BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian lain dikemukakan oleh Smith dan Bohn (1999) berjudul Small to
Medium Contractor Contingency and Assumption of Risk. Penelitian ini
mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi kontraktor kecil dan menengah yang diolah
secara deskriptif risiko-risiko ini ditunjukkan pada Tabel 1.
Predictable/
Risiko Sumber Sumber Area
Unpredictable
Risiko alam/natural
Acts of God Eksternal Unpredictable Konstruksi
Kerugian akibat kebakaran/kecelakaan Internal Unpredictable Konstruksi
Risiko desain
Perubahan lingkup pekerjaan Internal Predictable Kontraktual
Kontraktual
Teknologi baru Internal Predictable
Konstruksi
Internal
Spesifikasi Predictable Kontraktual
Teknis
Kerugian/keterlambatan akibat differing
Kontraktual
sitelperubahan Teknis Predictable
Konstruksi
Desain
Risiko logistik
Kerugian/keterlambatan akibat
keterlambatan/ Internal Predictable Konstruksi
kerusakan material
Kerugian/keterlambatan akibat ketersedian
Eksternal 'Predictable Konstruksi
sumberda a
Akses menuju lokasi Internal Predictable Kontraktual
Keterlambatan menemukan dan men Internal Predictable Kontraktual
elesaikan masalah
Risiko finansial
Ketersediaan dana proyek Internal Predictable Kontraktual
Kecukupan kas Internal Predictable Kontraktua
Konstruksi
Kurs tukar mata uang dan inflasi Eksternal Predictable
Kontraktual
Estimasi biaya yang terlalu rendah Internal Predictable
Kesalahan kontraktor dalam hal Internal Predictable Kontraktual
kemamr,uan
Cost overrun’s karena keterlambatan Internal Predictable Konstruksi
Legal dan peraturan
Masalah perizinan dan lisensi Eksternal Unpredictable Konstruksi
Third ar liability Eksternal Unpredictable Kontraktual
Konstruksi
Tanggung jawab/liability diri sendiri Internal Predictable
Kontraktual
Kegagalan kontrak Internal Predictable Kontraktual
Perubahan peraturan Eksternal Unpredictable Konstruksi
Risiko politik
Kerugian/keterlambatan karena Eksternal Unpredictable Konstruksi
perang/revolusi di
Perubahan hukum perdagang an Eksternal Unpredictable Konstruksi
Sumber: Smith dan Bohn, 1999
17 Hazard adalah suatu keadaan bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya peril
(bencana).
18 Peril (bencana) adalah sutu peristiwa/kejadian yang dapat menimbulkan kerugian
(losses) atau bermacam kerugian.
19 Losses (kerugian) adalah kondisi negatif yang diderita akibat dari suatu peristiwa
yang tidak diharapkan tetapi ternyata terjadi.
2.3. Manajemen Risiko
1. Perencanaan (planning)
Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang terorganisasi,
komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan penelusuran isu-isu risiko,
pengembangan rencana penanganan risiko, penilaian risiko yang kontinyu untuk
menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan sumberdaya yang memenuhi.
2. Penilaian (assesment)
Terdiri atas proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses teknis yang
memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai sasaran biaya,
kinerja / performance, dan waktu penyelesaian kegiatan.
a. Identifikasi (identifying)
Merupakan proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis yang memiliki
risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi.
b. Analisa (analyzing)
Merupakan proses menggali informasi / deskripsi lebih dalam terhadap risiko
yang telah diidentifikasi, yang terdiri atas:
27 kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek
biaya, waktu, dan teknis proyek
28 penyebab risiko
29 keterkaitan antar risiko
30 saat terjadinya risiko
31 sensitivitas terhadap waktu
3. Penanganan (handling)
Merupakan prases identifikasi, evaluasi, seleksi, dan implementasi penanganan
terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing program, yang terdiri atas
menahan risiko, menghindari risiko, mencegah risiko, mengontrol risiko, dan
mengalihkan risiko.
