Anda di halaman 1dari 99

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG PADA

MASA PANDEMI COVID-19 DI PASAR RANTAU PANJANG


KECAMATAN TABIR KABUPATEN MERANGIN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih


Gelar Sarjana Strata Satu

HALAN JUDUL

OLEH :
RAMANI
NIM : 501171723

Pembimbing :
Dr. A. A. Miftah, M.Ag
M. Yunus, M.Si

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
i
ii
MOTTO

Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sma suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang Kepadamu.1

1
QS. An-Nisa’ (4): 29.

iii
MOTTO

Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sma suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang Kepadamu.2

2
QS. An-Nisa’ (4): 29.

iv
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin
Rasa syukur yang mendalam atas karunia Allah SWT karena berkat-nya lah saya
dapat menyelesaikan skripsi saya dengan baik. Shalawat beriring salam semoga
selalu tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Karya tulis ini ku persembahkan kepada :
Ibu tersayang Zainab
&
Bapak tersayang Abu Kasim

Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada Ibu dan Bapak yang telah
memberikan kasih sayang yang tiada henti-hentinya, selalu bekerja keras tanpa
mengenal lelah untuk pendidikan saya, selalu memberikan doa, semangat dan
motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Yang tidak
mungkin dapat saya balas hanya dengan selembar kertas yang bertulis kata
persembahan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan nikmat kesehatan jasmani
maupun rohani, rezeki dan kesejahteraan. Saya juga berterima kasih kepada kakak
saya jasman dan adik-adik saya Empi Susilawati dan Saidina Ali yang sudah
banyak membantu perjalanan saya selama menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih untuk guru-guru dan dosen-dosen yang telah ikhlas memberikan
saya banyak ilmu terutama Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku pembimbing I
dan Bapak M. Yunus, M.Si selaku pembimbing II karena dengan adanya Bapak
dan Ibu maka skripsi saya berjalan dengan lancar serta selalu sabar dalam
membimbing dan memberikan arahan untuk saya.
Tak lupa pula terima kasih saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya yaitu
Rahmat Setiawan, yang selalu ada dalam memberikan bantuan dibidang
akademisi mulai dari awal kuliah sampai terciptanya skripsi ini.

v
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan pedagang pada masa
pandemi Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin. Sebagaimana tujuan diantaranya adalah dampak dari pandemi Covid-
19 yang menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis. Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan
melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil
kesimpulan sebagai berikut : (1) Pendapatan pedagang di pasar Rantau Panjang
seebelum pandemi Covid-19 sangat stabil/normal bahkan sering mengalami
peningkatan, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 penadapatan pedagang
menurun drastis hingga mencapai 50% bahkan lebih. (2) Faktor yang
menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis pada masa pandemi Covid-
19 yaitu disebabakan oleh pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat menurun,
barang dagangan pedagang banyak tidak habis terjual, dan banyaknya pesaing
yang menjual barang dagangan yang sama. (3) Dampak penurunan pendapatan
pada masa Covid-19 terhadap kesejahteraan pedagang muslim di pasar tradisional
Rantau Panjang, menyebabkan pedagang tidak sejahtera pada masa Covid-19,
kebutuhan sehari-hari pedagang tidak tercukupi, modal pedagang berkurang, asset
sebagian pedagang berkurang, banyak terjual. Pada masa pandemi Covid-19
pedagang muslim di pasar Rantau Panjang tidak sejahtera.

Kata Kunci : Kesejahteraan, Pendapatan, Pedagang.

vi
ABSTRACT

This thesis aims to determine the welfare of raders during the Covid-19 pandemic
at the Rantau Panjang market, Tabir District, Merangin Regency. One of the goals
is the impact of the Covid-19 pandemic which has caused traders' income to drop
dramatically. This study uses a qualitative approach with data collection methods
by conducting observations, interviews, documentation, and drawing conclusions.
The conclusions are as follows: (1) The income of traders at the Rantau Panjang
market before the Covid-19 pandemic was very stable/normal and even often
increased, but since the Covid-19 pandemic the income of traders has decreased
drastically to reach 50% or more. (2) Factors that caused the income of traders to
decrease drastically during the Covid-19 pandemic, namely because the market
was quiet, people's purchasing power decreased, a lot of traders' merchandise was
not sold out, and there were many competitors selling the same merchandise. (3)
The impact of the decline in income during the Covid-19 period on the welfare of
Muslim traders in the Rantau Panjang traditional market, causing traders to be not
prosperous during the Covid-19 period, traders' daily needs are not fulfilled,
traders' capital is reduced, assets of some traders are reduced, many are sold .
During the Covid-19 pandemic, Muslim traders at the Rantau Panjang market
were not prosperous.

Keywords : Income, Weel Being, Traders.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah


SWT atas Rahmat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang pada Masa Pandemi covid-19
di Pasar Rantau Panjang Kecamatan tabir Kabupaten”. Shalawat beriringan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta para sahabat, keluarga
dan umatnya sepanjang zaman. Aamiin ya rabbal’alamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan segala pihak,
pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, S.E., M.E.I selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr.
As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum,
S.Ag., MA selaku Wakil Rektor III.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Rafidah, S.E., M.E.I selaku Wakil Dekan I, Ibu Titin Agustin
Nengsih, S.Si., M.Si., Ph.D Selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. Sucipto,
MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan thaha saifuddin Jambi.
5. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si selaku ketua Program Studi dan Bapak
M. Yunus, M.Si selaku Seketaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Pembimbing I Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, dan pembimbing II Bpak M.
Yunus, M.Si terimakasih atas arahan dan bimbinganya semoga Allah
senantiasa membalas kebaikan bapak.
7. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan materi perkuliahan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

viii
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari banwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, apabila terdapat kesalahan, mohon dimaafkan. Sangat diharapkan kritik
dan saran yang membangun supaya bisa menjadi catatan untuk kedepan yang
lebih baik.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin Ya Rabbal’Alamin

Jambi, 26 Agustus 2021


Penulis

Ramani
NIM.501171723

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


SURAT PERNYATAAN .........................................................................................ii
NOTA DINAS ...........................................................................................................iii
MOTTO ....................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN .....................................................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN ..........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................7
C. Batasan Masalah.............................................................................................7
D. Rumusan Masalah ..........................................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................7
F. Mamfaat Penelitian ........................................................................................8
G. Sistematika Penulisan.....................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELAVAN .......................................10
A. Kajian Pustaka ................................................................................................10
1. Teori Pendapatan......................................................................................10
2. Konsep Kesejahteraan ..............................................................................13
3. Konsep Kesejahteraan dalam Islam .........................................................16
4. Dampak Bencana Terhadap Perekonomian .............................................19
5. Teori Pedagang.........................................................................................22
6. Pasar Tradisional ......................................................................................25
B. Studi Relevan .................................................................................................26

x
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................33
A. Objek Penelitian .............................................................................................33
B. Metode Penelitian...........................................................................................34
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................34
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................35
E. Metode Analisis Data .....................................................................................36
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................39
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........................................................39
1. Sejarah Pasar Rantau Panjang ..................................................................39
2. Letak Geografis Pasar Rantau Panjang ....................................................39
3. Keadaan Penduduk, Agama, dan Mata Pencarian ...................................42
4. Kondisi Pasar Rantau Panjang .................................................................45
5. Visi dan Misi Pasar Rantau Panjang ........................................................47
6. Struktur Pasar Rantau Panjang .................................................................48
B. Hasil Penelitian ..............................................................................................49
1. Pendapatan Pedagang Sebelum dan pada Masa Pandemi Covid-19 di
Pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin......................................54
2. Faktor Penyebab Menurunnya Pendapatan Pedagang di Pasar Rantau
Panjang Kec Tabir Kab Merangin............................................................58
3. Dampak Penurunan Pendapatan pada Masa Covid-19 Terhadap
Kesejahteraan Pedagang di Pasar Rantau Panjang Kec Tabir kab
merangin...................................................................................................62
C. Pembahasan ....................................................................................................64
BAB V PENUTUP ....................................................................................................68
A. Kesimpulan ....................................................................................................68
B. Implikasi.........................................................................................................68
C. Saran...............................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Studi Relevan .....................................................................................26


Tabel 3.1 Identitas Narasumber ..........................................................................36
Tabel 4.1 Batas-batas wilayah Kecamatan Tabir ................................................39
Tabel 4.2 Batas-batas wilayah Kelurahan Pasar Rantau Panjang .......................39
Tabel 4.3 Jarak Antar Desa Ke Ibukota Kecamatan Tabir..................................40
Tabel 4.4 Banyaknya Pasar Menurut Jenis Dirinci Per-Desa di Kecamatan
tabir .....................................................................................................41
Tabel 4.5 Keadaan penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin ........41
Tabel 4.6 Daftar Suku .........................................................................................43
Tabel 4.7 Banyaknya Masjid, Mushola di Kecamatan Tabir ..............................44
Tabel 4.8 Pendapatan Per Hari Pedagang Sayur Sebelum dan Pada Masa
Pandemi covid-19 ...............................................................................49
Tabel 4.9 Pendapatan Per hari Pedagang Sembako Sebelum dan Pada Masa
Pandemi Covid-19 ..............................................................................50
Tabel 4.10 Pendapatan Perhari Pedagang Buah-Buahan Sebelum dan Pada
Masa Covid-19 ...................................................................................51
Tabel 4.11 Pendapatan Perhari Pedagang Ayam Potong Sebelum dan Pada
Masa Covid-19 ...................................................................................51
Tabe 4.12 Pendapatan Per-Hari Pedagang Ikan Sebelum dan Pada Masa
Covid-9 ............................................................................................... 52
Tabel 4 .13 Pendapatan Perhari Pedagang Makanan pada Masa Covid-19 ...........52

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Pedagang Sebelum dan Pada Masa pandemi Covid-19 .................. 4

Gambar 1.2 Pendapatan pedagang sebelum dan pada pandemi Covid-19 ...................... 5

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ..................................................................................... 47

Gambar 4.1 Jumlah Pedagang Sebelum dan Pada Masa Pandemi Covid-19 .................. 49

xiii
DAFTAR SINGKATAN

COVID-19 : Coronavirus Disease 2019


Kemenkop UKM : Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah
UMKM : Usaha Mikro Kecil Menengah
PSBB : Pembatasan Sosial Bersekala Besar
PPKM : Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehidupan manusia tidak terlepas dari aspek ekonomi dimana kebutuhan itu
selalu bertambah dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan hidup manusia
termasuk pada masa pandemi Covid-19.3 Covid-19 atau yang lebih dikenal
sebagai Virus Corona telah menjadi perhatian publik sejak kemunculannya
terdeteksi di Tiongkok pertama kali di awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan
jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara,
termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 terbukti telah memberikan tekanan pada
kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia sejak akhir tahun 2019. Dampak ekonomi
ini berdampak luas di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian masing-masing
daerah terancam. Pandemi covid-19 memberikan dampak luar biasa pada sektor-
sektor seperti kinerja perdagangan, nilai tukar, aktivitas bisnis akan mengalami
penurunan drastis.4
Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan berkurangnya pasokan tenaga
kerja, pengangguran, berkurangnya penghasilan, meningkatnya biaya melakukan
bisnis di setiap sektor (termasuk gangguan jaringan produksi di setiap sektor),
pengurangan konsumsi karena pergeseran preferensi konsumen atas setiap barang,
kerentanan masyarakat terhadap penyakit serta kerentanan terhadap perubahan
kondisi ekonomi. Pada masa pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh masyarakat
terkena dampak, terutama masyarakat golongan pendapatan menengah kebawah
dan pekerja harian, pedagang. Kelompok Masyarakat yang sebelumnya tidak
termasuk miskin akhirnya menjadi miskin karena disebabkan oleh pandemi
Covid-19.5 Ditengah wabah pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di Indonesia,
banyak dampak yang terjadi bagi perekonomian masyarakat Indonesia, terutama

3
Silpa Hanoatubun, “Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia” 2 (2020):
Hlm 147.
4
Erni Panca Kurniasih, “Dampak Pandemi Terhadap Penurunan Kesejahteraan
Masyarakat Kota Pontianak” 1 (2020): Hlm 277-281.
5
Garlans Sina, Hlm 240.
1
2

pedagang di pasar tradisional.6 Pendapatan masyarakat menurun drastis sejak


adanya covid-19, berpengaruh terhadap permintaan barang dan jasa di pasar
tradisional. Pelaku usaha pada pedagang mikro khususnya pada pasar tradisional
yang biasanya bisa memiliki pendapatan yang tinggi, setelah kemunculan covid-
19 kini menurun drastis.7 Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam
sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin
mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha
tersebut. Dalam ekonomi pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan yang dapat berupa gaji atau upah, sewa serta keuntungan. 8
Dalam mencapai suatu kesejahteran tersebut salah satunya dibutuhkan
kesempatan kerja yang mendukung dan adanya pemerataan pendapatan
dimasyarakat.9 Sedangkan pendapatan merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk meningkatkan kesejahteraan.
Masalah kesejahteran hingga kini masih terus menjadi pekerjaan rumah bagi
negara-negara yang ada di dunia, terutama yang terjadi di Indonesia. Masalah
kesejahteraan dari tahun ke tahun masih tetap bermasalah dalam hal menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini terjadi karena disebabkan beberapa faktor
diantaranya faktor ekonomi. Dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, yang
menjadi dasar bagi pembukaan negara Indonesia disebutkan bahwa salah satu
tugas pemerintah negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan
umum.10
Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung
pengertian dari bahasa sansekerta “Catera” yang berarti payung. Dalam konteks

6
Robert Sinaga and Melfrianti Romauli Purba, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-
19) Terhadap Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional" Pajak Pagi Pasar V" Padang
Bulan” Vol.2/No. 02/Oktober 2020 (2020): Hlm 38.
7
Rizki Andika and Sindi Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap PendapatanPedagang
Mikro Pada Pasar Tradisional” 1 (2020): Hlm 17.
8
Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2000), Hlm 130.
9
Muhammad Nurcholis, “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan
Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur Tahun
2008-2014” 12 (2014): Hlm 48-57.
10
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018), Hlm 1.
3

ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti “catera” (payung) adalah orang
yang sejahtera, orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman, tentram, baik lahir
maupun batin.11 Menurut M. Umer Chapra, Islam menganjurkan kesejahteraan
ekonomi melalui pemenuhan semua kebutuhan pokok manusia, menghapuskan
semua sumber utama kesulitan dan ketidaknyamanan (kemiskinan, pengangguran,
kesempatan kerja yang rendah, dan lain-lain), serta meningkatkan kualitas
kehidupan secara moral dan material.12
Menurut ajaran Islam kegiatan perdagangan harus mengikuti kaidah-kaidah
dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Aktivitas perdagangan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh agama
mempunyai nilai ibadah. Rasulullah SAW menerapkan nilai-nilai Islam dalam
berdagang, yakni nilai-nilai etika moral perdagangan, dimana perdagangan itu
harus selalu dilandasi saling percaya, dan memberikan keuntungan kepada kedua
belah pihak yang melakukan transaksi, kepercayaan (trust) muncul, apabila pada
prakteknya pedagang mampu menunjukkan kapasitas kejujurannya dalam praktik
perniagaan. Etika berdagang seorang muslim dalam perdagangan yaitu nilai-nilai
kejujuran dan adil. Menurut Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, beberapa hal
yang dilarang dalam perdagangan yaitu menjual sesuatu yang haram, menjual
barang yang masih samar, mempermainkan harga, menimbun harta, mencampuri
kebebasan pasar, mengurangi takaran dan timbangan, membeli barang rampokan
dan curian sama dengan perampas dan pencuri, riba, menjual kredit dengan
menaikkan harga. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
perdagangan dalam Islam adalah tentang tatacara dalam berdagang dan hal-hal
yang dilarang dalam berdagang. Semuanya itu harus selaras diterapkan dalam
praktek berdagang sesuai nilai-nilai Islam yang ada.13 Pasar merupakan pusat
perbelanjaan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama

11
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018),
Hlm 8.
12
Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017): Hlm. 239.
13
Windari, “Perdagangan Dalam Islam” 3 (2015): Hlm 20-31.
4

terhadap bahan pokok sehingga masih banyak yang bergantung pada keberadaan
pasar.14 Pandemi Covid-19 di Kabupaten Merangin bertambah menjadi 258 orang
yang dinyatakan terinfeksi. Total saat ini, kasus Covid 19 di Kabupaten Merangin
tembus diangka sebanyak 1.047 orang, dinyatakan sembuh sebanyak 744 orang,
dengan jumlah kematian sebanyak 45 orang. Hal ini seperti data yang dirilis oleh
juru bicara (jubir) gugus covid-19 Kabupaten Merangin, M. Arif. Dia mengatakan
jika kasus positif di Kabupaten Merangin kembali meningkat dalam pekan
terakhir ini. "Benar, kita Merangin ada penambahan kasus sebnyak dengan total
terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sepekan terakhir hingga kemarin mencapat 2
ratusan lebih yang tersebar di sejumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten
Merangin. Sebuah rekor tinggi penambahan untuk Merangin dari kasus
sebelumnya" ujar M. Arif.15
Meningkatnya kasus penyebaran pandemi Covid-19 di Kabupaten Merangin
berdampak pada sektor perekonomi masyarakat, salah satu nya sektor
Perdagangan di pasar tradisional. Pasar Rantau Panjang adalah salah satu Pasar
tradisional yang terdapat banyak pedagang dan pembeli, para pedagang menjual
bermacam-macam jenis barang yang di jual. Pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab
Merangin adalah salah satu pasar tradisional yang paling besar yang berada di
Kec Tabir.
Sejak adanya masa pandemi Covid-19 kegiatan perdagangan di pasar Rantau
Panjang mengalami perubahan kegiatan perdagangan, apalagi dikeluarkannya
kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), banyak usaha yang terpaksa
harus tutup karena mengalami kerugian, pendapatan pedagang yang jauh
menurun, pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat menurun, distribusi barang
terhambat, berdampak pada pendapatan pedagang, pendapatan pedagang di pasar
menurun drastis sehingga menyebabkan pedagang ada yang tutup sejak masa
pandemi Covid-19. Berikut grafik jumlah pedagang tetap di Pasar Rantau Panjang
sebelum dan pada masa pandemi Covid-19.

