TEKNOLOGI MEKANIK
Disusun Oleh :
Nama : Sadarman Hia
NIM : 22079
Kelas : STIP
Kelompok : 4 (Empat)
Acara II : Pembuatan Baut dan Mur
Co. Ass : Zamzam Maksum
Dosen Pengampu : Ir. Gani Supriyanto, MP. IPM
/
VIII. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini pratikan membahas cara pembuatan mur dan baut. Baut
(Bolt) merupakan suatu batang atau tabung yang membentuk alur heliks atau tangga
spiral pada permukaannya dan mur (Nut) adalah pasangannya. Fungsi utama baut
dan mur adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga tergabung menjadi
satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Maka dari itu komponen yang
menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah dilepas dan dipasang kembali
tanpa merusak benda yang disambung. Sebagian besar baut dan mur digunakan
sebagai pengerat dengan memutar searah dengan jarum jam yang disebut dengan ulir
kanan. Sedangkan baut dan mur dengan ulir kiri digunakan pada kebutuhan tertentu
yang berlawanan dengan arah jarum jam, seperti pedal pada sepeda. Baut dan mur
banyak dipergunakan dalam industri otomotif dan konstruksi. Seringkali kita
temukan komponen ini dalam kendaraan bermotor baik itu mobil maupun motor
serta menjadi bagian dalam pembuatan jembatan dan kontruksi lainnya. Selain itu,
baut dan mur juga digunakan dalam pembuatan mesin.
Membuat mur tembentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir. Setelah
mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran segi enam
yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada kedua ujung
silinder. Jepit benda oleh ragumlalu dikikir pada setiap sisi darisilinder tersebut
dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segienam. Kikir terus sampai
berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan sangat hati
– hati,usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi yang lain sama
luas permukaannya.Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi (mur),
biasanya dengan menggunakan punch. Memilih jenis mata bor yang akan digunakan.
Memasang mata bor pada mesin bor denmengencangkannya dengan bantuan
kunci gear. Membor dengan perlahan - lahan dan jangan dipaksakan karena akan
merusak mata bor. Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka
benda kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda
kerja. Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 9,5 mm, murdi bor sampai
tembuske sisi sebelahnya. Selama proses membor sekali - kali dilakukan pemberian
pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjagasupaya mata bor tidak cepat
rusakLakukan proses pengeboran dengan hati - hati dan utamakan keselamatan
kerja.Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum untuk ditap.
Posisi pada saat peletakan pada ragum di usahakan vertikal dengan lubang yang
akan ditap, padasaat melakukan pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu
kencang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan bendakerja. Lakukan pengetapan
secarabertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus
sampai tembus pada satu sisinya.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Praktikum Mekanik Acara II Pembuatan Mur dan Baut dapat
disimpulkan bahwa:
1. Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin.
2. Baut dapat digolongkan menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soket
segienam, dan kepala persegi.
3. Ragum adalat alat yang digunakan untuk menjepit banda kerja pada waktu
pekerjaan mekanik, seperti mengikir, memahat, memotong, dan lain - lain.
4. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum atau
rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit
dengan kuat.
5. Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk
melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan.
B. Saran
Agar semakin efektif dan efisia serta menghasilkan hasil pembuatan benda
kerja yang berkualitas, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum proses
manufaktur seluruh praktikan harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu
tentang bagaimana cara pengoperasian mesin dan penggunaan alat peralatan
yang benar sehingga selagi melakukan praktek bahan kerja tidak cacat..
DAFTAR PUSTAKA
George, Harun. A. R. 1983. Teori dan Praktek Kerja Logam. Erlangga (Di akses pada
tanggal 27 Maret 2022, pada pukul 02.06 WIB).
Sodjana, Abo. R. Suasdik. 1978. Petunjuk Kerja Bangku. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. (Diakses pada tanggal 27 Maret 2022, pada pukul 02.03 WIB).
Wiyanto, 2008. Laporan Praktikum Proses Produksi. Jakarta : Universitas Dharma
Persada. (Diakses pada tanggal 27 Maret 2022, pada pukul 02.14 WIB).