Untuk dapat mengidentifikasi risiko-risiko perlu diketahui jenis- jenis risiko dan
pengelompokannya menurut teori-teori. Berikut ini adalah risiko-risiko dalam bidang
usaha bisnis. Risiko-risiko pada bidang usaha bisnis dapat diterapkan pada kegiatan
proyek konstruksi, karena jasa konstruksi juga merupakan bidang usaha bisnis yang
bertujuan mendapatkan keuntungan.
Secara garis besar berdasarkan sifatnya risiko dikelompokkan menjadi risiko
usaha (business risk) atau yang disebut juga sebagai risiko spekulatif, dan risiko murni.
Risiko spekulatif adalah risiko yang jika diambil dapat memberikan dua kemungkinan
hasil, yaitu kerugian atau keuntungan. Dalam konteks aktivitas proyek, risiko yang
dimaksud adalah risiko murni, yaitu risiko yang secara potensial dapat mendatangkan
kerugian dalam upaya mencapai sasaran kegiatan (Soeharto, 2001).
4. Risiko teknis
50 Perubahan teknologi
51 Masalah sehubungan dengan kinerja operasional dan pemeliharaan
52 Teknologi proyek yang khusus
53 Perubahan dan penyesuaian
54 Perubahan kondisi proyek secara global/makro
55 Masalah sehubungan dengan desain .
5. Risiko legal
a. Lisensi
b. Hak paten
c. Kegagalan kontrak
d. Tuntutan hukum
e. Force Majeure
f. Kinerja subkontraktor.
Risiko eksternal adalah risiko yang berada di luar proyek dan sudah ada sebelum
proyek dicanangkan dan mempengaruhi jalannya proyek (Gray dan Larson, 2000).
Risiko internal adalah risiko yang berada di dalam lingkup proyek dan berasal dari
keputusan yang diambil proyek (Webb, 1994). Risiko internal merupakan ketidakpastian
yang dapat dikontrol oleh manajer proyek (Kerzner, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Standish Group pada 1000 Manajer Proyek
memberikan hasil daftar 10 hal-hal potensial yang menyebabkan kegagalan proyek
(Wysocki, Beck, dan Crane, 2000), yaitu:
95 Persyaratan yang tidak lengkap
96 Rendahnya peranan owner
97 Kekurangan sumberdaya
98 Pengharapan yang tidak realistis
99 Rendahnya dukungan pihak eksekutif
100 Perubahan persyaratan dan spesifikasi
101 Kurang matangnya perencanaan
102 Proyek ditiadakan
103 Kurang matangnya manajemen proyek
104 Buta teknologi proyek.
Proyek merupakan salah satu bentuk usaha bisnis. Untuk itu di samping
mempelajari risiko-risiko dalam konteks proyek, perlu dikaji pula risiko-risiko dalam
konteks lainnya. Umar (2001) memberikan pendapatnya mengenai risiko-risiko pada
bidang bisnis dengan pendekatan finansial sebagai berikut.
Menurut Djojosoedarso (1999) risiko dalam suatu bisnis adalah sebagai berikut :
124 Risiko murni yaitu risiko yang tidak disengaja
125 Risiko terjadinya kebakaran
126 Risiko bencana alam
127 Risiko pencurian
128 Risiko penggelapan
129 Risiko pengacauan
130 Risiko spekulatif yaitu risiko yang disengaja agar memberikan keuntungan
131 Risiko hutang-piutang
132 Perjudian
133 Perdagangan berjangka
134 Risiko fundamental, yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita banyak orang.
135 Banjir
136 Angin topan
137 Risiko khusus, yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri :
138 Kapal kandas
139 Pesawat jatuh
140 Tabrakan mobil
141 Risiko dinamis, yaitu risiko karena perkembangan masyarakat :
142 Risiko keusangan teknologi
143 Risiko penerbangan luar angkasa
144 Risiko statis
145 Risiko hari tua
146 Risiko kematian
A. Obyek pertanggungan:
147 Proyek teknik sipil (bangunan transportasi, bangunan air, bangunan gedung)
148 Proyek dengan harga kontrak pekerjaan sipil lebih dari 50% dari harga
kontrak total
149 Peralatan dan mesin yang digunakan untuk pelaksanaan proyek .
B. Subyek pertanggungan:
150 Kontraktor utama
151 Subkontraktor
152 Pemilik proyek (owner).
a. Panel group
Sejumlah praktisi dan spesialis dalam proyek dikumpulkan dalam suatu diskusi panel
untuk mengadakan brainstorming. Setiap panelis mendaftar seluruh risikorisiko yang
secara teoritis dapat muncul. Setelah itu seluruh anggota panel-group memutuskan
bersama risiko-risiko yang termasuk dalam risiko yang diidentifikasi.
b. Pengalaman individual
Individu yang bersangkutan diminta untuk mendaftar seluruh risiko yang relevan
dalam lingkup keahlian mereka.
c. Inspeksi langsung di tempat terjadinya aktivitas perusahaan (Djojosoedarso; 1999).
2.6.1. Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan (sekuen) yang unik, kompleks, dan seluruh aktivitas
di dalamnya memiliki satu tujuan, yang harus diselesaikan tepat waktu, tepat sesuai
anggaran, dan sesuai dengan spesifikasi (Wysocki, Beck, dan Crane, 2000). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat didefinisikan karakteristik utama proyek adalah sebagai
berikut:
188 Memiliki satu sasaran yang jelas dan telah ditentukan yang menghasilkan
lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir.
189 Bersifat sementara dengan titik awal dan akhir yang jelas (sekuen)
190 Biasanya terdiri atas aktivitas yang kompleks dan saling terkait.
191 Di dalamnya terdapat suatu tim yang memiliki banyak disiplin ilmu serta
terdiri atas banyak departemen.
192 Mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakan sebelumnya (sekali
lewat) atau memiliki sifat yang berubah / non-rutin (unik)
193 Jenis dan intensitas kegiatan sepat berubah dalam kurun waktu yang relatif
pendek
194 Peserta memiliki multisasaran yang seringkali berbeda
195 Terdapat jangka waktu, biaya, dan persyaratan performance atau mutu yang
pasti
196 Memiliki kadar risiko tinggi.
Di antara berbagai jenis kegiatan proyek salah satu di antaranya adalah kegiatan
proyek konstruksi. Barrie dan Paulson (1992) memberikan deskripsi mengenai proyek
konstruksi sebagai berikut.
"Proyek konstruksi adalah proses di mana rencana / desain dan spesifikasi
dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik. Proses konstruksi melibatkan
organisasi dan koordinasi seluruh sumberdaya proyek (tenaga kerja, peralatan
konstruksi, material permanen dan sementara, suplai dan fasilitas, uang, teknologi dan
metode, waktu) untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, tepat sesuai anggaran, serta
sesuai dengan standar kualitas dan kinerja yang dispesifikasikan oleh perencana.
Pemegang peranan utama pada proses konstruksi adalah kontraktor dan sub-kontraktor
beserta tenaga kerjanya. Pihak lain yang terlibat antara lain arsitek/engineer sebagai
penyelia/supervisor, pemasok/supplier material dan peralatan, konsultan, pemilik
proyek, serta penyedia jasa pengangkutan."
Siklus kegiatan proyek konstruksi pada sistem usaha jasa konstruksi yang umum
berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut (Manual Mutu, Persero PT. Brantas
Abipraya, 1998).
197 Penerimaan Letter of Award atau Letter of Acceptance sebagai
pemberitahuan resmi bahwa owner telah menunjukan kontraktor yang
bersangkutan untuk mengerjakan suatu proyek
198 Rapat Pre Award Meeting 1 untuk pengarahan sebelum SPK / SPMK
diterima
199 Penandatanganan Surat Perintah Kerja (SPK) / Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) oleh kedua pihak
200 Rapat Kick-off Meeting (lingkup perusahaan) untuk menyusun rencana
implementasi proyek
201 Rapat Pre Award Meeting 2 (lingkup owner dan kontraktor) untuk
presentasi rencana implementasi proyek pada owner
202 Penandatanganan kontrak oleh kedua pihak
203 Menyiapkan rencana pengendalian biaya dan waktu proyek (lingkup
proyek)
204 Melakukan kegiatan fisik
205 Serah terima pekerjaan pertama (Provisional Hand Over/PHO)
206 Perbaikan fisik (jika diperlukan)
207 Serah terima pekerjaan kedua (Final Hand Over/FHO).
b. Tepat waktu
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek /
schedule yang telah direncanakan yang ditunjukkan dalam bentuk work
progress/prestasi pekerjaan. Waktu pelaksanaan proyek tidak boleh terlambat baik per
periode pelaksanaan, maupun waktu serah terima proyek.
