Anda di halaman 1dari 8

Laporan Hasil Diskusi Kelompok 4

Penerimaan dan Pengelolaan Perikatan Audit

Disusun oleh :

Ningsih NPM. 51621120040


Zakiah Annisha NPM. 51621120041
Wahyudi Jaya. K NPM. 51621120066

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diskusi adalah sebuah kegiatan bertukar pikiran untuk mendapatkan suatu keputusan
ataupun untuk memecahkan suatu permasalahan. Dari diskusi ini selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Audit dan Asurans, diharapkan mampu memberikan manfaat tersendiri
bagi seluruh peserta yang terlibat dalam diskusi.
Masalah penerimaan perikatan audit ini merupakan tahapan paling awal dari suatu
proses audit yang harus dilakukan oleh auditor sebelum melakukan prosedur lanjutan dari
proses audit. Tahapan ini merupakan tahap yang akan mempengaruhi keseluruhan proses
audit. Jika pada tahapan penerimaan perikatan audit tidak dilakukan sesuai dengan standar
audit yang ada, maka tahapan berikutnya tidak akan berjalan secara efektif. Oleh karena itu
pembahasan atau diskusi mengenai prosedur atau tahap penerimaan audit menjadi hal yang
penting untuk dilakukan.

B. Tujuan Diskusi

Pelaksanaan diskusi kali ini bertujuan untuk:

1. Memberikan informasi mengenai tahapan dalam penerimaan perikatan audit.


2. Memberikan informasi mengenai pengelolaan audit terutama sistem pengendalian
mutu.

C. Tema / Masalah Diskusi

Tema atau masalah dalam diskusi kali adalah “Penerimaan dan Pengelolaan Perikatan
Audit”
D. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Sabtu, 26 Maret 2022

Waktu : Pukul 13.30 – 15.30 WIB

Tempat : Google Meet dengan link https://meet.google.com/mhv-zneu-xsu

E. Pelaksanaan dan Peserta Diskusi

Pelaksanaan diskusi diikuti oleh seluruh mahasiswa program Magister Akuntansi


Universitas Widyatama Tahun Masuk 2021 Kelas C. Presentasi diskusi dilakukan oleh
kelompok 4 yang terdiri dari:

1. Ningsih (NPM. 51621120040)


2. Zakiah Annisha (NPM. 516211200410)
3. Wahyudi Jaya K. (NPM. 51621120066)

Diskusi ini juga dibimbing langsung oleh Bpk. Dr. R. Wedi R. Kusumah, S.E., M.Si., Ak.,

CA. Selaku dosen mata kuliah Audit dan Asurans.


BAB II

HASIL DISKUSI

A. Pokok-pokok Materi Sajian Diskusi

Pokok-pokok materi yang disampaikan saat diskusi:

1. Penerimaan Perikatan:
 Analisis Risiko
 Sumber Daya Manusia
 Penggunaan Spesialis Dalam Proses Audit
 Surat Perikatan Audit
2. Pengelolaan Perikatan:
 Pengendalian Mutu
 Perlunya Pengendalian Mutu
 Kepemimpinan
3. Contoh Kasus

B. Pertanyaan-pertanyaan dan Tanggapan

Berikut ini pertanyan-pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan selama diskusi


berlangsung:

1. Pengembangan SDM: Apakah ada program khusus di KAP? Hanya di bidang Keuangan
atau ada juga dibidang lainnya? [Bu Fitra]
Jawaban:
Mengenai masalah pengembangan Sumber Daya Manusia ini,dijelaskan dalam Standar
Pengendalian Mutu (SPM) No. 1 Paragraf 29-31 dan penjelasannya paragraph A18-A24.
Dalam paragraph penjelasan A18 SPM 1 disebutkan:
Isu-isu personil yang relevan dengan kebijakan dan prosedur KAP yang berhubungan
dengan Sumber Daya Manusia mencakup:
 Rekruitmen
 Evaluasi kinerja
 Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan
 Kompetensi
 Pengembaganan karir
 Promosi
 Kompensasi
 Estimasi kebutuhan personil

Dalam Paragraf berikutnya yaitu A19 disebutkan bahwa:

Kompetensi dapat dikembangkan melalui berbagai metode, yang mencakup:

 Pendidikan professional
 Pengembagan professional berkelanjutan termasuk pelatihan
 Pengalaman kerja
 Bimbingan oleh staf yang lebih berpengalaman, sebagai contoh anggota tim perikatan
lainnya.
 Pendidikan mengenai independensi bagi personil yang disyaratkan untuk independent.

Struktur organisasi dalam suatu KAP dari posisi paling bawah:


1. Staf Asistem / Auditor Junior, pengalaman 0-2 tahun
2. Auditor Senior, pengalaman 2-5 tahun
3. Manager, pengalaman 5-10 tahun
4. Partner, yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan KAP termasuk opini yang
dikeluarkan.

Biasanya KAP diwajibkan mengikuti program pengembangan kompetensi, dan yang


diwajibkan mengikuti adalah partner, kemudian nantinya partner akan mentransfer hasil
pelatihan tersebut kepada seluruh staf KAP. Biasanya ada persyaratan minimal pelatihan
yang harus diikuti seorang partner, dan jika tidak memenuhi pelatihan minimal tersebut
ijin KAP nya akan dicabut.

2. Pengendalian mutu: Di masa pandemi, pengumpulan bukti audit sangat sulit dan tidak
cukup, bagaimana solusinya? [Bu Astri]
Jawaban:
Pengumpulan bukti audit di masa pandemic bisa dilakukan dengan men-scan bukti
audit yang diminta kemudian mengirimkannya kepada auditor. Hal ini pasti akan
membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan auditor datang
langsung ke perusahaan klien untuk mengumpulkan bukti-bukti audit tersebut.

3. Kualitas bukti scan dan yang aslinya, apa ada perbedaan dalam kualitas audit? Jika ada
perbedaan kualitas bagaimana solusinya? [Pak Herdi]
Jawaban:

Hal ini pasti akan mempengaruhi kualitas audit, tetapi juga menjadi tantangan bagi
auditor untuk menemukan solusi agar hal ini tidak mempengaruhi terhadap kualitas
audit. Auditor harus melakukan pengujian-pengujian terhadap bukti audit yang
diperoleh.

4. Koperasi 2.5 M perlu diaudit, apa ada perbedaan dalam prosedur untuk mengaudit
koperasi? [Bu Sarah]
Jawaban:
Baik prosedur penerimaan perikatan maupun prosedur audit secara keseluruhan akan
sama untuk semua jenis perusahaan.

5. [Bu Haula]
a. Dalam penggunakan spesialis auditor, apakah spesialis ini termasuk staf KAP atau
berbeda organisasi / perusahaan?
Jawaban:
Seorang spesialis bisa berasal dari Internal KAP itu sendiri atau eksternal KAP.
 Seorang spesialis atau pakar internal dapat merupakan seorang rekan atau staf,
termasuk staf temporer dari KAP tersebut dan oleh karenanya tunduk pada
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP tersebut sesuai dengan SPM 1
atau ketentuan lain yang setara. Alternatif lainnya, pakar internal yang ditunjuk
oleh auditor dapat merupakan seorang rekan atau staf, termasuk staf temporer dari
jaringan KAP auditor tersebut, yang mungkin memiliki kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu yang sama dengan KAP auditor tersebut.
 Seorang pakar eksternal yang ditunjuk auditor bukan merupakan anggota tim
perikatan dan tidak tunduk pada kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
berdasarkan SPM 1. Peraturan perundang-undangan mungkin mengharuskan
bahwa seorang pakar eksternal yang ditunjuk auditor diperlakukan sebagai anggota
tim perikatan, dan oleh karenanya tunduk pada ketentuan etika yang relevan.

b. Contoh kasus yang melibatkan langsung spesialis auditor?


Jawaban:
Contohnya adalah misalnya dalam mengaudit perusahaan tambang atau migas, auditor
memiliki keharusan untuk menaksir cadangan minyak dan gas yang dimiliki oleh
perusahaan, oleh karena itu penaksiran tersebut harus dilakukan oleh spesialis yang ahli
dalam bidang tersebut.
Atau misalnya suatu perusahaan sudah menggunakan sistem akuntansi komputerisasi
yang canggih seperti SAP atau Oracle dimana auditor memerlukan staf yang
bersertifikasi untuk program tersebut. Jika memang di dalam KAP terdapat staf yang
bersertifikasi, maka auditor bisa menggunakan staf tersebut, tetapi jika tidak ada, maka
auditor harus menggunakan staf bersertifikasi di luar KAP.

c. Siapa yang bertanggung jawab atas biaya penggunaan spesialis auditor? KAP atau
Perusahaan?
Jawaban:
Tergantung dalam kesepakatan di awal, dimana pada saat sebelum perikatan disetujui,
auditor akan menilai risiko dan menggali informasi mengenai bisnis klien, pada tahapan
tersebut akan diketahui apa perlu menggunakan spesialis atau tidak. Semua biaya yang
dibutuhkan untuk menjalankan proses audit termasuk biaya untuk membayar spesialis
nantinya akan dimasukkan/dicantumkan ke dalam audit fee di dalam surat perikatan
(engagementletter).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai