Pertama kali tanaman tembakau ditanam di Deli pada tahun 1864 oleh seorang pioneer
Belanda yang bernama Jacobus Nienhuys. Hasil tanaman tembakau tersebut cukup baik,
maka pada tahun 1869 berdirilah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tembakau yaitu
Deli Maatschappij dan pada tahun-tahun berikutnya berkembanglah perusahaan-perusahaan
tembakau lainnya seperti pada tahun 1875 berdiri Deli Batavia Maatschappij, tahun 1877
Tabak Maatschappij dan pada tahun 1889 Senembah Maatschappij.
Pada mulanya areal tanaman tembakau meluas sampai ke Asahan dan Siak akan tetapi
kemudian hanya tinggal di daerah Deli Serdang dan Langkat, karena ternyata areal yang
paling sesuai untuk menghasilkan daun dengan mutu yang terbaik terletak di antara Sungai
Ular dan Sungai Wampu. Sewaktu ambil alih perkebunan oleh pemerintah yaitu pada tahun
1957 ternyata yang mengelola budidaya tembakau hanya tinggal dua perusahaan yaitu
Verenigde Deli Maatschappij (V.D.M) dengan 17 kebun dan Senembah Maatschappij dengan
5 kebun, kemudian berdasarkan PP. No. 14 tahun 1968, kedua perusahaan tersebut dilebur
menjadi PNP IX dengan nama kebun sbb :
Saat ini PTPN II hanya menanam tembakau di kebun nomor urut 1 sampai dengan 12,
sedangkan kebun lainnya untuk alasan ekonomis dan mencegah okupasi dikonversi menjadi
kebun kelapa sawit, Kakao, dan Tebu. Selanjutnya mulai tahun 2000 sebagian areal kakao
kebun Tanjung Jati kembali ditanam tembakau.
Tembakau Deli mempunyai keistimewaan sebagai daun pembalut cerutu dan sampai
saat ini belum bisa tergeser posisinya di pasaran dunia. Adapun sifat-sifat istimewa tembakau
Deli antara lain :