23
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma Bronkial dengan
covid 19. Makalah ini dibuat guna memenuhi syarat untuk kenaikan perawat karir.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membaca makalah ini. Saya mohon
maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan karena keterbatasan penulis yang
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, sangat diharapkan bagi penulis.
Disamping itu, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar saya yang
tiada henti-hentinya memberikan saya dukungan dan doa, serta terima kasih juga saya
ucapkan kepada sahabat-sahabat saya dan keluarga besar Dahlia 3 yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan kepada saya dalam menyesaikan makalah ini.
Penulis,
24
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
I.1 Latar Belakang........................................................................................
I.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................
I.3 Manfaat Penulisan...................................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................
IV.1 Kesimpulan............................................................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
26
I.2 Tujuan Penulisan
I.2.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Asma Bronkial dengan Covid -19
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
27
I.3.2.3 Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu dan memperoleh pengalaman dalam pengaplikasian
intervensi keperawatan pada pasien Asma Bronkial dengan Covid-19.
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
29
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkitis kronis
dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma Gabungan
Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
30
d. Lingkungan Kerja
Hal ini berkaitan dengan dimana penderita bekerja. Biasanya orang
yang bekerja di laboratorium hewan, industry tekstil, pabrik asbeb, dan polisi
lalu lintas.
e. Aktivitas Jasmani Yang Berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika aktivitas jasmani
yang dilakukan terlalu berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan
asma.
(Wahid & Suprapto, 2013).
31
Mengeluarkan
mediataor: Peniningkatan
Pencetus serangan
Reaksi antigen dan permibialitas
(Alergen, obat-obatan, histamine,
antibody kapiler
cuaca, emosi/stress) platelet,
bradikinin
DX:
Ketidakefektifan Suplai O2 ke Perfusi jaringan
Hipoksemia
Pola Nafas jaringan menurun perifer
Kebutuhan O2
Nafsu makan
meningkat TD menurun
menurun
Dx: Penurunan
Curang Jantung
Hiperventilasi
Dx: Kelemahan dan
Ketidakseimbang keletihan
an Nutrisi
Kurang Dari
Asidosis
Kebutuhan Retensi O2
respiratorik
Tubuh
Dx: Intoleransi
Aktivitas
Dx: Gangguan
Pertukaran Gas
33
4. Aspirasi.
5. Kegagaln jantung / gangguan irama jantung.
34
II.B Konsep Covid-19
II.B.1 Pengertian Covid 19
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Beberapa jenis coronavirus diketahui dapat menyebabkan infeksi pasa saluran
nafas pada manusia dimulai dari batuk, pilek, hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome atau MERS dan Severe Acute Respiratory Syndrome atau SARS
(Wordl Health Organization, 2020).
Covid-19 adalah penyakit saluran pernapasan menular yang disebabkan oleh virus
baru yaitu SARS-CoV-2 yang ditandai dengan adanya demam, batuk, lemas, nyeri
tenggorokan, dan sesak nafas (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
Coronavirus merupakan kumpulan virus yang dapat menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun
virus ini juga dapat menginfeksi pernapasan berat seperti infeksi pada paru-paru.
35
Kasus suspek dengan ISPA berat/gangguan pernapasan akut (ARDS)/
meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
4. Kontak Erat
a. Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi atau
probable 2 hari sebelum dan 14 hari sesudah muncul gejala, seperti bertatap
muka dala radius 1 meter selama lebih dari 15 menit, atau bersentuhan
langsung, atau merawat langsung pasien tanpa menggunakan APD yang
sesuai, atau situasi lainnya yang berisiko.
b. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala, kontak erat dihitung dari
2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.
c. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala, kontak erat dihitung dari 2 hari
sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan specimen kasus konfirmasi.
36
Coronavirus yang kebanyakan dapat menginfeksi manusia adalah dari genera alfa
dan betha. Reservoir primer dari coronavirus adalah kekelawar. Namun dengan kemampuan
mutasi dari coronavirus dapat mengifeksi hewan lain yang disebut host intermediate. Dalam
kasus Covid-19 ini, coronavirus akan menginfeksi panolin yang selanjutnya dapat
menginfeksi manusia yang disebut zoonosis. Zoonosis yaitu ditularkan dari hewan ke
manusia.
Coronavirus dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk atau
bersin dengan masa inkubasi antara 4 – 14 hari. Kemudian jatuh ke suatu benda yang dapat
disentuh oleh orang lain. Lalu orang tersebut menyentuh hidung, mata dan mulut.
Coronavirus dapat melewati membrane mukosa, terutama mukosa nasal dan laring,
kemudian memasuki paru-paru melalui trakturs. Selanjutnya virus akan menyerang organ
yang mengekspresikan ACE-2 seperti paru-paru, jantung, sistem renal dan traktus
gastrointestinal (Gennaro dkk, 2020).
Pada periode inkubasi covid-19 ditandai dengan kadar leukosit dan limfosit yang
masih normal atau sedikit menurun, serta pasien belum merasakan gejala. Selanjutnya virus
mulai menyebar melalui darah, terutama menuju ke organ yang mengekpresikan ACE02 dan
pasien mulai merasakan gejala ringan. Empat sampai tujuh hari gejala awal, kondisi mulai
memburuk dengan ditandai oleh timbulnya sesak napas, penurunan lomfosit, dan
perburukan lesi paru. Jika fase tidak teratasi akan terjadi ARDS, sepsis, dan komplikasi lain.
Tingkat keparahan klinis berhubungan dengan usia, komorbiditas, obstruktif kronis (PPOK),
hipertensi, dan obesitas (Susilo dkk, 2020).
37
Pada pasien dengan kasus Covid-19 yang sudah terinfeksi parah, dapat menyebabkan
komplikasi serius berupa:
1. Edema paru.
2. Gagal napas akut.
3. Pneumonia.
4. Gagal jantung akut.
5. Gagal hati akut.
6. Infeksi sekunder pada organ lain.
7. Gagal ginjal.
8. Gangguan pembekuan darah.
9. Rhabdomyolysis.
10. ARDS.
11. Syok septik.
12. Kematian.
Selain itu, saat ini ada istilah long haul Covid-19, yaitu yang merujuk pada seseorang
yang sudah dinyatakan sembuh melalui hasil pemeriksaan PCR, tetapi tetap merasakan
keluhan seperti lemas, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar,
dan demam yang hilang timbul.
38
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas seperti
sputum, bilasan bronkus, cairan pleura dan darah.
7. Pemeriksaan feses dan urine
Untuk menginvestigasi kemungkinan penularan.
39
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Agama : Hindu
Kelapa Gading
Suku : India
40
B. KELUHAN UTAMA DAN RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Saat di kaji pasien mengeluh batuk sejak 3 hari sebelum masuk RS dan
napasnya sesak. Pasien juga mengatakan terakhir asmanya kambuh tadi pagi. Pasien
membawa obat dari rumah yaitu ventolin inhaler.
C. RIWAYAT KESEHATAN
Saat pengkajian pasien mengatakan pernah dirawat di RS di India tahun 2018 selama 5 hari
karna asma. Pasien mengatakan tidak ada riwayat pembedahan dan tidak ada riwayat
tranfusi.
Pasien mengatakan ada riwayat asma dari ibunya. Pasien mengatakan
asmanya kambuh saat cuaca dingin dan saat stress. Pasien mengatakan ada riwayat alergi
obat ceftazidime. Reaksi yang ditimbulkan karena ceftazidime yaitu kulit pasien kemerahan.
E. RIWAYAT PERJALANAN
Pasien mengatakan tiba di Indonesia tanggal 1 Mei 2021 riwayat perjalanan
dari India.
G. STATUS FUNGSIONAL
Saat pengkajian pasien mengatakan bisa melakukan kebutuhannya secara
mandiri dan hasil dari skala fungsional yang di dapat yaitu 20.
I. STATUS NUTRISI
Pasien mengatakan tidak mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan
terakhir. Nafsu makan pasien baik. Pasien hanya mengatakan tidak suka makan
gorengan.
J. PENGKAJIAN NYERI
Pasien mengatakan tidak ada nyeri.
K. PEMERIKSAAN FISIK
Saat di kaji TD = 121/79, Nadi = 84x/ menit, respirasi = 24 x/menit, suhu = 36,5
Neurologi
Saat di kaji kesadaran pasien compos mentis dengan nilai GCS 15 ( E4M6 V5)
41
Pernapasan
Irama reguler, tidak ada retraksi dada, bentuk dada normal, pola napas
normal, suara napas whizing dan ronkhi, ada napas cuping hidung. Pasien menggunakan
alat bantu napas nasal kanul 2 lpm dengan saturasi oksigen 98 %.
Sirkulasi
Saat di kaji pasien tidak tampak sianosis, tidk tampak pucat, nadi kuat,capillary
revil <3 detik, irama nadi reguler, tidak ada clubbing finger, tidak ada edema, akral hangat.
Gastroentestinal
Mukosa mulut lembab
Eliminasi
Defekasi setiap 2 hari sekali melalu anus, karakteristik feases normal. BAK
spontan.
Integumen
Saat dikaji warna kulit normal, tidak ada kelainan pada kulit, tidak ada resiko
dekubitus.
Musculoskeletal
Saat dikaji tidak ada kelainan tulang dan pasien bergerak bebas.
Genitalia
Tidak ada kelainan pada genitalia pasien.
Neurosensori
Tidak ada ganguuan pada indra pengecapan, perabaan, pendengaran, dan
penglihatan pasien.
Cairan
Pasien tidak terpasang iv catheter sesuai instruksi dokter.
L. DATA PENUNJANG
42
APTT 2.6 21.8-28.00
Pocalcitonin 0.01 <0.5
3. Rontgen 5/5/2021 Rontgen Thorax Pulmo tak
tampak
infiltrat /
konsolidasi
saat ini
COR normal
4. EKG 5/5/2021 EKG QTC : 418 < 450
M. PENATALAKSANAAN TERAPI
Azitromicin 1x 500 mg per oral
Flumucyl 3x 2 sachet per oral
Becom Z 1x1 tablet per oral
Ventolin inhaler
DO :
Keadaan umum sakit sedang
Kesadaran compos mentis, GCS 15
Suara napas whizing
Ada napas cuping hidung
Pola napas nasal kanul 2 lpm
TD 121/79 mmHg
N 84 x/mnt
R 24 x/mnt
S 36,3
SpO2 98 %
DS : Klien mengatakan batuk Bersihan jalan napas tidak efektif
DO :
Suara napas ronkhi
Pasien batuk
Rr 24 x / mnt
43
SpO2 98 %
DS : klien mengatakan hasil swab PCR tgl Resiko penyebaran infeksi
5/5/2021 positif
DO :
Hasil swab PCR tgl 5/5/2021 positif
44
mukolitik
5/5/202 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pemantauan tanda
1 tindakan keperawatan vital
selama 3x24 jam Lakukan edukasi untuk
diharapkan resiko infeksi mencuci tangan
berkurang dengan sebelum dan sesudah
kriteria hasil : melakuakn kegiatan
Mengenali tanda dan Ajarkan pasien cara
gejala yang menghindari infeksi
mengindikasikan risiko
dalam penyebaran
infeksi
Mengetahui cara
mengurangi penularan
infeksi
Mengetahui aktifitas
yang dapat
meningkatkan infeksi
IV. IMPLEMENTASI
No Tgl Implementasi Nama dan paraf
1 5/5/202 Memonitor pola napas ( frekwensi, kedalaman, Ade
1 usaha napas)
Jam Memonitor bunyi napas tambahan ( whizing,
16.00 ronkhi )
Memberikan posisi semi fowler atau fowler
Dx 1 Memberikan minuman hangat
Memberikan oksigen nasal kanul 2 lpm
Melakukan kolaborasi dalam pemberian terapi :
Azitromicin tablet 1x500 mg
Flumucil 3 x 2 sachet
Becom Z 1 X1 tablet
Favipiravir dosis hari I 2 x 1600 mg
Codipront 2 x 1 kapsul
Symbicort
45
2 5/5/202 Mengidentifikasi kemampuan batuk Ade
1 Memonitor adanya produksi sputum
Jam Mengatur posisi pasien semi fowler atau fowler
16.00 Mengajarkan untuk membuang sputum di
tempat khusus
Dx 2 Menjelaskan dan mengajarkan batuk efektif
Melakukan kolaborasi pemberian terapi :
Azitromicin tablet 1x500 mg
Flumucil 3 x 2 sachet
Becom Z 1 X1 tablet
Favipiravir dosis hari I 2 x 1600 mg
Codipront 2 x 1 kapsul
Symbicort
V. EVALUASI
46
O:
Keadaan umum tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Tidak tampak napas cuping hidung
TD 120/81
Nadi 80 x/mnt
Suhu 36,4
Rr 20 x/ mnt
SpO2 98 %
Status fungsional mandiri
Resiko jatuh rendah
Tampak masih terpasang oksigen nasal kanul 2 lpm
Sudah tidak terdengar suara whizing
P:
Monitor pola napas ( frekwensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan ( whizing, ronkhi )
Berikan posisi semi fowler atau fowler
Berikan minuman hangat
Berikan oksigen bila perlu
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran
Monitor saturasi oksigen
O:
Keadaan umum sakit sedang
Kesadaran compos mentis
TD 120/81
Nadi 80 x/mnt
Suhu 36,4
Rr 20 x/ mnt
SpO2 98 %
Status fungsional mandiri
Resiko jatuh rendah
Tampak masih terpasang oksigen nasal kanul 2 lpm
masih terdengar suara ronkhi
P:
47
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya produksi sputum
Atur posisi pasien semi fowler atau fowler
Buang sputum di tempat khusus
Jelaskan dan ajarkan batuk efektif
Kolaborasi pemberian mukolitik
3 6/5/2021 S : pasien mengatakan sudah mengganti maskernya tadi pagi dan Ade
Dx 3 selalu mencuci tangan setelah melakukan kegiatan
O:
Keadaan umum tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status fungsional mandiri
Resiko jatuh rendah
Pasien tampak memakai masker
A : resiko infeksi
P:
Pantau tanda vital
Lakukan edukasi untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakuakn kegiatan
Ajarkan pasien cara menghindari infeksi
48
A : Bersihan jalan napas tidak efektif
P:
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya produksi sputum
Atur posisi pasien semi fowler atau fowler
Buang sputum di tempat khusus
Jelaskan dan ajarkan batuk efektif
Kolaborasi pemberian mukolitik
49
50
51
52
53
54
55
56