Anda di halaman 1dari 16

-

BABE KIPLI
Baca Berita Kliping Koran dan Online

Terlampir kliping media cetak dan media daring pada:

Hari : Selasa
Tanggal : 13 Juni 2023

MEDIA CETAK : -

MEDIA DARING :

1. neraca.co.id
 BPOM Tindak Admin "Apotek Resmi" Pengedar Obat dan Makanan Illegal

2. kaltimtoday.co
 Praktis, BPOM Samarinda Gunakan Mobil Laboratorium Berjalan untuk Uji
Kesehatan Pangan di Sekolah

3. ulasan.co
 BPOM Pastikan Ikan Kemasan Impor di Batam Layak Konsumsi

4. tugumalang.id
 BPOM Beri Penguatan Industri Farmasi Soal Risiko Cemaran EG/DEG

5. idntimes.com
 4 Cara Lapor Produk Palsu BPOM lewat Situs Web, Mudah

6. kompas.id
 Masa Kedaluwarsa Vaksin Indovac Diperpanjang
BPOM Tindak Admin "Apotek Resmi"
Pengedar Obat dan Makanan Illegal
Oleh: Mohar Syarif Senin, 12/06/2023

NERACA

Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menindak pelaku pengedar obat
dan makanan ilegal melalui akun lokapasar atau marketplace "Apotek Resmi".

"Akun Apotek Resmi ini namanya memberi persepsi bahwa itu resmi, padahal tidak
terdaftar di sistem izin elektronik farmasi," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam
konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/6).

Akun tersebut telah menjual beragam obat dan makanan ilegal dengan volume penjualan
lebih dari 10.000 paket dan nilai ekonomi penjualan lebih dari Rp18 miliar.

Penny mengatakan penindakan hukum dilakukan Tim Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) BPOM bersama personel Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Badan Reserse
Kriminal Kepolisian RI, Rabu (10/5) siang.

Pengelola akun berinisial IM (35), laki-laki, telah berstatus tersangka. Ia beroperasi di tiga
rumah kontrakan yang beralamat di Jl Sukahati, Kp. Muara Beres No7 RT02/RW04,
Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Temuan ini hasil investigasi terhadap informasi yang diterima BPOM bahwa terdapat
aktivitas penjualan obat dan makanan ilegal di wilayah Cibinong," katanya.

Ia mengatakan pelaku membuka pesanan produk dari lokapasar serta membuat resi
pesanan berisi informasi jenis dan jumlah produk yang dipesan disertai dengan alamat
tujuan pengiriman. Resi tersebut dikirimkan kepada karyawan di gudang penyimpanan
melalui aplikasi WhatsApp.

Selanjutnya, karyawan menyiapkan pesanan untuk dikemas dan dikirimkan kepada


pemesan yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Bandung menggunakan jasa ekspedisi.

Dari lokasi itu, petugas menyita barang bukti sediaan farmasi ilegal berupa obat, obat
tradisional, suplemen kesehatan, kosmetika, dan pangan olahan ilegal yang tidak memiliki
izin edar sebanyak 700 produk dengan total 22.552 item.

Produk yang dimaksud berupa obat-obatan khusus lelaki, seperti Viagra dan Cialis,
Vigamax, Japan Tengsu, Soloco, Vitamale, Hajar Jahanam, dan lainnya.
Obat dan makanan ilegal yang ditemukan diduga tidak menerapkan cara pembuatan yang
baik dalam proses pembuatannya serta dengan dosis yang tidak diketahui, sehingga berisiko
berdampak buruk terhadap kesehatan jika dikonsumsi masyarakat.

"Obat tersebut mengandung bahan kimia obat sildenafil dan tadalafil yang merupakan
golongan obat keras dan berisiko menyebabkan serangan jantung hingga kematian jika
digunakan tidak sesuai resep dokter," katanya.

Tersangka dijerat dengan Pasal 60 Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang RI tentang Cipta Kerja
dan/atau dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak
Rp1,5 miliar.

