NIM: 1864190059
Manajemen Resolusi Konflik (UTS)
Jumat 10.20-12.50
SOAL
Ratusan mantan pekerja sawit di Kampar, Riau, berkonflik hingga bentrok dengan
keamanan perusahaan setelah dikenai PHK. Akibatnya, ratusan anak pekerja kebun itu
dievakuasi TNI AU dan Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk menghindari dampak
konflik.
"Iya benar. Anak-anak pekerja kebun yang trauma dievakuasi langsung oleh Komnas PA
dan TNI AU," ujar kuasa hukum pekerja Norma Sari Simangunsong saat dimintai konfirmasi,
Selasa (21/9/2021).
Norma mengaku telah mengadukan konflik antara mantan pekerja dan PT Pedasa Enam
Utama di Kampar, Riau. Ia mengadukan soal nasib anak-anak pekerja yang trauma.
"Kami memang ada adukan soal anak-anak ini kepada Komnas PA. Jadi evakuasi telah
dilakukan sejak awak konflik, anak-anak ini banyak trauma karena banyak sekuriti dan polisi,
mereka terganggu," katanya.
Trauma itu, kata Norma, terlihat saat polisi datang ke pengungsian Kementerian Sosial di
Rumbai, Riau. Anak-anak di pengungsian takut karena selama ini melihat konflik langsung.
"Terbukti, saat di pengungsian Dinas Sosial di Rumbai, anak-anak trauma, ketakutan. Selama
ini kan mereka tinggal di emperan-emperan rumah karena takut," katanya.
Tercatat, sampai hari ini ada sekitar 200 anak pekerja terdampak konflik, sehingga
mereka minta dievakuasi dari mes Pedasa ke tempat evakuasi di Kemensos Rumbai.
"Kalau total semua sekitar 200 anak, ya. Tetapi belum semua dievakuasi. Mereka minta
jemput juga yang lain karena saat ini buruh belum berani keluarkan barang dari rumah,"
katanya.
"Setelah bentrok yang berdarah-darah, saya bawa pekerja ke Polres untuk bikin laporan.
Saya minta polisi turun ke TKP, tetapi tidak ada yang turun. Ada turun besoknya 1 bus, tetapi
hanya sebentar," sambung dia
Ketua Komnas PA Riau Dewi Arisanty akhirnya buka suara terkait evakuasi anak pekerja
kebun. Ia menilai evakuasi dilakukan karena melihat mereka trauma.
"Mereka itu korban konflik, kita Komnas PA melihat ini anak-anak. Bagaimana ini masa
depan mereka dan kompensasi perusahaan terkait nasib anak-anak ini," katanya.
Dewi mengatakan evakuasi dilakukan tim Komnas PA dan personel Lanud Roesmin
Nurjadin, Pekanbaru. Anak-anak diangkut pakai truk tentara dan bus perusahaan PT Pedasa.
"Kenapa Komnas PA dan Lanud, ini karena ada MOU kami terkait fokus penanganan
anak-anak. Kami fokus pada anak-anak di sana, kami evakuasi pakai dua truk di Lanud," kata
Dewi.
Sebelum proses evakuasi, Dewi mengaku sudah koordinasi dengan Polres Kampar.
Hanya saat itu tidak ada respons dan tindakan untuk sama-sama evakuasi anak-anak korban
konflik.
"Sebelum evakuasi, Dewi mengaku sudah koordinasi dengan Polres Kampar dan Unit
PPA Satreskrim. Sudah panjang-lebar saya koordinasi, tapi tidak ada (respons)," imbuh Dewi.
Diketahui, bentrokan terjadi pada Selasa (14/9) di wilayah kerja PT Padasa Enam Utama
pukul 10.00 WIB. Awalnya, puluhan sekuriti datang dan minta pekerja meninggalkan mes.
Tercatat total ada 618 pekerja dikenai PHK oleh perusahaan. Dalam PHK itu, pekerja dijanjikan
mendapat pesangon hingga uang pindah rumah.
Sayangnya, janji pihak perusahaan tidak pernah terealisasi. Pekerja kemudian
mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial di Kota Pekanbaru untuk minta
keadilan
SOAL NO. 4
a. Menurut anda, apa jenis konflik atau tipologi konflik berdasarkan artikel
diatas?
b. Menurut anda, apa penyebab konflik dari artikel diatas?
c. Menurut anda, bagaimana solusi terbaik dari konflik tersebut?
1. a. Konflik menurt Robbins (2009) menyatakan sebuah proses yang dimulai ketika salah satu pihak
merasaakan bahwa pihak lain terkena dampak negative atau akan berdamak negative, sesuatu yang
menjadi perhatian pihak pertama. Robbins membagi pandangan konflik menjadi 3, yaitu:
Tradisional
Mengasumsikan semua konflik buruk dan negative (mengindikasikan adanya kekerasan atau
perusakan)
Hubungan manusia
Keberadaan konflik apat terjadi didalam semua kelompok dan organisasi
Interaksionis
Panangan ini mendorong terjadinya konflik, karena kelompok yang harmonis, damai dan
tenang cenderung statis dan apatis kepada perubahan dan inovasi.
b. Schermerhon (2011) menayatakan pendapat bahwa konflik memiliki dua sisi yang berbeda,
yakni:
Fungsional/konstruktif
Konflik dapat membawa masalah ke permukaan sehingga pihak yang terlibat mengatasi
masalh dengan melakukan berbagai cara seperti berkreativirtas dalam menyelesaikan
konflik.
Contoh: Kelompok pemuda Indonesia yang menentang adanya penjajahan dari Jepang
sehingga berdampak pada kemerdekaan negara Indonesia
Disfungsional/Destruktif
Konflik yang terjadi secara terus-menerus dapat menghabiskan tenaga an waktu untuk
menyelesaikan, menciptakan permusuhan dan memberikan lingkungan negative.
Contoh: Kejadian pembantaian yang dilakukan kelompok komunis pada G30SPKI dimana
ingin membentuk Gerakan komunisme. Dengan demikian, masyarakt Indonesia memandang
komunisme sebagai sesuatu yang negative dan tidak boleh ditiru.
4. a. Pada kasus di artikel diatas menjelaskan bahwa konflik yang terjadi termasuk tipologi konflik
komunal.
b. Konflik yang terjadi pada artikel diatas dikarenakan adanya Pemutusan Hubungan Kerja oleh PT
Pandasa Enam Utama. Para karyawan yang terkena PHK dijanjikan oleh perusahaan pesangon
hingga uang pindah rumah. Namun, para karyawan tidak menerima apa yang dijanjikan oleh
perusahaan. Sehingga terjadi bentrok antara pihak keamanan perusahaan dengan karyawan yang
diusir sacara paksa. Bentrok yang terjadi memanas sehingga menyebabkan beberapa orang luka-
luka. Anak-anak dari para pekerja di evakuasi agar tidak terkena bentrokan dan trauma akibat
kejadian tersebut.
c. Solusi terbaik dari kasus diatas adalah membawa kasus ini ke jalur hukum dan membiarkan pihak
berwenang menyelesaikan masalah dan pihak perusahaan memberikan kewajiban mereka kepada
pekerja yang telah di PHK. Selain itu pembuatan petisi untuk mendukung para pekerja mendapatkan
haknya dapat dilakukan.