14
Rizki Nor Azimah and Ismi Nur Khasanah, “Analisis Dampak Covid-19 Terhadap
Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Kelaten Dan Wonogiri” 9 (2020): Hlm 62.
15
https://Jambi-independent.co.id/read/2021/07/13665/Kasus-covid-19-merangin-tembus-
1047-orang, di akses 13 Oktober 2021.
5

Grafik 1.1
Data Jumlah Pedagang di Pasar Rantau Panjang

80 75
67
70
60
50
40 35
30 Sebelum Covid-19
30
20 Pada Masa Covid-19
10
0
Pedagang
Perempuan Pedagang Laki-
Laki

Berdasarkan grafik 1.1 menjelaskan jumlah pedagang di pasar Rantau


Panjang sebelum dan pada masa pandemi Covid-19, sejak masa pandemi Covid-
19 terjadi jumlah pedagang semakin berkurang, ada sebagian pedagang tidak
mampu bertahan disebabkan karena pendapatan pedagang menurun drastis pada
masa pandemi Covid-19, ada sebagian pedagang yang memilih mencari
pekerjaan lain, dan ada yang gulung tikar atau tutup.16 Pendapatan pedagang di
pasar tradisional Rantau Panjang menurun drastis pada masa pandemi Covid-19,
berikut jumlah pendapatan perhari pedagang di pasar Rantau Panjang sebelum dan
pada masa Covid-19 :

16
Sumber data : wawancara langsung dengan kepala pasar Rantau Panjang Pada tanggal
14 April 2021.
6

Grafik 1.2
Jumlah Pendapatan Pedagang di Pasar Rantau
Panjang
400 400
400
350 300
270
300
250 180 200
200 130 140 130
150 100
60 60
100
50
0

Sebelum Covid-19 Pada Masa Covid-19

Grafik 1.2 menjelaskan jumlah pendapatan per-hari pedagang di pasar Rantau


Panjang sebelum dan pada masa pandemi Covid-19. Menunjukkan bahwa pada
masa pandemi Covid-19 pedagang muslim di pasar Rantau Panjang mengalami
penurunan pendapatan yang sangat drastis hingga mencapai 50%.
Grafik 1.2 menunjukkan ada enam pedagang yang berjualan selama masa
pandemi Covid-19, pendapatan salah satu pedagang sayur sebelum masa pandemi
Covid-19 yaitu Rp. 180.000,- dan pendapatan pada masa pandemi Covid-19 yaitu
Rp. 60.000. selain pedagang sayur, pedagang ayam potong mengalami penurunan
pendapatan pada masa pandemi Covid-19, pendapatan sebelum pandemi yaitu
400.000,- dan pendapatan pada masa pandemi Rp. 130.000. Menurunnya jumlah
pendapatan juga dirasakan pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang lainnya
seperti pedagang sembako, pedagang ikan, pedagang buah, dan pedagang
makanan. Berkurangnya pengunjung pasar mengakibatkan pendapatan pedagang
di pasar mengalami penurunan hingga mencapai 50% pada masa pandemi Covid-
19. Dampak yang yang dirasakan pedagang akibat adanya pandemi Covid-19,
pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat menurun, dan distribusi bahan
7

terhambat, sehingga berdampak pada pendapatan dan kesejateraan pedagang.


Permasalahan inilah yang akan di ekspolarasi melalui penelitian ini.
Penelitian terdahulu yang dilakukan Robert Sinaga, dan Melfrianti Romauli
Purba (2020), menyatakan pedagang buah dan sayur di pasar tradisional “Pajak
Pagi Pasar V” Padang Bulan Medan menunjukkan bahwa pedagang buah dan
sayur tetap bertahan melakukan usahanya di pasar walaupun dalam masa pandemi
Covid-19 dan jumlah pembeli serta pendapatan yang menurun hingga lebih dari
50%. Faktor yang membuat para pedagang tetap melakukan usahanya adalah
kesadaran untuk terus berjuang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.17
Penelitian yang dilakukan Rizky Andika, dan Sindi Pratiwi (2020),
menyatakan bahwa dampak covid-19 terhadap pasar tradisional sangat
berpengaruh dari segi berkurangnya konsumen yang datang karena ketakutnya
warga sehingga membuat pasar sepi, penurunan pendapatan yang membuat
pedagang sangat mengeluh dalam keadaan ini untuk kehidupan sehari-hari
mereka, serta upaya pemerintah dalam stabilitas harga barang pokok. Banyak
pedagang yang memilihuntuk menutup kios dan pedagang memilih untuk
menutup sementara.18 Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka penelitian ini
dijustifikasi dari penelitian terdahulu.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui dampak yang di rasakan pedagang pada masa pandemi Covid-19.
Dengan judul : “Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi permasalahan yang
muncul dari penelitian ini, sebagai berikut :
1. Menurunnya pendapatan penjualan UMKM
2. menurunnya pendapatan pedagang dikarenakan dampak pandemi Covid-19

17
Sinaga and Romauli Purba, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-19) Terhadap
Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional" Pajak Pagi Pasar V" Padang Bulan,” Hlm 39.
18
Rizki Andika and Sindi Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap PendapatanPedagang
Mikro Pada Pasar Tradisional” 1 (2020): Hlm 21.
8

3. Menurunnya pembeli mengakibatkan kesejahteraan pedagang menurun pada


masa pandemi Covid-19
C. Batasan Masalah
Penelitian ini agar lebih fokus dan terarah mengingat banyaknya pasar
tradisional di Kec Tabir Kab Merangin maka penulis membatasi hanya berfokus
pada pedagang di Pasar tradisional Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang
menjadi pokok rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pendapatan pedagang sebelum dan pada masa pandemi Covid-19
di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab merangin ?
2. Apa saja faktor penyebab menurunnya pendapatan pedagang di pasar Rantau
Panjang Kec Tabir Kab merangin ?
3. Bagaimana dampak penurunan pendapatan pada masa Covid-19 terhadap
kesejahteraan pedagang di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui pendapatan pedagang sebelum dan pada masa pandemi
Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab merangin
2. Ingin mengetahui Apa saja faktor penyebab menurunnya pendapatan
pedagang di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab merangin
3. Bagaimana dampak penurunan pendapatan pada masa Covid-19 terhadap
kesejahteraan pedagang di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin ?
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan literature yang dapat
dijadikan acuan dalam penelitian.
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dan menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai dampak Covid-19 terhadap
pendapatan pedagang di pasar tradisional
9

2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan
pengetahuan bagi akademisi tentang tingkat pendapatan pedagang pada masa
pandemic Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin
3. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat bagi penduduk atau
masyarakat untuk mengetahui tingkat pendapatan pedagang pada masa
pandemi Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin.
G. Sistematika Penulisan
Tujuan sistematika penulisan ini adalah memberikan gambaran secara umum
mengenai isi dari penelitian ini. Sehingga dapat terlihat kesinambungan antara bab
lainya. Adapun sistematis penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah yang menjadi


objek penelitian, latar belakang, identifikasi, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika
penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELAVAN

Bab ini penulis memaparkan kajian pustaka dan studi relavan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang objek penelitian yang menjelaskan


secara umum objek penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini, jenis dan sumber data, dan metode analisis data dan
tenik pemeriksaan keabsahan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini adalah hasil penelitian dan pembahasan, dan melihat pada
data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan
alat analisis yang telah disiapkan.

BAB V : PENUTUP
10

Bab ini merupakan bagian akhir yang penting berisikan tentang


kesimpulan, implementasi dan berisi saran-saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN

A. Kajian Pustaka
1. Teori Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang atau barang dari
hasil usaha atau produksi. Sementara pendapatan rumah tangga dapat
diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan
sub sistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang di peroleh melalui
pekerjaan pokok dan pendapatan sub sistem adalah penghasilan yang di
peroleh dari faktor produksi yang dinilai dengan uang. Pendapatan juga bisa
diartikan adalah sebagai hasil uang atau keuntungan materi lainnya yang
timbul dari pemakaian kekayaan atau jasa-jasa manusia.19
Menurut Sukirno, pendapataan merupakan hasil kerja (hasil usaha).
Pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya, yang dipakai di
beberapa penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia. Pada dasarnya
pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
danmemberikan kepuasan kepada pedagang agar dapat melanjutkan
keinginan-keinginan dan kewajiban-kewajiban.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan adalah hasil
kerja (usaha dan sebagainya). Sedangkan dalam Kamus Manajemen,
pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan
organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan
laba. Pendapatan didefinisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh
orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas jasanya sesuai
perjanjian.20

19
Nadir Mutmainah, Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patorani (Makasar: CV. Inti
Mediatama, 2018), Hlm 25-26.
20
Adi Sutrisno and Said Usman dkk, Pengantar Sosial Ekonomi Dan Budaya Kawasan
Perbatasan (Malang: Inteligensia Media, 2020), Hlm 144.

11
12

Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha


perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui
nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha
tersebut. Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa atas
penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga
dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa serta keuntungan.21
b. Pendapatan Dalam Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ilmu sosial yang tentu saja tidak terlepas dari
nilai-nilai moral, nilai-nilai moral merupakan aspek normatif yang harus
dimasukan dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam pengambilan
keputusan yang di bingkai syari’ah.22 Pendapatan atau upah dapat di
definisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi
pekerjaan kepada pekerja atas jasanya sesuai perjanjian. Islam menawarkan
suatu penyelesaian yang sangat baik atas masalah upah dan menyelamatkan
kepentingan kedua belah pihak.23 Prinsip ini terdapat dalam surat QS. Az
Zukhruf : 32 :

َ ‫سمۡ ىَا بَ ۡيىَهُم َّم ِعي َشتَهُمۡ ِفي ۡٱل َحيَىٰ ِة ٱل ُّذ ۡويَ َۚا َو َرفَ ۡعىَا بَ ۡع‬
ۡ‫ضهُم‬ َ َۚ ِّ‫ىن َر ۡح َمتَ َرب‬
َ َ‫ك و َۡح ُه ق‬ َ ‫أَهُمۡ يَ ۡق ِس ُم‬
(٢٣ ) ‫ُىن‬ َ ‫ز ِّم َّما يَ ۡج َمع‬ٞ ‫ك خ َۡي‬ ُ ‫ضا س ُۡخ ِز ٗيّ ۗا َو َر ۡح َم‬
َ ِّ‫ت َرب‬ ٗ ‫ضهُم بَ ۡع‬ ٖ ‫ض َد َر ٰ َج‬
ُ ‫ت لِّيَتَّ ِخ َذ بَ ۡع‬ ٖ ‫ق بَ ۡع‬ َ ‫فَ ۡى‬

Artinya :“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu, Kami


telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”.24 Maksud dari ayat di atas dalam masyarakat islam
membolehkan adanya perbedaan dalam pendapatan yang sesuai dengan nilai
21
Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2, Hlm 130.
22
Veithzal Rivai and Komala, Ekonomi Syariah Konsep Praktek Dan Penguatan
Kelembagaan (Semarang: Pustakan Rizki, 2009), Hlm 3.
23
Husein Syahata, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam (Jakarta: Akbar Media Eka
sarana, 2021), Hlm 157.
24
Al-Qur’an surah Az Zukhruf (43) ayat 32.
13

kontribusi atau layanan yang diberikan, dimana setiap individu memperoleh


pendapatan sesuai dengan nilai sosial dari layanan yang ia berikan kepada
masyarakat.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan
pendapatan adalah sebagai berikut :
1. Kesempatan kerja yang tersedia semakin banyak kesempatan kerja yang
tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil
kerja tersebut.
2. Kecakapan dan keahlian dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi
akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya
berpengaruh pula terhadap penghasilan.
3. Motivasi, motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan
yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan
pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.
4. Keuletan bekerja, keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian
untuk menghadapi segala macam tantangan. Saat menghadapi kegagalan
maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah
kesuksesan dan keberhasilan.
5. Banyak sedikitnya modal yang digunakan. Besar kecilnya usaha yang
dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang
dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang
yang besar pula terhadap pendapatan yang akan diperoleh.
6. Bencana menyebabkan berkurang nya pendapatan, dan menimbulkan
kerusahakan, kerugian terhadap perekonomian.25
2. Konsep Kesejahteraan
a. Pengertian kesejahteraan
Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung
pengertian dari bahasa sansekreta “Catera” yang berarti payung.

25
Putu Citrayaning giri and Made Heni Urmila dewi, “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Driver Gojek Di Kota Denpasar Bali” 6 (2017): Hlm 956.
14

Kesejahteraan yang terkandung dalam arti “Catera” (payung) adalah orang


yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan,
kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram,
baik lahir maupun batin.26 Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang
diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima.
Namun demikian tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu
yang bersifat relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh
dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut.
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,
material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan
ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk
mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial
yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.
Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 menyatakan bahwa
kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. 27 kesejahteraan menurut
kamus bahasa Indonesia berasal dari kata sejahtera yang mempunyai makna
aman, sentosa, makmur, dan selamat (terlepas dari segala macam gangguan,
kesukaran, dan sebagainya).28
Adapun kesejahteraan memiliki beberapa tahapan-tahapan sebagaimana
yang dirumuskan teori need milik Abraham Maslow bahwa kesejahteraan
memiliki beberapa aspek yang diperoleh secara bertahap dan berurutan.
Tahap pertama, kebutuhan fisik terpenuhi (physioligical needs) atau
kebutuhan pokok (basic needs) seperti pangan, sandang, papan, pendidikan
dan kesehatan. Tahap kedua, kebutuhan akan rasa aman yang terpenuhi
(safety needs). Selanjutnya tahap ketiga, terpenuhinya kebutuhan sosial
(social needs). Tahap keempat, terpenuhinya kebutuhan akan pengakuan

26
Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Hlm 8.
27
Fahrudin, Hlm 9.
28
P. Pardomuan Siregar, “Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Dalam Perspektif
Islam” 1 (2018): Hlm 6.
15

(esteem needs) dan tahap kelima, kebutuhan aktualisasi diri yang terpenuhi
(self actualization needs).29
b. Tujuan Kesejahteraan
Menjamin kebutuhan manusia dalam aspek ekonomi, aspek kesehatan,
kondisi kehidupan yang layak dan untuk mendapatkan persamaan hak dengan
warga negara lainnya, kejernihan berpikir serta tanpa merasa takut melakukan
kegiatan merupakan tujuan kesejahteraan.30
Berikut diantaranya fungsi-fungsi kesejahteraan tersebut antara lain31:
1. Fungsi Pencegahan (Preventive)
Upaya pencegahan terlibatnya masyarakat dalam masalah-masalah
sosial baru maka diperlukan adanya penguatan bagi tiap-tiap
individu, keluarga dan masyarakat.
2. Fungsi Penyembuhan (Curative)
Salah satu persoalan yang dialami masyarakat diantaranya
ketidakmampuan fisik, emosional dan persoalan lainnya. Upaya yang
dilakukan untuk menghilangkan persoalan tersebut dengan
melakukan fungsi penyembuhan.
3. Fungsi Pengembangan (Development)
Upaya untuk mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat
diperlukan proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan
sumber-sumber daya sosial yang tepat dan efisien dalam masyarakat.
4. Fungsi Penunjang (Supportive)
Hal-hal lain yang sekiranya terkait demi keberhasilan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat maka termasuk dalam
fungsi ini.

29
Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017): Hlm. 239.
30
Rohiman Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Jakarta: AMZAH, 2016),
Hlm 37.
31
Diah Mukminatul Hasimi, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam” 1, No. 1
(2020): Hlm 67.
16

c. Jenis-jenis Masalah Kesejahteraan


Ada lima jenis kendala, yang merupakan pokok dari masalah
kesejahteraan, sebagai berikut.32:
1. Ketidak mandirian dalam aspek ekonomi
2. Ketidak mampuan dalam beradaptasi
3. Memburuknya kondisi kesehatan
4. Kurang atau tidak adanya sarana hiburan serta pengisian waktu
senggang
5. Kurang baiknya kondisi sosial, pelayanan dan pengelolaan kekayaan
d. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan dapat didefinisikan seabagai kondisi kepuasan
individu-individu.Tingkat kesejahteraan dipengaruhi beberapa faktor :
1. pendapatan
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Jumlah anggota keluarga
5. Umur
6. Kepemilikan aset dan tabungan
7. taraf hidup yang memuaskan.33
e. Indikator Kesejahteraan
Kesejahteraan suatu masyarakat dalam melakukan evaluasi diperlukan
standarisasi atau indikator untuk menilai apakah sebuah sudah sejahtera atau
belum maka. Berikut merupakan indikator-indikator kesejahteraan menurut
sudut pandang ekonomi konvensional diantaranya, indikator kesejahteraan
menurut ekonomi konvensional Indikator kesejahteraan menurut Fahrudin
dalam Mawarni untuk menggapai kehidupan yang sejahtera, dengan
indikator-indikator sebagai berikut.34 :
a. Terpenuhinya kebutuhan pokok (sandang, pangan dan papan).
32
Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial, hlm 113.
33
Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Hlm 22.
34
Kahfi Septian Mawarni, “Pengaruh Implementasi Program Keluarga Harapan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Oleh Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Di Desa Ciomas
Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis” 6 (2019): Hlm 60.
17

b. Masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.


c. Terciptanya hubungan yang harmonis dengan lingkungan.
3. Konsep Kesejahteraan Dalam Islam
a. Pengertian Kesejahteraan dalam Islam
Kesejahteraan dalam ekonomi Islam adalah kesejahteraan secara
menyeluruh, yaitu kesejahteraan secara material maupun secara spiritual.
Konsep kesejahteraan dalam ekonomi Islam tidak hanya diukur berdasarkan
nilai ekonomi saja, tetapi juga mencakup nilai moral, spiritual, dan juga nilai
sosial.35 Di dalam Al-Quran, menurut Asep Usman Ismail, masyarakat yang
sejahtera dinamakan al-muflihun, yang secara harfiah berarti orang-orang
yang beruntung. Indikator masyarakat sejahtera (al-muflihun), yaitu mereka
yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, dan mereka beriman
kepada (al-Quran) yang diturunkan kepada (Muhammad) dan (kitab-kitab)
yang diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin adanya akhirat.36
Menurut M. Umer Chapra, Islam menganjurkan kesejahteraan ekonomi
melalui pemenuhan semua kebutuhan pokok manusia, menghapuskan semua
sumber utama kesulitan dan ketidaknyamanan (kemiskinan, pengangguran,
kesempatan kerja yang rendah, dan lainlain), serta meningkatkan kualitas
kehidupan secara moral dan material. Sementara itu, menurut Jaih Mubarok
bahwa kesejahteraan adalah perasaan-perasaan hidup senang dan tenteram
tidak kurang apa-apa dalam batas yang mungkin dicapai oleh
orangperorang.37
Adapun kesejahteraan menurut Islam bukan hanya melihat dari sisi materi
melainkan juga dari sisi non materi. Harta/kekayaan bukanlah satu-satunya
tolak ukur kesejahteraan seseorang, namun bukan berarti harta/kekayaan

35
Ziauddin Sardar Muhammad Nafik H,R, “Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam Pada
Karyawan Bank Syariah” 3 (2016): Hlm 395.
36
Asep Usman Ismail, Al-Quran Dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan
Pembangunan Paradigma Sosial Islam Yang Berkeadilan Dan Berkesejahteraan (Tanggerang:
Lentera Hati, 2012), Hlm 9.
37
Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017): Hlm. 239.
18

sesuatu tidak penting. Hal tersebut penting untuk sarana beribadah kepada
Allah SWT akan tetapi bukan hal yang utama.38
Kesejahteraan yang diinginkan oleh ajaran Islam dapat disederhanakan
sebagai berikut:
1. Kesejahteraan holistik dan seimbang, meliputi aspek material maupun
spiritual dan meliputi individu maupun sosial
2. Kesejahteraan di dunia dan di akhirat karena setelah kehidupan dunia
masih ada kehidupan selanjutnya yakni akhirat. Jika keseimbangan ini
tidak dapat diwujudkan maka kesejahteraan di akherat tentu lebih menjadi
prioritas. Falah merupakan kondisi kehidupan yang sejahtera baik dari
sisi materi maupun spiritual.
Kesejahteraan hidup tiap individu memiliki banyak standarisasi yang
dijadikan tolak ukur, seiring perkembangan zaman tolak ukur kesejahteraan
mengalami perubahan. Islam memiliki konsep kesejahteraan sendiri dan
bersifat mendalam sebab tolak ukur kesejahteraan dalam islam selain nilai
ekonomi, juga menjadikan nilai moral, spiritual dan nilai sosial sebagai tolak
ukur seseorang dikatakan sejahtera.39
Ada tiga kebutuhan dasar dalam ekonomi Islam yang mengantarkan
manusia untuk terus meningkatkan kesejahteraan. Aspek dari fungsi
kesejahteraan tersebut dikemukakan oleh Al-Gazali dalam Adi warman Al-
Karim yang meliputi: kebutuhan pokok (dharuriyat), kebahagiaan atau
kenyamanan (hajiyat), dan kemewahan (tahsiniyat). Yang mana dijabarkan
sebagai berikut.40:
1. Primer
“Ad-Dharuriyyat” ialah kebutuhan pokok, yakni kebutuhan pangan,
sandang, perumahan atau papan dan semua kebutuhan pokok yang tidak
dapat dinilai dari kehidupan minimum. Akal atau intelektual, keturunan

38
Ziauddin Sardar and Muhammad Nafik H.R, “Kesejahteraan Dalam Persepektif Islam
Pada Karyawan Bank Syariah” 3, No. 5 (January 20, 2017): Hlm 393-394.
39
Sardar and Nafik H.R, Hlm 395.
40
Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islam (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2014),
Hlm 87-88.
19

dan keluarga serta harta benda merupakan bagian dari aspek ini. Jika
tujuan dharuriyyat diabaikan, maka tidak ada kedamaian, yang timbul
adalah kerusakan (fasad) di dunia dan kerugian yang nyata di akhirat.
Terpenuhinya kebutuhan diatas merupakan unsur pokok dan paling
penting dalam kesejahteraan sosial.
2. Sekunder
“Al-Hajiyat” merupakan menghilangkan kesulitan (adanya sebuah
kemudahan) dan berhati-hati terhadap lima hal pokok Adh-Dharuriyat.
Sebagai contoh, kesenangan dan kenyamanan.
3. Tersier
“Tahsiniyat” atau kebutuhan pelengkap, merupakan kebutuhan penunjang
yang dapat menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan
manusia. Contohnya, kemewahan.
b. Indikator Kesejahtraan Menurut Islam
Kesejahteraan keluarga dalam Islam bukan hanya diukur berdasarkan
terpenuhinya aspek materi saja melainkan juga aspek spiritual sebagaimana
Imam as-Syatibi menuturkan indikator tersebut yang meliputi pentingnya
menjaga iman (hifdz din), menjaga jiwa (hifdz nafs), menjaga akal (hifdz aql),
menjaga keturunan (hifdz nasb), dan menjaga harta (hifdz mal).
Kesejahteraan dalam Islam dirumuskan oleh Imam as-Syatibi dalam
maqashid syariah yang dikenal dengan istilah lima unsur pokok (al kulliyat al
khamsah) indikatornya meliputi sebagai berikut.41:
1. Menjaga Agama (Hifdz Din)
- Memelihara kewajiban agama
2. Menjaga Jiwa (Hifdz Nafs)
- Terpenuhinya sandang (menutup aurat), pangan (makanan yang halal
dan baik) dan papan yang layak
- Sehat jasmani dan rohani
3. Menjaga Akal (Hifdz Aql)
- Setiap anggota keluarga memperoleh pendidikan yang layak

41
P3EI UII, Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), Hlm 6-7.
20

terutama ilmu syari’at


- Setiap orangtua dapat meningkatkan pengetahuan agama
4. Menjaga Keturunan (Hifdz Nasl)
- Menikah dan menjauhi zina
5. Menjaga Harta (Hifdz Mal)
- Memiliki sumber penghasilan yang halal, baik, berkah serta cukup.
Berdasarkan teori dari kesejahteraan yang dikemukakan dari berbagai
pendapat, faktor utama yang mempengaruhi kesejahteraan adalah pendapatan.
Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha, karena
dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah
pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut.
4. Dampak Bencana Terhadap Perekonomian
a. Definisi Bencana
Bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan
ekologis, hilangnya nyawa manusia, memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon diluar
masyarakat atau wilayah yang terkena. Bencana dapat juga didefinisikan
sebagai situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,
bencana bisa mengubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat
yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia,
merusak struktur sosial masyarakat.42
Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi bencana
diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:

42
Ferry Effendi and Makhfudi, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori Dan Praktik
Dalam Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 2009), Hlm 161.
21

1. Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak


(hazard).
2. Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan,
dan fungsi dari masyarakat.
3. Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan
masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka.
b. Jenis-jenis bencana
Bencana terdiri dari berbagai bentuk. Undang-undang No. 24 tahun 2007
mengelompokkan bencana ke dalam tiga kategori yaitu:
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.
2. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror.43
c. Dampak Bencana Terhadap Perekonomian
Dampak bencana terhadap perekonomian adalah menurunnya kapasitas
ekonomi masyarakat, kapasitas ekonomi masyarakat meliputi, tingkat inflasi,
tingkat konsumsi masyarakat, tingkat kesenjangan pendapatan, tingkat
pengangguran, terjadinya angka kemiskinan, terganggunya kegiatan impor
dan ekspor. Bencana juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar
terhadap perekonomian, dan mengakibatkan banyak korban, baik luka-luka

43
Linda Tondobala, “Pendekatan Untuk Menentukan Kawasan Rawan Bencana Di Pulau
Sulawesi” 3 (2011): Hlm 1-2.
22

maupun meninggal dunia, terjadinya kerusakan dan terganggunya akses


aktifitas masyarakat, pemerintah.44
Dampak bencana bagi ekonomi yang dibedakan dalam tiga kelompok:
1. Direct damages (kerusakan langsung), meliputi semua kerusakan pada aset
tetap, modal dan persediaan barang jadi dan setengah jadi, bahan baku dan
suku cadang yang terjadi secara bersamaan sebagai konsekuensi langsung.
Pada tahap ini akan menyangkut pengeluaran untuk bantuan darurat.
2. Indirect damages (kerusakan tidak langsung), dampaknya lebih pada arus
barang yang tidak akan diproduksi dan jasa yang tidak akan diberikan
setelah bencana. Kerusakan tidak langsung ini dapat meningkatkan
pengeluaran operasional karena rusaknya infrastruktur.
3. Secondary effect (dampak sekunder), meliputi dampak pada kinerja
ekonomi secara keseluruhan, mencangkup neraca perdagangan dan neraca
pembayaran, tingkat utang dan cadangan moneter, keadaan keuangan
publik dan investasi modal bruto. Pada sisi keuangan publik seperti
penurunan pendapatan pajak, bencana mengakibatkan munculnya beberapa
potensi kerugian.45
Selain itu dampak bencana alam terhadap perekonomian masyarakat
adalah dapat menyebabkan rusak dan hancurnya infrastruktur seperti jalan
raya, jembatan, saluran irigasi, bendungan, lapangan terbang, pelabuhan,
pasar, rumah sakit, pertanian, perkebunan, pemukiman penduduk, listrik,
PDAM, dan saluran telekomunikasi. Bencana juga dapat menyebabkan roda
perekonomian di pasar terganggu baik karena faktor trasformasi, gagal panen,
suplai barang dan bahan pangan terganggu akibatnya terjadi kenaikan harga
yang akan dapat memicu inflasi.46

44
Wignyo Adiyosono, Manajemen Bencana (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), Hlm 64-67.
45
Listya Endang Artiani, “Dampak Ekonomi Makro Bencana Interaksi Bencana Dan
Pembangunan Nasional” 1 (2011): Hlm 68.
46
Kartono Tjandra, Empat Bencana Geologi Yang Paling Mematikan (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2017), Hlm 14-15.
23

d. Upaya Mengatasi Perekonomian di Tengah Bencana


Usaha pedagang untuk mengatasi perekonomian di tengah terjadinya
bencana adalah pedagang menjual barang dengan harga murah, cara ini
dirasakan sangat efektif dalam pemasaran barang dagangannya. Dengan cara
menjual barang-barang yang masih layak pakai dengan harga jual yang cukup
terjangkau dan lebih murah dari harga biasanya. Sebanyak 30% kegiatan
seperti ini dilakukan oleh para pedagang dengan mengadakan pelelangan
barang. Pelelangan barang bertujuan untuk mengurangi kerugian dan sebagai
modal baru untuk meneruskan usaha yang sempat hancur akibat bencana.Cara
dan usaha pedagang selain melelang dan menjual murah, para pedagang juga
menggunakan jasa kredit untuk berjualan. Ini bertujuan untuk mengumpulkan
modal awal dalam membuka usaha baru maupun melanjutkan usaha
perdagangan. Banyak usaha dan cara untuk mengatasi perekonomian sesudah
terjadinya bencana, yaitu cara yang dilakukan oleh masyarakat salah satunya
adalah kegiatan sosial ekonomi yang mereka bentuk, seperti arisan, simpan
pinjam, dan jaringan sosial yang bisa mereka manfaatkan untuk menunjang
kelangsungan hidup dan ada juga sebagian ibu rumah tangga ikut bekerja
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.47
5. Teori Pedagang
a. Pengertian Pedagang
Pedagang adalah orang atau badan yang melakukan aktivitas jual beli
barang atau jasa dipasar. Dalam konteks usaha mikro, pedagang mikro adalah
suatu bentuk kegiatan ekonomi yang berskala kecil yang banyak dilakukan
oleh sebagian masyarakat lapisan bawah dengan sektor informal atau
perekonomian subsistem, dengan ciri-ciri tidak memperoleh pendidikan
formal yang tinggi, keterampilan rendah, pelanggannya banyak berasal dari
kelas bawah, sebagian pekerja adalah keluarga dan dikerjakan secara padat
karya serta penjualan eceran, dalam aktivitas perdagangan, Pedagang adalah
orang atau instusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada

47
Aisyah Maya tara, “Strategi Penghidupan Masyarakat Pasca Bencana Alam Gempa
Bumi 30 September Di Kota Padang” 1 (2009): Hlm 226.
24

konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam ekonomi,


pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan dapat dibedakan
menjadi : pedagang distributor (tunggal), pedagang partai besar, dan
pedagang eceran.48
b. Pedagang Muslim
Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang mulai dari umur 7 tahun
dia sudah diajak oleh pamannya Abu Tholib berdagang ke Syam sampai
usianyadewasa, Nabi Muhammad SAW semakin giat berdagang baik dengan
modal sendiri maupun bermitra dengan orang lain. Nabi Muhammad SAW
adalah seorang pedagang yang professional di dalam menjalankan
dagangannya. Dia dikenal sebagai orang yang jujur dalam berbisnis, sehingga
menjadikan banyak orang yang percaya kepadanya. Dalam etika bisnis
terdapat beberapa prinsip yang sudah menjadi patokan bagi sebuah transaksi
jual beli. Diantaranya adalah prinsip ekonomi, kejujuran, nilai baik dan tidak
berniat jahat, adil dan hormat pada diri sendiri. Kelima prinsip tersebut
hendaknya diterapkan oleh setiap penjual yang hendak menawarkan barang
dagangannya kepada pembeli. Dengan penerapan prinsip tersebut akan
membawa kebaikan bagi penjual maupun pembeli. Islam menganjurkan
menjalankan nilai dan etika Islam dalam muamalah ekonomi, anjuran-anjuran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kewajiban bersikap jujur, Sikap jujur termasuk salah satu karakteristik
seorang mukmin yang paling menonjol
2. Kewajiban bersikap amanah, Sikap amanah merupakan di antara
keharusan moral orang-orang mukmin yang akan diberi ganjaran oleh
Allah SWT sebagai kebahagiaan hakiki.
3. Berpegang teguh pada nasihat dan menjauhi penipuan, Rasulullah SAW
menjadikan agama Islam sebagai nasihat, termasuk salah satu hal penting
yang menjadi bahan nasihat adalah menjauhi penipuan.
4. Menjauhi persaingan tidak sehat

