dicapai dengan baik maka manfaat audit
akan optimal.

3.1. Exit meeting adalah bagian yang penting dalam proses komunikasi audit.
Prosesnya adalah auditor mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi dengan
pihak klien sebelum pimpinan auditor mengeluarkan hasil komunikasi yang final.
Diskusi biasanya terjadi selama penugasan atau pada saat penugasan berakhir
atau pada saat exit meeting.

3.2. Tujuan utama dari exit meeting adalah untuk memastikan akurasi dari data yang
digunakan oleh auditor internal.
1) Tujuan selanjutnya adalah untuk meningkatkan hubungan dengan klien/klien.
Diskusi pada saat exit meeting tidak hanya untuk menjaga kualitas reviu tapi
juga untuk meningkatkan hubungan baik dengan klien.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 32


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

2) Melibatkan klien/klien dalam proses penugasan sebagaimana juga terkait


perubahan rekomendasi. Orang akan menerima perubahan jika terlibat dalam
keputusan dan juga terlibat dalam membuat suatu metode.
3) Diskusi pada saat exit meeting di dokumentasikan untuk keperluan jika suatu
saat nanti ada sengketa.

3.3. Supervisor harus menghadiri exit meeting untuk menjaga hubungan baik dengan
klien juga untuk memperkuat observasi terkait audit.

4. Penilaian Kinerja Staf


4.1. Staf dan Sumberdaya
Performance Standard 2230
Auditor Internal harus menentukan sumberdaya yang cukup dan efisien untuk mencapai
tujuan penugasan berdasarkan hasil evaluasi dari sifat dan kompleksitas setiap
penugasan, batasan waktu dan sumberdaya yang tersedia.

1) Sumberdaya dan Tingkat Penugasan


a. Standar yang diterapkan menjadi tanggungjawab auditor, bukan pada
pimpinan auditor. Standar yang diterapkan dan menjadi tanggungjawab
pimpinan auditor adalah tentang pengelolaan aktifitas audit internal,
independensi organisasi, dan hal-hal lain.
b. Alokasi Sumberdaya Penugasan
Alokasi sumberdaya penugasan didasarkan atas evaluasi dari :
a) Jumlah staf yang berpengalaman
b) Pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dari staf
c) Keperluan pelatihan,
d) Persyaratan penggunaan tenaga dari luar.

2) Jadwal Staf Audit


Staf audit harus dipersiapkan sehingga penggunaan waktunya efisien. Jadwal
staf sudit ditentukan berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
lain untuk memenuhi cakupan penugasan secara efektif dan efisien. Setiap ada
kesempatan pelatihan hendaknya dapat diikuti. Semua penugasan harus dapat
dikendalikan biayanya. Penganggaran penugasan harus dibuat pada setiap
penugasan.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 33


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

a) Penganggaran direncanakan dari analisis waktu secara seksama


berdasarkan penugasan tahun-tahun sebelumnya.
b) Dikarenakan tidak adanya penugasan yang sama persis (walaupun
penugasan yang sama), penganggaran di evaluasi lagi setelah survei
pendahuluan.
i) Pimpinan Auditor mengurangi kelebihan anggaran, kenaikan
penganggaran yang tidak efisien atau perubahan pada cakupan
penugasan.
ii) Perubahan dan alasannya didokumentasikan.
c) Perencanaan waktu untuk penugasan biasanya disiapkan dalam
bentuk jam kerja auditor atau hari penugasan auditor. Perkiraan
waktu ditentukan kepada setiap auditor untuk membantu dalam
pengelolaan waktu.
Perubahan anggaran perlu dilakukan dan disetujui oleh pimpinan
auditor yang jabatannya lebih tinggi dari supervisor. Permintaan
perubahan harus mencakup:
a) Aktivitas operasional yang akan direviu.
b) Aktivitas yang sebenarnya dilaksanakan, dan
c) Perbedaan jam atau hari penugasan antara rencana penugasan
dan pelaksanaan penugasan.
Pemantauan perencanaan waktu dan jadwal akan memungkinkan
pimpinan auditor mengendalikan penugasan dan menghindari
tumpang tindih penugasan. Staf auditor mengumpulkan catatan
periodik waktu yang dilaksanakan dan status dari penugasan.

