Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI MEKANIK

Disusun Oleh :
Nama : Sadarman Hia
NIM : 22079
Kelas : STIP
Kelompok : 4 (Empat)
Acara II : Pembuatan Baut dan Mur
Co. Ass : Zamzam Maksum
Dosen Pengampu : Ir. Gani Supriyanto, MP. IPM

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022
I. ACARA II : Pembuatan Baut dan Mur
II. HARI, TANGGAL : Selasa, 15 Maret 2022
III. TUJUAN :
1. Mahasiswa mampu melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan
dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
2. Mempelajari bagaimana cara membuat mur dan baut.
3. Mengenal cara menggunakan alat pembuatan mur dan baut
IV. DASAR TEORI
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam mencegah
kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pada setiap alat dan mesin yang dibuat
dengan cara mengkombinasikan beberapa bagian (komponen), peranan baut dan mur
sangat dibutuhkan untuk menyatukan komponen - komponen tersebut. Baut dan mur
terbagi dalam beberapa macam sesuai dengan kegunaanya masingmasing. Baut dapat
digolongkan menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soket segienam, dan kepala
persegi (George, 1983).
Baut penjepit dapat terbentuk :
1. Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana jepitan
diketatkan dengan mur.
2. Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan ulir yang
ditapkan pada salah satu bagian
3. Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua ujungnya.
Untuk dapat menjepit dua bagian, baut tanam pada salah satu bagian yang
mempunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.
Ragum adalat alat yang digunakan untuk menjepit banda kerja pada waktu
pekerjaan mekanik, seperti mengikir, memahat, memotong, dan lain - lain. Pada
penggunaanya ragum umumnya terbuat dari besi tuang, kenyal atau tempa yang
dipasang pada bangku kerja dengan kuat. Ragum berfungsi untuk menjepit benda
kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak
benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang
dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan
kuat. Rahang - rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada
rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang
ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka
rahang ragum akan membuka (Sodjana, 1978).
Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja mengalami
kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum. Guna mengatasi hal itu, maka
pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang
ragum dilapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak
seperti baja lunak,pelat tembaga, karet pejal dan pelat seng yang tebal. Batang ulir
dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses pelumasan. Pada ditinggalkan
rahang ragum harus selalu dalam keadaan tertutup. Ragum bukanlah merupakan
landasan sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja
dengan dengan ragum sebagai landasan (Wiyanto, 2008).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Penggores
2. Penitik
3. Busur derajat
4. Pemukul
5. Sikat kawat
6. Kikir
7. Ragum/tanggem
8. Gerenda
9. Tap
10. Snei
11. Alat pelindung diri
12. Mesin Bur
B. Bahan
1. Besi pejal berdiameter 2,54 cm dan tebal 1,5 cm.
2. Baut
3. Pelumas
VI. CARA KERJA
1. Membuat mur
a. Siapkan besi pejal dengan diameter 2,54 cm dan tebal 1,5 cm.
b. Cari titik tengah dengan menggunakan busur derajat dan penggores, dengan
cara busur derajat disetel pada 90 derajat, letakkan pada sisi lingkaran besi,
kemudian digores pada tangkai busur derajat. Pekerjaan ini dilakukan hingga
beberapa garis minimal 3 garis. Pada pertemuan garis – garis tersebut dititik
dengan penitik dan pemukul.
c. Buat lingkaran dengan menggunakan jangka dengan titik tengah yang telah
dibuat, dengan jari – jari semaksimal mungkin.
d. Posisi jangka (jari – jari) jangan diubah.
e. Buat segi enam sama sisi dengan panjang sisi sama dengan jari - jari (jarak
kaki jangka) dengan cara menggoreskan kaki jangka pada lingkaran yang telah
dibuat. Titik – titik tersebut adalah titik sudut segienam sama sisi.
f. Hubungkan titik – titik sudut segienam dengan penggores.
g. Selanjutnya gambar segienam dipotong dengan kikir/gerenda.
h. Buat lubang pada segienam yang telah dibuat dengan bur sesuai ukuran mur
yang akan dibuat.
i. Pada lubang tersebut buatlah ulir dalam menggunakan tap, pengetapan dimulai
dari yang paling halus. Selama mengetap sekali - kali diberi pelumas.
j. Baut yang sudah jadi boleh dirapikan bentuk segienam sehingga seperti mur
pabrikan.
2. Membuat baut
a. Pilih kepala baut yang seukuran dengan mur yang telah dibuat.
b. Buat ulir luar dengan menggunakan snei. Penggunaan snei dimulai dari yang
paling halus selama membuat ulir luar sekali - kali diberi pelumas.
c. Pasangkan mur dan baut yang telah dibuat.
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel 2.1 Pembuatan Mur
No Gambar Keterangan
1. Mempersiapkan bahan untuk membuat
mur.

Gambar 2.1 Persiapan bahan

2. Mencari dan menandai titik tengah


pada bahan mur.

Gambar 2.2 Penentuan titik


tengah pada benda kerja
3. Mengukur bagian mur agar bisa di
kikir kebentuk segienam/seasuai yang
diinginkan.

Gambar 2.3 Pengukuran


setiap sisi untuk membentuk
segienam
4. Menggambar simulasi atau bentuk
segienam pada mur.

Gambar 2.4 Simulasi


pembentukan segienam
5. Mulai mengikir bahan mur sesuai pola
yang telah dibuat pada mur.

Gambar 2.5 Pengikiran


6. Proses pengikiran bagian selanjutnya
hingga selesai.

Gambar 2.6 Pengikiran tahap


berikut
7. Proses pelubangan mur yang telah di
bentuk menjadi segienam.

Gambar 2.7 Pelubangan Mur


8. Proses pembutan ulir pada mur yang
telah dibentuk dan dilubangi.

Gambar 2.8 Pembuatan ulir


pada mur
9. Hasil mur yang telah di buat.

Gambar 2.9 Hasil


B. Tabel 2.2 Pembuatan Baut
No Gambar Keterangan
1. Proses pemotongan besi pejal dalam
pembuatan baut.

Gambar 2.1 Pemotongan besi


2. Proses pembuatan ulir pada besi pejal
menjadi baut.

Gambar 2.2 Pembuatan ulir


pada baut
3. Hasil baut yang telah dibuat.

Gambar 2.3 Hasil

/
VIII. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini pratikan membahas cara pembuatan mur dan baut. Baut
(Bolt) merupakan suatu batang atau tabung yang membentuk alur heliks atau tangga
spiral pada permukaannya dan mur (Nut) adalah pasangannya. Fungsi utama baut
dan mur adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga tergabung menjadi
satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Maka dari itu komponen yang
menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah dilepas dan dipasang kembali
tanpa merusak benda yang disambung. Sebagian besar baut dan mur digunakan
sebagai pengerat dengan memutar searah dengan jarum jam yang disebut dengan ulir
kanan. Sedangkan baut dan mur dengan ulir kiri digunakan pada kebutuhan tertentu
yang berlawanan dengan arah jarum jam, seperti pedal pada sepeda. Baut dan mur
banyak dipergunakan dalam industri otomotif dan konstruksi. Seringkali kita
temukan komponen ini dalam kendaraan bermotor baik itu mobil maupun motor
serta menjadi bagian dalam pembuatan jembatan dan kontruksi lainnya. Selain itu,
baut dan mur juga digunakan dalam pembuatan mesin.
Membuat mur tembentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir. Setelah
mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran segi enam
yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada kedua ujung
silinder. Jepit benda oleh ragumlalu dikikir pada setiap sisi darisilinder tersebut
dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segienam. Kikir terus sampai
berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan sangat hati
– hati,usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi yang lain sama
luas permukaannya.Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi (mur),
biasanya dengan menggunakan punch. Memilih jenis mata bor yang akan digunakan.
Memasang mata bor pada mesin bor denmengencangkannya dengan bantuan 
kunci  gear. Membor dengan perlahan - lahan dan jangan dipaksakan karena akan
merusak mata bor. Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka
benda kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda
kerja. Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 9,5 mm, murdi bor sampai
tembuske sisi sebelahnya. Selama proses membor sekali - kali dilakukan pemberian
pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjagasupaya mata bor tidak cepat
rusakLakukan proses pengeboran dengan hati - hati dan utamakan keselamatan
kerja.Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum untuk ditap.
Posisi pada saat peletakan pada ragum di usahakan vertikal dengan lubang yang
akan ditap, padasaat melakukan pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu
kencang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan bendakerja. Lakukan pengetapan
secarabertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus
sampai tembus pada satu sisinya.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Praktikum Mekanik Acara II Pembuatan Mur dan Baut dapat
disimpulkan bahwa:
1. Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin.
2. Baut dapat digolongkan menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soket
segienam, dan kepala persegi.
3. Ragum adalat alat yang digunakan untuk menjepit banda kerja pada waktu
pekerjaan mekanik, seperti mengikir, memahat, memotong, dan lain - lain.
4. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum atau
rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit
dengan kuat.
5. Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk
melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan.
B. Saran
Agar semakin efektif dan efisia serta menghasilkan hasil pembuatan benda
kerja yang berkualitas, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum proses
manufaktur seluruh praktikan harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu
tentang bagaimana cara pengoperasian mesin dan penggunaan alat peralatan
yang benar sehingga selagi melakukan praktek bahan kerja tidak cacat..
DAFTAR PUSTAKA

George, Harun. A. R. 1983. Teori dan Praktek Kerja Logam. Erlangga (Di akses pada
tanggal 27 Maret 2022, pada pukul 02.06 WIB).
Sodjana, Abo. R. Suasdik. 1978. Petunjuk Kerja Bangku. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. (Diakses pada tanggal 27 Maret 2022, pada pukul 02.03 WIB).
Wiyanto, 2008. Laporan Praktikum Proses Produksi. Jakarta : Universitas Dharma
Persada. (Diakses pada tanggal 27 Maret 2022, pada pukul 02.14 WIB).

Yogyakarta, Jumat 25 Maret 2022


Mengetahui,
Co.Ass Praktikan

(Zamzam Maksum) (Sadarman Hia)

Anda mungkin juga menyukai