HALAMAN JUDUL
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN
BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI
KEPUASAN KERJA PT. RASAKAN KESEGARAN NIKMAT
DIAJUKAN OLEH :
IRWAN PURNAWAN
NPM : 115180232
A. PERMASALAHAN
1. Latar Belakang Masalah
Teh hijau digiling menjadi bubuk halus untuk membuat matcha, bubuk teh hijau.
Selain dikonsumsi selama upacara minum teh, matcha adalah bahan penyedap dan
pewarna dalam berbagai makanan, termasuk mochi, soba, es krim, es serut, cokelat, dan
beberapa jenis kue Barat..
Matcha menjadi salah. satu minuman yang digamari beberapa tahun belakangan.
Mulai dari matcha latte, es krim matcha, hingga matcha tiramisu sangat digemari anak-
anak muda jaman sekarang. Rasanya yang unik dan warnanya yang cantik, matcha telah
menjadi tren di sosial media. Matcha atau teh hijau bubuk dari Jepang yang diproses
secara khusus bukan hanya sekadar minuman yang kekinian.
PT.Rasakan Kesegaran Nikmat (Feel Matcha) adalah kafe dan produsen minuman
yang menyediakan berbagai minuman kekinian matcha. Tak hanya minuman, PT.
Rasakan Kesegaran Nikmat (Feel Matcha) juga merupakan kafe yang menyediakan
makanan berbahan dasar matcha dengan rasa yang enak, berkualitas dan terjangkau.
PT.Rasakan Kesegaran Nikmat (Feel Matcha) juga memiliki e-commerce seperti
Tokopedia dan Shopee.
Bass (1999), mengungkapkan bahwa kepemimpinan transformasional mengacu pada
pemimpin yang dapat menggerakkan pengikutnya di luar kepentingan mereka secara
langsung melalui pertimbangan individu, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional,
dan pengaruh ideal.i
Masalah yang terjadi pada perusahaan saat ini yaitu sulitnya mencapai tujuan di
dalam suatu perusahaan, ini disebabkan karena komitmen organisasi. Ini karena
komitmen organisasi. Menurut Sianipar dan Haryani (2014), komitmen organisasi
adalah sikap dan emosi yang dimiliki setiap individu terhadap organisasi. Sikap ini
terlihat dari keputusan individu untuk tetap menjadi anggota organisasi dan
memberikan kontribusi yang maksimal bagi perkembangan perusahaan tempatnya
bekerja dan bekerja dengan tekun.
Komitmen organisasi merupakan bentuk komitmen individu terhadap kepentingan
organisasi dengan keyakinan akan nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi, dedikasi
penuh dan loyalitas terhadap organisasi (keinginan untuk menjadi anggota tetap
organisasi). pernyataan dari seorang pegawai di organisasinya (Dewi, 2015). Tingkat
keterlibatan organisasi yang tinggi antar karyawan mendorong mereka untuk
mengambil tanggung jawab dan memberikan lebih banyak energi untuk mendukung
keberhasilan dan kesejahteraan perusahaan tempat mereka bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Lamidi (2009) , komitmen
organiasi yang disebabkan oleh kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan
transformasional yang tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi meningkatkan keterlibatan
organisasi. Di sisi lain, jika kepemimpinan transformasional tinggi dan kepuasan kerja
rendah, keterlibatan organisasi rendah. Kepemimpinan transformatif adalah gaya
kepemimpinan yang menginspirasi dan memberdayakan individu, kelompok, dan
organisasi dengan mentransformasikan paradigma dan nilai-nilainya menuju
kemandirian.
Komitmen organisasi disebabkan oleh budaya organisasi. Akibatnya, budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, budaya organisasi
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi, dan kepuasan kerja mampu melebihi pengaruh budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja. Komitmen organisasi (Wibawa & Putra, 2018).
Keterlibatan organisasi dapat ditingkatkan dengan menjaga kepuasan kerja karyawan,
meningkatkan keterlibatan kolektif, dan memperhatikan gaji karyawan.
Keterlibatan organisasi dalam kepuasan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap keterlibatan organisasi dan kualitas
pelayanan, dan keterlibatan organisasi berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan
(Puspitawati & Riana, 2014). Implikasi dari survei menunjukkan bahwa keseimbangan
antara beban kerja dan gaji sangat penting untuk menjaga keterlibatan organisasi.
Kepuasan kerja, di sisi lain, memotivasi karyawan untuk memberikan loyalitas mereka
kepada organisasi dan kualitas layanan tertinggi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional
dan budaya organisasi diduga memiliki peran yang sangat penting dalam komitmen
organisasi. Karyawan dengan tingkat keterikatan yang tinggi akan berperilaku positif
terhadap pekerjaannya, karyawan akan semangat, berdedikasi dan menikmati
pekerjaannya. Di samping itu, menjadi penting pula untuk memahami variabel-variabel
lainnya seperti kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, dan Budaya Organisasi Terhadap
Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja PT. Rasakan Kesegaran Nikmat”
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah baru dapat diidentifikasikan.
Beberapa masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah kepemimpinan transformasional mempengaruhi komitmen organisasi?
b. Apakah budaya organisasi mempengaruhi komitmen organisasi?
c. Apakah kepuasan kerja mempengaruhi komitmen organisasi?
3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan lebih baik, maka penulis membatasi masalah
pada:
a. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah karyawan pada PT Rasakan Kesegaran
Nikmat yang tinggal di Jakarta.
b. Objek penelitian yang dibahas adalah kepemimpinan transformasional, budaya
organisasi, kepuasan kerja sebagai variabel bebas dan komitmen organisasi sebagai
variabel terikat. Pembatasan ini dilakukan oleh peneliti untuk mempermudah dalam
mengidentifikasi masalah yang akan dibahas.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah berikut:
a. Apakah kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif terhadap
komitmen organisasi PT Rasakan Kesegaran Nikmat?
b. Apakah budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi
PT Rasakan Kesegaran Nikmat?
c. Apakah kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi PT
Rasakan Kesegaran Nikmat?
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi penulis
Untuk memberikan wawasan dan informasi mengenai kepemimpinan transformasional,
budaya organisasi, kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan komitmen organisasi.
b. Bagi perusahaan
Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya kepemimpinan
transformasional, budaya organisasi, komitmen organisasi dan kepuasan kerja.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap
komitmen organisasi kepuasan kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang
dikembangkan dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang. Sistem kepercayaan dan
sikap bersama dari suatu organisasi membedakannya dari kelompok dan organisasi lain.
Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan bahwa budaya organisasi biasanya
digambarkan dalam pola-pola kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos
yang berkembang dari waktu ke waktu berfungsi sebagai perekat yang menyatakan
organisasi.
Lathans (1998) memaknai budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai
perilaku anggota organisasi. Semua anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya
yang berlaku agar diterima oleh lingkungan organisasinya.
Berdasarkan pemikiran Sarpin (1995), bahwa budaya organisasi adalah sistem
prinsip, keyakinan, dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang berkomunikasi dengan
sistem kerangka kelembagaan untuk menciptakan norma perilaku perusahaan.
Dari beberapa definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa budaya
organisasi adalah pola asumsi inti yang ditentukan atau dikembangkan oleh sekelompok
orang ketika belajar untuk mengatasi masalah koordinasi eksternal dan integrasi
internal. .. Hal ini diyakini berguna dalam mengajarkan anggota baru bagaimana
berpikir, melihat, merasakan dan memecahkan masalah dengan benar.
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah cara karyawan merasa tentang pekerjaan mereka dan
menyamaratakan sikap mereka terhadap pekerjaan berdasarkan berbagai aspek
pekerjaan.
As'ad (2004) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai penilaian karyawan
terhadap pekerjaan, atau sejauh mana pekerjaan secara keseluruhan memenuhi
kebutuhan mereka. Karyawan menilai perbedaan antara apa yang mereka harapkan dari
pekerjaan mereka dan apa yang ditawarkan organisasi: elemen tertentu dari pekerjaan,
penyelia, dan kesejahteraan lingkungan kerja secara keseluruhan.
Menurut Kaswan (2017) kepuasan kerja merupakan pendorong hasil karyawan
maupun organisasi karena kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi karyawan
mengenai seberapa baik pekerjaannya memberikan hal yang dinilai penting. Lebih
lanjut, Kepuasan kerja adalah keadaan emosi positif maupun emosi negatif yang berasal
dari penilaian terhadap pekerjaan atau pengalaman kerja karyawan.
Hasibuan (2001) menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat mencerminkan moral
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja, maka karyawan akan dapat bekerja dengan lebih
baik dan prestasinya akan meningkat pada saat karyawan puas akan pekerjaan yang
dilakukannya.
Dari beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan salah satu perilaku organisasi yang telah
banyak mengalami perdebatan dan penelitian, baik sebagai variabel dependen, variabel
independen, maupun variabel mediator.
Berdasarkan pemikiran Mowday, Porter, & Steers (1982), bahwa Kekuatan
relatif dari identifikasi individu dengan dan keterlibatan dalam organisasi tertentu
Menurut Greenberg & Baron (1993) menyatakan bahwa karyawan yang
memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih
produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi organisasi.
Menurut Kaswan (2017) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
pendorong hasil karyawan maupun organisasi karena kepuasan kerja merupakan hasil
dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaannya memberikan hal yang
dinilai penting.
Dari beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah
keadaan di mana karyawan mendukung organisasi tertentu dan tujuan serta
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan organisasi.
Tabel 2.1
Penelitian Yang Relevan
Peneliti dan Judul Metodologi Variabel Variabel Variabel Hasil Penelitian
Independen Interventin Dependen
g
Senjaya & Penelitian ini 1.Kepemimpinan Kepuasan Hasil penelitian
Anindita, 2020 bertujuan untuk Transformasional Kerja menunjukkan adanya
mengidentifikasi 2.Komitmen hubungan yang positif
The Role Of apakah kepemimpinan Organisasi antara kepemimpinan
Transformational transformasional dan transformasional dan
Leadership And budaya organisasi kepuasan kerja, antara
Organizational dapat menjadi dasar budaya organisasi dan
Commitment yang tepat untuk kepuasan kerja, antara
Through Job meningkatkan budaya organisasi dan
Satisfaction komitmen organisasi komitmen organisasi,
Among Mining melalui kepuasan antara komitmen
Industry kerja. Studi ini organisasi dan
Employees dilakukan melalui kepemimpinan
survei terhadap 320 transformasional, serta
karyawan di industri antara pekerjaan
pertambangan di kepuasan dan komitmen
Jakarta, Indonesia organisasi pada
dengan menyebarkan karyawan industri
kuesioner. Model pertambangan
Persamaan struktural
digunakan untuk
menganalisis data.
Aranda, 2017 Penelitian ini dilakukan 1.Kepemimpinan - Komitmen Hasil penelitian ini
untuk menganalisis Transformasional Organisasi menunjukkan bahwa
Pengaruh Pengaruh 2.Budaya Kepemimpinan
Kepemimpinan Kepemimpinan Organisasi Transformasional, Budaya
Transformasional, Transformasional, 3.Kepuasan Kerja Organisasi dan Kepuasan
Budaya Organisasi, Budaya Organisasi dan Kerja baik secara simultan
Dan Kepuasan Kepuasan Kerja pada maupun parsial
Kerja Terhadap Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap
Komitmen Perawat (Studi di RS Komitmen Organisasi
Organisasi Pada Islam Ibnu Sina Perawat di RS Islam Ibnu
Perawat Rumah Pekanbaru). Variabel Sina Pekanbaru. Budaya
Sakit Islam Ibnu bebas dalam penelitian Organisasi merupakan
Sina Pekanbaru ini adalah faktor dominan terhadap
Transformasional Perawat Komitmen
Kepemimpinan (X1), Organisasional. Harapan
Budaya Organisasi dari penelitian ini adalah
(X2), Kepuasan Kerja Islam Ibnu Sina
(X3) dan Perawat RS Pekanbaru harus
Komitmen Organisasi meningkatkan
(Y) sebagai variabel Kepemimpinan
terikat. Populasi ini Transformasional,
penelitian ini adalah Organisasi Budaya dan
perawat di RS Islam Kepuasan Kerja antar
Ibnu Sina Pekanbaru Perawat dalam rangka
dengan jumlah sampel meningkatkan Perawat
108 orang-orang. Komitmen
Metode regresi Organisasional.
berganda dipilih untuk
analisis data dengan
versi SPSS 21.
Bastiani & Penelitian ini 1.Budaya - Komitmen Hasil penelitian
Rahardjo (2017) bertujuan untuk Organisasi Organisasi menunjukkan bahwa
mengetahui pengaruh 2.Kepemimpinan budaya organisasi, gaya
Pengaruh Budaya budaya organisasi, Transformasional kepemimpinan
organisasi, Gaya gaya kepemimpinan 3.Kepuasan transformasional tidak
Kepemimpinan transformasional dan Kerja berpengaruh terhadap
Transformasional, kepuasan kerja komitmen organisasi.
dan Kepuasan terhadap komitmen Sedangkan kepuasan
Kerja Terhadap organisasi pada PT. kerja merupakan satu-
Komitmen Telekomunikasi satunya variabel yang
Organisasi. Indonesia Witel berpengaruh signifikan
Semarang.Metode terhadap komitmen
pengambilan sampel organisasi.
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
proportional random
sampling.Sampel
dikumpulkan dari 70
responden yang
merupakan karyawan
di PT.
Telekomunikasi
Indonesia Witel
Semarang. Metode
analisis yang
digunakan adalah
analisis regresi
berganda yang
meliputi uji validitas,
uji reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji
regresi linier berganda
dan uji hipotesis.
Ridwal (2018) Tujuan dari penelitian 1.Kepemimpinan - Komitmen Hasil menunjukkan
ini adalah untuk Transformasional Organisasi bahwa untuk
Pengaruh mengetahui pengaruh 2.Budaya meningkatkan
Kepemimpinan Transformasional Organisasi komitmen organisasi
Transformasional, Kepemimpinan, 3.Kepuasan perlu memperhatikan
Budaya Budaya Organisasi Kerja kepuasan kerja guru
Organisasi, dan dan Kepuasan Kerja pada SDN Pucung III,
Kepuasan Kerja pada Guru komitmen Kecamatan Kota Baru,
Terhadap organisasi dengan Kabupaten Karawang.
Komitmen mengacu pada Transformasional
Organisasi di pendapat Maptuhah kepemimpinan dan
SDN Pucung III bahwa ada adalah budaya organisasi tidak
Kec. Kota Baru pengaruh antara perlu menjadi perhatian.
Kabupaten Kepemimpinan
Karawang Transformasional,
Organisasi Budaya
dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen
Guru. Metode
penelitian yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
metode kuantitatif
melalui survey dengan
populasi dari 28 orang
dengan sampel jenuh,
artinya seluruh
populasi menjadi
sampel.
Permatasari & Komitmen 1.Kepemimpinan - Komitmen Berdasarkan hasil
Supartha, 2017 Organisasional Transformasional Organisasi analisis, penelitian ini
merupakan sangat 2.Budaya menunjukan
Pengaruh penting bagi Organisasi 1) Kepemimpinan
Kepemimpinan kelangsungan sebuah 3.Keadilan transformasional
Transformasional, organisasi, karena Organisasi berpengaruh positif dan
Budaya dengan adanya signifikan terhadap
Organisasi, dan komitmen yang komitmen
Keadilan terjalin antara individu organisasional pada
Organisasi dengan organisasi CV.Megah Food
Terhadap maka dapat Trading.
Komitmen menciptakan rasa 2) Budaya organisasi
Organisasional memiliki terhadap berpengaruh positif dan
Pada CV.Megah organisasi dan dapat signifikan terhadap
Food Trading membangun komitmen
organisasi. Penelitian organisasional pada
ini bertujuan untuk CV.Megah Food
mengetahui pengaruh Trading.
kepemimpinan 3) Keadilan organisasi
transformasional, berpengaruh positif dan
budaya organisasi dan signifikan terhadap
keadilan organisasi komitmen
terhadap komitmen organisasional pada
organisasional. CV.Megah Food
Penelitian ini Trading.
dilakukan pada
karyawan CV.Megah
Food Trading. Sampel
penelitian ini adalah
sebanyak 35
responden dengan
metode sampling
jenuh. Pada penelitian
ini pengumpulan data
dilakukan dengan
melalui penyebaran
kuesioner dengan
menggunakan skala
Likert. Teknik yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
regresi linier
berganda.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka model penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Kepemimpinan
Transformasion
H1
al
Budaya Komitmen
Organisasi H2
Organisasi
H3
Kepuasan Kerja
Gambar 2.1 Model Penelitian
Berdasarkan uraian pada gambaran umum teori, kaitan antara variabel-variabel,
dan kerangka pemikiran maka diperoleh tiga hipotesis, sebagai berikut :
H1: Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
PT. Rasakan Kesegaran Nikmat
H2 : Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi PT. Rasakan
Kesegaran Nikmat
H3 : Kepuasan Kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi PT. Rasakan
Kesegaran Nikmat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Nasution (2009) juga menyatakan bahwa, desain penelitian merupakan rencana
tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara
ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.
Beliau mengemukakan kegunaan dari desain penelitian, yaitu:
1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan
penelitiannya
2) Desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan
penelitian
3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang macam-macam
kesulitan yang akan dihadapai yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Adapun proses desain penelitian yang dikemukakan oleh Nasution (2009) desain
penelitian mencakup proses-proses sebagai berikut:
1. Identifikasi dan pemilihan masalah
2. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis
3. Membangun penyelidikan dan percobaan
4. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel
5. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
6. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
7. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data
8. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik
9. Penelitian laporan hasil penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Azwar (2013)
menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
analisisnya ditekankan pada data-data numerikal (angka) yang kemudian diolah dengan
metode statistika. Hasil yang diperoleh merupakan signifikansi perbedaan kelompok
atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
a. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformatif adalah pemimpin yang bekerja dengan orang lain,
mentransformasikan sumber daya organisasi secara optimal melalui orang lain, dan
mencapai tujuan yang berarti sesuai dengan tujuan kinerja yang telah ditentukan
sebelumnya.
b. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah asumsi dasar yang ditentukan atau dikembangkan oleh
sekelompok orang yang belajar menghadapi masalah koordinasi eksternal dan integrasi
internal yang telah berjalan dengan baik sehingga dianggap efektif dalam mengajar
anggota baru cara berpikir yang benar. , Rasakan masalahnya dan selesaikan.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Budaya Organisasi
Variabel Pernyataan Kode Skala Acuan
Budaya Saya memperhatikan BO1 Interval Robbins &
Organisasi tingkat ketelitian Coulter
karyawan dalam (2010)
aktivitas produksi
Saya memperhatikan BO2 Interval
tingkat kualitas hasil
produksi
Saya memperhatikan BO3 Interval
tingkat partisipasi
karyawan dalam
aktivitas kerja
Saya memberikan BO4 Interval
penghargaan pada
karyawan atas prestasi
kerjanya
Saya memperhatikan BO5 Interval
tingkat pencapaian hasil
produksi
c. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah keadaan di mana karyawan mendukung organisasi
tertentu dan tujuan serta keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan
organisasi.
1. Validitas
Keterangan :
XO : pengukuran
XS : systematic error
XR : random error
Hasil di atas menunjukkan nilai dari AVE (Average Variance Extracted) tiap variabel
pada penelitian ini. Syarat untuk terpenuhinya convergent validity, nilai AVE dari setiap
variabel yang diukur harus lebih besar dari 0,5. Dari hasil analisis di atas, menghasilkan
nilai AVE dari masing-masing variabel lebih dari 0,5. Oleh karena itu, variabel yang
digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat convergent validity.
Tabel 3.7
Hasil di atas menunjukkan nilai dari loading factor dari setiap indikator pada
variabel yang diteliti. Pada hasil di atas, menunjukkan bahwa nilai loading factor dari
setiap indikator pada variabel yang diteliti telah lebih besar dari 0,7, sehingga telah
memenuhi convergent validity pada penelitian ini.
Tabel 3.8
Hasil analisis Discriminant Validity (Fornell-Larcker Creation)
Variabel Budaya Kepemimpinan Kepuasan Komitmen
Organisasi Transformasional Kerja Organisasi
Budaya Organisasi 0,866
Kepemimpinan 0,745 0,868
Transformasional
Kepuasan Kerja 0,808 0,728 0,866
Komitmen Organisasi 0,847 0,791 0,845 0,914
Sumber: Hasil Olah Data pada software smart PLS 3.
Tabel 3.7
Hasil analisis Discriminant Validity (cross-loading)
Budaya Kepemimpinan Kepuasan
Indikator Komitmen
Organisasi Transformasional Kerja
Organisasi
BO1 0,829 0,625 0,652 0,730
BO2 0,859 0,645 0,734 0,671
BO3 0,870 0,610 0,743 0,687
BO4 0,869 0,696 0,650 0,741
BO5 0,902 0,649 0,728 0,824
KK1 0,652 0,603 0,846 0,667
KK2 0,671 0,568 0,807 0,659
KK3 0,741 0,657 0,887 0,786
KK4 0,759 0,680 0,933 0,813
KK5 0,672 0,640 0,854 0,720
KO1 0,750 0,716 0,747 0,921
KO2 0,846 0,798 0,796 0,941
KO3 0,786 0,656 0,785 0,936
KO4 0,694 0,653 0,771 0,859
KO5 0,787 0,780 0,764 0,912
KT1 0,645 0,868 0,601 0,648
KT2 0,591 0,842 0,629 0,708
KT3 0,650 0,867 0,584 0,663
KT4 0,693 0,882 0,691 0,713
KT5 0,653 0,881 0,650 0,693
Sumber: Hasil Olah Data pada software smart PLS 3.
Hasil cross loading pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai dari setiap
indikator pada variabel yang diamati lebih tinggi dibandingkan pada indikator
variabel lainnya. Oleh karena itu, validitas diskriminan pada variabel yang diamati
dalam penelitian ini sudah terpenuhi.
2. Reliabilitas
Tabel 3.9
Hasil analisis Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability
E. Analisis Data
Pada penelitian ini, dalam menganalisis data peneliti menggunakan analisis data
structural equaling modelling (SEM). Ada tiga alasan dalam menggunakan SEM
yaitu: pertama, SEM merupakan teknik multivariat yang memungkinkan estimasi
simultan dari banyak persamaan, kedua, SEM menjalankan analisis faktor dan
analisis regresi dalam satu kali jalan, ketiga SEM telah menjadi teknik yang populer
dalam ilmu sosial (Hair et al, 2006 dalam Chiu et al. 2009).
Menurut Malhotra (2010) SEM mengukur struktur dari permasalahan atau
pertanyaan saling timbal balik atau saling berhubungan, yang dinyatakan dalam
serangkaian persamaan struktural. Pada SEM konstruk nya adalah faktor yang tidak
dapat diamati atau tersembunyi yang diwakili oleh beberapa variabel.
Terdapat dua model pendekatan dalam SEM, berupa pendekatan covariance
based (CB-SEM) dan pendekatan partial least sqaure (PLS-SEM). Dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan partial least sqaure (PLS-SEM). PLS- SEM merupakan
pendekatan kausal dari structural equal modelling yang bertujuan untuk
memaksimalkan variansi yang dijelaskan dari konstruk laten dari variabel dependen
(Hair et al. 2011). PLS-SEM merupakan teknik permodelan persamaan terstruktur
yang dapat menganalisis model persamaan struktural yang melibatkan konstruk item ganda,
dengan jalur langsung dan tidak langsung (Alshibly, 2015).
Ada beberapa software atau alat yang digunakan pada analisis data
menggunakan SEM, berupa LISREL (linier structural relations), AMOS (analysis of
moment structures), SMART PLS dan lainnya. Dalam penelitian ini, menggunakan
SMART PLS. SMART PLS menjelaskan analisis model pengukuran dan model
struktural, dan memungkinkan konstruk laten untuk dimodelkan sebagai indikator
reflektif atau formatif (Chiu et al., 2009).
Dalam menggunakan analisis berupa structural equation modelling (SEM),
terdapat dua model pendekatan dalam analisis ini. Pertama merupakan pendekatan
outer model yang menjelaskan tentang measurement dan kedua merupakan
pendekatan inner model atau model struktural.
1. Outer model
Dalam menganalisis data menggunakan SEM, terdapat analisis berupa outer model.
Outer model menjelaskan tentang valid atau tidak sebuah data dan menjelaskan realibel
atau tidak sebuah data yang dibahas dalam berbagai aspek dan kriteria pengukuran.
Model ini dijelaskan pada bagian validitas dan reliabilitas yang telah dijelaskan di atas.
Inner model
Jenis Kelamin
43%
Laki-laki
Perempuan
57%
Pendidikan
2%
31%
SMA/Sederajat
Sarjana
Doktor
67%
Usia
16%
43%
17 - 20 Tahun
21 - 24 Tahun
> 25 Tahun
41%
Hasil uji koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini disajikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.5 Tabel Analisis R-Square (R2)
R
Variabel
Square
Budaya Organisasi
Kepemimpinan Tranformasional
0,817
Kepuasan Kerja
Komitmen Organisasi
Rata-rata 0,817
Sumber: Data primer diolah, 2022 (Lampiran 1)
Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai yang dihasilkan dari koefisien determinasi (R 2)
pada variabel Budaya Organisasi, Kepemmpinan Tranformasional,kepuasan kerja dan
komitmen organisasi sebesar 0,817.
a. Analisis predictive Relevance
Pemeriksaan goodness of fit model dalam PLS dapat dilihat dari nilai predictive-
relevance (Q2). Nilai Q2 dihitung berdasarkan nilai R2 dari masing-masing variabel
endogen sebagai berikut:
1. Pengukuran variabel endogen Komitmen Organisasi (KO) diperoleh R2
sebesar 0.817 atau 81.7%. Hal ini mengindikasikan sebesar 81.7% Komitmen Organisasi
(KO) dipengaruhi oleh Kepemimpinan Transformasional (KT), Budaya Organisasi (BO),
dan Kepuasan Kerja (KK).
Dengan demikian nilai predictive relevance (Q2) diperoleh sebagai berikut:
Q2 = 1 – (1 – R12)
Q2 = 1 – (1 – 0.817)
Q2 = 0.817
Hasil perhitungan memperlihatkan nilai predictive-relevance sebesar 0.817 atau
81.7% bernilai tinggi sehingga model sangat layak dikatakan memiliki nilai prediktif
yang relevan. Nilai predictive relevance sebesar 81.7% mengindikasikan bahwa
keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model PLS yang dibangun adalah sebesar
81.7% atau dengan kata lain informasi yang terkandung dalam data 81.7% dapat
dijelaskan oleh model tersebut. Sedangkan sisanya 18.3% dijelaskan oleh variabel lain
(yang belum terkandung dalam model) dan error
b. Analisis Effect Size (f2)
Hasil analisis effect size (f2) penelitian terdapat pada tabel berikut:
Pengujian hipotesis mengacu pada hasil t-statistics dan p-values. Hipotesis tidak
ditolak jika t-statistics lebih besar dari 1,96 dan p-values lebih kecil dari 0,05. Berikut
Tabel 4.9 yang menunjukkan hasil pengujian hipotesis. Hasil uji hipotesis penelitian
melalui variabel yang dipilih, ditampilkan pada gambar di bawah ini
Gambar 4.5 Gambar Pengujian Hasil Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dari penelitian disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis Penelitian
T Statistics (| P Keterangan
O/STDEV|) Values
Budaya Organisasi -> Komitmen Diterima
2,620 0,009
Organisasi
Kepemimpinan Tranformasional -> Diterima
2,592 0,010
Komitmen Organisasi
Kepuasan Kerja -> Komitmen Diterima
2,851 0,005
Organisasi
Dari hasil pengujian di atas. maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a) Pengujian pengaruh langsung antara Kepemimpinan Transformasional (KT)
terhadap Komitmen Organisasi (KO) diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.253
dengan nilai T-statistik sebesar 2.592 dan P-value sebesar 0.010 karena nilai T-statistik >
1.96. dan P-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara
Kepemimpinan Transformasional (KT) terhadap Komitmen Organisasi (KO). Mengingat
koefisien inner weight bertanda positif mengindikasikan bahwa hubungan keduanya
positif, Artinya semakin tinggi Kepemimpinan Transformasional (KT) akan
mengakibatkan semakin tinggi pula terhadap Komitmen Organisasi (KO), begitu juga
sebaliknya.
b) Pengujian pengaruh langsung antara Budaya Organisasi (BO) terhadap
Komitmen Organisasi (KO) diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.359 dengan
nilai T-statistik sebesar 2.620 dan P-value sebesar 0.009 karena nilai T-statistik > 1.96. dan
P-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Budaya Organisasi
(BO) terhadap Komitmen Organisasi (KO). Mengingat koefisien inner weight bertanda
positif mengindikasikan bahwa hubungan keduanya positif, Artinya semakin tinggi Budaya
Organisasi (BO) akan mengakibatkan semakin tinggi pula terhadap Komitmen Organisasi
(KO), begitu juga sebaliknya.
c) Pengujian pengaruh langsung antara Kepuasan Kerja (KK) terhadap
Komitmen Organisasi (KO) diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.370 dengan
nilai T-statistik sebesar 2.851 dan P-value sebesar 0.005 karena nilai T-statistik > 1.96. dan
P-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Kepuasan Kerja
(KK) terhadap Komitmen Organisasi (KO). Mengingat koefisien inner weight bertanda
positif mengindikasikan bahwa hubungan keduanya positif, Artinya semakin tinggi
Kepuasan Kerja (KK) akan mengakibatkan semakin tinggi pula terhadap Komitmen
Organisasi (KO), begitu juga sebaliknya
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai profil responden dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden berjenis kelamin Laki-Laki memiliki pendidikan terakhir S1
dengan usia 21-24 tahun. Dalam penelitian ini terdapat 20 pertanyaan yang terdiri dari 5
indikator kepemimpinan Transformasional, 5 indikator Budaya Organisasi, 5 Indikator
Komitmen Organisasi, 5 indikator kepuasan kerja.
Pengolahan data penelitian ini menggunakan software SmartPLS. Di dalam PLS.
terdapat beberapa pengujian. Yang pertama adalah pemeriksaan Goodness of Fit model,
kedua hasil outer model, dan ketiga hasil inner model Pemeriksaan goodness of fit model
dalam PLS dapat dilihat dari nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q2 dihitung berdasarkan
nilai R2 dari masing-masing variabel endogen. Pengujian inner model atau structural
model pada intinya menguji hubungan antar variabel dalam penelitian. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan nilai T-statistic dan P-value pada masing-masing jalur pengaruh secara
parsial. Pengujian outer model dilakukan untuk menganalisis validitas dan reliabilitas.
Outer model adalah pengukuran variabel berdasarkan indikator. Nilai outer loading
ataupun outer weight menunjukkan bobot setiap indikator sebagai pengukur dari variabel
latent. Indikator dengan outer loading ataupun outer weight terbesar menunjukkan
indikator tersebut sebagai pengukur variabel terkuat (dominan). Nilai outer loading
dinyatakan signifikan mengukur variabel laten. Jika nilai T-statistik lebih besar dari 1.96
dan nilai P-value lebih kecil dari 0.05
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab
IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap komitmen
organisasi PT Rasakan Kesegaran Nikmat
2. Budaya organisasi berpengaruh terhadap komitmen organisasi PT
Rasakan Kesegaran Nikmat
3. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi PT
Rasakan Kesegaran Nikmat
1. Keterbatasan
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk memprediksi komitmen
organisasi PT Rasakan Kesegaran Nikmat hanya terbatas pada kepemimpinan
transformasional, budaya organisasi dan kepuasan kerja.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat hal yang dapat diperhatikan dan
dipertimbangkan secara lebih matang oleh perusahaan di industri makanan dan
minuman, serta peneliti berikutnya yang ingin meneliti topik yang sama. Saran yang
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Sianipar, A.R.B. dan Haryanti, K. 2014. Hubungan Komitmen Organisasi dan Kepuasan
Kerja dengan Intensi Turnover pada Karyawan Bidang Produksi CV. X. Jurnal
Psikodemensia. Vol. XIII, No.1 (98-114).
Wibawa, I.W.S. dan Putra, M.S. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Komitmen Organisasional Dimediasi Kepuasan Kerja (Studi Pada PT. Bening
Badung-Bali).
Puspitawati, N.M.D. dan Riana, I.G. (2014). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasional Dan Kualitas Layanan. Universitas Udayana Bali.
Kreitner, K. dan A. Kinicki. (2014). Perilaku Organisasi. Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta.
Abdillah, W. dan Hartono, J. (2015). Partial Least Square (PLS) – Alternative Structural
Equation Modelling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Hair, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., dan Sarstedt, M. (2019). A Primer on Partial
Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) (Ed. 2). United States of
America: SAGE Publications, Inc.
Aminollah (2020) Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi (Studi Pada
Karyawan Kantor Pusat Pos Sumbawa Besar PT. POS INDONESIA). Sumbawa
Ghozali, Imam, Hengky Latan. (2015). Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart
PLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris. BP Undip. SemarangHarnanto. 2017. Akuntansi
Biaya: Sistem Biaya Historis. Yogyakarta: BPFE
Henseler, J., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2015). A New Criterion for Assessing
Discriminant Validity in Variance-based Structural Equation Modeling. Journal of the
Academy of Marketing Science
Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Hair, J. F. (2017). Partial least squares structural equation
modeling. Handbook of market research, 26, 1-40