a. Pimpinan Auditor bertanggungjawab untuk memastikan bahwa aktifitas


audit memiliki sumberdaya yang cukup, termasuk pegawai dengan
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lain yang memadai untuk
aktifitas yang telah direncanakan.
1) Sebagai bagian dari proses pengelolaan sumberdaya, penilaian secara
tertulis hendaknya dilakukan minimal 1 tahun sekali.
2) Selanjutnya pada kesimpulan dari penugasan yang penting, pengawas
harus menyelesaikan penilaian kinerja kepada seluruh staf yang terlibat
pada penugasan. Penilaian tersebut akan membantu pada: (1)
Pimpinan Auditor untuk menilai kebutuhan akan pelatihan dan menilai

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 34


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

kemampuan auditor yang ada dan (2) Staf untuk mengidentifikasikan


area yang lemah dan kekuatan auditor.

5. Rangkuman
Seorang supervisor dalam menjalankan fungsinya harus memahami konsep-konsep
dasar terkait audit. Didalamnya pemahaman tentang penugasan audit, prosedur-
prosedur audit, program kerja, pengelolaan kertas kerja. Program kerja harus termasuk
prosedur mengidentifikasikan, analisis, evaluasi dan mendokumentasikan informasi
selama masa penugasan. Program kerja harus disetujui sebelum implementasi, dan jika
ada perubahan harus disetujui. Auditor internal harus mengembangkan dan
mendokumentasikan kertas kerja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
penugasan. Juga yang perlu dipahami adalah bagian penutupan audit yaitu tentang exit
meeting dimana pada bagian ini supervisor harus bisa menyelesaikan audit dengan
memberikan kesan yang baik terhadap klien. Selain itu supervisor harus menentukan
sumberdaya yang cukup dan efisien untuk mencapai tujuan penugasan berdasarkan
hasil evaluasi dari sifat dan kompleksitas setiap penugasan, batasan waktu dan
sumberdaya yang tersedia.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 35


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

SOAL (BETUL/SALAH)

1. Observasi terhadap persediaan dapat tidak dapat menentukan asersi right di


dalamnya. (B/S)
2. Interviu akan sangat menolong dalam mencapai dan memahami operasi klien karena
adanya kesempatan untuk untuk memperjelas jawaban untuk mendapatkan
informasi tambahan. (B/S)
3. Kuesioner dilaksanakan dengan tujuan agar hal yang khusus menjadi perhatian tidak
luput dari penugasan. (B/S)
4. Kuesioner dilaksanakan dengan tujuan akan untuk memahami keseluruhan sistem
dari objek yang diaudit. (B/S)
5. Konfirmasi negatif digunakan jika jumlah yang dikonformasikan nilainya material.
(B/S).
6. Konfirmasi positif digunakan jika jumlah yang dikonfirmasi tidak material atau jika
pengendaliannya sangat baik. (B/S)
7. Tracing adalah proses yang mengikuti sebuah transaksi secara maju dari mulai
kejadian yang memicu kejadian sampai akhir. (B/S)
8. Vouching adalah proses penelusuran kembali hasil keproses awalnya untuk
memastikan bahwa catatan/dokumen telah terdukung dengan baik. (B/S)
9. Repeformance sangat berguna untuk menguji akurasi aritmatik dan nilai yang
diposting dari dokumen ke jurnal dan ke buku besar. (B/S)
10. Scanning adalah profesional judgment untuk mereviu data akuntansi untuk
mengidentifikasikan hal-hal yang penting atau yang tidak biasa untuk diuji. (B/S)
11. Program kerja adalah sebuah dokumen yang membuat prosedur-prosedur yang akan
dilaksanakan dalam penugasan dan dirancang untuk menghasilkan perencanaan
penugasan. (B/S)
12. Kertas Kerja Audit (KKA) adalah catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor
mengenai bukti-bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang
diterapkan, serta simpulan-simpulan yang dibuat selama melakukan audit. (B/S)
13. Kertas kerja merupakan alat komunikasi antara auditor dan auditor yang sedang
bertugas. (B/S)
14. Kegiatan audit mulai dari evaluasi pengendalian manajemen, pengujian substantif,
sampai dengan pelaporan dan tindak lanjut hasil audit. (B/S)
15. Kertas kerja merupakan alat komunikasi antara auditor dan auditor yang sedang
bertugas. (B/S)
© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 36
MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