48
A.A Ketut Sri Chandrawati, Pasar Modern Tradisional Gaya Hidup Masyarakat
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali (Bali: STIA, 2010), Hlm 225.
25

5. Menjauhi keserakahan, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk


bersikap qana’ah (bersahaja atau merasa puas dengan yang ada), beliau
mengecam keras keserakahan.
6. Berhubungan sosial dengan baik, berhubungan sosial dengan baik adalah
bersikap toleran atau murah hati sewaktu melakukan jual beli.49
Menurut ajaran Islam kegiatan perdagangan harus mengikuti kaidah-
kaidah dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Aktivitas
perdagangan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
digariskan oleh agama mempunyai nilai ibadah. Rasulullah SAW menerapkan
nilai-nilai Islam dalam berdagang, yakni nilai-nilai etika moral perdagangan,
dimana perdagangan itu harus selalu dilandasi saling percaya, dan
memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak yang melakukan
transaksi, kepercayaan (trust) muncul, apabila pada prakteknya pedagang
mampu menunjukkan kapasitas kejujurannya dalam praktik perniagaan. 50
Seperti yang tercantum dalam Surah An-nisa’ ayat 29 :

‫اض ِّمى ُكمَۡۚ َو ََل‬ َٰٓ َّ ‫ىا ََل ت َۡأ ُكلُ َٰٓى ْا أَمۡ ٰ َىلَ ُكم بَ ۡيىَ ُكم ِب ۡٲل ٰبَ ِط ِل ِإ‬
َ ‫َل أَن تَ ُك‬
ٖ ‫ىن تِ ٰ َج َزةً َعه تَ َز‬ ْ ُ‫يه َءا َمى‬ َ ‫ٰيََٰٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
٣٢ ‫ان ِب ُكمۡ َر ِح ٗيما‬ َّ ‫ت َۡقتُلُ َٰٓى ْا أَوفُ َس ُكمَۡۚ ِإ َّن‬
َ ‫ٱَّللَ َك‬

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”. Maksud ayat diatas menjelaskan larangan membunuh
diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh
orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu
kesatuan, sama halnya dengan memakan harta sesame mu dengan jalan yang

49
Alwi Musa Muzaiyin, “Perilaku Pedagang Muslim Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam
(Kasus Di Pasar Loak Jagalan Kediri)” 2 (Kediri): Hlm 76-81.
50
“Perdagangan Dalam Islam,” Hlm 20-31.
26

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu.51
Etika berdagang seorang muslim dalam perdagangan yaitu nilai-nilai
kejujuran dan adil. Menurut Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, beberapa
hal yang dilarang dalam perdagangan yaitu menjual sesuatu yang haram,
menjual barang yang masih samar, mempermainkan harga, menimbun harta,
mencampuri kebebasan pasar, mengurangi takaran dan timbangan, membeli
barang rampokan dan curian sama dengan perampas dan pencuri, riba,
menjual kredit dengan menaikkan harga. Aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam kegiatan perdagangan dalam Islam adalah tentang tatacara
dalam berdagang dan hal-hal yang dilarang dalam berdagang Islam.52
6. Pasar Tradisional
a. Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya teransaksi antara penjual pembeli secara langsung
dan ada proses tawar menawar, yang terdapat pula bangunan biasanya terdiri
dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa sayur-sayuran, lauk-pauk, buah-buahan,
kue-kue atau jajanan pasar dan lain-lain, selain itu ada pula yang menjual
pakaian, barang elektronik, jasa dan barang-barang lainnya. Pasar tradisional
harus tetap dijaga keberadaannya sebab pasar tradisonal adalah representasi
dari ekonomi rakyat, ekonomi kelas bawah, serta tempat bergantung para
pedagang skala kecil-menengah. Pasar tradisional merupakan tumpuan bagi
para petani, peternak, atau produsen lainnya selaku pemasok.53

51
Al-Qur’an Surah An-Nisa’ (4) ayat 29.
52
“Perdagangan Dalam Islam,” Hlm 20-31.
53
Sri Chandrawati, Pasar Modern Tradisional Gaya Hidup Masyarakat Kabupaten
Tabanan Provinsi Bali, Hlm 14.
27

b. Kelemahan Pasar Tradisonal di Lihat Dari Karakteristiknya sebagai


berikut :
1. Kelemahan pasar tradisional dalam bersaing dengan pasar modern,
terutama lemahnya manajemen dan kurang mengantisipasi perubahan.
2. Permasalahan dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat
kurang disiplinnya pedagang
3. Pengelola pasar yang tidak professional tidak tegas dalam menerapkan
kebijakan atau aturan terkait pengeloloan operasional pasar
4. Pasar tradisional umum memiliki desain yang kurang baik,
termasukminimnya fasilitas penunjang.
5. Banyaknya pungutan liar yang berkeliaran “preman-preman” pasar
serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas
6. Sarana dan prasarana pasar yang sangat minim.
c. Kelebihan Pasar Tradisional Dilihat Dari Karakteristiknya Adalah
Sebagai Berikut:
1. Masih adanya kontak sosial saat tawar-menawar antara pedagang dan
pembeli
2. Keinginan masyarakat memperoleh produk dengan harga murah di saat
krisis membuat pasar tradisional terselamatkan dari desakan pasar
modern
3. Pasar tradisional menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat
kebanyakan
4. Masih banyak orang yang menggantungkan hidupnya, dari mulai
pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan.54
B. Studi Relevan
Guna menghindari penelitian dengan objek yang sama maka diperlukan studi
relevan terlebih dahulu, dalam rangka menetapkan permasalahan dalam
melakukan suatu penelitian, subyek penelitian, untuk melaksanakan penelitian
kelapangan, peneliti perlu memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat ini

54
Tulus Tambunan, Pasar Tradisional Dan Peran UMKM (Bogor: IPB Press, 2020), Hlm
23-24.
28

telah ada yang meneliti baik itu ditijau dari aspek yang sama menggunakan
metode yang sama dan mengambil lokasi yang sama, serta apakah ada relevan
dengan peneliti yang akan diteliti, agar tidak terjadi pengulangan. Adapun judul
peneliti adalah Analisis tingkat pendapatan pedagang pada masa pandemi Covid-
19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin. Dibawah ini ada beberapa
hasil peneliti yang sama memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
dan Tahun

1. Cristina Dampak social Jenis penelitian ini Perbedaan penelitian


purbawati, distancing terhadap menggunakan metode terdahulu dengan
Latifhah Nurul Kesejahteraan kualitatif, Berdasarkan penelitian ini pada
Hidayahdan pedagang di pasar hasil dan pembahasan Rumusan masalah,
Markhamah,(202 tradisional yang telah disajikan di penelitian terdahulu
55
0). kartasura pada era atas dapat disimpulkan merumuskan
pandemi korona bahwa adanya mengidentifikasi
pembatasan sosial dampak yang
(social distancing) ditimbulkan akibat
yang diberlakukan adanya pembatasan
oleh pemerintah yang sosial (social distancing)
juga berlaku bagi para bagi pedagang, serta
pedagang di Pasar langkah-langkah yang
Tradisional Kartasura dilakukan pedagang
ternyata berdampak pada masa sosial
pada kondisi pasar distancing, sedangkan
yang sepi pembeli, penelitian ini
daya beli masyarakat merumuskan bagaimana
yang menurun akibat dampak penurunan
tidak pendapatan pada masa

55
Cristina Purbawati And Latihifah Nurul Hidayah, “Dampak Social Distancing Terhadap
Kesejahteraan Pedagang Di Pasar Tradisional Kartasura Pada Era Pandemi Korona” Vol. 4 Nomor
2, (Agustus 2020).
29

diperbolehkannya Covid-19 terhadap


penyelenggaraan acara kesejahteraan pedagang
yang mengundang muslim, faktor membuat
banyak orang sehingga pedagang tetap bertahan
pembeli hanya pada masa Covid-19,
berbelanja untuk serta upaya yang
kebutuhan sehari-hari dilakukan pedagang.
saja, dan distribusi
bahan yang terhambat
pengirimannya.

2. Lailatus Sa’adah Dampak Covid-19 Jenis penelitian ini Perbedaan penelitian


dan Khothibul Terhadap menggunakan metode terdahulu dengan
Umam (2021).56 Pendapatan kualitatif, hasil penelitian ini
Pedagang (Studi penelitian pertama :Rumusan
Kasus Di Pasar menunjukkan masalah, penelitian
Peterongan Pandemic COVID-19 terdahulu merumuskan
Jombang) mengakibatkan bagaimana dampak
perekonomian covid 19 tehadap
Indonesia khususnya pendapatan pedagang
pedagang Peterongan saat sebelum terjadinya
melambat hingga covid 19, dimasa
mengalami penurunan pandemi covid-19 dan
yang drastis. Akibat di era new normal.
dari hal itu adalah Sedangkan penelitian ini
ekonomi para merumuskan bagaimana
pedagang pun dampak penurunan
mengalami stagnasi pendapatan pada masa
dan bahkan penurunan Covid-19 terhadap
tajam dalam kesejahteraan pedagang
pendapatan yang muslim, faktor membuat

56
Lailatus Sa’adah and Khothibul Umam, “Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan
Pedagang (Studi Kasus Di Pasar Peterongan Jombang)” Vol. 14 No. 1 (June 2021).
30

diperoleh, dari hasil pedagang tetap bertahan


wawancara 65 pada masa Covid-19,
responden atau serta upaya yang
pedagang pendapatan dilakukan pedagang.
menurun hingga
mencapai angkah
70%-80% karena
banyak terjadinya
penutupan pasar yang
dilakukan oleh
pemerintah guna
mencegah penyebaran
covid 19.
3. Robert Pengaruh Jenis penelitian ini Perbedaan penelitian
Sinaga, pandemi menggunakan Metode terdahulu dengan
Melfrianti virus corona kualitatif, Hasil penelitian ini
Romauli (covid-19) penelitian yang telah pertama :Rumusan
Purba terhadap dilaksanakan masalah, penelitian
(2020).57 pendapatan menunjukkan bahwa terdahulu menganalisis
pedagang pedagang buah dan hubungan antara sikap
sayur dan sayur tetap bertahan pedagang buah dan
buah di pasar melakukan usahanya sayur dalam masa
tradisional di pasar walaupun pandemi terhadap daya
“pajak pagi dalam masa pandemi jual komoditi buah da
pasar v” dan jumlah pembeli sayur, faktor-faktor
padang bulan serta pendapatan yang yang mempengaruhi
menurun hingga lebih pendapatan pedagang
dari 50%. Faktor yang buah dan sayur dalam
mendukung para masa pandemi, serta
pedagang tetap faktor penghambat,
melakukan usahanya sedangkan penelitian ini

57
Sinaga and Romauli Purba, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-19) Terhadap
Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional" Pajak Pagi Pasar V" Padang Bulan.” Vol.2/No.
02/Oktober 2020
31

adalah kesadaran merumuskan bagaimana


untuk terus berjuang dampak penurunan
memenuhi kebutuhan pendapatan pada masa
hidup sehari-hari. Covid-19 terhadap
Sementara itu faktor kesejahteraan pedagang
penghambatnya adalah muslim, faktor membuat
berkurangnya jumlah pedagang tetap bertahan
pembeli, pendapatan pada masa Covid-19,
yang semakin serta upaya yang
berkurang sampai dilakukan pedagang.
lebih dari 50% dan
kekahwatiran akan
terpapar virus.
4. Rizky Andika, Dampak covid-19 Jenis penelitian ini Perbedaan peneltian
Sindi Pratiwi, terhadap menggnakan metode terdahulu dengan
Aswatun Anisa, pendapatan kualitatif, Hasil penelitian ini pada
dan Salsabilah pedagang mikro penelitian ini Rumusan masalah,
Aisyah Putri pada pasar menunjukkan bahwa penelitian terdahulu
(2020).58 tradisional dampaknya covid 19 merumuskan bagaimana
terhadap pasar dampak Covid-19
tradisional sangat terhadap pendapatan
berpengaruh dari segi pedagang mikro pada
berkurangnya pasar tradisional serta
konsumen yang datang melihat upaya
karena ketakutnya pemerintah dalam
warga sehingga menjaga stabilitas harga
membuat pasar sepi, pangan pokok di tengah
penurunan pendapatan virus Corona dan upaya
yang membuat pemerintah
pedagang sangat mempersiapkan bantuan
mengeluh dalam sosial bagi pekerja

58
Andika and Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Pedagang Mikro Pada
Pasar Tradisional.” Vol. 1, No.1 (2020)
32

keadaan ini untuk harian (UMKM).


kehidupan sehari-hari Sedangkan penelitian ini
mereka, serta upaya merumuskan
pemerintah dalam bagaimana dampak
stabilitas harga barang penurunan pendapatan
pokok. pada masa Covid-19
terhadap kesejahteraan
pedagang muslim,
faktor membuat
pedagang tetap bertahan
pada masa Covid-19,
serta upaya yang
dilakukan pedagang.
5. Claudya Levirisna Analisis Jenis penelitian ini Perbedaan penelitian
Panjaitan, Pendapatan menggunakan metode terdahulu dengan
Theodora Pedagang Sayur kualitatif, hasil penelitian ini pada
Katiandagho, dan Sebelum Dan penelitian ini Rumusan maslah,
Lyndon Selama Masa menunjukkan penelitian terdahulu
Pangemanan Pandemi Covid-19 Keadaan pasar Lakessi merumuskan Bagaimana
59
(2021). Di Pasar Lakessi selama adanya pendapat pedagang
Kota Parepare pandemi Covid-19 mengenai keadaan pasar
Sulawesi Selatan membuat pembeli Lakessi selama masa
menjadi jauh pandemi Covid-19, dan
berkurang sehingga Bagaimana Pendapatan
membuat keadaan pedagang sayur di Pasar
pasar menjadi sepi dari Lakessi sebelum dan
pembeli. Pendapatan selama masa pandemi
pedagang sayur di Covid-19. Sedangkan
pasar Lakessi selama penelitian ini
masa pandemi merumuskan
mengalami perbedaan merumuskan

59
Claudya Levirisma panjaitan and Theodora katiandagho, “Analisis Pendapatan
Pedagang Sayur Sebelum Dan Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar Lakessi Kota Parepare
Sulawesi Selatan.” Vol. 2, No. 4 (January 2021).
33

dengan sebelum bagaimana dampak


pandemi Covid19 hal penurunan pendapatan
ini berdasarkan pada masa Covid-19
besaran pendapatan terhadap kesejahteraan
yang diperoleh oleh pedagang muslim,
responden melalui faktor membuat
usaha berdagang pedagang tetap bertahan
sayuran yang pada masa Covid-19,
dilakukan serta upaya yang
dilakukan pedagang.
BAB III
METODE PENELITIA
A. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin, Alasan penulis mengambil lokasi penelitian ini dengan alasan bahwa
pasar tradisional Rantau Panjang adalah pasar yang paling besar di Kec Tabir Kab
Merangin, dan terdapat banyak pedagang dan pembeli, menandakan bahwa pusat
dari pembelanjaan masyarakat sekitar. Selain itu, memilih lokasi ini karna sesuai
dengan permasalahan yang diajukan dalam latar belakang masalah dengan
keadaan di lapangan dan di pasar tradisonal Rantau Panjang inilah menjadi tempat
timbulnya permasalahan tersebut.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Penelitian ini fokus untuk mengetahui tentang tingkat pendapatan
pedagang pada masa pandemi Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab
Merangin. Alasan penulis memilih metode penelitian kualitatif adalah ingin
menjelaskan dampak fenomena Covid-19 yang dirasakan pedagang di pasar
Rantau Panjang dengan sedalam-dalamnya dan ingin meneliti lebih dalam lagi
tentang tingkat pendapatan pedagang pada masa pandemi Covid-19.
C. Jenis dan sumber data
Secara umum jenis data dapat di klarifikasikan menjadi dua bagian yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat
baik dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya. Data primer
diperoleh langsung dari objek atau sember utama, yaitu para pedagang di
pasar Rantau Panjang. Dan data tersebut didapatkan dengan wawancara.
2. Data sekunder
Data sekuder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya

34
35

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data sekunder dikenal juga
sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat digunakan
oleh penelitian. Dalam penelitian ini adalah data pendukung yang diambil
darikantor lurah pasar Rantau Panjang dan kepala pasar Rantau Panjang, yaitu
berupa dokumen-dokumen laporan tentang pasar, atau jumlah pedagang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara
mengumpulkan data dapat menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.60
a. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan
mengikuti memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti
dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Observasi yaitu suatu proses
melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu.61
Penelitian ini peneliti akan menggunakan instrumen pengumpulan data
observasi langsung. Observasi langsung yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung mengenai tingkat pendapatan pedagang pada masa pandemi Covid-
19. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak dari Covid-19
terhadap tingkat pendapatan pedagang di pasar Rantau Panjang Kec Tabir
Kab Merangin.
b. Wawancara
Wawancara dalam pendekatan kualitatif bersifat mendalam. Wawancara
dan observasi bisa dilakukan secara bersamaan. Wawancara dapat digunakan
untuk menggali lebih dalam dari data yang diperoleh dari observasi. Dengan
demikian tidak ada informasi yang terputus, antara yang dilihat dengan yang
didengar serta dicatat. Wawancara mendalam, suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan informasi yang
60
Nor Juliansyah, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Pajar Interpratama, n.d.), Hlm 138.
61
Haris Hardiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta
Selatan: Salemba Humanika, 2010), Hlm 131.
36

mendalam. Komunikasi antara pewawancara dengan yang diwawancari


bersifat intensif dan masuk kepada hal-hal yang bersifat detail. Tujuannya
untuk memperoleh informasi yang rinci dan memahami latar belakang sikap
dan pandangan narasumber.62
Adapun model wawancaranya dengan mengajukan pertanyaan langsung
kepada pedagang di pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin.
Tabel 3.1
Identitas Narasumber

No. Nama Gender Status/Pedagang


1. Rani P Pedagang Sayur
2. Mujirah P Pedagang Sayur
3. Sabiyah P Pedagang Sayur
4. Jawariah P Pedagang Sayur
5. Saripah P Pedagang Sayur
6. Fajri L Pedagang Sembako
7. Kasim L Pedagang Sembako
8. Raden L Pedagang Sembako
9. Mustafa L Pedagang Sembako
.10. Suriya L Pedagang Sembako
11. Ucok L Pedagang Buah-Buahan
12. Meriana P Pedagang Buah-Buahan
13. Sindi P Pedagang Buah-Buahan
14. Santi P Pedagang Buah-Buahan
15 Gusnadi L Pedagang Buah-Buahan
16. Hamidah P Pedagang Ayam Potong
17. Mia P Pedagang Ayam Potong
18. Ida P Pedagang Ayam Potong
19. Syarif L Pedagang Ayam Potong

62
Rully Indrawan and Poppy Waniwati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
Campuran Manajemen, Pembangunan, Dan Pendidikan (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014),
Hlm 136.
37

20. Rana P Pedagang Ayam Potong


21. Haminah P Pedagang Ikan
22. Ipah P Pedagang Ikan
23. Roinah P Pedagang Ikan
24. Herman L Pedagang Ikan
25. Ajo L Pedagang Sate
.26. Dedek L Pedagang Sate
27. Wawan L Pedagang Bakso
28. Bejo L Pedagang Bakso
29 Marisah P Pedagang Kelontong
30. Lina P Menjual kue
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian mempunyai dua makna yang sering
dipahami secara keliru oleh peneliti pemula. Pertama, dokumen yang
dimaksudkan sebagai alat bukti tentang sesuatu, termasuk catatan-catatan,
foto, rekaman video, atau apapun yang dihasilkan oleh seorang peneliti.
Dokumen bentuk ini lebih cocok disebut sebagai dokumentasi kegiatan atau
kenang-kenangan.
Kedua, dokumen yang berkenaan dengan peristiwa atau momen atau
kegiatan yang telah lalu, yang padanya mungkin dihasilkan sebuah informasi,
fakta dan data yang diinginkan dalam penelitian. Berbeda dengan bentuk
pertama, dimana dokumen sebagai bukti kegiatan seorang peneliti, pada
bentuk kedua dokumen merupakan sumber yang memberikan data atau
informasi atau fakta kepada peneliti, baik itu catatan, foto, rekaman video
maupun lain-nya. Karena itu, bentuk kedua inilah yang akan dibicarakan
lebih mendetail dalam tulisan berikut sebagai salah satu teknik pengumpulan
data dalam penelitian.
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, ada
beberapa hal yang penting dipahami secara baik, yakni: pengertian dan
38

kegunaan dokumen,jenis-jenis dokumen dan nilai-nilai sebuah dokumen


dalam penelitian.63
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini penulis menggunakan analisa data secara kualitatif, analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.64 Data yang diperoleh
terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan
dianalisis melalui segi kualitatif, dengan teknik:
1. Analisi domain
Analisi domain adalah langkah analisis pertama yang dilakukan setelah
peneliti melalui suatu proses dari terjun keobjek penelitian yang berupa
situasi sosial dan kemudian pelaksanaan observasi partisipan, pencatatan hasil
observasi, dan wawancara, serta melakukan observasi. Analisis domain
bersifat universal yaitu mencakup: jenis, ruang, sebab akibat, rasional, lokasi
kegiatan, cara ketujuan, fungsi, uraian dan atribut.65 Analisis domain pada
umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan
menyeluruh tentang sosial yang diteliti.
2. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi yaitu penelitian mencari bagaimana domain yang
dipilih selanjutnyadijabarkan atau dijelaskan menjadi lebih rinci.Setelah
peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-domain atau
kategori dari stuasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang dipilih oleh
peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam
lagi melalui pengumpulan data dilapangan. Analisis Taksonomi adalah
analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang
telah ditetapkan.66

63
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, 2015), Hlm 93-94.
64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Data R&D (Bandung: CV.
Alfabeta, 2013), Hlm 244.
65
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Ekonomi, Kebijakan Publik Dan Ilmu Social
Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Hlm 205.
66
Bungin, Hlm 359.
39

3. Analisis komponensial
Analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perpedaan
atau yang kontras, data dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
yang selektif. Ada delapan langkah dalam analisis komponen ini yaitu:
a. Memilih domain yang akan dianalisis.
b. Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan.
c. Menyiapkan lembar paradigma.
d. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai.
e. Menggambungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu.
f. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada.
g. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data.
h. Menyiapkan paradigma lengkap.67
4. Analisis Tema Kultural
Analisis tema kultural adalah analisis dengan memahami gejala gejala
yang khas dari analisis sebelumnya. Pada tahap ini yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Membaca secara cermat keseluruhan catatan penting.
b. Memberikan kode pada topic topic penting.
c. Menyusun tipologi.
d. Membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks
penelitian.68
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber dalam penelitian ini dapat dicapai dengan jalan yaitu sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan orang secara pribadi.

67
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Data R&D, Hlm 221.
68
Wiranata Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2001), Hlm 337.
40

3. Membandingan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian


dengan apa yang dikatakannya waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.69

69
Lexy J Meleong, Metologi Penelitan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004),
Hlm 332.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian


1. Sejarah Pasar Tradisional Rantau Panjang
Pasar Rantau Panjang ialah merupakan sentral berjualan berbagai jenis
kebutuhan sandang, pangan, papan bagi warganya. Pasar Rantau Panjang yang
pertama dulunya di Kampung Terendam di Kelurahan Kampung Baruh yang
dinamakan pasar usang, yang terletak setelah jembatan dan sebelum masjid di
Kelurahan Kampung Terendam, pasar usang dulunya hanya bermodalkan terpal
kecil untuk para pedagang. Pedagang hanya menjual barangnya daganganya pada
hari sabtu saja. Pasar usang hanya berdiri 3 tahun, karena nyebrang sungai dan
juga sering terjadinya kebanjiran saat musim hujan ini menyebabkan barang
daganggan pedagang terendam dan pedagang tidak bisa berjualan maka pasar
usang di pindahkan ke pasar senin.70
Pasar usang dipindahkan ke pasar senin pada tahun 1934, pasar senin berdiri
lebih lama dari pada pasar usang, pasar usang hanya 3 tahun sedangkan pasar
senin berdiri 5 tahun, banyaknya penduduk yang bertambah dan lokasi pasar senin
sangat sempit sehinga pasar tidak bisa dikembangkan maka pasar dipindahkan ke
pasar rantau panjang. Pemerintah memindahkan pasar senin ke Pasar Rantau
Panjang dikarenakan lokasi pada pasar Rantau Panjang sangat luas, dan dulunya
sebelum dijadikan pasar Rantau Panjang iya adalah lapangan bola kaki di
Kecamatan Tabir, pasar dipindahkan pada tahun 1939 sebelum merdeka, pasar
Rantau Panjang masih berdiri sampai sekarang. 71
2. Letak Geografis Pasar Rantau Panjang
Pasar Rantau Panjang terletak di Kelurahan Pasar Rantau Panjang,
Kecamatan Tabir jarak Pasar Rantau Panjang ke Ibu kota Kabupaten Merangin 28
km. Luas wilayah Kecamatan Tabir adalah 242 km² 4.34 % ketingian dan 73 m di
atas permukaan laut. Pasar Rantau Panjang adalah merupakan sentral

70
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 April 2021
71
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 April 2021

41
42

perekonomian masayarakat di Kecamatan Tabir.


Pasar Rantau Panjang adalah salah satu pasar tradisional yang ada di
Kecamatan Tabir. Pasar ini merupakan pasar tradisional yang selalu ramai
dikunjungi oleh masyarakat setempat setiap harinya tapi yang paling ramai
dikunjungi pada hari minggu, baik masyarakat lokal, maupun masyarakat dari
luar, serta banyaknya pedagang yang berjualan dari luar daerah yang berjualan di
pasar Rantau Panjang seperti pedagang dari Kerinci, Bangko, Padang. Sarana
prasarana pasar tradisional di pasar Rantau Panjang belum tertata dengan baik,
dimana kios yang berada di pasar Rantau Panjang struktur bagunan yang sudah
usang/tua.72 Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Tabir dan batas-batas
wilayah Kelurahan Pasar Rantau Panjang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Batas-batas wilayah KecamatanTabir.73
Sebelah Utara Kabupaten Tebo
Sebelah Timur Kecamatan Tabir Selatan
Sebelah Selatan Kecamatan Tabir Ilir
Sebelah Barat Kecamatan Tabir Ulu

Tabel. 4.1 menjelaskan batas wilayah Kecamatan Tabir, sebelah utara


berbatasan dengan Kab Tebo, sebelah timur berbatasan dengan Kec Tabir Selatan,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec Tabir Ilir, dan di sebelah barat berbatasan
dengan Kec Tabir Ulu.
Tabel 4.2
Batas-batas wilayah Kelurahan Pasar Rantau Panjang.74
Sebelah Utara Kelurahan Kampung Baruh
Sebelah Timur Kelurahan Kampung Baruh
Sebelah selatan Kelurahan Mampun
Sebelah Barat Kelurahan Pasar Baru

72
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
73
Dukumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
74
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
43

Tabel 4.2 menjelaskan batas-batas wilayah Kelurahan Pasar Rantau Panjang,


sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baruh, sebelah timur
Berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baruh, sebelah selatan berbatasan
dengan Kelurahan Mampun, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan
Pasar Baru Rantau Panjang.
Tabel 4.3
Jarak Antar Desa Ke Kecamatan Tabir.75
No. Desa Jarak ke Keacamatan
1. Kel. Mampun 2
2. Kel. Kampung Baruh 1
3. Kel. Pasar Rantau Panjang 0
4. Seling 6
5. Kandang 7
6. Koto Rayo 4
7. Kel. Dusun Baru 1
8. Beluran Panjang 8
9. Tanjung Ilir 10
1010. Lubuk Napal 13
111. Kel. Pasar Rantau Panjang 2

Tabel 4.3 menjelaskan jarak antar Desa ke Ibukota Kecamatan Tabir. Desa
Lupuk Napal menuju ibukota kecamatan Tabir dengan jarak 13 km merupakan
yang terjauh dari ibukota kecamatan Tabir. Sedangkan Kelurahan Pasar Rantau
Panjang merupakan yang terdekat karena berada di pusat kota kecamatan Tabir.

75
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
44

Tabel 4.4
Banyaknya Pasar Menurut Jenis Dirinci Per-Desa di Kecamatan tabir.76
NNo. Desa Jenis Pasar
Permanen Tidak Permanen
1. Kelurahan Mampun - -
2. Kelurahan Kampung Baruh - -
3. Kelurahan Pasar Rantau Panjang 1 -
4. Seling - -
5. Kandang - -
6. Koto Rayo - -
7. Kelurahan Dusun Baru - -
8. Beluran Panjang - 1
9. Tanjung Ilir - -
10. Lubuk Napal - -

Tabel 4.4 menjelaskan banyaknya pasar menurut jenis dirinci per-desa di


Kec tabir, pasar permanen hanya terdapat di Kelurahan Pasar Rantau Panjang dan
pasar yang tidak permanen terdapat di desa Beluran Panjang.
3. Keadaan Penduduk, Agama, dan Mata Pencaharian
a. Keadaan Penduduk KecamatanTabir sebagai berikut :
Tabel 4.5
Keadaan penduduk menurut kelompok usia dan jenis
kelamin.77
No. Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan
1. 0-4 1,344 1,564
2. 5-9 1,416 1,552
3. 10-14 1,587 1,619
4. 15-19 1,316 1,548
5. 20-24 1,249 1,326
6. 25-29 1,080 1,195
7. 30-34 1,091 1,086

76
Dokumentasi lurah pasar Rantau Panjang 11 Apri 2021
77
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
45

8. 35-39 1,001 1,101


9. 40-44 935 1,000
10. 45-49 792 905
11. 50-54 653 782
12. 55-59 561 476
13. 60-64 438 389
14. 65-69 204 218
15. 70-74 787 145
16. 75 723 145
Jumlah 15.177 15.051

Tabel 4.5 menjelaskan keadaan penduduk menurut kelompok usia dan


jenis kelamin di kecamatan Tabir, menunjukkan penduduk yang berusia 10-
14 tahun adalah yang terbanyak yang berjumlah 1.587 orang berjenis kelamin
Laki-Laki dan 1.619 orang berjenis kelamin perempuan, penduduk yang
berjenis kelamin Laki-Laki yang berusia 65-69 tahun dan penduduk yang
berjenis kelamin perempuan berusia 70-75 yang paling sedikit yaitu
berjumlah 145 orang.
b. Suku Masyarakat di Kecamatan Tabir
Adapun asal suku yang ada di Kecamatan Tabir ialah terdiri dari
bermacam-macam suku yang ada di Indonesia. Diantaranya suku asli yaitu
Melayu Jambi, Jawa, Batak, dan Minang. Bila diperhitungkan antara
penduduk asli dengan suku pendatang dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Daftar Suku.78
No. Suku Presentase
1. Penduduk Asli Jambi 70%
2. Jawa 12%
3. Batak 5%
4. Minang 13%
Tabel 4.6 menjelaskan jenis suku yang ada di Kecamatan Tabir,
mayoritas suku penduduk kecamatan Tabir adalah penduduk asli Jambi yaitu
sekitar 70% dan sebagian lainnya suku jawa 12%, suku Batak 5%, dan suku

78
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
46

Minang 13%.
c. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Tabir pada umumnya adalah
bertani di sawah dan bercocok tanam diladang yang biasa disebut dengan
umo untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang berkaitan dengan
kebutuhan pangan. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya
masyarakat di Kecamatan Tabir pedagang, berdagang, berkebun karet,dan
sawit, serta mendulang emas di sungai-sungai yang ada di sekitar
perkampungan.79
d. Sistem Agama
Penduduk di Kecamatan Tabir mayoritas memeluk agama Islam. Jadi hal
ini dapat dilihat dari tempat ibadah yaitu masjid sebanyak 18 masjid dan 66
mushola. Kegiatan disana tidak hanya untuk tempat beribadah saja, tapi
masjid dan mushola juga digunakan buat anak-anak belajar mengaji/membaca
Al-Qur’an.
Tabel 4.7
Banyaknya Masjid dan Mushola di Kecamatan Tabir 80
No. Desa Masjid Mushola Gereja Pura Whara
1. Kel. Mampun 3 9 - - -
2. Kel. Kampung Baruh 1 14 - - -
3. Kel. Pasar Rantau Panjang 3 4 - - -
4. Seling 2 4 - - -
5. Kandang 1 3 - - -
6. Koto Rayo 3 3 - - -
7. Kel. Dusun Baru 1 19 - - -
8. Beluran Panjang 1 2 - - -
9. Tanjung Ilir 1 3 - - -
10. Lubuk Napal 1 3 - - -

79
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang 11 April 2021
80
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 April 2021.
47

11. Kel. Pasar Baru 1 2 - - -

Tabel 4.7 menjelaskan jumlah masjid dan mushola di Kecamatan Tabir di


setiap desa dan kelurahan yaitu, Masjid berjumlah 18 dan mushola berjumlah
66.
4. Kondisi Pasar Rantau Panjang
Pasar ialah merupakan tempat pertemuan penjual dan pembeli yang untuk
melakukan transaksi dalam memenuhi akan kebutuhan sehari-hari. Pasar menjadi
salah satu pertumbuhan ekonomi warga di Kabupaten Merangin khususnya di
Kecamatan Tabir bisa dikatakan seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Merangin memiliki pasar, baik pasar harian maupun minguan.81 Adapun aspek
pasar Rantau Panjang dari aspek sarana prasarana ialah peneliti melakukan
pengamatan disekitar wilayah pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir sebagian
besar yang diperjual belikan pedagang adalah bahan makanan dan minuman,
sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, beras, rempah-rempah, sembako,
pakaian, peralatan dapur, pedagang obat-obatan tradisioal, warung nasi dan lain
sebagainya.

