KATA PENGANTAR
Segala kritikan, masukan, dan saran yang konstruktif terhadap penyempurnaan modul ini
tentunya sangat diharapkan dari para pembaca sekalian yang budiman. Tim penyusun telah
menyiapkan saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan kritikan, masukan, dan
saran tersebut sebagaimana tercantum pada bagian akhir modul ini.
Semoga kehadiran modul ini dapat bermanfaat bagi para peserta pelatihan,
instruktur/fasilitator, dan pembaca yang budiman.
Mohamad Hassan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................................................
PETA KONSEP MODUL .....................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1. Deskripsi Singkat .................................................................................................................. 1
2. Prasyarat Kompetensi .......................................................................................................... 1
3. Standar Kompetensi ............................................................................................................ 1
4. Kompetensi Dasar ................................................................................................................ 1
5. Relevansi Modul .................................................................................................................. 1
A. Langkah-Langkah Pembelajaran
Untuk dapat memahami isi dari modul Supervisi Audit ini maka peserta diklat harus
mempersiapkan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pahami indikator yang hendak dicapai pada setiap kegiatan belajar;
2. Baca modul baik-baik dan pelajarilah dengan teliti semua topik terkait dengan Kegiatan
Belajar yang Anda baca;
3. Cobalah kerjakan latihan yang tersedia;
4. Baca kembali rangkuman yang tersedia untuk lebih meningkatkan pemahaman;
5. Kerjakan tes formatif yang tersedia dan selanjutnya pergunakan umpan balik dan tindak
lanjut yang ada untuk menilai kemampuan yang telah anda miliki;
6. Apabila nilai Anda masih kurang, pelajari kembali Kegiatan Belajar yang bersangkutan
sebelum menuju ke Kegiatan Belajar lebih lanjut;
7. Diskusikan secara berkelompok studi kasus agar pemahaman tentang materi menjadi lebih
baik.
8. Kerjakan tes sumatif untuk mengetahui tingkat kompetensi yang telah Anda miliki secara
keseluruhan;
9. Cobalah untuk mencari dan membaca Undang-Undang, Standar, dan Panduan terkait yang
disebutkan dalam modul untuk memperkaya pemahaman Anda;
10. Selamat belajar dan semoga sukses.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara pemaparan konsep Supervisi
Audit, diikuti dengan tanya jawab, diskusi kelompok/studi kasus, dan presentasi studi kasus.
C. Waktu Pembelajaran
Waktu Pelaksanaan yang dibutuhkan selama 5 sesi atau 5 jam latihan (jamlat), dengan
pembagian waktu sebagai berikut:
Supervisi di Tingkat
Penugasan
SUPERVISI
AUDIT
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Supervisi audit merupakan proses yang sangat penting. Kualitas audit dapat
tergambarkan dari kinerja yang dilalukan oleh seorang supervisor. Seorang supervisor
audit adalah level menengah dalam organisasi audit. Namun peranannya sangat
penting.
2. Prasyarat Kompetensi
Peserta yang ditunjuk mengikuti diklat ini adalah auditor yang masih memiliki jenjang
auditor junior dan dibawahnya atau yang akan menapaki jenjang supervisor.
Pemahaman tugas dari seorang supervisor oleh tim audit akan mempelancar
komunikasi dan kelancaran tugas audit. Agar lebih efektif peserta diklat ini
diutamakan adalah pegawai yang memiliki latar belakang pengetahuan tentang
manajemen dan atau akuntansi.
3. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti diklat ini, peserta diklat diharapkan mengetahui dan mampu
memahami Supervisi di Tingkat Penugasan, Kertas Kerja, Exit Meeting dan Evaluasi
Staf.
4. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang diharapkan setelah membaca modul ini adalah peserta diklat
mampu:
a. Memahami dan menjelaskan Supervisi di tingkat penugasan, Hubungan dengan
pihak-pihak yang berkaitan (Relationship) dan Koordinasi selama penugasan.
b. Memahami dan menjelaskan Kertas Kerja, Exit Meeting dan Evaluasi Staf.
5. Relevansi Modul
Bagi para peserta pendidikan dan pelatihan sertifikasi QIA tingkat Lanjutan, perlu
dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman tentang supervisi audit. Modul ini
diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh tentang supervisi audit.
Sedangkan bagi para instruktur atau fasilitator diklat, modul ini diharapkan dapat
membantu penyampaian materi pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan
diikuti oleh para peserta diklat.
KEGIATAN BELAJAR 1
Supervisi di Tingkat Penugasan
Indikator:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1, peserta diharapkan mampu Memahami
dan menjelaskan Supervisi di tingkat penugasan, Hubungan dengan pihak-pihak
yang berkaitan dan Koordinasi selama penugasan.
Seringkali dalam sebuah pekerjaan atau penugasan kita sebagai manusia sering lalai, lupa,
melupakan atau bahkan malas untuk mengerjakan suatu bagian tugas, baik bagian yang
gampang maupun yang mudah. Dengan harapan kan dikerjakan nanti pada saatnya. Bisa
jadi kita ingat mengerjakan bagian tersebut pada saat kita sedang mengerjakan pekerjaan
yang lain. Sering juga karena membayangkan mudahnya pekerjaan itu membuat kita
menundanya. Atau bahkan karena rumitnya atau susahnya kita pun menundanya. Atau
juga kadang kita berperasaaan bahwa pekerjaan yang kita kerjakan telah lengkap. Karena
kita berpandangan terhadap pekerjaan yang kita kerjakan bisa jadi pandangan kita
tersebut tidak objektif. Disinilah kita perlu untuk mengajak orang lain untuk mencoba
melihat pekerjaan kita. Kita perlu orang lain untuk mereviu pekerjaan kita agar pekerjaan
kita bisa diyakini sudah dilaksanakan dengan baik. Disinilah peran supervisor diperlukan.
Kita berharap pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan maka tidak ada lagi hutang
pekerjaan yang belum dibayar. Dengan demikian pekerjaan kita beres.
Skema Pemahasan :
1. Pendahuluan
1.1. Penugasan
1.1.1. Tujuan Penugasan
1.1.2. Cakupan Penugasan
1.1.3. Kriteria
1.2. Perencanaan Penugasan
1.2.1. Perencanaan Penugasan
1.2.2. Identifikasi Penilaian Risiko
© Copyright Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) 2
MODUL TINGKAT LANJUTAN – SUPERVISI PENUGASAN
1. Pendahuluan
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa : Supervisi adalah pengawasan
utama, pengontrolan tertinggi, atau penyeliaan. Sedangkan Supervisor adalah
pengawasan utama pengontrol tertinggi, atau penyelia. Dalam kamus Bahasa Inggris-
Indonesia dinyatakan bahwa: Supervise diartikan Mengawasi, Supervision diartikan
Pengawasan, Supervisor diartikan Pengawas, Supervisory diartikan dalam kedudukan
sebagai pengawas. Dalam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Supervisi
merupakan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan, sedangkan Supervisor
merupakan pelaksana utama dari kegiatan supervisi itu sendiri.
Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan bahwa sasaran
tercapai, kualitas terjamin, dan staf teredukasi. Interpretasi: Tingkat supervisi yang
diperlukan tergantung kepada kemampuan dan pengalaman auditor internal dan
kompleksitas penugasan. Kepala audit internal bertanggungjawab secara menyeluruh
melakukan supervisi penugasan, baik dilaksanakan oleh atau untuk aktivitas audit
internal, namun dapat juga menunjuk anggota aktivitas audit internal yang
berpengalaman untuk melaksanakan reviu tersebut. Bukti yang sesuai harus
didokumentasikan dan disimpan.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang supervisi perlu kiranya kita me- refresh
terkait dengan penugasan, perencanaan penugasan, penilaian risiko terinci.
1.1. Penugasan
Tujuan Penugasan adalah “penugasan khusus audit, atau aktifitas reviu, seperti
internal audit, reviu control self asessement, examinasi fraud atau konsultasi.
Penugasan audit bisa terdiri dari beberapa penugasan audit atau aktifitas sekaligus
yang dirancang untuk mencapai tujuan dari sebuah audit. Penugasan terdiri
perencanaan, pelaksanaan prosedur, komunikasi hasil, monitoring hasil. Tanggung
jawab dari auditor internal adalah perencanaan dan pelaksanaan penugasan yang
akan direviu dan disetujui oleh supervisor. Pada bagian ini akan menjelaskan fase
perencanaan dari sebuah penugasan.
Performance Standard 2200
Internal Auditor harus menyiapkan dan mendokumentasikan untuk setiap dokumen
termasuk tujuan penugasan, cakupan, jangka waktu dan alokasi sumberdaya.