c. Tepat mutu
Produk proyek konstruksi yang dikerjakan perusahaan jasa konstruksi adalah
proyek secara keseluruhan termasuk sistem/proses dan bagian-bagian fisiknya. Mutu
produk, atau bisa disebut sebagai kinerjalperformunce, harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik proyek/owner.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan secara lebih jelas bahwa pemasaran
merupakan proses yang lebih luas yakni tidak hanya terdapat hubungan dua arah antara
produsen dan konsumen saja, tetapi lebih dari itu dalam proses pemasaran terdapat
hubungan antara produsen-konsumen dan sosial dimana “sosial” menyangkut
lingkungan eksternal perusahaan terutama masyarakat. Oleh karena itu fokus dalam
pemasaran bukan hanya sekedar pelanggan tetapi bagaimana cara melakukan bisnis
dengan tujuan akhir tidak saja laba bagi perusahaan dan penciptaan nilai bagi pelanggan,
tetapi lebih dari itu terdapat tujuan akhir yang berupa hubungan yang saling
menguntungkan antara semua pihak yang terkait dalam bisnis tersebut melalui bauran
pemasaran yang terpadu.
2.8. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disusun kerangka pemikiran yang akan
dijadikan acuan dalam penelitian, sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.1. Secara
garis besar kerangka pemikiran dapat diuraikan sebagai berikut. “Proyek” adalah
kegiatan yang melibatkan sumberdaya berupa tenaga kerja, peralatan konstruksi,
material, uang, dan metode. “Proyek” berada pada lingkungan eksternal yang
komponen-komponennya mempengaruhi keberlangsungan proyek, yaitu alam, kebijakan
pemerintah, faktor sosial, faktor ekonomi, dan suplai material/peralatan. Proses yang
terjadi adalah menggunakan sumberdaya yang ada untuk mewujudkan produk proyek
dalam kondisi lingkungan eksternal tersebut (1). Sasaran proyek adalah diselesaikannya
konstruksi fisik bangunan air dengan tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu (2). Pada
proses tersebut dapat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan yang bersumber dari kedua
komponen tersebut, atau disebut sebagai “risiko” (3). Jika risiko-risiko tersebut terjadi
maka proyek tidak dapat mewujudkan sasarannya yaitu tepat biaya atau tepat waktu atau
tepat mutu dengan magnitude tertentu (4). “Risiko” yang potensial adalah risiko yang
memiliki frekuensi terjadi yang tinggi dan memiliki pengaruh besar bagi pencapaian
sasaran proyek (5). Sasaran proyek mempengaruhi sasaran perusahaan secara umum,
dan (6) berbagai sasaran perusahaan akan berdampak pada perencanaan strategi
pemasaran yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan.
Bisnis perusahaan jasa konstruksi
KETIDAK-PASTIAN
METODE PENELITIAN
A. Risiko
Secara konseptual risiko merupakan suatu kondisi tidak pasti dengan peluang
kejadian tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak
menguntungkan. Berdasarkan sumbernya secara garis besar risiko dikelompokkan
menjadi (Project Management Institutes, 1987):
1. Risiko eksternal tidak dapat diprediksi
Yaitu risiko yang berasal dari luar proyek dan tidak dapat dikendalikan oleh proyek
serta tidak dapat diprediksikan terjadi atau tidak terjadinya.
2. Risiko eksternal dapat diprediksi
Yaitu risiko yang berasal dari luar proyek dan tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen proyek namun dapat diprediksikan terjadi atau tidak terjadinya
berdasarkan gejala-gejala yang ada sebelumnya.
3. Risiko internal non-teknis
Yaitu risiko yang berasal dari dalam lingkup proyek akibat keputusan-keputusan
yang diambil manajemen proyek dan menyangkut semua hal di luar proses kegiatan
fisik proyek.
4. Risiko internal teknis
Yaitu risiko yang berasal dari dalam lingkup proyek akibat keputusan-keputusan
yang diambil manajemen proyek dan menyangkut semua hal yang berhubungan
dengan proses kegiatan fisik.
5. Risiko legal
Risiko legal adalah risiko yang berhubungan dengan aspek hukum dalam proyek.
B. Sasaran proyek
Secara konseptual sasaran proyek merupakan kondisi yang ingin dicapai proyek
di akhir masa pelaksanaan proyek dan dijadikan acuan selama proses pelaksanaan
proyek. Dalam operasional dimensi sasaran proyek adalah pencapaian sasaran proyek.
Indikator tercapainya sasaran proyek adalah diselesaikannya proyek dengan tepat biaya.
tepat waktu, dan tepat mutu.
Secara lebih ringkas konsep, rancangan variabel, dan item penelitian disajikan
pada Tabel 3.
A. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama. Data primer yang
dikumpulkan dapat berupa persepsi mengenai penting atau tidaknya risiko-risiko pada
pelaksanaan kegiatan konstruksi sebagai variabel penelitian. Teknik pengumpulan data
dengan cara observasi langsung atau menggunakan penyebaran angket, yaitu cara
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada
responden (nara sumber). Disamping itu untuk lebih memperdalam kajian dapat
digunakan pula teknik wawancara dengan nara sumber atau key-perseon. Respondennya
adalah pimpinan perusahaan, manajer pemasaran, dan manajer proyek/ operasi.
B. Data sekunder
Data sekunder adalah data berbentuk naskah tertulis atau dokumen yang telah
diolah lebih lanjut clan disajikan oleh pihak-pihak tertentu. Data sekunder dalam
penelitian dapat diperoleh dari data-data yang tersedia di perusahaan-perusahaan jasa
konstruksi, asosiasi yang mewadahi, data di lingkungan lembaga pemerintahan, serta
sumber lain yang relevan.
Untuk beberapa item risiko lain yang tidak dapat diukur frekuensinya semisal
risiko iklim politik negara yang buruk, yang diukur adalah taraf keburukannya yaitu:
- Tidak terjadi : Skor 1
- Terjadi dengan kondisi buruk : Skor 2
- Terjadi dengan kondisi sangat buruk: Skor 3
Variabel bebas
VARIABEL TERIKAT
Gambar 3.1 Hubungan antara Variabel Laten, Manifes, dan Item Pertanyaan
Gambar 3.2 : Langkah-langkah Analisa Faktor (Malhotra, 1996)
I. Merumuskan masalah
Dalam perumusan masalah perlu dilakukan perumusan tujuan analisa faktor dan
variabel-variabel secara jelas. Variabel-variabel dan data yang diperoleh dimasukkan ke
dalam model analisa faktor dalam menu SPSS release 11.0 for Windows.
Analisa data menggunakan paket program statistik SPSS release 11.0 for
Windows. Berikut ini dijelaskan masing-masing analisa terebut.
Di mana:
Y = Variabel terikat = Sasaran proyek/ kegiatan
Xn = Variabel bebas/prediktor n = Kelompok risiko n
a = Konstanta/intersep
bn = Koefisien prediktor / koefisien regresi Xn (menunjukkan angka peningkatan/
penurunan variabel terikat akibat dari perubahan variabel bebas)
e = Error terms =kesalahan acak.
Analisa Regresi Berganda digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
- Apakah ada/tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel bebas
secara simultan terhadap variabel terikat? Pertanyaan ini dijawab dengan uji
hipotesis nilai statistik F-test.
- Seberapa besar variabel terikat dapat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas?
Y=a+b.X
Di mana:
Pertanyaan ini dijawab dengan meninjau Koefisien r2. Variabel bebas yang
memiliki pengaruh paling besar adalah yang memiliki nilai r2 terbesar.