LATAR BELAKANG
Sektor prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi
wilayah, sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya investasi adalah suatu
hal yang sangat penting. Berkaitan dengan perkembangan ekonomi, investasi jalan dan
atau jembatan memiliki pengaruh yang luas baik bagi pengguna jalan dan/atau jembatan
maupun bagi wilayah secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan kebijakan yang tepat dalam
penyelenggaraan jalan sehingga dapat mendukung pengembangan wilayah dan
pertumbuhan ekonominya. Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan,
terutama jalan nasional dan atau jalan perkotaan diantaranya adalah kurang memadainya
sistem jaringan jalan primer dan atau kolektor dalam melayani arus lalu-lintas menerus dan
atau arus lalu-lintas perkotaan. Hal ini telah menyebabkan terhambatnya arus barang / jasa
dan manusia tingkat regional, nasional bahkan internasional yang menyebabkan biaya
ekonomi dan sosial yang semakin tinggi.
Salah satu keberhasilan pembangunan kota adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik didaerah tersebut. Selain berperan dalam menunjang kelancaran
kegiatan sosial ekonomi juga akan menunjang perkembangan fisik di daerah yang
bersangkutan. Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan baik pembangunan, peningkatan serta
pemeliharaan jalan maka Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui
Dinas Kecamatan Tenggarong memandang perlu adanya perencanaan yang sistematis
dan tepat guna pada kegiatan tersebut di atas, dengan harapan agar didapat hasil
perencanaan matang yang memenuhi persyaratan dan kaidah-kaidah teknis dan dapat
diaplikasikan di lapangan sebagai bagian dari kegiatan pembangunan transportasi yang
berkualitas untuk mendukung geliat dan mobiliasi perekonomian masyarakat.
PERKIRAAN BIAYA
A. PERKIRAAN BIAYA KONSTRUKSI PENINGKATAN JALAN GANG
AWANG RT.38, KEL.LOA IPUH KEC.TENGGARONG
Total perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk Pekerjaan Jasa Konstruksi
Peningkatan Jalan Gang Awang RT.38, Kel.Loa Ipuh Kec.Tenggarong ini dengan
nilai HPS yang diperlukan : Rp 162.591.000, - (Seratus Enam Puluh Dua Juta
Lima Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah).
SPPBJ dan Kontrak akan dilaksanakan apabila ada kepastian tersedianya anggaran
untuk kegiatan Peningkatan Jalan Gang Awang RT.38, Kel.Loa Ipuh
Kec.Tenggarong dan apabila anggaran untuk kegiatan tersebut diatas tidak tersedia
maka segala bentuk proses pada kegiatan diatas dinyatakan Batal demi hukum.
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah berpedoman
pada: Gambar Detail Desain Konstruksi, Daftar Kuantitas (BOQ), Metode
Pelaksanaan, Spesifikasi Teknis untuk pekerjaan jalan yang dimaksud, Rencana
Mutu Kontrak, serta dokumen-dokumen lainnya yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Jasa Konstruksi (Kontrak).
Lingkup kegiatan tersebut antara lain meliputi :
1. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI :
1) Bahan Lapis Pondasi Agregat Kla B harus dipilih dari sumber yang
disetujui Direksi Pekerjaan sesuai dengan spesifikasi umum tentang Bahan
dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
2) Agregat kasar Kelas B yang berasal dari batu kali harus 65 % mempunyai
paling sedikit satu bidang pecah
2” 50 100
1 ½” 37,5 100 88 - 95
1” 25,0 79 - 85 70 - 85 89 - 100
3/8” 9,50 44 - 58 30 - 65 55 - 90
No. 4 4,75 29 - 44 25 - 55 40 -75
No. 10 2,0 17 - 30 15 - 40 26 - 59
No. 40 0,425 7 - 17 8 - 20 12 - 33
No. 200 0,075 2-8 2-8 4 - 22
2. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN
(a) Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan
yang telah disusun oleh perencana konstruksi (gambar teknis dan spesifikasi
teknis), dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan
pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar
teknis yang dipersyaratkan)
(b) Pelaksanaan kerja akan didahului dengan penandatangan Kontrak Kerja
Pelaksanaan dan selanjutnya dibuat laporan kemajuan pekerjaan hingga berita
acara serah terima pekerjaan yang dilanjutkan pemeriksaan pekerjaan oleh panitia
penerima pekerjaan. Semua administrasi pelaksanaan konstruksi dan pengawasan
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Perpres 16 Tahun 2018
beserta petunjuk teknis pelaksanaannya.
Agregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan Pasal 7.1.2.3 dari Spesifikasi
umum selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus harus terdiri dari bahan
yang bersih, keras, butiran yang tak dilapisi apapun dengan mutu yang seragam,
dan harus.
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4 (4,75mm).
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam.
c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka setiap sumber
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi ini.
d) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah yang
memenuhi Pasal 5.3.2.3 dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji sesuai
SNI 1966 : 2008.
Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 dan Pasal 7.1.2.3 dari Spesifikasi
umun selain dari yang disebutkan di bawah ini.
Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan
pengikat.
5) Air
6) Baja Tulangan
Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi Umum, dan
detailnya tercantum dalam Gambar.
Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa lembaran polyethene
dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat tumpang
tindih sekurang-kurangnya 300 mm.
8) Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer) dan Bahan Pengisi Sambungan (Joint
Filler)
Bahan pokok untuk mutu Pekerjaann beton bertulang harus sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
2) Agregat Halus untuk Beton
Agregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan Pasal 7.1.2.3 dari Spesifikasi
umum selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus harus terdiri dari bahan
yang bersih, keras, butiran yang tak dilapisi apapun dengan mutu yang seragam,
dan harus.
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4 (4,75mm).
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam.
c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka setiap sumber
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi ini.
d) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah yang
memenuhi Pasal 5.3.2.3 dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji sesuai
SNI 1966 : 2008.
Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 dan Pasal 7.1.2.3 dari Spesifikasi
umun selain dari yang disebutkan di bawah ini.
5) Air
6) Baja Tulangan
Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi Umum, dan
detailnya tercantum dalam Gambar.
Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa lembaran polyethene
dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat tumpang
tindih sekurang-kurangnya 300 mm.
1. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN
(a) Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang
telah disusun oleh perencana konstruksi (gambar teknis dan spesifikasi teknis),
dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan
pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar
teknis yang dipersyaratkan)
(b) Pelaksanaan kerja akan didahului dengan penandatangan Kontrak Kerja
Pelaksanaan dan selanjutnya dibuat laporan kemajuan pekerjaan hingga berita
acara serah terima pekerjaan yang dilanjutkan pemeriksaan pekerjaan oleh panitia
penerima pekerjaan. Semua administrasi pelaksanaan konstruksi dan pengawasan
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Perpres 16 Tahun 2018 beserta
petunjuk teknis pelaksanaannya.
(c) Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan kualitas masukan (bahan,
tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas
hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis (Umum dan
Khusus).
(d) Pelaksanaan konstruksi akan mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa dan
Pengawasan Konstruksi.
Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3). Yang telah di identifikasi bahaya dan resiko di tiap item kegiatan yang akan
dilaksanakan antara lain :
Dan juga hal yang harus dilakukan penyedia jasa dalam lingkup pekerjaan ini ;
III. Melakukan survey pengukuran ulang sebagai dasar dalam menyusun Field
Engineering terhadap kondisi awal dan rekayasa lapangan (penyesuaian
rencanaawal dan kondisi/kebutuhan lapangan), sebagai syarat utama untuk
membuat gambar kerja/shop drawing dalam pelaksanaan konstruksi.
IV. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
V. Membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dikoreksi oleh
konsultan pengawas untuk disahkan oleh PPK Kegiatan Konstruksi.
VI. Menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan perhitungan volume
pekerjaan (Back Up Data Pekerjaan Konstruksi).
IX. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :
a. Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Jalan yang telah ditingkatkan dari desa
yang ada di Kecamatan Tenggarong.
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan :
1. Div 1 Umum
2. Div 2 Perkerasan Berbutir
3. Div 3 Perkerjaan Struktur
SKT Pelaksana
1 Pelaksana Lapangan SLTA/SMK Lapangan Pekerjaan 1 Tahun 1 Orang
Jalan
6. KETENTUAN LAIN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini Mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang
di
perlukan dan semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan
pekerjaan serta melakukan demobilisasi kembali terhadap semua terhadap semua
peralatan dan personil pada saat pekerjaan selesai
2. Persiapan Pekerjaan
o Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan,
untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai
o Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
3. Tahapan Pekerjaan
4. Metode pelaksanaan
o Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan
dengan baik
o Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7
hari setelah mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).
o Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan.
Peralatan tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga dapat
dipergunakan pada waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu
pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat yang akan digunakan.
o Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.
Prasarana dan Sarana Jalan yang standart sesuai spesifikasi dan bangunan pelengkapnya
;
Peningkatan Sarana Transportasi Umum di Kecamatan Tenggarong.
Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat di Kecamatan Tenggarong.
Terciptanya Sarana standart yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat luas di
Kecamatan Tenggarong
R. BUDI SUHENDRA
Direktur
1. TIMBUNAN TANAH
Peralatan :
Excavator mini
Water Tank
Alat bantu lainnya.
Pengendalian
Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti : seperti sepatu sefty, kaca mata,
masker, rompi reflector, sarung tangan dan helm.
