Anda di halaman 1dari 3

Kimia Farma Pecat Petugas yang Terlibat

Kasus Rapid Antigen Bekas


1) Forecasting (Evaluasi)  KASUS
(perbaikan)
2) Controlling  Pengecheckan /
pemeriksaan (pekerjanya dicheck)
3) Reporting  Pelaporan hasil dari
organisasi berlangsung (kemajuan/
kemunduran)
4) Staffing : evaluasi kinerja tenaga (di
awal perekrutan)

Reporter :
Caesar Akbar
Editor: 
Martha Warta Silaban

Jumat, 30 April 2021 11:32 WIB


Dokter Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Farma Medan Kartini Tissi Liskawini
Putri (tengah) bersama Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini
(kanan) menunjukkan contoh alat swab Antigen kepada wartawan saat konferensi pers di
Lantai Mezzanine Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu,
28 April 2021. Polisi telah menahan lima orang pegawai layanan Rapid Test dari Kimia
Farma yang bertugas pada Selasa lalu. ANTARA/Adiva Niki

TEMPO.CO, Jakarta - Kimia Farma memecat para oknum petugas setelah ditetapkan


sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah Sumatera Utara dalam kasus penggunaan alat
rapid test antigen bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.

"Selain pemecatan oknum petugas, Kimia Farma juga menyerahkan penanganan kasus
tersebut kepada pihak yang berwajib untuk dapat diproses secara hukum sesuai dengan
ketentuan hukum dan perundang–undangan yang berlaku," dinukil dari keterangan resmi
perseroan, Kamis, 29 April 2021. Penegak hukum diharapkan memberikan hukuman yang
maksimal atas seluruh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Selanjutnya, Kimia Farma berkomitmen melakukan evaluasi dan penguatan pelaksanaan


Standard Operating Procedure (SOP) untuk memastikan seluruh kegiatan operasional sesuai
ketentuan yang berlaku. Hal itu adalah upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak
terulang kembali.

Sebelumnya, Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Panca Putra Simanjuntak
mengungkap penggunaan alat rapid test antigen Covid-19 bekas di Bandara Kualanamu
oleh petugas PT Kimia Farma Diagnostik sudah dilakukan sejak Desember 2020.

"Dari hasil pengungkapan Ditreskrimsus Polda Sumut, kegiatan daur ulang stik Covid-19
ini sudah dilakukan sejak Desember 2020," katanya saat ekspose kasus di Mapolda Sumut,
Kamis 29 April 2021.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan lima orang tersangka, masing-masing berinisial PM,
DP, SP, MR dan RN. Salah satu tersangka, yakni PM merupakan Plt Brance Manager
Laboratorium Kimia Farma Medan yang berada di Jalan R A Kartini. Ia mengatakan
kegiatan daur ulang alat uji cepat Covid-19 oleh kelima orang tersebut itu dilakukan di
laboratorium Kantor Kimia Farma di Jalan R A Kartini Medan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan kementeriannya


mengutuk keras tindakan petugas Kimia Farma yang menggunakan alat bekas layanan tes
Covid-19 tersebut. Menurut Erick, pihak-pihak yang terlibat akan diperkarakan secara
hukum dan diganjar sanksi tegas. Ia mempertanyakan munculnya tindakan tidak etis yang
membahayakan kesehatan tersebut.

Lebih jauh, ia juga sudah meminta jajarannya untuk melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh. Ia menekankan tidak ada toleransi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
perkara ini. Mantan bos Inter Milan itu berjanji akan melakukan evaluasi dan turun ke
lapangan secara langsung.

Menurut Erick, ulah pihak-pihak petugas Kimia Farma ini mengkhianati profesi pelayan
publik di bidang kesehatan. Tak hanya itu, dalam kondisi yang serba prihatin, dia
menyesalkan masih ada orang yang mengambil kesempatan yang merugikan dan
membahayakan nyawa orang lain.

"Tentunya untuk sisi hukum, kita serahkan bersama kepada aparat yang berwenang. Tapi di
sisi lain pemeriksaan secara prosedur maupun organisasi mesti dilakukan secara
menyeluruh,” kata Erick Thohir. Ia juga meminta BUMN berpegang pada nilai-nilai
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai