Anda di halaman 1dari 26

REKAYASA KUALITAS

LAPORAN DRONE PROJECT


Sebagai Prasyarat Menyelesaikan Mata Kuliah Rekayasa Kualitas

Dosen Pembimbing :

Chusain, S.T., M.MT., CSSBB.

Disusun Oleh :

Kelas C-Sore Angkatan 2016

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH GRESIK


2019
PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat AllahSubhanahu wata’ala yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Drone Project ini dengan baik. Salawat serta salam penulis haturkan
kepada baginda Nabi Muhammad Salallahu Alahi Wasalam yang telah
memberikan risalah dan menjadi panutan bagi seluruh umat Islam di muka bumi.
Laporan ini ditujukan guna memenuhi salah satu prasyarat untuk menyelesaikan
mata kuliah rekayasa kualitas Program Studi Teknik Industri. Penulis menyadari
bahwa banyak hambatan yang harus dilalui dan meyakini bahwa tanpa bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak dari masa awal perkuliahan Rekayasa
Kualitas sampai pada penyusunan akhir Laporan ini. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Chusain, S.T, M.MT, CSSBB selaku dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Kualitas yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis.
2. Penjual alat-alat kebutuhan pembuatan drone yang telah menyediakan dan
memberikan bantuan informasi terkait hilangnya drone
3. Saudara Muhammad Wildan mahasiswa teknik elektro Universitas Negeri
Surabaya yang telah ikut berpartisipasi dalam proses perakitan drone
4. Teman-teman teknik industri C sore atas kekompakan sampai
terselesaikannya tugas ini
5. Teman-teman teknik industri kelas A, B, dan D sore atas partisipasi dan
dukungan saat launchingnya drone

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunanLaporan ini masih


banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Semoga ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca. Semoga Allah Subhanahu wata’alaselalu memberikan
kasih sayang dan rahmatnya.

Gresik, 20 Juni 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi di era modern kini telah memberikan banyak
keuntungan dalam segala kebutuhan atau keperluan manusia, baik dalam bidang
informasi, komunikasi, transpotasi dan bidang-bidang lainnya. Berbagai jenis
teknologi dan perlengkapan diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia agar
lebih efektif, cepat dan mudah. Penciptaan teknologi baru tidak hanya membawa
dampak positif dalam kehidupan manusia, terlebih penciptaan, pengembangan
atau penemuan tersebut membawa manusia dalam segala hal yang lebih bersifat
instan.
Drone atau bisa disebut pesawat tanpa awak, merupakan sebuah mesin
terbang dengan kendali jarak jauh. Munculnya teknologi baru berupa Drone
menjadi salah satu inovasi baru yang mulai berkembang di indonesia. Keberadaan
drone di indonesis pertama kali digunakan untuk kebutuhan fotografi dengan
kebutuhan penangkapan gambar dari ketinggian. Namun seiring
perkembangannya drone bisa difungsikan sebagai alat jasa antar berbasis
teknologi, sayangnya perkembangan tersebut baru diterapkan diluar negeri saja.
Hal ini menjadi tantangan baru bagi mahasiswa untuk dapat berperan
dalam mengembangkan jenis dan fungsi dari drone. Sehingga Kedepannya
diharapkan mahasiswa untuk dapat merancang sebuah teknologi yang muncul dari
ide-ide kreatif anak bangsa, dalam hal ini mahasiswa mencoba untuk dapat
merakit drone dengan tujuan untuk mendapatkan spesifikasi drone yang telah
ditentukan.
Oleh karena itu pada mata kuliah rekayasa kualitas ini dilakukan
eksperimen dalam mendesain drone yang dalam proses produksinya memiliki
biaya yang terjangkau dan spesifikasi sesuai dengan yang diharapkan, untuk
mendapatkan spesifikasi yang di harapkan, penelitian ini melakukan suatu desain
eksperimen percobaan menggunakan metode Taguchi.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini, pertama tahap
perencanaan eksperimen, kedua tahap pelaksanaan eksperimen, dan ketiga tahap
analisis/Hasil Eksperimen. Melalui penggunaan metode taguchi ini mahasiswa
dapat memperoleh rancangan drone yang efektif dan efisien dalam proses
produksinya dan dalam perfomance nya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana design dan rancangan drone dapat memenuhi spesifikasi yang di
tentukan ?
2. Bagaimana kontribusi faktor-faktor terhadap kualitas drone ?
3. Berapa Biaya Loss Function terhadapa penyimpangan spesifikasi ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui design dan rancangan drone yang dapat memenuhi spesifikasi
yang diharapkan.
2. Mengetahui kontribusi tiap faktor yang mempengaruhi kualitas drone.
3. Mengetahui Biaya Loss Function terhadap penyimpangan spesifikasi drone.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh selama melakukan penelitian ini adalah :
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana cara merancang
drone yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
2. Melatih menjadikan pribadi yang disiplin dan tepat waktu dalam melakukan
segala hal khususnya bagi hal-hal yang bermanfaat
3. Membiasakan diri sebagai pribadi yang inovatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drone
Drone nama lain Unmaned Aerial Vechile (UAV) merupakan salah satu
teknologi canggih berupa kendaraan udara yang berbentuk menyerupai helikopter
yang dapat dioperasikan tanpa dikendarai oleh awak atau pilot. Drone
dioperasikan menggunakan remote control.

2.2 Kualitas
Kualitas merupakan keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa
yang kemampuanya dapat memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan secara
tegas maupun tersamar ( Irwan & Didi Haryono, 2015). Beberapa pakar kualitas
memberikan definisi tentang kualitas dengan bahasa yang berbeda. Pakar kualitas
ternama W. Edwards Deming menyatakan bahwa kualitas tidak berarti yang
terbaik tetapi pemberian kepada pelanggan tentang apa yang mereka inginkan
dengan tingkat kesamaan yang dapat diprediksi serta ketergantungannya terhadap
harga yang mereka bayar. Sementara pakar kulaitas lainnya, Philip P. Crosby
mendefinisikan kualitas sebagai pemenuhan prasyarat dengan meminimalkan
kerusakan yang mungkin timbul atau dikenal dengan standard zero defect.( Irwan
& Didi Haryono, 2015)

2.3 Desain Eksperimen Taguchi


Metode Taguchi dikembangkan oleh Dr. Genichi Taguchi (1940) yang
pada saat itu digunakan untuk memperbaiki penerapan total quality controldi
Jepang dengan berdasarkan pada desain dengan percobaan untuk memberikan
karakteristik kualitas yang optimal untuk mencapai sasaran tertentu. Metode
Taguchi berupaya untuk mencapai sasaran yang memberikan tingkat kepercayaan
yang sama dengan SPC (Statistical Process Control)dengan menjadikan produk
atau proses “tidak sensitif” terhadap berbagai faktor seperti material,
perlengkapan manufaktur, tenaga kerja manusia dan kondisi operasional lainya.
Metode Taguchi menjadikan produk atau proses bersifat kokoh (robust design)
( Irwan & Didi Haryono, 2015)
Taguchi mengemukakan 3 konsep yang sederhana dan mendasar yaitu :
 Kualitas harus didesign kedalam produk, sehingga yang diutamakan
bukanlah keharusan suatu inspeksi melainkan peningkatan kualitas.
 Pencapaian kualitas terbaik adalah dengan meminimalisir deviasi produk
dan suatu nilai target. Produk harus di design sedemikian rupa sehingga
tidak terpengaruh oleh factor-faktor lingkungan yang tidak terkontrol.
 Biaya kualitas harus diukur berdasarkan pada fungsi deviasi terhadap
nilai standart dan kerugian diukur secara keseluruhan.

Langkah-langkah pelaksanaan Metode Taguchi

1. Penentuan karakteristik kualitas ( variabel tak bebas ) merupakan variabel


yang perubahanya tergantung pada variabel-variabel lain. Dalam percobaan
taguchi, variabel tak bebas adalah karakteristik kualitas yang terdiri dari tiga
kategori ( Irwan & Didi Haryono, 2015) :
a. Measurable Characteristic ( karakteristik yang dapat diukur )
1) Nominal is the Bestmerupakan karakteristik kualitas yang menuju nilai
target yang tepat pada suatu nilai tertentu. Misalkan berat, panjang,
lebar, kerapatan, ketebalan dll.
2) Smaller the Better merupakan pencapaian karakteristik jika semakin
kecil (mendekati nol) semakin baik. Misalkan penggunaan mesin,
persen kontaminasi, pemborosan, kerusakan dll.
3) Larger the Better merupakan pencapaian karakteristik kualitas semakin
besar semakin baik. Misalkan kekuatan, efisiensi, waktu antar
kerusakan dll.
b. Attribute Characteristic
Hasil akhir yang diamati tidak dapat diukur dengan skala kontinu, tetapi
dapat diklasifikasikan secara kelompok kecil, menengah, besar atau dapat
dikelompokan berdasarkan hasil sukses atau tidak.
c. Dynamic Characteristic
Merupakan fungsi representasi dari proses yang diamati. Proses yang
diamati digambarkan sebagai signal atau input dan output sebagai hasil
dari signal.
2. Identifikasi faktor –faktor (Variabel Bebas)

Varabel perubahan yang tidak bergantung terhadap variabel lain. Adapun


bebraapa metode yang dapat digunakan adalah :

- Brainstorming
- Flowcharting
- Cause-effect diagram
3. Pemisahan faktor kontrol dan faktor gangguan
Faktor yang diamati terdiri atas faktor kontrol dan faktor gangguan :
a. Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya dapat diatur atau dikendalikan
atau yang nilainya akan kita atur atau kendalikan
b. Faktor gangguan (noise factor) adalah faktor yang nilainya tidak bisa kita
ataur atau kendalikan.
4. Penentuan jumlah level dan nilai level faktor
Level-level faktor dipilih untuk menentukan matrik orthogonal yang sesuai.
Juka faktor ditetapkan berlevel dua, maka harus digunakan orthogonal array
dua level begitu pula jika levelnya tiga. Jika ada perbedaan faktor maka
jumlah yang lebih besar kan menyatukan jenis matrik yang harus dipilih.
5. Identifikasi interaksi faktor kontorl yaitu interaksi muncul jika dua faktor atau
lebih mengalami perlakuan secara bersama memberikan hasil yang berbeda.
6. Perhitungan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu dilakukan untuk
menghitung jumlah minimum percobaan yang harus dilakukan untuk
menyelidiki faktor yang diamati.
Faktor Derajat Kebebasan Jumlah
A (2-1) 1
B (2-1) 1
C (2-1) 1
D (2-1) 1
E (2-1) 1
AxB (2-1)x(2-1) 1
BxC (2-1)x(2-1) 1
Total derajat kebebasan 7
7. Pemilihan Orthogonal array
Dalam memilih jenis orthogonal array harus diperhatikan jumlah level faktor
yang diamati yaitu :
a. Jika semua faktor adalah 2 level pilih orthogonal array untuk 2 level
faktor
b. Jika semua faktor adalah 3 level pilih orthogonal array untuk 3 level
faktor
c. Jika beberapa faktor adalah 2 level dan lainya 3 level pilih mana yang
dominan
d. Jika terdapat campuran 2, 3 dan 4 level faktor lakukan modifikasi
orthogonal array dengan metode Merging column

Berikut contoh matriks orthogonal arrayL8 ( 27 )dimana L merupakan rancangan


bujur sangkar latin, 8merupakan banyak eksperimen (baris), 2 merupakan
banyaknya level dan 7 merupakan banyak kolom (faktor).
Tabel 2.1 Contoh Orthogonal Array

Faktor dan interaksi faktor Hasil


Eks
A B AXB C D CXD E y1 y2

1 1 1 1 1 1 1 1 4,8 4,4

2 1 1 1 2 2 2 2 8 6,8

3 1 2 2 1 1 2 2 15,6 14,8

4 1 2 2 2 2 1 1 10,8 7,2

5 2 1 2 2 1 2 1 0,4 0,4

6 2 1 2 2 1 2 1 10 7,6

7 2 2 1 1 2 2 1 0,4 0,8

8 2 2 1 2 1 1 2 8,8 7,6

Sumber : Hartati 2011 dalam Irawan & Didi, 2015

8. Penugasan untuk faktor dan interaksinya pada orthogonal array


9. Persiapan dan pelaksanaan percobaan
Dari matrik orthogonal yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan
percobaan sesuai dengan kombinasi level faktor. Percobaan diperlukan
untuk mengetahui hasil produk apakah telah memenuhi standart kualitas
yang telah ditetapkan.
10. Analisis hasil Eksperimen
Dalam menganalisis hasil eksperimen dari Taguchi ini menggunakan
metode ANOVA yaitu perhitungan jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat
rata-rata, jumlah kuadrat faktor, dan jumlah kuadtrat error.hal-hal dalam
analisis eksperimen yaitu menentukan persen kontribusinya dan menentukan
S/N rasio.
11. Interpretasi hasil, yaitu mengevaliasi faktor mana yang berpengaruh dan tidak
berpengaruh terhadap karakteristik kualitas yang dikehendaki.
2.4 Taguchi Loss Function
Fungsi loss function (fungsi kerugian) terhadap produk timbul akibat
adanya penyimpangan spesifikasi produk dari target yang telah ditetapkan, yang
pada akhirnya kerugian ditanggung oleh masyarakat (produsen dan konsumen)
selama penggunaan produk. Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai kerugian
dalam suatu masyarakat mulai dari pengiriman suatu produk ( Irwan & Didi
Haryono, 2015). Taguchi membuat Fungsi Kerugian (Loss Function) sebagai
berikut :
L(y) = k (y - T)2
Dimana L(y) merupakan Fungsi kerugian, y merupakan karakteristik kualitas, dan
k merupakan konsanta yang disebut kualitas loss koefesien. Menurut
Belavendram (1995) ada empat penggolongan fungsi kuadratik menurut Taguchi
dalam menentukan karakteristik kualitas, yaitu fungsi kerugian Nominal the best,
Smaller the better, dan Larger the better.( Irwan & Didi Haryono, 2015)
1. Fungsi kerugian Nominal The Best
Fungsi ini digunakan apabila karakteristik kualitas mempunyai nilai target
tertentu, biasanya bukan nol (0) dan kerugian kualitasnya simetrik pada
kedua sisi target. Fungsi ini menggunaka formulasi ( Irwan & Didi
Haryono, 2015):
A0
k= 2 (untuk per unit produk)

