Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN ETIK DAN DISIPLIN KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kemajuan pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan berdampak besar


terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang dilaksanakan oleh tenaga perawat profesional dalam menjalankan
tugasnya dapat bekerja secara mandiri dan dapat bekerjasama dengan
profesi lain sebagai tim.
Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk klien baik
secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memandang
manusia secara bio- psiko- social- spiritual yang komprehensif. Sebagai
tenaga yang professional dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu
sikap yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan
bertanggungjawab secara moral.
Perawat sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya
kesehjateraan fisik, mental, spiritual, untuk selalu berpedoman pada sumber
asalnya, yaitu kebutuhan pelayanan keperawatan masyarakat Indonesia.
Warga keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan keperawatan
bersifat universal bagi klien. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan oleh
perawat selalu didasarkan pada cita- cita yang luhur, niat yang murni, untuk
keselamatan dan kesehjateraaan umat manusia, tanpa membeda-bedakan
bangsa, suku, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut, serta kedudukan social.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien di Rumah Sakit
Suaka Insan Banjarmasin, cakupan tanggungjawab perawat adalah
meningkatkan derajat kesehatan (promotif), mencegah terjadinya penyakit
(preventif), mengurangi dan menghilangkan penderiataan serta memulihkan
kesehatan (rehabilitatif) dilaksanakan agar dasar pelayanan yang paripurna.
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil
guna, perawat di Rumah Sakit Suaka Insan mampu serta ikhlas memberikan
pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas

1
pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar
serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian
dari upaya kesehatan secara menyeluruh.
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam
segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat, berpengaruh
pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan tantangan
bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi
memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan
moral yang tinggi.
Sikap etis professional yang kokoh dari setiap perawat Rumah Sakit Suaka
Insan akan tercermin dalam setiap tingkah lakunya termasuk penampilan
diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul.
Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam
memberikan asuhan keperawatan dimana nilai- nilai klien selalu menjadi
pertimbangan dan dihormati.

Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam


keperawatan. Dasar penyusunan pedoman etik keperawatan ini dari kode
etik keperawatan Indonesia dan peraturan karyawan RSKO Jakarta.
Kode etik merupakan suatu pernyataan komprehensif dari proses yang
memberikan tuntunan bagi anggota untuk melaksanakan praktek asuhan
keperawatan dalam bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan
pasien sebagai individu, keluarga, masyarakat maupun terhadap teman
sejawat, profesi dan diri sendiri.
Kode etik sebagai suatu rangkuman nilai-nilai dan norma-norma yang
dapat dipakai sebagai pedoman operasional sangatlah dibutuhkan,
mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi
suatu unit sosial ekonomi yang majemuk dalam rumah sakit, dimana
sumber daya manusianya yang terdiri dari berbagai profesi maka etika
dalam kaidah profesionalisme menjadi hal yang sangat penting.
Asuhan Keperawatan merupakan kegiatan pelayanan terhadap pasien
yang melibatkan berbagai profesi, untuk itu etika profesi dari masing-
masing profesi sangat penting untuk mengatur tata kelola agar rumah sakit
dapat berfungsi dengan baik.

2
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman etik keperawatan ini dapat dijadikan bagi tenaga keperawatan
dalam melaksanakan tugas dalam rangka meningkatkan kedisiplinan serta
ketertiban administrasi dengan tujuan untuk keseragaman dalam
bertindak.

3. BATASAN OPERASIONAL
Ruang lingkup dari pedoman ini adalah meliputi masalah etika
keperawatan baik tenaga Perawat dilingkungan RSKO Jakarta. pedoman
kode etik rumah sakit, kode etik keperawatan rumah sakit, dan peraturan
kepegawaian RSKO Jakarta menjadi dasar hukumnya

4. LAFAL SUMPAH PROFESI


Setiap profesi keperawatan setelah dinyatakan lulus pendidikan, maka
yang bersangkutan akan dilakukan sumpah profesi. Lafal sumpah profesi /
janji adalah sebagai berikut :
1. Sumpah / janji lulusan Ners keperawatan berbunyi
Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa:
a. Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan
prikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan masyarakat.
b. Saya akan menjalankan tugas saya sebaik-baiknya sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kesehatan masyarakat.
c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai sarjana keperawatan.
d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
keperawatan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
prikemanusiaan.
e. Dalam menunaikan kewajiban saya, akan berikhtiar dengan sungguh
– sungguh supayatidak berpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.
f. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dengan
penuh keinsyafan.
2. Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan
Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa :
a. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan akan melaksanakan
tugas saya sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku dengan
penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
b. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam melaksanakan
tugas dan dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan pangkat,
kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan agama.
c. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam Melaksanakan
tugas akan membina kerjasama, kebutuhan dan kesetiakawanan dengan
teman sejawat.

3
d. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan tidak akan
menceritakan kepada siapapun segala rahasia yang berhubungan dengan
tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk keperluan kesaksian.
5. Kode Etik Profesi Tenaga Keperawatan
Sebagai profesi yang turut serta menggunakan tercapainya kesejahteraan
fisik material dan mental spiritual bagi masyarakat, maka kehidupan
profesi keperawatan di RSKO Jakarta selalu berpedoman kepada sumber
asalnya yaitu kebutuhan masyarakat sekitar akan pelayanan keperawatan.
Tenaga keperawatan di RSKO Jakarta menyadari bahwa kebutuhan akan
keperawatan bersifat universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh
karenanya pelayanan yang dipersembahkan oleh para Perawat adalah
selaluberdasarka kepada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk
keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, politik dan agam serta
kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat, cakupan tanggung jawab Perawat RSKO
Jakarta adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya
penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan
kesehatan yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayan yang
paripurna.
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil
guna para Perawat mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu
dengan memelihara dan meningkatkan integritas sifat-sifat pribadi yang
luhur dengan ilmu dan ketrampilan yang memadahi serta dengan
kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan adalah merupakan bagian
dari upaya kesehatan secara penuh
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas
pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air,
Perawat RSKO Jakarta menyadari bahwa sebagai Perawat yang berjiwa
pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk melaksanakan
kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab
berpedoman kepada kode etik keperawatan dari organisasi PPNI, antara
lain:
a. Tanggung jawab Perawat terhadap Perawat, individu, keluarga, dan
masyarakat.
1) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa
berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya
kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
2) Perawat dalam Melaksanakan pengabdiannya dibidang keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai

4
budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga dan masyarakat.
3) Perawat dalam Melaksanakan kewajiban bagi individu, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan
amrtabat dan tradisi luhur keperawatan.
4) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu,
keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari
tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
b. Tanggung jawab Perawat terhadap tugas
1) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga
dan masyarakat.
2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan umum yang
berlaku.
3) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan ketrampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik, agama yang dianut serta kedudukan sosial.
5) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan
pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
c. Tanggung jawab Perawat terhadap sesama Perawat dan profesi
kesehatan lain
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama
Perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
dalam keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
2) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan
dan pengalamannya kepada sesama Perawat serta menerima
pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
d. Tanggung jawab Perawat terhadap profesi keperawatan
1) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan
professional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan

5
menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
bermanfaaat bagi perkembangan keperawatan.
2) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi luhur.
3) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya
e. Tanggung jawab Perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
1) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
dan keperawatan
2) Perawat senantiassa berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada masyarakat

6. Hak dan Kewajiban


1) Hak dan kewajiban pasien di rumah sakit
a. Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi keperawatan.
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan
keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa ikut campur tangan dari pihak
luar.
7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar
di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
8) Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a) Penyakit yang diderita.
b) Tindakan medic apa yang hendak dilakukan
c) Kemungkinan penyilit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya.
d) Alternative terapi lain.
e) Prognosanya.
f) Perkiraan biaya pengobatan.

6
10) Pasien berhak menyetujui/member izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang di derita.
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta Perawatan atas tanggung jawab
sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak menggangu pasien lain.
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam Perawatan rumah sakit.
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
rumah sakit terhadap dirinya.
16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
17) Pasien berhak menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana
18) Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Kewajiban pasien :
1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati segala peraturan
dan tata tertib rumah sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
Perawat dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4) Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter.
5) Pasien dan atau penanggungjwabnya berkewajiban memenuhin hal-
hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

2) Hak dan kewajiban Perawat di rumah sakit (SK. Dirjen Bidang


pelayanan No. YM 00.03.2.6.956 th 1997)
a. Hak Perawat
1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan profesinya.
2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar
belakang pendidikannya.
3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode profesi.
4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien yang tidak
puas terhadap pelayanannya.
5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK
dalam bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus-menerus.

7
6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun klien/pasien dan atau
keluarganya.
7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan
kesehatan di RS.
8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien atau dan atau keluarganya serta tenaga
kesehatan lain.
9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan,
standar profesi dan etik profesi.
10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya
sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di RS.
11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan
bidang profesinya.
b. Kewajiban Perawat
1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan hubungan
hukum antara Perawat dan bidan dengan pihak rumah sakit.
2) Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak RS.
3) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah
dibuatnya.
4) Memberikanpelayanan/asuhankeperawatan/kebidanan sesuai
dengan standar profesi dan batas kewenangan/otonomi profesi.
5) Menghormati hak-hak klien.
6) Merujuk pasien kepada Perawat lain/tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian/kemampuannya lebih baik.
7) Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/tindakan atau
klien dengan penyulit, bidan wajib merujuk klien kepada bidan lain/dokter
yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik.
8) Memberikan kesempatan kepada klien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan pelayanan kesehatan.
9) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk didampingi
suami/keluarganya.
10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien.
11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak
otonomi profesi.
12) Memberikan informasi yang adekuat tentang keperawatan/kebidanan
kepada pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya.
13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform consent) atas
tindakan yang akan dilakukan.
14) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan dan kebidanan secara
akurat berkesinambungan.

8
15) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai
dengan standar profesi keperawat dan kebidanan dan kepuasan klien.
16) Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan dan kebidanan secara
terus-menerus.
17) Melakukan pertolongan darurat sebagai prikemanusiaan sesuai
dengan batas kewenangannya.
18) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien
bahkan juga setelah klien tersebut meninggal, kecuali jika diminta
keterangannya oleh yang Berwenang.
7. Jenis Pelanggaran etik
Setiap Perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan standar
pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika profesi dalam
praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan
dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta
penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Berikut ini akan di
jelaskan jenis-jenis pelanggaran berdasarkan kode etik keperawatan.
A. Jenis-Jenis Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu: Pelanggaran Ringan,
Pelanggaran Sedang dan Pelanggaran Berat
a. Pelanggaran Ringan
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b) Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan
kepada pasien.
c) Memberi informasi yang tidak optimal.
d) Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak dengan
pasien atau melakukan tindakan.
e) Kurang menunjukan sikap empati.
f) Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan tindakan
Keperawatan.
g) Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan
atau ketenangan kerja (berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah sakit
yang terkait dengan tugas sebagai Perawat / bidan.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
a) Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat Perawat lain atau
profesi lain.
b) Tidak menghargai kelebihan / prestasi Perawat lain atau profesi lain.
c) Tidak menghormati hak sesama Perawat dan atau tenaga kesehatan
lain.
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak memakai
pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetapkan.
b. Pelanggaran Sedang

9
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan,
menggosok gigi / oral hygiene, vulva hygien.
b) Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat
kecemasan pada pasien dan keluarga.
c) Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka agama
pada saat pasien membutuhkan / dalam skaratul maut.
d) Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yang
dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwa.
e) Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang
butuh bantuan.
f) Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang
mengakibatkan terjadi infeksi.
g) Tidak melakukan tindakan pencegahan dikubitus (mengubah posisi,
memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alata tenun yang basah /
kotor).
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a) Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan
rumah sakit yang berlaku.
b) Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan pasien.
c) Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan secara
optimal.
d) Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan
(respon pasien, kondisi pasien dll).
e) Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas Perawatan.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
a) Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama Perawat atau
profesi lain.
b) Tidak mau membantu Perawat lain dalam menjalankan tugas saat
dibutuhkan.
c) Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.
d) Melemparkan tanggung jawab keapda Perawat lain.
e) Tidak mau memberi / transformasi ilmu, keterampilan dan
pengalaman kepada Perawat lain atau profesi lain.
f) Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan dari
semua Perawat dan profesi lain dalam rangka peningkatan keterampilan di
bidang keperawatan.
g) Membicarakan kekurangan / keburukan Perawat lain di depan /
kepada pasien / keluarga.
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a) Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal.
b) Tidak berupaya meningkatkan kemampuan profesional.
c) Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan
perilaku dan sifat pribadi yang tercela, merokok diruang Perawatan, tidak
menggunakan seragam lengkap, menjelekkan profesi Perawat atau
organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata kotor saat berdinas.

10
c. Pelanggaran Berat
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b) Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas.
c) Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler.
d) Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti
jantung / pain (kecuali keinginan keluarga).
e) Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir,
keracunan, salah obat, salah transfusi dll).
f) Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap
yang dapat menyebabkan kematian / kecacatan.
g) Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
h) Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
i) Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien / keluarga
(laporan tertulis / lisan / kotak saran).
j) Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang
yang berhak mengetahui.
k) Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.
l) Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m) Tidak menghargai agama pasien / keluarga.
n) Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan
status sosial dan martabat pasien.
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a) Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur
tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat merugikan pasien secara
fisik / mental.
b) Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
c) Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin, aliran
politik, agama dan status sosial sesuai dengan keinginan pribadi.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
a) Bertengkar dengan semua Perawat atau profesi lain.
b) Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama Perawat atau profesi
lain.
c) Mencelakakan Perawat dan profesi lain.
d) Mengadu domba sesama Perawat atau profesi lain.
e) Melindungi perbuatan teman yang tidak etis / praktek legal.
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a) mengkomersialkan / memperjual belikan harta rumah sakit untuk
kepentingan pribadi atau profesi Keperawatan.
b) menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk kepentingan
pribadi, mencari dana atas nama profesi lain untuk kepentingan pribadi,
promosi produk tertentu dikaitkan dengan profesi untuk kepentingan
pribadi.
c) Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat bertugas.
d) Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin.
e) Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut dalam satu
bulan tanpa izin

11
8. Prosedur Penanganan Etik Keperawatan
1. Pengaduan Pelanggaran Etik Keperawatan
a. Pengertian pengaduan adalah sistem Pelaporan/penyampaian
informasi adanya pelanggaran etik keperawatan ke pihak yang berwenang
untuk diselesaikan.
b. Tujuan
1) Tercapainya system informatika/system pelaporan adanya masalah
secara baik.
2) Diketahui adanya masalah/pelanggaran secara tepat
c. Kebijakan
1) Pengaduan dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
2) Pengaduan dapat berasal dari pasien, sesama Perawat/karyawan,
kepala ruang, kepala Instalasi rawat inap, kasie keperawatan, dokter.
3) Penerima pengaduan adalah kepala ruang, kepala Instalasi rawat
inap, kepala seksi keperawatan, bidang pelayanan dan direktur

d. Prosedur
1) Pengaduan dari pasien secara lisan dapat disampaikan kepada
Perawat jaga,ketua tim, kepala Instalasi, kepala seksi keperawatan, dokter
yang merawat dan bidang pelayanan.
2) Pengaduan dari pasien secara tertulis dapat dismpaikan melalui surat
yang dimasukkan ke kotak saran atau ditujukan ke direksi melalui SMS
senter

12
3) Pengaduan dari Perawat pelaksana, karyawan di luar keperawatan,
penanggungjawab shift dan dokter disampaikan ke kepala ruang, kepala
Instalasi , kepala seksi keperawatan.

9. Penyelesaian masalah etik keperawatan


10. Pengertian
Masalah etik adalah dilema yang terjadi karena adanya konflik antara:
1) Keyakinan individu Perawat dengan keyakinan klien
2) Keyakinan individu Perawat dengan kebijakan rumah sakit dan SPO.
3) Keyakinan individu dengan praktik keperawatan(Perawat dan bidan)
dan kode etik keperawatan.
11. Tujuan
Tercapainya penyelesaian masalah etik keperawatan dengan konsekuensi
negative yang minimal bagi semua pihak.
12. Kebijakan
1) Penyelesaian masalah etik keperawatan di rumah sakit umum Daerah
kota semarang berpedoman kepada nilai dan keyakinan berdasarkan:
a) Azas keadilan
b) Azas menghormati
c) Azas manfaat
d) Azas kejujuran
e) Azas tidak merugikan
f) Azas kerahasiaan
2) Konsekuensi pelanggaran yang ditemukan pada Perawat dikaitkan
kode etik keperawatan
3) Masalah etik keperawatan ditangani oleh komite keperawatan
13. Prosedur
1) Yang melakukan/mengetahui adanya pelanggaran membuat laporan
kejadian Menggunakan format laporan kejadian atau laporan kesalahan.
2) Laporan diserahkan kepada atasannya sesuai dengan jalur struktural
atau langsung ke komite keperawatan.
3) Kepala ruang melaporkan adanya pelanggaran ke kepala Instalasi
rawat inap di teruskan ke kepala seksi keperawatan
4) Kepala ruang, kepala Instalasi rawat inap dan kepala seksi
keperawatan berkoordinasi dengan komite keperawatan untuk melakukan
klarifikasi masalah dengan mempertimbangnkan hal-hal sebagai berikut:
a) Tentukan siapa yang seharusnya mengambil keputusan.
b) Tentukan prinsip etik, teori dan standar yang berhubungan dengan
dilema.
c) Tentukan beberapa konflik nilai yang terjadi.
d) Jika pelanggaran merupakan masalah etik, maka komite keperawatan
menentukan kriteria kesalahan (ringan, sedang atau berat)
5) Komite keperawatan mengumpulkan data
kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan masalah
6) Mencari alternative pemecahan
kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan masalah
7) Mengambil keputusan saat dilakukan sidang etik
a) Pilih salah satu dari beberapa alternative tindakan dengan
mempertimbangkan nilai, etik dan pengetahuan.

13
b) Jika tidak konsisten dengan nilai, etik maupun ilmu pengetahuan,
maka perlu ditinjau kembali.
c) Jika ada/tidak ada penyelesaian maka kepala seksi keperawatan
lapor ke direktur.
d) Direktur akan merekomendasikan masalah yang tidak terselesaikan
ke komisi etik rumah sakit.
e) Komisi etik rumah sakit berkoordinasi dengan kepala seksi
keperawatan untuk mengambil keputusan.
f) Setelah ada/tidak ada penyelesaian, komisi etik rumah sakit akan
melapor ke direktur.
g) Direktur akan memberikan disposisi hasil keputusan kepada kepala
seksi keperawatan.
14. Melaksanakan tindakan
Konsekuensi/sanksi bagi Perawat /bidan dapat berupa:
1) Pembinaan
2) Teguran lisan
3) Teguran tertulis
4) Surat peringatan
Apabila kasus aduan berkaitan dengan masalah hukum, maka komite etik
hanya menyampaikan kepada ketua komite keperawatan, bahwa masalah
tersebut berhubungan dengan masalah hukum, kemudian akan diteruskan
kepada direksi.
Hal-hal yang mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja oleh
manajeman, bukan menjadi wewenang komite keperawatan. Apabila
dibutuhkan, maka komite etik akan melakukan pembelaan terhadap
personel yang terlibat, apabila sanksi yang diberikan oleh manajemen
tidak sesuai dengan kriteria pelanggarannya.
15. Evaluasi
Kepala seksi keperawatan melakukan evaluasi setelah dilakukan
pembinaan, serta melaporkan ke direktur dengan tembusan komite
keperawatan dan komite etik rumah sakit.

10. Alur Penangan Pelanggaran

14
15
11. Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Keperawatan dilakukan
pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir baku yang
ditentukan oleh RSKO Jakarta berikut :
1. Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)
Formulir ini ditujukan untuk perawat yang melakukan pelanggaran
kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan
2. Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik
Keperawatan (Lampiran 2)
Formulir ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian pelanggaran
kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan.
3. Formulir laporan insiden (Lampiran 3)
Formulir ini digunakan untuk membuat laporan yang diisi oleh sub
komite etik dan disiplin profesi setelah adanya laporan dari
ruangan/pelapor
4. Formulir Kajian dugaan pelanggaran (Lampiran4)
Formulir ini berfungsi untuk melakukan kajian bersama tim terhadap
laporan yang sudah diterima oleh sub komite etik dan disiplin
profesi.
12. Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor
pelanggaran yang sesuai jenis pelanggaran etika keperawatan.
Contoh penomoran tersebut adalah: Bila terjadi kasus : Seorang
perawat tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptik. Maka nomor
pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu pelanggaran Berat
(C), pada tanggung jawab perawat terhadap pasen (1), dipoint tidak
melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l

Lampiran 1

FORM P E R I N G A T A N LISAN

Peringatan Lisan ini diberikan kepada :


Nama :

16
Tenpat Bekerja :
Jenis Pelanggaran :
Hari Terjadinya Pelanggaran :
Tanggal Terjadinya Pelanggaran :
Jam Terjadinya Pelanggaran :
Pelanggaran Tersebut Disaksikan Oleh :

Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran


yang dimaksud. Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang
saudara / i dapat memperbaiki tingkah laku / memelihara suasana kerja /
hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana dikemudian hari saudara / i
berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya, maka saya
selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Semarang,
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan

( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Seksi keperawatan
2.Kepala urusan Kepegawaian
3.Ketua Komite Etik dan Hukum RS
4.Pegawai Yang Bersangkutan

Lampiran 2

FORM LAPORAN KEJADIAN PELANGGARAN

Kepa :
da yth
di .

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

17
Melaporkan bahwa yang namanya tersebut dibawah ini telah melakukan
pelanggaran, yaitu:
Nama :
Tempat Bekerja /unit kerja :
Hari / Tanggal Kejadian :
Jam Kejadian :
Tindakan yang segera dilakukan :

Demikian laporan ini disampaikan, sebagai pemberitahuan.

Semarang,

Pelapor

(....................................)

18
Lampiran 3

FORM LAPORAN INSIDEN PELANGGARAN ETIK & DISIPLIN


PROFESI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal :
Jam Kejadian :
Pelapor :
Yang dilaporkan :
Media Lapor : Tertulis/Lisan
Isi Laporan :

Semarang,

Ketua
Komite Keperawatan

(......................................)

Tembusan :
1. Kepala seksi keperawatan
2.Kepala Sub Bag Kepegawaian
3. Direktur

19
Lampiran 4

KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN ETIK & DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN

K :
a
s
u
s

A. Biodata
1. Pelapor
Nama :
Unit Kerja :
Bagian :
Tanggal Laporan :
Cara Laporan :
2. Terlapor
Nama :
Unit Kerja :
Bagian :
3. Penerima Laporan
Nama :
Unit Kerja :
Bagian :
B. Tim Kajian
1. ………………
2. ………………
3. ………………
4. ……………..
C. Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Dokumen
3. Interview
4. …………..
D. Kategori pelanggaran (……..)
E. Rekomendasi dan tindak lanjut

20

Anda mungkin juga menyukai