Anda di halaman 1dari 13

ANALISA JARINGAN KOMUNIKASI

RISET PUBLIC RELATION

Dosen Pengampu:
Anika Gunasih, M.Ikom

Oleh:
Kelompok 5

Sarah Violette (1864190019)


Afifa Salsabila (1864190020)
Rifa Akmalia (1864190022)
Sekar Dyah (1864190024)
Dinda Anggista (1864190025)
Meisya Helvania (1864190059)
Nadila Meliana (1864190062)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat dan
kasih-Nya kami dapat menyusun makalah Riset PR yang berjudul “Analisis Jaringan
Komunikasi”.

Tentunya kami berterimakasih kepada ibu Anika Gunasih, M.Ikom selaku dosen mata
kuliah Riset Public Relation atas diberikannya tugas dalam memenuhi syarat dari tugas
pertemuan ke delapan ini.

Kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada makalah
ini. Untuk itu kami meminta ibu Anika dan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
dapat menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Terimakasih

Jakarta, 24 November 2021


DAFTAR ISI

ANALISA JARINGAN KOMUNIKASI.................................................................................................4


TEKNIK PRAKTIS RISET KOMUNIKASI..........................................................................................4
A. Frekuensi Pilihan Hubungan Komunikasi..................................................................................6
B. Arah Hubungan Komunikasi........................................................................................................7
C. Proksimitas Hubungan Komunikasi............................................................................................7
D. Jaringan Komunikasi Personal.....................................................................................................8
E. Klik.................................................................................................................................................8
 Penghubung Antar Klik ( Bridge dan Liasan).........................................................................8
 Keterbukaan Klik......................................................................................................................8
 Keterhubungan Komunikasi.....................................................................................................9
 Kekompakan Jaringan Komunikasi........................................................................................9
 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................................9
F. Analisis Data..................................................................................................................................9
a. Unit Analisis.............................................................................................................................10
b. Sosiometri.................................................................................................................................10
CONTOH KASUS...................................................................................................................................12
ANALISA JARINGAN KOMUNIKASI

Analisa Jaringan Komunikasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana arus informasi


terpola pada suatu kumpulan individu dalam suatu sistem. Analisa jaringan komunikasi biasanya
digunakan pada arus informasi yang bersifat inovasi, yaitu ide, gagasan, barang yang bersifat
baru bagi orang - orang tertentu. Analisis ini dapat diterapkan di berbagai bidang komunikasinya.

TEKNIK PRAKTIS RISET KOMUNIKASI

Analisis jaringan ini biasa digunakan dalam riset difusi Inovasi. Difusi menurut Rogers &
Shoemaker, adalah proses di mana penemuan disebarkan kepada masyarakat yang menjadi
anggota sistem sosial. Analisis jaringan ini bisa digunakan untuk melihat penyebaran informasi
dari media sampai bagaimana proses penerimaannya di masyarakat dan juga dipakai untuk
mengukur penyebaran informasi dalam organisasi. Seorang PR dituntut berperan sebagai penjaga
lingkaran agar masalah-masalah (khususnya yang negatif) tetap di dalam lingkaran dan
diselesaikan di dalam lingkaran jangan sampai keluar. Upaya membatasi area masala ini yang
dikenal dengan "Boundary- Spanning”. Agar bisa menjalankan peran itu, maka PR harus
mengetahui secara benar dan detail akar permasalahan yang sesungguhnya. PR harus mengetahui
siapa saja atau kelompok apa saja yang mempunyai pengaruh di antara para karyawan. PR harus
mampu memegang para opinion leaders ini. PR harus dapat berhubungan dan bekerja sama
dengan mereka untuk mencari solusi terbaik bagi masalah, sehingga terbentuklah apa yang
disebut “Dominant-Coalition". Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang pola-pola
interaksi di antara karyawan adalah melalui analisis jaringan komunikasi. 
Rogers & Kincaid dalam buku Communication Network (1981:75) mengatakan bahwa
Analisis Jaringan Komunikasi, adalah sebuah metode riset untuk mengidentifikasi struktur
komunikasi dalam sebuah sistem, di mana data yang berhubungan dengan arus komunikasi
dianalisis dengan menggunakan tipe-tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisisnya dan
Struktur Komunikasi disebut sebagai susunan dari elemen-elemen yang berbeda yang dapat
dikenal melalui satu pola arus komunikasi dalam suatu sistem. Analisis jaringan menganggap
perilaku manusia paling esensi adalah interaksi di mana individu-individu bertukar informasi
satu sama lain. 
Konsep utama dalam analisis jaringan adalah informasi. Jaringan komunikasi terdiri dari
individu-individu yang terhubungkan satu sama lain oleh pola-pola arus informasi. Informasi
dapat diartikan sebagai berikut:
a. Fakta atau data yang diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung yang merupakan
kuantitas fisik yang dapat dipindahkan dari satu titik ke titik lainnya. Misalnya semakin
sering seseorang menonton TV semakin banyak informasi yang diperolehnya (berpindah
dari TV ke seseorang tadi).
b. Sejumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksi sejumlah alternatif
pilihan yang tersedia (Sendjaja, 1998:84).
c. Sesuatu yang digunakan untuk mengurangi ketidakpastian akan (convergence mode).
Model ini men-definisikan komunikasi sebagai sebuah proses konvergen (pemusatan) di
mana informasi dibagi oleh para partisipan agar dapat mencapai kesepahaman (mutual
understanding) (Rogers, 1981: 33). Model komunikasi konvergen in digambarkan ole Lawrence
Kincaid (1980: 33) sebagai berikut; atomistis (terpisah satu dengan lainnya). Pada analisis
jaringan, proses komunikasi bersifat sirkuler (timbal-balik) di mana terjadi pertukaran informasi
antarindividu. Tidak terjadi perbedaan yang tajam antara sumber dengan penerima, sehingga arus
informasi terjadi antara partisipasn dalam suatu jaringan, masing-masing bertindak sebagai
pengirim dan penerima pesan.
Model komunikasi Konvergen (convergence model) merupakan sebuah proses konvergen
(pemusatan) di mana informasi dibagi oleh partisipan agar mencapai kesepakatan (Rogers, 1981:
33) 
Model komunikasi konvergen memiliki tiga asumsi:
1.  Individu tidak atomistis, melainkan holistis sehingga memerlukan komunikasi satu sama
lain untuk mereduksi ketidakpastian menghadapi bergam komunikasi.
2. Cara yang diambil dengan memusatkan perhatian pada informasi yang mengalir selama
proses komunikasi berlangsung.
3. Dari hasil komunikasi tersebut, ketidakpastian dapat direduksi dan akhirnya memperoleh
mutual understanding.

A. Frekuensi Pilihan Hubungan Komunikasi


Pilihan komunikasi adalah sedikit-banyaknya pilihan yang ditunjuk individu dalam jarigan
komunikasi sebagai pasangan komunikasinya (Rogers dan Kincaid,1981: 82). Terdiri dari dua
hal: 
 memilih tapi tidak dipilih (Neglected)
 serta memilih dan dipilih.
Atas dasar frekuensi hubungan yang telah ditetapkan, dapat dihitung jumlah hubungan yang
muncul dari pilihan semua responden. Dengan catatan tidak ada batasan jumlah responden, boleh
memilih pasangan komu-nikasinya, paling tidak diberi peluang satu orang lain sebagai pasangan
komunikasi.
B. Arah Hubungan Komunikasi
Arah hubungan komunikasi adalah kedudukan individu memilih individu lain sebagai
pasangan komunikasinya dalam jaringan komunikasinya (Rogers dan Kincaid, 1981: 98).

C. Proksimitas Hubungan Komunikasi


Proksimitas hubungan komunikasi, adalah kedekatan relatif se-pasang individu-individu
dalam berkomunikasi satu sama lain (Rogers dan Kincaid, 1981: 150). Dua individu mempunyai
tinakat proksimi-tas tinggi jika selain mempunyai hubungan langsung satu langkah,juga
mempunyai hubungan tidak langsung dua langkah, dengan memerhatikan arah hubungan
komunikasi satu sama lain. Sebaliknya, tingkat proksimitasnya rendah jika hanya mempunyai
hubungan langsung atau tidak langsung saja. Komunikasi satu langkah bila individu
berhubunaan dengan individu lain tapa melalui individu lain.