Keadaan sarana prasarana di Pasar Rantau Panjang. Adapun wawancara


dengan bapak Akhyar Kepala Pasar Rantau Panjang iya menjelaskan:
“Keadaan sarana prasarana pasar Rantau Panjang kini pedagang sayur-
sayuran, daging kinin tu lah iluk, tapi masih banyak jugo nak harus di
perbaikan, yo ado go atap-atap kios pedagang yang bocor, dan jugo sarana wc
umum tu dado layak agi, tapi alhamdullah lah ado nak iluk.82

Dari penjelasan bapak Mutar dapat disimpulkan bahwa keadaan pasar Rantau
Panjang sudah cukup baik, lokasi tempat yang luas dari pada pasar yang dulu,
sarananya masih kurang baik karena atap kios tempat pedagang ada yang bocor,
dan wc umum tidak layak, jalan yang licin ini membuat pedagang dan para
pembeli tidak nyaman.
Adapun wawancara peneliti dengan salah satu pedagang ikan di pasar Rantau

81
Observasi di Pasar Rantau Panjang Tabir pada tanggal 12 April 2021.
82
Wawancara dengan bapak Mutar masyarakat Rantau Panjang, pada tanggal 14 April
2021
48

Panjang yang bernama ibu Isah beliau mengatakan:


“Kondisi sarana di pasar sebenanyo lah cukup iluk, tapi pengelolaan pasar
setempat seharusnyo membejik fasilitas yang dado layak pakai.Macam atap
seng yang sudah berkahat, lah cabik, dan ddo layak pakai haruih dituka.Kami
pedagang bisa ugi. Dengan atap seng nak cabik bilo musim hujam tibo, iko
muik kami basego dan pembeli bisa takaliceh bilo nempuh jalan-jalan
disekitar pasa.”83
Berdasarkan wawancara dengan pedagang mereka mengatakan bahwa
kondisi sarana dan prasarana dipasar ini sebenarnya sudah cukup baik, tetapi
pengelolaan pasar setempat seharusnya segera membenahi fasilitas yang
mulai tak layak pakai. Seperti atap genteng yang sudah berkarat, bocor, dan
tak layak pakai harus segera diganti. Hal ini dapat merugikan pedagang
ataupun pembeli itu sendiri. Dengan atap yang bocor apabila musim hujan
datang, akan membuat kami pedagang kesusahan dan pengunjung yang
dikwatirkan akan tepleset apabila melalui jalan-jalan disekitaran pasar ini.
Adapun wawancara dengan ibu Piah pembeli pasar Rantau Panjang beliau
mengatakan:
“Daknyo jalan bae nak batambah sempit, kondisi kebersihan jugo harus di
perhatikan oleh pengelolaan setempat. Lum agi kondisi atap kios nak sudah
banyak lapuk dan cabik. Kalun musim hujan isuk ko yang rugi daknyo
pedagang tapi kami pembeli keno jugo”.

Berdasarkan wawancara dengan pembeli diatas mereka mengatakan bahwa


tidak hanya jalan yang semakin sempit, tapi kondisi kebersihan pasar juga
seharusnya diperhatikan oleh pengelola setempat. Belum lagi akan atap kios
yang sudah banyak yang lapuk dan bocor. Bagaimana kalo nanti musim hujan
datang dan kondisi masih seperti ini, yang rugi bukan hanya pedagang tapi
pembeli juga terkena akan imbasnya. Berdasarkan hasil pengamatan di atas
kondisi sarana prasarana pasar Rantau Panjang perlu diadakan perbaikan dari
asfek fisik bangunan maupun aspek prasarana. Kendala kondisi pemasukan
asli daerah dan akan minimnya anggaran dari daerah juga kerap menyulitkan
pengelolaan setempat akan memperbaiki segala kerusakan yang terjadi pada
sarana prasarana pasar Rantau Panjang menjadi terbangkalai.
83
Wawancara dengan Ibu Isah Pedagan Pasar Rantau Panjang, pada Tanggal 14 April
2021
49

5. Visi dan Misi Pasar Rantau Panjang


1. Visi
Menghujudkan pasar Rantau Panjang sebagai pasar yang bersih,
indah, nyaman, aman dan sejahtera
2. Misi
1. Menghujudkan masyarakat yang mandiri akan berbagai
kegiatan dan usaha profesinya, serta mengwujudkan kondisi
yangaman
2. Meningkatkan koordinasi dengan cara melibatkan para
perangkat desa, lembaga adat dan organisasi
masyarakatlainya.
3. Memfasilitasi dan memotivasi masyarakat agar terpenuhi
kebutuhan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka
menghujudkan kesejahteraan secara menyeluruh.84

84
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 11 Apriil 2021
50

6. Struktur Organisasi Pasar Rantau Panjang


Bagan 4.1
Struktur Organisasi Pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin. 85
KETUA PASAR
AKHYAR, SQ

SEKRETARIS BENDAHARA
FITRIANI MARNITA

KEAMANAN RETREBUSI
HENDRO HIDAYAT FATMA WATI
IRWANDI SALMAH RASYID
UMI KALSUM

PARKIR
SIDIN
BUYUNG
BUJIN
SARI

85
Dokumentasi Lurah Pasar Rantau Panjang Pada tanggal 11 April 2021
51

B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti terlebih dahulu memaparkan
pelaksanaan penelitian yang di awali dengan survei ke lokasi penelitian dan
menentukan subjek yang akan dijadikan informan. Peneliti mewawancarai
informan sebagai dasar bahwa informasi dan data yang diambil dapat
dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan sasaran penelitian. Selanjutnya
peneliti melakukan pendekatan kepada setiap subjek yang telah ditentukan sebagai
informan sebelum melakukan wawancara agar wawancara dapat berjalan dengan
baik dan sesuai harapan.
Berdasarkan observasi, peneliti mengamati hal-hal yang terjadi dilapangan,
yaitu peneliti melihat pasar tradisional Rantau Panjang sangat sepi, barang
dagangan pedagang banyak tidak habis terjual, dan terjadi perubahan waktu pada
pedagang yang berjualan, sebelum pandemi Covid-19 pedagang yang berjualan
dari pagi sampai sore, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 banyak pedagang
hanya berjualan dari pagi sampai habis zuhur saja, disebabkan pasar sangat sepi
apalagi pada waktu habis zuhur, Maka peneliti menemukan beberapa hal yang
penting terkait Analisis tingkat pendapatan pedagang pada masa Covid-19 di
pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab Merangin.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada pendapatan pedagang yang
menyebabkan ada sebagian pedagang yang tutup/gulung tikar. Berikut grafik
jumlah pedagang tetap di pasar Rantau Panjang sebelum dan pada masa pandemi
Covid-19.
52

Grafik 4.1
Data Jumlah Pedagang Tetap di Pasar Rantau Panjang

80 75
67
70
60
50
40 35
30 Sebelum Covid-19
30
20 Pada Masa Covid-19
10
0
Pedagang
Perempuan Pedagang Laki-Laki

Berdasarkan grafik 4.1 menjelaskan jumlah pedagang di pasar Rantau


Panjang sebelum dan pada masa pandemi Covid-19, sejak pandemi Covid-19
terjadi jumlah pedagang semakin berkurang, ini menunjukkan pedagang di pasar
Rantau Panjang ada sebagian yang gulung tikar atau tutup.86 Dan ada sebagian
pedagang yang beralih profesi mencari dan ada yang tutup sementara sejak masa
pandemi Covid-19. Setelah peneliti melakukan wawancara dilapangan peneliti
menanyakan pendapatan para pedagang perharinya sebelum dan pada masa
Covid-19.
1. Pendapatan Pedagang Sebelum dan pada Masa Pandemi Covid-19
Di Pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir.
a. Pendapatan Pedagang di Pasar Rantau panjang
hasil wawancara peneliti dengan ibuk dengan ibuk Jawariah pedagang
sayur di pasar tradisional Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya berkisar sebesar Rp.
120.000 perhari, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan
saya menurun menjadi Rp. 40.000”.87

86
Wawancara Langsung Dengan Kepala Pasar Rantau Panjang Tanggal 6-10 April 2021.
87
Wawancara Dengan Ibuk Jawariah Pedagang Sayur Di Pasar Rantau Panjang Tanggal
20 April 2021
53

Hasil wawancara dengan ibuk Sindi pedagang buah-buahan di pasar


Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya sangat normal
berkisaran Rp. 120.000, tetapi sejak masa pandemi Covid-19
pendapatan saya menurun drastis sebesar Rp. 70.000 perhari, itupun
masih pendapatan kotor”.88

Hasil wawancara dengan bapak Mustafa pedagang sembako di pasar


Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya sangat stabil bahkan
sering mengalami kenaikan, pendapatan saya sebelum pandemi
sebesar Rp. 400.000, tetapi senjak adanya pandemi Covid-19
Pendapatan Saya Sebesar Rp. 200.000 Perhari”.89

Hasil wawancara dengan ibuk Santi pedagang buah-buahan di pasar


Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“sebelum pandemi pendapatan saya sangat stabil sebesar Rp.
130.000 perhari, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan
saya sebesar Rp. 50.000 perhari”. 90

Hasil wawancara dengan bapak Wawan pedagang bakso di pasar


Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Pendapatan saya sebelum pandemi Covid-19 sangat stabil sebesar
Rp. 300.000 perhari, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19
pendapatan saya menurun 50%, pendapatan saya pada masa pandemi
Covid-19 sebesar Rp. 150.000”.91

Wawancara dengan ibuk Ida pedagang ayam potong di pasar rantau


Panjang, menagtakan bahwa :
“sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya sangat stabil bahkan
sering mengalami kenaikan, pendapatan saya sebelum pandemi
Covid-19 sebesar Rp. 350.000 perhari tetapi sejak adanya pandemi
pendapatan saya menurun drastis, pendapatan saya pada masa

88
Wawancara Dengan Ibuk Sindi Pedagang Buah-Buawan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 2 Mei 2021
89
Wawancara Dengan Bapak Mustafa Pedagang Sembako Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 28 April 2021
90
Wawancara Dengan Ibuk Santi Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 3 Mei 2021
91
Wawancara Dengan Bapak Wawan Pedagang Bakso Di Pasar Rantau Panjang Tanggal
16 Mei 2021
54

pandemi Covid-19 sebesar Rp. 130.000 perhari”.92

Berdasarkan hasil pemaparan informan diatas dapat disimpulkan


bahwa sebulum pandemi Covid-19 pendapatan pedagang sangat stabil
tetapi sejak pandemi Covid-19 pendapatan pedagang di pasar tradisional
Rantau Panjang menurun drastis hingga mencapai 50% bahkan lebih.
Berikut pendapatan pedagang muslim di pasar Rantau Panjang :
Tabel 4.8
Pendapatan Perhari pedagang sayur sebelum dan pada masa pandemi
Covid-19
No. Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
Pedagang Perhari pada Penurunan
Sayur Sebelum Covid- masa Pendapatan
19 Covid-19
1. Rani Rp. 180.000 Rp. 60.000 Menurun 66%

2. Mujirah Rp. 200.000 Rp. 80.000 Menurun 60%


3. Sabiyah Rp. 130.000 Rp. 60.000 Menurun 53%
4. Jawariah Rp. 120.000 Rp. 40.000 Menurun 66 %
5. Saripah Rp. 120.000 Rp. 50.000 Menurun 58%.93

Berdasarkan tabel 4.8 menjelaskan pendapatan kotor perhari pedagang sayur


sebelum dan pada masa Covid-19, yang menunjukkan bahwa pendapatan
pedagang sayur pada masa Covid-19 mengalami penurunan sangat drastis.
Tabel. 4.9
Pendapatan Perhari Pedagang Sembako sebelum dan Pada Masa
Covid-19
No. Nama Pedagang Pendapatan Pendapatan Persentase
Sembako Perhari Sebelum Perhari Pada penurunan
Covid-19 Masa Covid-19 pendapatan
1. Fajri Rp. 300.000 Rp. 100.000 Menurun 66%
2. Kasim Rp. 350.000 Rp. 150.000 Menurun 57%

92
Wawancara Dengan Ibuk Ida Pedagang Ayam Potong Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 6 Mei 2021
93
Wawancara Dengan Pedagang Sayur Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 17-25 April
2021
55

3. Raden Rp. 250.000 Rp. 100.000 Menurun 60%


4. Mustafa Rp. 400.000 Rp. 200.000 Menurun 50%
5. Suriya Rp. 200.000 Rp. 90.000 Menurun 55%.94

Berdasarkan tabel 4.9 menjelaskan pendapatan perhari pedagang sembako di


pasar tradisional sebelum dan pada masa Covid-19, menunjukkan bahwa
pendapatan pedagang sembako menurun drastis pada masa Covid-19, mencapai
55%.
Tabel 4.10
Pendapatan Perhari Pedagang Buah-buahan Sebelum dan Pada Masa
Covid-19
Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
No. Pedagang Perhari Sebelum perhari pada Penurunan
buah Covid-19 masa Covid-19 Pendapatan
1. Ucok Rp. 140.000 Rp. 60.000 Menurun 57%
2. Meriana Rp. 150.000 Rp. 80.000 Menurun 47%
3. Sindi Rp. 120.000 Rp. 70.000 Menurun 41%
4. Santi Rp. 130.000 Rp. 50.000 Menurun 61%
5. Gusnadi Rp. 150.000 Rp. 70.000 Menurun 53%.95

Berdasarkan tabel 4.10 menjelaskan pendapatan pedagang buah-buahan di


pasar tradisional Rantau Panjang sebelum dan pada masa Covid-19
menunjukkan pendapatan pedagang buah menurun drastis pada masa Covid-19.
Tabel 4.11
Pendapatan Perhari Pedagang Ayam Potong Sebelum dan Pada Masa
Covid-19
No. Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
Pedagang Perhari Sebelum Perhari pada Penurunan
Covid-19 Masa Covid- Pendapatan
19

94
Wawancara Dengan Pedagang Sembako Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 26-30
April 2021
95
Wawancara Dengan Pedagang Buah Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 1-3 Mei
2021.
56

1. Hamidah Rp. 400.000 Rp. 130.000 Menurun 67%


2. Mia Rp. 300.000 Rp. 120.000 Menurun 60%
3. Ida Rp. 350.000 Rp. 130.000 Menurun 62%
4. Syarif Rp. 350.000 Rp. 140.000 Menurun 60%
5 Rana Rp. 360.000 Rp. 140.000 Menurun 61%.96

Berdasarkan tabel 4.11 menjelaskan pendapatan pedagang ayam potong di


pasar tradisional Rantau Panjang sebelum dan pada masa Covid-19, yang
menunjukkan pendapatan pedagang buah menurun drastis pada masa Covid-19.