2 2
L ( y )=k │ σ + ( y−m ) │ dan σ =
2 ∑ ( yi− ӯ ) (untuk sample produk)
n
Keterangan :
k : Koefisien Biaya
m : Nilai target dari karakteristik kualitas
y : nilai respon dari karakterisitik kualitas
∆ : Penyimpangan dari nilai target
σ : Standart deviasi
2. Fungsi kerugian Smaller The Better
Fungsi ini digunakan apabila target karakteristik kualitas adalah nol (0),
yang berarti bahwa nilai kualitas semakin jelek jika fungsi kerugian
semakin jauh dari nol.
3. Fungsi kerugian Larger The Better
Fungsi ini digunakan apanbila karakteristik kualitas yang dituju bertambah
besar nilai kualitasnya semakin baik.
4. Fungsi kerugian Tidak Simetris
Fungsi ini digunakan apabila dalam situasi tertentu karakteristik kualitas
n.t.b. mungkin berbeda antara satu sisi dengan sisi lainnya. Dalam hal ini
kerugian pada suatu arah mungkin lebih besar dibandingkan dengan arah
yang lain.

2.5 Signal to Noise Ratio (S/N ratio)


Taguchi memperkenalkan pendekatan Signal to Noise Ratio (S/N) guna
meneliti pengaruh faktor noise terhadap variasi yang timbul. Taguchi
memperkenalkan transformasi dari pengulangan data kepada nilai lain yang
mengukur variabilitas yang ada. Rasio S/N menggabungkan beberapa
pengulangan pada satu poin data yang yang tercerminkan jumlah variasi yang ada.
Rasio S/N digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
variasi suatu respon. Rasio S/N juga digunakan untuk mengetahui faktor mana
yang berpengaruh pada hasil eksperimen. Transformasinya adalah Signal to noise
ratio atau rasio S/N ( Irwan & Didi Haryono, 2015).
Karakterisitik kualitas adalah hasil dari proses yang berkaitan dengan kualitas.
Rasio S/N tersebut merupakan komponen yang sangat penting dalam perancangan
parameter dan digunakan untuk menentukan kondisi optimal dari perancangan
parameter
Rasio S/N adalah kontribusi original taguchi pada rancangan eksperiman
yang penting dan sekaligus kontroversional. Taguchi mendefinisikan SN dengan
rasio sebagai berikut ( Irwan & Didi Haryono, 2015) :
Taguchi menciptakan new performance measure untuk kriteria pemilihan
rancangan yang robust (kriteria uji hipotesa) dengan untuk kriteria uji hipotesa.
Taguchi membagi karakteristik kualitas menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Nominal the best
Suatu produk dikatakan baik apabila pada karakteristik kualitas tertentu,
nilainya mendekati nilai target yang telah ditentukan. Nilai S/N untuk nominal
the best adalah :
2
ӯ
S/NT = 10 log ( 2)
S
Dengan :
n n
1 1
ӯ 2= ∑
n i=1
yi 2 , s2= ∑ ( yi− ӯ )2
n−1 i=1

2. Larger the better


Suatu produk memiliki kualitas yang baik apabila memiliki nilai yang semakin
tinggi pada karakteristik kualitas tertentu.

3. Smaller the better


Suatu produk dikatakan berkualitas baik apabila pada karakteristik kualitas
tertentu, memiliki nilai yang semakin rendah

Taguchi memperkenalkan pendekatan SNR untuk meneliti pengaru faktor


Noise terhadap variasi yang timbul. Taguchi memperkenalkan transformasi dari
pengulangan data kepada nilai yang lain yang mengukur varianbilitas yang ada.
SNR mengabungkan beberapa pengulangan pada satu poin data yang
mencerminkan jumlah variasi yang ada.

2.6 Analysis of Varians (ANOVA)


Analysis of variansbiasa disebut dengan analisis ragam, analisis ragam
adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total menjadi komponen-
komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Di dalam analisis ini kita
selalu mengasumsikan bahwa contoh acak yang dipilih berasal dari populasi yang
normal dengan ragam yang sama, kecuali bila contoh yang dipilih cukup besar,
asumsi tentang distribusi normal tidak diperlukan lagi. Analisis ragam
memperluas pengujian kesamaan dari dua nilai rata-rata menjadi kesamaan
beberapa nilai rata-rata secara simultan ( Irwan & Didi Haryono, 2015).
ANOVA merupakan suatu metode yang membagi-bagi eksperimen ke
dalam beberapa bagian, bagian mana yang dapat dibagi berdasarkan sumber,
sebab atau faktor. Penggunanaan ANOVA ini Pertama kali dikembangkan oleh
R.A Fisher dalam laporannya tahun 1923, bila ragam dipahami sebagai kuadrat di
simpangan baku dari satu variabel X, 2, ANOVA dalam kenyataannya tidak
membagi ragam ini ke dalam bagian-bagian, tetapi membagi jumlah kuadrat
simpangan, dalam bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian inilah yang digunakan
dalam tes signifikan data dalam penelitian. ANOVA adalah suatu metode untuk
menguraikan keragaman total data menjadi komponen-kompopnen yang
mengukur berbagai sumber keragaman.
ANOVA adalah metode Taghuci di gunakan sebagai metode statistik
untuk mengiterprestasikan data-data hasil percobaan. Analisis varians adalah
teknik perhitungan yang memungkinkan secara kuantitatif mengestimasikan
kontribusi dari setiap faktor pada pengukuran semua respon. Analisis varians yang
di guanakn pada desain parameter berguna untuk membantu mengidentifikasikan
kontribusi faktor sehingga akurasi perkiraan model dapat di tentukan.
ANOVA adalah menguraikan seluruh (total) varians atas bagian-bagian
yang di teliti. Di sini dilakukan pengklasifikasian hasil-hasil percobaan statistik
sesuai dengan sumber-sumber variasi. ANOVA untuk suatu matriks orthogonal di
lakukan berdasarkan perhitungan jumlah kuadrat untuk masing-masing kolom.
Unutuk analisis varansi dua arah adalah data eksperimen yang terdiri dari dua
faktor atau lebih dan dua level atau lebih ( Irwan & Didi Haryono, 2015) :
1. Jumlah kuadrat Total (sum of square), merupakan ukuran simpangan data
eksperimen dari nilai rata-rata suatu data.
n
SST =∑ yi 2
i=1

Dimana n merupakan jumlah percobaan dan y merupakan data yang


diperoleh dari percobaan.
2. Jumlah kuadrat Faktor x (SSx)

[ ∑ ( )]
Kx 2 2
yi T
SS x = −
i=1 n xi N

Dimana xi merupakan level ke I faktor x, nxi merupakan jumlah percobaan


level ke I faktor x, T merupakan jumlah nilai rasio S/N, dan N merupakan
jumlah Percobaan
3. Jumlah Kuadrat Error (SSe)
SSe =SSt −SSm −SS faktor
4. Rata-rata kuadrat (mean square/MS)
SSA/VA
5. Analisis varians pada metode taguchi digunakan sebagai metode statistik
untuk menunjukan data-data hasil percobaan yang memungkinkan secara
kuantitatif mengestimasikan persen kontribusi dari setiap faktor . Tabel
ANOVA dua arah dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel.2.2 ANOVA Dua Arah
Faktor Dof SS MS F-hitung %
kontribusi

A KA-1 SSA MSA MSA/ MSe SA’/SST

B KB-1 SSB MSB MSB/ MSe SB’/SST

C KC-1 SSC MSC MSC/ MSe SC’/SST

Error Ve SSe MSe - -

Total - SST MST - -

Dengan
SA’ = SSA – MSA.VA

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ID Development
Dalam pembuatan drone kali ini Divisi kami Sebagai divisi Idea Developmen
mempunyai usulan – usulan dalam proses peembutan dron mulai dari bahan -
bhan sebagai berikut
 FRAME / RANGKA

NO TYPE BAHAN SUMBER

PLASTIK , ALUMINIUM, Buaya-


1 TRICOPTER
KABON instrumen.com

QUADCOPTE PLASTIK , ALUMINIUM,


2 Mas daru
R KABON

PLASTIK , ALUMINIUM,
3 HEXACOPTER UAVfuture
KABON

PLASTIK , ALUMINIUM, Buaya-


4 Y6
KABON instrumen.com

PLASTIK , ALUMINIUM,
5 OCTOCOPTER UAVfuture
KABON

X8 PLASTIK , ALUMINIUM,
6 UAVfuture
OCTOCOPTER KABON

MOTOR PENGGERAK

NO TYPE BESAR TEGANGAN BESAR ARUS

1 Brushles motor V2116 800 KV 20A

2 Brushles motor X22045 2300KV 20A


3 Brushles motor X2212 980KV 30A

4 Baru 2212 2200KV 40A

BALING-BALING MOTOR

NO TYPE BAHAN DIAMETER

Black pro l/r cw ccw


1 PLASTIK 11,5 cm
propeller

Propeller Cw Ccw 3
2 ABS 12.5 cm
bALDE

3 Propeller MJX Plastik 19,5 cm

4 Syma blade Plastik 12 cm

5 DJI Phantom 2 Plastik 11.5 cm

6 Original Eachine E58 Plastik 15 cm

BATERAI

KONFIGURASI DISCHARD
NO TYPE KAPASITAS TEGANGAN
SELL RATE

1 BOLT 1300 mAh 22,8 v 6s 65 – 130 c

2 TATTU 1500 mAh 14,8 v 4s 45 – 90 c

ZIPPY
3 1500 mAh 11,1 v 3s 25 – 30 c
Flightmax
ZIPPY
4 1300 mAh 14,8 v 4s 40 - 50 c
Compac

5 TURNIGY 2200 mAh 11,1 v 3s 25 – 35 c

6 WINS 3300 mAh 3s 35 c

ESC

BESAR
NO TYPE TEGANGAN SUMBER
ARUS

1 ESC Brushed With Brake 4.8-8.4v 5V 1A Tokopedia

2 Esc brushless motor speed 4V 5V 1.5A Bukalapak

3 Esc Ocday brushless 5.8 V 5V 1.5A Bukalapak

4 Hobbywing Skywalker 5V 5V 5A Bukalapak

5 Skywalker Airplane 5V 5V5A Youtube

6 Emax Blhehi 5V 5V 2A Tokopedia

ARDUPILOT

NO TYPE FITUR SUMBER

1 Flight Controller -Kompatibel dengan Arduino Tokopedia


FC Ardupilot
APM 2.8 - Termasuk gyro 3 sumbu, akselerometer,
dan magnetometer, bersama dengan
barometer kinerja tinggi

- Chip Dataflash MegaByte Onboard 4


untuk datalogging otomatis

- GPS off-board opsional, modul uBlox


LEA-6H dengan Kompas

- Salah satu sistem autopilot open source


pertama yang menggunakan Invensense 6
DoF Accelerometer / Gyro MPU-6000

- Sensor tekanan barometrik ditingkatkan


menjadi MS5611-01BA03, dari
Pengukuran Spesialisasi

- Atmel's ATMEGA2560 dan


ATMEGA32U-2 masing-masing untuk
fungsi pemrosesan dan usb

2 Arducopter - Versi ini menghilangkan antarmuka GPS Tokopedia


APM 2.8 Mega 1.0mm 6P SM06B dari versi lama V2.52,
Module dan mengubahnya menjadi antarmuka
kompas eksternal DF13-4P I2C.

- Pasang antarmuka GPS DF13-5P dengan


antarmuka kompas eksternal, nyaman
untuk koneksi GPS dan kompas eksternal.

- Perubahan antarmuka I2C V2.52 ke


antarmuka MUX multifungsi

- Versi modifikasi menambahkan resistor


isolasi, ketika antarmuka OSD digunakan
dengan telemetri, antarmuka secara efektif
dihindari

- V2.52 versi 3.5V power supply


mengadopsi IPS79133, 6V menahan
tegangan, output 100mA saat ini, perlu
memasok daya untuk enam IC,
kemampuan pasokan daya sedikit tidak
memadai, mudah dibakar dwon. Versi
baru mengadopsi US LP2985-3.3, 16V
menahan tegangan, lebih dapat
diandalkan, mengurangi kemungkinan
kesehatan Gyro Buruk

APM V2.8.0 Pengendali Penerbangan


- Jarum: lurus

- Catu daya: LP2985-3.3

- Tegangan maks: 16V

- Tambahkan kapasitor tantalum 47uF

- Port: MUX (UART0, UART2, mnnI2


dan OSD adalah opsional, OSD adalah
output default)

Jumper cap pilih:

- Kompas bawaan: pasang tutup jumper di


header pin MAG.

