Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kata etik atau etika berasal dari kata bahasa latin, yaitu kata mores dan
ethos. Umumnya sebagai rangkaian: mores of community (kesopanan
masyarakat) dan ethos of the people (akhlak manusia). “Ethos” yang berarti
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Etika adalah suatu
prinsip atau tatanan nilai moral seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi suatu pedoman dalam bertindak dan berperilaku.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu tenaga
kesehatan adalah tenaga keperawatan yang meliputi perawat dan bidan.

Keperawatan sebagai profesi, memberikan pelayanan terhadap masyarakat.


Ini berarti masyarakat memberikan kepercayaan kepada profesi tersebut
untuk memberikan kepercayaan kepada profesi tersebut untuk memberikan
suatu pelayanan. Profesi mempunyai kewajiban untuk meningkatkan mutu
pelayanan, untuk menjamin kepercayaan tersebut harus dilandasi dengan
ilmu pengetahuan, metodologi keperawatan berlandaskan etika keperawatan.
Etika adalah interpretasi individual tentang falsafah dan moral dari kehidupan
dan merupakan dorongan internal perorangan yang didasarkan pada nilai-
nilai moral.

Etika Keperawatan sebagai tuntunan bagi profesi keperawatan yang


bersumber dari pernyataan Florence Nightingale dalam “Nightingale
Plendge”. Hal ini merupakan ikrar profesi keperawatan, yang menyatakan
bahwa profesi Keperawatan berkewajiban membantu yang sakit mencapai
keadaan sehat, membantu yang sehat mempertahankan kesehatannya, yang
tidak dapat sembuh menyadari potensinya, membantu mereka yang
menghadapi kematian untuk hidup seoptimal mungkin sampai menjelang ajal.
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 1
Kode etik memberikan tuntunan bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga keputusan-keputusan klinik tidak saja didasarkan
pertimbangan ilmiah tetapi juga atas pertimbangan etika. Telaah tentang
masalah etik dan isu / konflik yang mungkin timbul dalam praktik keperawatan
dapat dipakai sebagai landasan kerja bagi perawat/bidan dalam pendekatan
yang sistimatik terhadap perilaku etis.

Buku pedoman kode etik dan disipilin profesi keperawatan Rumah Sakit Haji
Jakarta ini disusun agar dapat memberikan landasan tentang alasan
mengapa perawat/bidan harus mempelajari dan menghayati tentang etika
profesi keperawatan/kebidanan.

2. Tujuan
2.1. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Haji
Jakarta.
2.2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang etis
di Rumah Sakit Haji Jakarta.
2.3. Sebagai pedoman dalam pembinaan masalah etika dan disiplin profesi
keperawatan di Rumah Sakit Haji Jakarta.

3. Ruang lingkup
Ruang lingkup etika keperawatan adalah Perawat dan Bidan Rumah Sakit
Haji Jakarta.

4. Dasar Hukum
4. 1 Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. 2 Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
4. 3 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 Tahun 2001 tentang
registrasi dan praktik keperawatan.
4. 4 Rumusan Kode Etik Keperawatan PPNI
4. 5 Rumusan Kode Etik Kebidanan IBI
4. 6 Peraturan Perusahaan Rumah Sakit Haji Jakarta

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 2


BAB II

KODE ETIK PERAWAT

1. Kode Etik Perawat Indonesia


Kode etik Perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang
mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode etik
bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang
menyangkut masalah etika. Kode etik ini hanya akan berarti sebagai suatu
dokumen yang hidup jika diterapkan pada kenyataan-kenyataan dari asuhan
keperawatan di dalam masyarakat yang terus berubah, berpedoman kepada
dasar-dasar seperti tertera di bawah ini:

1.1. Perawat dan Klien


1.1.1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut
serta kedudukan sosial.
1.1.2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
klien.
1.1.3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan perawat.
1.1.4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.

1.2. Perawat dan praktik


1.2.1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 3


1.2.2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperwatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
1.2.3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi
yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada oarng lain.
1.2.4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku profesional.

1.3. Perawat dan Masyarakat


Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung sebagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

1.4. Perawat dan Teman Sejawat


1.4.1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja, maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
1.4.2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal.

1.5. Perawat dan Profesi


1.5.1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
1.5.2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
1.5.3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 4
2. Penjelasan Atas Kode Etik Perawat Indonesia
2.1. Perawat dan Klien
2.1.1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien/pasien, dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
Penjelasan
2.1.1.1 Falsafah keperawatan
Keperawatan menyakini bahwa manusia sebagai makhluk
bio-psiko-sosio-spiritual-kultural yang utuh dan unik serta
mampu beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
agar dapat bertahan hidup dan berkembang.

2.1.1.2 Status sosial dan ekonomi pasien/klien


Kebutuhan akan pelayanan dalam perawatan dalam suatu
hal yang universal, yang tidak dapat dipengaruhi oleh
batasan perbedaan agama, etnis, budaya, politik maupun
ekonomi. Pelayanan keperawatan harus secara
komprehensif disesuaikan untuk kepentingan umat
manusia tanpa membedakan latar belakang klien ataupun
kondisi financial klien.

2.1.2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa


memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
Penjelasan.
2.1.2.1 Manusia sebagai sistem
Manusia berinteraksi dengan lingkungan sebagai sistem
terbuka sepanjang siklus kehidupan, mulai dari konsepsi
sampai akhir hayat. Manusia memperoleh pengalaman
baru melalui interaksi dengan lingkungan, membentuk
suatu pola tumbuh kembang yang unik, pola berpikir,
kenyakinan dan perilaku berupa nilai dan budaya.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 5


2.1.2.2 Menghargai keyakinan yang dianut
Oleh karena itu perawat dalam memberikan pelayanannya
harus memperhatikan lingkungan klien/pasien baik
lingkungan internal meliputi faktor genetik, struktur
anatomi, fisiologi, psikologi, keyakinan serta keyakinan
lingkungan eksternal meliputi keadaan demografis,
hubungan interpersonal dan nilai sosial budaya.

2.1.2.3 Menghargai nilai dan norma


Nilai dan norma yang dianut serta kepercayaan yang
diyakini, menentukan reaksi seseorang terhadap suatu
kejadian. Oleh karena itu, perawat dalam memberikan
pelayanan perlu memahami latar belakang kehidupan
pasien/klien sebagai sarana bantuan/data dasar untuk
memberikan pelayanan yang baik.

2.1.2.4 Menghargai atribut / karakter pribadi


Atribut/karakteristik pribadi klien/pasien (suku, agama,
pangkat, dll) hanya mempengaruhi sebatas hubungan
sosial antar manusia saja dan tidak mempengaruhi
perawat dalam memberikan pelayanan yang baik, misalnya
dengan turut memperhatikan bagaimana gaya hidup klien,
latar belakang, keyakinan dan sifat masalah kesehatan.

2.1.3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang


membutuhkan asuhan perawat.
Penjelasan.
2.1.3.1 Penerimaan tanggung jawab dan akuntabilitas
Penerimaan asuhan keperawatan profesional mempunyai
hak untuk mendapatkan perawatan dengan kualitas yang
bermutu tinggi. Izin praktik perorangan merupakan suatu
perlindungan yang disahkan oleh publik untuk memastikan
dasar dan kebutuhan minimum kompetensi yang harus
dipunyai oleh seorang perawat profesional. Selain itu,

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 6


masyarakat telah mengakui bahwa profesi keperawatan
memeiliki hak untuk meregulasi praktiknya sendiri.

2.1.3.2 Pernyataan tanggung jawab


Regulasi dan kontrol untuk praktik dan keperawatan
dibutuhkan seorang praktisi professional dalam bidangnya
yang memiliki tanggung jawab utama memberikan asuhan
keperawatan pada pasien/klien dan mempunyai
akuntabilitas dalam praktiknya.

2.1.3.3 Akuntabilitas
Merujuk pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan
seorang mengenai sesuatu yang telah dilakukan atau
dengan kata lain menyediakan penjelasan kepada
pasien/klien. Pihak lembaga tempatnya bekerja dan juga
pada profesi keperawatan/kesehatan lainnya.

2.1.3.4 Evaluasi penampilan kinerja


Evaluasi diri merupakan evaluasi yang terus menerus pada
diri perawat yang menghasilkan kompetensi klinik individu,
kemampuan dalam pemecahan masalah serta
pengambilan keputusan professional. Perawat juga secara
terus-menerus mendapatkan/melakukan kegiatan untuk
memperbaiki praktik yang dilakukannya. Evaluasi diri akan
memelihara tanggung jawab secara kontinyu dalam
memperbaiki kemampuan praktiknya. Evaluasi oleh
kelompok (teman sejawat). Evaluasi penampilan yang
dilakukan kelompok dan merupakan tanda dari
profesionalisme dan sebagai mekanisme tanggung jawab
profesi terhadap masyarakat.

Perawat harus melakukan perbaikan dalam praktiknya


sesuai dengan evaluasi dari kelompok. Bimbingan untuk
mengevaluasi harus tepat, efektif dan efisien dalam praktik
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 7
keperawatan yang dapat dilihat dari perbaikan kegiatan
praktiknya yang direvisi sesuai standar dari PPNI dan
mekanisme lain dalam jaminan mutu. Partisipasi dalam
mengembangkan kriteria tujuan dengan menggunakan
data yang valid dan dapat dipercaya untuk setiap perawat.

2.1.4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui


sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
Penjelasan.
2.1.4.1 Hubungan perawat – klien / pasien
Hubungan perawat dan klien / pasien merupakan
hubungan yang dilandasi atas kepercayaan. Hubungan
ini dapat tidak baik dan reputasi klien/pasien dapat
terganggu apabila perawat memberikan informasi tentang
klien/pasien dengan bijaksana (tanpa pertimbangan). Jika
hal ini terjadi maka perawat harus mampu
mempertanggungjawabkannya.

2.1.4.2 Hak privasi klien / pasien


Hak privasi pasien/klien adalah suatu hal yang tidak
dapat diganggu gugat dan perawat berkewajiban untuk
melindungi segala informasi penting yang menyangkut
masalah klien/pasien dari beberapa sumber (mis : rekam
medis). Berbagai informasi tentang klien dengan anggota
kesehatan lain yang ikut merawat klien tersebut, bukan
merupakan pembeberan rahasia, selama informasi
tersebut relevan dengan kasus yang ditangani. Perawat
berkewajiban untuk memberikan bukti di mata hukum
tentang informasi yang berkaitan dengan klien/pasien, hal
ini hanya dapat dilakukan di bawah pengawasan serta
tanpa paksaan. Undang-undang yang mengatur hak
privasi klien, diantaranya : Peraturan Pemerintah No. 32
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 8
tahun 1996, bab V pasal 22 yang berbunyi “menghormati
hal atas informasi, meminta persetujuan terhadap
tindakan yang akan dilakukan, menjaga kerahasiaan
identitas dan data pribadi klien, memberikan informasi
yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang
dilakukan, membuat dan memelihara rekam medis.
Perawat diperbolehkan untuk melakukan konsultasi
hukum sebelum memberikan pembuktian dengan penuh
rasa tanggung jawab.

2.2. Perawat dan Praktik


2.2.1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.
Penjelasan.
2.2.1.1 Tanggung jawab pribadi terhadap kompetensi
Perawat bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
manusia dan secara alami akan membahayakan
pasien/kliennya bila perawat tidak kompeten. Oleh
karena itu, perawat harus bertanggung jawab dan
mempunyai komitmen untuk
mempertahankan/memelihara kemampuannya akan
praktik agar tetap professional. Hal ini adalah cara
perawat bertanggung jawab terhadap kliennya.

2.2.1.2 Indikator kompetensi dalam praktik keperawatan


Kompetensi sifatnya relatif dan dipengaruhi oleh lewatnya
waktu dan munculnya pengetahuan baru. Artinya untuk
kesejahteraan optimal dari klien dan pengembangan
profesionalisme perawat itu sendiri maka
pelayanan/asuhan keperawatan harus mengikuti
perkembangan teknologi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan praktik keperawatan. Ukuran
kompetensi dapat melalui pengembangan criteria telaah

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 9


sejawat, kriteria hasil, program sertifikasi yang
dikeluarkan oleh PPNI.

2.2.1.3 Pendidikan berkelanjutan untuk memelihara kompetensi


Pengetahuan keperawatan seperti halnnya disiplin
kesehatan lain sangat cepat terjadi perubahan karena
kemajuan IPTEK, penemuan ilmiah, konsep yang
berubah dalam pemberian pelayanan dan semakin
komplek tanggung jawab perawat. Oleh karena itu,
perawat harus bertanggung jawab dan mempunyai
komitmen untuk memertahankan/memelihara serta selalu
berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang lingkup praktik keperawatan
profesional yang mutakir, melalui peningkatan jejang
pendidikan formal, mengikuti perkembangan teknologi
melalui telaahan sejawat / diskusi ilmiah, pembahasan
kasus, seminar, program sertifikat oleh organisasi profesi
dll. Kemajuan dalam teori dan praktik keperawatran yang
ditemukan oleh seorang professional harus
disebarluaskan kepada sejawat lain.

2.2.2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan


yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
Penjelasan.
2.2.2.1 Tanggung jawab intra profesional terhadap kompetensi
pelayanan keperawatan
Semua perawat baik sebagai praktisi, pendidik, pengelola
atau peneliti mengemban tanggung jawab bersama
terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Oleh karena
itu, membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang
lingkup praktik keperawtan profesioanl yang mutakir.
Kemajuan dalam teori dan praktik yang dilakukan harus
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 10
disebarluaskan kepada sejawat, karena kompetensi
individu bervariasi tergantung pada latar belakang
pendidikan, pengalaman, sifat klien dan tatanan
pelayanan. Bila perlu perawat merujuk pasien/kliennya
untuk konsultasi ke perawat bersertifikat atau perawat
spesialis.

2.2.2.2 Kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan


serta keterampilan keperawatan
Semua perawat baik praktisi, pendidik, pengelola
maupun peneliti secara bersama-sama bertanggung
jawab terhadap mutu pelayanan keperawatan disertai
kejujuran professional artinya menyatakan hal yang
sebenarnya dan tidak membohongi pasien/klien/
keluarga/masyarakat, yang merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antar perawat dan klien. Oleh
karena itu, semua perawat harus melakukan praktik
secara professional dan dalam memelihara mutu
pelayanannya, perawat dalam bekerja harus berdasarkan
standar yang berlaku. Contoh kejujuran professional
antara lain perawat dalam praktik, melaporkan klien /
pasiennya sesuai dengan data yang sebenar nya (tak
boleh merekayasa/memanipulasi data), dalam membuat
perencanaan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien dan
dalam melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditentukan dengan tepat waktu dan benar
caranya.

2.2.3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi


yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
Penjelasan.
2.2.3.1 Perubahan fungsi
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 11
Makin meningkatkannya kompleksitas pelayanan
kesehatan, perubahan pola pemberian pelayanan,
keterbatasan sumber daya tenaga yang terampil.
Penerimaan peran yang semakin kompleks diharapkan
perawat untuk melakukan fungsi yang dulunya dilakukan
oleh tenaga medis. Sebaliknya para perawat
menugaskan sejumlah fungsi keperawatan ke berbagai
karyawan pembantu. Dalam pergeseran fungsi ini
perawat tetap tidak melakukan praktik yang dilarang oleh
undang-undang atau mendelegasikan kepada orang lain
kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh undang-undang.
Banyak sekali permasalahan klien / pasien dalam
mengambil keputusan, perawat hendaknya
mengumpulkan informasi selengkap mungkin sejak
pengkajian sehingga dapat memberikan beberapa
alternatif yang bisa dipilih/ditawarkan kepada
klien/pasien.

2.2.3.2 Mencari konsultasi


Apabila dalam mengumpulkan informasi perawat
mengalami kesulitan maka perawat dapat melakukan
konsultasi dengan cara bertanya atau minta nasehat
kepada seseorang berdasarkan kepakaran dan
pengalaman yang dimiliki. Selanjutnya apabila perawat
belum mampu dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yang lebih kompleks maka harus bertanya
pada perawat yang lebih ahli (perawat spesialis).

2.2.3.3 Menerima tanggung jawab atau mendelegasikan


kegiatan
Perawat dalam memberikan pelayanan 24 jam, harus
pandai menentukan perawat yang mana yang bisa diberi
delegasi dengan cara menentukan peringkat dengan
menilai kompetensinya.
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 12
Yang dimaksud dengan delegasi adalah pelimpahan
wewenang (hak seseorang untuk mengambil keputusan
agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan
dengan baik) dari perawat professional yang satu kepada
perawat professional lainnya. Dengan demikian, hanya
pada perawat yang mempunyai kompetensi/perangkat
tertentu saja delegasi dapat diberikan. Oleh karena itu,
penentuan kompetensi pada tiap peringkat sudah harus
ditentukan untuk memudahkan pendelegasian. Bagi
penerima delegasi harus jelas, apa yang sesuai dengan
kemampuan dirinya atau tidak. Secara umum, wewenang
yang dapat didelegasikan tergantung pada sifat kegiatan,
kemampuan si penerima delegasi, hasil yang diharapkan,
koordinasi dan komunikasi.

2.2.4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi


keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku profesional.
Penjelasan.
2.2.4.1 Perilaku professional
Nama baik profesi tergantung dari perilaku anggotanya.
Oleh karena itu, semua perawat berkewajiban untuk
selalu menunjukan perilaku profesionalnya. dengan cara :

Memakai uniform lengkap, selalu berpenampilan bersih,


bicara sopan dan ramah, cepat tanggap terhadap
klien/pasien, bersikap siap membantu, mejadi pendengar
yang baik, menggunakan komunikasi terapetik, penuh
perhatian, disiplin, bila janji ditetapi. Bicara dengan teman
sejawat tidak berteriak, tidak memojokan klien/pasien,
tidak pura-pura, tidak bohong. Menghargai hak
klien/pasien, tidak menghakimi, menjaga kerahasiaan
pasien/klien serta tidak meragukan.

2.2.4.2 Penggunaan gelar dan simbul

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 13


Hak untuk menggunakan gelar “Ners terdaftar (NT)”
diberikan oleh pemerintah melalui lisensi lewat ujian
untuk perlindungan publik. Penggunaan gelar tersebut
membawa serta tanggung jawab untuk bertindak bagi
kepentingan public. Perawat dapat menggunakan gelar
“NT” dan symbol-simbol gelar akademik atau lain-lain
yang dicapai atau simbol-simbol professional yang
bersifat penghargaan yang menurut hukum dan diakui.
Gelar dan simbol-simbol lain dari profesi tidak harus
digunakan, tetapi untuk kebaikan/keuntungan pribadi oleh
perawat atau oleh mereka yang dapat mencari manfaat
untuk tujuan-tujuan lain yang bisa dipertimbangkan.

2.3. Perawat dan Masyarakat


2.3.1. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
Penjelasan.
2.3.1.1 Asuhan kesehatan yang bermutu sebagai hak
Asuhan keperawatan yang bermutu diamanatkan sebagai
hak bagi semua individu. Ketersediaan dan
keterjangkauan terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu bagi individu membutuhkan perencanaan oleh
pelaku-pelaku kesehatan dan konsumen di tingkat lokal
maupun tingkat nasional. Perawat mambantu
memastikan bahwa hak individu terhadap asuhan
kesehatan harus terpenuhi. Asuhan kesehatan adalah
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan
penekanan kepada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan. Selanjutnya perawat melibatkan

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 14


klien/masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan dan
evaluasi pelayanan.

2.3.1.2 Tanggung jawab kepada konsumen asuhan kesehatan


Perawat adalah anggota dan kelompok terbesar dari
pelaku-pelaku kesehatan dan oleh karenannya falsafah
dan tujuan profesi keperawatan harus mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap konsumen asuhan
kesehatan. Suatu cara efektif untuk memastikan bahwa
pandangan para perawat tentang asuhan kesehatan dan
pelayanan keperawatan secara lengkap terwakili melalui
keterlibatan para perawat didalam pengambilan
keputusan secara politis.

2.3.1.3 Perawat sebagai pendukung asuhan kesehatan


Perawat merupakan anggota kelompok terbesar dari
pelaku kesehatan oleh karena itu pelayanan keperawatan
harus mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
konsumen asuhan kesehatan. Suatu cara yang efektif
untuk memastikan bahwa perawat bertanggung jawab
dalam asuhan kesehatan dan asuhan keperawatan
dengan cara pada awalnya perawat melibatkan diri dalam
memprakarsai, mendukung, membantu, dalam
mengambil keputusan secara politis (sesuai dengan
aturan pemerintah yang berlaku baik lokal maupun
nasional) dalam berbagai kegiatan yang dikukuhkan
masyarakat yang selanjutnya secara perlahan dilatih
untuk menentukan kebutuhan kesehatan dirinya sendiri.

2.4. Perawat dan Teman Sejawat


2.4.1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 15
Penjelasan.
2.4.1.1 Memelihara hubungan baik antar sesama perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif
dapat dicapai melalui tindakan kolektif (kerja tim) yang
bertujuan meningkatkan hak dan tanggung jawab
perawat dalam menciptakan kondisi kerja yang kondusif
(saling menghormati / menghargai satu sama lain).
Sehingga tercapai situasi yang memungkinkan untuk
meningkatkan mutu praktik keperawatan. Perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan asalkan ada
kesepakatan yang sesuai dengan standar praktik.
Hubungan praktik disini merupakan hubungan mitra kerja
yang saling menghormati peran dan tanggung jawab
antara kedua profesi dan menghindari perselisihan
kepentingan dengan menahan diri pada setiap
pertimbangan semata-mata untuk kepentingan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.

2.4.1.2 Hubungan dengan disiplin yang lain


Kerumitan pemberian pelayanan asuhan kesehatan
menuntut pendekatan interdisiplin terhadap pemberian
pelayanan kesehatan dan juga dukungan yang kuat dari
petugas kesehatan yang terkait erat.
Hubungan interdependen antara keperawatan dengan
profesi-profesi kedokteran membutuhkan kolaborasi
untuk memenuhi kebutuhan klien. Peran perawat yang
berkembang didalam system pemberian kesehatan
membutuhkan hubungan praktik gabungan sebagai mitra.

2.4.1.3 Perselisihan kepentingan


Para perawat yang memberikan pelayanan public dan
yang mempunyai kepentingan keuangan atau
kepentingan lain dalam fasilitas atau pelayanan asuhan
harus menghindari perselisihan kepentingan dengan
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 16
menahan diri terhadap setiap pertimbangan yang
mempengaruhi kebutuhan-kebutuhan asuhan kesehatan
masyarakat.

2.4.2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal.
Penjelasan.
2.4.2.1 Peran advokasi
Komitmen utama perawat adalah memberikan pelayanan
/ asuhan dengan memperhatikan kenyamanan dan
keamanan klien / pasien. Dengan demikian, dalam
melaksanakan peran tersebut, perawat harus selalu
waspada terhadap praktik yang tidak kompeten, tidak etis
dan illegal.

2.4.2.2 Tindakan awal


Apabila dalam pelaksanaan ada tindakan yang
bertentangan dengan hal tersebut di atas, maka perawat
harus melaporkan kepada badan professional seperti
komite keperawatan / komite klinik. Hal yang dilaporkan
meliputi keterlibatan perawat / tenaga kesehatan lain
dalam kelompok serta kejelasan lisensi ybs. Dalam
upaya melindungi pasien / klien dari produk yang
berbahaya. Perawat harus secara cepat dan tepat
melaporkan melalui saluran / media informasi setiap
menjumpai iklan atau komersil yang melibatkan seorang
perawat yang menyarankan atau mengesahkan tentang
produk pelayanan yang komersil.

2.4.2.3 Umpan balik


Peraturan pemerintah No. 32 tahun 1996 pasal 23
menyatakan klien berhak atas ganti rugi apabila dalam
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 17
kesehatan mengakibatkan terganggunya kesehatan,
cacat atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau
kelalaian. Produk hukum yang lain tentang perlindungan
klien dapat dilihat dalam Undang-Undang Konsumen No.
8 tahun 1999 yaitu pada bab III mengenai hak dan
kewajiban konsumen serta hak dan kewajiban pelaku
usaha.

2.5. Perawat dan Profesi


2.5.1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
Penjelasan
2.5.1.1 Tanggung jawab terhadap disiplin ilmu
Praktik keperawatan professional dikerjakan pada
pengertian dan penerapan suatu pengetahuan yang
dicerminkan dalam standar untuk praktik keperawatan.
Pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Perawat mempunyai tanggung jawab untuk memonitor
standar,. Standar ini dalam praktik sehari-hari dalam
upaya untuk mengimplementasikan dan meningkatkan
standar pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten / kota
setempat.

2.5.1.2 Tanggung jawab terhadap peserta didik keperawatan


Masa depan keperawatan terletak pada rekrut perawat
baru. Keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk
memelihara standar pendidikan disekolah-sekolah
keperawatan atau dimanapun peserta didik sedang
dalam kegiatan belajar mengajar.

2.5.1.3 Tanggung jawab terhadap penyusunan standar


pelayanan keperawatan

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 18


Semua perawat baik sebagai praktisi, pengelola, pendidik
maupun peneliti mempunyai kewajiban untuk terlibat aktif
dalam penyusunan standar, baik standar praktik
keperawatan yang merupakan acuan bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif
mulai dari pengumpulan data, penetapan diagnose,
membuat rencana asuhan keperawatan, tindakan
keperawatan dengan memberikan kesempatan
klien/pasien untuk berpartisipasi dalam peningkatan,
pemeliharaan dan pemulihan kesehatan serta evaluasi.
Sedangkan standar pelayanan keperawatan mempunyai
falsafah dan struktur yang menjamin pemberian asuhan
keperawatan yang bermutu dan merupakan sarana untuk
menyelesaikan berbagai persoalan praktik keperawatan.

2.5.1.4 Tanggung jawab terhadap Standar Pendidikan


Keperawatan
Standar pendidikan keperawatan yaitu ketentuan dengan
menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh
lembaga yang berwenang dan dikembangkan sesuai
dengan falsafah dan misi dari lembaga pendidikan yang
bersangkutan bertujuan untuk mempersiapkan
perkembangan sikap dan kompetensi pada lulusannya.

2.5.1.5 Tanggung jawab terhadap Standar Pendidikan


Keperawatan Berlanjut
Standar pendidikan keperawatan berkelanjutan dimana
setiap program terdiri atas pengalaman belajar yang
terencana, terorganisasi dan dievaluasi berdasarkan
prinsip pendidikan orang dewasa. Hal ini sebagai
implementasi tanggung jawab perawat sebagai profesi.
Praktik keperawatan professional sangat dipengaruhi
oleh derajat profesionalisme staf, kecenderungan IPTEK,

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 19


faktor lingkungan dalam pelayanan kesehatan,
pendidikan staf dan manner keperawatan dll.

2.5.2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan


profesi keperawatan.
Penjelasan
2.5.2.1 Perawat Dan Riset
setiap profesi harus terlibat dalam pencarian secara
sistematis untuk mengidentifikasi, membuktikan secara
terus-menerus memperluas tubuh pengetahuan (body of
knowledge) yang telah dibuktikan memberi kerangka
kerja dan arah bagi profesi dalam semua kegiatannya
dan bagi praktisi dalam memberikan asuhan
keperawatan, dalam upaya pengembangan profesi
keperawatan, perawat harus berperan aktif dalam
berbagai kegiatan penelitian. Tumbuh dan bertambahnya
pengetahuan akan meningkatkan kemajuan praktik dan
tentunya akan mempengaruhi kesejahteraan klien/pasien
sebagai penerima jasa dari profesi tersebut. Oleh karena
itu, penelitian secara terus-menerus sangat diperlukan
untuk memenuhi kewajiban profesi terhadap masyarakat.
Setiap perawat mempunyai peran dalam kegiatan ini.,
baik sebagai peneliti, partisipasi maupun pengguna hasil
penelitian. Perawat yang berpartisipasi dalam penelitian
dengan kapasitas apapun harus sepenuhnya mengetahui
tentang hak dan tanggung jawab perawat dan
klien/pasien sebagaimana ditetapkan dalam publikasi.

2.5.2.2 Pedoman umum untuk berpartisipasi dalam riset


Sebelum berpartisipasi dalam riset, perawat mempunyai
kewajiban :
a. Memastikan bahwa disain telah disetujui oleh badan
yang berwenang

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 20


b. Memperoleh informasi tentang maksud dan hakekat
dari riset.
c. Mempertimbangkan apakah riset tersebut konsisten
dengan tujuan keprofesian.
d. Riset yang melibatkan manusia sebagai subyek
hanya boleh dilakukan oleh orang yang secara ilmiah
memenuhi syarat atau dibawah supervisi oleh orang
yang memenuhi syarat

2.5.2.3 Perlindungan hak manusia dalam riset


Hak individu yang dihargai oleh profesi keperawatan
telah sepenuhnya digariskan dalam pedoman hak-hak
manusia bagi perawat dalam riset klinik : yaitu hak untuk
terbebas dari resiko perlukan dan hak atas privasi dan
keluhuran. Menghormati setiap individu untuk membuat
keputusan sendiri, memilih berpartisipasi, mendapat
informasi sepenuhnya untuk menghentikan keikutsertaan
dalam riset. Perawat yang berpartisipasi dalam riset
berkewajiban menjaga kewaspadaan dalam melindungi
kehidupan, kesehatan dan privasi subyek manusia dari
resiko baik yang terduga maupun yang tak terduga.
Penelitian harus dihentikan apabila keberlangsungannya
dapat membahayakan subyek penelitian.

2.5.2.4 Hak dan tanggung jawab praktisi dalam riset


Praktisi keperawatan yang memberi asuhan keperawatan
kepada klien yang menjadi subyek penelitian,
sebelumnya harus memahami bagaimana riset memberi
dampak pada pengobatan dan tanggung jawab moral
serta legal terhadap pasien/klien. Pada praktisi
mempunyai hak untuk tidak berpartisipasi atau
mengundurkan diri jika menghadapi situasi-situasi yang
bermasalah.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 21


2.5.3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

3. Prinsip Dan Nilai Etik Keperawatan


Dalam kode etik perawat terkandung adanya prinsip-prinsip dan nilai-nilai
utama yang merupakan fokus bagi praktik keperawatan. Prinsip dan nilai
bermuara pada interaksi profesional dengan pasien/klien serta menunjukkan
kepedulian perawat terhadap hubungan yang telah dilakukannya. Kedelapan
prinsip utama tersebut meliputi : respect, otonomi, beneficence (kemurahan
hati), non-maleficence, veracity (kejujuran), konfidensialitas (kerahasiaan),
fidelity dan justice (kesetiaan dan keadilan).

3.1. Respek
Respect diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati atau
menghadapi pasien/klien dan keluarganya. Perawat harus menghargai
hak-hak pasien/klien seperti hak untuk pencegahan bahaya dan
mendapatkan kejelasan secara benar. Penerapan “Informed Consent”
secara tidak langsung menyatakan suatu trilogy hak pasien/klien yaitu
hak dihargai, hak untuk menerima dan menolak tritmen. Penghargaan
perawat terhadap pasien/klien diwujudkan dalam pemberian asuhan
yang bermutu secara ramah dan penuh perhatian. Kepekaan perawat
dituntut untuk dapat menghargai hak pasien/klien yang berarti
mengetahui kapan menghormati hak pasien/klien untuk menolak
treatment dan kapan mengesampingkan hak tersebut. Selain
menghargai pasien/klien dan keluarganya, perawat juga harus
menghargai rekan-rekan kerjanya seperti dokter, pekerja social, ahli
gizi dan lain-lain.

Oleh karena itu perawat seharusnya ikut terlibat dalam memecahkan


masalah besar yang menyangkut kesehatan dan kebutuhan
pasien/klien, dengan demikian terdapat konsesus diantara anggota tim
menangani informasi yang akan disampaikan kepada pasien/klien dan

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 22


keluarganya secara realistis dan jujur. Karena perawat merupakan
tenaga kesehatan yang mempunyai kontak yang paling lama dengan
pasien/klien maka perawat dituntut untuk dapat menjawab semua
pertanyaan baik secara ekplisit maupun implicit dengan cara yang
relevan, tepat, simpatik dan mudah dimengerti.

3.2. Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan
membuat keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat
berbagai keterbatasan, terutama yang berkaitan dengan situasi dan
kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum dan tenaga
professional yang ada. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak
seseorang untuk memilih bagi diri sendiri, apa yang menurut
pemikiran dan pertimbangannya merupakan hal yang terbaik. Dengan
demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau
mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.

3.3. Benefience (Kemurahan Hati)


Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal-hal
yang baik dan tidak membahayakan orang lain. Kesulitan muncul pada
waktu menentukan siapa yang harus memutuskan hal yang terbaik
untuk seseorang. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat
membuat keputusan untuk dirinya sendiri kecuali bagi mereka yang
tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang yang secara mental tidak
kompeten dan pasien/klien koma. Permasalahan lain yang muncul
berpusat pada “apa yang disebut baik” dan “apa yang disebut tidak
baik”.

Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang harus diambil ,


apakah lebih
baik, menopang dan memperpanjang hidup dalam menghadapi semua
ketidakmampuan atau lebih baik memperbolehkan seseorang untuk
meninggal dan mengakhiri penderitaannya. Tentu saja memerlukan
pertimbangan yang sangat hati-hati.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 23


3.4. Non-Maleficence
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan
sengaja menimbulkan kerugian atau cidera. Kerugian atau cidera
dapat diartikan adanya kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan,
kematian atau adanya gangguan emosi yang antara lain adalah
perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan adanya kekesalan.
Kerugian juga dapat berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran
atau berbuat kesalahan.

Beberapa kewajiban yang berasal dari prinsip non-malefience antara


lain adalah suatu larangan seperti : Jangan membunuh atau
menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkan nyeri atau
penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain tidak berdaya
dan jangan melukai perasaan orang lain.

3.5. Veracity (Kejujuran)


Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan
sesuatu kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain. Kejujuran
adalah landasan untuk “Informed Consent” yang baik. Perawat harus
dapat menyikap semua informasi yang diperlukan oleh pasien/klien
maupun keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.

3.6. Konfidensialitas (Kerahasiaan)


Prinsip berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua
informasi tentang klien / pasien yang dirawatnya. Klien / pasien harus
dapat menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga
professional kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan /
diberbagikan kepada pihak lain secara tidak tepat. Perlu dipahami
bahwa berbagi informasi tentang pasien / klien dengan anggota
kesehatan lain yang ikut merawat pasien / klien tersebut bukan
merupakan pembeberan rahasia “selama informasi tersebut relevan
dengan kasus yang ditangani”. Dalam praktik klinik perawat sering
menemukan prinsip-prinsip yang bertentangan, sehingga mendapat
kesulitan dalam menanganinya. Sebagai contoh: adanya pasien / klien
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 24
yang tidak diberitahu tentang diagnose penyakitnya, sehingga dia
bertanya kepada seorang perawat. Jika perawat tidak mempunyai
kewenangan untuk menyampaikan informasi ini, maka perawat akan
mengalami dilemma etik, antara memberitahu pasien/klien sesuai
dengan penghargaan terhadap otonomi atau tidak akan menceritakan
kebenaran yang berarti melanggar prinsip kejujuran.

3.7. Fidelity (Kesetiaan)


Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat. Setiap tenaga
keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan
kepada individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat. Apabila
terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab, maka diperlukan
penentuan prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

3.8. Justice (Keadilan)


Keadilan berkenaan dengan kewajiban untuk berlaku adil kepada semua
orang. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat
sebelah. Azas ini bertujuan untuk melaksanakan keadilan dalam transaksi
dan layanan / perlakuan antar individu pasien / klien, berarti setiap orang
harus mendapatkan perlakuan yang sama sesuai kebutuhannya. Dampak
dari prinsip ini adalah tuntutan masyarakat kepada pemerintah untuk dapat
menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang tidak
dapat mereka penuhi sendiri.

Nilai-nilai utama yang terkandung pada kode etik adalah kesehatan,


kesejahteraan, pilihan, martabat, akuntabilitas dan lingkungan praktik yang
kondusif untuk asuhan keperawatan yang aman, kompeten dan etis.

4. Penerapan Kode Etik dan Disiplin Profesi Perawat Rumah Sakit Haji
Jakarta
Kode etik dan disiplin perawat merupakan suatu pedoman untuk kegiatan
yang didasarkan pada nilai-nilai dan kebutuhan sosial. Kode etik dan disiplin
profesi ini hanya akan berarti sebagai suatu dokumen yang hidup jika

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 25


diterapkan pada kenyataan-kenyataan dari asuhan kesehatan/keperawatan di
dalam masyarakat yang terus berubah. Untuk mencapai tujuannya, kode etik
dan disiplin profesi harus dimengerti/dipahami, diinternalisasi dan diterapkan
oleh perawat dalam semua segi pekerjaan mereka. Para mahasiswa
/mahasiswi keperawatan harus mempelajari kode etik dan disiplin profesi
perawat dan berusaha menerapkannya di sepanjang kehidupan
pembelajaran diwajibkan. Kelima unsur dari kode etik dan disiplin profesi
Perawat Indonesia yaitu perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan
masyarakat, perawat dan teman sejawat serta perawat dan profesi,
memberikan kerangka kerja bagi standar tingkah laku. Pernyataan di bawah
ini akan membantu perawat untuk menerjemahkan standar dalam kegiatan,
oleh kliennya.
Melalui kode etik dan disiplin profesi keperawatan, perawat dapat:
1) Mempelajari standar di dalam setiap unsur dari kodeetik.
2) Bercermin pada apa arti setiap standar bagi anda. Pikirkan bagaimana
anda akan menerapkan etik ke dalam ranah keperawatan: Praktik,
pendidikan, penelitian atau manajemen.
3) Bahas kode etik dan disiplin profesi ini dengan teman sejawat dan dengan
orang lain.
4) Gunakan contoh khusus dan pengalaman untuk mengidentifikasi dilema
etikal dan standar tingkah laku yang digariskan dalam kode etik.
Identifikasikan bagaimana anda akan memecahkan dilema tersebut.
5) Bekerjalah dalam kelompok untuk memperjelas pembuatan / pengambilan
keputusan yang etikal dan dapatkan kesepakatan tentang standar tingkah
laku etis.
6) Berkolaborasi dengan perhimpunan perawat nasional, teman sejawat dan
yang lain-lain dalam menerapkan secara kontinyu standar-standar etik
dalam praktik keperawatan, pendidikan, penelitian dan manajemen.

Berikut ini adalah penerapan kelima unsur kode etik dan disiplin profesi
perawat oleh perawat praktisi dan hubungannya dengan pihak-pihak tertentu :

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 26


4.1. Perawat dan Klien
4.1.1. Memberi asuhan yang menghormati Hak Asasi Manusia dan
yang peka terhadap nilai-nilai, kebiasaan serta keyakinan
pasien/klien.
4.1.2. Memberi informasi yang memadai sehingga dapat memperoleh
“Informed Consent” dan hak untuk memilih atau menolak
tritmen.
4.1.3. Menggunakan pencatatan dan sistem informasi manajemen
yang menjamin kerahasiaan.

4.2. Perawat dan Masyarakat


4.2.1 Memberi pendidikan berkelanjutan tentang berbagai isu etik.
4.2.2 Membangun dan memantau lingkungan yang aman di tempat
kerja.

4.3. Perawat dan Praktik


4.3.1. Menyusun standar asuhan dan tatanan tempat kerja yang
memungkinkan kualitas asuhan meningkat.
4.3.2. Menciptakan sistem untuk penilaian kinerja professional,
pendidikan berkelanjutan dan pembaharuan ijin praktik secara
sistematik.
4.3.3. Memantau dan meningkatkan kesehatan perorangan dari staf
keperawatan dalam kaitan dengan kompetensi praktik mereka.

4.4. Perawat dan Profesi


4.4.1. Menetapkan standar untuk praktik keperawatan, riset,
pendidikan dan manajemen.
4.4.2. Membantu pengembangan tempat kerja yang mendukung,
dilakukannya, disebarluaskannya dan digunakannya penelitian
yang terkait dengan keperawatan dan kesehatan.
4.4.3. Meningkatkan peran serta dalam perhimpunan perawat nasional
sehingga dapat tercipta kondisi sosial ekonomi yang
menguntungkan bagi perawat.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 27


4.5. Perawat dan Sejawat
4.5.1. Membangun kesadaran tentang fungsi-fungsi khusus dan yang
tumpang tindih serta potensi terjadinya ketegangan interdisiplin.
4.5.2. Membangun sistem tempat kerja yang mendukung nilai-nilai
umum etika dan perilaku professional.
4.5.3. Mengembangkan mekanisme untuk menjaga individu, keluarga
atau komuniti apabila asuhan mereka terancam oleh petugas
pelayanan kesehatan.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 28


BAB III
KODE ETIK BIDAN INDONESIA (IBI)

MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong keinginan yang luhur demi
tercapainya:
1. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
2. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
3. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia

Maka ikatan Bidan Indonesia sebagai profesi kesehatan yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan
Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan pasien/klien di atas
kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan
kesungguhan hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
professional dan sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita
pembangunan nasional di bidang kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan Kesehatan
Keluarga pada khususnya. Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada
detik-detik yang sangat menentukkan pada saat menyambut kelahiran insane
generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas dari para bidan.

Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus


meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-inlai social budaya yang
berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan ideal dan Garis-garis
Besar Haluan Negara sebagai landasan operasional.

Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan,
kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan professional.

Nodan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang


komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dab balita pada khususnya,
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 29
sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani
dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi
keluarga dan masyarakat pada khususnya.

1. Kewajiban bidan terhadap pasien/klien dan masyarakat


1.1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas dan
pengabdiannya.
1.2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
1.3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.
Keluarga dan masyarakat.
1.4. Setiap bidan dalam menjalakan tugasnya mendahulukan kepentingan
pasien/klien, menghormati hak pasien/klien dan menghormati nilai – nilai
yang berlaku di masyarakat.
1.5. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya


2.1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimiliki berdasarkan kebutuhan pasien/klien, keluarga dan masyarkat.
2.2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi dan rujukan.
2.4. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan
atau kepercayaan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan dengan kepentingan klien.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 30


3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
3.1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawat untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
3.2. Setiap bidan dalam melaksakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawat maupun tenagan kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya


4.1. Setiap bidan harus menjaga nama baik, dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
4.2. Setipa bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemapuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi.
4.3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


5.1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
5.2. Setiap bidan harus berusaha meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan pengetahuan dan tehnologi.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah Air.


6.1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan,khususnya
dalam pelayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga.
6.2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiranya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan kesehatan
keluarga.

7. Penutup
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati
dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 31
BAB IV

HAK PASIEN

Hak Pasien yang dimaksud dalam buku ini adalah yang sesuai dengan Undang-
undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pasal 32.

Setiap pasien mempunyai hak:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko, dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 32


15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
maupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 33


BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT DAN BIDAN
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

1. Perawat dan Bidan berhak:


1.1. Memperoleh perlidungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya
1.2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar
belakang pendidikannya
1.3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode etik profesi.
1.4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas
terhadap pelayanannya.
1.5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam
bidang keperawatan/kebidanan secara terus menerus.
1.6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan
atau keluarganya.
1.7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya.
1.8. Diikutsertakan dalam penysunan/penetapan kebijakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
1.9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien / pasien dan atau keluarganya serta tenaga
kesehatan lain.
1.10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran / permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan,
standar profesi dan kode etik.
1.11. Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya
sesuai peraturan / ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
1.12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang
profesinya.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 34


2. Kewajiban Perawat dan Bidan
2.1. Mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum antara
perawat dan bidan dengan pihak rumah sakit.
2.2. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
2.3. Memberikan pelayanan / asuhan keperawatan / asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dan batas kewenangannya / otonomi profesi.
2.4. Menghormati hak-hak klien.
2.5. Merujuk klien kepada Perawat dan Bidan lain / tenaga kesehatan lain
yang mempunyai kemampuan / keahlian yang lebih baik sesuai dengan
kebutuhan klien.
2.6. Memberikan kesempatan kepada klien / pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan agama / keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan pelayanan kesehatan.
2.7. Bekerja sama denga tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang terkait
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien/pasien.
2.8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan /
tindakan kebidanan yang akan dilakukan dan resiko yang mungkin dapat
timbul kepada klien / pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya.
2.9. Menjelaskan dan meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas
tindakan yang akan di lakukan.
2.10. Mendokumentasikan asuhan keperawatan/ kebidanan sesuai standar
profesi keperawatan dan kepuasan klien / pasien.
2.11. Bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan.
2.12. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan/kebidanan sesuai dengan
standar profesi keperawatan/kebidanan dan kepuasan klien /pasien.
2.13. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan/kebidanan secara terus
menerus.
2.14. Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai
dengan batas kewenangannya.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 35


2.15. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien / pasien
bahkan juga setelah klien / pasien meninggal kecuali jika diminta
keterangannya oleh yang berwenang.
2.16. Mengikuti uji kompetensi profesi
2.17. Datang bekerja tidak terlambat lebih dari 5 kali tanpa izin atasan /alasan
yang wajar dalam sebulan.
2.18. Menjaga privacy /rahasia klien
2.19. Menyampaikan informasi yang benar kepada klien (rencana tindakan
keperawatan/kebidanan)
2.20. Memberikan pelayanan yang baik , tidak membedakan suku, agama dan
ras (RASIS)
2.21. Memfasilitasi klien dalam melaksanakan ibadahnya
2.22. Menjaga harga diri klien
2.23. Memberikan pelayanan yang baik pada klien tidak sadar/coma
2.24. Melindungi klien dari tindakan yang tidak kompeten dari profesi perawat
maupun profesi yang lain.
2.25. Melakukan tindakan perawatan sesuai dengan intervensi keperawatan
( Memandikan klien, Mengganti verband , memenuhi kebutuhan dasar
dll )
2.26. Tidak meminta imbalan berupa uang atau barang kepada penderita atau
keluarga untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
2.27. Berusaha memperbaiki diri, setelah mendapatkan peringatan lisan dan
masih melakukan kesalahan/pelanggaran
2.28. Mengikuti program pelatihan atau tugas belajar yang diadakan oleh pihak
rumah sakit.
2.29. Menjalankan amanah /tugas fungsinya sebagai perawat/bidan
2.30. Memberikan pendelegasian sesuai standar kompetensi individu
2.31. Menjalin hubungan baik dengan teman kerja atau dengan profesi lain.
2.32. Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan profesi
keperawatan/kebidanan
2.33. Menunjukkan performance yang baik di lingkungan kerja rumah sakit.
(penampilan, prilaku, komunikasi)

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 36


2.34. Melaksanakan asuhan keperawatan/kebidanan sesuai SPO (misalnya
salah memberikan obat, salah mengambil darah, salah memberikan
transfusi , dll)
2.35. Menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan/kebidanan.
2.36. Menjalankan tugas yang diberikan rumah sakit untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Tidak mengambil hak orang
lain ( mencuri)
2.37. Tidak melalaikan tugas (tidak masuk kerja tanpa izin).
2.38. Tidak meninggalkan tempat kerja atau pulang lebih awal dari 5 kali tanpa
izin atasan / alasan yang wajar dalam sebulan.
2.39. Tidak membolos/mangkir/tidak hadir selama 2 hari tidak/berturut dalam
sebulan, tanpa memberi laporan/keterangan tertulis atau memberi
laporan yang ternyata kemudian alasannya tidak dapat diterima
2.40. Tidak menjalin hubungan cinta dengan klien/keluarga klien ( sudah
berkeluarga )
2.41. Tidak memukul penderita dengan sengaja tanpa atau dengan
menimbulkan cacat fisik
2.42. Tidak menyalahgunakan uang perawatan / pengobatan pasien untuk
kepentingan pribadi/kelompok
2.43. Tidak menjalin hubungan cinta / perselingkuhan dengan teman sejawat
( sudah berkeluarga/ikatan pernikahan )

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 37


BAB VI

PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

NO KATEGORI KODE ETIK JENIS PELANGGARAN ETIK DAN


KEPERAWATAN DISIPLIN
DAN KEBIDANAN
1 Ringan Perawat/Bidan dan 1. Tidak mengikuti uji kompetensi profesi
Profesi 2. Melalaikan tugas (tidak masuk kerja
tanpa izin).
3. Datang terlambat lebih dari 5 kali tanpa
izin atasan /alasan yang wajar dalam
sebulan.
2 Sedang Perawat/Bidan dan 1. Tidak menjaga privacy/rahasia klien
Klien 2. Menyampaikan informasi yang salah
kepada klien (rencana tindakan
keperawatan /kebidanan)
3. Tidak memberikan pelayanan yang baik
karena perbedaan suku, agama dan ras
(RASIS)
4. Tidak memfasilitasi pasien/klien dalam
melaksanakan ibadahnya
5. Tidak melakukan tindakan perawatan
( tidak mau memandikan klien, tidak mau
mengganti verband / tidak memenuhi
kebutuhan dasar dll )
6. Merendahkan harga diri klien
7. Tidak memberikan pelayanan yang baik
pada klien tidak sadar/coma
8. Tidak melindungi klien dari tindakan yang
tidak kompeten dari profesi perawat
maupun profesi yang lain.
9. Tidak menjaga privacy /rahasia dan aib

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 38


klien
10.Menyampaikan informasi yang salah
kepada pasien/klien ( rencana tindakan
keperawatan / kebidanan )
11.Tidak memberikan pelayanan yang baik
karena perbedaan suku, agama dan ras
( RASIS )
12.Tidak melakukan tindakan
keperawatan/kebidanan (tidak mau
memandikan klien, tidak mau mengganti
verband / tidak memenuhi kebutuhan
dasar dll )
13.Merendahkan harga diri klien
14.Tidak memberikan pelayanan yang baik
pada klien tidak sadar/coma
15.Tidak melindungi klien dari tindakan yang
tidak kompeten dari profesi perawat
maupun profesi yang lain.
16.Meminta imbalan berupa uang atau
barang kepada penderita atau keluarga
untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
17.Tidak berusaha memperbaiki diri, setelah
mendapatkan peringatan lisan dan masih
melakukan kesalahan/pelanggaran
Perawat/Bidan dan 18. Tidak mengikuti program pelatihan atau
Praktik tugas belajar yang diadakan oleh pihak
rumah sakit tanpa alasan yang jelas
(perawat sakit , ada masalah yg berat
dengan anggota keluarga inti , usia
menjelang pensiun, tidak mendapat izin
dari pasangannya )
19. Tidak menjalankan amanah /tugas (tidak
menjalankan tugas dan fungsinya

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 39


sebagai perawat/bidan
20. Tidak memberikan pendelegasian sesuai
standar kompetensi individu
Perawat/Bidan dan 21. Tidak menjalin hubungan baik dengan
Teman Sejawat teman kerja atau dengan profesi lain.
Perawat/Bidan dan 22. Tidak ikut berperan aktif dalam kegiatan
Profesi pengembangan profesi
keperawatan/kebidanan
23. Tidak menunjukkan performance yang
baik di lingkungan kerja rumah sakit.
(penampilan, prilaku, komunikasi)
24. Meninggalkan tempat kerja atau pulang
lebih awal dari 5 kali tanpa izin atasan /
alasan yang wajar dalam sebulan.
25. Membolos/mangkir/tidak hadir selama 2
hari tidak/berturut dalam sebulan, tanpa
memberi laporan/keterangan tertulis atau
memberi laporan yang ternyata
kemudian alasannya tidak dapat diterima
3. Berat Perawat/Bidan dan 1. Menjalin hubungan cinta dengan
Klien klien/keluarga klien ( sudah berkeluarga )
2. Memukul penderita dengan sengaja
tanpa atau dengan menimbulkan cacat
fisik
3. Menyalahgunakan uang
perawatan/pengobatan pasien untuk
kepentingan pribadi/kelompok
Perawat/Bidan dan 4. Tidak melaksanakan asuhan
Praktik keperawatan sesuai SPO (misalnya
salah memberikan obat, salah
mengambil darah,salah memberikan
transfusi , dll)
5. Tidak menjunjung tinggi nama baik

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 40


profesi keperawatan/kebidanan
6. Mengambil hak orang lain (mencuri)
Perawat/Bidan dan 7. Tidak menjalankan tugas yang diberikan
Masyarakat rumah sakit untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Perawat/Bidan dan 8. Menjalin hubungan cinta /
Teman Sejawat perselingkuhan dengan teman sejawat
( sudah berkeluarga/ikatan pernikahan )

xc

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 41


BAB VII
SISTEM PEMBINAAN DAN PENANGANAN MASALAH ETIK DAN DISIPLIN
PERAWAT DAN BIDAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Prosedur Penanganan Masalah Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan/Kebidanan


(Pembinaan Etik Keperawatan)

No. Kegiatan Penanggung Jawab


1. Menerima laporan/pemberitahuan dari Kepala ruangan /
pasien/klien/keluarga/petugas kesehatan Atasan Langsung
lainnya.
2. Mempelajari dan mengkaji situasi di Kepala ruangan /
tempat terjadinya masalah dan Atasan Langsung
mengumpulkan data yang berhubungan.
3. Menguraikan situasi yang memicu Kepala ruangan /
terjadinya masalah, termasuk orang-orang Atasan Langsung
yang terlibat dan kondisi pasien/klien
secara menyeluruh .
4. Menilai kembali masalah etika disiplin Kepala ruangan /
yang terjadi dan secara tajam Atasan Langsung
mengidentifikasi prinsip moral yang
menjadi isu etika / disiplin keperawatan /
kebidanan dan pelanggaran yang terjadi .
5. Bila masalah etika / disiplin tersebut dapat Kepala ruangan /
diselesaikan di unit / ruangan, kepala Atasan Langsung
ruangan memberikan laporan kepada
kepala Bidang Keperawatan sebagai
informasinya adanya masalah etika /
disiplin yang terjadi dan penanganannya
dengan tembusan kepada Ketua Komite
Keperawatan Rumah Sakit Haji Jakarta
6. Bila masalah tersebut tidak dapat Kepala ruangan /
diselesaikan di unit/ruangan dan Atasan Langsung

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 42


memerlukan pembahasan dalam lingkup
yang lebih luas maka kepala unit/ruangan
merujuk masalah tersebut kepada Ka Bid
Keperawatan untuk ditindaklanjuti
7. Bila diperlukan, KaBid Keperawatan akan Ka.Bid.Keperawatan
meneruskan masalah tersebut kepada dan Ka.Komite
Ka.Komite Keperawatan untuk Keperawatan
ditindaklanjuti oleh sub komite etik dan
disiplin profesi
8. Ka .Sub Komite Etik dan Disiplin profesi Ka.Sub Komite Etik
beserta team etik mengadakan pertemuan dan Disiplin propesi
untuk membahas masalah tersebut dan beserta team etik
mengidentifikasi pilihan
tindakan/pembinaan yang tepat untuk
menjadi keputusan yang akan digunakan
sebagai rekomendasi
9. Rekomendasi disampaikan kepada Ketua Ketua Komite
Komite Keperawatan untuk dibahas Keperawatan dan
bersama sebelum menjadi keputusan Ka.Sub Komite Etik
untuk disampaikan kepada KaBid dan Disiplin beserta
Keperawatan team Etik
10. Bila masalah tersebut merupakan masalah Ka. Komite
pelanggaran berat maka ketua sub Keperawatan dan
Komite Etik dan Disiplin Profesi beserta Ka. Bid
team etik melalui Ketua Komite Keperawatan
Keperawatan mengembalikan Ka.Bid. SDM
permasalahan tersebut kepada Ka.Bid
Keperawatan untuk disampaikan kepada
bidang lain yang berwenang (SDM ).
11. KaBid Keperawatan bersama Ka Ka Bid Keperawatan
Unit/Ruangan mengimplementasikan dan Ka
keputusan yang direkomendasikan Unit/Ruangan
tersebut

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 43


12. Ka Unit/Ruangan memantau perilaku yang Ka Unit/Ruangan
bersangkutan dan mengevaluasi dan team etik /
perubahan selama 6 (enam) bulan. Atasan Langsung
13. Ka Unit/Ruangan mendokumentasikan Ka Unit/Ruangan /
tindakan yang diimplementasikan serta Atasan Langsung
mengevaluasi dan memberi laporan
kepada Ka Bid Keperawatan dengan
tembusan kepada Ka Komite
Keperawatan

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 44


BAB VIII
ALUR PENANGANAN DAN SANGSI PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN
PERAWAT DAN BIDAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

1. Alur Pe nanganan Masalah


1.1. Pelanggaran Ringan : Ada masalah dilaporkan ke PJ Shift/ CI dan
dibina oleh Kepala ruangan / Atasan Langsung dan dicatat kedalam
buku catatan pembinaan kemudian dilaporkan ke bagian Etik Komite
Keperawatan.
1.2. Pelanggaran Sedang : Ada masalah dilaporkan ke PJ Shift/ CI dan
dibina oleh Kepala ruangan / Atasan Langsung dan dicatat kedalam
buku catatan pembinaan apabila tidak bisa diselesaikan oleh kepala
ruangan selanjutnya dibina oleh bidang keperawatan kemudian
diketahui oleh bagian Etik Komite Keperawatan.
1.3. Pelanggaran Berat : Ada masalah dilaporkan ke PJ Shift/ CI dan
diketahui Kepala ruangan / Atasan Langsung dan Bagian Keperawatan
dan dicatat kedalam buku catatan pembinaan selanjutnya dibina oleh
bagian Etik Komite Keperawatan(Untuk pelanggaran yang berat sangat
mungkin dilanjutkan ke bagian SDM).
1.4. Bagi perawat dan bidan yang terduga melakukan pelanggaran etik dan
disiplin baik ringan, sedang dan berat berhak mendapatkan
pendampingan dari organisasi profesi yang bersangkutan.