Jenis audit dibagi menjadi dua kelompok, yaitu menurut pihak yang
melakukan audit dan menurut tujuan pelaksanaan audit.
1.1.3. Kriteria
Kriteria diperlukan untuk mengukur keefektifan pengendalian intern.
Manajemen dan internal auditor memililki tanggungjawab yang berbeda
terkait dengan hal ini.
Implemetation Standar 2210.A3
Kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi governance,
manajemen risiko dan pengendalian. Auditor internal harus memastikan
tanggungjawab dari manajemen dan atau dewan pengawas telah
menentukan kriteria untuk menentukan bahwa tujuan organisasi telah
dicapai. Jika kriteria tersebut telah memadai maka internal auditor
menggunakan kriteria tersebut dalam evaluasinya. Jika tidak maka internal
audit dan manajemen secara bersama-sama menentukan kriteria yang akan
digunakan oleh internal audit dalam melakukan evaluasi.
2. Supervisi Penugasan
2.1. Supervisi dan Tingkat Penugasan
Performance Standard 2340
Penugasan harus disupervisi secara memadai untuk memastikan bahwa tujuan
tercapai, kualitas terjaga dan staf berkembang kemampuan dan pengalamannya.
b) Penugasan Supervisi:
1) Supervisi oleh pimpinan auditor relevan dengan semua tahap
penugasan. Prosesnya mencakup:
a. Memastikan bahwa auditor secara gabungan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang lain.
b. Menyediakan instruksi selama masa penugasan dan menyetujui
program penugasan.
4. Kesamaan teknik, metode, dan terminologi yang digunakan oleh auditor internal
dan eksternal akan memudahkan koordinasi pekerjaan mereka secara efisien dan
efektif serta memfasilitasi pengandalan pekerjaan di antara satu dengan yang
lainnya.
5. Rencana audit dari auditor internal dan eksternal perlu dibahas bersama untuk
memastikan bahwa lingkup audit secara keseluruhan terkoordinasi dan duplikasi
pekerjaan sedapat mungkin diminimalkan. Rapat pembahasan tersebut perlu
dijadwalkan sepanjang proses audit untuk memastikan koordinasi pekerjaan
audit serta penyelesaiannya secara efisien dan tepat waktu. Koordinasi selama
penugasan juga untuk menentukan apakah temuan-temuan dan rekomendasi
dari pekerjaan audit yang berjalan memerlukan penyesuaian atas lingkup
pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya.
5. Rangkuman
Pengawasan atau supervisi diperlukan untuk membantu penyusunan rencana audit
yang efisien dan efektif, dapat mengoreksi jika terjadi penyimpangan atau
terdapat kondisi yang berubah dan memberikan arahan audit yang lebih baik
serta tepat. Auditor harus menyiapkan dan mendokumentasikan untuk setiap
dokumen termasuk tujuan penugasan, cakupan, jangka waktu dan alokasi
sumberdaya. Tujuan harus ditentukan untuk setiap penugasan. Internal auditor
harus mempertimbangkan kemungkinan kesalahan yang signifikan, fraud,
ketidakpatuhan, dan kesalahan lain ketika menentukan tujuan. Penentuan cakupan
penugasan harus mampu mencapai tujuan yang ditentukan dalam penugasan.
Cakupan dari penugasan harus termasuk mempertimbangkan sistem yang relevan,
catatan, personil, dan perlengkapan fisik termasuk termasuk yang dikuasai oleh
pihak ketiga. Kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi governance,
manajemen risiko dan pengendalian. Auditor internal harus memastikan
tanggungjawab dari manajemen dan atau dewan pengawas telah menentukan
kriteria untuk menentukan bahwa tujuan organisasi telah dicapai. Jika kriteria
tersebut telah memadai maka internal auditor menggunakan kriteria tersebut
dalam evaluasinya. Jika tidak maka internal audit dan manajemen secara bersama-
sama menentukan kriteria yang akan digunakan oleh internal audit dalam
melakukan evaluasi. Dalam perencaan penugasan internal auditor harus
mempertimbangkan; (a)Tujuan dari aktivitas yang direviu dan menguji efektifitas
dari aktifitas pengendalian, (b) Risiko dari aktifitas, tujuannya, sumber daya, dan
operasi untuk menguji apakah potensi akibat dari risiko telah dijaga sampai pada
tingkat risiko yang dapat diterima, (c) Kecukupan dan efektifitas dari aktifitas
governance, manajemen risiko, dan proses pengendalian dibandingkan dengan
kerangka kerja atau model yang relevan, (d) Kesempatan untuk perbaikan yang
signifikan pada aktifitas governance, manajemen risiko, dan pengendalian. Auditor
Internal harus melaksanakan penilaian awal dari risiko-risiko yang relevan dengan
aktifitas yang sedang direviu atau diaudit. Penugasan harus disupervisi secara
memadai untuk memastikan bahwa tujuan tercapai, kualitas terjaga dan staf
berkembang kemampuan dan pengalamannya. Tingkat kepentingan pengawasan
sangat tergantung pada kecakapan dan pengalaman dari auditor internal serta
kompleksitas penugasan. Pimpinan auditor bertangungjawab secara keseluruhan
dalam supervisi penugasan, walaupun penugasan dilakukan oleh atau untuk
aktivitas internal audit, namun dapat juga dilakukan untuk anggota internal audit
SOAL
(BETUL/SALAH)
14. Pimpinan auditor tidak dapat mendelegasikan tugas supervisi pada penugasan individu.
(B/S)
15. Kepala Eksekutif Audit (CAE) harus berbagi informasi dan mengoordinasikan kegiatan
dengan penyedia layanan assurance dan konsultasi lainnya, baik internal maupun
eksternal, untuk memastikan lingkup yang tepat/memadai serta mengurangi duplikasi
pekerjaan (efforts). (B/S)
16. Sebuah organisasi tidak dapat menggunakan pekerjaan auditor eksternal untuk
memberikan assurance atas suatu kegiatan yang menjadi ruang lingkup audit internal.
(B/S)
17. Auditor eksternal tidak dapat mengandalkan pekerjaan aktivitas audit internal dalam
melaksanaan penugasan mereka. (B/S)
18. Rencana audit dari auditor internal dan eksternal perlu dibahas bersama untuk
memastikan bahwa lingkup audit secara keseluruhan terkoordinasi dan duplikasi
pekerjaan sedapat mungkin diminimalkan. (B/S)
19. Auditor eksternal tidak dapat mengandalkan pekerjaan aktivitas audit internal dalam
melaksanaan penugasan mereka. (B/S)
20. Pimpinan Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi secara berkala koordinasi
antara auditor internal dan eksternal. (B/S)
SOAL
PILIHAN GANDA
6. Pelaksanaan penugasan yang akan direviu dan disetujui oleh supervisor adalah:
I. Penugasan terdiri perencanaan,
II. Pelaksanaan prosedur,
III. Komunikasi hasil dan
IV. Monitoring hasil.
a. I, II
b. I, II, III
c. II, III
d. I, II, III dan IV
JAWABAN
Soal Betul/Salah
1.B 6.B 11.B 16.S
2.B 7.B 12.B 17.S
3.S 8.B 13.S 18.B
4.B 9.B 14.S 19.S
5.B 10.B 15.B 20.B
KEGIATAN BELAJAR 2
KERTAS KERJA, EXIT MEETING DAN EVALUASI STAF
Indikator:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, peserta diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan kertas kerja, exit meeting dan evaluasi staf
Zaman penulis dulu menjadi auditor baru yang mulai masuk bekerja pada saat mau
melaksanakan audit penulis diperintahkan untuk membaca peraturan yang terkait
dan membawa kertas folio untuk mereka semua kejadian yang terjadi. Begitu nyampe
di klien dan setelah berkenalan dengan klien penulis langsung disuruh memeriksa
pembukuan bendahara. Rapat tim dilakukan secara cepat dan arahan dilakukan
seperlunya saja. Akibatnya penulis sering juga kehilangan arah dan kurang meyakini
apakah proses audit yang penulis lakukan telah sesuai dengan keinginan ketua tim.
Karena penulis adalah auditor baru kadang malu juga bertanya kepada senior yang
lain jika ada yang kurang jelas. Barulah pada saat audit mendekati akhir penulis
direviu oleh ketua tim. Itupun hanya dengan mengumpulkan hasil audit. Tanpa
banyak memberikan arahan atau masukan untuk perbaikan. Padahal penulis pada
saat itu ingin banyak diberikan masukan. Fungsi supervisor sangat penting untuk
mengarahkan tim baik diminta maupun tidak.
Skema Pemahasan :
1. Pendahuluan
1.1. Prosedur Penugasan
1.2. Pemilihan Prosedur Penugasan
1.3. Program Kerja
2. Tujuan Kertas Kerja
3. Exit Meeting
4. Penilaian Kinerja Staf
4.1. Staf dan Sumberdaya
5. Rangkuman
1. Pendahuluan
Sebelum membahas kertas kerja ada baiknya kita menjelaskan terlebih dahulu perihal
prosedur penugasan, program kerja audit dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
auditor.
Source of Document
Tracing
Receipt Ledger
Vouching
3) Repeformance (Recalculation)
a) Repeformance terdiri dari duplikasi dari pekerjaan klien dan
membandingkan hasilnya. Hal ini sangat berguna untuk menguji
akurasi aritmatik dan nilai yang diposting dari dokumen ke jurnal dan
ke buku besar.
4) Prosedur Analitis
a) Prosedur Analitis adalah evaluasi dari informasi keuangan yang
disajikan oleh analisis dari hubungan antara data keuangan dan data
non-keuangan. Premis dasar adalah adanya kemungkinan hubungan
antara data yang diharapkan ada dengan ketiadaan data. Selanjutnya
juga dengan ketiadaan pemahaman tenang keadaan yang saling
berlawanan.
Dalam pengertian dokumentasi yang dibuat oleh auditor adalah berupa dokumen-
dokumen yang dikumpulkan oleh auditor, baik yang dibuat sendiri maupun dokumen
yang berupa fotokopi/salinan (auditor’s copy) yang diperoleh auditor selama
pelaksanaan audit. Dalam pengertian dokumen bukan saja yang berbentuk kertas,
namun juga termasuk foto/film/gambar, kaset rekaman, disket, file komputer.
Sumber dokumen KKA dapat berasal dari klien, pihak di luar klien/instansi lainnya,
maupun dari pihak auditor.
KKA mencerminkan:
Kegiatan audit mulai dari perencanaan, survai pendahuluan, evaluasi pengendalian
manajemen, pengujian substantif, sampai dengan pelaporan dan tindak lanjut
hasil audit. Hal ini dikarenakan semua kegiatan audit didokumentasikan dalam
bentuk KKA.
Langkah-langkah audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh dan simpulan-simpulan hasil audit. langkah kerja dalam PKA yang telah
dilaksanakan menghasilkan data beserta penarikan simpulan hasil audit
didokumentasikan dalam KKA.
2.1. Kertas kerja memfasilitasi supervisi pada penugasan. Kertas kerja merupakan alat
komunikasi antara auditor dan auditor yang sedang bertugas.
a. Pentingnya reviu atas kertas kerja dalam aktivitas sbb:
1) Semua kertas kerja direviu untuk memastikan; (a)mendukung komunikasi
penugasan dan (b) semua prosedur audit telah dilaksanakan.
a) Pereviu menentukan waktu kapan kertas kerja mana yang dipilih
sebagai bukti bahwa reviu telah dilakukan. Metode lain termasuk:
i) Menyelesaikan daftar ceklist reviu.
ii) Menyiapkan memoranda dari reviu.
iii) Menerima dan mengevaluasi reviu terkait kertas kerja digital
(software).
2) Menulis catatan reviu terkait pertanyaan yang timbul saat melakukan
reviu. Pada saat menjelaskan catatan reviu, auditor memastikan bahwa
kertas kerja menyajikan bukti yang cukup terkait pertanyaan yang telah
diselesaikan. Pereviu harus:
a) Menyimpan catatan sebagai rekaman atas pertanyaan yang timbul,
langkah-langka yang dilakukan, dan hasilnya.
b) Membuang catatan setelah pertanyaan diselesaikan dan kertas kerja
telah diperbaiki untuk menyajikan informasi yang diminta.
3. Exit Meeting
Setelah menyelesaikan penugasan, auditor harus mengomunikasikan hasil
penugasannya baik secara lisan dan tertulis kepada manajemen klien. Komunikasi lisan
harus dilakukan sebelum komunikasi tertulis dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA)
yang resmi diterbitkan. Tujuan dari pengomunikasian secara lisan dimaksudkan untuk
memperoleh kesepakatan mengenai hasil audit. Masalah-masalah yang ditemukan
harus didiskusikan agar tidak terjadi pembantahan yang akan dapat menyebabkan
terhalangnya pelaksanaan tindak lanjut. Dalam pembahasan auditor harus mempunyai
sikap tegas namun juga harus mempunyai pandangan yang terbuka. Sikap tegas
tersebut harus ditunjukkan dalam bentuk keteguhan sikap untuk mempertahankan
temuan, selama auditor yakin bahwa bukti-bukti yang diperoleh dalam audit
menunjukkan hal yang mendukung. Klien diberi kesempatan untuk memberi tanggapan
atas temuan, namun tidak berarti bahwa setiap sanggahan klien harus diterima begitu
tanpa disertai alasan dan bukti-bukti yang mendukung. Hanya dengan bukti yang
mendukung, serta bukti tersebut memang tidak didapatkan pada saat audit, barulah
sanggahan klien dapat diterima. Auditor sekaligus juga harus memiliki sikap pandang
yang terbuka. Auditor tidak perlu merasa malu atau merasa salah jika temuan harus
diperbaiki ataupun dihilangkan karena adanya bukti lain yang baru diperoleh dan
meyakinkan. Auditor perlu mempertimbangkan untuk mencoba memposisikan dirinya
sebagai klien. Bila komunikasi dua arah bisa dicapai dengan baik maka manfaat audit
akan optimal.
3.1. Exit meeting adalah bagian yang penting dalam proses komunikasi audit.
Prosesnya adalah auditor mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi dengan
pihak klien sebelum pimpinan auditor mengeluarkan hasil komunikasi yang final.
Diskusi biasanya terjadi selama penugasan atau pada saat penugasan berakhir
atau pada saat exit meeting.
3.2. Tujuan utama dari exit meeting adalah untuk memastikan akurasi dari data yang
digunakan oleh auditor internal.
1) Tujuan selanjutnya adalah untuk meningkatkan hubungan dengan klien/klien.
Diskusi pada saat exit meeting tidak hanya untuk menjaga kualitas reviu tapi
juga untuk meningkatkan hubungan baik dengan klien.
3.3. Supervisor harus menghadiri exit meeting untuk menjaga hubungan baik dengan
klien juga untuk memperkuat observasi terkait audit.
5. Rangkuman
Seorang supervisor dalam menjalankan fungsinya harus memahami konsep-konsep
dasar terkait audit. Didalamnya pemahaman tentang penugasan audit, prosedur-
prosedur audit, program kerja, pengelolaan kertas kerja. Program kerja harus termasuk
prosedur mengidentifikasikan, analisis, evaluasi dan mendokumentasikan informasi
selama masa penugasan. Program kerja harus disetujui sebelum implementasi, dan jika
ada perubahan harus disetujui. Auditor internal harus mengembangkan dan
mendokumentasikan kertas kerja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
penugasan. Juga yang perlu dipahami adalah bagian penutupan audit yaitu tentang exit
meeting dimana pada bagian ini supervisor harus bisa menyelesaikan audit dengan
memberikan kesan yang baik terhadap klien. Selain itu supervisor harus menentukan
sumberdaya yang cukup dan efisien untuk mencapai tujuan penugasan berdasarkan
hasil evaluasi dari sifat dan kompleksitas setiap penugasan, batasan waktu dan
sumberdaya yang tersedia.
SOAL (BETUL/SALAH)
SOAL
PILIHAN GANDA
10. Auditor Internal harus menentukan sumberdaya yang cukup dan efisien berdasarkan
hasil evaluasi:
I. Sifat dan kompleksitas setiap penugasan
II. Batasan waktu
III. Sumberdaya yang tersedia.
a. I dan II
b. II dan III
c. I dan III
d.I, II , dan III
JAWABAN
Soal Betul/Salah
1.S 6.S 11.B 16.B
2.B 7.B 12.B 17.B
3.B 8.B 13.B 18.B
4.S 9.B 14.S 19.S
5.S 10.B 15.B 20.B
Tingkat penguasaan materi pelajaran anda dinyatakan berhasil dengan baik, apabila
hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas. Namun apabila
ternyata masih di bawah 80%, anda terpaksa harus mengulang mempelajarinya
kembali materi yang terkandung dalam modul ini.
DAFTAR PUSTAKA
4. http://www.academia.edu/10344991/SUPERVISI_AUDIT