Komunikasi dua langkah bila individu berhubungan dengan individu lain dengan melalui
individu lainnya.
Contoh:
A memilih B = komunikasi satu langkah 
A memilih D = komunikasi dua langkah.

Jika individu yang dipilih oleh individu lain sebagai pasangan komunikasi melebihi
jumlah rata-rata pilihan komunikasi yang diterima individu lain, dapat dikatakan individu
tersebut sebagai Pemuka Pendapat. Sebaliknya, jika di bawah rata-rata, bukan Pemuka Pendapat.
Opinion Leader terbentuk karena informasi yang dimilikinya lebih, terlepas dari kedudukan
formalnya.

Rums mencari Opinion Leader:


£ = Hubungan Komunikasi
2 Anggota Jaringan
Misalnva:
Jumlah hubungan komunikasi = 44
Jumlah anggota jaringan = 17
Opinion Leader = 44/17 = 2.6 = 3
(Individu yang dipilih lebih dari 3 orang adalah opinion leader)

D. Jaringan Komunikasi Personal


Jaringan komunikasi personal, adalah keterhubungan individu dalam jaringan komunikasi
yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Hubungan yang dimiliki individu tersebut,
baik yang mengarah pada dirinya maupun yang mengarah pada individu lain sebagai pasangan
komunikasinya (Rogers dan Kincaid, 1981: 134).

E. Klik
Klik merupakan bagian dari suatu sistem jaringan komunikasi yang anggotanya relative lebih
sering berhubungan satu sama lain antar anggotannta (Robert dan Kincaid, 1981: 177). Syarat
Klik adalah sebagai berikut:
A. Setiap Klil paling sedikit terdiri 3 anggota
B. Setiap anggota klik tidak mempunyai 50% hubungan
C. Semua anggota klil harus berhubungan satu sama lain yang lain secara langsung.
 Penghubung Antar Klik ( Bridge dan Liasan)
Penghubung antarklik adalah indiidu anggota jaringan komunikasi yang
menghubungka 3klik atau lebih dalam suatu jaringan. Penghubung antarklik terdiri dari
Brigdge, yakni individu sebagai penghubung antar dua klik atau lebih dan individu
tersebut menjadi anggota salah satu kliknya.
Sedangkan Liasan adalah individu sebagai penghubung antar satuklik manapun
juga. Disebut Liasan bila hubingna yang dilakukan masing-masing 50%. Sedangkan
Bridge bila berhubungan dengan mayoritas anggota klik dan juga berhubungan kel luar
klik.
 Keterbukaan Klik
Keterbukaan klik adalah tingkat hubungan anggota-anggota klik terhadap individu
lain yang berada diluar klik tersebut dalam sistem jaringan komunikasi. Mengukur
tingkat keterbukaan klik adalah dengan menghitung jumlah hubungan komunikasi
antaranggota klik dengan individu lain diluar klik
.
 Keterhubungan Komunikasi 
Keterhubungan komunikasi, adalah sedikit banyaknya anggota jaringan
komunikasi yang berhubungan satu sama lain. Hal ini menunjukan luas sempitnya
jaringan komunikasi. Mengukur tingkat keterhubungan adalah dengan menghitung
jumlah hubungan komunikasi yang ada dibagi dengan jumlah kemungkinan hubungan
komunikasi.
 Kekompakan Jaringan Komunikasi
Kekompakan jaringan komunikasi adalah keadaan jumlah individu yang dapaat
berhubungan dengan individu lain dalam jaringan komunikasi, dan ditunjukan dengan
langkah-langkah hubungan komunikasi ( Cahyana,1996 : 221).

 Metode Pengumpulan Data


 Kuesioner, di mana pertanyaanya adalah pertanyaan-pertanyaan sosioetri untuk
mengetahui arus informasi tentang suatu hal yang mengalir dalam suatu sistem.
Pertanyaan sosiometri tersebut diajukan pada seluruh populasi yang menjadi anggota
sistem dengan mengadaptasi prinsip Snow-ball untuk menghindari putusnya jaringan
 Wawancara, digunakan untuk melengkapi data hasil kuesioner.

Kedua instrumen tersebut dapat digunakan pada beberapa metode pengumpulan data, yakni
a) *Self-Desgnating Method* Responden menentukan sendiri bahwa ia adalah opinion
leader Contoh: "Teman-teman mengajak saya berdiskusi", dengan pilih- an: sering,
terkadang, tidak pernah. Bila jawaban terbanyak adalah sering, ia adalah opinion leader. 
b) *Key Informant Method* Menanyai sistem di luar sistem dan orang yang dianggap
sebagai opinion leader. Misalnya, "Siapa saja anggota sistem yang di- maksud yang
sering diajak bicara oleh orang yang dianggap se- bagai opinion leader tersebut?" 
c) *Objective Method*
Melakukan eksperimen terhadap orang-orang yang dianggap se- bagai opinion leader
untuk melakukan persuasi. Bila ada yang berhasil melakukan persuasi, dialah yang
dianggap sebagai opinion leader. 

F. Analisis Data
Hubungan dalam Metode Analisis Jaringan Komunikasi dapat dianalisis dari 4 tingkatan,
yaitu: 
1) Personal, dengan variabel: opinion leader, isolate, bridge, dan liason 
2) Diadik, komunikasi antardua orang. 
3) Klik, dengan variabel: kekompakan klik, keterbukaan klik, dan keterhubungan klik. 
4) Sistem, Untuk memahami tingkat analisis dalam metode jaringan komu- nikasi harus
memahami teori sistem, yaitu sistem terbuka. 

a. Unit Analisis 
Hubungan antarindividu dalam suatu sistem.  Karena komunikasi dianggap sebagai
kumpulan hubungan-hubungan sehingga ada interaksi antarindividu dalam sistem.

b. Sosiometri
Sosiometri adalah metode mengumpulkan data secara kuantitatif mengenai pola komunikasi
diantara individu dalam sistem. 
1) Beberapa contoh pertanyaan sosiometri :
1. Dengan siapa anda ingin bekerja sama?
2) 2. Dengan siapa anda menyampaikan keluhan - keluhan anda
3) Dengan siapa anda sering minta pendapat
4) Dengan siapa anda ingin mendapat informasi baru tentang pekerjaan?

Beberapa catatan penting tentang analisis jaringan komunikasi :


1) Analisis jaringan komunikasi tidak menggunakan teknik-teknik  pengambilan sampel,
karena sampelnya adalah seluruh populasi
2) Analisis jaringan komunikasi dilakukan bila ada inovasi
 Bila ada keuntungan relatif (relative advantage)
 Kompatibilitas (compatibility)
 Kompleksitas (complexity)
 Triabilitas (trialability)
 Observabilitas (observability)
3) Riset jaringan komunikasi dapat dilakukan bila masih terdapat konfirmasi terhadap
inovasi yg ada
4) Teori teori yang mendukung analisis data, yaitu :
 Multi step flow communication
 Komunikasi konvergen
 Difusi inovasi
 Teori informasi
 Teori sistem
 Two step flow communication
 Stack of weakties theory
5) Analisis jaringan komunikasi bersifat kasuistik dan tidak dapat digeneralisasikan
6) Secara garis besar ada 3 tahap riset yang dilakukan dalam  riset difusi
 Pada tahap akuisisi informasi orang memperoleh dan memahami informasi
inovasi
 Pada tahap evaluasi, orang mengevaluasi tentang informasi
 Pada tahap adopsi, orang akan menentukan apakah dia mengadopsi atau menolak
menerima inovasi baru itu. Periset dapat menentukan siapa yang termasuk:
a) Inovator, yang pertama mengadopsi inovasi, namun belum tentu pencetus
gagasan baru melainkan dapat menjadi orang yang memperkenalkan
secara luas
b) Adopter awal, melegitimasi gagasan dan membuatnya diterima
masyarakat luas
c) Mayoritas awal, yang mengikuti pembawa pengaruh dan melegitimasi
jauh dari inovasi tersebut.
d) Mayoritas akhir, yang mengadopsi inovasi agak belakangan
e) Kelompok tertinggal, kelompok yang terakhir mengadopsi inovasi
f) Kepala batu, kelompok yang tidak menerima Inovasi
CONTOH KASUS