- Kompas eksternal: tarik tutup jumper


dari header pin MAG.

KAKI KAKI

NO TYPE MATERIAL SUMBER

1 FPV High Landing skid Plastik Tokopedia

2 Landing Gear ABS Tokopedia

Landing Skid RC
3 ABS Tokopedia
tarantula

4 Landing Skid Syma ABS Tokopedia


Landing Gear DJI
5 Plastik BUKALAPAK
Mavic

REMOTE CONTROL

NO TYPE Feature Sumber

1 Microzone Nama produk: Pemancar MC8B 2.4G 8CH Tokopedia


MC8B 2.4G dan
8CH Ukuran: 180 * 170 * 50mm youtube
Berat: 0,53kg

Frekuensi: 2.4GHz

Rentang RF: 2405MHz --- 2479MHz

Daya RF: kurang dari 100mW

Lebar saluran saluran: 500KHz

Tegangan kerja: 4.2-6V

Mode modulasi: FSK

Sensitivitas: 1024

Output sinyal: 8 sinyal PWM dan 1 sinyal


SBUS

Power: 4 * 6V 1.5AA (Tidak termasuk)

Catu daya analog dan eksternal: YES

Mengadopsi mode FHSS terbaru sesuai


dengan standar Eropa

Sertifikat: FCC, CE_RED

Mode alarm tegangan rendah: Indikator LED


dan alarm buzzer pada saat bersamaan (sesuai
dengan jenis baterai di sistem)

Dukungan perangkat lunak internal: CH5 ---


CH8, penggantian pengaturan yang sewenang-
wenang dan deteksi sinyal CH1 - CH8

Dukungan perangkat lunak internal: M1 dan


M2 throttle swap (pengembalian ganda), dapat
mengatur waktu penerbangan, layar utama
untuk membangun kunci, pengaturan ulang
pabrik

2 Fly Sky Menu Tersembunyi Tokopedia


Remote dan
Control RC Spesifikasi FS-i6: youtube
Fs i6 Saluran: 6 Saluran

Tipe Model: Glider / Heli / Pesawat

Rentang RF: 2.40-2.48GHz

Bandwidth: 500KHz

Band: 142

Daya RF: Kurang dari 20dBm

Sistem 2,4 GHz: AFHDS 2A dan AFHDS

Jenis Kode: GFSK

Sensitivitas: 1024

Peringatan Tegangan Rendah: kurang dari


4.2V

Port DSC: PS2; Output: PPM

Port Charger: Tidak

Panjang ANT: 26mm * 2 (antena ganda)

Berat: 392g

Power: 6V 1.5AA * 4

Mode tampilan: Jenis positif STN transflektif,


128 * 64 dot matrix VA73 * 39mm, lampu
latar putih.

Ukuran: 174x89x190mm

Pembaruan online: ya

Warna hitam

Dan untuk Referensi dalam pembuatan drone dalam bentuk video, buku dan
Jurnal, adapun Referensi Video adalah sebagai berikut :
1. DJI Flamewheel F450 ARF w/ NAZA-M GPS –Quadcopter BUILD
Video (Dubstep) (https://www.youtube.com/watch?v=pUP-uytBfnk )
2. How to make Quadcopter at Home - Make a Drone
(https://www.youtube.com/watch?v=XvMdL1PncEQ)
3. Make your own Quadcopter with Ardupulot APM 2.6 : Part 01 -
Assembly of parts (https://www.youtube.com/watch?v=t6RvHSwrrgw )
Referensi Buku, Jurnal, dan Web adalah sebagai berikut :
1. RishaAnugerahLema 2016. Flight Controller pada system
Quadcoptermenggunakan sensor berbasikMikrokontroller.
JurnaltugasakhirUniversitasSanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. FatchulArifin,ST,MT.dkk. 2015.
RancanganQuadcopterdilengkapidengan Automatic Navigation GPS
Control dan Camera Stabilizer sebagaialatbantu monitoring
lalulintasdengan Live Straming System.
JurnallaporanpenelitianUniversitasNegri Yogyakarta.

3.2 Idea Generation


- Komponen Drone yang berkualitasdanlayakpakai.
- Perakitan yang mematokestimasibiayamaupunwaktu.
- Penerapan Teknologi dalam proses Pembelajaran yang efisien.

3.3 Idea Screening


- Pemilihan DJI
- Penentuan Biaya Total Produksi
- Pengadaan Komponen-Komponen
- Spesifikasi Drone

3.4 Product Concept

Gambar 3.1 Produk Drone


3.4.1 Alat dan Bahan
● Laptop
● Kabel USB
● Isolasi
● Solder
● Obeng
● Lemdextone
● Timah
● Kunci L
● Avometer
● DJI F450 Flame wheel Quadcopter fame
● 30A Brusless motor speed controler RC ESC
● Konektor Banana plug 4mm ESC batre
● Lipo battery cable tie down strap velcro 30cm x 2cm
● A2212 930 KV brushless out runner motor
● Black 11 x 4,7 Hz pro L/R CW CCW pro peller multicopter
● Baling-baling 4ea (10x4.5 CW CCW)
● Baterai (Lipo GE power RC Pack 3s 11,1volt 3000mah lithium polymer
baterai)
● Charger (Lipro Balance Charger imax B6)
● Kaki landing
● APM power module W/BEC XT 60 plug conector
● Arducopter APM 2.8 mega module
● Fly sky remote controler for drone

3.4.2 Biaya
Tabel 3.1 Biaya Produksi
3.4.3 Tahap Perakitan Drone
1. Persipkan alat dan bahan sesuai yang sudah di desain/ inginkan
2. Merangkai Frame sesuaidenganapa yang kitarencanakan
3. Mengkoneksikan ESC pada PBC frame
4. Merangkaikonektor motor ke ESC
5. Setelah motor terpasang, selanjutnyapasangArducopter
6. KoneksikanController ESC keArducopter
7. MemasangReceiver Controller
8. MengkoneksikandanmengkalibrasikanantaraRemotkeReceiver
9. Memasang baling-balingketempat yang telah di rencanakan
10. Memasang kaki-kaki drone

3.4.4 Tahap Pemrograman


1. Install aplikasiMision Planner
2. Buka aplikasi Mision Planner
3. Connect MP ke Reciver untuk mengconect kan antara drone dengan Radio
Transmitter
4. Setelah connect ke laptop buka menu view untuk mengetahui menu yang
ada di aplikasi Mision Planner
5. Setelah kita ke menu aplikasi kita melakukan kalibrasi penyettingan drone
6. Setelah kalibrasi selesai kemudian dilanjutkan pensettingan untuk motor
ke plopeler
7. Mengatur keseimbangan pada drone
8. Mensetting transmiter pada controller
9. Uji terbang drone

3.4.5 Safety Drone and Complience


Risiko Safety and Complience dapat dikelola dengan tepat dengan
mempertimbangkan :
1. Pengalaman Penerbangan dan Pengetahuan tentang Pilot Pesawat Tak
Berawak dan Kru
2. Pengetahuan tentang pembatasan ruang udara dan kondisi cuaca
3. Kendala lokasi seperti Pohon, Jaringan Listrik dan Kompleks Pemukiman
4. Jarak Operasi Penerbangan dari Orang, Properti dan Lalulintas
Solusi untuk mengurangi risiko :
1. Pelatihan Pilot dan Kru
2. Penggunaan Manual Operasi, Prosedur Penerbangan dan Daftar Periksa
Drone
3. Pengaturan Jarak Minimal Kru/Masyarakat dengan Landasan
Safety Pilot & Co-Pilot :
1. Radius jarak Minimal Drone dengan Pilot & Co-Pilot 3 Meter
2. Menggunakan Safety Helm
3. Menggunaka Kaca Mata Safety
4. Terbang Dibawah 300 ft
5. Terbang Tidak Melampaui Garis Pandang Visual

3.4.6 Tahap Uji Coba


Tahap Uji Coba dilakukan sebanyak delapan kali rangkaian berdasarkan
penentuan orthogonal array menggunakan minitab 16. Dengan percobaan take-off
dan landing yang telah ditentukan dengan jarak lintasan 5 Meter dan ketinggian
drone 1,5 Meter, Radius 500 meter tidak dilakukan karena SpesifikasiReceiver
mampu menjangkau jarak tersebut. Dengan target NTB Smooth Landing dalam
waktu 11 detik dari ketinggian 1,5 meter sampai drone landing dengan sempurna.
Adapun 11 detik adalah nilai standart yang ditentukan berdasarkan smooth
landing rancangan Drone Pabrikan. Dilakukan 3 kali percobaan pada tiap
rancangan.

3.4.7 Waktu Pelaksanaan Uji Coba


Pelaksanaan Tahap Uji Coba dilakukan pada Malam dan Sore Hari di area
KomplekBundaran I Love GKB atau Jl. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai