Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMBANGUN USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN BABI LOKAL

DOSEN PENGAMPUH : LILIANA REGINA DEZE, S.Pt.,M.Si

NAMA : MARIA L RUNU

NIM : P0022022026

PRODI : PETERNAKAN

MK : AGRIBISNIS PETERNAKAN

SEKOLAH TINGGI PERTANIAN FLORES BAJAWA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul ‘’MEMBANGUN USAHA AGRIBISNIS
PETERNAKAN BABI LOKAL’’ dengan baik dan tepat waktu.

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agribisnis peternakan. Selain itu
proposal ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana membangun usaha
agribisnis peternakan babi, baik bagi penulis maupun para pembaca semua. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh yang telah memberikan tugas ini. Ucapan
terima kasih juga disampaiakan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca semua sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bajawa, 10 januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................... 1

1.1.LATAR BELAKANG..............................................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................2
1.3. TUJUAN MAKALAH...........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................... 3

2.1. PERENCANAAN DALAM MEMBANGUN USAHA................................................................................3


2.2.PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN BABI LOKAL.....................................................4
2.3.PENANGANAN LIMBAH KOTORAN TERNAK BABI LOKAL...................................................................6
2.4.PENCATATAN DALAM USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN BABI LOKAL...............................................6
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................... 9

3.1.KESIMPULAN.....................................................................................................................................9
3.2.SARAN................................................................................................................................................9
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Dunia bisnis pada sekarang ini dituntut untuk menciptakan kinerja di dalam suatu bisnis yang
tinggi untuk mengembangkan usaha atau bisnis. Sebuah usaha atau bisnis harus mampu
membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungan kerja tersebut. Keberhasilan suatu
usaha atau bisnis dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satu faktor penting ialah sumber daya
manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan
serta analisis-analisis keuangan dengan melihat potensi atau peluang di pasar sampai dengan
evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber daya–sumber daya lain yang dimiliki oleh suatu
usaha atau bisnis.

Sumber daya manusia merupakan suatu penggerak roda suatu usaha atau bisnis karena tanpa
sumber daya manusia yang baik, sebuah usaha atau bisnis tidak akan dapat berkembang dengan
baik. Hal tersebut merupakan aspek yang harus diperhatikan ketika menjalankan usaha ataupun
membangun bisnis untuk para pelaku usaha bisnis maupun karyawan yang ada didalamnya.
Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu usaha atau bisnis memegang peranan yang
sangat penting serta memiliki andil yang besar dalam memberikan kontribusi.

Peternakan merupakan salah satu bisnis yang mempunyai prospek yang sangat baik apabila
dikembangkan dengan maksimal. Peternakan juga merupakan salah satu kegiatan dalam
mengembangbiakkan atau pemeliharaan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari
kegiatan usaha tersebut.

Usaha ternak babi memiliki 2 tujuan yaitu memenuhi kebutuhan dan memperoleh keuntungan
maksimum. Kojo et al., (2014) menyatakan bahwa “Usaha ternak babi diusahakan peternak
sebagai sumber penghasilan mereka”. Pembangunan bisnis peternakan bertujuan untuk
meningkatkan produksi peternakan dengan prioritas untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan
gizi serta meningkatkan pendapatan.

iv
1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:

1. Perencanaan apa yang harus dilakukan dalam membangun usaha


2. Bagaimana pengembangan usaha agribisnis peternakan babi
3. Bagaimana proses penanganan limbah terhadap kotoran babi yang dipelihara
4. Bagaimana pencatatan dalam usaha agribisnis peternakan babi

1.3. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui perencanaan yang harus dilakuakan dalam membangun usaha


2. Mengetahui pengembangan usaha agribisnis peternakan babi
3. Mengetahui proses penaganan limbah terhadap kotoran babi yang dipelihara
4. Mengetahui pencatatan dalam usaha agribisnis peternakan babi

v
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. PERENCANAAN DALAM MEMBANGUN USAHA

Perencanaan merupakan suatu penyusunan program, baik program yang sifatnya umum maupun
spesifik, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Gumbira- Said dan Intan, 2001).
Perencanaan yang baik untuk suatu usaha agribisnis akan memperlancar usaha tersebut.

Dalam melaksanakan bisnis atau usaha keberhasilannya sangat ditentukan oleh faktor
perencanaan. Perencanaan usaha merupakan proses penyusunan perencanaan usaha untuk
mewujudkan ide dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suparta, 2006).

Memulai suatu usaha baru di bidang agribisnis pada dasarnya tidak berbeda dengan
pengembangan kegiatan usaha (bisnis) baru lainnya. Hampir semua usaha dimulai dengan
gagasam, ide, atau konsep mengenai usaha tersebut. Gagasan tersebut merupakan suatu
gambaran mengenai apa sebenarnya produk atau jasa yang ingin dihasilkan, dan kemungkinan-
kemungkinan untuk menghasilkannya, yang diperoleh dari suatu proses inovasi.

Adapun hal-hal utama yang perlu direncanakan dalam membangun usaha adalah:

1. Menentukan jenis usaha

Untuk memulai usaha apapun hal yang paling utama yang harus dimiliki adalah niat atau
keinginan yang sungguh-sungguh (Suparta, 2005). Adanya niat akan berkonsekuansi
kepada tanggung jawab, kerja keras, tekun, ulet, dan siap mengerjakan apa saja demi
mencapai sebuah keberhasilan. Jadi harus ada niat untuk melakukan usaha agribisnis
peternakan secara baik.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi pasar (kebutuhan dan permintaan
pasar) dan alur distribusi pemasarannya. Apabila potensi pasarnya sangat kuat maka kita
bisa melakukan usaha peternakan yang diminati tersebut. Bila ingin memulai suatu usaha
peternakan maka yang terlebih dahulu harus diperhatikan adalah kebutuhan pasar atau
kekuatan permintaan pasar.
Untuk menentukan jenis usaha yang akan dilakukan adalah dengan mengetahui
kebutuhan dan permintaan dari pasar, peluang yang bisa diraih dalam pemenuhan
kebutuhan pasar, serta melihat adanya kemudahan dalam proses pemeliharaannya yang
meliputi dari keterjangkauan yang mudah untuk mendapatkan hijauan makanan ternak
serta ketersediaan bahan makanan lainnya sehingga proses pertumbuhan ternak
peliharaan bisa dengan baik dan sangat cepat.

vi
Oleh karena hal-hal atau prinsip-prinsip tersebut diatas, maka jenis usaha yang layak
untuk dijalankan dan dikembangkan adalah membangun usaha ternak babi lokal. Ternak
babi lokal memiliki potensi usaha yang akan berkembang dengan sangat cepat karena jika
dilihat dari makanan yang dibutuhkannya sangat banyak tersedia dan proses
pemeliharaannya juga tidak terlalu begiru rumit serta harganya juga sangat menjamin
usaha yang kita jalankan akan mendapat keuntungan yang cukup besar. Ternak babi lokal
mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan
dibanding babi ras, yakni; pengelolaanya sederhana, toleran terhadap sembarang
makanan, lebih tahan terhadap penyakit dan sangat cocok diusahakan di pedesaan
(Aritonang, 1997). Jika dilihat dari segi permintaan pasar juga, ternak babi lokal ini
sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya terlebih khusus untuk acara yang
berkaitan dengan adat dan budaya kita.
2. Menentukan lokasi usaha
Memilih lokasi atau tempat usaha umumnya manajer agribisnis harus
mempertimbangkan empat bahan pemikiran yang saling berkaitan yaitu sumber bahan
baku atau perbekalan, ketersediaan tenaga kerja, lokasi pasar dan insentif khusus yang
tersedia seperti air serta kemudahan perizinan lainnya (Downey dan Erickson, 1992).
Ketersediaan sarana dan prasarana fisik penunjang, seperti transportasi dan perhubungan,
komunikasi, penerangan, serta sumber air, sangat penting menjadi pertimbangan dalam
keputusan lokasi produksi. Selain itu, lokasi yang ditentukan tidak boleh terlalu dekat
dengan pemukiman warga sehingga bau kotoran atau limbahnya tidak mengganggu
kenyamanan warga.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut maka lokasi yang tepat untuk mengembangkan
usaha ternak babi lokal ini adalah di Kecamatan Riung tepatnya di Desa Latung dan
letaknya lumayan jauh dari pemukiman warga. Lokasi yang dipilih ini juga memiliki
jalur transportasi yang baik untuk pelancaran selama proses pemeliharaan hingga pada
proses pemasaran, ketersediaan airnya sangat bagus, serta di desa ini segala urusan yang
berhubungan dengan adat istiadat atau budaya semuanya membutuhkan ternak babi
khususnya untuk ternak babi lokal.

2.2.PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN BABI LOKAL.

Agribisnis bukan hanya sebagai satu unit usaha tani (mikro) tetapi harus dipandang sebagai suatu
sistem (makro) dimana satu subsistem dengan subsistem lainnya saling terkait dan terpadu
(Downey dan Erickson, 1992).

1. Skala usaha
Skala usaha merupakan tolak ukur atau pembanding yang menjadi penentu besar kecilnya
sebuah usaha, perusahaan, atau industri. Terdapat beberapa hal yang dapat digunakan
sebagai variabel penentu skala usaha, seperti jumlah tenaga kerja, aset perusahaan, dan
kapasitas produksi.

vii
Dengan kata lain, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa skala usaha dapat
menunjukkan kemampuan seorang pengusaha atau sebuah perusahaan dalam mengelola
bisnis usahanya, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jumlah karyawan
hingga pendapatan yang diperoleh.
Pergeseran skala usaha dari peternakan rakyat ke industri peternakan dapat dibagi
menjadi tipe sambilan, cabang usaha, usaha pokok, dan industri peternakan. Menurut
Soehadji (1992) dalam saragih (2000) tipe usaha dibagi berdasarkan skala usaha dan
tingkat pendapatan peternak, sebagaimana dibagi kedalam 4 kelompok sebagai berikut:
 Peternakan sebagai usaha sambilan : petani yang mengusahakan berbagai macam
komoditi pertanian terutama tanaman pangan, dimana ternak sebagai usaha
sambilan untuk mencukupi kebutuhan sendiri (subsistence), dengan tingkat
pendapatan dari ternak kurang dari 30%.
 Peternakan sebagai cabang usaha : petani peternak yang mengusahakan pertanian
campuran (mixed farming) dengan ternak sebagai cabang usaha tani dengan
tingkat pendapatan dari budidaya peternakan 30-70% (semi komersial atau usaha
terpadu).
 Peternakan sebagai usaha pokok : peternak mengusahakan ternak sebagai usaha
pokok dan komoditi pertanian lainnya sebagai usaha sambilan (single comodity)
dengan tingkat pendapatan dari ternak 70-100%.
 Peternakan sebagai usaha industri : peternak mengusahakan komoditas ternak
secara khusus (specialized farming) dengan tingkat pendapatan 100% dari usaha
peternakan (komoditi pilihan).

Usaha yang akan dikembangkan ini hanya difokuskan pada pengembangan usaha
ternak babi lokal sebagai usaha pokok sedangkan yang lain hanya sebagai usaha
sambilan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha ternak babi lokal ini merupakan usaha
peternakan dengan skala usahanya besar karena 100% pendapatan peternaknya
berasal dari usaha ternak babi lokal ini.

2. Pemasaran
Pengembangan usaha agribisnis diterjemahkan sebagai peningkatan kuantitas, kualitas
manajemen, dan kemampuan untuk melakukan usaha secara mandiri dan memanfaatkan
peluang pasar.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik
itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen.
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Sumarni dan Soeprihanto, 2003).

viii
Pada peternakan babi lokal ini, penjualannya akan dilakukan secara langsung dimana
pembeli datang langsung ke tempat peternakan untuk membeli babi, baik itu dalam
jumlah banyak atau sedikit. Hal ini dilakukan agar mengurangi jumlah pengeluaran pada
usaha peternakan babi lokal ini karena jika proses penjualan dilakukan langsung dipasar
maka akan dibutuhkan dana untuk transportasi dan sebagainya.
Untuk mempromosikan atau menginformasikan kepada konsumen mengenai usaha babi
lokal ini akan dilakukan dari mulut ke mulut dan melalui sosial media.

2.3.PENANGANAN LIMBAH KOTORAN TERNAK BABI LOKAL

Pembangunan peternakan berkelanjutan yang memperhatikan aspek konservasi sumber daya


lahan, air dan sumber daya genetik harus berwawasan lingkungan, artinya tidak menimbulkan
pencemaran serta degradasi dalam mutu lingkungan hidup, yakni secara teknis tepat guna, secara
ekonomi layak diusahakan, secara sosial dapat diterima dan secara ekologis tetap menjamin
keseimbangan ekosistem lainnya ( Suparta, 2006).

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha
pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah
tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit
telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000).

Limbah merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan dari peternak babi pada umumnya.
Penanganan limbah perlu diperhatikan karena limbah kotoran ternak bila tidak ditangani akan
dapat merusak lingkungan sekitar.

Pada usaha peternakan babi lokal ini agar tidak menimbulkan pencemaran udara maka akan
dilakukan program penanganan limbah yaitu dengan cara membuat tempat penampungan khusus
limbah ternak babi sehingga pada saat pembersihan kandang limbah tersebut akan dialirkan ke
tempat penampungan yang sudah di sediakan. Dari tempat penampungan, kotoran cair kemudian
dibuang melalui aliran air irigasi sedangkan kotoran padatnya akan didaur ulang menjadi pupuk
organik. Pupuk organik (kompos) ini akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan
dengan proses pembuatannya adalah melalui cara aerobik maupun anaerobik. Proses penanganan
limbah dengan membuat pupuk orgaik ini adalah dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan
peternak.

2.4.PENCATATAN DALAM USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN BABI LOKAL

Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas ternak, salah satunya
dengan melakukan manajemen pemeliharaan yang baik. Komponen dasar dalam manajemen
pemeliharaan salah satunya dengan melakukan pencatatan ternak (recording).

ix
Recording merupakan segala jenis kegiatan pencatatan seperti pencatatan silsilah, pencatatan
produksi, kegiatan identifikasi, pencatatan manajemen pemeliharaan maupun pencatatan
kesehatan ternak dalam populasi tertentu. Pencatatan atau recording ternak merupakan unsur
penting dalam pengelolaan usaha peternakan yang baik. Kegiatan recording memiliki banyak
manfaat, antara lain memudahkan pengenalan terhadap ternak dimana dengan mengetahui
populasi ternak, identitas dan ciri-ciri khusus ternak, memudahkan peternak mengingat kejadian-
kejadian penting pada ternaknya, perawatan dan pengobatan pada ternak yang sakit berdasarkan
catatan riwayat kesehatannya, memudahkan peternak mengambil keputusan ataupun tindakan
nyata dalam penanganan, memudahkan peternak melakukan seleksi ternak serta dapat mencegah
terjadinya kawin sedarah atau inbreeding. Hal yang paling penting juga dalam pencatatan adalah
mencatat segala kebutuhan-kebutuhan ternak selama proses pemeliharaan serta pendapatan-
pendapatan dari proses penjualan yaitu dengan melakukan analisis keuangan. Dalam usaha
ternak babi lokal ini akan dilakukan pencatatan atau recording secara terperinci agar peternak
dapat dengan mudah mengetahui populasi dan jumlah babi lokal serta akan melakukan analisis
keuangan sehingga bisa mengetahui usaha yang dijalankan ini mendapat keuntungan dan layak
dilanjutkan atau tidak.

1. Pencatatan jumlah ternak


Dalam pencatatan jumlah ternak ini peternak akan mencatat semua jumlah babi, baik babi
induk, babi pejantan, maupun babi untuk penggemukan. Jadi jumlah keseluruhan babi
lokal yang akan dipelihara sebagai modal awal adalah 20 ekor, yang terdiri dari 8 ekor
untuk babi indukan, 2 ekor untuk babi pejantan, dan 10 ekor untuk babi penggemukan.
2. Analisis keuangan
Menurut Abidin Z. (2002), pencatatan adalah hal yang paling penting dalam menjalankan
setiap usaha. Pencatatan, baik pengeluaran maupun pendapatan, dalam jumlah besar
maupun kecil, harus dilakukan dengan teliti sehingga mencerminkan potensi usaha.
Tujuan menganalisis suatu usaha peternakan merupakan satu upaya untuk mengetahui
keadaan keuangan perusahaan dan mencegah timbulnya kesalahan dan penyelewengan
dalam penggunaan anggaran yang telah ditetapkan.

Berikut adalah perencanaan untuk biaya-biaya usaha ternak babi lokal per 6 bulan
Modal awal : Rp500.000.000
Asumsi dasar :
1. Pembelian bibit : 30 ekor × 1/5.000.000 ( Rp150.000.000 )
2. Pembuatan kandang : Rp10.000.000
3. Kendaraan : Rp50.000.000
4. Pembuatan gudang : Rp2.500.000
5. Upah tenaga kerja 3 orang : Rp500.000/bulan/orang ( 1.500.000 × 6 bulan =
Rp9.000.000 )
6. Harga jual babi : Rp10.000.000
7. Cicilan bank : Rp5.000.000/bulan ( 5.000.000 × 6 bulan = Rp30.000.000

x
8. Peralatan : Rp1.000.000
9. Pembuatan penampung limbah : Rp500.000
Jenis biaya :
1. Biaya tetap
 Penyusutan kandang : Rp100.000/bulan (100.000 × 6 bulan = Rp600.000)
 Penyusutan alat : Rp500.000/6 bulan
 Tenaga kerja (3 orang) : Rp9.000.000/6 bulan
 Cicilan bank : Rp30.000.000/6 bulan
Total biaya tidak tetap : Rp40.100.000

2. Biaya tidak tetap


 Pembelian bibit : Rp150.000.000
 Biaya pakan : Rp5.000.000
 Obat-obatan : 1.500.000
 Biaya listrik dan air : Rp2.000.000
 Biaya transportasi : Rp1.000.000
Total biaya tidak tetap : Rp9.650.000

Jenis pendapatan :

1. Penjualan babi ( 30 ekor × 10.000.000 ) = Rp300.000.000


2. Penjualan kotoran : Rp500.000
Total pendapatan : Rp350.000.000

xi
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.KESIMPULAN

Agribisnis Peternakan adalah semua kegiatan peternakan, yang dimulai dari subsistem
penyediaan sarana produksi ternak, proses produksi (budidaya) ternak, penanganan pasca panen,
pengolahan dan susbsistem pemasaran.

Dalam melaksanakan bisnis atau usaha keberhasilannya sangat ditentukan oleh faktor
perencanaan. Perencanaan merupakan suatu penyusunan program, baik program yang sifatnya
umum maupun spesifik, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Gumbira- Said dan Intan,
2001). Perencanaan yang baik untuk suatu usaha agribisnis akan memperlancar usaha tersebut.

Dalam proses pembangunan usaha langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan
perencanaan, yang dimulai dari kita menetukan jenis usaha yang akan dikembangkan yang sesuai
dengan hoby atau minat kita agar usahanya berjalan dengan baik, memilih lokasi usaha yang
strategis, serta memilih jenis usaha yang sesuai dengan kebutuhan atau permintaan pasar. Agar
bisnis kita tidak mencemari udara atau lingkungan sekitar maka perlu dilakukan satu tindakan
khusus yaitu mengolah limbah ternak itu menjadi pupuk organik.

Kegiatan usaha agribisnis kita akan berjalan dengan baik salah satunya karena adanya pencatatan
yang lengkap mengenai usaha yang dijalankan, salah satunya kita mencatat semua jenis
kebutuhan dan pengeluaran serta melakukan analisis keuangan agar kita mengetahui bisnis yang
kita jalankan berhasil atau tidak.

3.2.SARAN

Semua pelaku usaha agribisnis harus memilih usaha sesuai dengan permintaan pasar serta harus
melakukan pencatatan yang baik mengenai usaha yang dijalankan baik mencakup jumlah ternak,
penyakit-penyakit pada ternak, serta hingga pada analisis keuangan.

xii
BAB 4

PENUTUP

Selama kegiatan membangun usaha ternak tentunya para peternak atau pelaku usaha akan
menjumpai banyak masalah atau kendala.

Berikut beberapa kendala yang sering dijumpai atau yang menjadi masalah bagi para pelaku
usaha adalah:

 peningkatan permintaan atas produk- produk agribisnis yang semakin meningkat


sementara persediaan ternaknya tidak mencukupi
 SDM pelaku usaha masih rendah
 Persediaan pakan hijauan akan berkurang jika peternak tidak melakukan penanaman
hijauan atau menyiapkan lahan khusus hijauan
 Kekeliruan dalam pencatatan keuangan
 Menurunnya harga ternak di pasar
 Munculnya penyakiy atau virus yang dapat menyerang ternak hingga mati sehingga
peternak akan mengalami kerugian yang besar

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini., Hidayat, Z. dan Yolanda, K. 2018. Performa Bobot Badan Akhir, Bobot Karkas serta
Persentase Karkas Ayam Merawang pada Keturunan dan Jenis Kelamin yang Berbeda.
Sains Peternakan Vol. 16 (2), September 2018: 69-73.

Olis Rahmawati, 2015. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada
Usaha Ternak Kelinci, Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. I Wayan Budiartha, M.Si, 2017. Membangun Usaha Agribisnis Peternakan (kasus pada
usaha peternakan UD Parmasari), Vakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar.

xiv

Anda mungkin juga menyukai