Anda di halaman 1dari 34

BAB 4

ANALISA

4.1 Analisa Hasil Pengkajian Fungsi Manajemen di Ruang Catleya


4.1.1 Fungsi Perencanaan
1. Visi dan Misi Organisasi
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan terdapat visi misi Rumah Sakit
Daerah dr. Soebandi Jember dan Ruang catleya dan terpasang di dinding.
Observasi: sudah terpasang visi misi rumah sakit
Masalah: tidak ada masalah
2. Peraturan Organisasi
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan terdapat peraturan yang berlaku
di Ruang catleya dan seseuai dengan peraturan yang ada dirumah sakit.
Observasi: Dari hasil pengamatan terdapat tata tertib serta struktur
organisasi yang ditempel didinidng ruang catleya
buku catatan pembinaan untuk supervisi kepala ruangan terkait
pelanggaran tersebut.
Masalah: tidak ada masalah
4.1.2 Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan terdapat struktur organisasi,
Observasi: Dari hasil pengamatan struktur organisasi tidak ada pembaruan
Masalah: tidak ada masalah
2. Pengorganisasian Perawatan Klien
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan perawatan dilaksanakan oleh
perawat sesuai tim 1 dan tim 2 yang bertugas pada saat shift yang
berlangsung, tetapi tidak menutup kemungkinanan dilakukan bersama-
sama tanpa melihat tim nya.
Observasi: Di Ruang catleya menerapkan metode tim. Terdapat 2 tim
dimana, tim 1 terdiri dari 1 orang katim, dan 7 orang perawat pelaksana,
dan tim 2 terdiri dari 1 katim dan 7 perawat pelaksana. Dengan total tenaga
perawat di ruang catleya terdapat 1 kepala ruang, 2 kepala tim dan 14
perawat pelaksanan.
Masalah: Keterbatasan tenaga
3. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Wawancara: Menurut perawat pendokumentasian asuhan keperawatan
sudah sesuai dengan format yang ada dari rumah sakit.
Observasi:Tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan.
Masalah: tidak ada masalah
4. Pengaturan Jadwal Dinas
Wawancara:Menurut kepala ruangan pengaturan shift yang dilakukan
oleh kepala ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada diruangan.
Jadwal shift di ruang catleya dibagi jadi 3 shift, yaitu pada shift pagi mulai
pukul 07.00-15.00 WIB, shift sore mulai 15.00-21.00 WIB dan shift malam
mulai pukul 21.00-07.00 WIB.
Observasi: Terdapat daftar shift perawat di meja nurse station.
Masalah: tidak ada masalah
4.1.3 Fungsi Pengarahan
1. Motivasi Kepada Perawat
Wawancara: Menurut kepala ruangan peningkatan motivasi selalu
dilakukan dengan cara tidak memberikan pressure kepada perawat. Jika
ada masalah kepala ruangan melakukan komunikasi kepada perawat dan
menyelesaikan dengan cara musyawarah secara langsung
Masalah: tidak ada masalah
2. Komunikasi
Wawancara: Menurut kepala ruangan MAKP sudah terlaksana. Asuhan
keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan pada saat timbang
terima pasien dan di tindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada shift
berikutnya.
Observasi: Komunikasi antara perawat sesuai dengan jalur. Hasil
pengamatan proses timbang terima selalu dilakukan dan dilaporkan oleh
perawat yang bertugas terkait tindakan yang sudah dilakukan dan yang
akan dilanjutkan oleh perawat pada sift berikutnya.
Masalah: tidak ada masalah
4.1.4 Fungsi Pengendalian
1. Program Pengendalian Mutu
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan untuk program pengendalian
mutu sudah terlaksana dan jika ada komplen atau permasalahkan setiap
bulan dilaporkan langsung, diatasi dan diberikan solusi. Terdapat
keterbaruan pengendalian mutu pada tahun 2022 tetapi belum bisa di
ekspos.
Observasi: Terdapat sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan
pengendalian mutu
Masalah: -
2. Pelaksanaan SOP dan SAK
Wawancara: Menurut kepala ruangan SOP di ruangan ketersediaannya
sekitar 230 SOP dan untuk SAK masih menggunakan standar asuhan
keperawatan yang lama 2015.
Observasi: Terdapat SOP yang terlampir di ruang KARU.
Masalah: tidak ada masalah
4.2 Analisa Sumber Daya (5M) di Ruang Catleya
4.2.1 Ketenagaan (MAN/M1)
1. Analisis Ketenagaan Kerja Jumlah Tenaga Keperawatan dan Non
Keperawatan
Di ruang Catleya RS. Soebandi memiliki 26 tempat tidur dengan
memiliki 18 tenaga keperawatan yang terdiri dari 1 kepala ruang (karu), 2
ketua tim (katim), 14 perawat pelaksana, 1 tenaga administrasi dan 1
tenaga prakarya.
2. Latar Belakang Pendidikan, Jabatan, Masa Kerja dan Status Pegawai

Pendidikan Masa tahun Pelatihan yang Status


No. Nama Jabatan
terakhir jabatan diikuti Kepegawaian

1. Ns. Sri Wahyuningsih, S.Kep Karu Ners 16 Tahun BCLS, ACLS PNS

2. Ns. Farida Angkaeni, S.Kep Katim 1 Ners 12 Tahun BCLS, CI BLUD

3. Sulih Utami, Amd.Kep PP D3 16 Tahun BCLS BLUD

4. Nuraini Faiqoh, Amd.Kep PP D3 16 Tahun BCLS BLUD

Kuncoro Adi Putra,


5. PP D3 16 Tahun BCLS BLUD
Amd,Kep
Nurul Nur Rohman,
6. PP D3 12 Tahun BCLS BLUD
Amd.Kep

7. Tanti Liyanasari, Amd.Kep PP D3 2 Tahun BCLS BLUD

8. Ns. Juhairiyah, S.Kep PP Ners 2 Tahun BCLS BLUD

Ns. Novil Iqbal Habibi,


9. PP Ners 1 Tahun BCLS BLUD
S.Kep
Ns. Eranie Oktayuliana,
10. Katim 2 Ners 12 Tahun BTCLS BLUD
S.Kep

11. Yoga Amoriani, Amd.Kep PP D3 13 Tahun BCLS BLUD

12. Yusetya Novi W, Amd.Kep PP D3 12 Tahun BCLS BLUD

13. Tutik Nur Halida, Amd.Kep PP D3 16 Tahun BCLS BLUD


14. Ns. Achlun Nina M, S.Kep PP Ners 9 Bulan BCLS BLUD

Ns. Revina Nur Astriyawati,


15. PP Ners 2 Tahun BCLS BLUD
S.Kep

16. Ns. Neneng Dwi S, S.Kep PP Ners 2 Tahun BCLS BLUD

17. Ardita Cahyani, Amd.Kep PP D3 2 Tahun BCLS BLUD

Sumber : Data primer dan sekunder di ruang Catleya

3. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang catleya
diketahui bahwa terdapat struktur organisasi sebagai berikut:

a. Peran Sebagai Kepala Ruang


Fungsi:
1) Menentukan standar pelaksanaan kerja
2) Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim
3) Supervisi dan evaluasi tugas staf
Uraian Tugas:
1) Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing- masing.
b) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien.
e) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
f) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
g) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
2) Pengorganisasian dan Ketenagaan
a) Merumuskan metode penugasan keperawatan.
b) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.
c) Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
d) Membuat rentang kendali diruang rawat.
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal:
membuat roster dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai
dengan jumlah dan kondisi pasien.
f) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan
dalam bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi.
g) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan.
h) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
i) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
j) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
k) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim,
memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen.
b) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
c) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
d) Melakukan Supervisi
1) Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan
dari ketua tim.
2) Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga.
4) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
5) Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas
dengan baik.
6) Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
7) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun anggota tim/pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien.
b) Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/kerja ketua tim dan anggota
tim/pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing
serta dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
c) Memberi umpan balik kepada ketua tim.
d) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
e) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan
keperawatan.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
5) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik,
pseudo demokartik, situasional, dan lain-lain.
6) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.

b. Peran Sebagai Ketua Tim


Fungsi:
1) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota
tim/pelaksana.
3) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhanpasien.
4) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
5) Menyelenggarakan konferensi.

Uraian Tugas:
1. Perencanaan
a) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama
kepala ruangan.
b) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk
anggota tim/pelaksana.
c) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
d) Menyiapkan keperluan untuk melakukan asuhan keperawatan.
e) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan.
f) Melakukan ronde keperawatan bersama kepalaruangan.
g) Mengorientasikan pasien baru.
h) Melakukan pelaporan danpendokumentasian.
2. Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
c) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
d) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan
prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
e) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan.
f) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

3. Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada
pasien.
b) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota
tim/ pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara lisan
dari anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga.
d) Melalui evaluasi:
 Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telahdisusun.
 Penampilan kerja anggota tim/pelaksana dalam melaksanakan
tugas.
 Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dansikap.
e) Memberi umpan balik kepada anggota tim/pelaksana.
f) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindaklanjut.
g) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik,
pseudo demokartik, situasional, dll.
5. Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.

c. Peran Sebagai Perawat Pelaksana


1) Perencanaan
a) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima
tugas.
b) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
c) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
d) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
e) Menerima pasien baru.
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
2) Pengorganisasian dan Ketenagaan
a) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan
tim.
b) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam
pemberian asuhan keperawatan.
c) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
d) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya.
f) Melaksanakan asuhan keperawatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
3) Pengarahan
a) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas
setiap anggota tim/pelaksana.
b) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c) Menerima pujian dari ketua tim.
d) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
e) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
f) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
4) Pengawasan
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk
prosesevaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi
pasien.
b) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

4. Tingkat Ketergantungan Pasien


Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Catleya bawah RSD dr. Soebandi
Jember selama 1 minggu sebagai berikut:
Kategori Perawatan Pasien
Total Jumlah
No. Hari Partial care Self care
care pasien
1. Senin, 1 Agustus 2022 5 6 1 12
2. Selasa, 2 Agustus 2022 3 6 0 9
3. Rabu, 3 Agustus 2022 3 6 1 10
4. Kamis, 4 Agustus 2022
5. Jumat, 5 Agustus 2022
Sumber: Data Primer di Ruang Catleya 2022

5. Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Pasien


Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan
kesimpulan selama 3 hari) menurut Douglas. Douglas (1992, dalam
Sitorus, 2006) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu
unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing
kategori mempunyai nilai standar per shiftnya, yaitu sebagai berikut:

Minimal Care Partial Care Total Care


Hari
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2. 0,34 0,28 0,20 0,54 0,20 0,14 0,72 0,60 0,40

3. 0,51 0,42 0,30 0,81 0,30 0,21 1,08 0,90 0,60


Sumber: Nursalam 2017
a. Senin 1 Agustus 2022
P S M
Self care 1x0,17= 0,17 1x0,14=0,14 1x0,07=0,07
Partial care 6x0.27= 1,62 6x0.15= 0,9 6x0.10= 0,6
Total care 5x0,36= 1,8 5x0,30=1,5 5x0,20= 1
Jumlah 3,59 2,54 1,67
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:
Jumlah perawat yang dibutuhkan: 7,8 = 8 perawat
b. Selasa, 2 Agustus 2022
P S M
Self care 0x 0.17 = 0,17 0 x 0.14 = 0,14 0 x 0.07 = 0,07
Partial care 6x 0.27 =1,62 6 x 0.15 = 0,9 6 x 0.10 = 0,6
Total care 3 x 0.36= 1,08 3 x 0.30= 0,9 3 0.20= 0,6
Jumlah 2,7 1,8 1,2
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:
Jumlah perawat yang dibutuhkan: = 6 Perawat
c. Rabu, 3 Agustus 2022
P S M
Self carex 1 x0.17 = 0 , 1 7 1 x 0.14 = 0,14 1x 0.07 = 0,07
Partial care 6x 0.27 =1,62 6 x 0.15 =0,9 6x 0.10 = 0,6
Total care 3x 0.36=1,08 3 x 0.30=0,9 3x 0.20= 0,6
Jumlah 2,87 1,94 1,27
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:
Jumlah perawat yang dibutuhkan: = 6 perawat

6. Tenaga Keperawatan
Ruang Catleya memiliki 18 orang tenaga keperawatan termasuk
kepala ruang, katim dan perawat pelaksana.Tenaga keperawatan yang ada
di Ruang Catleya dibagi menjadi tiga shift yaitu pagi, sore dan malam.
Pembagian waktu shift tenaga keperawatan di Ruang Catleya yaitu:
a. Shift pagi : 07.00-15.00WIB
b. Shift sore : 15.00-21.00WIB
c. Shift malam : 21.00-07.00 WIB
Berdasarkan pembagian waktu shift tersebut, jika dihitung jam kerja
yaitu pada shift pagi 8 jam, sore selama 6 jam dan shift malam selama 10
jam.
7. Alur Pasien
8. Analisis Masalah Pada Bagian Ketenagaan
Ruang catleya pada tanggal 1 Agustus 2022 memiliki 12 pasien
dengan tingkat ketergantungan self care, partial care, dan total care
sehingga kebutuhan perawat pada waktu tersebut sebanyak 8 orang.
Sedangkan pada pembagian jam kerja perawat, setidaknya dalam satu sift
terdapat 4 perawat pada sift pagi, 2 perawat pada sift sore dan 2 pada sift
malam.
Berdasarkan hasil pengkajian, manajemen ruangan dalam
mengelola tenaga keperawatan terbilang baik, hal ini dikarenakan dalam
pelaksanaan fungsi manajemen pendelegasian dan pembagian pelaksanaan
tugas terstruktur. Namun, dalam hal kebutuhan tenaga perawat di ruang
catleya dalam perharinya terbilang kurang dikarenakan pada saat sift
paginya terdapat 2 perawat pelaksana 1 katim dan 1 karu, sehingga untuk
melakukan tindakan ke pasien katim juga ikut membantu. Pada sift sore
juga hanya terdapat 2 perawat pelaksana begitu pun juga pada sift
malamnya.
Dalam segi pendidikan, perawat pelaksana di ruang catleya
dominan berpendidikan D3. Terkait dengan pelatihan yang diikuti perawat
ruang catleya hampir keseluruhan pernah mengikuti pelatihan-pelatihan
seperti BCLS, ACLS, Nyeri, Code Blue pada tahun 2021.