2. Alur kerja Tim Panel (Komite etik) dalam penanganan pelanggaran etik :
2.1. Setelah mendapat laporan dari Bidang Keperawatan, Komite Etik
Keperawatan mengumpulkan Tim Etik Keperawatan (untuk
mempelajari kronologis kejadian).
2.2. Tim Etik Keperawatan beraudiensi dengan kepala ruangan dan Bidang
Keperawatan (Untuk jadi bahan pertimbangan Tim Etik Keperawatan
dalam pengambilan keputusan).
2.3. Tim Etik Keperawatan memanggil perawat yang melakukan
pelanggaran, untuk mengklarifikasi pelanggaran etik yang dilakukan.
2.4. Tim Etik Keperawatan merujuk pelanggaran etika dan disiplin pada
buku pedoman etik dan disiplin profesi perawat/bidan.
Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 45
2.5. Tim Etik Keperawatan memutuskan jenis pelanggaran etik yang
dilakukan dengan merujuk kepada buku pedoman etik dan disiplin
profesi keperawatan/kebidanan
2.6. Tim Etik Keperawatan merekomendasikan hasil keputusan kepada
bidang keperawatan/SDM
2.7. Tim Etik Keperawatan mendokumentasikan hasil rekomendasi
penanganan pelanggaran etik.

3. Sangsi – sangsi pelanggaran


3.1. Pelanggaran Ringan :
Teguran lisan oleh kepala ruangan dan dicatat di buku pembinaan
(Apabila pelanggaran ringan dilakukan berulang-ulang lebih dari 2 kali
maka masuk pada pelanggaran sedang)

3.2. Pelanggaran Sedang :


Teguran lisan oleh kepala ruangan atau Bidang keperawatan dan
dicatat di buku pembinaan. (Apabila pelanggaran sedang dilakukan
berulang-ulang lebih dari 2 kali maka masuk pada pelanggaran berat ).

3.3. Pelanggaran Berat :


Teguran lisan oleh Komite etik keperawatan dan dicatat dibuku
pembinaan, untuk pelanggaran berat yang tidak bisa dibina oleh
Komite etik Keperawatan ( pelanggarannya berkaitan dengan SDM )
dilanjutkan ke bidang keperawatan untuk ditindak lanjuti ke SDM untuk
diberikan surat peringatan atau sangsi bentuk lain
3.4. Lain – lain
Jika terdapat pelanggaran oleh perawat / bidan yang tidak termasuk
kedalam kategori pelanggaran ringan, sedang atau berat maka sanksi
akan di putuskan oleh tim Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 46


BAB IX
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
TIM ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

1. Program pembinaan pelanggaran etik dan disiplin profesi keperawatan dan


kebidanan dilaksanakan dalam beberapa kegiatan , antara lain :
1.1. Orientasi dan sosialisasi kode etik dan disiplin profesi keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit Haji Jakarta.
1.2. Ronde implementasi etik dan disiplin profesi perawat dan bidan RS
Haji jakarta.
1.3. Penanganan kasus mengenai laporan kejadian pelanggaran etik (bila
terjadi kasus pelanggaran).
1.4. Pembinaan etik dan disiplin dan disiplin profesi
Pembinaan dapat dilakukan kepada perawat dan bidan yang
melakukan pelanggaran etik dan disiplin profesi di Rumah Sakit Haji
Jakarta.

2. Pelaporan dan pendokumentasian kegiatan


2.1. Pencatatan kegiatan pembinaan dan sosialisasi pembinaan di lakukan
setiap selesai melakukan pelaksanaan pembinaan.
2.2. Membuat evaluasi program pembinaan pelanggaran etik dan disiplin
profesi perawat/bidan pada akhir tahun oleh oleh tim etik, yang di
serahkan kepada ketua komite keperawatan untuk dilaporkan kepada
kepala bidang keperawatan
2.3. Membuat laporan setiap ada kejadian/kasus pelanggaran etik dan
disiplin profesi perawat /bidan dan pembinaan yang sudah dilakukan,
ditujukan kepada ketua komite keperawatan untuk dilaporkan kepada
kepala bidang keperawatan untuk di lanjutkan ke bagian SDM/direktur
jika di perlukan.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 47


3. Evaluasi kegiatan tim etik dan disiplin
Evaluasi program pembinaan dilakukan setiap 6 bulan, meliputi pelaksanaan
yang terlaksana dari schedule pelaksanaan kegiatan yang di buat oleh ketua
sub komie etik dan tim etik yang dilaporkan kepada ketua komite
keperawatan dan kepala bidang keperawatan

4. Pembiayaan
Biaya kegiatan di bebankan pada anggaran rutin Rumah Sakit Haji Jakarta.

5. Elemen program pembinaan etik dan disiplin profesi


Elemen terkait yang diperlukan dalam program pembinaan pelanggaran etik
dan disiplin profesi Perawat Bidan adalah :
5.1. Buku Pedoman Kode etik dan disiplin profesi keperawatan dan
kebidanan yang berlaku di Rumah Sakit Haji Jakarta
5.2. Buku Peraturan Perusahaan (PP) Rumah Sakit Haji Jakarta
5.3. Schedule sosialisasi tentang program pembinaan.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 48


BAB X
PENUTUP

Perawat dan bidan dalam menjalankan peranya selalu dihadapkan dengan masalah
–masalah yang berhubungan dengan etik dan disiplin profesi. Dengan demikian etik
dan disiplin profesi menjadi sangat penting untuk dipahami oleh individu perawat dan
bidan. Etik merupakan sikap yang menuntun perawat dan bidan dalam bertindak
sebagai anggota profesi.

Dengan ditetapkanya pedoman etik kaperawatan di Rumah Sakit Haji Jakarta


diharapkan dapat menjadi acuan perawat dan bidan dalam bersikap sebagai
anggota profesi. Dalam pelaksanaan penerapannya di Rumah Sakit Haji Jakarta,
seluruh perawat dan bidan yang bertugas di Rumah Sakit Haji Jakarta harus
memahami dan melaksanakan pedoman ini.

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 49


Form 1
FORMULIR TINDAK LANJUT PEMBINAAN
MASALAH ETIK DAN DISIPLIN
PERAWAT/BIDAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Hari / Tanggal :

Nama :

NIK :

Ruangan :

Masalah :

Uraian kegiatan
:............................................................................................... ...........................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................

Kesimpulan: termasuk kategori pelanggaran : Ringan/Sedang/Berat

Dengan ini mengusulkan kepada Tim Komite etik dan disiplin profesi keperawatan /
kebidanan untuk menindaklanjuti masalah tersebut diatas.

Jakarta,..................................., ......

Nama Perawat /Bidan

Mengetahui

Ka. Bidang Keperawatan Atasan Langsung

( ........................................ ) ( .................................................. )

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 50


Form 2

FORMULIR PEMBINAAN STAF INTERNAL

1. Hari / Tanggal :
2. Nama :
3. NIK :
4. Ruangan :
5. Masalah :
6. Uraian kegiatan :

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Jakarta,..................................., ......

Atasan Langsung

( .................................................. ) ( ..................................................... )
Nama Perawat /Bidan

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 51


LAPORAN KEJADIAN PELANGGARAN
KODE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
PERAWAT DAN BIDAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
No : ....../KED/RSHJ/I/2013

Nama :
NIK :
Ruangan :
Masalah :

Uraian kejadian: ....................................................................................................

Hasil pembahasan tim Etik Keperawatan


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Berdasarkan buku pedoman etik dan disiplin profesikeperawatan / kebidanan


Rumah Sakit Haji Jakarta, pelanggaran di atas termasuk kategori: pelanggaran
ringan / sedang / berat.
Saran Tim Etik Keperawatan
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.................
Jakarta ,..........................
Dilaporkan oleh ,

(..........................)
Ketua Sub Komite Etik dan Disiplin profesi

Pedoman Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan Page 52

Anda mungkin juga menyukai