Tabel 4.12
Pendapatan Perhari Pedagang Ikan Sebelum dan Pada Masa Covid-19
No. Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
Pedagang Perhari Sebelum Perhari Pada Penurunan
Ikan Covid-19 Masa Covid- Pendapatan
19
1. Haminah Rp. 400.000 Rp. 200.000 Menurun 50%
(menjual ikan
lele, patin, nila,
mas)
2. Ipah (menjual Rp. 380.000 Rp. 180.000 Menurun 52%
ikan patin, lele,
nila, mas)
3. Roinah Rp. 300.000 Rp. 160.000 Menurun 46%
(menjual ikan
laut)
4. Herman Rp. 330.000 Rp. 170.000 Menurun 48%.97
(menjual ikan
laut)

Tabel 4.12 menjelaskan pendapatan pedagang ikan di pasar tradisional


Rantau Panjang sebelum dan pada masa Covid-19, yang menunjukkan
pendapatan pedagang buah menurun drastis pada masa Covid-19. Selanjut
pendapatan pedagang perhari pedagang makanan pada masa Covid-19 sebagai

96
Wawancara Pedagang Ayam Potong Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 4-7 Mei
2021
97
Wawancara Dengan Pedagang Ikan Di Pasar Rantau Panjang Pada Tanggal 8-13 Mei
2021.
57

berikut :
Tabel. 4.13
Pendapatan Perhari Pedagang Makanan pada Masa Covid-19
Nama Pendapatan Pendapatan Persentase
No. Pedagang Perhari Perhari Pada Penurunan
Sebelum Masa Covid-19 Pendapatan
Covid-19
1. Ajo ( menjual Rp. 270.000 Rp. 130.000 Menurun 51%
Sate)
2. Dedek Rp. 250.000 Rp. 110.000 Menurun 56%
(Menjual Sate)
3. Wawan, Rp.300.000 Rp. 150.000 Menurun 50%
(menjual
bakso, mie
ayam)
4. Bejo (bakso, Rp. 330.000 Rp. 160.000 Menurun 51%
mie ayam)
5. Marisah Rp. 200.000 Rp. 120.000 Menurun 40%
(Menjual
kelontong)
6. Lina (menjual Rp. 140.000 Rp. 60.000 Menurun
kue) 57%.98

Tabel 4.13 menjelaskan pendapatan perhari pedagang makanan di pasar


tradisonal Rantau Panjang sebelum dan pada masa Covid-19, yang menunjukkan
pendapatan pedagang buah menurun drastis pada masa Covid-19.
2. Faktor Penyebab Menurunnya Pendapatan Pedagang Muslim Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar Rantau Panjang Kec Tabir Kab
Merangin
a. Pasar sepi
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Gusnadi pedagang buah-
buahan di pasar Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada pandemi
Covid-19 ini iyalah pasar sangat sepi, barang dagangan tidak habis
terjual sehingga menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi Covid-19 ini”.99

98
Wawancara Dengan Pedagang Makanan Pada Tanggal 14-17 Mei 2021.
99
Wawanacra Dengan Bapak Gusnadi Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 3 Mei 2021
58

Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Rana pedagang ayam potong di


pasar Rantau panjang, mengatakan bahwa ;
“Faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi Cobid-19 iyalah, pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat
berkurang, sehingga barang dagangan saya banyak tidak laku”.100

Hasil wawancara peneliti dengan ibuk lina pedagang kue di pasar


Rantau panjang, mengatakan bahwa :
“faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi Covid-19 ini iyalah pasar sangat sepi, barang dagangan saya
banyak tidak habis terjual”.101

Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Saripah pedagang sayur di


pasar Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi Covid-19 ini yaitu pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat
berkurang, barang dagangan saya banyak tidak laku”.102

Hasil wawancara peneliti dengan bapak Gusnadi pedagang Buah


Buahan di pasar rantau panjang, mengatakan bahwa :
“Faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun sejak adanya
pandemi Covid-19 yaitu pasar menjadi sepi, barang dagangan saya
banyak tidak laku, sehingga banyak barang dagangan saya yang
busuk”.103

Berdassarkan hasil pemaparan dari informan dapat disimpulkan


bahwa sfaktor yang menyebabkan pendapatan informan menurun iayalah
pasar menjadi sepi daya beli masyarakat berkurang, barang dagang
pedagang banyak tidak laku, faktor inilah yang menyebakan pendapatan
pedagang menurun drastis pada masa pandemi Covid-19 ini.

100
Wawancara Dengan Ibuk Rana Pedagang Ayam Potong Di Pasar Rantau panjang
Tanggal 6 Mei 2021
101
Wawancara Dengan Ibuk Lina Pedagang Kue Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 17
Mei 2021
102
Wawancara Dengan Saripah Pedagang Sayur Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 23
April 2021
103
Wawancara Dengan Bapak Gusnadi Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Rantau Panjang
Tanggal 3 Mei 2021
59

b. Banyaknya Persaing
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Bejo pedagang bakso di
pasar Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“Faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi covid-19 ini selain pasar yang sepi, daya beli masyarakat
berkurang, juga disebabkan oleh banyaknya pesaing”.104

Hasil wawancara peneliti dengan bapak Herman pedagang ikan di


pasar Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“banyaknya persaing yang menjual barang dagangan yang sama di
Pasar Rantau Panjang Menjadi Faktor Yang Menyebabkan
Pendapatan saya menurun drastis, di tambah lagi pasar menjadi sepi
sejak masa pandemi Covid-19 ini”.105

Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Roinah pedagang ikan di pasar


Rantau Panjang, mengatakan bahwa :
“faktor yang menyebabkan pendapatan saya menurun pada masa
pandemi Covid-19 ini selain pasar sepi, dayang beli masyarakat
berkurang, tetapi juga disebakan oleh banyak nya pesaing yang
menjualkan barang dagang yang sama”.106

Berdasarkan hasil pemaparan beberapa informan dapat disimpulkan


bahwa faktor yang menyebabkan menurunnya pendapatan pedagang pada
masa pandemi Covid-19 selain pasar menjadi sepi, daya beli masyarakat
berkurang, tetapi juga disebabkan faktor lain yaitu banyaknya pesaing
yang menjual barang dagangan yang sama.

104
Wawancara Dengan Bapak Bejo Pedagang Bakso Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 23
April
105
Wawancara Dengan Bapak Herman Pedagang Ikan Di Pasar Rantau Panjang Tanggal
11 Mei 2021
106
Wawancara Dengan Ibuk Roinah Pedagang Ikan Di Pasar Rantau Panjang Tanggal 10
Mei 2021
60

3. Dampak Penurunan Pendapatan Pada Masa Covid-19 Terhadap


Kesejahteraan Pedagang Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar
Rantau Panjang Kec Tabir Kabupaten Merangin
a. Kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi
Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Rani salah satu pedagang sayur
di pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 terjadi pendapatan saya sangat normal,
bahkan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan
keperluan lainnya, tetapi sejak pandemi Covid-19 terjadi pendapatan
saya menurun drastis, sehingga pendapatan saya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, biasanya Rp. 50.000 untuk
kebutuhan perhari saya sekeluarga, tetapi sekarang hanya Rp 15.000
dalam satu hari, itupun termasuk uang jajan anak”.107

Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Mujirah pedagang sayur di pasar


tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Dampak pandemi Covid-19 sangat saya rasakan sebagai pedagang
sayur di pasar tradisional, pendapatan saya jauh menurun, sehingga
kebutuhan sehari-tidak tercukupi sejak masa Covid-19”.108

Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan bapak Fajri pedagang


sembako di pasar tradisional Rantau panjang mengatakan bahwa :
“Sejak masa pandemi Covid-19 terjadi pendapatan saya sebagai
pedagang sembako menurun drastis, berdampak pada ekonomi rumah
tangga saya memburuk, karena susahnya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, biasanya uang kebutuhan sehari-hari saya lebihkan, tetapi
sejak masa pandemi uang untuk kebutuhan sehari-hari malahan tidak
cukup”.109

Hasil wawancara peneliti dengan bapak Ucok pedagang buah di pasar


tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Dampak pandemi Covid-19 menyebab pendapatan saya menurun
drastis, sehingga menyebabkan kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi,
ditambah lagi banyak yang harus di bayar seperti tagihan listrik, uang
jajan anak, inilah yang saya hadapi sejak masa pandemi Covid-19”.110

107
Wawancara Dengan Ibuk Rani Selaku Pedagang Sayur, Tanggal 17 April 2021
108
Wawancara Dengan Ibuk Mujirah Selaku Pedagang Sayur, Tanggal 19 April 2021
109
Wawancara dengan Bapak Fajri Selaku Pedagang sembako, Tanggal 26 April 2021
110
Wawancara dengan Bapak Ucok Selaku Pedagang Buah, Tanggal 1 Mei 2021
61

Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Hamidah pedagang ayam potong


di pasar Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 terjadi pendapatan saya sangat normal,
bahkan meningkat, tetapi sejak pandemi Covid-19 terjadi pendapatan
saya menurun drastis, penjualan pun jauh menurun, sehingga
menyebabkan saya susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari”.111

Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan ibuk Haminah pedagang


ikan di pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Pada masa pandemi Covid-19 barang dagangan sering tidak habis
terjual, banyak yang tidak laku, karena pasar menjadi sepi, berdampak
pada pendapatan saya, pendapatan saya menurun, kondisi sekarang
sangat susah, kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi”.112

Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan bapak Ajo pedagang sate


di pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“sebelum masa pandemi Covid-19 terjadi pendapatan saya sangat
normal, bahkan saya bisa menyekolahkan anak saya keperguruan tinggi,
tetapi sejak masa pandemi Covid-19 terjadi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari susah gimana saya mau menyekolahkan anak saya, anak
saya jadi ikut membantu saya berjualan selama masa pandemi Covid-19
terjadi, dia cuti dulu kuliah karena kondisi sekarang sangat susah” 113

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh informan dapat


disimpulkan bahwa para pedagang banyak mengeluh sejak terjadinya
pandemi Covid-19, karena pasar menjadi sepi, barang dagangan banyak
tidak habis terjual, menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis,
sehingga kebutuhan sehari-hari pedagang tidak tercukupi, sedangkan
kebutuhan Pangan merupakan hal yang sangat penting karena setiap
manusia tidak bisa hidup tanpa makanan.
b. Berkurangnya modal
Hasil wawancara peneliti dengan ibuk Sabiyah pedagang sayur dan
ibuk meriana pedagang buah di pasar tradisional Rantau Panjang
mengatakan bahwa :
111
Wawancara dengan Ibuk Hamidah Selaku Pedagang Ayam Potong, Tanggal 4 Mei
2021
112
Wawancara dengan Ibuk Hamidah Selaku Pedagang Ikan, Tanggal 8 Mei 2021
113
Wawancara dengan Bapak Ajo Selaku Pedagang Sate, Tanggal 14 Mei 2021
62

“sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan saya menurun drastis,


sehingga menyebabkan modal saya juga berkurang karena pendapatan
sehari berjualan itu yang dijadikan modal untuk berjualan esok
harinya”.114

Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan bapak Dedek pedagang


Sate di pasar Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Sebelum adanya Covid-19 saya bisa menabung walaupun tidak
banyak. Namun, Sejak adanya pandemi Covid-19 ini pendapatan saya
sebagai penjual sate hanya cukup buat makan sehari-hari dan memutar
modal untuk berdagang esok harinya”.115

Hal yang sama juga dikatakan ibuk Mia pedagang ayam potong di
pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“Sebelum pandemi Covid-19 saya selalu mendapatkan keuntungan
setiap harinya, modal tercukupi, bahkan saya bisa menabung, Namun
sejak adanya pandemi jangankan untuk mendapatakan keuntungan,
untuk modal saja tidak cukup, dan saya juga terpaksa meminjam
kepada keluarga saya untuk tambahan modal”.116

Berdasarkan pemaparan informan dapat disimpulkan bahwa sejak


adanya pandemi Covid-19 banyak pedagang yang rugi, pendapatan
pedagang menurun drastis, pedagang yang mengaku modal mereka
semakin berkurang sejak adanya pandemi Covid-19, modal pedagang
sangat tergantung pada pendapatan mereka setiap hari, pendapatan
mereka diputar menjadi modal buat dagangan esok harinya. Dalam
menjalani usaha modal sangat diperlukan. Modal merupakan unsur yang
sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha perdagangan, berjalan
atau tidaknya sebuah usaha seseorang tergantung dengan modal yang
dimiliki, modal adalah sebuah pondasi dalam suatu usaha.

114
Wawancara dengan Ibuk Sabiyah Selaku Pedagang Sayur, Tanggal 18 April 2021
115
Wawancara dengan Bapak Dedek selaku Pedagang Sate, Tanggal 15 Mei 2021
116
Wawancara dengan Ibuk Mia selaku Pedagang Ayam Potong, Tanggal 5 Mei 2021
63

c. Berkurangnya Aset
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Mustafa pedagang sembako di
pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya sangat stabil, keuntungan
yang saya dapatkan lumayan, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19
pendapatan saya menurun drastis, tabungan selama saya berjualan juga
terkuras habis, sehingga saya sampai menjual ruko saya yang satunya,
karena tidak ada yang menyewa ruko saya, tidak ada tambahan
pendapatan saya, akhirnya saya jual ruko tersebut, untuk tambahan
modal, dan untuk biaya anak sekolah”.117

Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan ibuk Hamidah pedagang


ayam potong di pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“sebelum pandemi Covid-19 pendapatan saya sangat stabis,
keuntungan saya berjualan pun lumayan, saya mengumpulkan
keunutungan saya berjualan untuk membeli perhiasan (emas), sebagai
tabungan, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan saya
menurun drastis, saya terpaksa menjual perhiasan saya untuk dijadikan
modal berdagang, dan untuk kebutuhan sehari-hari”118

Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan ibuk Mujirah pedagang


sayur di pasar tradisional Rantau Panjang mengatakan bahwa :
“sejak masa pandemi Covid-19 pendapatan saya menurun drastis,
sehinggan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan saya sekeluarga,
apalagi saya mempunya 3 orang anak, anak pertama saya kuliah disalah
satu Universitas padang, anak saya yang kedua masih SMA, dan terakhir
sekolah pesantren, tentu membutuhkan biaya yang cukup besar, jika saya
mengandalkan pendapatan saya berjualan tentu tidak akan cukup,
akhirnya saya terpaksa menjual sawah untuk biaya anak saya kuliah,
sekolah, dan untuk dijadikan modal”.119

Berdasarkan pemaparan informan dapat disimpulkan bahwa sebelum


pandemi Covid-19 pendapatan pedagang sangat stabil, keuntungan
pedagang lumayan besar, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19
pendapatan pedagang menurun drastis, sehingga sebagian pedagang
terpaksa menjual asset seperti ruko, perhiasan, sawah, untuk tambahan

117
Wawancara dengan Bapak Mustofa selaku Pedagang Sembako, Tanggal 27 April 2021
118
Wawancara dengan Ibuk Hamidah selaku Pedagang Ayam Potong, Tanggal 6 Mei
2021
119
Wawancara dengan Ibuk Mujirah selaku Pedagang Sayur, Tanggal 19 April 2021
64

modal berjualan, biaya pendidikan anak, dan digunakan untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilapangan diperoleh hasil bahwa tingkat
pendapatan pedagang menurun pada masa Covid-19 mengakibatkan pedagang
tidak sejahtera pada masa Covid-19 di pasar Rantau Panjang Kecamatan tabir
Kabupaten Merangin. Dari 30 pedagang yang menjadi informan yang mengalami
penurunan pendapatan pada masa pandemi Covid-19. Pendapatan pedagang di
pasar Rantau Panjang sebelum pandemi Covid-19 sangat stabil/normal bahkan
sering mengalami peningkatan, tetapi sejak adanya pandemi Covid-19
penadapatan pedagang menurun drastis hingga mencapai 50% bahkan lebih.
Faktor yang menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis pada masa
pandemi Covid-19 yaitu disebabakan oleh pasar menjadi sepi, daya beli
masyarakat menurun, barang dagangan pedagang banyak tidak habis terjual, dan
banyaknya pesaing yang menjual barang dagangan yang sama.
Dampak penurunan pendapatan pada masa Covid-19 terhadap kesejahteraan
pedagang muslim yaitu kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi, berkurangnya
modal, berkurangnya aset, sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan pedagang
menurun drastis, sehingga berdampak pada kesejahteraan. Karena Pendapatan
merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha perdagangan, karena
dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah
pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut. Kesejahteraan
merupakan suatu kondisi dan tata kehidupan yang sejahtera, yang memungkinkan
setiap orang atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.
Dalam etika bisnis terdapat beberapa prinsip yang sudah menjadi patokan
bagi sebuah transaksi jual beli. Diantaranya adalah prinsip ekonomi, kejujuran,
nilai baik dan tidak berniat jahat, adil dan hormat pada diri sendiri. Kelima prinsip
tersebut hendaknya diterapkan oleh setiap penjual yang hendak menawarkan
65

barang dagangannya kepada pembeli. Dengan penerapan prinsip tersebut akan


membawa kebaikan bagi penjual maupun pembeli.120
Hasil penelitian ini memperkuat sekaligus melengkapi penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Christina Purbawati, Lathifah Nurul Hidayah, Markhamah,
yang meneliti tentang “Dampak Social Distancing Terhadap Kesejahteraan
Pedagang Di Pasar Tradisional Kartasura Pada Era Pandemi Korona” yang
menyimpulkan bahwa sejak adanya pembatasan sosial (social distancing) yang
diberlakukan oleh pemerintah yang juga berlaku bagi para pedagang di Pasar
tradisional Kartasura ternyata berdampak pada kondisi pasar yang sepi pembeli,
daya beli masyarakat yang menurun akibat tidak diperbolehkannya
penyelenggaraan acara yang mengundang banyak orang sehingga pembeli hanya
berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari saja, dan distribusi bahan yang terhambat
pengirimannya.121
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rizky Andika, dan Sindi Pratiwi yang meneliti tentang “Dampak covid-19
terhadap pendapatan pedagang mikro pada pasar tradisional”menyimpulkan
bahwa dampak covid-19 terhadap pasar tradisional sangat berpengaruh dari segi
berkurangnya konsumen yang datang karena ketakutnya warga sehingga membuat
pasar sepi, penurunan pendapatan yang membuat pedagang sangat mengeluh
dalam keadaan ini untuk kehidupan sehari-hari mereka, serta upaya pemerintah
dalam stabilitas harga barang pokok. Banyak pedagang yang memilih untuk
menutup kios dan pedagang memilih untuk menutup sementara.122
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang atau barang dari
hasil usaha atau produksi. Pendapatan formal adalah penghasilan yang di peroleh
melalui pekerjaan pokok dan pendapatan sub sistem adalah penghasilan yang di
peroleh dari faktor produksi yang dinilai dengan uang. Pendapatan juga bisa

