Anda di halaman 1dari 2

Lanjutan Al-Baqarah

Penundukan dan penganugerahan nikmat itu sangat jelas, namun manusia berbeda-beda
dalam menyambutnya. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang keesaan,agama dan
tutunan Allah dengan bantahan tanpa dasar ilmu pengetahuan. Bahkan dia membantah setelah
ilmu membuktikan kebatilan pandangannya, atau membantah tanpa berdasar petunjuk, yakni
hasil pengembangan nalar dan objektif atau tanpa keterangan kitab suci yang dapat memberi
penerangan kepada kebenaran.

Allah menundukkan dengan menciptakan hukum-hukum alam, lalu manusia diilhami-


Nya pengetahuan sehingga mampu menggunakan hukum tersebut untuk dapat melakukan apa
yang dikehendaki manusia atas izin Allah SWT. Allah memerintahkan manusia untuk mengelola
alam sesuai “konsep” yang dikendaki-Nya. Namun dalam saat yang sama, “konsep” merupakan
ujian buat manusia. Kalau manusia melaksanakannya maka dia mendapat ganjaran, atau
mengabaikannya mengakibatkan kesengsaraan paling tidak diakhirat nanti. Jadi sekali lagi yang
menundukkan adalah Allah, bukan manusia.

Kata (.....) asbagha terambil dari kata (.....) sabagha yang berarti sempurna dan luas.
Yang dimaksud adalah nikmat-nikmat yang pada hakikatnya sangat luas bahkan melimpah apa
yang dibutuhkan manusia. Boleh jadi kini tersa bahwa nikmat Allah terbatas, tetapi sebab
utamanya adalah penggunaan yang tidak benar.

Ketika manfsirkan QS. Ibrahim (14): 34 yang menegaskan bahwa “Allah telah
menyiapkan dan memberikan kepada setiap orang apa yang dimintanya baik melalui usahanya
maupun melalui perintah-Nya kepada yang memiliki kelebihan untuk memberikan sebagian yang
dimiliki kepada yang membutuhkan. Disisi lain boleh jadi kekurangan yang dialami seseorang,
penyebabnya dalah manusia menzalimi dan menghalangi orang lain memperoleh haknya. Atau
bersifat mubazir, menyia-nyiakan sesuatu yang tidak digunakannya pada tempat yang
semestinya. Bayangkan berapa banyak sisa makanan orang-orang kaya yang terbuang di bak
sampah, padahal banyak pula orang yang kelaparan.
Huruf (...) waw pada firman-Nya (...........) wa min an-nas / dan diantara manusia. Maksud
penggalan ayat ini menurut Ibnu ‘Asyur adalah kamu telah melihat Allah menundukkan apa
yang dilangit buat kamu dan melimpahkan aneka nikmat yang sempurna, dalam keadaan
sebagian dari kamu membantah tentang keesan-Nya dan menutup mata menyangkut bukti-bukti
keesaan itu.

Anda mungkin juga menyukai