Anda di halaman 1dari 37

Risiko Hukum dan

Permasalahan
Pengadaan
Barang/Jasa
Disampaikan dalam Sosialisasi/Bimtek Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
29-30 Maret 2021
PROFIL BELANJA PENGADAAN BELANJA PENGADAAN
PENGADAAN
NASIONAL Rp 1.117,5T Rp 1.133,4T
RENCANA PENGADAAN RENCANA PENGADAAN

2019 Rp 824,9T 2020 Rp 874,6T


E-Purchasing
E-Purchasing

** Data Hingga 5 November 2019 untuk Kementerian/Lembaga/Pemda


81,1
90,3

Pengadaan Langsung
E-Tendering
65,3
E-Tendering 312,6
407,2 Pengadaan
Penunjukan Langsung
Langsung 22,4 178,7

Sayembara dan Kontes


0,2 Penunjukan
Swakelola Swakelola Langsung…
237,4 Lainnya 274,4
2,0 Sayembara dan
Kontes
Lainnya 0,0
Dalam Trilyun Rupiah Dalam Trilyun Rupiah 1,5
1. rekruitmen dan promosi jabatan.
TUJUH AREA 2. pengadaan barang/jasa, biasanya kolusi
RENTAN KORUPSI dengan penyedia, mark up harga, benturan
DI PEMERINTAHAN kepentingan dalam pengadaan, kecurangan
DAERAH dan lainnya.
3. filantropi atau sumbangan pihak ketiga, yang
memerlukan kejelasan data tentang pencatatan
(Ketua KPK) Firli Bahuri, penerimaan, penyaluran bantuan, dan
pada Pelaksanaan Pra penyelewengan bantuan.
Musyawarah Nasional VI Asosiasi
Pemerintah Kota Seluruh 4. refocusing dan realokasi anggaran Covid-19 untuk
Indonesia (APEKSI) 2021 APBN dan APBD, dan
5. penyelenggaraan jaring pengaman sosial seperti
pendataan penerima, klarifikasi dan validasi data,
belanja barang, distribusi bantuan serta
pengawasan.
6. pemulihan ekonomi nasional juga dapat menjadi
wilayah yang rentan korupsi. Misalnya saja,
pemberian likuiditas bantuan yang tidak tepat
sasaran.
Sumber :
https://www.kpk.go.id/id/berita/berita- 7. pengesahan RAPBD dan Laporan
kpk/2035-tujuh-area-rentan-korupsi-di-
pemerintahan-daerah Pertanggungjawaban Keuangan Kepala Daerah
(LPJKD).
Pengertian
Pelanggaran Pengadaan merupakan kegiatan yang
bertentangan dan melanggar peraturan dan
Pelanggaran
ketentuan, prinsip, dan etika pelaksanaan pengadaan
barang jasa
Pengadaan
Jenis Pelanggaran
1. Korupsi (Penyuapan, Penggelembungan Biaya,
Fiktif, Penggelapan, Pemalsuan, Penyalahgunaan
Wewenang, Pemerasan, Nepotisme dll )
2. Persaingan Usaha Tidak Sehat (kolusi, monopoli,
oligopoli, kartel dll)

Tindakan Pelanggaran Pengadaan


Praktek pelanggaran dan penyelewengan yang dilakukan
pada setiap lini dan tahapan proses pengadaan yang
melanggar peraturan, prinsip, dan etika pelaksanaan
pengadaan barang jasa

Ref. Willem Siahaya, 170 Tindak Pelanggaran PBJ, Mencegah dan Menghindari, LPKN 2013
Jenis Pelanggaran Pengadaan
Barang/Jasa

Public
Procurement
Training for
IPA Beneficiaries

7
Semua Pihak yang terkait Proses pengadaan
Pelaku Tindak berpotensi menjadi pelaku tindak
pelanggaran: PA, KPA, PPK, Pokja
Pelanggaran Pemilihan/Pejabat Pengadaan, Penyelenggara
Pengadaan LPSE, Pj/PPHP, Pengawas Internal, Penyedia
dan/atau Pihak lain nya yang tidak terkait
langsung dengan proses pengadaan (Anggota
DPR/DPRD, Auditor, APH)
• Integritas dan Kompetensi Pelaku pengadaan
Penyebab masih rendah.
• Adanya niat tidak baik, sifat loba, tamak dan
Pelanggaran serakah.
Pengadaan • Pertentangan kepentingan,
• Adanya tekanan dari pimpinan atau pejabat
otoritas kepada pelaksana pengadaan
• Adanya tekanan dari Pihak eksternal
• Keterbatasan pengawasan atau pengawasan
tidak efektif
• Tidak transparan dalam perencanaan, pemilihan,
dan pelaksanaan
• Tidak ada sistem penanganan pengaduan yang
memadai atau pengaduan tidak ditindak lanjuti.
SKEMA HUKUM PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
Perencanaan Persiapan - Pelaksanaan Pelaksanaan Kontrak