120
Musa Muzaiyin, “Perilaku Pedagang Muslim Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam
(Kasus Di Pasar Loak Jagalan Kediri),” Hlm 76-81.
121
Cristina Purbawati And Latihifah Nurul Hidayah, “Dampak Social Distancing
Terhadap Kesejahteraan Pedagang Di Pasar Tradisional Kartasura Pada Era Pandemi Korona” 4
(2020): Hlm 7.
122
Andika and Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap PendapatanPedagang Mikro Pada
Pasar Tradisional,” Hlm 21.
66

diartikan adalah sebagai hasil uang atau keuntungan materi lainnya yang timbul
dari pemakaian kekayaan atau jasa-jasa man usia.123 Dalam arti ekonomi,
pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa
gaji/upah, sewa serta keuntungan. 124 Pendapatan adalah salah satu tolak ukur
kesejahteraan, kesejahteraan pedagang dapat dilihat dari berapa besar pendapatan
yang diperoleh. Semakin besar pendapatan yang diperoleh para pedagang
keuntungan yang didapatkan tinggi, mengakibatkan kesejahteraan para pedagang
semakin hari semakin meningkat.125
Kesejahteraan pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang jika dikaitkan
dengan teori need milik Abraham Maslow dalam Aprianto maka pedagang di
pasar tradisional Rantau Panjang pada masa pandemi Covid-19 belum sejahtera.
Menurut Abraham Maslow kesejahteraan memiliki beberapa tahap diantaranya;
pertama terpenuhi kebutuhan pokok, kedua kebutuhan keamanan, ketiga
kebutuhan sosial, keempat kebutuhan akan diakui, kelima kebutuhan aktualisasi
diri.126 Berdasarkan tahapan tersebut rata-rata pedagang di pasar tradisional
Rantau Panjang baru memenuhi tahap keempat, Akan tetapi, untuk tahap pertama,
kedua, ketiga, dan tahap kelima pedagang di pasar tradisional belum dapat
memebuhi kebutuhan tersebut sehingga dalam hal pedagang di pasar tradisional
Rantau Panjang tidak sejahtera pada masa Covid-19.
Dalam ekonomi Islam ada tiga aspek dari fungsi kesejahteraan dikemukakan
oleh Al-Gazali dalam buku Adi warman Al-Karim yang meliputi: kebutuhan
pokok (dharuriyat), kebahagiaan atau kenyamanan (hajiyat), dan kemewahan
(tahsiniyat).127 Jika dikaitkan dengan temuan peneliti dilapangan bahwa
pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang tidak sejahtera, karena kebutuhan
pokok tidak terpenuhi, maka tidak terciptanya kemewahan, tidak ada kebahagian

123
Mutmainah, Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patorani, Hlm 25-26.
124
Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2, Hlm 130.
125
Christi Mei Wulandari, “Analisis Pendapatan Pedagang Pasar Baru Kencong
Kabupaten Jember” 1 (2017): Hlm 2.
126
Edwin Kiky Aprianto, “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Dalam Perspektif
Ekonomi Islam,” Hlm 239.
127
A Karim, Ekonomi Mikro Islam, Hlm 87-88.
67

dan kenyamanan, justru pedagang merasa khawatir dan ketakutan pada masa
Covid-19.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Analisis
Tingkat Pendapatan Pedagang pada Masa Pandemi Covid-19 di Pasar Rantau
Panjang Kec Tabir Kab Merangin, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
jawaban rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pendapatan pedagang di pasar Rantau Panjang sebelum pandemi Covid-
19 sangat stabil/normal bahkan sering mengalami peningkatan, tetapi
sejak adanya pandemi Covid-19 pendapatan pedagang menurun drastis
hingga mencapai 50% bahkan lebih, diantaranya pendapatan pedagang
sebelum dan pada masa pandemi Covid-19, pendapatan salah satu
pedagang sayur sebelum masa pandemi Covid-19 yaitu Rp. 180.000,- dan
pendapatan pada masa pandemi Covid-19 yaitu Rp. 60.000. selain
pedagang sayur, pedagang ayam potong mengalami penurunan
pendapatan pada masa pandemi Covid-19, pendapatan sebelum pandemi
yaitu 400.000,- dan pendapatan pada masa pandemi Rp. 130.000.
Menurunnya jumlah pendapatan juga dirasakan pedagang di pasar
tradisional Rantau Panjang lainnya seperti pedagang sembako, pedagang
ikan, pedagang buah, dan pedagang makanan.
2. Faktor yang menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis pada
masa pandemi Covid-19 yaitu disebabkan oleh pasar menjadi sepi, daya
beli masyarakat menurun, barang dagangan pedagang banyak tidak habis
terjual, dan banyaknya pesaing yang menjual barang dagangan yang
sama.
3. Dampak penurunan pendapatan pada masa Covid-19 terhadap
kesejahteraan pedagang muslim di pasar tradisional Rantau Panjang,
menyebabkan pedagang tidak sejahtera pada masa Covid-19, kebutuhan
sehari-hari pedagang tidak tercukupi, modal pedagang berkurang, asset
sebagian pedagang berkurang, banyak terjual.

68
69

B. Implikasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan dalam penelitian Analisis Tingkat
Pendapatan Pedagang pada Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar Rantau Panjang
Kec Tabir Kab Merangin, peneliti melihat ada beberapa hal yang harus di
perhatikan oleh pemerintah mengenai kondisi kesejahteraan pedagang yang
berjualan, dampak apa yang mereka rasakan berjualan di selama pandemi Covid-
19 ini, karena peran pedagang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian.
C. Saran
1. Bagi pihak pemerintah diharapkan lebih memperhatikan lagi peran
UMKM terhadap perekononian, dan pemerintah bisa membentuk suatu
kebijakan terkait kondisi pedagang saat ini, terutama bagi pedagang yang
terdampak pandemi Covid-19.
2. Bagi pihak pengelola pasar agar lebih memperhatikan keamanan pasar,
dan kebersihan pasar agar pembeli tidak segan untuk belanja di pasar
tradisional
3. Bagi para pedagang agar lebih meningkatkan lagi upaya untuk
meningkatkan pendapatan apalagi pada saat pandemi Covid-19 ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian
pada faktor-faktor lain tidak hanya pada dampak penurunan pendapatan
pada masa Covid-19 saja, tapi ditambahkan faktor lainnya yang sesuai
dan yang tidak dijelaskan di penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an
Al-Qur’an, Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan
Terjemahannya, (Bandung : CV-Penerbit J-ART, 2004)

B. Literatur
A Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2014.
Adiyosono, Wignyo. Manajemen Bencana. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.
Effendi, Ferry, and Makhfudi. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori Dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama,
2018.
J Meleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, n.d.
Kuontoro, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta:
PT PPM, 2004.
Mankiw, Gregory. Pengantar Ekonomi Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2000.
Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patoroni. Makasar: CV. Inti Mediatama,
2018.
Notowidagdo, Rohiman. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Jakarta: AMZAH,
2016.
P3EI UII. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015.
Rivai, Veithzal, and Komala. Ekonomi Syariah Konsep Praktek Dan Penguatan
Kelembagaan. Semarang: Pustakan Rizki, 2009.
Satori, Djam’an, and Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2020.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sutrisno, Adi, and Said Usman dkk. Pengantar Sosial Ekonomi Dan Budaya
Kawasan Perbatasan. Malang: Inteligensia Media, 2020.
Syahata, Husein. Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta: Akbar Media
Eka sarana, 2021.
Tambunan, Tulus. Pasar Tradisional Dan Peran UMKM. Bogor: IPB Press, 2020.
Tjandra, Kartono. Empat Bencana Geologi Yang Paling Mematikan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2017.
Sri Chandrawati, A.A Ketut. Pasar Modern Tradisional Gaya Hidup Masyarakat
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Bali: STIA, 2010.
Usman Ismail, Asep. Al-Quran Dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan
Pembangunan Paradigma Sosial Islam Yang Berkeadilan Dan
Berkesejahteraan. Tanggerang: Lentera Hati, 2012.

C. Jurnal

Andika, Rizki, and Sindi Pratiwi. “Dampak Covid-19 Terhadap


PendapatanPedagang Mikro Pada Pasar Tradisional” 1 (2020).
Citrayaning giri, Putu, and Made Heni Urmila dewi. “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Driver Gojek Di Kota Denpasar Bali” 6
(2017).
Edwin Kiky Aprianto, Naerul. “Kontruksi Sistem Jaminan Sosial Dalam Dalam
Perspektif Ekonomi Islam” 8. No 2 (Oktober 2017).
Endang Artiani, Listya. “Dampak Ekonomi Makro Bencana Interaksi Bencana
Dan Pembangunan Nasional” 1 (2011).
Garlans Sina, Peter. “Ekonomi Rumah Tangga Di Era Pandemi Covid-19” 12
(2020).
Hanoatubun, Silpa. “Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia” 2
(2020).
Levirisma panjaitan, Claudya, and Theodora katiandagho. “Analisis Pendapatan
Pedagang Sayur Sebelum Dan Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Pasar
Lakessi Kota Parepare Sulawesi Selatan.” Vol. 2, No. 4 (January 2021).
Maya tara, Aisyah. “Strategi Penghidupan Masyarakat Pasca Bencana Alam
Gempa Bumi 30 September Di Kota Padang” 1 (2009).
Mei Wulandari, Christi. “Analisis Pendapatan Pedagang Pasar Baru Kencong
Kabupaten Jember” 1 (2017).
Muhammad Nafik H,R, Ziauddin Sardar. “Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam
Pada Karyawan Bank Syariah” 3 (2016).
Mukminatul Hasimi, Diah. “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” 1, No. 1 (2020).
Musa Muzaiyin, Alwi. “Perilaku Pedagang Muslim Dalam Tinjauan Etika Bisnis
Islam (Kasus Di Pasar Loak Jagalan Kediri)” 2 (Kediri).
Nadir, and Mutmainnah. Analisis Usaha Tani Perikanan Nelayan Patorani.
Makasar: CV. Inti Mediatama, 2018.
Nor Azimah, Rizki, and Ismi Nur Khasanah. “Analisis Dampak Covid-19
Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Kelaten Dan Wonogiri” 9
(2020).
Nurcholis, Muhammad. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat
Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2014” 12 (2014).
Panca Kurniasih, Erni. “Dampak Pandemi Terhadap Penurunan Kesejahteraan
Masyarakat Kota Pontianak” 1 (2020).
Purbawati, Cristina, and Latihifah Nurul Hidayah. “Dampak Social Distancing
Terhadap Kesejahteraan Pedagang Di Pasar Tradisional Kartasura Pada
Era Pandemi Korona” 4 (2020).
Sa’adah, Lailatus, and Khothibul Umam. “Dampak Covid-19 Terhadap
Pendapatan Pedagang (Studi Kasus Di Pasar Peterongan Jombang)” Vol.
14 No. 1 (June 2021).
Sardar, Ziauddin, and Muhammad Nafik H.R. “Kesejahteraan Dalam Persepektif
Islam Pada Karyawan Bank Syariah” 3, No. 5 (January 20, 2017).
Septian Mawarni, Kahfi. “Pengaruh Implementasi Program Keluarga Harapan
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Oleh Pendamping Program Keluarga
Harapan (PKH) Di Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis” 6
(2019).
Sinaga, Robert, and Melfrianti Romauli Purba. “Pengaruh Pandemi Virus Corona
(Covid-19) Terhadap Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional"
Pajak Pagi Pasar V" Padang Bulan” Vol.2/No. 02/Oktober 2020 (2020).
Siregar, P. Pardomuan. “Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Dalam
Perspektif Islam” 1 (2018).
Tondobala, Linda. “Pendekatan Untuk Menentukan Kawasan Rawan Bencana Di
Pulau Sulawesi” 3 (2011).
Usman Ismail, Asep. Al-Quran Dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan
Pembangunan Paradigma Sosial Islam Yang Berkeadilan Dan
Berkesejahteraan. Tanggerang: Lentera Hati, 2012.
LAMPIRAN
Lampiran 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

A. Wawancara
1. Pedagang Muslim Di Pasar Tradisional Rantau Panjang
a. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan pedagang
di pasar tradisional Rantau Panjang ?
b. Apa saja kendala bapak/ibu berjualan pada masa pandemi Covid-19 ?
c. Berapa pendapatan bapak/ibu per-hari sebelum masa pandemi Covid-
19 ?
d. Berapa pendapatan bapak/ibu per-hari pada masa pandemi Covid-19 ?
e. Apa saja faktor yang menyebabkan pendapatan bapak/ibu menurun pada
masa pandemi Covid-19 ?
f. Bagaimana dampak penurunan pendapatan pada masa pandemi Covid-19
terhadap kesejahteraan bapak/ibuk ?
g. Apa saja faktor yang membuat bapak/ibu tetap bertahan berjualan pada
masa pandemi Covid-19 meskipun pendapatan mengalami penurunan?
h. Apa saja upaya yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan pendapatan
pada masa pandemi Covid-19 ?
i. Apakah dengan menurunnya pendapatan bapak/ibuk berjualan selama
pandemi Covid-19 menyebabkan kesejahteraan bapak terganggu ?
2. Kepala pasar tradisional Rantau Panjang ?
a. Bagaiman kondisi pasar tradisional Rantau Panjang saat ini ?
b. Berapa jumlah pedagang sebelum pandemi Covid-19 ?
c. Berapa jumlah pedagang yang tetap beroperasional selama masa pandemi
Covid-19 ?
d. Berapa jumlah pedagang yang tutup sejak pandemi Covid-19 ?
e. Apakah bapak tau alasan pedagang yang tutup sejak masa pandemi
Covid-19 ?
B. Observasi
1. Mengamati kondisi pasar tradisional Rantau Panjang
2. Mengamati kondisi pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang
3. Mengamati pedagang yang berjualan selama masa pandemi Covid-19
4. Mengamati barang dagangan pedagang di pasar tradisional Rantau
Panjang
5. Mengamati jam operasional pedagang di pasar tradisional Rantau Panjang
6. Mengamati dan mendengar keluhan pedagang di pasar Rantau Panjang
C. Dokumentasi
1. Dokumentasi dengan lurah pasar Rantau Panjang
2. Dokumentasi dengan kepala pasar Rantau Panjang
3. Dokumentasi ketika peneliti melakukan wawancara dengan narasumber
4. Dokumentasi lokasi penelitian
Lampiran 2

Lokasi Penelitian

Tugu Pasar Rantau Panjang

Dokumentasi dengan bapak lurah pasar Rantau Panjang beserta staf


Lampiran 3

Dokumentasi dengan Narasumber

Dukumentasi dengan

Dokumentasi dengan pedagang ayam


Dokumentasi dengan Pedagang Ayam

Dokumentasi dengan

Dokumentasi dengan sayur


Dokumentasi dengan Pedagang Sayur

Dokumentasi dengan pedagang sayur

Dokumentasi dengan Pedagang Sayur


Dokumentasi dengan pedagang ikan

Dokumentasi dengan Pedagang Ikan


Dokumentasi dengan Pedagang Ikan

Dokumentasi dengan Pedagang Buah


Lampiran 4

Dokumentasi Toko Yang Tutup Pada Masa Pandemi Covid-19


CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Ramani
NIM : 501171723
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. A. Thalib. RT. 25. Kel. Simpang IV Sipin.
Kec. Telanaipura. Kota Jambi
Tempat, Tanggal Lahir : Mampun, 04 April 1998
No. Telp/Hp : 0821-8226-9044
Nama Ayah : Abu Kasim
Nama Ibu : Zainab

B. Riwayat Pendidikan

SD/MI, Tahun Lulus : SDN 40/ VI 40 Rantau Panjang 2011


SMP/MTS, Tahun Lulus : MTS Sayyid Musthafa Rantau Panjang 2014
SMA/MA, Tahun Lulus : MAN 2 Merangin 2017
C. MOTTO Hidup
Teruslah Berjuang Sampai Menenukan Hasil Yang Diinginkan. 

Anda mungkin juga menyukai