Memberikan instruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada
petugas/pekerja yang sakit/kecelakaan
PERSIAPAN
Pekerjaan lapis pondasi agregat klas B dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan
timbunan tanah pilihan. Pekerjaan lapis pondasi agregat klas B yang dimaksud adalah
diawali pekerjaan didaerah yang tidak ada timbunan baru kemudian secara menyeluruh.
Sebelum dilaksanakan pekerjaan lapis pondasi agregat klas B terlebih dahulu dilaksanakan
pengukuran badan jalan yaitu pengukuran vertical maupun horizontal, Hasil dari pengukuran
dicatatkan serta dibuat laporan hasil pengukuran untuk persetujuan dalam pelaksanaan
pekerjaan, Selanjutnya dibuatkan patok-patok referensi sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan nantinya.
Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan (request of work) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas & direksi.
PEMADATAN :
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan
menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum
modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 : 2008, metode D.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di
bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan
harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang
lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas
hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test
sand cone untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik
.
PENGUJIAN :
Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus
seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Minimum tiga contoh yang mewakili sumber
bahan yang diusulkan.
Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi
untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi
tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel,
Bahan :
Agregat Kelas B
Peralatan :
Excavator mini
Water Tank Truck
Pengendalian
Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti : seperti sepatu sefty,
kaca mata, masker, rompi reflector, sarung tangan dan helm.
Memberikan instruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat
bila ada petugas/pekerja yang sakit/kecelakaan
8. Penyedia Jasa Harus menyediakan alat pemotong pada pekerjaan ini sebagai alat
pemotong beton per segmen yang berfungsi sebagai pemutus penyebaran
kerusakan/keretakan pada beton per segmen.
9. Penydia Jasa Harus Menyediakan Alat pencacah pada pekerjaan ini sebagai alat
pendukung proses pemadatan dalam penghamparan beton.
Peralatan :
Bar Bander, Bar Cutter, Tang, Gegep
Alat bantu lainnya
Pengendalian
Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti : seperti
sepatu sefty, kaca mata, masker, rompi reflector, sarung tangan dan
helm
Memberikan instruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan untuk
memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit/
kecelakaan
1) Begisting
a) Metode Kerja
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton dapat
dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk
bekisting selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap pengerasan beton.
Bekisting harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk jenis
bekisting -bekisting tertentu, terlebih dahulu Kontraktor harus menyerahkan
rencana gambar bekisting tersebut kepada Direksi, bila perlu harus dilengkapi
perhitungan dan detail-detail yang jelas. Bilamana hal tersebut telah
mendapat persetujuan dari Direksi, rencana bekisting tersebut dapat
dilaksanakan.
Sesuai dengan persyaratan betonnya bekisting dapat menggunakan papan-papan,
atau kayu lapis/multiplek 9 mm dengan penguat dari balok usuk 5/7, atau
konstruksi form work yang lazim digunakan.
Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan konstruksi terletak
pada Kontraktor, Kontraktor harus meminta ijin Direksi/Pengawas lapangan
bilamana bermaksud akan membongkar cetak pada bagian-bagian konstruksi
utama.
Toleransi bekisting beton struktur dalam arah harisontal dan vertikal masing-
masing 3 mm dan 2 mm.
Cara pembongkaran cetakan beton/bekisting harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan PBI 1971 .
Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatanperalatan
yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting yang telah dibuka harus disimpan
dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan
kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
Setelah pembongkaran beton harus dirawat sesuai dengan spesifikasi teknis
yang di syaratkan untuk menjaga mutu beton yang ingin dicapai.
Pengendalian
Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti :
seperti sepatu sefty, kaca mata, masker, rompi reflector, sarung
tangan dan helm
Memberikan instruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan untuk
memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang
sakit/kecelakaan
Peralatan :
Concrete Mixer
Pengendalian
Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti : seperti
sepatu sefty, kaca mata, masker, rompi reflector, sarung tangan dan helm
Memberikan instruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan untuk memberi
pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit/kecelakaan
Pekerjaan Finishing yang dimaksud disini adalah pekerjaan akhir atau pekerjaan akhir atau
pekerjaan penyempurnaan pada setiap item pekerjaan yang dilaksanakan. Pekerjaan Finishing
sangat penting untuk dilaksanakan karena akan menghasilkan pekerjaan akhir yang baik, untuk
itu pekerjaan finishing harus dilaksanakan dengan hati-hati dan teliti. Yang termasuk disini
juga adalah pekerjaan pembersihan seluruh lokasi pekerjaan dari semua jenis sampah dan sisa-
sisa dari material pekerjaan yang telah selesai. Semua jenis sampah dan kotoran tersebut harus
dibuang sejauh mungkin sehingga tidak menggangu pekerjaan yang telah selesai
1. Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya agar
segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan
hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenankan
dalam Seksi ini.
2. Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check bersama.
3. Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda tangani
bersama.
4. Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,
diperhitungkan dalam satuan M2.
R. BUDI SUHENDRA
Direktur