4.2.2 Sarana dan Prasarana (Material/M2)


1. Lokasi dan Denah Ruangan
a. Lokasi Ruangan
Adapun batasan ruangan catleya sebagai berikut:
• Sebelah timur : R. Melati
• Sebelah barat : Kantin
• Sebelah utara : R. Seruni
• Sebelah selatan : R. Aster
Ruang Catleya terdiri dari 26 bed, 1 pantry,1 tempat timbang
terima perawat, 2 ners station, 1 ruang karu, 1 lemari alat dan 2 obat, 1
kamar mandi dan washtafel.
b. Denah Ruangan
Terlampir
2. Lingkungan Kerja
Ruang Catleya RSD dr. Soebandi jember berada di sebelah timur
ruang Melati, yang terdiri dari 26 tempat tidur. Ruang nurse station perawat
rawat inap jadi satu dengan tempat penyimpanan alat medis dan lemari
berkas, terdapat ruang istirahat perawat, ruang untuk meyimpan alat dan
bahan, ruang karu, dan pantri. Bentuk pelayanan yang dilakukan di ruang
rawat inap yaitu perawatan Bedah dan internal

3. Gambaran Kapasitas Tempat Tidur Di Ruangan


Di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi Jember terdiri dari 26 bed,
Catleya atas terdapat 12 bed pasien dan Catleya Bawah terdapat 14 bed
pasien

4. Peralatan dan Fasilitas


I . Alat Kesehatan
No. Jenis Peralatan Keterangan
1 Ambu bag 3
2 Tensi meter 3
3 Nebulizer 1
4 Stetoskop 4
5 Termometer 1
6 Manometer 17
7 Instrumen set 4
8 Lampu baca foto 2
9 ECG record 1
10 Suction Pump 1
11 Syrine Pump 5
12 Tromol Besar 1
13 Cucing 2
14 Bengkok 1
15 Gunting tajam tumpul 2
16 Pinset chirurgie 3
17 Pinset anatomi 3
18 Jackson rees 0
II. Inventaris Fasilitas Petugas Kesehatan
1 Meja pasien 26
2 Meja tulis 4
3 Meja nurse station 2
4 Meja administrasi 1
5 Lemari pakaian 2
6 Lemari obat 0
7 Loker obat pasien 26
8 Lemari panjang 0
9 Tempat tidur 26
10 Loker karyawan 2
11 Kotak saran 1
12 Rak handuk 2
13 Kursi roda 2
14 Kursi pasien 52
15 Kursi busa + busa 3
16 Kursi merah 88
17 Kursi putar direksi 0
18 Kursi bundar elephent 10
19 Lemari kaca 3
20 Kursi bundar warna hitam 0
21 Kursi biru 4
III. Inventaris fasilitas pasien
1 Sprei/laken 52
2 Stik laken 0
3 Sarung bantal 16
4 Sarung guling 0
5 Bantal 14
6 Guling 0
7 Selimut 25
8 Penutup sprei 0
9 perlak 0
10 Baju pasien 5
11 Sarung pasien 5
12 Duk 2
13 Gorden 26
14 Vitrase 0
15 Gorden skat (set) 0
16 Taplak meja 0
17 Kasur 26
18 Handuk tangan 5
19 Tabung Oksigen 5
Sumber : Ruang Rawat Inap catleya (2022)

Interpretasi: Ruang catleya memiliki fasilitas-fasilitas seperti ruang


pertemuan perawat, pantri ,ruang karu, ners station, akan tetapi di ruang
catleya masih belum terpasang label resiko jatuh pada pasien tetapi masih
ada bed rail di setiap bed pasien untuk meminimalisir resiko jatuh. Hal ini
menunjukkan bahwa fasilitas yang diperlukan untuk petugas kesehatan di
Ruang catleya sudah cukup.Tercukupinya fasilitas tersebut mengakibatkan
proses pelaksanaan peran dan fungsi petugas kesehatan yang cukup
optimal.
5. Alur Pengadaan Barang
a. Setiap unit yang membutuhkan barang, mengajukan pengurus barang.
b. Petugas melakukan pengecekan apakah barang tersebut benar-benar
dibutuhkan.
c. Pengurus barang melaporkan kebutuhan barang ke kepala ruangan.
d. Kepala ruangan menyetujui untuk permintaan barang dengan membuat
nota dinas diserahkan di bidang keperawatan.
e. Bidang keperawatan mengajukan usulan ke direktur rumah sakit.
6. Analisis Masalah Pada Bagian Material
NO
PERTANYAAN YA TIDAK
.
Apakah tata letak gedung ruangan sudah sesuai
1. √
dengan standar pelayanan?
Apakah faslitas di ruangan Anda sudah lengkap
2. untuk perawatan pasien sesuai dengan standar yang √
berlaku?
Apakah peralatan kesehatan di ruangan Anda sudah
3. √
lengkap untuk perawatan pasien?
Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio
4. √
pasien?
Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan
5. √
semua alat- alat perawatan?
Apakah persediaan consumable (alat habis pakai)
6. √
selalu tersedia sesuai yang dibutuhkan pasien?
Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah
7. √
memadai?
4.2.3 Metode (Methode/M3)
1. MAKP
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan hasil bahwa model
asuhan keperawatan (MAKP) yang di gunakan diruang catleya adalah
model asuhan keperawtan profesional TIM, dimana diruang catleya
terdapat 2 tim yang terdiri dari 7 perawat pelaksana dan 1 katim untuk tim
1 dan terdiri dari 7 perawat pelaksana dan 1 katim untuk tim 2.
Pertanyaan Jawaban
Model Asuhan Keperawatan yang Digunakan
1. Apakah model asuhan Model asuhan keperawatan TIM
keperawatan yang digunakan
perawat di ruangan saat ini?
2. Apakah perawat Perawat pada ruang rawat inap catleya
mengerti/memahami dengan mengatakan sudah mengetahui model
model asuhan keperawatan yang asuhan keperawatan yang digunakan di
digunakan saat ini? ruangan
3. Menurut Anda, apakah model Jika disesuaikan dengan
tersebut cocok digunakan di ketersediaan sdm, model asuhan
ruangan Anda? keperawatan TIM memenuhi syarat
(cocok)
4. Apakah model yang digunakan Perawat mengatakan jika ruangan
sesuai dengan visi dan misi sudah memiliki visi, misi dan motto
ruangan? untuk ruangan catleya sendiri. Model
yang digunakan sesuai dengan visi,
misi, dan motto yang ada.
Efektifitas dan Efisiensi Model Asuhan Keperawatan
1. Apakah dengan menggunakan Ya , rata-rata hari perawatan pasien 4
model saat ini menjadikan hari
semakin pendek lama rawat inap
bagi pasien? Rerata hari rawat
berapa?
2. Apakah terjadi peningkatkan Ya, menurut survei kepuasan pasien,
kepercayaan pasien terhadap sebagian besar pasien mengatakan puas
ruangan? dengan pelayanan yang diberikan

3. Apakah model yang digunakan Tidak, menurut perawat karena dengan


saat ini tidak menyulitkan dan terbatasnya tenaga perawat model TIM
memberikan beban berat kerja cocok dan tidak menyulitkan perawat.
bagi Anda?
4. Apakah model saat ini tidak Tidak
memberatkan dalam
pembiayaan?
5. Apakah model yang digunakan Tidak
mendapat banyak kritikan dari
pasien pada ruangan?

Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan


1. Apakah telah terlaksana Ya, dengan menggunakan
komunikasi yang adekuat antara komunikasi secara langsung
perawat dan tim kesehatan lain? maupun alat komunikasi
Jelaskan!
2. Apakah kontunuitas rencana Ya, dengan proses timbang terima
keperawatan terlaksana? planning untuk pasien dijalankan

3. Apakah Anda menjalankan Ya, sesuai dengan tupoksi


kegiatan sesuai tupoksi?

2. Timbang Terima
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di Ruang Catleya
RSD dr. Soebandi Jember pada bulan Agustus 2022 dimana kegiatan
timbang terima yang dilakukan jika perawat yang bertugas selanjutnya
telah datang dengan menyebutkan nama pasien, diagnosa medis, tindakan
yang akan di lakukan, namun ada beberapa diagnosa keperawatan pasien
yang di tidak dipaparkan, kegiatan tersebut berulang pada shift berikutnya.
Kegiatan timbang terima di ruang catleya selalu di pimpin oleh kepala
ruangan kecuali pada saat timbang terima dari shift sore ke shift malam dan
hari libur. Perawat pada shift malam melaporkan semua pasien pada
perawat yang shift pagi karena semua perawat yang bertugas bertanggung
jawab dengan semua pasien yang ada disertai pencatatan dibuku operan
individu. Setelah selesai hand over perawat tidak melakukan keliling
kepada pasien karena masih pandemic covid 19. Setelah hands overs ke sift
sore katim bertanya ke perawat pelaksana, hal apa saja yang sudah atau
belum dilakukan, observasi planning yang sudah disampaikan saat hand
over pagi.

3. Pre Conference
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil di Ruang Catleya
RSD dr. Soebandi Jember katim dan perawat pelaksana melakukan pre-
conference dengan memaparkan kondisi pasien dan rencana tindakan
dengan teknik SBAR untuk setiap operannya dan planing yang dilakukan
perawat pelaksana, pre conference di ruang catleya di pimpin oleh katim
atau penanggung jawab (PJ) tim.

4. Post Conference
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa di Ruang
catleya RSD dr. Soebandi Jember katim dan perawat pelaksana melakukan
post coference namun, tidak secara khusus. Post conference dilakukan di
nurse station untuk menyampaikan planning dan kendala dari perawat
pelaksana kemudian mendiskusikan penyelesaian masalahnya dan
mencarikan solusinya bersama-sama.
5. Diskusi Refleksi Kasus (DRK)
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat di dapatkan hasil
bahwa di ruang catleya RSD dr. Soebandi jember dilakukan DRK pada saat
ada pasien dengan kasus baru. Kegiatan DRK dilakukan dengan cara
berdiskusi secara langsung di nurse station ruangan catleya pelaksanaa
DRK mampu membuat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja
sama antar tim kesehatan guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi
pada pasien semakin meningkat dan berkembang. DRK terakhir dilakukan
sebelum covid dan dilaksanakan saat selesai timbang terima.
6. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen
keperawatan dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan keperawatan. Dari hasil wawancara dengan kepala ruang catleya
supervisi keperawatan sudah dilakukan secara informal dan telah dilakukan
setiap saat oleh kepala ruang, yang didelegasikan untuk mengawasinya
kinerja perawat. Kepala ruangan melakukan supervisi ke katim terkait
penulisan CPPT kemudian katim melakukan supervisi ke perawat
pelaksana terkait instrumen Standar Prosedur Oprasional (SPO).
7. Dokumentasi Keperawatan
.Berdasarkan hasil pengkajian sekunder pada bulan Agustus 2022,
terhadap pendokumentasian diruang Rawat inap catleya RSD dr. Soebandi
Jember bahwa pelaksanaan dokumentasi keperawatan sudah sesuai dengan
format di less pasien, Assesmen resiko jatuh selalu diperbaharui sesuai
dengan kondisi pasien. Selanjutnya pengisian assasmen resiko jatuh terisi
sesuai rawat inap pasien begitupun juga assasmen nyeri.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa
a. Perawat catleya mengetahui tentang metode tim, dimana ada 2 tim yang
membawahi 7 orang di tiap timnya. Pengelolaan pasien tiap tim nya
masih belum bisa terlaksana sesuai dengan metode tim yang seharusnya,
karena minimnya tenaga, dimana tiap sift pagi hanya terdiri dari 2 katim
dengan 2 PP sehingga katim membantu untuk melakukan planing dari
PP.
b. Struktur organisasi tidak ada pembaruan
c. Kegiatan hand over dilakukan di nurse stasion dengan menggunakan
metode SBAR, penyampaian dilakukan oleh PPJP yang bertugas.
Namun, ada beberapa yang tidak menyebutkan diagnosa keperawatan
pasien yang muncul. Setelah hand over tidak melakukan observasi ke
pasien dikarenakan masih pandemi. Kemudian katim melakukan pre
conference ke PP yang bertugas. Post conferece tetap dilakukan tetapi,
tidak maksimal dikarenakan saat post conference tidak dilakukan pada
waktu khusus atau tertentu, melainkan katim hanya bertanya kepada PP
apa saja yang sudah sudah dilakukan dan kendala yang muncul.
8. Mekanisme Sentralisasi Obat
Berdasarkan pengkajian didapatkan hasil analisa bahwa sentralisasi
obat di ruang Catleya sudah dilakukan petugas dengan tepat dan sudah
sesuai dengan nama dan lokernya, perawat yang bertugas sudah mengecek
obat, dosis obat, aturan minum obat dan pada saat pemberian obat perawat
menjelaskan macam-macam obat serta kegunaan obat.
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul selama 6 hari terakhir saat
pengkajian di ruang catleya yaitu :
1. Nyeri akut
2. Penurunan curah jantung
3. Gangguan integritas kulit/jaringan
4. Pola nafas tidak efektif
5. Perfusi perifer tidak efektif
6. Bersihan jalan napas tidak efektif
7. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
Berdasarkan pengkajian didapatkan hasil analisa terkait diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu sudah dilaporkan dan sudah
didokumentasikan ke dalam less pasien, namun pada saat timbang terima
ada beberapa diagnosa pasien tidak dipaparkan.
10. Tindakan Keperawatan
Berdasarkan pengkajian didapatkan hasil bahwa tindakan
keperawatan yang umum dilakukan di ruang catleya yaitu :
1. Manajemen nyeri
2. Dukungan ambulasi
3. Perawatan luka
4. Manajemen jalan nafas dan pemantauan respirasi
5. Nebulezer
6. EKG
Berdasarkan pengkajian didapatkan hasil analisa terkait tindakan
umum yang dilakukan perawat yang bertugas sudah sesuai dan tepat
berdasarkan SPO yang berlaku di ruang catleya.
7. Sasaran Keselamatan Pasien
Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan
oleh standart akreditasi rumah sakit edisi 1 (PERMENKES RI, 2017) dan
maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut.
a. Sasaran I : Mengidentifikasi pasien dengan benar.
b. Sasaran II : Meningkatkan komunikasi yang efektif.
c. Sasaran III : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
di waspadai.
d. Sasaran IV : Memastikan lokasi, pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar.
e. Sasaran V : Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan.
f. Sasaran VI : Mengurangi resiko cedera pasien akibat jatuh.
Berdasarkan pengkajian sekunder yang sudah dilakukan didapatkan
hasil:
a. Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien, meliputi standart berikut.
1) Berdasarkan dari hasil wawancara dengan perawat dan kepala
ruangan, identifikasi pasien dilakukan dengan melihat gelang
identitas pasien saat akan melakukan tindakan ke pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat dengan cara
pencocokan 6 T yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat waktu pemberian,
tepat jalur, tepat dosis, tepat dokumentasi. Transfusi darah
menggunakan pencocokan gelang identitas pasien dan RM dengan
nama di prodak darah.
3) Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis.
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/
prosedur.
b. Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
1) Perintah lisan (langsung) dan tidak langsung baik melalui telepon
khusus ruangan maupun pesan whatsapp grups ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut, dan ditulis pada RM dengan menggunakan
SBAR yaitu (situasi) tentang kondisi terkini yang terjadi pada pasien,
(background) informasi penting yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini, (assessment) hasil pengkajian kondisi pasien terkini,
dan (recomendation) apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien
2) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut. Misal : tulbakon yaitu perawat melakukan
konsultasi tentang pasien kepada dokter melalui telepon, perawat
menulis pesan yang diterima kemudian membacakan kembali
(konfirmasi ulang) hasil yang ditulis serta konfirmasi dari pemberi
pesan (dokter). Perawat menulis di catatan perkembangan pasien
tentang tindakan yang sudah dilakukan dan perencanaan yang akan di
lakukan kepada pasien kemudian menyampaikan secara lisan apa
yang telah ditulis kepada perawat yang akan melanjutkan shift
selanjutnya.
c. Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(highalert medications)
1) Obat obat diruang Ranap dibedakan menurut identitas pasien, ditulis
langsung di obat dan diletakkan di loker obat setiap pasien. Sehingga
dengan adanya loker obat setiap pasien akan meminimalisirkan
kesalahan pemberian obat dan tertukarnya obat dengan pasien lain.
2) Ruang Ranap menyediakan obat-obat emergency yang ditaruh dalam
tempat khusus. Ruang Ranap mempunyai persedian obat-obat yang
perlu diwaspadai (high alert) sehingga menyediakan label khusus
obat tersebut. Serta ruang Ranap mempunyai tempat khusus untuk
elektrolit konsetrat.
d. Sasaran IV: Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
1) Ruangan menggunakan identitas dan dokumentasi pada les untuk
melakukan verifikasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat
dan benar, dan fungsional.
e. Sasaran V: Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
1) Ruangan catleya mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima
secara umum (antara lain dari WHO patient safety)
2) Ruangan catleya menerapkan program hand hygien yang efektif,
dengan cara meletakan poster 6 langkah cuci tangan (TEPUNG
SELACI BUTAR) pada setiap ruangan
3) Perawat Ruang Ranap sudah menerapkan five Moment ke pasien,
dan ruang catleya sudah melakukan sosialisasi hand hygiene kepada
pasien dan keluarga pasien, namun kegiatan tersebut tidak terjadwal
secara rutin. Terdapat poster cuci tangan 6 langkah dan etika batuk
ada di dinding ruang catleya, hanya saja untuk persediaan handrub
belum maksimal di ruang catleya karena tidak ada persediaan
handrub di bed pasien. Hal tersebut di karenakan oleh keterbatasan
botol yang ada di ruang catleya sehingga yang tersedia hanya 2 botol
di nurse station dan kamar pasien.
4) Penulisan pemasangan infus pada pasien dilakukan oleh perawat
yang sedang bertugas akan tetapi ada beberapa penulisan
pemasangan infus hanya tertulis di lembar observasi atau CPPT saja.
f. Sasaran VI: pengurangan resiko pasien jatuh
1) Ruang catleya telah melaksanakan pengurangan resiko pasien jatuh
dengan memasang sideril, memotivasi keluarga untuk mendampingi
paasien. Setiap pagi saat bersamaan dengan tindakan ke pasien
petugas selalu mengecek pengunci bed pasien apakah berfungsi atau
tidak, hanya saja petugas tidak memasang tanda fall risk di tiang
infus pasien dan gelang pasien.
2) Pengurangan resiko jatuh tidak semua pasien untuk assesment
lanjutan tentang resiko jatuh diisi oleh petugas karena tergantung dari
hasil assesment masing-masing pasien.
8. Analisis Masalah Pada Bagian metode
Dalam metode pengelolaan ruangan rawat inap catleya
menggunakan metode MAKP TIM dimana, hal tersebut memberikan
dampak postif seperti efisiensi, metode yang mudah bagi perawat yang
akan mendapatkan kepuasaan kerja stelah tugasnya terselesaikan hingga
kemudahan yang diperoleh oleh kepala ruang dalam memantau
perkembangan kinerja perawat pelaksana.
4.2.4 Sumber Keuangan (Money/M4)
1. Sistem yang Digunakan dalam Sumber Keuangan Ruangan
a. BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan merupakan Badan Hukum Publik yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden dan memiliki tugas untuk
menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia.Prosedur persyaratan pasien BPJS Kesehatan:
1) Menunjukkan kartu kepesertaan BPJS Kesehatan.
2) Menyerahkan fotocopy kepesertaan BPJS Kesehatan, fotocopy KK,
fotocopy KTP.
Ruang Catleya di khususkan untuk pasien BPJS kelas 2. pasien BPJS
kelas 3 bisa naik kelas 2 jika ruangan kelas 3 penuh.
b. Umum
Dimana pembiayaan pasien umum yaitu dengan menggunakan
biaya sendiri yang tidak menggunakan pembiayaan dari pemerintah.
2. Analisa Pada Bagian Keuangan
Berdasarkan hasil pengkajian analisa bagian keuangan di ruang
catleya yaitu dalam perawatan pasien di ruang catleya ada berbagai macam
sumber daya keuangan yang digunakan pasien seperti BPJS, J-Keren,
Umum, PBI.
4.2.5 Pemasaran Bangsal Market M5
1. Jumlah rata-rata pasien/ hari di ruangan
Penilaian jumlah rata-rata pasien setiap hari di ruangan dilakukan
dengan menggunakan analisa pada bulan Februari-Mei 2022 di ruang
catleya didapatkan hasil didapatkan bahwa rata-rata pasien yang melakukan
rawat inap di ruang catleya sebanyak 137 hari dalam 30 periode. Rata-rata
jumlah pasien yang didapatkan dari bulan Februari-Mei 2022 sebanyak 9
pasien setiap harinya.
2. Nilai standar BOR, ALOS, TOI dan BTO pada ruang catleya

No Bulan T A H M Mati Mati D HP BOR LOS TOI BTO


< 48 > 48
Jam Jam
1 Februari 28 26 142 5 2 3 133 407 52,2 3,36 3,08 4,35
2 Maret 31 26 151 17 11 6 138 402 49,88 3,38 3,39 4,58
3 April 30 26 130 - 8 3 124 304 39,62 2.94 4.49 4.04
4 Mei 31 26 176 11 6 5 144 393 51,49 3,01 2,83 5,31

a. Data BOR (Bed Occupancy Rate)


BOR = Jumlah hari perawatan (HP) x 100
Jumlah TT x jumlah hari pada periode yang sama (T)

b. Data AVLOS (Average Length of Stay)


AVLOS = Jumlah lama perawatan pasien (H=M)
Jumlah pasien keluar (H+M)
c. Rata-rata hari tempat tidur tidak terisi (TOI/Turn Over Internal)
TOI = (Jumlah TT x Hari) – HPx1
Jumlah pasien keluar (H+M)
d. Bed Turn Over (BTO)
BTO = Jumlah pasien keluar (H+M) pada periode tertentu
Jumlah total TT pada periode yang sama

Keterangan :
HP : Hari perawatan
T : Periode waktu
A : Kapasitas tempat tdur
D : Jumlah pasien keluar RS baik hidup maupun mati
H : Paisen hidup
M : Pasien mati
BOR : 75%-85%
LOS : 3-12 hari
TOI : 1-3 hari
BTO : 30 persen

2. Tingkat Kepuasan Pasien pada Tahun ini


Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa dengan menggunakan
data kepuasan pasien yang dilakukan dengan pengkajian sekunder
didapatkan data kepuasan pasien 83,7% pada bulan mei 2022 pada ruang
rawat inap catleya menunjukkan hasil sebagian besar puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh ruang catleya hal tersebut dinilai dari aspek
kemudahan prosedur pelayanan yang diberikan oleh ruang catleya dimana
pelayanan yang diberikan memiliki struktur yang baik dan sangat tertata
kemudian terkait kompetensi atau kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan dinilai memuaskan karena perawat yang bertugas pada ruang
catleya sebagian sudah mengikuti pelatihan. Selain itu pasien merasa puas
terkait perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dimana
sebagian besar perawat memiliki sikap serta etika yang baik dalam
memberikan asuhan keperawatan, dari segi ruangan pasien menunjukkan
cukup puas terhadap sarana dan prasarana yang ada di ruang catleya
3. Tingkat Kepuasan Perawat
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa dengan menggunakan data
kepuasan perawat dilakukan secara langsung dengan menggunakan
kuisioner. Kepuasan kerja perawat dengan 18 kuisioner didapatkan hasil
bahwa kepuasan perawat diruang catleya menunjukkan hasil sebagian besar
perawat puas dengan gaji yang diterima dibandingkan dengan pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan latar belakang pendididkan yang sudah
dijalankan oleh setiap perawat. kemudian terkait sistem pengkajian,
tersedianya peralatan yang lengkap serta fasilitas penunjang sebagian besar
responden menunjukkan tingkat kepuasan yang puas. Selain itu kuisioner
juga menilai terkait beberapa item seperti perlakuan kepala ruangan selama
erawat bekerja, kebebasan melakukan suatu metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan.

4. Visi Dan Misi Ruang Catleya


1. Visi
Menjadi ruang perawatan yang mampu memberikan asuhan keperawatan
yang holistic, unggul dalam pelayanan dan pendidikan serta menjadi
pilihan utama masyarakat.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan media dan atau keperawatan yang
bermutu, berorientasi pada kepuasan pelanggan, dengan mengacu pada
standart asuhan keperawatan dank kode etik keperawatan
b. Melaksanakan fungsi sebagai bangsal perawatan, penidikan dan
pelayanan yang berbasis pada ilmu dan teknologi kedokteran dan
keperawatan
c. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan hubungan yang
professional guna meningkatkan kesejahteraan
d. Menjadi bangsal perawatan pusat rujukan pelayanan dan pendidikan
keilmuan di wilayah jawa timur bagian timur.
3. Motto
a. Motto RSD dr. Soebandi
Pelayanan Cepat, Tepat, Bermutu, dan Manusiawi.
b. Motto Ruang Catleya
Melayani dengan sepenuh hati, ramah, ilmiah dan bertanggung jawab.
5. Analisis Masalah Pada Bagian Market
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan nilai BOR, ALOS, TOI,
dan BTO di ruang rawat inap catleya diketahui bahwa tidak ada masalah
dibagian pemasaran atau market di ruang catleya terkait jumlah pasien
yang setiap harinya standart dengan frekuensi penggunaan tempat tidur
tidak melebihi standart dengan nilai 40-50 kali setiap satuan waktu.

Anda mungkin juga menyukai