LP Harga Diri Rendah
LP Harga Diri Rendah
A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah Kronis
4. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
5. Faktor Prepitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga riri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep
diri: harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun
kronik.
Situasional. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang terjadi
secara situasional bias disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-
tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban
perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain
itu, dirawat di rumah sakit juga bias menyebabkan rendahnya harga diri
seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur,
bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang
menghargai klien dan keluarga.
Kronik. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negative sebelum dirawat dan
menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas bila telah
mempengaruhi seseorang baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak,
maka dianggap telah memengaruhi koping individu tersebut sehingga
menjadi tidak efektif ( mekanisme koping individu tidak efektif). Bila
kondisi klien dibiarkan tanpa ada interensi lebih lanjut dapat menyebabkan
kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang
lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami isolasi sosial dapat membuat
klien asyik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul
risiko perilaku kekerasan.
6. Teori Para Ahli mengenai Harga Diri Rendah Kronis
Peplau dan Sulivan dalam Keliat (1999) megatakan bahwa pengalaman
interpersonal di masa atau tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut
usia yang tidak menyenangkan seperti good me, bad me, not me, merasa
sering dipersalahkan, atau merasa tertekan kelak, akan menimbulkan
perasaan aman yang tidak terpenuhi. Hal ini dapat menimbulkan perasaan
ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif
dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
Caplan dalam Keliat (1999) mengatakan bahwa lingkungan social,
pengalaman individu, dan adanya perubahan sosial seperti perasaan
dikucilkan, ditolak, serta tidak dihargai akan memengaruhi individu.
Keadaan seperti ini dapat menyebabkan stress dan menimbulkan
penyimpangan perilaku seperti harga diri rendah kronis.
C. Pohon Masalah
Risiko Tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
F. Diagnosis Keperawatan
Harga diri rendah kronis.
3. Untuk Keluarga
Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP1) untuk keluarga.
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami klien beserta proses terjadinya.
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga.
a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien harga diri
rendah.
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
harga diri rendah.
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga.
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
4. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.
b. Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami
gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.
c. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.
d. Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah kronis.
e. Demonstrasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep diri:
harga rendah kronis.
f. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah.
H. Strategi Pelaksanaan
Harga Diri Pasien Keluarga
Rendah
SP I p SP I k
1. Mengindentifikasi 1. Mendiskusikan masalah
kemampuan dan aspek yang dirasakan keluarga
positif yang dimiliki dalam merawat pasien
pasien. 2. Menjelaskan pengertian,
2. Membantu pasien menilai tanda dan gejala harga
kemampuan pasien yang diri rendah yang dialami
masih dapat digunakan. pasien beserta proses
3. Membantu pasien terjadinya
memilih kegiatan yang 3. Menjelaskan cara-cara
akan dilatih sesuai merawat pasien harga diri
dengan kemampuan rendah.
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang
wajar terhadap
keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
SP II SP II k
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih kemampuan merawat pasien dengan
kedua harga diri rendah
3. Menganjurkan pasien 2. Melatih keluarga
memasukkan dalam melakukan cara merawat
jadwal kegiatan harian pasien dengan harga diri
rendah
SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk
minum obat (discharge
planning)
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita (2014). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S-1 Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika