Skripsi Ramani (50117123)
Skripsi Ramani (50117123)
SKRIPSI
HALAN JUDUL
OLEH :
RAMANI
NIM : 501171723
Pembimbing :
Dr. A. A. Miftah, M.Ag
M. Yunus, M.Si
1
QS. An-Nisa’ (4): 29.
iii
MOTTO
2
QS. An-Nisa’ (4): 29.
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin
Rasa syukur yang mendalam atas karunia Allah SWT karena berkat-nya lah saya
dapat menyelesaikan skripsi saya dengan baik. Shalawat beriring salam semoga
selalu tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Karya tulis ini ku persembahkan kepada :
Ibu tersayang Zainab
&
Bapak tersayang Abu Kasim
Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada Ibu dan Bapak yang telah
memberikan kasih sayang yang tiada henti-hentinya, selalu bekerja keras tanpa
mengenal lelah untuk pendidikan saya, selalu memberikan doa, semangat dan
motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Yang tidak
mungkin dapat saya balas hanya dengan selembar kertas yang bertulis kata
persembahan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan nikmat kesehatan jasmani
maupun rohani, rezeki dan kesejahteraan. Saya juga berterima kasih kepada kakak
saya jasman dan adik-adik saya Empi Susilawati dan Saidina Ali yang sudah
banyak membantu perjalanan saya selama menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih untuk guru-guru dan dosen-dosen yang telah ikhlas memberikan
saya banyak ilmu terutama Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku pembimbing I
dan Bapak M. Yunus, M.Si selaku pembimbing II karena dengan adanya Bapak
dan Ibu maka skripsi saya berjalan dengan lancar serta selalu sabar dalam
membimbing dan memberikan arahan untuk saya.
Tak lupa pula terima kasih saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya yaitu
Rahmat Setiawan, yang selalu ada dalam memberikan bantuan dibidang
akademisi mulai dari awal kuliah sampai terciptanya skripsi ini.
v
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan pedagang pada masa
pandemi Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin. Sebagaimana tujuan diantaranya adalah dampak dari pandemi Covid-
19 yang menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis. Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan
melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil
kesimpulan sebagai berikut : (1) Pendapatan pedagang di pasar Rantau Panjang
seebelum pandemi Covid-19 sangat stabil/normal bahkan sering mengalami
peningkatan, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 penadapatan pedagang
menurun drastis hingga mencapai 50% bahkan lebih. (2) Faktor yang
menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis pada masa pandemi Covid-
19 yaitu disebabakan oleh pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat menurun,
barang dagangan pedagang banyak tidak habis terjual, dan banyaknya pesaing
yang menjual barang dagangan yang sama. (3) Dampak penurunan pendapatan
pada masa Covid-19 terhadap kesejahteraan pedagang muslim di pasar tradisional
Rantau Panjang, menyebabkan pedagang tidak sejahtera pada masa Covid-19,
kebutuhan sehari-hari pedagang tidak tercukupi, modal pedagang berkurang, asset
sebagian pedagang berkurang, banyak terjual. Pada masa pandemi Covid-19
pedagang muslim di pasar Rantau Panjang tidak sejahtera.
vi
ABSTRACT
This thesis aims to determine the welfare of raders during the Covid-19 pandemic
at the Rantau Panjang market, Tabir District, Merangin Regency. One of the goals
is the impact of the Covid-19 pandemic which has caused traders' income to drop
dramatically. This study uses a qualitative approach with data collection methods
by conducting observations, interviews, documentation, and drawing conclusions.
The conclusions are as follows: (1) The income of traders at the Rantau Panjang
market before the Covid-19 pandemic was very stable/normal and even often
increased, but since the Covid-19 pandemic the income of traders has decreased
drastically to reach 50% or more. (2) Factors that caused the income of traders to
decrease drastically during the Covid-19 pandemic, namely because the market
was quiet, people's purchasing power decreased, a lot of traders' merchandise was
not sold out, and there were many competitors selling the same merchandise. (3)
The impact of the decline in income during the Covid-19 period on the welfare of
Muslim traders in the Rantau Panjang traditional market, causing traders to be not
prosperous during the Covid-19 period, traders' daily needs are not fulfilled,
traders' capital is reduced, assets of some traders are reduced, many are sold .
During the Covid-19 pandemic, Muslim traders at the Rantau Panjang market
were not prosperous.
vii
KATA PENGANTAR
viii
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari banwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, apabila terdapat kesalahan, mohon dimaafkan. Sangat diharapkan kritik
dan saran yang membangun supaya bisa menjadi catatan untuk kedepan yang
lebih baik.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin Ya Rabbal’Alamin
Ramani
NIM.501171723
ix
DAFTAR ISI
x
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................33
A. Objek Penelitian .............................................................................................33
B. Metode Penelitian...........................................................................................34
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................34
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................35
E. Metode Analisis Data .....................................................................................36
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................39
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........................................................39
1. Sejarah Pasar Rantau Panjang ..................................................................39
2. Letak Geografis Pasar Rantau Panjang ....................................................39
3. Keadaan Penduduk, Agama, dan Mata Pencarian ...................................42
4. Kondisi Pasar Rantau Panjang .................................................................45
5. Visi dan Misi Pasar Rantau Panjang ........................................................47
6. Struktur Pasar Rantau Panjang .................................................................48
B. Hasil Penelitian ..............................................................................................49
1. Pendapatan Pedagang Sebelum dan pada Masa Pandemi Covid-19 di
Pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin......................................54
2. Faktor Penyebab Menurunnya Pendapatan Pedagang di Pasar Rantau
Panjang Kec Tabir Kab Merangin............................................................58
3. Dampak Penurunan Pendapatan pada Masa Covid-19 Terhadap
Kesejahteraan Pedagang di Pasar Rantau Panjang Kec Tabir kab
merangin...................................................................................................62
C. Pembahasan ....................................................................................................64
BAB V PENUTUP ....................................................................................................68
A. Kesimpulan ....................................................................................................68
B. Implikasi.........................................................................................................68
C. Saran...............................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jumlah Pedagang Sebelum dan Pada Masa pandemi Covid-19 .................. 4
Gambar 1.2 Pendapatan pedagang sebelum dan pada pandemi Covid-19 ...................... 5
Gambar 4.1 Jumlah Pedagang Sebelum dan Pada Masa Pandemi Covid-19 .................. 49
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
3
Silpa Hanoatubun, “Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia” 2 (2020):
Hlm 147.
4
Erni Panca Kurniasih, “Dampak Pandemi Terhadap Penurunan Kesejahteraan
Masyarakat Kota Pontianak” 1 (2020): Hlm 277-281.
