Anda di halaman 1dari 101

GAMBARAN DEPRESI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

: LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

TIRTA BUDIMAN
AK.1.16.051

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN DEPRESI PADA PASIEN DIABETES


MELLITUS : LITERATURE REVIEW
NAMA : TIRTA BUDIMAN
NIM : AK.1.16.051

Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada Sidang Skripsi


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Menyetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Nur Intan Hayati H.K, S,Kep.,Ners.,M.Kep Imam Abidin, S.Kep.,Ners

Program Studi Sarjana Keperawatan

Ketua

Lia Nurlianawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep

LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : GAMBARAN DEPRESI PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS : LITERATURE REVIEW
NAMA : TIRTA BUDIMAN
NIM : AK.1.16.051

Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana
Pada Tanggal ......................

Mengesahkan
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana

Penguji I Penguji II

Sumbara, S.Kep.,Ners.,M.Kep Sri Wulan M, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Siti Jundiah , S,Kp.,M.Kep


PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan Bahwa:
a. Penelitian Saya, dalam Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelas akademik (S.Kep), baik dari Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana maupun di Perguruan Tinggi lain.
b. Penelitian dala Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing
c. Dalam Penelitian ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka
d. Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudia hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Universitas Bhakti Kencana.

Bandung, ………Agustus 2020


Yang Membuat
Pernyataan

Materai Rp. 6.000,-

(TIRTA BUDIMAN)
NIM: AK.1.16.051
ABSTRAK

Depresi merupakan masalah psikososial yang paling sering terjadi pada pasien
diabetes melitus. Sebanyak 87% pasien diabetes melitus mengalami depresi.
Depresi pada pasien diabetes dapat disebabkan oleh faktor genetik, biologis dan
psikologis Mekanisme dan patogenesis yang mendasari hubungan antara depresi
dengan diabetes melitus adalah beban klinis dari penyakit, faktor gaya hidup dan
kepatuhan, obat antidepresan, struktur dan fungsi otak, disfungsi aksis HPA,
gangguan tidur, peradangan, dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran depresi pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini
menggunakan literature review pendekatan systematic yang berarti menganalisis
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terhadap topik yang sudah di tentukan
oleh peneliti. literatur yang didapatkan dari 15 jurnal, terdiri dari 10 jurnal nasional
dan 5 jurnal internasional. hasil telaah jurnal dibandingkan dengan pasien penyakit
lainnya, pasien DM berisiko lebih besar terhadap gangguan depresi. Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa depresi terjadi pada pasien
diabetes mellitus. Pada pasien dengan diabetes melitus aspek psikologis
memberikan pengaruh kontrol terhadap diabetes. Dibandingkan dengan pasien
penyakit lainnya, pasien DM berisiko lebih banyak dan jauh lebih besar terhadap
gangguan depresi. setiap individu memiliki kemampuan berbeda dalam
menurunkan depresi yang dialami, Diharapkan peneliti selajutnya dapat
melanjutkan hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian tentang faktor faktor
yang mempengaruhi terjadinya depresi pada pasien diabetes militus.

Kata Kunci : Lamanya Menderita DM, Depresi


Sumber : 13 Buku
21 Jurnal

i
ABSTRACT

Depression is a psychosocial problem that most often occurs in patients with


diabetes mellitus. As many as 87% of people with diabetes mellitus experience
depression. Depression in diabetics can be caused by genetic, biological and
psychological factors. The mechanisms and pathogenesis underlying the
relationship between depression and diabetes mellitus are the clinical burden of
disease, lifestyle and adherence factors, antidepressant drugs, brain structure and
function, HPA axis dysfunction, sleep disorders. , inflammation, and environmental
factors. The purpose of this study was to determine the description of depression in
diabetes mellitus patients. This study uses a literature review on a systematic
approach, which means analyzing research that has been done previously on the
topics that have been determined by the researcher. literature obtained from 15
journals, consisting of 10 national journals and 5 international journals. the results
of a journal review compared to patiens of other diseases, DM patiens are at
greater risk of depressive disorders. Based on the results of the analysis and
discussion, it can be concluded that depression occurs in diabetes mellitus patients.
In patients with diabetes mellitus, psychological aspects have a control effect on
diabetes. Compared with patiens of other diseases, DM patiens are at more and
much greater risk of depressive disorders. Each individual has different abilities in
reducing depression experienced. It is hoped that the next researchers can continue
the results of this study by conducting research on factors that influence depression
in patients with diabetes mellitus.

Keywords: Duration of DM, Depression


Source: 13 Books
21 Journal

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat illahi rabbi, Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya sebagai penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tak lupa saya panjatkan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis berbahagia akan melakukan
proposal skripsi ini dengan judul “Gambaran Depresi Pada Pasien Diabetes
Mellitus : Literature Review”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi S1
Keperawatan.
Penyusunan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan semangat dari
kedua orang tua dan berbagai pihak, sehingga saya sebagai penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. H.Mulyana, SH., MPd selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana
2. Dr. Entris Sutrisno, S.Farm., MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas Bhakti
Kencana
3. Siti Jundiah, S.kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan
4. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan
5. Nur Intan Hayati H.K, S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing utama yang
telah memberikan pengarahan selama proses bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini
6. Imam Abidin, S.Kep., Ners selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
pengarahan selama proses bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
7. H.Dadang Taisan selaku ayah saya yang selalu mendo’akan, mengsupport, dan
memotivasi dalam penyusunan skripsi ini
8. Hj.Tusriyah selaku ibu saya yang selalu mendo’akan, mengsupport, dan
memotivasi dalam pennyusunnan skripsi ini

iii
iv

9. Seluruh staf dosen dan unit yang berkontribusi di Universitas Bhakti kencana
Bandung
10. Seluruh rekan-rekan S1 Keperawatan angkatan 2016 yang sedang berjuang
bersama-sama dan saling memberikan dukungan untuk kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.

Bandung, Agustus 2020

Tirta Budiman
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7
2.1 Diabetes mellitus ................................................................................. 7
2.1.1 Konsep Teori Diabetes Mellitus .................................................. 7
2.1.2 Penyebab Diabetes Mellitus ....................................................... 8
2.1.3 Tipe-Tipe Diabetes Mellitus ....................................................... 9
2.1.4 Gejala Diabetes Mellitus .......................................................... 11
2.1.5 Patofisiologi .............................................................................. 13
2.1.6 Diagnosis Diabetes Mellitus ..................................................... 15
2.1.7 Komplikasi Diabetes Mellitus .................................................. 15
2.1.8 Pencegahan Diabetes Mellitus .................................................. 16
2.2 Depresi ............................................................................................... 16
2.2.1 Pengertian Depresi..................................................................... 16
2.2.2 Faktor-Faktor Risiko.................................................................. 17
2.2.3 Etiologi ..................................................................................... 20
2.2.4 Tipe Depresi ............................................................................. 21
2.2.5 Gejala Klinis ............................................................................. 22
2.2.6 Penyebab Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus ...................... 24
2.2.7 Depresi Pada Pasien Diabetes Mellitus ................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 27
3.1 Jenis penelitian .................................................................................... 27
3.2 Variabel penelitian ............................................................................... 27
3.3 Populasi dan sempel .......................................................................... 28
3.4 Tahapan Litertur Review ..................................................................... 30
3.5 Analisa Data ....................................................................................... 33
3.6 Etika Penelitian .................................................................................. 35
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 36
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN JURNAL ..................... 37
4.1 Hasil Analisis Jurnal ............................................................................ 37
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 54
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 54
5.2 Saran .................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran – Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut American Heart Assosiation (AHA)

2014 ...................................................................................................... 7

Tabel 3.1 Metode PICO Gambaran Penderita Hipertensi : Literatur Review .... 42

Tabel 4.1 Penilaian Kritis Jurnal Tentang Depresi Pada Pasien Diabetes

Melitus.................................................................................................38

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.2 Analisa Data Gambaran Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus

(Literature Review) ........................................................................................ 34

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit, dari penyakit

menular menjadi tidak menular (PTM). Peningkatan prevalansi PTM terjadi akibat

gaya hidup tidak sehat, yang dipicu oleh urbanisasi modernisasi dan globalisasi.

Bertambahnya usia harapan hidup sejalan dengan perbaikan sosial dan pelayanan

kesehatan, membawa konsekuensi peningkatan penyakit degeneratif yang timbul

dimasyarakat diantaranya seperti; penyakit jantung, osteoporosis, alzeimer, kanker,

dan diabetes melitus. Dari beberapa penyakit degenarif yang timbul dimasyarakat

terbanyak salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. (Kemenkes RI, 2015

dalam P2PTM, 2020).

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

ditandainya dengan hiperglikemi dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein yang terjadi karena kekurangan kerja dan sekresi insulin (Kemenkes,

2013). Gejala awal yang sering di temukan penderita diabetes mellitus itu sendiri

antara lain poliphagi (sering merasa lapar), polidipsi (rasa haus yang berlebihan),

poliuri (sering kencing), kesemutan, lemas, mata kabur, impotensi pada pria,

pruritus vulva pada wanita dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

sebabnya. (Kemenkes, 2013).

Diabetes Mellitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah bisa

dikendalikan melalui diet, olahraga dan obat-obatan. Kriteria nilai gula darah

1
2

dikatakan baik, jika gula darah puasa 80 lebih dari 100 mg/dL, gula darah 2 jam

setelah makan 80-144 mg/dL, A1C kurang 6,5%, kolesterol total kurang 200

mg/dL, trigliserida kurang 150 mg/dL, IMT 18,5-22,9 kg/m2 dan tekanan darah

kurang 130/80 mmHg menurut Internasional Diabetes Federation (IDF, 2013),

menyatakan bahwa penduduk dunia yang menderita Diabetes Mellitus sudah

mencapai sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka kematian sekitar 3,2 juta orang

(J Majority, 2015).

Faktor penyebab diabetes mellitus dilihat dari faktor keturunan, pola hidup

yang tidak baik, pola makan yang berubah, aktivitas yang kurang dan faktor

lingkungan seperti adanya fust food atau bisa dibilang makanan cepat saji yang

mampu mendorong masyarakat mengkonsumsi makanan tersebut secara

berlebihan, selain itu diabetes mellitus juga sangat berpotensi menimbulkan

komplikasi yang berat dan membuat penderita itu sendiri tidak mampu lagi

beraktivitas atau bekerja seperti biasa, memberikan beban bagi keluarganya, serta

merupakan penyakit yang paling merugikan dari segi ekonomi, karena memerlukan

perawatan dan pengobatan seumur hidup (Kwek, 2013).

Menurut International Diabetes Federasi (IDF) menyebutkan diabetes

mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah

tidak normal (IDF, 2013). Secara garis besar diabetes dibagi menjadi empat tipe.

Ada DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM Gestasional (Powers, 2013).

Menurut Word Health Organiztion (WHO), (2018) diabetes mellitus

merupakan penyakit atau gangguan metabolisme yang menandai dengan tingginya

kadar gula darah disertai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lipid
3

dan protein sebagai akibat dari fungsi insulin.

Angka kejadian Diabetes mellitus di dunia mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun ketahun (Kemenkes, 2018). Menurut Federasi Diabetes

International (2018) menyatakan bahwa 425 juta dari total populasi keseluruhan

dunia, atau sekitar 8,8%, diabetes menempati peringkat ke 6 dengan total lebih dari

10,7 juta orang.

Sedangkan Kemenkes (2019) mengemukakan di Indonesia berdasarkan

Riskesdas dari 2013 hingga 2018 prevalensi Diabetes melitus (DM) meningkat dari

6,9 persen menjadi 8,5 persen, yang artinya ada kurang 22,9 juta penduduk

prevalensi DM. Penderita Diabetes Mellitus menyebar di seluruh provinsi salah

satunya adalah jawa barat yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

mempunyai jumlah penderita DM yang cukup tinggi sekitar 1,3% dengan jumlah

418.110 (Riskesdas 2018).

Perlu disadari bahwa hidup dengan penyakit kronis seperti DM tipe 2 dapat

mempengaruhi kondisi psikologis bagi pasien. Respon emosional negatif terhadap

diagnosis bahwa seseorang mengidap penyakit ini dapat berupa penolakan atau

tidak mau mengakui kenyataan, cemas, marah, merasa berdosa, dan depresi

(Novitasari, 2012). Diantara kondisi-kondisi tersebut prevalensi yang tertinggi pada

pasien DM yaitu depresi. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Khan et al pada

tahun 2014 prevalensi depresi pada pasien diabetes melitus mencapai 60% (84). Hal

ini juga didukung pula oleh studi yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris

yang melaporkan bahwa prevalensi depresi pada pasien diabetes melitus tipe 2

berkisar 30-83%. Sebuah penelitian di salah satu Rumah Sakit.


4

Pendidikan di Irlandia Utara pada tahun 2012 menyebutkan bahwa dari 80

pasien diabetes melitus yang datang ke Bagian Endokrin, sebanyak 31 pasien

(38,8%) mengalami gejala depresi, 20 pasien (25%) mengalami depresi ringan, 10

pasien (12,5%) mengalami depresi sedang, dan 1 pasien (1,3%) mengalami depresi

berat (Matthew, 2012).

Depresi merupakan gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan

yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)

seseorang. Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang psikopatologis, kehilangan

minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya

keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah sedikit saja, dan berkurangnya

aktivitas. Depresi pada pasien diabetes terjadi akibat meningkatnya tekanan pasien

dari penyakit kronik. Depresi pada pasien diabetes lebih banyak dijumpai pada

perempuan, ras minoritas, tidak menikah, umur pertengahan, status sosial ekonomi

rendah dan tidak bekerja (Amir, 2011). Depresi yang terjadi diabetes melitus adalah

akibat dari faktor psikologis yang mengalami tekanan pada dirinya karena penyakit

yang di deritanya (Tarigan 2010).

Depresi meningkatkan resiko diabetes melitus melalui perilaku perawatan

diri yang buruk, misalnya merokok, makan berlebihan dan kurang aktivitas.

Perilaku buruk ini menimbulkan keadaan yang disebut kelebihan berat badan atau

obesitas. Obesitas merupakan keadaaan yang dihubungkan dengan resistensi insulin

yang merupakan awal dari diabetes melitus (Nurtanio dan Wangko, 2010).

Depresi pada pasien DM dapat meningkatkan insiden terjadinya komplikasi

baik macrovaskular maupun microvaskular, menurunkan kepatuhan pasien


5

terhadap pengobatan, menurunnya kualitas hidup sehinggga akan meningkatkan

resiko terjadinya mortalitas kardiovaskular. Dengan demikian, mendeteksi pasien

DM yang mengalami depresi berperan penting untuk meningkatkan kepatuhan

pasien terhadap pengobatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Pada

kenyataannya pasien DM yang datang ke dokter atau ke Rumah Sakit tidak

diketahui mengalami depresi sehingga tidak mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Hal ini tentu akan berdampak pada gagalnya monitoring terapi yang selanjutnya

mempengaruhi prognosis.

Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah pada penelitian ini

menggunakan sumber data artikel dan jurnal asli terdiri dari 15 jurnal, 5 jurnal

Internasional 10 jurnal Nasional, dengan metode Literature Review, yaitu

serangkaian kegiatan mengumpulkan data atau literatur untuk di jadikan landasan

kegiatan penelitian.

Berkaitan dengan fenomena-fenomena diatas, maka peneliti berkeinginan

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran Depresi Pada Pasien

Diabetes Mellitus : Literatur Review”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu

“Bagaimanakah Gambaran Depresi Pada Pasien Diabetes Mellitus : Literatur

Review?”
6

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui Gambaran Depresi Pada Pasien Diabetes Mellitus : Literatur

Review.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 KegunaanTeoritis

Studi literatur ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam

mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sangat

berguna dalam memberikan pelayanan keperawatan medikal bedah kepada

penderita diabetes melitus, dan memberikan manfaat sebagai bahan referensi

atau bacaan bagi pembaca untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut

terutama untuk penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan perawatan

dalam upaya pengendalian penyakit diabets militus.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Studi literatur ini dapat digunakan sebagai kajian dan evaluasi

terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada klien diabetes

militus terutama dalam hal penatalaksanaan pengelolaan pasien penderita

diabetes melitus yaitu tentang pentingnya pencegahan depresi sebagai upaya

pengendalian penyakit diabetes melitus sebagai cara yang optimal dalam

mengontrol tekanan darah pasien seterusnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes mellitus

2.1.1 Konsep Teori Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak

dapat memproduksi insulin atau ketika tubuh itu tidak dapatnya menggunakan

insulin secara efektif yang di produksi. Diabetes mellitus dapat menyebabkan

banyak komplikasi kesehatan yang serius termasuk gagal ginjal, penyakit jantung,

stroke dan kebutaan (Michael Dansinger, 2014).

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya

hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan atau kerja insulin,

sehingga terjadi abormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Secara

klinik Diabetes mellitus adalah sindroma yang merupakan gabungan kumpulan

gejala-gejala klinik yang meliputi aspek metabolik dan vaskuler yaitu hiperglikemi

puasa dan post prandial, aterosklerotik dan penyakit vaskuler mikroangiopati, serta

hampir semua organ tubuh akan terkena dampaknya (ADA, 2013).

Berdasarkan beberapa definisi para ahli tentang DM dapat diambil

kesimpulan bahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan

hormonal (dalam hal ini adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas) dan

melibatkan metabolisme karbohidrat dimana seseorang tidak dapat memproduksi

cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik.

7
8

2.1.2 Penyebab Diabetes Mellitus

Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan

insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya

jumlahnya cukup. Kekurangan insulin disebabkan terjadinya kerusakan sebagian

kecil atau sebagian besar sel-sel beta dalam kelenjar pankreas yang berfungsi

menghasilkan insulin (Retno novita, 2012).

Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus menurut (Maulana,M,

2010) yaitu:

a. Faktor keturunan atau genetic

Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan

ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih

besar terangsang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang

tidak menderita DM. para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan

penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki

menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak

yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

b. Virus dan bakeri

Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus

B4. Melalu mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini

mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang

melalui otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta.

Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli

kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.


9

c. Bahan toksik atau beracun

Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah

alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis

jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.

d. Nutrisi

Nutrisi yang berlebihan merupakan faktor resiko utama yang diketahui

menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi

yang berlebihan, semakin besar seseorang terjangkit DM.

e. Kadar kortikosteroid yang tinggi.

f. Kehamilan diabetes gestasional, yang akan hilang setelah melahirkan.

g. Obat-obatan yang dapat merusak pancreas.

h. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

2.1.3 Tipe-Tipe Diabetes Mellitus

1. Diabetes Mellitus Tipe 1

Banyak orang menyebutnya baby diabetes mellitus karena menjangkit

diabetes di masa anak-anak serta usia kurang dari 35 tahun. Dalam diabetes

mellitus tipe 1 ini, pankreas benar-benar tidak dapat menghasilkan insulin

karena rusaknya sel-sel beta yang ada dalam pankreas oleh virus atau

autoimunitas. Jadi, antibodi yang ada dalam tubuh manusia membunuh siapa

saja yang tidak dikenalinya termasuk zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh dia

anggap benda asing termasuk zat-zat penghasil insulin maka dari itu diabetes

mellitus tipe 1 disebut dengan IDDM atau insulin dependet diabetes mellitus

(NIDK, 2014).
10

2. Diabetes mellitus tipe 2

Ada dua bentuk diabetes mellitus tipe 2 yakni, mengalami sekali

kekurangan insulin dan yang kedua resistensi insulin. Untuk yang pertama

berat badan cenderung normal sedangkan yang kedua diabetes memiliki berat

badan yang besar atau gemuk. Diabetes mellitus tipe 2 ini disebut sebagai

peyakit yang lama dan tenang karena gejalanya yang tidak mendadak seperti

tipe 1, tipe 2 cenderung lambat dalam mengeluarkan gejala hingga banyak

orang yang baru mengetahui dirinya terdiagnosa berusia lebih dari 40 tahun.

Gejala-gejala yang timbul pun terkadang tidak terlalu nampak karena insulin

dianggap normal tetapi tidak dapat membuang glukosa ke dalam sel-sel

sehingga obat-obatan yang diberikan pun ada 2 selain obat untuk memperbaiki

resistensi insulin serta obat yang merangsang pankreas menghasilkan insulin

(NIDK, 2014).

Riwayat keturunan serta obesitas dianggap sebagai faktor pencetus

diabetes mellitus tipe 2 karena lemak-lemak yang ada dalam tubuh

menghalangi jalannya insulin apalagi di perburuk dengan kurangnya

melakukan olahraga. Dengan olahraga tubuh bisa menghasilkan HDL atau

sering disebut kolestrol baik.

Gejala yang Nampak pada tipe 2 adalah terdiagnosis lebih dari 40 tahun, tubuh

gemuk, dan gejala yang ada kronik (NIDK, 2014).

3. Gestational Diabetes Mellitus (GDM)

Diabetes mellitus tipe ini menjangkit wanita yang tengah hamil. Lebih

sering menjangkit dibulan ke enam masa kehamilan. Resiko neonatal yang


11

terjadi keanehan sejak lahir seperti berhubungan dengan jantung, sistem nerves

yang pusat, dan menjadi sebab bentuk cacat otot atau jika GDM tidak bisa

dikendalikan bayi yang lahir tidak normal yakni besar atau disebutnya

mekrosomia yaitu berat badan bayi diatas 4kg. Untuk mengendalikannya

diabetes harus mendapatkan pengawasan semasa hamil, sekitar 20-25% dari

wanita penderita GDM dapat bertahan hidup (Novita, 2012).

2.1.4 Gejala-Gejala Diabetes mellitus

Tiga hal yang tidak bisa di pisahkan dari gejala klasik diabetes mellitus adalah

polyuria (banyak kencing), polydipsia (banyak minum) dan polyphagia (banyak

makan) (Novita, 2012).

1. Polyuria

Hal ini berkaitan dengan kadar gula yang tinggi diatas 160-180

mg/dl maka glukosa akan sampai ke urin tetapi jika tambah tinggi lagi,

ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar

glukosa yang hilang. Ingat gula bersifat menarik air sehingga bagi

penderitanya akan mengalami polyuria atau kencing banyak.

2. Polydipsia

Di awali dari banyaknya urine yang keluar maka tubuh mengadakan

mekanisme lain untuk menyeimbangkannya yakni dengan banyak minum.

Diabetes akan selalu menginginkan minuman yang segar serta dingin unuk

menghindari dari dehidrasi.


12

3. Polyphagia

Karena insulin yang bermasalah, pemasukan gula kedalam sel-sel

tubuh kurang akhirnya energi yang dibentuk pun kurang. Inilah mengapa

orang merasakan kurangnya tenaga akhirnya diabetes melakukan

kompensasi yakni dengan banyak makan.

Untuk lebih jelasnya, tanda-tanda seseorang itu terkena atau

mengidap diabetes adalah sebagai berikut: Gejala diabetes tipe 1 muncul

serta tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan

genetik, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-

gejalanya antara lain (Maulana, 2010) yaitu:

1. Sering buang air kecil

2. Terus-menerus lapar dan haus

3. Berat badan menurun

4. Kelelahan

5. Penglihatan kabur

6. Infeksi pada kulit yang berulang

7. Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni

8. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun

Sedangkan gejala diabetes tipe 2 muncul secara perlahan-lahan sampai

menjadi gangguan yang jelas dan pada tahap permulaannya seperti gejala

diabetes tipe 1, yaitu:

1. Cepat lelah, kehilangan tenaga dan merasa tidak fit

2. Sering buang air kecil


13

3. Terus menerus lapar dan haus

4. Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya

5. Mudah sakit yang berkepanjangan

6. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi

prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan

remaja.

2.1.5 Patofisiologi

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang bersifat

kronik yang dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Diabetes mellitus disebabkan oleh sebuah ketidakseimbangan atau ketidak

adanya persediaan insulin atau tak sempurnanya respon seluler terhadap insulin

ditandai dengan tidak teraturnya metabolisme.

Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar

glukosa darah antara 80-140 mg/dl (euglikemia) dalam kondisi asupan

makanan yang berbeda – beda pada orang non diabetik kadar glukosa darah

dapat meningkat antara 120-140 mg/dl setelah makan (post prandial) namun

keadaan ini akan kembali menjadi normal dengan cepat. Sedangkan kelebihan

glukosa darah diambil dari darah dan disimpan sebagai glikogen dalam hati

dan sel – sel otot (glikogenesis). Kadar glukosa darah normal dipertahankan

selama keadaan puasa, karena glukosa dilepaskan dari cadangan – cadangan

tubuh (glikogenolisis) dan glukosa yang baru dibentuk dari trigliserida

(glukoneogenesis). Glukoneogenesis menyebabkan metabolisme meningkat

kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis) terjadi peningkatan


14

keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton didalam urine) dan

kadar natrium serta PH serum menurun yang menyebabkan asidosis (Price,

2010).

Resistensi sel terhadap insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel

menjadi menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi

(hiperglikemia). Jika hiperglikeminya parah dan melebihi ambang ginjal maka

timbul glikosuria. Glukosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang

meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi)

sehingga terjadi dehidrasi. Glukosuria menyebabkan keseimbangan kalori

negatif sehingga menimbulkan rasa lapar (polifagi) Selain itu juga polifagi juga

disebabkan oleh starvasi (kelaparan sel). Pada pasien DM penggunaan glukosa

oleh sel juga menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi menjadi

menurun sehingga tubuh menjadi lemah.

Hiperglikemia juga dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil (arteri

kecil) sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang yang

akan menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh . Karena suplai makanan dan

oksigen tidak adekuat mengakibatkan terjadinya infeksi dan terjadi ganggren

atau ulkus. Gangguan pembuluh darah juga menyebabkan aliran ke retina

menurun sehingga suplai makanan dan oksigen berkurang, akibatnya

pandangan menjadi kabur.

Akibat perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur dan

fungsi ginjal sehingga terjadi nefropati. Diabetes juga mempengaruhi saraf –


15

saraf perifer, sistem saraf otonom dan sistem saraf pusat sehingga

mengakibatkan neuropati (Price, 2010).

2.1.6 Diagnosis Diabetes Mellitus

Untuk mengetahui seseorang menderita penyakit diabetes mellitus atau

tidak dapat melakukan tes TTGO, yakni tes toleransi glukosa oral. Yang

dilakukian dengan cara (Novita, 2012). :

1. Puasa 10 jam, misalnya dari jam 21.00 sampai 06.00

2. Pagi hari mengambil darah

3. Minum larutan glukosa 75 gram dengan syarat tidak di perbolehkan makan

atau minum apa-apa.

4. Tunggu selama 2 jam kemudian pengambilan darah yang ke 2

Sementara hasilnya dapat berupa:

1. Kadar gula darah sesudah puasa selama 8-10 jam lebih dari 126 mg/dl.

2. TTGO kadar gula darah 2 jam sesudah minum 75 gram glukosa lebih dari

200 mg/dl.

2.1.7 Komplikasi Akibat Diabetes Mellitus

Komplikasi akibat diabetes mellitus dapat bersifat akut atau kronis.

Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau

menurun tajam dalam waktu relative singkat. Kadar glukosa darah bisa

menurun drastic jika penderita menjalani diet yang terlalu ketat. Perubahan

yang besar dan mendadak dapat merugikan. Komplikasi kronis berupa kelainan

pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, ginjal,

saraf, dan penyakit berat lainnya (Novita, 2012).


16

2.1.8 Pencegahan

Untuk mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi ini, sangat lah

penting perawatan non-farmakologi berikut ini (Maulana,M, 2010).

1. Menjaga agar kadar glukosa dalam darah tetap normal

2. Tidak merokok

3. Memakan-makanan yang seimbang, kadar lemak yang rendah, kadar garam

yang rendah, dan kadar serat yang tinggi

4. Berolahraga yang teratur, yang merupakan salah satu bagian yang terpenting

dalam pengelolaan diabetes. Ini akan membantu dalam usaha untuk

menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan terpakainya energi

(olahraga mungkin akan merendahkan kadar glukosa dalam darah selama

12-24 jam kemudian), menurunkan tekanan darah dan kadar kolestrol dalam

darah, jika sekiranya tinggi, memperbaiki peredaran darah dalam tubuh,

mengurangi stress, dan mengontrol berat badan.

2.2 Depresi

2.2.1 Pengertian Depresi

Menurut ilmu kesehatan jiwa (psikiatri), Depresi merupakan penyakit yang

bagian-bagiannya terdiri dari sindroma klinik. Sindroma klinik berkaitan dengan

gangguan alam perasaan, alam pikiran dan tingkah laku motoriknya yang menurun.

Pada keadaan depresi, seseorang merasa bahwa dirinya tidak hanya sedih,

perasaannya menjadi tidak senang dan murung. Merasa kasihan terhadap dirinya
17

sendiri. Jika dikaji secara seksama, tampil dengan ekpresi emosi dan wajah

kesedihan yang luar luar biasa sedihnya.

Dapat diduga, seseorang dengan gangguan atau penyakit depresi akan mudah

menangis, merasa tidak ada orang yang mampu menolongnya, hidupnya penuh

dengan ketiadaan harapan. Dalam keadaan lebih lanjut akan ditemukan sejumlah

gejala seperti pusing, tak mampu berkonsentrasi, sakit kepala, tegang, hilangnya

nafsu makan dan perasaan yang sama sekali tidak mengenakan (Ayub, 2011).

Depresi merupakan salah satu bentuk sindrom gangguan keseimbangan mood

(suasana perasaan) yang sangat umum terjadi. Memang tidak semua kondisi depresi

harus dikategorikan sebagai gangguan sakit. Ada yang pencetusnya jelas dan dapat

teratasi sendiri. Ada pula yang meski pun pencetusnya jelas namun gejala atau

sindrom depresinya berkepanjangan. Demikian dekatnya hal tersebut dengan

kehidupan sehari-hari, sehingga sering tidak dianggap sebagai suatu penyakit atau

kondisi sakit (Amir. N, 2011).

Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai oleh

kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya

gairah hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas (Reality Testing Ability /

RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of personality),

perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2011).

2.2.2 Faktor-Faktor Resiko

Faktor resiko yang menyebabkan depresi (Amir.N, 2011).

1) Jenis Kelamin
18

Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Ada dugaan bahwa wanita

lebih sering mencari pengobatan sehingga depresi lebih sering terdiagnosa.

Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa wanita lebih sering terpajan

dengan stresor lingkungan dan ambangnya terhadap stresor lebih rendah

bila dibandingkan dengan pria. Adanya depresi yang berkaitan dengan

ketidakseimbangan hormon pada wanita, misalnya adanya depresi prahaid,

post partum dan post menopause.

2) Usia

Depresi lebih sering terjadi pada usia muda. Umur rata-rata antara 20-

40 tahun. Faktor sosial sering menempatkan seseorang yang berusia muda

pada resiko tinggi. Predisposisi biologik seperti faktor genetik juga sering

memberikan pengaruh pada seseorang yang berusia lebih muda. Walaupun

demikian, depresi juga dapat terjadi pada anak-anak dan usia lanjut.

3) Status Perkawinan

Gangguan depresi mayor lebih sering di alami individu yang bercerai

atau berpisah bila dibandingkan dengan yang menikah atau lajang. Status

perceraian menempatkan seseorang pada resiko yang lebih tinggi untuk

menderita depresi. Hal yang sebaliknya dapat pula terjadi, yaitu depresi

menempatkan seseorang pada resiko diceraikan. Wanita lajang lebih jarang

menderita depresi dibandingkan dengan wanita menikah. sebaliknya, pria

yang menikah lebih jarang menderita depresi bila dibandingkan dengan pria

lajang. Depresi lebih sering pada orang yang tinggal sendiri bila

dibandingkan dengan tinggal bersama kerabat lain.


19

4) Geografis

Di negara maju, depresi lebih sering terjadi pada wanita. Penduduk

kota lebih sering menderita depresi dibandingkan dengan penduduk desa.

Depresi lebih tinggi dalam institusi perawatan bila dibandingkan dalam

masyarakat. Sekitar 10%-15% penderita dalam perawatan akut menderita

depresi mayor dan 20%-30% menderita depresi minor. Depresi di pusat

kesehatan masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.

5) Riwayat Keluarga

Riwayar keluarga yang menderita gangguan depresi lebih tinggi pada

subyek penderita depresi bila dibandingkan dengan kontrol. Begitu pula

riwayat keluarga bunuh diri dan menggunakan alkohol lebih sering pada

keluarga penderita depresi dari pada kontrol. Dengan perkataan lain resiko

depresi semakin tinggi bila ada riwayat genetik dalam kelurga.

6) Kepribadiaan

Seseorang dengan kepribadian yang lebih tertutup, mudah cemas,

hipersensitif, dan lebih bergantung pada orang lain lebih rentan terhadap

depresi.

7) Stresor Sosial

Stresor adalah suatu keadaan yang dirasakan sangat menekan

sehingga seseorang tidak dapat beradaptasi dan bertahan. Stresor sosial

merupakan faktor resiko terjadinya depresi. Peristiwa-peristiwa kehidapan

baik yang akut maupun kronik dapat menimbulkan depresi. Misalnya,

percekcokan yang hampir berlangsung setiap hari baik ditempat kerja


20

maupun dirumah tangga, kesulitan keuangan dan ancaman yang menetap

terhadap keamanan (tinggal didaerah yang berbahaya atau konflik) dapat

mencetuskan depresi.

8) Riwayat Lamanya Penyakit

Menderita penyakit berat yang lama dan hidup menderita dalam

jangka waktu yang lama.

2.2.3 Etiologi Depresi

Faktor penyebab terjadinya depresi menurut Kaplan dan Saddock (2011)

adalah:

1. Faktor Biologi

Norepinephrine dan serotonin adalah dua jenis neurotransmitter

yang bertanggung jawab mengendalikan patofisiologi gangguan alam

perasaan pada manusia. Gangguan depresi melibatkan keadaan patologi di

limbic system, basal ganglia dan hypothalamus. Limbic system dan basal

ganglia berhubungan sangat erat, hipotesa sekarang menyebutkan produksi

alam perasaan berupa emosi, depresi dan mania merupakan peranan utama

limbic system. Disfungsi hypothalamus berakibat perubahan regulasi tidur,

selera makan, dorongan seksual dan memacu perubahan biologi dalam

endokrin dan imunologik.

2. Faktor Genetika

Gangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar (adanya episode

manik dan depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja) memiliki
21

kecenderungan menurun kepada generasinya. Gangguan bipolar lebih kuat

menurun daripada unipolar. Sebanyak 50 % pasien bipolar memiliki satu

orang tua dengan alam perasaan/ gangguan afektif, yang tersering unipolar

(depresi saja). Jika salah satu orang tua mengidap gangguan bipolar maka

27 % anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Bila

kedua orang tua mengidap gangguan bipolar maka 75 % anaknya memiliki

resiko mengidap gangguan alam perasaan.

3. Faktor Psikososial

Peristiwa traumatik kehidupan dan lingkungan sosial dengan

suasana yang menegangkan dapat menjadi kausa gangguan neurosa depresi.

Sejumlah data yang kuat menunjukkan kehilangan orang tua sebelum

berusia 11 tahun dan kehilangan pasangan hidup dapat memacu serangan

awal gangguan neurosa depresi.

2.2.4 Tipe depresi

Kategorisasi depresi berdasarkan berat tidaknya gangguan menurut

(Amir.N, 2010) dibagi menjadi :

1. Depresi mayor

Mengindikasikan keadaan suasana ekstrem yang berlangsung

paling tidak selama dua minggu dan meliputi gejala-gejala kognitif

(perasaan tidak berharga dan tidak pasti) dan fungsi fisik yang terganggu.

2. Depresi Minor

Gangguan suasana perasaan yang melibatkan suasana perasaan

depresi yang terus menerus, yang disertai rasa harga diri yang rendah,
22

menarik diri, pesimisme, atau keputusasaan, dan berlangsung selama

paling sedikit dua tahun tanpa periode menghilangnya gejala selama lebih

dari dua bulan.

2.2.5 Gejala Klinis

Gejala utama pada gangguan depresif ringan, sedang dan berat, meliputi :

a. Afek depresif

b. Kehilangan minat dan kegembiraan (anhedonia)

c. Berkurangnya energi yang menyebabkan keadaan mudah lelah dan

terbatasnya aktifitas.

Gejala lainnya meliputi : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan

kepercayaan diri rendah, rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan pesimistik dan

suram mengenai masa depan, pikiran atau perbuatan yang membahayakan diri atau

bunuh diri, gangguan tidur dan hilangnya nafsu makan ( Davies & Craig, 2011).

Depkes (2012) Pada Episode depresi ringan, sedang dan berat, tanda dan

gejala meliputi :

1) Pada episode depresi ringan

a) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif

seperti tersebut di atas.

b) Di tambah sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala lainnya.

c) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

d) Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.

e) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang

dilakukannya.
23

2) Pada episode depresi sedang

a) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif

seperti tersebut diatas.

b) Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya.

c) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

d) Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.

e) Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan pekerjaan dan kegiatan

sosial dan urusan rumah tangga.

3) Pada episode depresi berat

a) Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada.

b) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa

diantaranya harus berintensitas berat.

c) Bila ada gejala penting (misalnya agitas atau retardasi psikomotor) yang

mencolok, maka penderita mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk

melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian

secara menyeluruh terhadap episode gangguan depresif berat masih dapat

dibenarkan.

d) Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2

minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan berlangsung sangat cepat,

maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kurun waktu

kurang dari 2 minggu.

e) Sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan atau rumah tangga kecuali pada tarif yang sangat terbatas.
24

Menurut Hawari (2011), gejala klinis depresi adalah sebagai berikut:

a) Afek diaforik yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak

semangat, merasa tidak berdaya.

b) Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan.

c) Nafsu makan menurun.

d) Berat badan menurun.

e) Konsentrasi dan daya ingat menurun.

f) Gangguan tidur : insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya

hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai

dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang

yang meninggal.

g) Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh atau lemah tak berdaya).

h) Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan

hobi, kreativitas menurun, produktivitas menurun.

i) Gangguan seksual (libido menurun).

j) Pikiran-pikiran tentang kematian, bunuh diri.

2.2.6 Penyebab Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus

Semakin lama menderita penyakit DM, maka akan terjadi komplikasi yang

semakin berat. Komplikasi kronis biasanya menampakkan diri setelah 10-15

tahun sejak diagnosis diabetes atau bisa juga sebelum diagnosis DM

ditegakkan sudah terdapat komplikasi. Komplikasi dapat menyebabkan

kerusakan syaraf, meingkatnya kekentalan darah, dan gangguan

metabolisme lemak.
25

Diabetes yang tidak terkontrol, mengacu pada kadar glukosa yang melebihi

batasan target dan mengakibatkan dampak jangka pendek langsung

(dehidrasi, penurunan BB, penglihatan buram, rasa lapar) serta jangka

panjang (kerusakan pembuluh darah mikro dan makro). Faktor yang

berpengaruh terhadap kejadian DM tipe-II diantaranya genetik, umur,

riwayat lahir dengan BBLR. Serta faktor yang meningkatkan risiko penyakit

yakni aktivitas fisik atau gaya hidup, pola makan, hipertensi, dislipidemia,

diet tidak sehat dan stress. DM dapat diperparah dengan komplikasi yang

dapat mengakibatkan timbulnya depresi pada penderita. Depresi dapat

mempengaruhi kadar gula dalam darah. Dampak yang ditimbulkan dari

depresi yakni naiknya gula darah disebabkan meningkatnya glikogenolisis

dihati dan peningkatan glukagon terhambat pengambilan glukosa oleh otot

dan berkurangnya pembentukan insulin pankreas.

Terdapat beberapa faktor risiko depresi diantaranya genetika (riwayat

penyakit depresi pada keluarga), kerentanan psikologis (pola pikir negatif,

kesepian, pengalaman hidup yang menekan), lingkungan yang menekan dan

kejadian dalam hidup (trauma pada masa kanak-kanan, perceraian, masalah

ekonomi, pekerjaan, kurangnya dukungan sosial, menderita penyakit berat

yang lama dan hidup menderita dalam jangka waktu yang lama), faktor

biologis (depresi pasca melahirkan atau terkena infeksi virus).

2.2.7 Depresi pada pasien Diabetes mellitus

Dibandingkan dengan penderita penyakit lainnya, penderita diabetes mellitus

berisiko lebih banyak dan jauh lebih besar terhadap gangguan depresi. Diabetes
26

mellitus dan depresi mempunyai hubungan sebab akibat. Pertama, depresi akan

lebih parah dua kali lipat jika diderita oleh seseorang dengan riwayat diabetes

mellitus tersebut. Kedua, prevalensi depresi mungkin lebih tinggi pada pasien

diabetes mellitus yang memiliki komplikasi ganda. Depresi pada pasien diabetes

sering tidak terdeteksi dan juga depresi tersebut penghalang utama terhadap

manajemen diabetes yang efektif seperti menurunnya kepatuhan mengikuti restriksi

diet, kepatuhan minum obat, dan monitoring gula darah. Hal tersebut akan

menyebabkan diabetes tidak terkontrol (Esther Shalani A/P John 2016).

Resiko depresi pada penderita diabetes mellitus disebabkan oleh stresor

psikososial kronik karena menghidap penyakit kronik. Sebaliknya depresi dapat

menjadi faktor resiko diabetes mellitus. Mekanisme yang mendasari depresi yang

menjadi belum jelas. Secara teori, hal ini diakibatkan dari proses peningkatan

sekresi dan aksi hormon kontraregulasi, perubahan fungsi transport glukosa, dan

peningkatan aktivasi inflamasi. Kejadian cemas dan depresi itu sendiri pada pasien

diabetes mellitus wanita lebih banyak pria. Wanita dengan diabetes mellitus

memiliki kontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol darah yang lebih

buruk daripada penderita diabetes mellitus pria. Oleh karena itu, resiko komplikasi

hingga kematian akibat diabetes mellitus pada wanita lebih tinggi daripada pria

(Rivandi Arief Harista, Rika Lisiswanti 2015).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian menggunakan Literature Review yaitu penelitian dengan

menggunakan sumber data asli atau disebut juga dengan penelitian kepustakaan

yang merupakan suatu rangkaian kegiatan mengumpulkan data atau literatur untuk

dijadikan landasan penelitian (Siregar & Harahap, 2019). Penelitian ini

menggunakan literature review pendekatan systematic yang berarti menganalisis

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terhadap topik yang sudah di tentukan

oleh peneliti. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti merasa penting untuk

melakukan literatur review tentang gambaran depresi pada pasien Diabetes Melitus.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau nilai orang objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2018). Variabel yang digunakan dalam

penelitian hanya terdiri dari satu variabel saja karena penelitian literatur yang

bersipat deskriptif. Maka variable dalam penelitian ini adalah gambaran depresi

pada pasien Diabetes Melitus.

27
28

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2012). Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah jurnal Nasional dan Internasional yang berkaitan dengan

gambaran depresi pada pasien Diabetes Melitus yang terdapat pada google

schoolar. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 34670 jurnal yang terdiri

dari jurnal nasional sebanyak 5270 dan jurnal internasional sebanyak 34670.

3.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah sebuah teknik untuk menentukan pengambilan

sample. Teknik sampling ini dilaksanakan dengan tujuan agar sampel yang diambil

bersifat representatif (mewakili) dari populasinya, sehingga informasi yang akan

diperoleh informasi cukup untuk mengestimasi populasinya (Masturoh & Anggita

T., 2018).

Teknik yang digunakan adalah Non Probability Sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan keseluruhan objek atau elemen dalam populasi dan

tidak memiliki kesempatan sama untuk dipilih sebagai sampel. Hasil penelitian

tidak dijadikan untuk melakukan generalisasi. Jenis teknik sampling Non

Probability Sampling yang diambil adalah teknik Purposive Sampling, yaitu

merupakan cara pengambilan sampel dengan memilih subjek berdasarkan pada

karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik

populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Masturoh & Anggita T., 2018).
29

Berdasarkan karakteristik populasi yang sebelumnya maka ditetapkan kriteria

inklusi dan juga kriteria eklusinya sebagai berikut :

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Jurnal yang berkaitan dengan depresi pada pasien diabetes mellitus

b. Jurnal Nasional maupun Internasional yang diterbitkan dalam rentang

waktu 10 tahun terakhir (2010-2020).

c. Jurnal Nasional dan Internasional dengan kategori sudah terindeks secara

resmi (ISSN, e-ISSN atau DOI).

d. Artikel dapat diakses sepenuhnya (full text).

3.3.2.2 Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang sesuai

dengan kriteria inklusi tetapi yang tidak dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

a. Jurnal yang tidak Full texs

b. Jurnal yang tidak berkaitan dengan judul yang tidak diambil.

3.3.3 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari karakteristik dan volume yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan diambil kesimpulan. (Masturoh &

Anggita T., 2018). Adapun Sampel pada penelitian ini yaitu 15 jurnal yang terdiri
30

dari 5 jurnal internasional dan 10 jurnal nasional yang berkaitan dengan gambaran

depresi pada pasien Diabetes Melitus.

3.4 Tahapan Literature Review

3.4.1 Merumuskan Masalah

Penelitian ini mengkaji permasalahan melalui jurnal-jurnal penelitian

Nasional dan Internasional yang berasal dari laporan hasil penelitian. Masalah

pada penelitian ini adalah gambaran depresi pada pasien Diabetes Melitus:

literatur review

3.4.2 Mencari dan Mengumpulkan Data/Literature

Tahapan yang dilakukan dalam pencarian literature adalah sebagai

berikut :

3.4.2.1 Menetapkan Kata Kunci (Key Word)

Keyword digunakan untuk mempermudah melakukan pencarian

sesuai dengan yang dinginkan peneliti. Adapun keyword ,dalam

penelitian adalah “depresi” dan “diabetes mellitus” atau kata kunci dalam

bahasa Inggris”depression” dan “diabetes mellitus”.

3.4.2.2 Menetukan PICO

Menggunakan metode pencarian dengan format PICO (Population,

Intervention, Comparison, Outcome) untuk menunjang sesuai point (a)

diatas.
31

Table 3.1
Metode PICO
Gambaran Depresi Pada Pasien Diabetes Mellitus: Literature
Review

PICO
P : Problem/Population depresi, depression.
Populasi dan masalah yang
spesifik dalam jurnal tersebut
I : Intervention Tidak ada intervensi
Intervensi atau perlakuan yang
dilakukan pada populasi tersebut
C : Comparison Tidak ada intervensi
Perbandingan intervensi yang pembanding
pernah dilakukan pada populasi
tersebut
O : Outcome Tidak ada outcome
Hasil yang didapatkan dari
jurnal/penelitian tersebut dan
diimplikasinya pada ilmu
keperawatan

3.4.2.3 Menentukan Teknik Pencarian di Gunakan

Menentukan tehnik pencarian dengan menggunakan buku secara

manual atapun menggunakan internet. Adapun dalam penelitian ini peneliti

menggunakan mesin pencarian data base dari Google Schoolar.

.
32

3.4.2.4 Menggunakan Boolean Operator untuk strategi Pencarian Data

Menggunakan Boolean Operator dalam strategi pencarian literature.

Adapun tehnik Boolean Operator yang digunakan dalam pencarian literatur

ini adalah menggunakan tanda “..” dan AND. Penggunaan tanda boolean

operator digunakan saat mencari kata.

Penggunaan tanda boolean operator digunakan saat mencari kata.

Kata yang digunakan dalam bahasa inggris adalah AND, depression OR

diabetes mellitus.

3.4.2.5 Menetapkan Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Jurnal yang digunakan pada studi literatur ini pada kriteria inklusi

penulis mengambil jurnal full teks dari google scholar dan terbitan 10 tahun

kebelakang (rentang 2010-2020) dengan ketentuan setiap variabel

tercantum dalam jurnal tersebut. Adapun kriteria ekslusi pada studi litertur

ini adalah jurnal-jurnal yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan judul

yang diteliti tidak full teks dan terbitannya lebih dari atau kurang dari 10

tahun terakhir.

3.4.2.6 Melakukan Citation

Citation dilakukan terhadap artikel yang digunakan Metode citation

style yang bisa digunakan sesuai panduan. Adapun citation yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan APA (American

Psychological Association) Style Edisi 6.


33

3.4.2.7 Mengevaluasi Kelayakan Data/Literature

Evaluasi kelayakan artikel atau data pada sebuah penelitian dengan metode

Literature Review adalah dengan penilaian pada sumber data artikel/jurnalnya yang

layak dengan menggunakan Critical Appraisal.

Critical Appraisal adalah proses sistematis untuk menguji validitas, hasil

dan relevansi dari sebuah bukti ilmiah (hasil penelitian) sebelum digunakan untuk

mengambil keputusan (Mendrofa, 2010). Critical Appraisal dalam penelitian ini

menggunakan Instrumen JBI (Joanna Briggs Institude) dengan jenis Cheklist for

Analitical Cross Sectional Studies yang terdiri dari 8 pertanyaan, JBI Instrumen ini

betujuan untuk skimming dan screening artikel/jurnal yang diambil yang kemudian

nanti diharapkan dapat memperoleh hal penting dari setiap literature yang diambil,

juga sebagai pemisah antara artikel yang dianggap relevan dan tidak relevan,

setelah dilakukan semua tahapannya, peneliti menganggap bahwa artikel yang

diambil telah relevan. Lalu, peneliti merangkum dari artikel terkait mulai dari

penulis, tanggal dan tahun publikasi, no jurnal, desain dan metode penelitian,

parameter yang diukur. Hasil penelitian dan kesimpulan yang dibuat dalam bentuk

table untuk mempermudah proses analisa.

3.5 Analisa Data

Analisa data adalah mengolah data yang telah terkumpul dengan

menggunakan rumus atau aturan yang sesuai dengan desain penelitian yang

digunakan sehingga diperoleh suatu kesimpulan (Arikunto, 2010).


34

Analisa data yang digunakan pada literature review merupakan hasil dari

evaluasi kelayakan data. Data disajikan berupa prisma flow diagram yang akan

disajikan seperti pada bagan 3.2 dibawah ini :

Bagan 3.2
Analisa Data
Gambaran Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus (Literature Review)

Hasil pencarian jurnal pada situs


Google Scholar secara keseluruhan (Jurnal Nasional + Jurnal
International) (n= 34.670)

Screening :
screening 1. Rentang waktu 10 tahun terakhir
(n= 5.175) (2010-2020)
2. Jurnal nasional dan intenasional

Jurnal yang
dapat di akses
full text
(n=912)

Kriteria Inklusi :
1. Jurnal nasional dan internasional
Jurnal yang yang berkaitan dengan depresi pada
sesuai dengan pasien DM
kriteria inklusi 2. Jurnal yang terindeks
(n= 15) ISSN,ISBN,dan DOI
3. Jurnal yang di terbitkan dalam
rentang 10 tahun terakhir (2010-
2020)

Jurnal yang Uji kelayakan menggunakan


sesuai dengan Iinstrumen Joanna Briggs Institute
JBI score JBI Critical Appraisal Tools Checklist
(n= 15) for Analytical Cross Sectional Studies
35

Adapun langkah ketika mencari artikel terkait, pertama peneliti melakukan

pencarian dan identifikasi jurnal didata base yang dipilih adalah Google Schoolar,

dengan pencarian menggunakan bahasa inggris, peneliti menuliskan “depression

AND, diabetes mellitus. Dan dalam bahasa Indonesia peneliti melakukan pencarian

dengan menuliskan kata “Depresi”, “diabetes melitus”. Tahap selanjutnya

dilakukan skrining terhadap artikel tersebut dengan kriteria : jurnal yang berkaitan

dengan depresi pada pasien diabetes melitus, jurnal nasional maupun internasional

yang diterbitkan dalam rentang waktu 10 tahun terakhir (2010-2020), jurnal

nasional dan internasional dengan kategori sudah terindeks secara resmi dan artikel

full text. Setelah dilakukan skrining, lalu selanjutnya melakukan eligibity atau

memfokuskan dan melihat seberapa layaknya jurnal tersebut untuk diteliti, dan

didapatlah artikel yang dipilih sesuai dengan kesamaan setiap tujuan peneliti yaitu

mengetahui Hubungan lamanya menderita diabetes mellitus dengan tingkat depresi.

Tahap selanjutnya dari artikel yang akan digunakan dengan ketentuan masuk untuk

dijadikan bahan penelitian.

3.6 Etika Penelitian

Etika membantu manusia untuk melihat atau menilai secara kritis moralitas

yang dihayati dan dianut oleh masyarakat. Etika juga membantu dalam

merumuskan pedoman etis atau norma-norma yang diperlukan dalam kelompok

masyarakat. Etik penelitian sendiri merupakan prinsip-prinsip etis yang ditetapkan

dalam kegiatan penelitian dan proposal penelitian sampai dengan publikasi hasil

penelitian (Notoadmojo, 2014). Adapun aspek etik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :


36

1. Misconduct

Peneliti tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan penipuan dalam

proses penelitian.

2. Reseacrh Fraud

Peneliti dilarang untuk memalsukan data, terutama pada kuisioner

penelitian.

3. Plagiarism

Peneliti tidak diperbolehkan melakukan tindakan pemalsuan hasil

penelitian, juga mengutip sumber tanpa memberikan keterangan sumber.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.8.1 Lokasi Penelitan

Data penelitian ini peneliti akses dari paper jurnal internasional dan

nasional yang diakses dari aplikasi pencarian internet yaitu mealalui Google

Scholar.

3.8.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini dimulai Juli

sampai dengan Agustus 2020.


BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN JURNAL

4. 1 Hasil Analisis Jurnal


Hasil penelitian ini diperoleh dari beberapa tahapan literature review. Peneliti melakukan pencarian data literature di aplikasi

pencarian google scholar. Pencarian data dimulai pada bulan Juni hingga bulai Agustus 2020. Hasil jurnal yang diperoleh secara

keseluruhan yaitu 34670 jurnal yang terdiri dari junal nasional sebanyak 5270 dan jurnal internasional sebanyak 29400 jurnal.

Kemudian peneliti melakukan screening jurnal untuk membatasi hasil pencarian dengan terbitan jurnal rentang waktu 10 tahun

terakhir (2010-2020), sehingga didapatkan 5175 jurnal. Kemudian jurnal dilakukan pemilahan kembali berdasarkan jurnal yang dapat

diakses penuh (full text ) dengan hasil 912 jurnal. Tahapan selanjutnya yaitu memilih jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi yang

sudah ditetapkan, sehingga didapatkan 15 jurnal dengan rincian 10 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional dan telah dievaluasi

kelayakan data menggunakan instrumen JBI Critical Appraisal Tools Checklist for Analytical Cross Sectional Studies yang terdiri dari

8 pertanyaan. Adapun rincian penilaian kritis dari 15 jurnal yang diambil, secara terperinci dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

37
38

TABEL 4.1
Penilaian Kritis Jurnal Tentang Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus

NO JUDUL JURNAL PENULIS DESAIN RESPON PROSEDUR HASIL PENELITIAN


DEN
JURNAL NASIONAL
1 HUBUNGAN DEPRESI DAN Atyanti Isworo Analitic- 166 Sampel diambil Karakteristik dari 166 responden
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP Saryono Correlation responden menggunakan Purposive meliputi: lebih setengah jumlah pasien
KADAR GULA DARAH PADA PASIEN sampling pada 116 DIABETES MELITUS adalah wanita
DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD responden dengan (59%), sebanyak 57,8% mempunyai
SRAGEN menggunakan kuesioner tingkat pendidikan rendah, status
pernikahan yang menikah lebih banyak
(54,8%), sebagian besar responden
mempunyai status ekonomi tinggi
(78,3%). Sebagian besar responden
juga mengalami depresi (65,7%),
sebanyak52,4% dengan dukungan
keluarga non suportif. Terdapat
hubungan yang bermakan antara
depresi dengan kadar gula darah
(p=0,0005); dukungan keluarga dengan
kadar gula darah (p=0,0005).
Dukungan keluarga merupakan faktor
yang paling dominan pengaruhnya
terhadap kadar gula darah (OR=9,758).
2 Faktor yang berperan terhadap depresi, Lusiana metode 5 Teknik sampling yang Berdasarkan analisis yang dilakukan
kecemasan dan stres pada pasien diabetes Bintang kualitatif responden digunakan dalam penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan
melitus tipe 2: studi kasus puskesmas Siregar deskriptif ini adalah purposive sementara dari hasil penelitian ini yaitu
kecamatan gambir jakarta pusat Lidia Laksana sampling dengan kriteria pertama kelima Partisipan mengalami
Hidajat partisipan yaitu berada pada depresi terkait dengan penyakit
rentang usia 45-60 tahun, diabetes melitus tipe 2 yang
telah melakukan dideritanya. Gejala depresi yang
pengobatan diabetes melitus terlihat hampir sama di antara kelima
39

tipe 2 minimal selama enam partisipan, yaitu, merasa kurang


bulan dan memiliki percaya diri, merasa kurang berharga,
keinginan untuk terlibat merasa sedih, mudah marah, ada
dalam penelitian. perasaan bersalah. Selain itu partisipan
Berdasarkan kriteria juga mengalami kesulitan tidur di
tersebut didapatkan lima malam hari, sering melamun dan
partisipan dalam penelitian menangis memikirkan kondisi fisik dan
ini. Alat ukur menggunakan masa depannya.
kuesioner DASS.
3 GAMBARAN TINGKAT DEPRESI Livana PH Penelitian ini 21 Penelitian ini dilaksanakan Terdapat 21 responden (57,0%)
PASIEN DIABETES MELLITUS DI Indah Permata merupakan responde di wilayah kerja Dokter normal atau tidak mengalami
KABUPATEN KENDAL Sari penelitian n keluarga Djazariyah depresi, 10 responden (27,0%)
Hermanto kuantitatif Kabupaten Kendal. mengalami depresi ringan, dan 6
yang bersifat Pemilihan tempat penelitian
responden (16,0%) mengalami
deskriptif. ini berdasarkan adanya
kelompok Prolanis pasien depresi sedang.
DIABETES MELITUS Hal tersebut dapat diketahui dari
yang mengadakan kegiatan pertanyaan kuesioner DASS yang
rutin setiap satu bulan telah digunakan dalam penelitian
sekali, sehingga ini, yaitu sebanyak 100% pasien
memudahkan peneliti untuk DIABETES MELITUS merasa
bertemu dan melakukan bahwa hidupnya berarti. Sebagian
penelitian dengan pasien besar yaitu sebanyak 86,4% pasien
DIABETES MELITUS DIABETES MELITUS tidak dapat
tersebut. Alat ukur
merasakan kenikmatan dari
kuesioner DASS
berbagai hal yang dilakukan.
4 HUBUNGAN KEPUTUSASAAN Rika Sarfika Penelitian 122 Teknik sampling yang Hasil penelitian memperlihatkan
DENGAN DEPRESI PADA PASIEN ini responden digunakan purposive bahwa hampir dari separuh pasien
DIABETES MELITUS DI PADANG merupakan random sampling. Alat diabetes melitus mengalami depresi
penelitian ukur yang digunakan ringan (43.4%). Gejala-gejala depresi
yang dialami oleh responden dalam
analitik adalah kuesioner SDS
penelitian ini berupa sering mengalami
dengan gangguan tidur, kadang-kadang
pendekatan
40

cross- 5merasa hidup tidak bahagia lagi,


sectional kadang-kadang merasa sedih, sering
study tidak menjaga pola makan, sering
merasa lelah, dan kadang-kadang
berfikir untuk bunuh diri. Hal ini
didukung oleh penelitian (Khan et al.,
2019) bahwa sebagian besar responden
diabetes mengalami depresi minimal
(56,7%), 22,1% depresi ringan, dan
8,2% mengalami depresi sedang.
5 HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN Sofiyah Deskriptif 51 Subjek penelitian ini adalah Hasil analisis dengan uji korelasi
DIRI DENGAN DEPRESI PADA PASIEN corelation responden pasien Diabetes Melitus product moment diperoleh rᵪᵧ sebesar –
DIABETES MELITUS (TIPE II) sebanyak 51 orang dan tidak 0,283 (p<0,05). Hal ini menunjukan
ditentukan umur. Alat adanya hubungan negatif yang sangat
pengumpulan data signifikan antara penerimaan diri
menggunakan skala yaitu dengan depresi pada pasien diabetes
Skala Penerimaan Diri dan mellitus, hipotesis yang diajukan dalam
Skala Depresi. penelitian ini dapat diterima. Koefisien
determinasi (R²) yang diperoleh =
0,080, artinya penerimaan diri dalam
penelitian ini mampu memberikan
sumbangan sebesar 8,0% terhadap
depresi pada pasien diabetes mellitus.
Hal ini sekaligus menegaskan pengaruh
variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini sebesar 92%.
6 Hubungan antara kendali gula darah yang Hendra Cipta Deskriptif 30 Pengambilan sample Pada penelitian ini didapatkan dari total
buruk dan depresi pada pasien diabetes Wira Gotera corelation responden dengan cara consecutive 30 pasien DIABETES MELITUS yang
melitus sampling. Alat ukur yang terkontrol hanya sebanyak 23,3% atau
digunakan berupa kuesioner 7 pasien yang mengalami depresi dan
HDRS 76,7% atau 23 pasien yang tidak
mengalami depresi. Pada kelompok
DIABETES MELITUS yang tidak
terkontrol mengalami depresi sebanyak
41

15 pasien atau sebesar 50% dan yang


tidak mengalami depresi sebanyak 15
pasien atau sekitar 50%. Chi-Square
menunjukkan hubungan bermakna
antara DIABETES MELITUS tidak
terkontrol dengan kejadian depresi (p =
0,032; OR 3,28; IK95% 1,085 – 9,952).
7 Tingkat Depresi dan Kontrol Kadar Gula Mutiara Metode 90 Penentuan puskesmas yang Tingkat depresi responden dinilai
Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Kartiko Putri penelitian responden diteliti menggunakan teknik melalui wawancara terstruktur
Tipe 2 di Bandar Lampung TA Larasati yang cluster sampling dengan menggunakan kuesioner Beck
Dian Isti digunakan kriteria jumlah pasien Depresson Inventory-II dalam bahasa
Angraini adalah diabetes melitus tipe 2 Indonesia. Kuesioner tersebut telah
observasiona terbanyak. Pengambilan diuji validitas kembali dengan nilai
l dengan sampel dilakukan dengan Chronbach alfa 0,845. Hasil penelitian
pendekatan teknik consecutive terdapat 90 responden (78,26%)
cross sampling. Alat ukur yang mengalami depresi minimal, 11
sectional. digunakan berupa kuesioner responden (9,57%) mengalami depresi
ringan, 8 responden (6,95%)
mengalami depresi sedang dan hanya 6
responden (5,22%) mengalami depresi
berat. Sebanyak 62 responden memiliki
kadar gula darah puasa tidak terkontrol
(53,9%). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar pasien diabetes
melitus tipe 2 di Bandar Lampung
mengalami depresi minimal ringan dan
memiliki kadar gula darah yang tidak
terkontrol.
8 Peran Faktor-faktor Psikologis terhadap Jenita DT Penelitian ini 248 sampel diambil pada satu Hasil uji parameter estimasi, terdapat
Depresi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Donsu Menggunaka responden titik waktu yang sama, juga peran langsung antara dukungan sosial
2 M. Noor n cross- memberi kemudahan terhadap optimisme (0,717), resiliensi
Rochman sectional kepada peneliti dalam (0,811), harga diri (0,269) serta depresi
Hadjam, design mendeskripsikan (-0,210) dan peran tidak langsung
karakteristik sebuah terhadap depresi (-0,397). Artinya,
42

Rahmat populasi dan temuan- semakin tinggi dukungan sosial akan


Hidayat temuan korelasional yang semakin optimis dan resilien, serta
Ahmad Husain dapat diprediksi. harga diri makin tinggi pula optimis
Asdie Pengumpulan data dan resiliensinya. Pada sisi lain, peran
menggunakan skala harga diri terhadap depresi
persepsi dukungan sosial, menunjukkan koefisien negatif.
optimis-me, resiliensi dan Semakin tinggi harga diri yang dimiliki
harga diri dengan daya beda pasien DIABETES MELITUS-2,
lebih besar dari 0,30 dan semakin rendah tingkat depresinya.
reliabilitas lebih besar dari
0,871. Teknik analisis
statistik yang digunakan
adalah persama-an
struktural atau Structural
Equation Modeling (SEM)
dengan bantuan Program
AMOS 18.
9 Pengaruh Intervensi Doa dan Dzikir Al - Shanti Quasy 34 Jumlah sampel 34 Terdapat pengaruh doa dan dzikir al -
Ma’tsurat terhadap Skor Depresi pada Wardaningsih experiment responden responden terdiri dari 17 ma’tsurat terhadap skor depresi pasien
Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Dian Pepriana with (Non responden kelompok diabetes melitus. hasil paired T-test
Mlati Widyaningru Equivalent kontrol dan 17 responden kelompok kontrol nilai p value =0,350
m Control kelompok intervensi dengan tidak terdapat pengaruh signifikan.
Group) teknik Purpossive Samping Sedangkan kelompok intervensi nilai p
Pretest untuk menentukan value=0,000, menunjukkan adanya
Posttest. kelompok kontrol dan pengaruh intervensi doa dan dzikir al -
intervensi dengan ma’tsurat. Analisa dengan
menggunakan intervensi menggunakan Independent T-test,
doa dan dzikir Al-Ma’tsurat. didapatkan p value =0,000 pada post-
Data diuji dengan uji test kedua kelompok menunjukkan
parametrik Paired T-test dan perbedaan secara signifikan. Hasil dari
Independent T-test. penelitian ini dapat digunakan sebagai
asuhan keperawatan holistik dalam
penanganan depresi pasien diabetes
melitus.
43

10 PENGARUH PELATIHAN PANCA Ketut Dian Desain 15 Teknik sampling yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CARA TEMUAN MAKNA TERHADAP Wahyuni penelitian ini responden digunakan adalah purposive tingkat depresi subyek penelitian
PENURUNAN TINGKAT DEPRESI I Wayan adalah pre- sampling dan sampel sebelum diberikan perlakuan sebagian
PADA PASIEN DIABETES MELITUS Candra experimental sebanyak 15 orang. Alat besar dalam tingkat depresi sedang
dengan ukur menggunakan sebanyak 11 orang (73,3%), setelah
rancangan kuesioner diberikan perlakuan sebagian besar
one group dalam tingkat depresi ringan sebanyak
pre-post test 8 orang (53,3%), dan pelatihan panca
design. cara temuan makna berpengaruh
terhadap penurunan tingkat depresi
pada subyek penelitian dengan
p=0,001. Ada pengaruh yang signifikan
(p=0,001) pelatihan panca cara temuan
makna terhadap penurunan tingkat
depresi pada pasien diabetes melitus di
UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2019.
JURNAL INTERNASIONAL
11 Diabetes Distress but Not Clinical LAWRENCE Deskriptif 506 Dalam studi non-intervensi, Ketiga variabel afektif itu saling
Depression or Depressive Symptoms Is FISHER, PHD correlation responden kami menilai 506 pasien berhubungan, meskipun hubungannya
Associated With Glycemic Control in Both JOSEPH T. with cross- diabetes tipe 2 untuk MDD antara gejala depresi dan tekanan
Cross-Sectional and Longitudinal Analyses MULLAN, sectional
(Composite International diabetes lebih besar dari hubungan baik
PHD
PATRICIA Diagnostic Interview), dengan MDD. Dalam cross-sectional
AREAN, PHD untuk depresi gejala (Pusat MLM, hanya diabetes yang tertekan
RUSSELL E. Studi Epidemiologis- tetapi tidak MDD atau depresi gejala
GLASGOW, Depresi), dan untuk tekanan secara signifikan dikaitkan dengan
PHD diabetes (Diabetes Distress A1C. Tidak satu pun dari ketiga
DANIELLE Scale), bersama dengan variabel afektif itu dihubungkan
HESSLER,
manajemen diri, stres, dengan A1C dalam analisis prospektif.
PHD
UMESH demografi, dan status Hanya pasien diabetes yang
MASHARAN diabetes, pada awal dan 9 menunjukkan tanda waktu yang
I, MD dan 18 bulan kemudian. signifikan hubungan dengan A1C
Menggunakan multilevel
44

modelling (MLM), kami


menjelajahi hubungan
cross-sectional dari ketiga
variabel afektif dengan
A1C, yaitu hubungan
prospektif variabel dasar
dengan perubahan A1C dari
waktu ke waktu, dan
hubungan waktu-konkordan
dengan A1C.

12 Collaborative care for comorbid depression Evan Atlantis metode 3451 Data rata-rata perbedaan Tujuh RCT disertakan untuk ulasan
and diabetes: a systematic review and meta- Paul Fahey meta-analisis responden dalam depresi dan hasil yang dilaporkan efek pada hasil
analysis Jann Foster glikemik adalah diekstraksi depresi pada 1895 peserta, dan kadar
dan dikumpulkan dan hemoglobin terglikasi (HbA1c) pada
dianalisis menggunakan 1556 peserta Perawatan kolaboratif
metode meta-analisis. Uji meningkat secara signifikan skor
coba terkontrol secara acak depresi (perbedaan rata-rata
(RCT) pada perawatan terstandarisasi adalah .30.32 (95% CI
kolaboratif (yaitu, −0.53 hingga −0.11); I2 = 79%) dan
terkoordinasi model Tingkat HbA1c (perbedaan rata-rata
perawatan multidisiplin) tertimbang adalah .30,33% (95% CI
untuk depresi itu −0.66% hingga −0.00%); I2 = 72,9%)
melaporkan efek pada dibandingkan dengan kondisi kontrol.
depresi dan glikemik hasil Remisi depresi tidak memprediksi
pada orang dewasa dengan kontrol glikemik yang lebih baik di
komorbid yang relevan seluruh studi.
45

secara klinis depresi dan


diabetes memenuhi syarat.

13 The Relationship Between Food Insecurity Julie Deskriptif 463 Analisis sekunder data Prevalensi kerawanan pangan adalah
and Depression, Diabetes Distress and Silverman, correlations responden dasar dari Per Dukungan 47,4%. Tes Chi-square
Medication Adherence Among Low- MD, MPH untuk Mencapai mengungkapkan peserta dengan
Income Patients with Poorly-Controlled James Krieger,
Kemandirian dalam makanan rasa tidak aman lebih
Diabetes MD, MPH
Meghan Diabetes, secara acak uji cenderung mengalami depresi (40,7%
Kiefer, MD, coba terkontrol yang vs 15,4%, p <0,001), melaporkan
MPH mendaftarkan pasien dari distres diabetes (55,2% vs 33,8%, p
Paul Hebert, November 2011 hingga <0,001) dan memiliki kepatuhan
PhD Oktober 2013. pengobatan yang rendah (52,9% vs
June 37,2%, p = 0,02). Berdasarkan regresi
Robinson,
linier pemodelan, mereka yang
MPH5
Karin Nelson, memiliki kerawanan pangan memiliki
MD, MSHS signifikan tingkat A1c rata-rata yang
lebih tinggi (β = 0,51; p = 0,02) setelah
penyesuaian untuk jenis kelamin, usia,
ras / etnis, bahasa, pendidikan,
perkawinan status, BMI, penggunaan
insulin, depresi, tekanan diabetes dan
kepatuhan pengobatan yang rendah.

14 Depression and Quality of Life in Patients Firooze survei cross 330 Subjek dipilih dari 330 Secara total, 330 pasien dengan
With Type 2 Diabetes Derakhshanpo sectional. responden orang yang memenuhi diabetes (35,5% pria dan 64,5%
ur syarat yang dirujuk ke satu- wanita) dipelajari. Rata-rata dan
Mohammad
satunya klinik diabetes di standar deviasi dari usia mereka dan
Ali Vakili
Maryam Kota Gorgan selama 6 tahun yang terlibat dengan diabetes
Farsinia bulan, menggunakan adalah 50,6 ± 9,0 dan 5,4 ± 4,5 tahun,
pengambilan sampel acak masing-masing. Rentang usia adalah
46

Kamal sistematis. Kuisioner 25 - 75 tahun, juga. Prevalensi depresi


Mirkarimi Depresi Paruh dan pada semua pasien dengan diabetes
kuesioner singkat dengan adalah 58,2% (124 ringan, 56 sedang,
26 pertanyaan yang dan 12 dengan depresi berat).
direkomendasikan oleh Hipertensi adalah 13,9% lebih pada
Organisasi Kesehatan pasien diabetes dengan depresi (nilai P
Dunia (WHOQOL-BREF) <0,001) dan aktivitas fisik dalam
digunakan untuk mengukur 24,7% dari kasus kurang dengan
depresi dan kualitas hidup. perbedaan yang bermakna (nilai P =
Data dianalisis melalui 0,01). Mean dan standar deviasi
metode deskriptif, Chi- kualitas hidup pada pasien diabetes
square, Independent t test dengan dan tanpa depresi adalah 50,7
dan model regresi linier ± 14 dan 60,5 ± 13,3, masing-masing
menggunakan SPSS16; yang signifikan dalam dua kelompok
Selain itu, nilai P <0,05 (P <0,0001). Prevalensi depresi tinggi
dianggap signifikan. pada pasien dengan diabetes dan
memiliki dampak yang cukup besar
pada konsekuensi diabetes dan kualitas
hidup juga.

15 Effects of Depression, Diabetes Distress, Keke Lin Deskriptif 254 Sampel kenyamanan dari Hanya 91 (35,82%) peserta mencapai
Diabetes Self-efficacy, and Diabetes Self- Chang Park correlations responden 254 peserta dipilih dari tiga kontrol glikemik optimal HbA1c
management on Glycemic Control among Mingzi Li departemen rawat jalan di <7,0% (53mmol / mol). Hanya swa-
Chinese Population with Type 2 Diabetes Xiudong
Beijing, Cina. Mereka manajemen diabetes yang memiliki
Mellitus Wang
Xiushu Li disurvei menggunakan efek langsung pada kontrol glikemik
Wei Li kuesioner yang dikelola (OR = 0,95, P <0,001). Depresi dan
Laurie Quinn sendiri. Informasi terkait tekanan diabetes hanya memiliki efek
diabetes diambil dari rekam tidak langsung pada kontrol glikemik
medis mereka. Statistik melalui efikasi diri diabetes dan
deskriptif, uji t siswa manajemen diri diabetes. Kemanjuran
47

independen, uji Chi-square, diri diabetes hanya memiliki efek tidak


analisis korelasi dan langsung pada kontrol glikemik
Generalized Structural melalui manajemen diri diabetes.
Equation Modeling Kontrol glikemik di antara populasi
digunakan. Cina dengan T2DIABETES
MELITUS adalah suboptimal.
Intervensi di masa depan harus fokus
pada penurunan gejala depresi dan
tingkat tekanan diabetes, dan, oleh
karena itu, meningkatkan efikasi diri
diabetes dan praktik manajemen diri
dan, pada akhirnya, mencapai tujuan
optimal dari kontrol glikemik.
4.2 Pembahasan

Diabetes mellitus tidak bisa disembuhkan tetapi pasien bisa hidup dengan

normal, untuk mencapai hidup normal pasien diabetes mellitus harus

melakukan pengelolaan dengan baik. Pengelolaan dengan baik diperlukan

kondisi psikologis yang baik untuk menghilangkan keluhan dan

mempertahankan rasa nyaman dan sehat. Namun pasien diabetes mellitus

merasa terganggu dengan keadaannya sehingga sebagian pasien mengalami

depresi. depresi dapat dikenali melalui klasifikasi terhadap simptom- simptom

emosional,kognitif, motivasional, fisik dan vegetatif. Symptom emosional

meliputi kesedihan, suasana hati yang buruk, kesepian. Simptom kognitif

seperti rendahnya penilaian terhadap diri sendiri, menolak bantuan orang lain,

sulit mengambil keputusan. Simptom motivasional meliputi menurunnya atau

hilangnya motivasi untuk melakukan aktivitas sederhana dalam kehidupan

sehari-hari. Selanjutnya fisik dan vegetatif meliputi gangguan tidur, gangguan

makan, hilangnya libido atau nafsu seksual dan mudah merasa lelah (Prasetyo,

2015).

Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian yang mengkaji keterkaitan

penyakit diabetes melitus terhadap aspek psikologis dan psikososial mulai

meningkat. Diperkirakan bahwa pasien diabetes berisiko tinggi mengalami

kejadian depresi dan dikatakan kejadian depresi meningkat sampai tiga kali

lebih tinggi pada pasien dengan diabetes melitus dibandingkan dengan

populasi pada umumnya. Penelitian-penelitian sebelumnya membahas

keterkaitan antara depresi dan diabetes melitus , seperti studi yang dilakukan

48
49

beberapa jurnal diatas. Untuk mencapai kontrol glikemik pasien diabetes

melitus, diperlukan penanganan yang baik terhadapaspek psikososial pasien

diabetes melitus. Untuk itu diperlukan penanganan yang baik terhadap masalah

depresi pasien diabetes melitus, untuk mencapai hasil pengobatan yang baik,

mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes

melitus (Riskesdas, 2017).

Pasien diabetes melitus dapat mengalami penurunan kualitas hidup

setelah menderita diabetes melitus minimal selama satu tahun, hal ini

disebabkan karena dalam rentang waktu tersebut pasien telah mengalami dan

merasakan berbagai perubahan atau keluhan fisik dan psikis akibat

penyakitnya tersebut. Pasien diabetes melitus akan menimbulkan suatu

dampak tertentu, baik secara fisik maupun psikologis. Dampak secara fisik

yang dirasakan berupa perubahan berat badan, perubahan nafsu makan, sering

mengalami nyeri, keletihan, dan gangguan tidur, sedangkan secara psikologis

pasien diabetes melitus akan mengalami stres, cemas, takut, sering merasa

sedih, merasa tidak ada harapan, tidak berdaya, tidak berguna, dan putus asa.

Permasalahan emosional yang sering dialami pasien diabetes melitus antara

lain penyangkalan (denial) terhadap penyakitnya sehingga mereka tidak patuh

dalam menerapkan pola hidup yang sehat, mudah marah dan frustrasi karena

banyaknya pantangan atau merasa telah menjalani berbagai jenis terapi tetapi

tidak terjadi perubahan kadar gula darah yang signifikan (Khan et al., 2019).

Rentang waktu responden menderita DM, dihitung semenjak pertama

kali di diagnosa Diabetes Mellitus. Belum banyak peneliti yang yang


50

menjelaskan terkait untuk menentukan akurasi lama menderita DM, karena

DM mungkin sudah ada selama beberapa tahun sebelum terdiagnosis. Menurut

Al-Amer et. al. (2011) dalam penelitiannya menemukan lebih banyak kejadian

depresi pada pasien DM yang sudah menderita DM lebih dari 5 tahun

dibandingkan mereka yang menderita DM kurang dari sama dengan 5 tahun.

Menurut beberapa jurnal yang ditelaah, prevalensi penyakit diabetes

melitus bervariasi antara laki-laki dan perempuan. Masing-masing memiliki

peluang yang sama untuk menderita penyakit ini. Akan tetapi, dilihat dari

faktor risikonya, perempuan memiliki peluang lebih besar untuk menderita

diabetes mellitus. Pasien diabetes melitus dengan depresi dapat memicu

peningkatan kadar gula darah dan keadaan depresi yang berlangsung terus

menerus menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol

serta memicu komplikasi. Tingkat depresi yang semakin tinggi akan

berpengaruh pada penigkatan permasalahan emosional yang dialami oleh

pasien diabetes melitus.

Terdapat beberapa faktor risiko depresi diantaranya genetika (riwayat

penyakit depresi pada keluarga), kerentanan psikologis (pola pikir negatif,

kesepian, pengalaman hidup yang menekan), lingkungan yang menekan dan

kejadian dalam hidup (trauma pada masa kanak-kanan, perceraian, masalah

ekonomi, pekerjaan, kurangnya dukungan sosial, menderita penyakit berat

yang lama dan hidup menderita dalam jangka waktu yang lama), faktor

biologis (depresi pasca melahirkan atau terkena infeksi virus).


51

Resiko depresi pada pasien diabetes mellitus disebabkan oleh stresor

psikososial kronik karena menghidap penyakit kronik. Sebaliknya depresi

dapat menjadi faktor resiko diabetes mellitus. Mekanisme yang mendasari

depresi yang menjadi belum jelas. Secara teori, hal ini diakibatkan dari proses

peningkatan sekresi dan aksi hormon kontraregulasi, perubahan fungsi

transport glukosa, dan peningkatan aktivasi inflamasi. Kejadian cemas dan

depresi itu sendiri pada pasien diabetes mellitus wanita lebih banyak pria.

Wanita dengan diabetes mellitus memiliki kontrol kadar gula darah, tekanan

darah, dan kolesterol darah yang lebih buruk daripada pasien diabetes mellitus

pria. Oleh karena itu, resiko komplikasi hingga kematian akibat diabetes

mellitus pada wanita lebih tinggi daripada pria (Rivandi Arief Harista, Rika

Lisiswanti 2015).

Hal ini berhubungan dengan melemahnya ketaatan dalam mematuhi

penatalaksanaan pengobatan diabetes melitus sehingga kadar gula darah pasien

akan cenderung meningkat. Beberapa jurnal diatas menunjukan bahwa,

Tingkat depresi pada pasien diabetes melitus berhubungan dengan

karakteristik sosiodemografi, yaitu usia, jenis kelamin, kebangsaan, tingkat

pendidikan, dan status pekerjaan. Pasien diabetes melitus dengan depresi

cenderung memiliki kontrol glikemik yang buruk sehingga dapat

meningkatkan terjadinya insidensi komplikasi pada mikrovaskuler maupun

makrovaskuler,sehingga penting dilakukannya pengendalian agar tidak terjadi

komlikasi dari diabetes militus (Bădescu et al., 2016).


52

Pentingnya asuhan keperawatan bagi individu maupun kelompok

masyarakat yang mengalami diabetes melitus dalam keadaan sakit maupun

sehat. Dalam pelayanan keperawatan, ruang lingkup dan batasannya sudah

ditetapkan pada Lokakarya Nasional tentang pengertian keperawatan

“Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu,keluarga dan masyarakat baik sakit

maupun sehat yang mencakupseluruh proses kehidupan manusia”. Pada

fenomena saat ini perawat terkadang lalai memperhatikan bagaimana

gambaran psikologi pasien diabetes melitus dan dewasa ini perawat lebih fokus

pada pemenuhan kebutuhan fisiknya saja.

Perawat dalam memberikan intervensi pada pasien Diabetes Melitus,

hendaknya juga tetap memperhatikan faktor psikospiritual, sehingga intervensi

yang diberikan bisa lebih komprehensif. Pentingnya penatalaksanaan factor

psikologis dijelaskan dalam beberapa jurnal/artikel yang penulis telaah.

Berdasarkan hasil penilaian Shanti Wardaningsih, hasil dari kelompok

intervensi menunjukkan data terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai

pvalue< 0,05 pada data pre-posttest pada kelompok yang telah dilakukan

intervensi doa dan dzikir al-ma’tsurat pada pasien diabetes melitus Menurut

Kuswandari (2016) terapi dzikir memiliki efek memacu sinyal molekul dan

neurotransmitter untuk mengeluarkan opiat endogen yaitu endorfin enkefalin


53

yang akan menimbulkan rasa senang, bahagia, dan membuat respon tubuh

menjadi rileks.

Dari hasil telaah jurnal yang peneliti lakukan, terdapat hubungan antara

lamanya menderita Diabetes Mellitus dengan tingkat depresi. aspek psikologis

memberikan pengaruh kontrol terhadap diabetes. Dibandingkan dengan pasien

penyakit lainnya, pasien DM berisiko lebih banyak dan jauh lebih besar

terhadap gangguan depresi. setiap individu memiliki kemampuan berbeda

dalam menurunkan depresi yang dialami, Pentingnya untuk mempromosikan

harga diri dan optimism untuk mencapai kesehatan mental yang optimal. untuk

dilakukan skrining tentang depresi pada pasien DM dan melibatkan keluarga

merupakan hal yang penting dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga

pemberi pelayanan kesehatan dapat mendiagnosa dan merawat pasien diabetes

militus dengan komprehensif yang hasil akhirnya akan meningkatkan kontrol

gula darah.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, telaah jurnal dan pembahasan yang penulis lakukan

dapat disimpulkan bahwa, depresi terjadi pada pasien diabetes mellitus. Pada

pasien dengan diabetes melitus aspek psikologis memberikan pengaruh terhadap

penyakitnya. Dibandingkan dengan penderita penyakit lainnya, penderita DM

berisiko lebih besar terhadap gangguan depresi. setiap individu memiliki

kemampuan berbeda dalam menurunkan depresi yang dialami, Pentingnya

untuk mempromosikan harga diri dan optimism untuk mencapai kesehatan

mental yang optimal. untuk dilakukan skrining tentang depresi pada pasien DM

dan melibatkan keluarga merupakan hal yang penting dalam pemberian asuhan

keperawatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat mendiagnosa dan

merawat pasien diabetes militus dengan komprehensif yang hasil akhirnya akan

meningkatkan kontrol gula darah.

5.2 Saran

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil kajian literatur ini diharapkan pihak pelayanan kesehatan dapat

menjadikan sumber dasar dalam memperhatikan aspek psikologis yang

terjadi pada klien diabetes militus sehingga dapat memberikan intervensi

54
55

yang tepat pada klien sebagai upaya pencegahan depresi pada pasien

diabetes melitus.

2. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selajutnya dapat melanjutkan hasil penelitian ini

dengan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya depresi pada pasien diabetes militus.


DAFTAR PUSTAKA

Amir, N. (2010). Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Jakarta:


Cermin Dunia Kedokteran.

Arikunto,S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Atlantis,Evan, dkk. 2013. Collaborative care for comorbid depression and


diabetes: a systematic review and meta-analysis. BMJ Open
2014;4:e004706. doi:10.1136/bmjopen-2013-004706

Ayub, S,I. (2011). Depresi; Aku Ingin Mati. Edisi pertama. Tanggerang: Jelajah
Nusa.

Cipta, Hendra dan Gotera, Wira. 2019. Hubungan antara kendali gula darah yang
buruk dan depresi pada pasien diabetes melitus tipe-2. MEDICINA
2019, Volume 50, Number 1: 159-162 P-ISSN.2540-8313, E-
ISSN.2540-832

Davies, Teifon., & TKJ, Craig. (2011) ABC Kesehatan Mental. Jakarta : EGC.

Derakhshanpour, Firooze, dkk. 2015. Depression and Quality of Life in Patients


With Type 2 Diabetes.Iran Red Crescent Med J. 2015 May; 17(5):
e27676. DOI: 10.5812/ircmj.17(5)2015.27676

Dian Wahyuni, Ketut. 2019. Pengaruh Pelatihan Panca Cara Temuan Makna
Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus.
Denpasar:Jurnal Gema Keperawatan.

Donsu, Jenita DT. 2014. Peran Faktor-faktor Psikologis terhadap Depresi pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. JURNAL PSIKOLOGI VOLUME
41, NO. 1: 241 – 249

Fisher, E.B., Chanb, J.C.N., Nanc, H., Sartoriusd, N. and Oldenburge, B. (2012).
Co-Occurrence of Diabetes and Depression: Conceptual
Considerations for An Emerging Global Health Challenge. Journal of
Affective Disorders; 142S1: S56–S66.

Fisher, Lawrence ,dkk. 2010. Diabetes Distress but Not Clinical Depression or
Depressive Symptoms Is Associated With Glycemic Control in Both
Cross-Sectional and Longitudinal Analyses. Clinical
Care/Education/Nutrition/Psychosocial Research
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hidayat, A. A. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Edisi


kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Kartiko Putri, Mutiara, dkk. 2018. Tingkat Depresi dan Kontrol Kadar Gula Darah
Puasa pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Bandar Lampung.
JAgromedicine Volume5 Nomor1

International Diabetes Federation (IDF). 2013. Global Guideline for Type 2


Diabetes.

Lin, Keke, dkk.2018. Effects of Depression, Diabetes Distress, Diabetes Self-


efficacy, and Diabetes Self-management on Glycemic Control among
Chinese Population with Type 2 Diabetes Mellitus. School of
Nursing, Peking University Health Science Center

Maulana, M. (2010). Mengenal diabetes mellitus: Panduan Praktis Menangani


Penyakit Kencing Manis. Jogjakarta :Katahati.

Nazir. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta:


Rinaeka Cipta.

P2PTM, 2020 dalam Kemenkes RI. .Profil Kesehatan Indonesia.


http://www.depkes.go.id/resouce/dowlnload/pusdation/profi-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indinesia-2015.html (diperoleh
pada tanggal 16 Februari 2020).

PermataSari, Indah, dkk. 2018. Gambaran Tingkat Depresi Pasien Diabetes


Mellitus Di Kabupaten Kendal. Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate

Powers AC. 2013. Endocrinology: Classification of Diabetes melitus. Harrison’s.


3rd rev.ed. Jameson Larry J,New York; 261-262 p

Price, A. S., Wilson M. L., 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC.

Riduwan, A. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan


Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, CV.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar: Laporan Nasional 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar: Provinsi Jawa barat 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Sarfika, Rika. 2019. Hubungan Keputusasaan dengan Depresi Pada Pasien


Diabetes Melitus Di Padang. Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 1

Silverman, Julie, dkk. 2015 . The Relationship Between Food Insecurity and
Depression, Diabetes Distress and Medication Adherence Among
Low-Income Patients with Poorly-Controlled Diabetes. J Gen Intern
Med 30(10):1476–80 DOI: 10.1007/s11606-015-3351-1 © Society of
General Internal Medicine

Siregar, LusianaBintang dan Hidajat, LidiaLaksana. 2017. Faktor Yang Berperan


Terhadap Depresi, Kecemasan Dan Stres Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2: Studi Kasus Puskesmas Kecamatan Gambir Jakarta
Pusat. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, Vol. 6, No. 1, 15-22

Sofiyah. 2016. Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Depresi Pada


Penderita Diabetes Melitus (Tipe Ii). InSight, Vol. 18 No. 2, 2548-
1800

Sworo, Atyanti dan Saryono. 2010. Hubungan Depresi Dan Dukungan Keluarga
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Rsud Sragen. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), Volume 5, No.1

Wardaningsih, Shanti, dkk. 2018. Pengaruh Intervensi Doa dan Dzikir


AlMa’tsurat terhadap Skor Depresi pada Pasien Diabetes Melitus di
Puskesmas Mlati 1. INDONESIAN JOURNAL OF NURSING
PRACTICES, ISSN: 2548 592X (Online) DOI: 10.18196/ijnp.2179
Lampiran 1 : plagiarism secara online di Duplichecker.com

Lampiran 2: Instrumen JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional
Studies
Reviewer :
Date :
Author :
Year :
Record
:
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu
diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan
valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah
sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)

Lampiran 3 : Tabel Penilaian Rekomendasi Joanna Brigs Institute (JBI)

No Jurnal Nilai Rekomendasi


1. Hubungan Depresi Dan Dukungan Keluarga
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Sragen
Grade A
Penulis : (Rekomendasi Kuat)
Atyanti Isworo Saryono.
Tahun :
2010
2. Faktor Yang Berperan Terhadap Depresi, Grade A
Kecemasan Dan Stres Pada Penderita Diabetes (Rekomendasi Kuat)
Melitus Tipe 2: Studi Kasus Puskesmas
Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.

Penulis :
Lusiana Bintang Siregar, Lidia Laksana Hidajat

Tahun :
2017
3. Gambaran Tingkat Depresi Pasien Diabetes
Mellitus Di Kabupaten Kendal

Penulis : Grade A
Livana PH, Indah Permata Sari, Hermanto (Rekomendasi Kuat)

Tahun :
2018
4. Hubungan Keputusasaan dengan Depresi Pada
Pasien Diabetes Melitus Di Padang.
Grade A
Penulis :
(Rekomendasi Kuat)
Rika Sarfika
Tahun :
2019
5. Hubungan antara penerimaan diri dengan
depresi pada penderita diabetes melitus (tipe
II).
Grade A
Penulis : (Rekomendasi Kuat)
Sofiyah
Tahun :
2016
6 Hubungan Antara Kendali Gula Darah Yang
Buruk Dan Depresi Pada Pasien Diabetes
Melitus.
Grade A
Penulis :
(Rekomendasi Kuat)
Hendra Cipta, Wira Gotera

Tahun :
2019
7 Tingkat Depresi dan Kontrol Kadar Gula Darah
Grade A
Puasa pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
(Rekomendasi Kuat)
di Bandar Lampung.
Penulis :
Mutiara Kartiko Putri, TA Larasati, Dian Isti
Angraini

Tahun :
2018
8 Peran Faktor-faktor Psikologis terhadap
Depresi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
.

Penulis : Grade A
Jenita DT Donsu, M. Noor Rochman Hadjam, (Rekomendasi Kuat)
Rahmat Hidayat, Ahmad Husain Asdie

Tahun :
2014
9 Pengaruh Intervensi Doa dan Dzikir Al -
Ma’tsurat terhadap Skor Depresi pada Pasien
Diabetes Melitus di Puskesmas Mlati

Penulis : Grade A
Shanti Wardaningsih (Rekomendasi Kuat)
Dian Pepriana Widyaningrum

Tahun :
2018
10 Pengaruh Pelatihan Panca Cara Temuan Makna
Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada
Pasien Diabetes Melitus.
Grade A
Penulis :
(Rekomendasi Kuat)
Ketut Dian Wahyuni, I Wayan Candra

Tahun :
2019
11 Diabetes Distress but Not Clinical Depression
or Depressive Symptoms Is Associated With
Glycemic Control in Both Cross-Sectional and Grade A
Longitudinal Analyses. (Rekomendasi Kuat)

Penulis :
Lawrence Fisher, PHD Joseph t. Mullan, PHD
Patricia Arean, PHD Russell e. Glasgow, PHD
Danielle Hessler, PHD Umesh Masharani, MD

Tahun :
2010
12 Collaborative Care For Comorbid Depression
And Diabetes: A Systematic Review And
Meta-Analysis.
Grade A
Penulis :
(Rekomendasi Kuat)
Evan Atlantis, Paul Fahey, Jann Foster

Tahun :
2013
13 The Relationship Between Food Insecurity and
Depression, Diabetes Distress and Medication
Adherence Among Low-Income Patients with
Poorly-Controlled Diabetes.

Penulis :
Julie Silverman, MD, MPH Grade A
James Krieger, MD, MPH (Rekomendasi Kuat)
Meghan Kiefer, MD, MPH
Paul Hebert, PhD
June Robinson, MPH5
Karin Nelson, MD, MSHS
Tahun :
2015
14 Depression and Quality of Life in Patients With
Type 2 Diabetes.

Penulis :
Firooze Derakhshanpour Grade A
Mohammad Ali Vakili (Rekomendasi Kuat)
Maryam Farsinia
Kamal Mirkarimi
Tahun :
2015
15 Effects of Depression, Diabetes Distress,
Grade A
Diabetes Self-efficacy, and Diabetes Self-
(Rekomendasi Kuat)
management on Glycemic Control among
Chinese Population with Type 2 Diabetes
Mellitus.

Penulis :
Keke Lin, Chang Park, Mingzi Li, Xiudong
Wang, Xiushu Li, Wei Li, Laurie Quinn

Tahun :
2015
Lampiran 4: Tabel Format Penilaian Joanna Brigs Institute (JBI)
Jurnal 1
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Atyanti Isworo Saryono
Year : 2010
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Dalam penelitian Atyanti Isworo Saryono (2010), Sampel diambil menggunakan
Purposive sampling pada 116 responden dengan menggunakan kuesioner Sebagian besar
responden juga mengalami depresi (65,7%), sebanyak52,4% dengan dukungan keluarga non
suportif. Terdapat hubungan yang bermakan antara depresi dengan kadar gula darah
(p=0,0005); dukungan keluarga dengan kadar gula darah (p=0,0005). Dukungan keluarga
merupakan faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap kadar gula darah (OR=9,758).
Jurnal 2
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Lusiana Bintang Siregar, Lidia Laksana Hidajat
Year : 2017
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Dalam penelitian Lusiana Bintang Siregar (2017) metode kualitatif deskriptif dengan alat
ukur berupa kuesioner DASS. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sementara dari hasil penelitian ini yaitu pertama kelima Partisipan mengalami depresi terkait
dengan penyakit diabetes melitus tipe 2 yang dideritanya. Gejala depresi yang terlihat hampir
sama di antara kelima partisipan, yaitu, merasa kurang percaya diri, merasa kurang berharga,
merasa sedih, mudah marah, ada perasaan bersalah. Selain itu partisipan juga mengalami
kesulitan tidur di malam hari, sering melamun dan menangis memikirkan kondisi fisik dan
masa depannya.
Jurnal 3
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17Agustus 2020
Author : Livana PH, Indah Permata Sari, Hermanto
Year : 2018
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian menurut Livana PH (2018) Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
bersifat deskriptif., alat ukur berupa kuesioner DASS. Terdapat 21 responden (57,0%) normal
atau tidak mengalami depresi, 10 responden (27,0%) mengalami depresi ringan, dan 6
responden (16,0%) mengalami depresi sedang. Hal tersebut dapat diketahui dari pertanyaan
kuesioner DASS yang telah digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 100% pasien
DIABETES MELITUS merasa bahwa hidupnya berarti. Sebagian besar yaitu sebanyak 86,4%
pasien DIABETES MELITUS tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang
dilakukan..
.
Jurnal 4
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Rika Sarfika
Year : 2019
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Rika Sarfika (2019) Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
pendekatan cross-sectional study. Sampel di ambil pada 122 orang responden. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa hampir dari separuh pasien diabetes melitus mengalami depresi ringan
(43.4%). Gejala-gejala depresi yang dialami oleh responden dalam penelitian ini berupa sering
mengalami gangguan tidur, kadang-kadang 5merasa hidup tidak bahagia lagi, kadang-kadang
merasa sedih, sering tidak menjaga pola makan, sering merasa lelah, dan kadang-kadang
berfikir untuk bunuh diri. Hal ini didukung oleh penelitian (Khan et al., 2019) bahwa sebagian
besar responden diabetes mengalami depresi minimal (56,7%), 22,1% depresi ringan, dan 8,2%
mengalami depresi sedang.
Jurnal 5
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Sofiyah
Year : 2016
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Sofiyah (2016) rancangan penelitian deskriptif kuantitatif dengan Studi korelasi
dan desain penelitian cross sectional, Subjek penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus
sebanyak 51 orang dan tidak ditentukan umur. Alat pengumpulan data menggunakan skala
yaitu Skala Penerimaan Diri dan Skala Depresi. Hasil analisis dengan uji korelasi product
moment diperoleh rᵪᵧ sebesar – 0,283 (p<0,05). Hal ini menunjukan adanya hubungan negatif
yang sangat signifikan antara penerimaan diri dengan depresi pada penderita diabetes mellitus,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Koefisien determinasi (R²) yang
diperoleh = 0,080, artinya penerimaan diri dalam penelitian ini mampu memberikan
sumbangan sebesar 8,0% terhadap depresi pada penderita diabetes mellitus. Hal ini sekaligus
menegaskan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 92%.

Jurnal 6
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Hendra Cipta, Wira Gotera
Year : 2019
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Hendra Cipta (2019) rancangan penelitian deskriptif kuantitatif dengan Studi
korelasi dan desain penelitian cross sectional, Pengambilan sample dengan cara consecutive
sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner HDRS. Pada penelitian ini didapatkan
dari total 30 pasien DIABETES MELITUS yang terkontrol hanya sebanyak 23,3% atau 7
pasien yang mengalami depresi dan 76,7% atau 23 pasien yang tidak mengalami depresi. Pada
kelompok DIABETES MELITUS yang tidak terkontrol mengalami depresi sebanyak 15
pasien atau sebesar 50% dan yang tidak mengalami depresi sebanyak 15 pasien atau sekitar
50%. Chi-Square menunjukkan hubungan bermakna antara DIABETES MELITUS tidak
terkontrol dengan kejadian depresi (p = 0,032; OR 3,28; IK95% 1,085 – 9,952).

Jurnal 7
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Mutiara Kartiko Putri, TA Larasati, Dian Isti Angraini
Year : 2018
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Mutiara Kartiko Putri (2018) Metode penelitian yang digunakan adalah
observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik consecutive sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian
terdapat 90 responden (78,26%) mengalami depresi minimal, 11 responden (9,57%)
mengalami depresi ringan, 8 responden (6,95%) mengalami depresi sedang dan hanya 6
responden (5,22%) mengalami depresi berat. Sebanyak 62 responden memiliki kadar gula
darah puasa tidak terkontrol (53,9%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penderita diabetes melitus tipe 2 di Bandar Lampung mengalami depresi minimal ringan dan
memiliki kadar gula darah yang tidak terkontrol.

Jurnal 8
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Jenita DT Donsu, M. Noor Rochman Hadjam, Rahmat
Hidayat, Ahmad Husain Asdie
Year : 2014
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Jenita DT Donsu (2014) Penelitian ini Menggunakan cross-sectional design,
Pengumpulan data pada 248 responden menggunakan skala persepsi dukungan sosial, optimis-
me, resiliensi dan harga diri dengan daya beda lebih besar dari 0,30 dan reliabilitas lebih besar
dari 0,871. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah persama-an struktural atau
Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan Program AMOS 18. Hasil uji parameter
estimasi, terdapat peran langsung antara dukungan sosial terhadap optimisme (0,717), resiliensi
(0,811), harga diri (0,269) serta depresi (-0,210) dan peran tidak langsung terhadap depresi (-
0,397). Artinya, semakin tinggi dukungan sosial akan semakin optimis dan resilien, serta harga
diri makin tinggi pula optimis dan resiliensinya. Pada sisi lain, peran harga diri terhadap depresi
menunjukkan koefisien negatif. Semakin tinggi harga diri yang dimiliki penderita DIABETES
MELITUS-2, semakin rendah tingkat depresinya

Jurnal 9
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Shanti Wardaningsih, Dian Pepriana Widyaningrum
Year : 2018
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Shanti Wardaningsih (2018) Jumlah sampel 34 responden terdiri dari 17
responden kelompok kontrol dan 17 responden kelompok intervensi dengan teknik Purpossive
Samping untuk menentukan kelompok kontrol dan intervensi dengan menggunakan intervensi
doa dan dzikir Al-Ma’tsurat. Data diuji dengan uji parametrik Paired T-test dan Independent
T-test. Terdapat pengaruh doa dan dzikir al -ma’tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes
melitus. hasil paired T-test kelompok kontrol nilai p value =0,350 tidak terdapat pengaruh
signifikan. Sedangkan kelompok intervensi nilai p value=0,000, menunjukkan adanya
pengaruh intervensi doa dan dzikir al -ma’tsurat. Analisa dengan menggunakan Independent
T-test, didapatkan p value =0,000 pada post-test kedua kelompok menunjukkan perbedaan
secara signifikan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai asuhan keperawatan
holistik dalam penanganan depresi pasien diabetes melitus.

Jurnal 10
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Ketut Dian Wahyuni, I Wayan Candra
Year : 2019
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Ketut Dian Wahyuni (2019) Desain penelitian ini adalah pre-experimental dengan
rancangan one group pre-post test design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dan sampel sebanyak 15 orang. Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat depresi subyek penelitian sebelum diberikan perlakuan sebagian
besar dalam tingkat depresi sedang sebanyak 11 orang (73,3%), setelah diberikan perlakuan
sebagian besar dalam tingkat depresi ringan sebanyak 8 orang (53,3%), dan pelatihan panca
cara temuan makna berpengaruh terhadap penurunan tingkat depresi pada subyek penelitian
dengan p=0,001. Ada pengaruh yang signifikan (p=0,001) pelatihan panca cara temuan makna
terhadap penurunan tingkat depresi pada pasien diabetes melitus di UPT Kesmas Blahbatuh I
tahun 2019.
.
Jurnal 11
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 17 Agustus 2020
Author : Lawrence Fisher, PHD. Joseph T. Mullan, PHD. Patricia
Arean, PHD. Russell E. Glasgow, PHD. Danielle Hessler,
PHD. Umesh Masharani, MD
Year : 2010
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Lawrence Fisher (2010) Desain penelitian dengan studi studi korelasi dengan
pendekatan cross-secsional. Dalam studi non-intervensi, kami menilai 506 pasien diabetes tipe
2 untuk MDD (Composite International Diagnostic Interview), untuk depresi gejala (Pusat
Studi Epidemiologis-Depresi), dan untuk tekanan diabetes (Diabetes Distress Scale), bersama
dengan manajemen diri, stres, demografi, dan status diabetes, pada awal dan 9 dan 18 bulan
kemudian. Ketiga variabel afektif itu saling berhubungan, meskipun hubungannya antara gejala
depresi dan tekanan diabetes lebih besar dari hubungan baik dengan MDD. Dalam cross-
sectional MLM, hanya diabetes yang tertekan tetapi tidak MDD atau depresi gejala secara
signifikan dikaitkan dengan A1C. Tidak satu pun dari ketiga variabel afektif itu dihubungkan
dengan A1C dalam analisis prospektif. Hanya penderita diabetes yang menunjukkan tanda
waktu yang signifikan hubungan dengan A1C.

.
Jurnal 12
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 16 Agustus 2020
Author : Evan Atlantis, Paul Fahey, Jann Foster
Year : 2013
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Evan Atlantis (2013) metode meta-analisis dengan jumlah sampel sebanyak 3451
responden. Tujuh RCT disertakan untuk ulasan yang dilaporkan efek pada hasil depresi pada
1895 peserta, dan kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c) pada 1556 peserta Perawatan
kolaboratif meningkat secara signifikan skor depresi (perbedaan rata-rata terstandarisasi adalah
.30.32 (95% CI −0.53 hingga −0.11); I2 = 79%) dan Tingkat HbA1c (perbedaan rata-rata
tertimbang adalah .30,33% (95% CI −0.66% hingga −0.00%); I2 = 72,9%) dibandingkan
dengan kondisi kontrol. Remisi depresi tidak memprediksi kontrol glikemik yang lebih baik di
seluruh studi.

Jurnal 13
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 16 Agustus 2020
Author : Julie Silverman, MD, MPH, James Krieger, MD, MPH,
Meghan Kiefer, MD, MPH. Paul Hebert, PhD. June
Robinson, MPH5. Karin Nelson, MD, MSHS
Year : 2015
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Julie Silverman (2015) desain penelitian korelasi dan sampel 463 responden,
Analisis sekunder data dasar dari Per Dukungan untuk Mencapai Kemandirian dalam Diabetes,
secara acak uji coba terkontrol yang mendaftarkan pasien dari November 2011 hingga Oktober
2013, Prevalensi kerawanan pangan adalah 47,4%. Tes Chi-square mengungkapkan peserta
dengan makanan rasa tidak aman lebih cenderung mengalami depresi (40,7% vs 15,4%, p
<0,001), melaporkan distres diabetes (55,2% vs 33,8%, p <0,001) dan memiliki kepatuhan
pengobatan yang rendah (52,9% vs 37,2%, p = 0,02). Berdasarkan regresi linier pemodelan,
mereka yang memiliki kerawanan pangan memiliki signifikan tingkat A1c rata-rata yang lebih
tinggi (β = 0,51; p = 0,02) setelah penyesuaian untuk jenis kelamin, usia, ras / etnis, bahasa,
pendidikan, perkawinan status, BMI, penggunaan insulin, depresi, tekanan diabetes dan
kepatuhan pengobatan yang rendah
Jurnal 14
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 16 Agustus 2020
Author : Firooze Derakhshanpour, Mohammad Ali Vakili, Maryam
Farsinia,
Kamal Mirkarimi
Year : 2015
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.

Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Firooze Derakhshanpour (2015) desain penelitian survei cross-sectional. Subjek
dipilih dari 330 orang yang memenuhi syarat yang dirujuk ke satu-satunya klinik diabetes di
Kota Gorgan selama 6 bulan, menggunakan pengambilan sampel acak sistematis. Kuisioner
Depresi Paruh dan kuesioner singkat dengan 26 pertanyaan yang direkomendasikan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHOQOL-BREF) digunakan untuk mengukur depresi dan
kualitas hidup. Prevalensi depresi pada semua pasien dengan diabetes adalah 58,2% (124
ringan, 56 sedang, dan 12 dengan depresi berat). Hipertensi adalah 13,9% lebih pada pasien
diabetes dengan depresi (nilai P <0,001) dan aktivitas fisik dalam 24,7% dari kasus kurang
dengan perbedaan yang bermakna (nilai P = 0,01). Mean dan standar deviasi kualitas hidup
pada pasien diabetes dengan dan tanpa depresi adalah 50,7 ± 14 dan 60,5 ± 13,3, masing-
masing yang signifikan dalam dua kelompok (P <0,0001). Prevalensi depresi tinggi pada pasien
dengan diabetes dan memiliki dampak yang cukup besar pada konsekuensi diabetes dan
kualitas hidup juga.

Jurnal 15
Reviewer : Tirta Budiman
Date : 16 Agustus 2020
Author : Keke Lin, Chang Park, Mingzi Li, Xiudong Wang, Xiushu
Li, Wei Li,
Laurie Quinn
Year : 2015
Record
: -
Number
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak Dapat
Jelas Diterapkan
1. Apakah kriteria inklusi
dalam sampel sudah jelas √
ditentukan?
2. Apakah subjek penelitian
dan latarnya dijelaskan √
dalam detail?
3. Apakah eksposur diukur
secara valid dan reliabel √
cara?
4. Apakah objektif, kriteria
standar digunakan untuk √
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu

diidentifikasi?
6. Adalah strategi untuk
menangani faktor perancu √
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan

valid dan reliabel cara?
8. Analisis statistik sudah

sesuai digunakan?
9.
Overall appraisal : Include √ Exclude Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)


Penelitian Keke Lin (2015) desain penelitian Deskriptif correlations. Sampel kenyamanan dari
254 peserta dipilih dari tiga departemen rawat jalan di Beijing, Cina. Mereka disurvei
menggunakan kuesioner yang dikelola sendiri. Informasi terkait diabetes diambil dari rekam
medis mereka. Statistik deskriptif, uji t siswa independen, uji Chi-square, analisis korelasi dan
Generalized Structural Equation Modeling digunakan. Depresi dan tekanan diabetes hanya
memiliki efek tidak langsung pada kontrol glikemik melalui efikasi diri diabetes dan
manajemen diri diabetes. Kemanjuran diri diabetes hanya memiliki efek tidak langsung pada
kontrol glikemik melalui manajemen diri diabetes. Kontrol glikemik di antara populasi Cina
dengan T2DIABETES MELITUS adalah suboptimal. Intervensi di masa depan harus fokus
pada penurunan gejala depresi dan tingkat tekanan diabetes, dan, oleh karena itu, meningkatkan
efikasi diri diabetes dan praktik manajemen diri dan, pada akhirnya, mencapai tujuan optimal
dari kontrol glikemik.
Daftar Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP

Photo
3x4 cm

Nama : Tirta Budiman


NIM : AK.1.16.051
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 04 Agustus 1998
Alamat : Dusun Cilogo, Desa Medangasem, RT/RW 02/01, Kecamatan
Jayakerta, Kabupaten Karawang

Pendidikan:
1. TK Nurussalam : Tahun 2003-2004
2. SDN 3 Medangasem : Tahun 2004-2010
3. SMP Negeri 1 Rengasdengklok : Tahun 2010-2013
4. SMA Negeri 1 Rengasdengklok : Tahun 2013-2016
5. Universitas Bhakti Kencana : Tahun 2016-2020
Jurusan S1 Keperawatan
Lampiran 6

BUKTI MENJADI OPONEN

Nama : Tirta Budiman


NIM : AK.1.16.051
No. Hari/ Tanggal Penyaji Judul Proposal Tanda Tangan Ket

Penelitian Moderator

1. Jum’at, Dapid Arian Hubungan Titin, S.Kep.M.,Kep Sebutkan isi

Dukungan Sosial dari PICO, P


12 Juni 2020 (AK.1.16.011)
Dengan Harga nya apa, I nya

Diri : Literature apa, C nya apa,

Review dan O nya apa

2. Selasa, Ferdy Fatullah Hubungan Denni Fransiska Adakah

Dukungan Sosial H.M., S.Kep., M.Kep kriteria inklusi


16 Juni 2020 (AK.1.16.020)
Keluarga Dengan sampel, kan itu

Kualitas Hidup : menggunakan

Literature purposive

Review sampling ?
Lampiran 7

PERSYARATAN PENDAFTARAN SIDANG

Bagi mahasiswa yang akan mendaftar sidand skripsi harus sudah menyelesaikan hal-hal
sebagai berikut:
Nama : Tirta Budiman
NIM : AK.1.16.051
Judul Skripsi : Hubungan Lamanya Menderita Diabetes Mellitus Dengan
Tingkat Depresi : Literature Review
Pembimbing Utama : Nur Intan Hayati H.K, S.Kep., Ners., M.Kep
Pembimbing Pendamping : Imam Abidin, S.Kep., Ners
NO. BAGIAN NAMA TANDA TANGAN

1. Keuangan Diana Kartika P., Amd

2. Evaluasi Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners.,

M.Kep

3. Perpustakaan Rosy Rosytasary, S.IIP

4. Laboratorium Diana Fransiska M, S.Kp., M.Kep

Mengetahui,
Fakultas Keperawatan
Dekan

Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep


Lampiran 8

CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Tirta Budiman


NIM : AK.1.16.051
Judul Skripsi : Hubungan Lamanya Menderita Diabetes Mellitus Dengan
Tingkat Depresi : Literature Review
Pembimbing Utama : Nur Intan Hayati H.K, S.Kep., Ners., M.Kep
Pembimbing Pendamping : Imam Abidin, S.Kep., Ners

Catatan Pembimbing: Nur Intan Hayati H.K, S.Kep., Ners., M.Kep


No. Hari/ Tanggal Catatan Pembimbing Paraf Pembimbing

1. Senin, 1. Perkenalan
02 Maret 2020 2. Membahas judul
3. Mencari jurnal pendukung
4. Kontrak waktu
5. Membuat time table
6. Menentukan tema penelitian
Nur Intan

2. Jumat 1. ACC judul


13 Maret 2020 2. Perapihan BAB I
3. Mencari konsep pendukung sesuai
kriteria
4. Pembeda/ Keterbaruan dari
penelitian sebelumnya
Nur Intan

3. Sabtu 1. Membahas BAB I


14 Maret 2020 2. Membandingkan stupen
Nur Intan
3. Mencari konsep pendukung yang
lebih jelas lagi/relevan
4. Mencari jurnal pendukung
5. Melanjutkan BAB II
4. Rabu, 1. Revisi ukuran penulisan
25 Maret 2020 2. Tata cara penulisan skripsi dan latar
belakang
3. Perjelas teori DM, penyebab, akibat Nur Intan

4. Data 2018 (jurnal)


5. Cek plagiat
6. Melanjutkan BAB III
5. Sabtu, 1. Perbaiki tata cara penulisan
16 Mei 2020 2. Bahas secara detail fenomenanya
3. Perbaiki BAB I-BAB III
4. Lihat contoh teman-temannya
5. ACC siding Nur Intan

Selasa, 19 Mei 2020


SIDANG USULAN PROPOSAL
6. Selasa, 1. Perbaiki tata cara penulisan Nur Intan
21 Juli 2020 2. Perbaiki daftar isi, lengkapi BAB I –
BAB V
3. Lakukan Paraprase
4. Pas di fenomena SPOKnya harus
jelas
5. Jelaskan BAB III realnya teori dan
pelaksanaannya
6. BAB III instrument harus jelas

7. Jum’at 1. Revisi Bab III di tahapan pencarian Nur Intan


07 Agustus 2020 litertur
2. Ikuti juknis untuk bab IV dan V
3. Buatkan Abstrak
8. Kamis 1. Revisi abstrak pakai panduan APA Nur Intan
13 Agustus 2020 Edisi 6
2. Cek daftar pustaka
3. Buat lampiran JBI
9. Kamis 1. Ganti Judul lebih fokus ke depresi Nur Intan
20 Agustus 2020 pasien diabetes melitus
2. Buat instrument JBI
10 3.
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Tirta Budiman


NIM : AK.1.16.051
Judul Skripsi : Hubungan Lamanya Menderita Diabetes Mellitus Dengan
Tingkat Depresi : Literature Review
Pembimbing Utama : Nur Intan Hayati H.K, S.Kep., Ners., M.Kep
Pembimbing Pendamping : Imam Abidin, S.Kep., Ners

Catatan Pembimbing: Imam Abidin, S.Kep., Ners


No. Hari/ Tanggal Catatan Pembimbing Paraf
Pembimbing

1. Selasa, 1. Perkenalan
2. Membahas judul
03 Maret 2020
3. Mencari jurnal pendukung
4. Mencari koesioner pendukung Imam Abidin

2. Rabu, 1. Mencari sumber koesioner


2. Langkah-langkah pembuatan skripsi
18 Maret 2020

Imam Abidin

3. Kamis 1. Perbaiki tata cara penulisan


2. Bahas secara detail fenomena tersebut
20 Mei 2020
3. Perbaiki BAB I – III
4. Mencari jurnal yang sesuai kriteria yang
di ambil Imam Abidin
5. ACC sidang
Selasa, 19 Mei 2020

SIDANG USULAN PROPOSAL

4. Kamis, 1. Perbaiki tata cara penulisan Imam Abidin


2. Perhatikan sumber - sumber terbaru
09, Juli 2020 3. Jurnal penguatnya jelaskan secara
yang bisa di pahami si pembaca
4. Etika penelitian khusus Literature
Review

5 Kamis 1. Cari jurnal sesuai hasil screening Imam Abidin


2. Kriteria inklusi dan ekslusi harus
16 Juli 2020
jelas
3. Perhatikan penulisan dan ikuti
juknis

Anda mungkin juga menyukai