Public Relation Selamatkan Nestle dari Kehancuran

Pada Februari tahun 2013, terjadi kasus yang cukup menggemparkan negara-negara yang
berada di Eropa. Nestle, sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang makanan dan
minuman diketahui menjual makanan yang mengandung DNA daging kuda di dalam produk
daging sapi. Memang DNA kuda yang ditemukan tidak besar, tetapi jumlahnya di atas 1%.
Produk yang terkontaminasi DNA daging kuda tersebut adalah Buitoni Ravioli Beef dan
Tortellini Beef. Hal ini tentu membuat pihak dari Nestle bingung. Pasalnya, produk ini sudah
tersebar di 12 negara. Inggris, Prancis, Italia, Belanda, Jerman, Swedia, Yunani, Spanyol,
Irlandia, dan Romania adalah negara-negara yang sudah menerima produk tersebut (“Nestle
temukan daging kuda di produk daging sapi”, 2013).

Public Relations dari perusahaan Nestle menjadi begitu penting dalam kasus ini. Setelah
pihak dari Nestle memutuskan untuk menarik peredaran produk-produk yang diduga kuat sudah
terkontaminasi DNA daging kuda dari 12 negara secepatnya dan juga menghentikan sementara
pengambilan daging sapi dari pemasok daging utama mereka, HJ Schypke, Public Relations dari
Nestle langsung melakukan konfirmasi kepada publik. Hal ini menjadi sangat penting karena isu-
isu yang beredar di antara masyarakat meluas dan berkembang sangat cepat. PR dari Nestle
mengatakan bahwa Nestle akan menghentikan sementara produksi Buitoni Ravioli Beef dan
Tortellini beef dan juga pihak Nestle mereka telah memutus sementara pengambilan daging sapi
dari pemasok daging mereka yang mereka duga sebagai akar dari masalah ini. PR dari Nestle
juga mengatakan bahwa pihak Nestle akan menarik produk-produk daging sapi yang diduga
sudah tercemar DNA daging kuda, dan mengatakan mereka akan melakukan uji produk daging
sapi agar produk-produk yang mereka hasilkan tetap bersih dan berkualitas baik.

Tidak hanya membangun relasi yang baik dengan publik, seorang Public Relations dari
Nestle juga berusaha membangun relasi yang baik di dalam perusahaan. PR Nestle mengarahkan
agar Nestle terus bisa memproduksi produk-produk yang berkualitas tinggi. Pada 23 Februari
2013, setelah Nestle menetapkan kesalahan ada di pihak pemasok daging sapi utama mereka (HJ
Schypke), dan akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan mereka, PR Nestle
kembali melakukan konfirmasi kepada publik. PR Nestle mengatakan bahwa mereka telah
memutus kontrak dengan pihak HJ Schypke dan telah mengganti pemasok daging sapi utama
mereka. PR Nestle juga meminta maaf kepada publik karena telah tidak teliti dan tidak
memberikan produk yang memiliki standar tinggi seperti yang diharapkan publik. PR Nestle juga
menambahkan pihak Nestle berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk
yang mereka buat dan juga meningkatkan kualitas dan kebersihan dari produk mereka

PR Nestle harus kembali membangun relasi dan kepercayaan yang baik dengan publik
agar produk-produk dari Nestle kembali bisa mengambil hati publik. PR Nestle dapat kembali
mengambil hati publik dengan cara membuat iklan yang ditampilkan lewat media massa dan
juga membuat event untuk publik. World Water Week pada tahun 2013, Expo 2015, dan World
Economic Forum tahun 2016 adalah beberapa event yang diciptakan untuk menarik hati publik
(Nestle, 2016). Kita juga bisa menemukan iklan dari produk-produk Nestle dengan mudah baik
itu di koran, televisi, maupun media massa lainnya. Bila dikaitkan dengan materi :

Anda mungkin juga menyukai