5
Garlans Sina, Hlm 240.
1
2
6
Robert Sinaga and Melfrianti Romauli Purba, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-
19) Terhadap Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional" Pajak Pagi Pasar V" Padang
Bulan” Vol.2/No. 02/Oktober 2020 (2020): Hlm 38.
7
Rizki Andika and Sindi Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap PendapatanPedagang
Mikro Pada Pasar Tradisional” 1 (2020): Hlm 17.
8
Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2000), Hlm 130.
9
Muhammad Nurcholis, “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan
Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur Tahun
2008-2014” 12 (2014): Hlm 48-57.
10
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018), Hlm 1.
3
ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti “catera” (payung) adalah orang
yang sejahtera, orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman, tentram, baik lahir
maupun batin.11 Menurut M. Umer Chapra, Islam menganjurkan kesejahteraan
ekonomi melalui pemenuhan semua kebutuhan pokok manusia, menghapuskan
semua sumber utama kesulitan dan ketidaknyamanan (kemiskinan, pengangguran,
kesempatan kerja yang rendah, dan lain-lain), serta meningkatkan kualitas
kehidupan secara moral dan material.12
Menurut ajaran Islam kegiatan perdagangan harus mengikuti kaidah-kaidah
dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Aktivitas perdagangan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh agama
mempunyai nilai ibadah. Rasulullah SAW menerapkan nilai-nilai Islam dalam
berdagang, yakni nilai-nilai etika moral perdagangan, dimana perdagangan itu
harus selalu dilandasi saling percaya, dan memberikan keuntungan kepada kedua
belah pihak yang melakukan transaksi, kepercayaan (trust) muncul, apabila pada
prakteknya pedagang mampu menunjukkan kapasitas kejujurannya dalam praktik
perniagaan. Etika berdagang seorang muslim dalam perdagangan yaitu nilai-nilai
kejujuran dan adil. Menurut Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, beberapa hal
yang dilarang dalam perdagangan yaitu menjual sesuatu yang haram, menjual
barang yang masih samar, mempermainkan harga, menimbun harta, mencampuri
kebebasan pasar, mengurangi takaran dan timbangan, membeli barang rampokan
dan curian sama dengan perampas dan pencuri, riba, menjual kredit dengan
menaikkan harga. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
perdagangan dalam Islam adalah tentang tatacara dalam berdagang dan hal-hal
yang dilarang dalam berdagang. Semuanya itu harus selaras diterapkan dalam
praktek berdagang sesuai nilai-nilai Islam yang ada.13 Pasar merupakan pusat
perbelanjaan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama
11
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018),
Hlm 8.
12
Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017): Hlm. 239.
13
Windari, “Perdagangan Dalam Islam” 3 (2015): Hlm 20-31.
4
terhadap bahan pokok sehingga masih banyak yang bergantung pada keberadaan
pasar.14 Pandemi Covid-19 di Kabupaten Merangin bertambah menjadi 258 orang
yang dinyatakan terinfeksi. Total saat ini, kasus Covid 19 di Kabupaten Merangin
tembus diangka sebanyak 1.047 orang, dinyatakan sembuh sebanyak 744 orang,
dengan jumlah kematian sebanyak 45 orang. Hal ini seperti data yang dirilis oleh
juru bicara (jubir) gugus covid-19 Kabupaten Merangin, M. Arif. Dia mengatakan
jika kasus positif di Kabupaten Merangin kembali meningkat dalam pekan
terakhir ini. "Benar, kita Merangin ada penambahan kasus sebnyak dengan total
terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sepekan terakhir hingga kemarin mencapat 2
ratusan lebih yang tersebar di sejumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten
Merangin. Sebuah rekor tinggi penambahan untuk Merangin dari kasus
sebelumnya" ujar M. Arif.15
Meningkatnya kasus penyebaran pandemi Covid-19 di Kabupaten Merangin
berdampak pada sektor perekonomi masyarakat, salah satu nya sektor
Perdagangan di pasar tradisional. Pasar Rantau Panjang adalah salah satu Pasar
tradisional yang terdapat banyak pedagang dan pembeli, para pedagang menjual
bermacam-macam jenis barang yang di jual. Pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab
Merangin adalah salah satu pasar tradisional yang paling besar yang berada di
Kec Tabir.
Sejak adanya masa pandemi Covid-19 kegiatan perdagangan di pasar Rantau
Panjang mengalami perubahan kegiatan perdagangan, apalagi dikeluarkannya
kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), banyak usaha yang terpaksa
harus tutup karena mengalami kerugian, pendapatan pedagang yang jauh
menurun, pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat menurun, distribusi barang
terhambat, berdampak pada pendapatan pedagang, pendapatan pedagang di pasar
menurun drastis sehingga menyebabkan pedagang ada yang tutup sejak masa
pandemi Covid-19. Berikut grafik jumlah pedagang tetap di Pasar Rantau Panjang
sebelum dan pada masa pandemi Covid-19.
14
Rizki Nor Azimah and Ismi Nur Khasanah, “Analisis Dampak Covid-19 Terhadap
Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Kelaten Dan Wonogiri” 9 (2020): Hlm 62.
15
https://Jambi-independent.co.id/read/2021/07/13665/Kasus-covid-19-merangin-tembus-
1047-orang, di akses 13 Oktober 2021.
5
Grafik 1.1
Data Jumlah Pedagang di Pasar Rantau Panjang
80 75
67
70
60
50
40 35
30 Sebelum Covid-19
30
20 Pada Masa Covid-19
10
0
Pedagang
Perempuan Pedagang Laki-
Laki
16
Sumber data : wawancara langsung dengan kepala pasar Rantau Panjang Pada tanggal
14 April 2021.
6
Grafik 1.2
Jumlah Pendapatan Pedagang di Pasar Rantau
Panjang
400 400
400
350 300
270
300
250 180 200
200 130 140 130
150 100
60 60
100
50
0
17
Sinaga and Romauli Purba, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-19) Terhadap
Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional" Pajak Pagi Pasar V" Padang Bulan,” Hlm 39.
18
Rizki Andika and Sindi Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap PendapatanPedagang
Mikro Pada Pasar Tradisional” 1 (2020): Hlm 21.
8
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan
pengetahuan bagi akademisi tentang tingkat pendapatan pedagang pada masa
pandemic Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin
3. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat bagi penduduk atau
masyarakat untuk mengetahui tingkat pendapatan pedagang pada masa
pandemi Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin.
G. Sistematika Penulisan
Tujuan sistematika penulisan ini adalah memberikan gambaran secara umum
mengenai isi dari penelitian ini. Sehingga dapat terlihat kesinambungan antara bab
lainya. Adapun sistematis penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini adalah hasil penelitian dan pembahasan, dan melihat pada
data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan
alat analisis yang telah disiapkan.
BAB V : PENUTUP
10
A. Kajian Pustaka
1. Teori Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang atau barang dari
hasil usaha atau produksi. Sementara pendapatan rumah tangga dapat
diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan
sub sistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang di peroleh melalui
pekerjaan pokok dan pendapatan sub sistem adalah penghasilan yang di
peroleh dari faktor produksi yang dinilai dengan uang. Pendapatan juga bisa
diartikan adalah sebagai hasil uang atau keuntungan materi lainnya yang
timbul dari pemakaian kekayaan atau jasa-jasa manusia.19
Menurut Sukirno, pendapataan merupakan hasil kerja (hasil usaha).
Pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya, yang dipakai di
beberapa penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia. Pada dasarnya
pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
danmemberikan kepuasan kepada pedagang agar dapat melanjutkan
keinginan-keinginan dan kewajiban-kewajiban.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan adalah hasil
kerja (usaha dan sebagainya). Sedangkan dalam Kamus Manajemen,
pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan
organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan
laba. Pendapatan didefinisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh
orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas jasanya sesuai
perjanjian.20
19
Nadir Mutmainah, Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patorani (Makasar: CV. Inti
Mediatama, 2018), Hlm 25-26.
20
Adi Sutrisno and Said Usman dkk, Pengantar Sosial Ekonomi Dan Budaya Kawasan
Perbatasan (Malang: Inteligensia Media, 2020), Hlm 144.
11
12
َ سمۡ ىَا بَ ۡيىَهُم َّم ِعي َشتَهُمۡ ِفي ۡٱل َحيَىٰ ِة ٱل ُّذ ۡويَ َۚا َو َرفَ ۡعىَا بَ ۡع
ۡضهُم َ َۚ ِّىن َر ۡح َمتَ َرب
َ َك و َۡح ُه ق َ أَهُمۡ يَ ۡق ِس ُم
(٢٣ ) ُىن َ ز ِّم َّما يَ ۡج َمعٞ ك خ َۡي ُ ضا س ُۡخ ِز ٗيّ ۗا َو َر ۡح َم
َ ِّت َرب ٗ ضهُم بَ ۡع ٖ ض َد َر ٰ َج
ُ ت لِّيَتَّ ِخ َذ بَ ۡع ٖ ق بَ ۡع َ فَ ۡى
25
Putu Citrayaning giri and Made Heni Urmila dewi, “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Driver Gojek Di Kota Denpasar Bali” 6 (2017): Hlm 956.
14
26
Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Hlm 8.
27
Fahrudin, Hlm 9.
28
P. Pardomuan Siregar, “Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Dalam Perspektif
Islam” 1 (2018): Hlm 6.
15
(esteem needs) dan tahap kelima, kebutuhan aktualisasi diri yang terpenuhi
(self actualization needs).29
b. Tujuan Kesejahteraan
Menjamin kebutuhan manusia dalam aspek ekonomi, aspek kesehatan,
kondisi kehidupan yang layak dan untuk mendapatkan persamaan hak dengan
warga negara lainnya, kejernihan berpikir serta tanpa merasa takut melakukan
kegiatan merupakan tujuan kesejahteraan.30
Berikut diantaranya fungsi-fungsi kesejahteraan tersebut antara lain31:
1. Fungsi Pencegahan (Preventive)
Upaya pencegahan terlibatnya masyarakat dalam masalah-masalah
sosial baru maka diperlukan adanya penguatan bagi tiap-tiap
individu, keluarga dan masyarakat.
2. Fungsi Penyembuhan (Curative)
Salah satu persoalan yang dialami masyarakat diantaranya
ketidakmampuan fisik, emosional dan persoalan lainnya. Upaya yang
dilakukan untuk menghilangkan persoalan tersebut dengan
melakukan fungsi penyembuhan.
3. Fungsi Pengembangan (Development)
Upaya untuk mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat
diperlukan proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan
sumber-sumber daya sosial yang tepat dan efisien dalam masyarakat.
4. Fungsi Penunjang (Supportive)
Hal-hal lain yang sekiranya terkait demi keberhasilan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat maka termasuk dalam
fungsi ini.
29
Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017): Hlm. 239.
30
Rohiman Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Jakarta: AMZAH, 2016),
Hlm 37.
31
Diah Mukminatul Hasimi, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam” 1, No. 1
(2020): Hlm 67.
16
35
Ziauddin Sardar Muhammad Nafik H,R, “Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam Pada
Karyawan Bank Syariah” 3 (2016): Hlm 395.
36
Asep Usman Ismail, Al-Quran Dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan
Pembangunan Paradigma Sosial Islam Yang Berkeadilan Dan Berkesejahteraan (Tanggerang:
Lentera Hati, 2012), Hlm 9.
37
Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017): Hlm. 239.
18
sesuatu tidak penting. Hal tersebut penting untuk sarana beribadah kepada
Allah SWT akan tetapi bukan hal yang utama.38
Kesejahteraan yang diinginkan oleh ajaran Islam dapat disederhanakan
sebagai berikut:
1. Kesejahteraan holistik dan seimbang, meliputi aspek material maupun
spiritual dan meliputi individu maupun sosial
2. Kesejahteraan di dunia dan di akhirat karena setelah kehidupan dunia
masih ada kehidupan selanjutnya yakni akhirat. Jika keseimbangan ini
tidak dapat diwujudkan maka kesejahteraan di akherat tentu lebih menjadi
prioritas. Falah merupakan kondisi kehidupan yang sejahtera baik dari
sisi materi maupun spiritual.
Kesejahteraan hidup tiap individu memiliki banyak standarisasi yang
dijadikan tolak ukur, seiring perkembangan zaman tolak ukur kesejahteraan
mengalami perubahan. Islam memiliki konsep kesejahteraan sendiri dan
bersifat mendalam sebab tolak ukur kesejahteraan dalam islam selain nilai
ekonomi, juga menjadikan nilai moral, spiritual dan nilai sosial sebagai tolak
ukur seseorang dikatakan sejahtera.39
Ada tiga kebutuhan dasar dalam ekonomi Islam yang mengantarkan
manusia untuk terus meningkatkan kesejahteraan. Aspek dari fungsi
kesejahteraan tersebut dikemukakan oleh Al-Gazali dalam Adi warman Al-
Karim yang meliputi: kebutuhan pokok (dharuriyat), kebahagiaan atau
kenyamanan (hajiyat), dan kemewahan (tahsiniyat). Yang mana dijabarkan
sebagai berikut.40:
1. Primer
“Ad-Dharuriyyat” ialah kebutuhan pokok, yakni kebutuhan pangan,
sandang, perumahan atau papan dan semua kebutuhan pokok yang tidak
dapat dinilai dari kehidupan minimum. Akal atau intelektual, keturunan
38
Ziauddin Sardar and Muhammad Nafik H.R, “Kesejahteraan Dalam Persepektif Islam
Pada Karyawan Bank Syariah” 3, No. 5 (January 20, 2017): Hlm 393-394.
39
Sardar and Nafik H.R, Hlm 395.
40
Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islam (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2014),
Hlm 87-88.
19
dan keluarga serta harta benda merupakan bagian dari aspek ini. Jika
tujuan dharuriyyat diabaikan, maka tidak ada kedamaian, yang timbul
adalah kerusakan (fasad) di dunia dan kerugian yang nyata di akhirat.
Terpenuhinya kebutuhan diatas merupakan unsur pokok dan paling
penting dalam kesejahteraan sosial.
2. Sekunder
“Al-Hajiyat” merupakan menghilangkan kesulitan (adanya sebuah
kemudahan) dan berhati-hati terhadap lima hal pokok Adh-Dharuriyat.
Sebagai contoh, kesenangan dan kenyamanan.
3. Tersier
“Tahsiniyat” atau kebutuhan pelengkap, merupakan kebutuhan penunjang
yang dapat menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan
manusia. Contohnya, kemewahan.
b. Indikator Kesejahtraan Menurut Islam
Kesejahteraan keluarga dalam Islam bukan hanya diukur berdasarkan
terpenuhinya aspek materi saja melainkan juga aspek spiritual sebagaimana
Imam as-Syatibi menuturkan indikator tersebut yang meliputi pentingnya
menjaga iman (hifdz din), menjaga jiwa (hifdz nafs), menjaga akal (hifdz aql),
menjaga keturunan (hifdz nasb), dan menjaga harta (hifdz mal).
Kesejahteraan dalam Islam dirumuskan oleh Imam as-Syatibi dalam
maqashid syariah yang dikenal dengan istilah lima unsur pokok (al kulliyat al
khamsah) indikatornya meliputi sebagai berikut.41:
1. Menjaga Agama (Hifdz Din)
- Memelihara kewajiban agama
2. Menjaga Jiwa (Hifdz Nafs)
- Terpenuhinya sandang (menutup aurat), pangan (makanan yang halal
dan baik) dan papan yang layak
- Sehat jasmani dan rohani
3. Menjaga Akal (Hifdz Aql)
- Setiap anggota keluarga memperoleh pendidikan yang layak
41
P3EI UII, Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), Hlm 6-7.
20
42
Ferry Effendi and Makhfudi, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori Dan Praktik
Dalam Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 2009), Hlm 161.
21
43
Linda Tondobala, “Pendekatan Untuk Menentukan Kawasan Rawan Bencana Di Pulau
Sulawesi” 3 (2011): Hlm 1-2.
22
44
Wignyo Adiyosono, Manajemen Bencana (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), Hlm 64-67.
45
Listya Endang Artiani, “Dampak Ekonomi Makro Bencana Interaksi Bencana Dan
Pembangunan Nasional” 1 (2011): Hlm 68.
46
Kartono Tjandra, Empat Bencana Geologi Yang Paling Mematikan (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2017), Hlm 14-15.
23
47
Aisyah Maya tara, “Strategi Penghidupan Masyarakat Pasca Bencana Alam Gempa
Bumi 30 September Di Kota Padang” 1 (2009): Hlm 226.
24
48
A.A Ketut Sri Chandrawati, Pasar Modern Tradisional Gaya Hidup Masyarakat
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali (Bali: STIA, 2010), Hlm 225.
25
اض ِّمى ُكمَۡۚ َو ََل َٰٓ َّ ىا ََل ت َۡأ ُكلُ َٰٓى ْا أَمۡ ٰ َىلَ ُكم بَ ۡيىَ ُكم ِب ۡٲل ٰبَ ِط ِل ِإ
َ َل أَن تَ ُك
ٖ ىن تِ ٰ َج َزةً َعه تَ َز ْ ُيه َءا َمى َ ٰيََٰٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ
٣٢ ان ِب ُكمۡ َر ِح ٗيما َّ ت َۡقتُلُ َٰٓى ْا أَوفُ َس ُكمَۡۚ ِإ َّن
َ ٱَّللَ َك
49
Alwi Musa Muzaiyin, “Perilaku Pedagang Muslim Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam
(Kasus Di Pasar Loak Jagalan Kediri)” 2 (Kediri): Hlm 76-81.
50
“Perdagangan Dalam Islam,” Hlm 20-31.
26
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu.51
Etika berdagang seorang muslim dalam perdagangan yaitu nilai-nilai
kejujuran dan adil. Menurut Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, beberapa
hal yang dilarang dalam perdagangan yaitu menjual sesuatu yang haram,
menjual barang yang masih samar, mempermainkan harga, menimbun harta,
mencampuri kebebasan pasar, mengurangi takaran dan timbangan, membeli
barang rampokan dan curian sama dengan perampas dan pencuri, riba,
menjual kredit dengan menaikkan harga. Aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam kegiatan perdagangan dalam Islam adalah tentang tatacara
dalam berdagang dan hal-hal yang dilarang dalam berdagang Islam.52
6. Pasar Tradisional
a. Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya teransaksi antara penjual pembeli secara langsung
dan ada proses tawar menawar, yang terdapat pula bangunan biasanya terdiri
dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa sayur-sayuran, lauk-pauk, buah-buahan,
kue-kue atau jajanan pasar dan lain-lain, selain itu ada pula yang menjual
pakaian, barang elektronik, jasa dan barang-barang lainnya. Pasar tradisional
harus tetap dijaga keberadaannya sebab pasar tradisonal adalah representasi
dari ekonomi rakyat, ekonomi kelas bawah, serta tempat bergantung para
pedagang skala kecil-menengah. Pasar tradisional merupakan tumpuan bagi
para petani, peternak, atau produsen lainnya selaku pemasok.53
51
Al-Qur’an Surah An-Nisa’ (4) ayat 29.
52
“Perdagangan Dalam Islam,” Hlm 20-31.
53
Sri Chandrawati, Pasar Modern Tradisional Gaya Hidup Masyarakat Kabupaten
Tabanan Provinsi Bali, Hlm 14.
27
54
Tulus Tambunan, Pasar Tradisional Dan Peran UMKM (Bogor: IPB Press, 2020), Hlm
23-24.
28
telah ada yang meneliti baik itu ditijau dari aspek yang sama menggunakan
metode yang sama dan mengambil lokasi yang sama, serta apakah ada relevan
dengan peneliti yang akan diteliti, agar tidak terjadi pengulangan. Adapun judul
peneliti adalah Analisis tingkat pendapatan pedagang pada masa pandemi Covid-
19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin. Dibawah ini ada beberapa
hasil peneliti yang sama memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
dan Tahun
55
Cristina Purbawati And Latihifah Nurul Hidayah, “Dampak Social Distancing Terhadap
Kesejahteraan Pedagang Di Pasar Tradisional Kartasura Pada Era Pandemi Korona” Vol. 4 Nomor
2, (Agustus 2020).
29
56
Lailatus Sa’adah and Khothibul Umam, “Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan
Pedagang (Studi Kasus Di Pasar Peterongan Jombang)” Vol. 14 No. 1 (June 2021).
30
57
Sinaga and Romauli Purba, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-19) Terhadap
Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional" Pajak Pagi Pasar V" Padang Bulan.” Vol.2/No.
02/Oktober 2020
31
58
Andika and Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Pedagang Mikro Pada
Pasar Tradisional.” Vol. 1, No.1 (2020)
32
59
Claudya Levirisma panjaitan and Theodora katiandagho, “Analisis Pendapatan
Pedagang Sayur Sebelum Dan Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar Lakessi Kota Parepare
Sulawesi Selatan.” Vol. 2, No. 4 (January 2021).
33
34
35
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data sekunder dikenal juga
sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat digunakan
oleh penelitian. Dalam penelitian ini adalah data pendukung yang diambil
darikantor lurah pasar Rantau Panjang dan kepala pasar Rantau Panjang, yaitu
berupa dokumen-dokumen laporan tentang pasar, atau jumlah pedagang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara
mengumpulkan data dapat menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.60
a. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan
mengikuti memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti
dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Observasi yaitu suatu proses
melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu.61
Penelitian ini peneliti akan menggunakan instrumen pengumpulan data
observasi langsung. Observasi langsung yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung mengenai tingkat pendapatan pedagang pada masa pandemi Covid-
19. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak dari Covid-19
terhadap tingkat pendapatan pedagang di pasar Rantau Panjang Kec Tabir
Kab Merangin.
b. Wawancara
Wawancara dalam pendekatan kualitatif bersifat mendalam. Wawancara
dan observasi bisa dilakukan secara bersamaan. Wawancara dapat digunakan
untuk menggali lebih dalam dari data yang diperoleh dari observasi. Dengan
demikian tidak ada informasi yang terputus, antara yang dilihat dengan yang
didengar serta dicatat. Wawancara mendalam, suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan informasi yang
60
Nor Juliansyah, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Pajar Interpratama, n.d.), Hlm 138.
61
Haris Hardiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta
Selatan: Salemba Humanika, 2010), Hlm 131.
36
62
Rully Indrawan and Poppy Waniwati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
Campuran Manajemen, Pembangunan, Dan Pendidikan (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014),
Hlm 136.
37
63
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, 2015), Hlm 93-94.
64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Data R&D (Bandung: CV.
Alfabeta, 2013), Hlm 244.
65
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Ekonomi, Kebijakan Publik Dan Ilmu Social
Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Hlm 205.
66
Bungin, Hlm 359.
39
3. Analisis komponensial
Analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perpedaan
atau yang kontras, data dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
yang selektif. Ada delapan langkah dalam analisis komponen ini yaitu:
a. Memilih domain yang akan dianalisis.
b. Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan.
c. Menyiapkan lembar paradigma.
d. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai.
e. Menggambungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu.
f. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada.
g. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data.
h. Menyiapkan paradigma lengkap.67
4. Analisis Tema Kultural
Analisis tema kultural adalah analisis dengan memahami gejala gejala
yang khas dari analisis sebelumnya. Pada tahap ini yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Membaca secara cermat keseluruhan catatan penting.
b. Memberikan kode pada topic topic penting.
c. Menyusun tipologi.
d. Membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks
penelitian.68
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber dalam penelitian ini dapat dicapai dengan jalan yaitu sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan orang secara pribadi.
67
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Data R&D, Hlm 221.
68
Wiranata Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2001), Hlm 337.
40
69
Lexy J Meleong, Metologi Penelitan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004),
Hlm 332.
BAB IV
70
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 April 2021
71
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 April 2021
41
42
72
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
73
Dukumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
74
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
43
Tabel 4.3 menjelaskan jarak antar Desa ke Ibukota Kecamatan Tabir. Desa
Lupuk Napal menuju ibukota kecamatan Tabir dengan jarak 13 km merupakan
yang terjauh dari ibukota kecamatan Tabir. Sedangkan Kelurahan Pasar Rantau
Panjang merupakan yang terdekat karena berada di pusat kota kecamatan Tabir.
75
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
44
Tabel 4.4
Banyaknya Pasar Menurut Jenis Dirinci Per-Desa di Kecamatan tabir.76
NNo. Desa Jenis Pasar
Permanen Tidak Permanen
1. Kelurahan Mampun - -
2. Kelurahan Kampung Baruh - -
3. Kelurahan Pasar Rantau Panjang 1 -
4. Seling - -
5. Kandang - -
6. Koto Rayo - -
7. Kelurahan Dusun Baru - -
8. Beluran Panjang - 1
9. Tanjung Ilir - -
10. Lubuk Napal - -
76
Dokumentasi lurah pasar Rantau Panjang 11 Apri 2021
77
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
45
78
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
46
Minang 13%.
c. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Tabir pada umumnya adalah
bertani di sawah dan bercocok tanam diladang yang biasa disebut dengan
umo untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang berkaitan dengan
kebutuhan pangan. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya
masyarakat di Kecamatan Tabir pedagang, berdagang, berkebun karet,dan
sawit, serta mendulang emas di sungai-sungai yang ada di sekitar
perkampungan.79
d. Sistem Agama
Penduduk di Kecamatan Tabir mayoritas memeluk agama Islam. Jadi hal
ini dapat dilihat dari tempat ibadah yaitu masjid sebanyak 18 masjid dan 66
mushola. Kegiatan disana tidak hanya untuk tempat beribadah saja, tapi
masjid dan mushola juga digunakan buat anak-anak belajar mengaji/membaca
Al-Qur’an.
Tabel 4.7
Banyaknya Masjid dan Mushola di Kecamatan Tabir 80
No. Desa Masjid Mushola Gereja Pura Whara
1. Kel. Mampun 3 9 - - -
2. Kel. Kampung Baruh 1 14 - - -
3. Kel. Pasar Rantau Panjang 3 4 - - -
4. Seling 2 4 - - -
5. Kandang 1 3 - - -
6. Koto Rayo 3 3 - - -
7. Kel. Dusun Baru 1 19 - - -
8. Beluran Panjang 1 2 - - -
9. Tanjung Ilir 1 3 - - -
10. Lubuk Napal 1 3 - - -
79
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
80
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 April 2021.
47
Dari penjelasan bapak Mutar dapat disimpulkan bahwa keadaan pasar Rantau
Panjang sudah cukup baik, lokasi tempat yang luas dari pada pasar yang dulu,
sarananya masih kurang baik karena atap kios tempat pedagang ada yang bocor,
dan wc umum tidak layak, jalan yang licin ini membuat pedagang dan para
pembeli tidak nyaman.
Adapun wawancara peneliti dengan salah satu pedagang ikan di pasar Rantau
81
Observasi di Pasar Rantau Panjang Tabir pada tanggal 12 April 2021.
82
Wawancara dengan bapak Mutar masyarakat Rantau Panjang, pada tanggal 14 April
2021
48
84
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 Apriil 2021
50
SEKRETARIS BENDAHARA
FITRIANI MARNITA
KEAMANAN RETREBUSI
HENDRO HIDAYAT FATMA WATI
IRWANDI SALMAH RASYID
UMI KALSUM
PARKIR
SIDIN
BUYUNG
BUJIN
SARI
85
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada tanggal 11 April 2021
51
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti terlebih dahulu memaparkan
pelaksanaan penelitian yang di awali dengan survei ke lokasi penelitian dan
menentukan subjek yang akan dijadikan informan. Peneliti mewawancarai
informan sebagai dasar bahwa informasi dan data yang diambil dapat
dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan sasaran penelitian. Selanjutnya
peneliti melakukan pendekatan kepada setiap subjek yang telah ditentukan sebagai
informan sebelum melakukan wawancara agar wawancara dapat berjalan dengan
baik dan sesuai harapan.
Berdasarkan observasi, peneliti mengamati hal-hal yang terjadi dilapangan,
yaitu peneliti melihat pasar tradisional Rantau Panjang sangat sepi, barang
dagangan pedagang banyak tidak habis terjual, dan terjadi perubahan waktu pada
pedagang yang berjualan, sebelum pandemi Covid-19 pedagang yang berjualan
dari pagi sampai sore, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 banyak pedagang
hanya berjualan dari pagi sampai habis zuhur saja, disebabkan pasar sangat sepi
apalagi pada waktu habis zuhur, Maka peneliti menemukan beberapa hal yang
penting terkait Analisis tingkat pendapatan pedagang pada masa Covid-19 di
pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada pendapatan pedagang yang
menyebabkan ada sebagian pedagang yang tutup/gulung tikar. Berikut grafik
jumlah pedagang tetap di pasar Rantau Panjang sebelum dan pada masa pandemi
Covid-19.
52
Grafik 4.1
Data Jumlah Pedagang Tetap di Pasar Rantau Panjang
80 75
67
70
60
50
40 35
30 Sebelum Covid-19
30
20 Pada Masa Covid-19
10
0
Pedagang
Perempuan Pedagang Laki-Laki
86
Wawancara Langsung Dengan Kepala Pasar Rantau Panjang Tanggal 6-10 April 2021.
87
Wawancara Dengan Ibuk Jawariah Pedagang Sayur Di Pasar Rantau Panjang Tanggal
20 April 2021
53
88
Wawancara Dengan Ibuk Sindi Pedagang Buah-Buawan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 2 Mei 2021
89
Wawancara Dengan Bapak Mustafa Pedagang Sembako Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 28 April 2021
90
Wawancara Dengan Ibuk Santi Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 3 Mei 2021
91
Wawancara Dengan Bapak Wawan Pedagang Bakso Di Pasar Rantau Panjang Tanggal
16 Mei 2021
54
92
Wawancara Dengan Ibuk Ida Pedagang Ayam Potong Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 6 Mei 2021
93
Wawancara Dengan Pedagang Sayur Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 17-25 April
2021
55
94
Wawancara Dengan Pedagang Sembako Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 26-30
April 2021
95
Wawancara Dengan Pedagang Buah Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 1-3 Mei
2021.
56
Tabel 4.12
Pendapatan Perhari Pedagang Ikan Sebelum dan Pada Masa Covid-19
No. Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
Pedagang Perhari Sebelum Perhari Pada Penurunan
Ikan Covid-19 Masa Covid- Pendapatan
19
1. Haminah Rp. 400.000 Rp. 200.000 Menurun 50%
(menjual ikan
lele, patin, nila,
mas)
2. Ipah (menjual Rp. 380.000 Rp. 180.000 Menurun 52%
ikan patin, lele,
nila, mas)
3. Roinah Rp. 300.000 Rp. 160.000 Menurun 46%
(menjual ikan
laut)
4. Herman Rp. 330.000 Rp. 170.000 Menurun 48%.97
(menjual ikan
laut)
96
Wawancara Pedagang Ayam Potong Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 4-7 Mei
2021
97
Wawancara Dengan Pedagang Ikan Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 8-13 Mei
2021.
57
berikut :
Tabel. 4.13
Pendapatan Perhari Pedagang Makanan pada Masa Covid-19
Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
No. Pedagang Perhari Perhari Pada Penurunan
Sebelum Masa Covid-19 Pendapatan
Covid-19
1. Ajo ( menjual Rp. 270.000 Rp. 130.000 Menurun 51%
Sate)
2. Dedek Rp. 250.000 Rp. 110.000 Menurun 56%
(Menjual Sate)
3. Wawan, Rp.300.000 Rp. 150.000 Menurun 50%
(menjual
bakso, mie
ayam)
4. Bejo (bakso, Rp. 330.000 Rp. 160.000 Menurun 51%
mie ayam)
5. Marisah Rp. 200.000 Rp. 120.000 Menurun 40%
(Menjual
kelontong)
6. Lina (menjual Rp. 140.000 Rp. 60.000 Menurun
kue) 57%.98
98
Wawancara Dengan Pedagang Makanan Pada Tanggal 14-17 Mei 2021.
99
Wawanacra Dengan Bapak Gusnadi Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 3 Mei 2021
58
100
Wawancara Dengan Ibuk Rana Pedagang Ayam Potong Di Pasar Rantau panjang
Tanggal 6 Mei 2021
101
Wawancara Dengan Ibuk Lina Pedagang Kue Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 17
Mei 2021
102
Wawancara Dengan Saripah Pedagang Sayur Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 23
April 2021
103
Wawancara Dengan Bapak Gusnadi Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 3 Mei 2021
59
b. Banyaknya Persaing
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Bejo pedagang bakso di
pasar Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi covid-19 ini selain pasar yang sepi, daya beli masyarakat
berkurang, juga disebabkan oleh banyaknya pesaing”.104
104
Wawancara Dengan Bapak Bejo Pedagang Bakso Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 23
April
105
Wawancara Dengan Bapak Herman Pedagang Ikan Di Pasar Rantau Panjang Tanggal
11 Mei 2021
106
Wawancara Dengan Ibuk Roinah Pedagang Ikan Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 10
Mei 2021
60
107
Wawancara Dengan Ibuk Rani Selaku Pedagang Sayur, Tanggal 17 April 2021
108
Wawancara Dengan Ibuk Mujirah Selaku Pedagang Sayur, Tanggal 19 April 2021
109
Wawancara dengan Bapak Fajri Selaku Pedagang sembako, Tanggal 26 April 2021
110
Wawancara dengan Bapak Ucok Selaku Pedagang Buah, Tanggal 1 Mei 2021
61
Hal yang sama juga dikatakan ibuk Mia pedagang ayam potong di
pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 saya selalu mendapatkan keuntungan
setiap harinya, modal tercukupi, bahkan saya bisa menabung, Namun
sejak adanya pandemi jangankan untuk mendapatakan keuntungan,
untuk modal saja tidak cukup, dan saya juga terpaksa meminjam
kepada keluarga saya untuk tambahan modal”.116
114
Wawancara dengan Ibuk Sabiyah Selaku Pedagang Sayur, Tanggal 18 April 2021
115
Wawancara dengan Bapak Dedek selaku Pedagang Sate, Tanggal 15 Mei 2021
116
Wawancara dengan Ibuk Mia selaku Pedagang Ayam Potong, Tanggal 5 Mei 2021
63
c. Berkurangnya Aset
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Mustafa pedagang sembako di
pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya sangat stabil, keuntungan
yang saya dapatkan lumayan, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19
pendapatan saya menurun drastis, tabungan selama saya berjualan juga
terkuras habis, sehingga saya sampai menjual ruko saya yang satunya,
karena tidak ada yang menyewa ruko saya, tidak ada tambahan
pendapatan saya, akhirnya saya jual ruko tersebut, untuk tambahan
modal, dan untuk biaya anak sekolah”.117
117
Wawancara dengan Bapak Mustofa selaku Pedagang Sembako, Tanggal 27 April 2021
118
Wawancara dengan Ibuk Hamidah selaku Pedagang Ayam Potong, Tanggal 6 Mei
2021
119
Wawancara dengan Ibuk Mujirah selaku Pedagang Sayur, Tanggal 19 April 2021
64
120
Musa Muzaiyin, “Perilaku Pedagang Muslim Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam
(Kasus Di Pasar Loak Jagalan Kediri),” Hlm 76-81.
121
Cristina Purbawati And Latihifah Nurul Hidayah, “Dampak Social Distancing
Terhadap Kesejahteraan Pedagang Di Pasar Tradisional Kartasura Pada Era Pandemi Korona” 4
(2020): Hlm 7.
122
Andika and Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap PendapatanPedagang Mikro Pada
Pasar Tradisional,” Hlm 21.
66
diartikan adalah sebagai hasil uang atau keuntungan materi lainnya yang timbul
dari pemakaian kekayaan atau jasa-jasa man usia.123 Dalam arti ekonomi,
pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa
gaji/upah, sewa serta keuntungan. 124 Pendapatan adalah salah satu tolak ukur
kesejahteraan, kesejahteraan pedagang dapat dilihat dari berapa besar pendapatan
yang diperoleh. Semakin besar pendapatan yang diperoleh para pedagang
keuntungan yang didapatkan tinggi, mengakibatkan kesejahteraan para pedagang
semakin hari semakin meningkat.125
Kesejahteraan pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang jika dikaitkan
dengan teori need milik Abraham Maslow dalam Aprianto maka pedagang di
pasar tradisional Rantau Panjang pada masa pandemi Covid-19 belum sejahtera.
Menurut Abraham Maslow kesejahteraan memiliki beberapa tahap diantaranya;
pertama terpenuhi kebutuhan pokok, kedua kebutuhan keamanan, ketiga
kebutuhan sosial, keempat kebutuhan akan diakui, kelima kebutuhan aktualisasi
diri.126 Berdasarkan tahapan tersebut rata-rata pedagang di pasar tradisional
Rantau Panjang baru memenuhi tahap keempat, Akan tetapi, untuk tahap pertama,
kedua, ketiga, dan tahap kelima pedagang di pasar tradisional belum dapat
memebuhi kebutuhan tersebut sehingga dalam hal pedagang di pasar tradisional
Rantau Panjang tidak sejahtera pada masa Covid-19.
Dalam ekonomi Islam ada tiga aspek dari fungsi kesejahteraan dikemukakan
oleh Al-Gazali dalam buku Adi warman Al-Karim yang meliputi: kebutuhan
pokok (dharuriyat), kebahagiaan atau kenyamanan (hajiyat), dan kemewahan
(tahsiniyat).127 Jika dikaitkan dengan temuan peneliti dilapangan bahwa
pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang tidak sejahtera, karena kebutuhan
pokok tidak terpenuhi, maka tidak terciptanya kemewahan, tidak ada kebahagian
123
Mutmainah, Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patorani, Hlm 25-26.
124
Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2, Hlm 130.
125
Christi Mei Wulandari, “Analisis Pendapatan Pedagang Pasar Baru Kencong
Kabupaten Jember” 1 (2017): Hlm 2.
126
Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Dalam Perspektif
Ekonomi Islam,” Hlm 239.
127
A Karim, Ekonomi Mikro Islam, Hlm 87-88.
67
dan kenyamanan, justru pedagang merasa khawatir dan ketakutan pada masa
Covid-19.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Analisis
Tingkat Pendapatan Pedagang pada Masa Pandemi Covid-19 di Pasar Rantau
Panjang Kec Tabir Kab Merangin, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
jawaban rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pendapatan pedagang di pasar Rantau Panjang sebelum pandemi Covid-
19 sangat stabil/normal bahkan sering mengalami peningkatan, tetapi
sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan pedagang menurun drastis
hingga mencapai 50% bahkan lebih, diantaranya pendapatan pedagang
sebelum dan pada masa pandemi Covid-19, pendapatan salah satu
pedagang sayur sebelum masa pandemi Covid-19 yaitu Rp. 180.000,- dan
pendapatan pada masa pandemi Covid-19 yaitu Rp. 60.000. selain
pedagang sayur, pedagang ayam potong mengalami penurunan
pendapatan pada masa pandemi Covid-19, pendapatan sebelum pandemi
yaitu 400.000,- dan pendapatan pada masa pandemi Rp. 130.000.
Menurunnya jumlah pendapatan juga dirasakan pedagang di pasar
tradisional Rantau Panjang lainnya seperti pedagang sembako, pedagang
ikan, pedagang buah, dan pedagang makanan.
2. Faktor yang menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis pada
masa pandemi Covid-19 yaitu disebabkan oleh pasar menjadi sepi, daya
beli masyarakat menurun, barang dagangan pedagang banyak tidak habis
terjual, dan banyaknya pesaing yang menjual barang dagangan yang
sama.
3. Dampak penurunan pendapatan pada masa Covid-19 terhadap
kesejahteraan pedagang muslim di pasar tradisional Rantau Panjang,
menyebabkan pedagang tidak sejahtera pada masa Covid-19, kebutuhan
sehari-hari pedagang tidak tercukupi, modal pedagang berkurang, asset
sebagian pedagang berkurang, banyak terjual.
68
69
B. Implikasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan dalam penelitian Analisis Tingkat
Pendapatan Pedagang pada Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar Rantau Panjang
Kec Tabir Kab Merangin, peneliti melihat ada beberapa hal yang harus di
perhatikan oleh pemerintah mengenai kondisi kesejahteraan pedagang yang
berjualan, dampak apa yang mereka rasakan berjualan di selama pandemi Covid-
19 ini, karena peran pedagang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian.
C. Saran
1. Bagi pihak pemerintah diharapkan lebih memperhatikan lagi peran
UMKM terhadap perekononian, dan pemerintah bisa membentuk suatu
kebijakan terkait kondisi pedagang saat ini, terutama bagi pedagang yang
terdampak pandemi Covid-19.
2. Bagi pihak pengelola pasar agar lebih memperhatikan keamanan pasar,
dan kebersihan pasar agar pembeli tidak segan untuk belanja di pasar
tradisional
3. Bagi para pedagang agar lebih meningkatkan lagi upaya untuk
meningkatkan pendapatan apalagi pada saat pandemi Covid-19 ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian
pada faktor-faktor lain tidak hanya pada dampak penurunan pendapatan
pada masa Covid-19 saja, tapi ditambahkan faktor lainnya yang sesuai
dan yang tidak dijelaskan di penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Qur’an
Al-Qur’an, Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan
Terjemahannya, (Bandung : CV-Penerbit J-ART, 2004)
B. Literatur
A Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2014.
Adiyosono, Wignyo. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.
Effendi, Ferry, and Makhfudi. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori Dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama,
2018.
J Meleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, n.d.
Kuontoro, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta:
PT PPM, 2004.
Mankiw, Gregory. Pengantar Ekonomi Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2000.
Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patoroni. Makasar: CV. Inti Mediatama,
2018.
Notowidagdo, Rohiman. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Jakarta: AMZAH,
2016.
P3EI UII. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015.
Rivai, Veithzal, and Komala. Ekonomi Syariah Konsep Praktek Dan Penguatan
Kelembagaan. Semarang: Pustakan Rizki, 2009.
Satori, Djam’an, and Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2020.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sutrisno, Adi, and Said Usman dkk. Pengantar Sosial Ekonomi Dan Budaya
Kawasan Perbatasan. Malang: Inteligensia Media, 2020.
Syahata, Husein. Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta: Akbar Media
Eka sarana, 2021.
Tambunan, Tulus. Pasar Tradisional Dan Peran UMKM. Bogor: IPB Press, 2020.
Tjandra, Kartono. Empat Bencana Geologi Yang Paling Mematikan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2017.
Sri Chandrawati, A.A Ketut. Pasar Modern Tradisional Gaya Hidup Masyarakat
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Bali: STIA, 2010.
Usman Ismail, Asep. Al-Quran Dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan
Pembangunan Paradigma Sosial Islam Yang Berkeadilan Dan
Berkesejahteraan. Tanggerang: Lentera Hati, 2012.
C. Jurnal
A. Wawancara
1. Pedagang Muslim Di Pasar Tradisional Rantau Panjang
a. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan pedagang
di pasar tradisional Rantau Panjang ?
b. Apa saja kendala bapak/ibu berjualan pada masa pandemi Covid-19 ?
c. Berapa pendapatan bapak/ibu per-hari sebelum masa pandemi Covid-
19 ?
d. Berapa pendapatan bapak/ibu per-hari pada masa pandemi Covid-19 ?
e. Apa saja faktor yang menyebabkan pendapatan bapak/ibu menurun pada
masa pandemi Covid-19 ?
f. Bagaimana dampak penurunan pendapatan pada masa pandemi Covid-19
terhadap kesejahteraan bapak/ibuk ?
g. Apa saja faktor yang membuat bapak/ibu tetap bertahan berjualan pada
masa pandemi Covid-19 meskipun pendapatan mengalami penurunan?
h. Apa saja upaya yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan pendapatan
pada masa pandemi Covid-19 ?
i. Apakah dengan menurunnya pendapatan bapak/ibuk berjualan selama
pandemi Covid-19 menyebabkan kesejahteraan bapak terganggu ?
2. Kepala pasar tradisional Rantau Panjang ?
a. Bagaiman kondisi pasar tradisional Rantau Panjang saat ini ?
b. Berapa jumlah pedagang sebelum pandemi Covid-19 ?
c. Berapa jumlah pedagang yang tetap beroperasional selama masa pandemi
Covid-19 ?
d. Berapa jumlah pedagang yang tutup sejak pandemi Covid-19 ?
e. Apakah bapak tau alasan pedagang yang tutup sejak masa pandemi
Covid-19 ?
B. Observasi
1. Mengamati kondisi pasar tradisional Rantau Panjang
2. Mengamati kondisi pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang
3. Mengamati pedagang yang berjualan selama masa pandemi Covid-19
4. Mengamati barang dagangan pedagang di pasar tradisional Rantau
Panjang
5. Mengamati jam operasional pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang
6. Mengamati dan mendengar keluhan pedagang di pasar Rantau Panjang
C. Dokumentasi
1. Dokumentasi dengan lurah pasar Rantau Panjang
2. Dokumentasi dengan kepala pasar Rantau Panjang
3. Dokumentasi ketika peneliti melakukan wawancara dengan narasumber
4. Dokumentasi lokasi penelitian
Lampiran 2
Lokasi Penelitian
Dukumentasi dengan
Dokumentasi dengan
B. Riwayat Pendidikan