Identifikasi Kebutuhan (Mulai) Persiapan PBJ Melalui Penyedia Pelaksanaan PBJ


Melalui Penyedia
Menetapkan HPS
Penetapan Barang/Kasa
Pelaksana Kontrak
Menetapkan Rancangan Kontrak
Cara Pengadaan Serah Terima Pekerjaan
Menetapkan Sepesifikasi Teknis /
KAK ( Selesai )
Jadwal Pengadaan
Menetapkan uang muka,
jaminanuang muka, jaminan
Anggaran Pengadaan pelaksanaan, sertifikat garansi
dan/atau penyesuaian harga

Pelaksanaan PBJ Melaui Penyedia

Pelaksanaan Melalui Pemilihan

TUN PERDATA

PIDANA
Mencegah Terjadinya
Pelanggaran Pengadaan

1
Untuk dapat mencegah dan menghindari praktik
tindak pelanggaran pengadaan perlu diketahui
bentuk-bentuk Tindakan Pelanggaran Pengadaan,
terutama pada titik-titik rawan proses
pengadaan.

2 Semua pelaku pengadaan termasuk masyarakat


luas perlu mengetahui Tindakan Pelanggaran
Pengadaan, untuk dapat saling mengawasi.

3
Peningkatan peran/fungsi pengawasan dan
konsultasi dalam proses pengadaan melalui:
1. APIP
2. UKPBJ
APIP
• Dalam PP No 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
*)Kegiatan pengawasan lainnya berupa konsultansi

• Definisi Perpres 16/2018

Aparat Pengawas Intern Pemerintah


(APIP) adalah aparat yang melakukan
pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi
Pemerintah
Tahapan dan Peran APIP
Dalam Pengadaan
PERENCANAAN PERSIAPAN PERSIAPAN PROSES PELAKSANAAN SERAH
PENGADAAN PENGADAAN PEMILIHAN PEMILIHAN KONTRAK TERIMA

• Identifikasi kebutuhan • Menetapkan Spektek, HPS,


• Penetapan Barang/Jasa • Kontrak • Pemilihan, Penandatanganan SPPBJ dan Kontrak
• Cara, Jadwal & • Menetapkan Metode Pemilhan, • Pelaksanaan, Serah Terima Pekerjaan
Anggaran PBJ Evaluasi, Pemasukan

Pengawasan Pengadaan oleh APIP sejak perencanaan, persiapan, pemilihan Penyedia, pelaksanaan
Kontrak, dan serah terima pekerjaan (Pasal 76 Perpres 16/18)
Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa - UKPBJ
Peraturan LKPP No. 14 Tahun 2018

Pelaksanaan fungsi pendampingan, konsultasi dan/atau


bimbingan teknis Pengadaan Barang/Jasa meliputi:
a. bimbingan teknis, pendampingan, dan/atau konsultasi
proses pengadaan barang/jasa pemerintah di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan Desa;
b. bimbingan teknis, pendampingan, dan/atau konsultasi
penggunaan seluruh sistem informasi pengadaan
barang/jasa pemerintah, meliputi SIRUP, SPSE,
e-katalog, e-monev, SIKaP; dan
c. bimbingan teknis, pendampingan, dan/atau konsultasi
substansi hukum di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah dan layanan penyelesaian sengketa kontrak
melalui mediasi.
Permasalahan
Pengadaan
Barang/Jasa
Permasalahan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Persiapan Pelaksanaan
Pengadaan Pemilihan Kontrak

01 02 03 04 05 06

Persiapan Pemilihan Serah


Pengadaan Penyedia Terima

PENGADUAN

AUDIT

SANGGAHAN

SENGKETA KONTRAK
Mekanisme Pengaduan Pengadaan
Barang/Jasa
Pasal 77 Perpres 16/18
melaporkan hasil
tindak lanjut

APIP
KEPALA
DAERAH
meneruskan
MASYARAKAT kepada APIP

dalam hal diyakini


adanya indikasi KKN yang
merugikan keuangan negara

APH
bukti yang faktual,
kredibel, dan autentik
Temuan Audit Pengadaan
Barang/Jasa
Kelebihan pembayaran atas pengadaan
barang/jasa

Pemahalan dan/atau kemahalan


harga

Denda keterlambatan pekerjaan


belum dipungut/diterima

Spesifikasi barang/jasa yang


diterima tidak sesuai dengan
kontrak

Penyedia barang/jasa tidak


menyelesaikan pekerjaan
Sanggahan Pengadaan
Barang/Jasa

POKJA
PESERTA PEMILIHAN

kesalahan dalam melakukan evaluasi


TUJUAN
penyimpangan terhadap ketentuan dan
SALAH
prosedur yang diatur dalam Perpres

penyimpangan terhadap ketentuan DILUAR


dalam Dokumen Pemilihan WAKTU

rekayasa/persekongkolan
DIANGGAP SEBAGAI
penyalahgunaan wewenang
PENGADUAN
Sengketa Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa
Pasal 85 Perpres 16/18

PPK PENYEDIA

LAYANAN
PENYELESAIAN ARBITRASE PENGADILAN
SENGKETA
Bantuan Hukum
Dalam
Pengadaan
Pasal 84 Perpres 16/18
Pokja Pemilihan/
PA/KPA Pejabat PPK
Pengadaan

PPHP/PjPHP Penyedia Ormas

Pokmas
Titik Rawan
Pengadaan
Barang/Jasa
Tahap
Perencanaan
• Tidak dilakukan analisis kebutuhan
Identifikasi Kebutuhan Barang/jasa • Barang/jasa tidak sesuai dengan yang
analisis pasar dibutuhkan atau situasi dan kondisi
• Keputusan dipengaruhi oleh pihak luar

Spesifikasi Teknis/KAK diarahkan untuk


Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK
penyedia tertentu

Pengelembungan biaya (KPK: 90%


Penyusunan Perkiraan Biaya/RAB penyimpangan PBJ dalam tahap
perencanaan)

Cara Pengadaan/Pemaketan Rekayasa pemaketan (menghindari Tender)

Tidak dianggarkan sehingga dibebankan


Penyusunan Biaya Pendukung kedalam kontrak (penyedia)
Tahap
Persiapan Pengadaan
Penetapan Spesifikasi Teknis/KAK Spesifikasi yang diarahkan

• Penyusunan HPS tidak sesuai peraturan


dan praktek terbaik/keahliaan
Penetapan HPS
• Pengelembungan nilai HPS
• Tidak ada referensi penyusunan HPS
Memilih jenis kontrak yang tidak sesuai :
Penyusunan Rancangan Kontrak misal Lumsum seharusnya Harga Satuan
untuk menutupi pengelembungan volume.
Tahap
Persiapan Pemilihan
Membuat justifikasi untuk menghidari Tender
Menetapkan Metode Pemilihan (penunjukan langsung) seperti ; kebutuhan
mendadak di akhir tahun, keadaan darurat dll
Menetapkan Metode Kualifikasi • Persyaratan kualifikasi tidak sesuai
dan Persyaratan Kualifikasi • Menambahkan persyaratan yang tidak objektif

• Kriteria evaluasi tidak jelas


Menetapkan Metode Evaluasi
• Kriteria evaluasi tidak dicantumkan dalam
Penawaran
dokumen pemilihan
• Jangka waktu pemasukan terlalu singkat
sehingga tidak memadai bagi peserta untuk
Menyusun Jadwal Pemilihan menyusun penawaran dengan baik
• Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai
kebutuhan pelaksanaan kontrak
• Tidak menggunakan dokumen yang standar
Menyusun Dokumen Pemilihan
• Dokumen pemilihan tidak lengkap
Tahap
Pemilihan
Undangan/Pengumuman Jangka waktu Pengumuman terlalu singkat

Pendaftaran dan Pengunduhan sudah tidak ada lagi karena sudah


Dokumen Pemilihan menggunakan SPSE

• Pemberian penjelasan tidak efektif


Pemberian Penjelasan
• Pokja cenderung pasif

• Pengaturan Penawaran peserta pemilihan


Penyampaian Dokumen Penawaran • beberapa penawaran dibuat oleh satu
penyedia
• Ketidaklengkapan Dokumen penawaran
• Kerusakan dokumen penawaran
Pembukaan Dokumen Penawaran
• Kesamaan dokumen penawaran peserta
tender/seleksi
Tahap
Pelaksanaan Kontrak
Penandatanganan Penyedia belum/tidak menyerahkan Jaminan
Kontrak Pelaksanaan (Jika disyaratkan)

Pemberian Uang Muka Melarikan diri setelah menerima uang muka

Pembayaran Prestasi Pembayaran tidak sesuai prestasi, lebih besar


Pekerjaan pembayaran dari pada kemajuan fisik pekerjaan.

Pengawasan
Pengawas Pekerjaan dikendalikan oleh Penyedia
(Pekerjaan Konstruksi)

• adendum pekerjaan tanpa alasan yang jelas dan kuat:


• pekerjaan kurang untuk pekerjaan yang penawaran
jauh dibawah harga Pasar
Perubahan Kontrak • Pekerjaan tambah untuk pekerjaan yang harganya
diatas harga pasar
• Perpanjangan waktu pelaksanaan tanpa alasan yang
kuat, untuk menghindari denda keterlambatan
Tahap
Pelaksanaan Kontrak
Penyerahan pekerjaan Menyerahkan pekerjaan sebagian/seluruhnya kepada
kepihak lain pihak lain, selain yang diatur dalam kontrak

pekerjaan/barang tidak sesuai dengan spesifikasi


Kualitas Pekerjaan
Penyelesaian pekerjaan pada masa pemeliharaan
Tahap
Serah Terima
• Barang yang diterima tidak sesuai spesifikasi
Barang • Kriteria penerimaan barang tidak jelas
• Tidak ada Jaminan/Garansi atau palsu

• Volume dan spesifikasi tidak sesuai


• Tidak didukung dengan laporan yang baik (as built
drawing)
Pekerjaan Konstruksi
• Pada serah terima I, pekerjaan belum selesai 100%
• Perubahan pekerjaan yang tidak sesuai kontrak
(belum ada adendum)

• Data yang digunakan palsu


• Desain plagiat
Jasa Konsultansi
• Penyerahan hasil terlambat dan menggunakan
laporan dummy untuk memenuhi pembayaran
Solusi
Mengatasi Tindak Pelanggaran Pengadaan
1. Melaksanakan sistem dan prinsip pengadaan secara tepat dan dengan sebaik-baiknya
2. Dibutuhkan keteladanan dari pimpinan tertinggi dan manajemen pengadaan
3. Dalam perencanaan pengadaan selalu menerapkan kebijakan dasar pengadaan yaitu
Berdasarkan kebutuhan
4. Pejabat dan pelaksana pengadaan tidak diperkenankan mempunyai afiliasi secara langsung
maupun tidak langsung dengan peserta pemilihan
5. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia manusia pelaksana pengadaan agar lebih
profesional sesuai dengan tugas dan fungsi
6. Meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan proses pengadaan
7. Mencegah perilaku buruk dan persaingan usaha yang tidak sehat dalam pelaksanaan
kegiatan pengadaan
Akhir Presentasi
´Terima Kasih
Direktorat Advokasi Pemerintah Daerah
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
LKPPP – Februari 2021
Analisa putusan korupsi

Bukti kuat, putusan bersifat


Bagus self explanatory

Bukti ada, putusan


Debatable menyinggung bukti tersebut,
tapi uraian kurang meyakinkan

Bukti sumir, uraian putusan


Janggal tidak meyakinkan

Richo Andi Wibowo Dosen Fak Hukum UGM dengan minat riset kontrak pemerintah &
pencegahan patologi birokrasi
Putusan korupsi PBJ yang bagus
• Kasus2 korupsi PBJ yang ditangkap oleh OTT KPK bisa dipastikan putusannya
bagus;
• Kasus2 korupsi yang tidak OTT, tapi ditangani oleh KPK, biasanya juga bagus

• Kenapa? Karena buktinya kuat..


• Ybs sudah dipantau lama; ada sadapan telepon, aneka jepretan foto/video
• Ada info transaksi mencurigakan dari PPATK
• Ybs ditangkap pada waktu melakukan perbuatan pidana atau setidaknya sesaat setelah
perbuatan pidana (artinya > saksi pasti banyak)
Putusan korupsi PBJ yang bagus (i)

• Ini bukan OTT KPK, tapi bukti2 yang disajikan


kuat, ada pengakuan dari aneka saksi
• Dia mengenalkan rekanan ke Ditjen dan
mengarahkan agar dibantu
• Dia menginstruksikan agar melakukan
penunjukan langsung
• Bawahan (pokja) sempat menolak instruksi
Kasus Bachtiar Chamsyah, korupsi pengadaan
Dirjen, tapi dihardik
mesin jahit & sarung di Kemensos • Semua info ini ada di putusan
Putusan korupsi yang debatable
Kasus pengadaan tinta pemilu 2004 yang dilakukan oleh Rusadi
Kantaprawira, Anggota KPU dan Ketua Pengadaan Tinta

• Anggaran turun terlambat – seperti biasa – padahal jadwal Pemilu


2004 di depan mata
• Karena waktu yang terbatas, maka ia mengarahkan agar tender
dilakukan dengan penunjukan langsung, namun yang ditunjuk tidak
hanya satu, melainkan empat penyedia. Ia juga tidak punya
konsultan; tidak punya HPS
• Tindakan ini dianggap keliru oleh penegak hukum (KPK dan Hakim
bahkan hingga level MA), sehingga ybs dijatuhi hukuman 4 tahun
penjara dan denda 200 juta (vonis PT, kasasi ke MA > menguatkan)
Kepergian ybs ke India untuk
Mengingat prosedur pengadaan
mengecek pabrik tinta dibiayai
panjang, pdhl waktu mendesak,
maka penunjukan langsung oleh empat rekanan terpilih
adalah bisa dimaklumi (tiket dan uang saku); pdhl juga
menerima anggaran dari KPU

Debatable karena

Menyimpangi prosedur Isu tiket dan uang saku justru


pengadaan memang salah, tapi tidak elaboratif didiskusikan di
belum cukup meyakinkan putusan; fokus diskusi lebih
menyatakan ybs telah pada tepat tidaknya
melakukan kejahatan penunjukkan langsung
Putusan korupsi PBJ yang janggal (i)
Kasus pengadaan turbin PLN di Sumut

• PPK dianggap lalai tidak mengirimkan teguran atas keterlambatan penyedia


• Sehingga diyakini kedatangan turbin semakin terlambat, sehingga
pemadaman terus terjadi

• Pemadaman tersebut dianggap merugikan keuangan negara, penyedia


dianggap mendapatkan keutungan dari keterlambatan, dan PPK dianggap
melakukan perbuatan melawan hukum karena tidak mengirimkan teguran
Putusan korupsi PBJ yang janggal (ii)
Kasus Agus Koncoro – pembangunan Gedung bea cukai di Surabaya

• Kala itu, anggaran terlambat turun, sehingga tender dilakukan terlambat


• Akhir tahun pekerjaan belum selesai, ia selaku PPK melakukan perpanjangan (masih
merupakan tindakan legal)
• Tapi pasca perpanjangan, belum selesai juga, ia berikan perpanjangan lagi,
• Alasannya, daripada anggaran tidak terserap, lalu tahun depan anggaran dipotong; juga
krn kontraktor yg baru tidak suka masuk ke pekerjaan setengah jalan
• Kejaksaan masuk, pekerjaan dihentikan dg posisi pekerjaan selesai 70%
• Agus dianggap melakukan perbuatan melawan hukum (karena melakukan perpanjangan
berulang), menguntungkan korporasi (karena uang sudah masuk), dan merugikan
keuangan negara (karena pekerjaan tidak selesai)
• Hakim mengakui tidak ada bukti uang masuk ke kantong Agus sendiri
Putusan korupsi PBJ yang janggal (iii) & (iv)
Kasus Mobil Listrik - Dasep Ahmadi
• Dasep adalah orang yang mampu membuat mobil listrik
• Dia mendapatkan pembiayaan dari CSR dana tiga konsorsium BUMN, untuk
membuat 16 kendaraan listrik untuk dipakai di event OPEC, Bali
• Di ending kontrak, dia hanya mampu membuat 4 kendaraan listrik, itupun tidak
oke.
• Mengingat pekerjaan tidak berhasil dipenuhi, kegagalan tersebut dikualifikasikan
sebagai kerugian negara. Argumentasinya, kegagalan Dasep memenuhi janji
merugikan keuangan BUMN dan keuangan BUMN adalah keuangan negara.

Anda mungkin juga menyukai