Sementara kegiatan memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar ditindaklanjuti sesuai Pasal 196 Jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) UU RI Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman pidana penjara 10 tahun dan denda paling
banyak Rp1 miliar. Ant
LINK : https://www.neraca.co.id/article/181122/bpom-tindak-admin-apotek-resmi-
pengedar-obat-dan-makanan-illegal
Praktis, BPOM Samarinda Gunakan Mobil
Laboratorium Berjalan untuk Uji Kesehatan
Pangan di Sekolah
Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 12 Juni 2023 13:04

Mobil Laboratorium BPOM saat menguji


kelayakan pangan di SMPN 21 Samarinda.
(Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Badan


Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Samarinda melakukan uji laboratorium
guna memastikan kelayakan pangan di
SMPN 21 Samarinda.

BPOM Samarinda membawa satu unit


mobil laboratorium ke sekolah, untuk
mendapatkan hasil sementara
kesehatan pangan, melalui sample yang
diambil dari kantin.

Kepala Balai Besar POM Samarinda, Sem


Lapik menghadiri acara Launching Program Inovasi "Jas Emas" (Jajanan Anak Sekolah Edukasi
Massive) dan Kampanye Sekolah Sehat, di SMPN 21 Samarinda pada Senin (12/06/2023).

Dia menegaskan, para murid wajib untuk diberikan edukasi, soal dampak dari makanan yang kurang
higienis. Oleh sebab itu, perlu adanya koordinasi dari komunitas sekolah, guru, pengelola kantin
mengenai informasi tentang penerapan pola hidup sehat.

"Tentu kami melakukan pengawasan, ini salah satu program yang kami gagas dengan melibatkan
semua jajaran di lingkungan sekolah, termasuk siswa-siswinya," imbuhnya.

Selain itu, pria yang kerap disapa Uncle Sem itu menjelaskan tiga jenis bahaya yang ada pada
makanan. Hal ini sebagai antisipasi agar peserta didik terhindar dari zat bahaya yang ada pada
makanan di sekolah maupun di luar sekolah.

"Ada tiga jenis, yaitu bahaya biologi, bahaya fisik, dan bahaya kimia. Jika bahaya biologi dan fisik ini
mudah diidentifikasi, bisa diliat dari aromanya, ataupun jamur pada makanan tersebut. Kalau yang
bahaya kimia, ini sulit. Harus uji laboratorium dulu, baru bisa kita deteksi. Maka dari itu, kami bawa
mobil laboratorium, untuk mendapatkan hasil sementara, dan mengecek kelayakan pangan di sini,"
tambahnya.

Dalam waktu dekat, BPOM Samarinda juga akan datang ke sekolah-sekolah, untuk mengecek
kehigienisan makanan untuk para pelajar.

"Tadi ada 11 sekolah yang kami rencanakan untuk pilot project-nya. Nanti akan dijadwalkan, kapan
kami akan menguji kelayakan pangan di masing-masing sekolah," pungkasnya.

Sem berharap, seluruh jajanan sekolah yang ada di Samarinda aman dikonsumsi bagi anak-anak. Dia
juga mengimbau, para pelajar juga harus cerdas memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi.

LINK : https://kaltimtoday.co/praktis-bpom-samarinda-gunakan-mobil-laboratorium-
berjalan-untuk-uji-kesehatan-pangan-di-sekolah
BPOM Pastikan Ikan Kemasan Impor di Batam Layak Konsumsi

Kepala BPOM Batam, Musthofa Anwari. (Foto: Muhamad Islahuddin)

BATAM – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam memastikan ikan kemasan
impor yang beradar di pasaran Batam dan Kepulauan Riau masih layak konsumsi.

Kepala BPOM Batam, Musthofa Anwari mengatakan, hal ini berdasarkan hasil pengawasan
dan sampling ke beberapa produk impor yang masuk ke wilayah tersebut.

“Untuk uji kelaikan konsumsi jika ikan itu dalam bentuk kemasan itu wewenang kami [BPOM],
baik itu izin registrasinya,” kata Musthofa, Senin (12/6).

Namun, apabila ikan tersebut dalam bentuk olahan atau masih mentah, bukan wewenang
BPOM untuk mengeceknya, melainkan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Kondisinya jika ikan tersebut sudah dalam bentuk kemasan baru itu kita tindak lanjuti
pengecekkan,” katanya.

Produk-produk kemasan itu akan dilakukan proses sampling untuk pengawasan dan
pengujian secara berkala rutin. Tidak hanya di Batam melainkan seluruh wilayah kerja
kabupaten dan kota Provinsi Kepri.

“Monitor sejauh ini belum ada temuan bahan berbahaya dalam produk ikan dalam kemasan
tersebut yang beredar di pasaran,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menindak tegas kegiatan usaha
perikanan di Batam, Kepulauan Riau, karena berpotensi merugikan nelayan lokal imbas
penurunan harga ikan.
Tindakan tegas berupa penyegelan komoditas perikanan impor sebanyak 20 ton milik PT D di
Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam dilaksanakan agar penjualan ikan jenis salem tersebut
dihentikan sementara sampai pemeriksaan selesai dilakukan oleh Pengawas Perikanan Ditjen
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP- KKP).

“Ikan impor itu peruntukannya khusus untuk pemindangan, nah ini kami menemukan bukti
ada yang bocor di pasar lokal. Bisa karena tidak tahu atau bisa juga karena pura-pura tidak
tahu. Pelaku usaha sudah mengakui dan siap tidak mengulangi perbuatannya,” kata Menteri
Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat menyidak lokasi usaha di Kecamatan
Batu Ampar, Kamis (08/09).

Baca juga: Cegah Peredaran Obat Palsu Lewat Online, BPOM Batam Intensif Patroli Siber

Seyogyanya ikan salem impor diperuntukan bagi industri pemindangan, bukan langsung
dijual di pasar lokal. Terlebih harga jual ikan tersebut lebih murah sehingga akan berdampak
pada turunnya harga ikan hasil tangkapan nelayan.

Tindakan tegas sebagai bentuk komitmen KKP untuk melindungi nelayan sesuai UU Nomor 7
Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan
Petambak Garam.

“Kita beri pembinaan agar tidak mengulangi perbuatan seperti ini lagi, karena ini berdampak
pada nelayan-nelayan di sini. Kalau masih bandel ya kita sampaikan rekomendasi agar tidak
diizinkan impor. Kuotanya 400 ton dan perusahaan pusatnya di Jakarta,” kata Menteri
Trenggono.

Sementara itu pemilik usaha berinisial A mengaku tidak mengetahui kalau ikan impornya
tidak boleh langsung diperdagangkan ke pasar lokal. Dia juga mengaku baru pertama kali
melakukan hal tersebut.

Selain ikan impor, ada juga ikan-ikan lokal yang diperdagangkan. “Sayakan ditawarin orang
Jakarta, ya dia tanya salem. Ya kita beli karena murah,” kata dia. (*)

LINK : https://ulasan.co/bpom-pastikan-ikan-kemasan-impor-di-batam-layak-
konsumsi/
BPOM Beri Penguatan Industri Farmasi Soal
Risiko Cemaran EG/DEG
Cegah Kasus Gagal Ginjal Anak Terulang

Pelatihan bertajuk Training of Strengthening Collaboration of Regulator and Pharmaceutical Industries on Precaution of EG/DEG Contamination
to Enhance the Safety and Quality of Drugs ini menghadirkan 3 narasumber Prof. Dr. Rer. nat. Rahmana Emran Kartasasmita, Apt., Dra. Sayekti
Sulisdiarto, Apt. dan Prof. Dr. M. Yuwono, MS, Apt.

Kota Batu, Tugumalang.id – Kejadian luar biasa (out break) soal kasus Gagal Ginjal Akut Progresif
Atipikal (GGAPA) pada anak yang dikaitkan dengan obat sirup mengandung cemaran Etilen Glikol
(EG) dan Dietilen Glikol (DEG) tahun lalu membuat Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
tetap melakukan perkuatan pengawasan untuk mengawal jaminan keamanan khasiat dan mutu obat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar pelatihan penguatan tentang bahaya
EG/DEG pada obat yang diikuti ratusan industri farmasi di Indonesia baik secara daring dan luring
pada Senin (12/6/2023) di Kota Batu, Jawa Timur.

Penyerahan sertifikasi apresiasi dilakukan


BPOM kepada WHO, IAI hingga GMFI. Foto:
Azmy

Pelatihan bertajuk Training of


Strengthening Collaboration of Regulator
and Pharmaceutical Industries on
Precaution of EG/DEG Contamination to
Enhance the Safety and Quality of Drugs
ini menghadirkan 3 narasumber Prof. Dr.
Rer. nat. Rahmana Emran Kartasasmita, Apt., Dra. Sayekti Sulisdiarto, Apt. dan Prof. Dr. M. Yuwono,
MS, Apt.
Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan awareness, kapasitas regulator dan pelaku industri
farmasi terhadap risiko cemaran EG/DEG, baik pada bahan baku maupun sediaan obat, dalam sistem
jaminan keamanan dan mutu obat untuk konsumsi masyarakat.

Di sana, peserta mempelajari berbagai materi seperti pencegahan kontaminasi dan kualifikasi
pemasok serta metode analisis kontaminan dari para ahli di bidangnya.

Ratusan apoteker industri farmasi di Jawa Timur mengikuti pelatihan penguatan risiko cemaran EG/EDG guna
mencegah kasus gagal ginjal anak terulang lagi di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (12/6/2023). Foto: Azmy

Kontaminasi cemaran kimia yang berisiko terhadap kesehatan merupakan salah satu aspek keamanan
obat. Penanganan kasus cemaran EG/DEG pada sirop obat telah memberikan pelajaran berharga
dalam penguatan sistem jaminan keamanan dan mutu obat di Indonesia.

“Diharapkan SDM industri farmasi menerapkan ilmu dari pelatihan ini dengan mengembangkan
langkah-langkah aplikatif pencegahan kontaminasi cemaran pada sediaan obat, khususnya EG/DEG, di
masa akan datang,” ungkap Kepala BPOM RI Dr. Penny K. Lukito, MCP dalam sambutannya.

Industri Farmasi dalam hal ini sebagai pemegang izin edar obat dipandang bertanggung jawab
terhadap keamanan, khasiat, dan mutu produk obat, termasuk mutu bahan baku.
Sesi foto bersama para peserta pelatihan penguatan risiko cemaran EG/EDG yang digelar oleh BPOM. Foto :
Azmy

Oleh karena itu, industri farmasi harus memastikan bahan baku yang digunakan sesuai standar dan
ketentuan regulasi yang berlaku serta menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) secara
konsisten.

Penny melanjutkan, bahwa industri farmasi juga perlu melaksanakan peningkatan kapasitas SDM,
khususnya apoteker, secara berkelanjutan terkait aspek regulatori terkini dalam jaminan keamanan
dan mutu obat.

BPOM mendorong asosiasi industri farmasi dan IAI terus bersinergi dalam upaya pemenuhan standar
kompetensi apoteker sebagai garda terdepan pada implementasi sistem jaminan keamanan dan mutu
obat yang optimal di industri farmasi.

“Tentu saja, upaya-upaya ini tak lepas dari peran industri farmasi. Kami mengapresiasi asosiasi dan
industri farmasi yang menunjukkan komitmen dan proaktif melakukan upaya perbaikan bersama
BPOM sehingga dapat mengatasi situasi krisis tersebut,” ucapnya.

Upaya ini juga mendapat apresiasi dari WHO, Harvard Medical School, dan otoritas regulatori obat
sejumlah negara mengapresiasi upaya BPOM pada penanggulangan dan pencegahan kasus tersebut.

Indonesia diminta berbagi pengalaman pada forum-forum strategis terkait langkah-langkah cepat,
responsif, efektif dan transparan serta komitmen dan strong leadership dalam penanganan kasus
cemaran EG/DEG pada sirop obat.

BPOM kemudian telah menetapkan persyaratan bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun
dewasa, tidak diperbolehkan menggunakan EG dan DEG.
Namun demikian EG dan DEG dapat ditemukan sebagai cemaran pada beberapa pelarut seperti
gliserin atau propilen glikol, sebab itulah BPOM juga menetapkan batas maksimal EG dan DEG pada
beberapa bahan tambahan sesuai standar internasional.

Hal inilah yang kemudian perlu disosialisasikan dengan baik. Ketua Ikatan Apoteker indonesia (IAI)
Kab. Malang, Apt. Bhakti Maulana Asnar, S. Farm mengapresiasi atas pelatihan ini sehingga para
apoteker bisa meningkatkan kompetensinya.

Menurutnya, kolaborasi seperti ini perlu ditingkatkan agar kejadian outbreak tahun lalu tidak terulang
lagi. Meski dalam kasus itu lebih pada kasus pemalsuan. Terlepas dari itu, semua pihak harus berhati-
hati terhadap pengelolaan bahan baku obat.

“Kita sebagai apoteker harus ikut mengawal karena efeknya itu yang merasakan langsung
masyarakat,” tuturnya.

Bhakti menambahkan jika pelatihan ini penting guna mengimplementasikan aturan baru soal
kandungan impuritis tiap obat yang harus diuji. Diharapkan dari industri farmasi bisa melakukan
pengecekan kadar kandungan itu baik secarabmandiri atau kerjasama dengan pihak lain.

Hal senada dikatakan oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Jawa Timur
Philips Pangestu. Bahwa dengan pelatihan ini dapat menjadi acuan bagi industri farmasi soal
keamanan obat secara kompleks dari regulator langsung.

“Kami senang sekali, artinya BPOM ada untuk kita, Tahun lalu waktu outbreak itu kami merasa
sendiri, dicecar sana-sini seolah-olah industri farmasi itu sengaja. Tapi kan gak mungkin kita begitu.
Urusan nyawa,” jelasnya.

Dari pelatihan ini menunjukkan adanya sinergi baik antara pemerintah, BPOM dan juga industri untuk
membangun kualitas produk obat yang aman. “Ini penting sekali bagi industri untuk mengetahui mana
kadar kandungan obat yang aman,” tuturnya.

LINK : https://tugumalang.id/bpom-beri-penguatan-industri-farmasi-soal-risiko-
cemaran-eg-deg/
4 Cara Lapor Produk Palsu BPOM lewat Situs Web,
Mudah
Bisa juga datang ke Dinas Perdagangan setempat

Konferensi Pers
Intensifikasi Pengawasan Pangan Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023. (dok. BPOM)

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan produk palsu yang sering ditemukan di pasaran. Produk palsu
menjadi masalah yang serius dan merugikan banyak konsumen.

Produk palsu bukan hanya berdampak pada kualitas barang, tapi juga membahayakan kesehatan dan
keselamatan konsumen. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui cara lapor produk palsu
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) agar tindakan penipuan dapat dihentikan dan menjamin
keselamatan konsumen.

Mau tahu prosedur cara melapornya dengan mudah? Simak selengkapnya di artikel ini, ya!

1. Produk palsu BPOM


Sebelum mengetahui cara melapor produk palsu ke
BPOM, perlu dipahami dulu tentang apa itu produk
palsu BPOM. Sederhananya, produk palsu BPOM
adalah produk yang tidak terdaftar di Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Tidak semua produk yang dijual di pasaran terdaftar


di BPOM. Maka dari itu, kamu harus lebih selektif
dalam memilih produk. Pasalnya, produk palsu
BPOM sering terlihat seperti produk asli, tapi bisa
jadi bahan-bahannya berbeda dan tidak terjamin
kualitasnya.

2. Bahaya menggunakan produk palsu BPOM


Konferensi Pers Intensifikasi Pengawasan Pangan Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023. (dok. BPOM)
Lantas, apa bahayanya menggunakan produk
palsu yang tidak terdaftar atau tidak memiliki
sertifikasi oleh BPOM? Produk palsu BPOM
tidak terjamin keamanannya sehingga dapat
menyebabkan efek samping yang berbahaya.

Beberapa bahaya yang dapat terjadi ketika kamu


menggunakan produk palsu BPOM antara lain:

 Merusak kulit dan rambut


 Mengiritasi mata
 Merusak organ tubuh lainnya

3. Cara lapor produk palsu BPOM

Cara lapor produk palsu BPOM lewat situs web (ulpk.pom.go.id)

Lalu, bagaimana cara lapor produk palsu BPOM agar produk yang kamu beli segera dihentikan produksinya
atau supaya orang lain tidak terjebak membeli produk palsu tersebut? Berikut beberapa cara yang bisa kamu
lakukan:

1. Cek produk BPOM

Jangan langsung berprasangka kalau produk tersebut palsu. Pastikan dengan cara mengecek nomor BPOM
melalui situs web cekbpom.pom.go.id dari ponsel atau laptop.

Pilih menu Produk dan pilih kategori. Lalu, masukkan kata kunci dan klik Cari. Jika memang tidak terdaftar
data lengkap produk yang meliputi nomor registrasi, detail produk, dan pendaftar produk, maka produk
tersebut patut dicurigai palsu.

Kamu juga bisa cek produk BPOM lewat aplikasi Cek BPOM. Sama seperti melalui situs web, kamu tinggal
memasukkan nomor registrasi, kata kunci nama produk, atau nama produsen.

2. Lapor ke BPOM lewat situs web

Cara lapor produk palsu BPOM cukup mudah, kamu tinggal membuka situs web ulpk.pom.go.id melalui
peramban ponsel atau laptop kamu. Lalu, cari menu Form Pengaduan di bagian atas.
Kemudian, isi seluruh data formulir dengan tepat. Mulai dari identitas diri, isi pengaduan, alamat pembelian
produk, hingga dokumen pendukung. Setelah semua lengkap, tinggal klik Kirim dan tunggu respons dari
BPOM.

3. Lapor ke Dinas Perdagangan

Kamu juga bisa langsung melapor ke Dinas Perdagangan di domisilimu. Petugas di sana akan membantu
mengarahkan untuk membuat laporan tentang tindakan penjualan produk palsu.

4. Simpan bukti pembelian

Saat membeli suatu produk, ada baiknya kamu menyimpan semua bukti pembelian, seperti struk, kemasan,
dan label produk. Data ini bisa menjadi bukti saat ingin membuat laporan nantinya.

Demikianlah cara lapor produk palsu BPOM lewat situs web dengan mudah. Tak bisa dimungkiri bahwa
produk palsu menjadi masalah serius yang berdampak pada keamanan dan keselamatan konsumen.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui cara lapor produk palsu ke BPOM agar tindakan
penipuan dapat dihentikan dan menjaga keselamatan konsumen. Semoga bermanfaat!

LINK : https://www.idntimes.com/news/indonesia/timmy-prompt/cara-lapor-produk-
palsu-bpom?page=all
Masa Kedaluwarsa Vaksin Indovac
Diperpanjang
Vaksin Covid-19 Indovac produksi PT Bio Farma telah mendapatkan persetujuan perpanjangan masa
simpan dari sebelumnya enam bulan menjadi sembilan bulan.

MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Petugas menunjukkan satu vial vaksin Covid-19 Indovac di Kantor PT Bio Farma, Kota Bandung, Jawa
Barat, Kamis (13/10/2022). Penyuntikan vaksin Covid-19 perdana karya anak bangsa ini disaksikan
Presiden Joko Widodo.

JAKARTA, KOMPAS — Batas kedaluwarsa vaksin Covid-19, termasuk vaksin Indovac produksi
PT Bio Farma, diperpanjang dari sebelumnya hanya enam bulan menjadi sembilan bulan. Hal
tersebut diputuskan sesuai dengan hasil uji stabilitas yang dilakukan Badan Pengawas Obat
dan Makanan terhadap vaksin yang beredar.

Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) R Rifa Herdian mengatakan, masa simpan
atau shelf life vaksin Covid-19 Indovac diperpanjang sesuai hasil uji stabilitas yang telah
dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk itu, masyarakat
diharapkan tidak khawatir dan ragu untuk mendapatkan vaksin Covid-19 Indovac.

Perpanjangan masa simpan vaksin Covid-19 Indovac tersebut sesuai dengan surat Badan POM
Nomor T-RG.01.03.32.322.04.23.17750/NE tanggal 27 April 2023. Surat ditandatangani
Pelaksana Tugas Direktur Registrasi Obat BPOM.

”Dengan surat dari Badan POM tersebut, seluruh batch vaksin Indovac yang sebelumnya telah
dikirimkan oleh Bio Farma kepada Kementerian Kesehatan dapat dilanjutkan untuk vaksinasi
Covid-19,” kata Rifa saat dihubungi di Jakarta, Senin (12/6/2023).
Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan melalui Direktur Pengelolaan dan Pelayanan
Kefarmasian juga telah mengeluarkan surat bagi seluruh kepala dinas di provinsi untuk
memfasilitasi penyampaian informasi perpanjangan masa simpan vaksin tersebut kepada
kepala dinas di kabupaten/kota di masing-masing wilayah. Diharapkan, informasi ini juga
disampaikan secara luas kepada tenaga kesehatan dan masyarakat.

BPOM telah menyetujui perpanjangan batas kedaluwarsa vaksin Indovac dari enam bulan
menjadi sembilan bulan.

Secara terpisah, Kepala BPOM Penny K Lukito dalam keterangan tertulis mengatakan, masa
simpan vaksin Covid-19 yang mendapat izin penggunaan darurat (EUA) masih singkat. Sebab,
data hasil uji stabilitas pada saat pengajuan EUA baru tersedia untuk jangka waktu yang
terbatas.

Meski begitu, uji stabilitas vaksin Covid-19 akan terus dilanjutkan sesuai protokol uji stabilitas
untuk mendapatkan data stabilitas pada waktu yang lebih panjang. Dari hasil uji stabilitas yang
dilakukan, vaksin yang sebelumnya mendapat persetujuan masa kedaluwarsa enam bulan
dapat diperpanjang menjadi sembilan bulan.
”Badan POM mengevaluasi data uji stabilitas terbaru untuk vaksin Covid-19 yang telah
disetujui perpanjangan batas kedaluwarsanya sehingga dapat dipastikan produk vaksin
tersebut masih memenuhi persyaratan mutu saat digunakan masyarakat,” kata Penny.

MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 Indovac kepada sukarelawan di Kantor PT Bio Farma, Kota
Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Penyuntikan vaksin Covid-19 perdana karya anak bangsa
ini disaksikan Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan keputusan bahwa masyarakat dapat


mendapatkan vaksin Covid-19 dosis penguat dengan jenis vaksin apa pun yang tersedia.
Vaksinasi Covid-19 pun hingga kini masih dianjurkan, terutama untuk kelompok rentan.

Baca juga: 99 Persen Penduduk Indonesia Memiliki Antibodi Covid-19

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam siaran pers 26 Mei 2023
menuturkan, masyarakat bisa menggunakan vaksin Covid-19 jenis apa pun yang tersedia
untuk melengkapi vaksinasi dosis primer ataupun dosis penguat (booster). ”Intinya dosis satu,
dua, tiga, dan empat bisa pakai vaksin apa pun. Kalau booster tetap enam bulan jaraknya,”
ucapnya.

Ia juga mengatakan, penggunaan berbagai jenis vaksin Covid-19 yang tersedia tersebut
bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam melengkapi status vaksinasi Covid-19
mereka. Vaksinasi dapat diberikan di fasilitas kesehatan ataupun pos pelayanan vaksinasi yang
tersedia.

LINK : https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/06/12/masa-kedaluwarsa-vaksin-
indovac-diperpanjang

Anda mungkin juga menyukai