Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1

Seorang pria, berusia 30 tahun, dengan keluhan sesak napas dialami penderita
sejak + 3 bulan sebelum masuk rumah sakit dan memberat dalam 1 minggu ini. Sesak
napas berhubungan dengan aktifitas.
Riwayat tidur menggunakan 2-3 bantal dijumpai. Riwayat terbangun malam
hari karenasesak nafas dijumpai. Kedua kaki bengkak dialami penderita sejak 3 bulan
yang lalu. Mata kuning dijumpai sejak 2 bulan yang lalu, diikuti dengan BAK seperti
teh pekat. Benjolan di leher tengah dialami penderita sejak 4 tahun yang lalu. Sering
berkeringat dan bergetar pada jari - jari tangan dijumpai. Jantung berdebar-debar
dijumpai. Penurunan berat badan dijumpai >10kg dalam 1 tahun ini, nafsu makan
meningkat, keluhan rambut rontok dijumpai dan penderita tidak tahan panas.
Pasien merupakan penderita hipertiroid dengan pengobatan anti-tiroid,
tetapi sering lupa mengkonsumsi obat. Pada pemeriksaan vital sign, sensorium:
compos mentis, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 120x/mnt/iregular, RR : 36x/mnt, t : 38º
C. Pemeriksaan fisik dijumpai adanya sklera ikterik dengan penonjolan pada mata.
Pada pemeriksaan leher terdapat peningkatan tekanan vena jugular +3 cm dan dari
palpasi dijumpai pembesaran kelenjar tiroid yang bersifat difus. Pemeriksaan thorax
didapatkan adanya kardiomegali dengan edema pada kedua paru. Pada pemeriksaan
abdomen didapati adanya hepatomegali. Pada kedua kaki terdapat adanya edema pre-
tibial.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai adanya sedikit anemia,
leukositosis, dan trombositopenia. Fungsi hati menunjukkan peningkatan bilirubin,
pemeriksaan koagulasi menunjukkan peningkatan d-dimer, dan pemeriksaan fungsi
tiroid memperlihatkan adanya penurunan pada TSH. USG tiroid menunjukkan adanya
pembesaran tiroid dan hipervaskularisasi dengan kesimpulan grave diseases. Pasien
mendapatkan terapi PTU 3x100 mg, propanolol 2x10 mg, furosemide 2x40 mg,
captopril 3x6.25 mg, spironolakton 1x25 mg, dan restriksi cairan.

Lakukan analisis data, rumuskan diagnosis keperawatan dan rencana intervensi


keperawatan pada pasien tersebut.
Analisis Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Penurunan Energi Pola nafas tidak
 mengeluh sesak efektif
DO:
 RR : 36x/mnt
 Penggunaan otot bantu
nafas
 Takipnea

2. DS :  Gangguan Hipervolemia
 Pasien mengatakan Kelenjar Tiroid
sesak napas
 Nafsu makan
meningkat
DO :
 Edema di ekstremitas
bawah
 Hepatomegali
 Pembesaran vena
jugularis

3. DO: Perlawanan Hipertermia


 Penurunan BB lebih dr Infeksi Tubuh
10 kg
DS :
 Kenaikan suhu tubuh
hingga 38
Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif, berhubungan dengan depresi pusat pernapasan, yang
ditandai dengan pola nafas abnormal atau takipnea
2. Hipervolemia berhubungan dengan hipertiroid, ditandai dengan edema pada
kedua kaki, tekanan vena jugularis, hepatomegali, 
3. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu 38, nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi (SIKI)


Hasil (SLKI)
Pola Napas tidak Pola Napas Pemantauan
efektif Setelah dilakukan Respiraso
tindakan keperawatan Intervensi yang
selama 3x24 jam,pola dilakukan :
napas membaik, (SIKI) Manajemen
Dengan kriteria hasil Jalan Napas
 Ventilasi  Monitor pola
meningkat napas
 sesak menurun  Monitor suara
 frekuensi napas napas
membaik tambahan 
 Memberikan
posisi yang
nyaman
(Semi/fowler)
 Pemberian
bronchodilator

Hipervolemia Keseimbangan Cairan Manajemen


Setelah dilakukan Hipervolemia
Intervensi yang
tindakan keperawatan
dilakukan
selama 3x24 jam  Periksa tanda dan
gejala
diharpkan keseimbangan
Hipervolemia
cairan meningkat  Identifikasi
hipervolemia
Dengan kriteria hasil :
 identifikasi
 Status cairan penyebab
hipervolemia
adekuat
 monitor
 demam menurun intake/output
cairan
 BB membaik
 Batasi asupan
cairan
 Ajari cara
membatasi
asupan cairan
 kolaborasi
pemberian
deuretik

Hipertermia Termogulasi Manajemen


Setelah dilakukan Hipertermia
tindakan keperawatan Terapeutik
 Sediakan
selama 3x24 jam
lingkungan yang
diharpkan hipertermia dingin
menurun.  Longgarkan atau
lepaskan pakaian
Dengan Intervensi yang  Basahi dan kipasi
dilakukan permukaan tubuh
 Berikan cairan
- Identifikasi oral
penyebab  Canti linen setiap
hipertermia (mis. hari atau lebih
dehidrasi, sering lika
terpapar mengalami
lingkungan panas, hiperhidrosis
penggunaan (keringat
inkubator) berlebihan)
- Monitor suhu  Lakukan
tubuh pendinginan
- Monitor kadar eksternal (mis.
elektrolit selimut
- Monitor aliran hipotermia atau
urine kompres dingin
- Monitor pada dahi, leher,
komplikasi akibat dada, abdomen,
hipertermia aksila)
 Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
 Berikan oksigen,
jika pertu
Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
pertu

Anda mungkin juga menyukai