Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RENCANA BISNIS DI BIDANG PERIKANAN

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Kelautan dan Perikanan

Oleh:

Lindiyani Bahrudin (1913010043)

Yosefina Aloisia Rango (1913010049)

Sintya Angraeni Dimu Ludji (1913010056)

KELAS B

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri

2.2 Pengertian CV

2.3 Alasan Memilih Rancangan dan Bentuk Badan Usaha di Atas

2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Industri

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan CV

BAB III TIM MANAJEMEN

3.1 Pengorganisasian

3.3 Gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele

BAB IV RENCANA KEUANGAN

4.1 Penghitungan Biaya

4.2 ANALISIS PENDAPATAN

4.3 PENGHITUNGAN BEP ( Break Even Point )

BAB V RENCANA PEMASARAN

BAB VI ANALISIS LOKASI

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan, dalam
merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan lele
di sekitar rumah saya (hadi) yang berada di jalan perjuangan 3, karena mempunyai halaman
yang cukup luas untuk membuat kolam, serta agar dapat mengawasi perkembangan ikan
dengan baik. Jenis ikan lele yang kami budidaya adalah jenis ikan lele sangkuriang. JenisLele
sangkuriang adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Lele disukai konsumen
karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah.

Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa
tunggu panen yang singkat. Peluang usaha budidaya ikan lele merupakan salah satu peluang
usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila perhatikan banyak terdapat penjual
pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat
permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang
bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan
dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap
penyakit maupun kondisi lingkungan. Dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin
menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha
ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang
peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pasarnya yang luas dan
permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai
dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor, dikarenakan ada
beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan lele. Oleh karena itu
kami berkeinginan untuk membudidayakan ikan lele tersebut.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik?


2. Bagaimana cara kita agar mampu bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan
lele?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara budidaya ikan lele dengan baik

2. Untuk dapat mengetahui cara bersaing dan unggul diantara pebisnis lain
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan


ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri.

Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau
yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk
inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.

Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja
untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas
yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri
margarine.

Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami
satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang
jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan
kertas untuk barang-barang cetakan.

Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir
ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan
bahan bakar.

Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan


perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.

Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan dan
pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.
Pembangunan industri bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata


dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta
dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur
perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai
upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan
ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri
pada khususnya;
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi
yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha
nasional;
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah,
termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri;
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta
meningkatkan peranan koperasi industri;
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi
nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan
pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada
luar negeri;
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan
daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka
memperkokoh ketahanan nasional.
2.2 Pengertian CV

CV atau Persekutuan komanditer adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk
mendirikan badan usaha yang sebagian anggotannya bertanggung jawab tidak terbatas dan
sebagian anggota lain bertanggung jawab terbatas.

Dalam persekutuan ini, modal berasal dari anggota dan didaftarkan dengan
menggunakan akta pendirian. Anggota persekutuan komanditer terdiri atas dua yaitu:

Sekutu aktif ( persero ), sekutu ini selain menanamkan modal juga menjalankan
usaha dan bertanggung jawab penuh atas maju mundurnya usaha. Tanggungjawab sekutu
ini tidak terbatas pada modal saja tetapi juga atas harta kekayaan pribadi.

Ekutu diam (komanditer ), sekutu ini hanya sebatas menanamkan modal dan tidak
menjalankan usaha. Tanggung jawab sekutu ini terbatas pada modal yang ditanamkan.

Keuntungan yang diperoleh badan usaha ini dibagikan berdasarkan perjanjian yang telah
disepakati.

2.3 Alasan Memilih Rancangan dan Bentuk Badan Usaha di Atas

Dikarenakan rancangan bisnis dan bentuk usaha yang saya pilih memiliki keuntungann dan
kekurangan tersendiri, juga mudah untuk dilaksanakan.

2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Industri

 Kelebihan Industri adalah :


1. Terbukanya lapangan kerja
2. Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
3. Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
4. Menghemat devisa negara
5. Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
6. Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri
7. Penundaan usia nikah
 Kekurangan Industri adalah :
1. Terjadi pencemaran lingkungan
2. Konsumerisme
3. Hilangnya kepribadian masyarakat
4. Terjadinya peralihan mata pencaharian
5. Terjadinya urbanisasi di kota-kota
6. Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan CV

 Kelebihan CV antara lain :


1. Prosedur pendiriannya relatif mudah
2. Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak, karena didirikan banyak pihak (modal
gabungan)
3. Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar
4. Kemampuan manajemen lebih luas
5. Manajemen dapat didiversifikasikan
6. Struktur organisasi yang tidak terlau rumit
7. Kemampuan untuk berkembang lebih besar

 Kelemahan CV antara lain :


1. Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas
2. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin
3. Sulit untuk menarik kembali investasinya
4. Apabila perusahaan berutang/merugi, maka semua sekutu bertanggung jawab
secara bersama-sama
BAB III

TIM MANAJEMEN

3.1 Pengorganisasian

Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan perekrutan
tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan bisnis
budidaya ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan bagian
pemasaran. Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan menerapkan
sistemAnalisis SWOT. Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-
aspek yang dapat mempengaruhi usaha kita.

Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancer dan sukses. Yaitu dengan melakukan
analisis sebagai berikut:

1) Straight
a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.
b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.
2) Weaknes
a. Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan
ikan lele dengan menggunakan kolam dari terpal
3) Opportunitie
a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap
hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.
b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang
lebih 3 bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan.
4) Threat
a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca
yang tidak setabil.
b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari
70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
3.2 Konsep Bisnis

1) Selera
Faktor utama yang menentukan kesuksesan dari usaha budidaya ikan lele adalah
selera konsumen terhadap ikan lele yang berkualitas tinggi.
2) LifeStyle

Makanan sekarang ini bukan hanya sebagai pemuas rasa lapar, tetapi juga sebagai
bagian dari gaya hidup. “Jakarta merupakan salah satu kota yang menjadikan
makanan sebagai bagian dari gaya hidup keseharian mereka,”. Jika pandai melihat
peluang yang ada, dan menggabungkannya dengan jenis makanan yang menjadi
bagian dari gaya hidup masyarakat, maka usaha budidaya ikan lele berpeluang
untuk disukai banyak orang.

3) Daya Beli
Saya mengungkapkan, pemantauan kawasan sekeliling lokasi tujuan akan
menentukan ikan lele kualitas apa yang akan di budidayakan. Observasi akan
menentukan kualitas ikan lele berdasarkan daya beli masyarakat. Jika produk yang
dijual terlalu mahal, sedangkan daya beli masyarakat rendah, maka bisnis tidak akan
berjalan lancar.
4) Rencana Produksi
Konsep rencana produksi juga harus dipikirkan lebih lanjut. Perhatikan dengan teliti
dari kualitas.

3.3 Gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele

1. Sistem Budidaya
Kami menggunakan 2 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1) Sistem Massal
Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan
perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari
pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat
tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.

2) Sistem Pasangan
Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus.
Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok
antara kedua induk.

2. Tahap Proses Budidaya

 Pembuatan Kolam
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe
kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis
baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
 Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.
Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan
plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
 Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa
pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
 Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam
ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain
sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
 Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah
menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur
tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih
menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
 Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :

 Tulang kepala berbentuk pipih


 Warna lebih gelap
 Gerakannya lebih lincah
 Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
 Alat kelaminnya berbentuk runcing.

Induk betina bertanda :

 Tulang kepala berbentuk cembung


 Warna badan lebih cerah
 Gerakan lamban
 Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
 Persiapan Lahan
A. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
1) Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
2) Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.
3) Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk menetralkan berbagai racun dan
gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan
dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk
kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
4) Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan
selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
B. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
1) Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
2) Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung
penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

 Pemijahan

Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan
sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna
merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna
hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan
menetas menjadi anakan lele.

 Pemindahan

Cara pemindahan :

1) Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.


2) Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air
di sarang.
3) Menyamakan suhu pada kedua kolam
4) Memindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
5) Memindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada
malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

 Pendederan

Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12


cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini.

a. Manajemen Pakan

Pakan anakan lele berupa :

1) Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
2) Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama
kadar proteinnya.
3) Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan
POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai
unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
b. Manajemen Air

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :


1) Air harus bersih
2) Berwarna hijau cerah
3) Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :

1) Bebas senyawa beracun seperti amoniak


2) Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan
alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan
menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh
lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada
waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian
TON adalah 25 g/100m2.

 Manajemen Kesehatan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi
lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai
bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam
menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan
kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC
NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan
untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi
protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium
Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis
yang digunakan juga harus sesuai.
BAB IV

RENCANA KEUANGAN

4.1 Penghitungan Biaya

 BIAYA TETAP
Rincian biaya tetap adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan 3 kolam ukuran 5x4 m = Rp 7.000.000/ 5 tahun
= Rp 700.000/siklus
2. Disel + selang = Rp 2.000.000/4 tahun
= Rp 250.000/ siklus
3. Sumur bor = Rp 500.000 /10 tahun
= Rp 25.000/siklus
4. Jaring = Rp 50.000/ 2 tahun
= Rp 12.500/ siklus
Total biaya = Rp 987.500/ siklus

 BIAYA VARIABEL
Rincian biaya variabel dalah sebagai berikut:
1. Bibit ikan lele Rp 1.000 x 2000 ekor = Rp 2.000.000/siklus
2. Harga TON Rp32.000 X 5botol = Rp 160.000/siklus
3. Harga POC NASA Rp23.000 X 5botol = Rp 115.000/siklus
4. Pelet ikan Rp200.000@15 karung = Rp3.000.000/siklus
Jumlah = Rp 5.275.000 / siklus
Jadi total biaya dalam satu siklus = Rp 6.262.500
4.2 ANALISIS PENDAPATAN
Diperkirakan pemanenan terjadi 6 bulan sekali dengan harga ikan lele Rp 30.000/ kg
size 2
Jadi 30.000 = Rp 15.000/ekor
2
 Mortalitas 20 %
2000 x 20 % = 400 ekor (benih yang mati)
Jadi ikan yang hidup 2000 – 400 = 1.600 ekor ikan yang hidup
Total penerimaa 1.600 x Rp 15.000 = Rp 24.000.000

 Keuntungan
Keuntungan = total penerimaan – total biaya
= Rp 24.000.000 - Rp 6.262.500
= Rp 17.737.5000
BAB V
RENCANA PEMASARAN

Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga
halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan pemasaran
produksi lele terjadi karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum
menjalankan strategi pemasaran lele secara maksimal.

Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan atau propaganda,
telah banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan oleh orang-orang yang memang
ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin meningkat,
Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan adalah
mengetahui sasaran atau target pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah banyak
diinformasikan bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya
adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto
yang sudah mulai menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin
banyak berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih
dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto, ini baru
target pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melakukan
pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah sebetulnya daya
serap kebutuhan lele sangat tinggi.

Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel lele
yang kian menjamur dimana-mana. Analogikan saja jika di sekitar kita ada sekitar 50 warung
pecel lele, ini adalah perumpamaan standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya
tidak terlalu luas, berdasarkan survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung
pecel lele adalah 2 s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat
hingga 5 kg atau lebih perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2
kg/hari x 50 warung pecel lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100
kg/hari atau 3 ton/bulan. Dari analogi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah
sekitar kita saja sudah merupakan peluang yang sangat besar, itu baru dari warung pecel
lele saja, bagaimana dengan peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele
yang lainnya, pastinya akan lebih banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan.
Bahkan ada beberapa pengalaman dari para peternak lele skala rumah tangga, mereka
hanya memiliki kolam di halaman rumah, saat akan panen mereka memasang plang di
depan rumah, alhasil seluruh produksi lelenya laris terjual.

Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul,
hal ini bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul
biasanya akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil
panen secara keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah
dibanding kita harus menjualnya sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah
sendiri, biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele akan berkembang seiring dengan
semakin banyaknya permintaan dan relasi yang terus bertambah.
BAB VI

ANALISIS LOKASI

Dalam merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan
ikan lele di sekitar rumah karena mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat
kolam, karena lokasi untuk kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber
air dan tidak dekat dengan jalan raya. Dan juga lokasi kolam berada di tempat yang teduh,
tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. Kami mendirikan di
sekitar rumah karena agar dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik.

Selain itu kami mendirikan budidaya ikan lele di rumah karena lokasainya sanggat strategis.
Karena di sepanjang jalan perjuanagn banyak sekali warung – warung pecel, warteg dan
rumah makan lainy, sehingga memudahkan kami untuk mendistribusikannya.
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan
baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga tidak
terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya.

Dari perkiraan yang saya lakukan pada sub bab perencanaan keuangan di bab sebelumnya
menunjukkan Pendapatkan laba Rp12.145.000 bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah
dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu keuntungan yang didapat juga akan jauh
lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.badanhukum.com/service/cv-perusahaan-komanditer

http://www.drzpost.com/reading-710-Pengertian-CV-(Persekutuan-Komanditer).html

http://geografi-geografi.blogspot.com/2010/11/pengertian-industri-menurut-uu-no.html

Anda mungkin juga menyukai