16. Setelah menyelesaikan penugasan, auditor harus mengomunikasikan hasil


penugasannya baik secara lisan dan tertulis kepada manajemen klien. (B/S)
17. Auditor tidak perlu merasa malu atau merasa salah jika temuan harus diperbaiki
ataupun dihilangkan karena adanya bukti lain yang baru diperoleh dan meyakinkan.
(B/S)
18. Tujuan utama dari exit meeting adalah untuk memastikan akurasi dari data yang
digunakan oleh auditor internal. (B/S)
19. Supervisor tidak harus menghadiri exit meeting untuk menjaga hubungan baik dengan
klien juga untuk memperkuat observasi terkait audit. (B/S)
20. Auditor Internal harus menentukan sumberdaya yang cukup dan efisien untuk
mencapai tujuan penugasan berdasarkan hasil evaluasi dari sifat dan kompleksitas
setiap penugasan, batasan waktu dan sumberdaya yang tersedia. (B/S)

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 37


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

SOAL
PILIHAN GANDA

1. Untuk mengendalikan biaya operasional harian, organisasi menurunkan jumlah


layanan yang diberikan oleh pengirim. Walaupun demikian biaya tagihan bukanan
tetap meningkat. Prosedur apa yang harus digunakan oleh auditor internal untuk
mendeteksi adanya tagihan yang tidak semestinya tidak dibayarkan.
A. Rekonsiliasi dari sebuah contoh tagihan pengiriman yang akan dibayarkan.
B. Menguji keakuratan perhitungan matematis dari sebuah tagihan pengiriman.
C. Melihat dengan cepat buku besar dan tagihan pengiriman.
D. Memperhatikan penggunaan harian dari pelayanan bagian pengiriman.

Biaya total meningkat namun penggunaan pengiriman menurun. Penjelasan yang


logis adalah perusahaan ditagih atas biaya pengiriman yang tidak diberikan. Beberapa
aktifitas menunjukan bahwa tagihan yang diberikan oleh vendor tidak didukung
dengan dokumentasi yang memadai. Rekonsiliasi dari beberapa tagihan akan
menjelaskan adanya perbedaan tagihan tersebut.

2. Untuk menentukan apakah pengendalian kredit konsisten diterapkan, mencegah


penjualan yang valid ke pelanggan yang layak kredit, auditor internal harus:
A. Mengkonfirmasi piutang yang ada.
B. Mentrasir posting piutang ke buku besar.
C. Menganalis tingkat pembayaran hutang dari catatan kredit.
D. Membandingkan catatan kredit ke penerima hutang dan penolakan pemberian
kredit.

Membandingkan catatan kredit ke penerima kredit dan yang pengajuan kreditnya


ditolak adalah prosedur yang tepat untuk pengujian ini. Fungsi kebijakan kredit
adalah untuk menyeimbangkan antara peningkatan penjualan kredit dengan
kerugian karena kredit yang tidak dapat ditagih. Perbandingan dari catatan kredit
dengan pihak yang menerima kredit dan yang permohonan kredit yang ditolak akan
mengungkapkan apakah kebijakan pemberian kredit benar benar diterapkan
dengan konsisten.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 38


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

3. Prosedur dasar yang dilaksanakan oleh auditor internal untuk mengumpulkan


informasi adalah:
I. Mengamati kondisi
II. Interviu pegawai
III. Menganalisis catatan.
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. I, II dan III

4. Observasi efektif untuk memverifikasi dalam keadaan:


I. Aset tertentu, inventori atau peralatan memang benar-benar ada
II. Mengamat perilaku pegawai.
III. Proses atau prosedur tertentu memang sedang berlangsung pada saat yang tepat.
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. I, II dan III

5. Prosedur analsis yang umum dilakukan oleh auditor internal termasuk:


I. Analisis umum atas laporan keuangan,
II. Analisis rasio, analisis tren,
III. Analisis atas informasi yang berorientasi ke masa depan,
IV. Benchmarking kedalam dan keluar organisasi.
a. I dan II
b. I dan IV
c. II dan III
d. I, II , III dan IV

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 39


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

6. Sebelum memulai penugasan, auditor internal menyiapkan sebuah program yaitu:


I. Menetapkan tujuan penugasan,
II. Mengidentifikasikan persyaratan teknis, tujuan, risiko, proses dan transaksi yang
akan diuji, Menetapkan sifat dan kepentingan dari pengujian
III. Mendokumentasikan prosedur dalam mengumpulkan, analisis, menerjemahkan
dan mendokumentasikan informasi,
IV. Melakukan perubahan selama penugasan dengan persetujuan pimpinan auditor.
a. I dan II
b. II dan IV
c. II dan III
d. I, II , III dan IV

7. Kertas Kerja Audit mencerminkan:


I. Kegiatan audit mulai dari perencanaan, survai pendahuluan, evaluasi pengendalian
manajemen, pengujian substantif, sampai dengan pelaporan dan tindak lanjut
hasil audit. Hal ini dikarenakan semua kegiatan audit didokumentasikan dalam
bentuk KKA.
II. Kertas kerja merupakan alat komunikasi antara auditor dan auditor yang sedang
bertugas.
III. Langkah-langkah audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh dan simpulan-simpulan hasil audit. langkah kerja dalam PKA yang telah
dilaksanakan menghasilkan data beserta penarikan simpulan hasil audit
didokumentasikan dalam KKA.
IV. Kertas kerja memfasilitasi supervisi pada penugasan.
a. I dan II
b. II dan IV
c. I dan III
d. I, II , III dan IV

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 40


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

8. Tujuan dari exit meeting adalah:


I. Memperoleh kesepakatan mengenai hasil audit
II. Untuk memastikan akurasi dari data yang digunakan oleh auditor internal.
III. Meningkatkan hubungan dengan klien/klien.
IV. Memperkuat observasi terkait audit
a. I dan II
b. II dan IV
c. I dan III
d.I, II , III dan IV

9. Alokasi sumberdaya penugasan didasarkan atas evaluasi dari :


I. Jumlah staf yang berpengalaman
II. Pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dari staf
III. Keperluan pelatihan,
IV. Persyaratan penggunaan tenaga dari luar.
a.I dan II
b.II dan IV
c.I dan III
d.I, II , III dan IV

10. Auditor Internal harus menentukan sumberdaya yang cukup dan efisien berdasarkan
hasil evaluasi:
I. Sifat dan kompleksitas setiap penugasan
II. Batasan waktu
III. Sumberdaya yang tersedia.
a. I dan II
b. II dan III
c. I dan III
d.I, II , dan III

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 41


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

JAWABAN
Soal Betul/Salah
1.S 6.S 11.B 16.B
2.B 7.B 12.B 17.B
3.B 8.B 13.B 18.B
4.S 9.B 14.S 19.S
5.S 10.B 15.B 20.B

Soal Pilihan Ganda


1. A 6. D
2. D 7. C
3. D 8. D
4. D 9. D
5. D 10.D

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 42


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

7. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Pada bagian akhir modul ini, penyusun memuat kunci jawaban test formatif dan
mempersilahkan para peserta diklat untuk menyelesaikan test formatif di atas
sebelum mencocokkannya dengan kunci jawaban.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan materi yang diterima
peserta diklat, yang selanjutnya menghitung hasil penilaian sendiri dengan cara
menggunakan rumus di bawah ini:

Jumlah jawaban yang benar x 100%


Tingkat Penguasaan =
Jumlah Soal

Tingkat Penguasaan yang dicapai akan menghasilkan nilai dengan kriteria:


 Prosentase 90% - 100% = Baik sekali
 Prosentase 80% - 89% = Baik
 Prosentase 70% - 79% = Sedang
 Prosentase 40% - 69% = Kurang
 Prosentase 0% - 39% = Sangat kurang.

Tingkat penguasaan materi pelajaran anda dinyatakan berhasil dengan baik, apabila
hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas. Namun apabila
ternyata masih di bawah 80%, anda terpaksa harus mengulang mempelajarinya
kembali materi yang terkandung dalam modul ini.

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 43


MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Gleim, Irvin N. CIA Review. 17th Edition. Gleim Publication. 2013

2. International Professional Practices Framework (IPPF 2017)

3. Modul-Modul Audit BPKP

4. http://www.academia.edu/10344991/SUPERVISI_AUDIT

© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 44

Anda mungkin juga menyukai