Definisi Uang
Benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan
tukar-menukar atau perdagangan.
1
Emas dan perak dapat memenuhi syarat tersebut pada masa lalu.
Di masa sekarang digunakan uang kertas atau uang kartal dan uang giral.
Peranan Uang
1. Sebagai alat tukar-menukar
2. Sebagai satuan hitung atau nilai
3. Sebagai ukuran pembayaran yang ditunda
4. Sebagai alat penyimpan nilai
2
Namun banyak kesulitan yang timbul dari emas dan perak salah satunya jumlah yang terbatas.
Lembaga keuangan / institusi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya
adalah meminjamkan uang yang disimpankan kepada mereka.
Tidak semua jumlah tabungan di bank dapat dipinjamkan kepada nasabah, sebagian dari
tabungan harus tetap berada pada Bank sebagai uang tunai, dan sebagian lagi disimpan dalam
Bank Sentral.
Misal Bank Sentral mengharuskan Bank Umum menyimpan cadangan :
20 % dari uang giral
5% dari tabungan
3
5% dari tabungan berjangka
20
300 m
5
40m 20m 63milyar
100 100
Misal - tabungan giral mula-mula Rp. 100 jt di masukkan ke Bank Umum ( BU- I)
- besar cadangan 20 %
- semua kelebihan ( 80 %) dipinjamkan kepada konsumen.
4
BU - I akan memberikan pinjaman kepada konsumennya sebesar 80jt, oleh konsumen akan
menambah tambahan 80 jt yang kemudian disimpan ke bank lain yaitu (misal) Bank Umum -
II (BU- II).
Bank Umum II
Aktiva Passiva
Cadangan Rp. 16 Tabungan Giral Rp. 80
Peminjaman 64
Jumlah 80 Jumlah 80
Proses penciptaan uang akan terus berlangsung sehingga kelebihan cadangan tidak ada lagi.
(BU berikutnya tidak dapat lagi menciptakan uang giral).
Jumlah tabungan giral, cadangan dan pinjaman yang akan diciptakaan sebagai berikut:
S
D
r
dimana D : Jumlah seluruh nilai uang giral / (tabungan giral) / cadangan yang
terwujud dalam proses penciptaan uang
S : Uang giral / tabungan giral atau cadangan (kelebihan cadangan) yang
mula-mula. ( 100 juta)
r : bagian (dalam persen) yang sebagai cadangan ( 20 % ).
5
Bank Tabungan Giral Cadangan Jumlah Yang Jumlah Seluruh
Umum Dipinjamkan Tabungan Giral
I Rp. 100 Rp.20 Rp. 80 Rp. 100
II 80 16 64 180
III 64 12,8 51,2 244
IV 51,2 10,24 40,96 295,2
V 40,96 8,192 32,768 336,16
… … … … …
… … … … …
Jumlah Rp. 500 Rp. 100 Rp. 400 Rp. 500
Dalam proses penciptaan uang, ada 3 (tiga) faktor yang membatasi penciptaan uang:
1. Kebocoran uang tunai
Yaitu sebagian dari uang yang seharusnya disimpan ke bank umum yang berikutnya,
tetap dipegang oleh pemiliknya.
Seperti contoh di atas. BU I menerima tabungan giral 100jt disimpan sebagai cadangan
20%, sisanya 80 jt dipinjamkan, oleh penerima (konsumen) disimpan ke BU II hanya
sebesar 90% x 80jt = 72jt , sehingga ada kebocoran sebesar 80-72jt = 8 jt.
2. Bank ingin mempunyai cadangan yang lebih banyak.
3. Bank kekurangan peminjam.
6
UANG DALAM PEREDARAN
Mata Uang Dalam Peredaran atau disebut sebagai Uang Kartal, yaitu seluruh jumlah mata
uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral, baik uang logam maupun kertas.
Uang Beredar, yaitu semua jenis uang yang berbeda didalam perekonomian yaitu mata uang
dalam peredaran (Uang Kartal) ditambah Uang Giral dalam bank-bank umum.
Uang Kuasi, yaitu terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan rekening (tabungan) valuta
asing milik swasta domestik.
Kekayaan Mudah Tunai (berlikuiditas tinggi) adalah harta-harta atau kekayaan yang
bersifat uang.Yaitu berbagai jenis kekayaan yang dapat ditukarkan dengan barang atau uang
dalam waktu yang cepat dan tanpa kerugian nilai.
Uang adalah Likuiditas yang paling sempurna
Tabungan dan Deposito adalah kekayaan bersifat uang yang tidak dapat langsung digunakan
untuk memperoleh barang tetapi dapat dengan mudah ditukar dengan uang.
7
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum
Bank Sentral (BS) Bank Umum (BU)
1. Jumlah BS hanya satu. 1. Jumlah BU lebih dari satu.
2. BS dimiliki dan dikuasai pemerintah. 2. BU dimiliki swasta.
3. Tujuan BS untuk menjaga stabilitas 3. Tujuan BU untuk mencari laba.
harga dan nilai tukar 4. BU dapat mempengaruhi jumlah uang
4. BS dapat mencetak uang kertas dan beredar/menciptakannya.
logam
Adakalanya pemerintah belanja lebih besar dari penerimaan atau pemerintah mengalami defisit
anggaran.
Untuk membiayai defisit, dapat melakukan :
- Mengeluarkan surat pinjaman (obligasi) jangka panjang.
- Meminjam langsung dari Bank Sentral.
Dalam penjualan surat pinjaman (surat hutang). Bank Sentral memegang peranan (diberi
kekuasaan pemerintah) untuk menentukan / merubah tingkat bunganya.
8
2. Bank Sentral, Sebagai bank oleh Bank Umum.
Bank Sentral selalu disebut bank kepada bank (bankers bank) atau sumber pinjaman terakhir,
karena jasa yang diberikan kepada Bank Umum sama sifatnya dengan jasa bank umum kepada
masyarakat.
Contoh :
A menerima uang dalam bentuk cek dari B yaitu cek dari BNI, oleh A cek tersebut dimasukan
ke BCA, maka sekarang BNI berhutang kepada BCA, untuk membayarnya digunakan jasa
Bank Sentral. BNI akan meminta Bank Sentral untuk mengurangi dari tabungannya yang ada
di Bank Sentral sebesar hutangnya kepada BCA, dengan memasukkan ke rekening BCA yang
ada di Bank Sentral.
9
Contoh tindakan Bank Sentral :
Bila terdapat tekanan-tekanan yang menurunkan nilai kurs mata uang, Bank Sentral melakukan
:
◦ Menaikkan tingkat bunga, akan meningkatkan tabungan, dan akan mendorong kegiatan
investasi, berdampak nilai kurs naik sehingga aliran modal masuk (capital inflow).
◦ Membatasi impor
Aliran modal (capital flows) menunjukkan masuknya modal ke suatu negara atau keluarnya
modal dari suatu negara.
Negara-negara dengan tingkat suku bunga tinggi dan fundamental ekonomi yang kuat akan
cendrung menarik para investor, dengan masuknya modal investasi ke negara tersebut (capital
inflow), berarti permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan meningkat, sehingga nilai
tukar mata uangnya akan naik.
10
UANG - TINGKAT HARGA - TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN
Ahli ekonomi memberi perhatian kepada uang, bukan karena peranan uang dalam mendorong
kegiatan perdagangan, tetapi kepada peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga dan
tingkat kegiatan ekonomi negara.
Analisis melihat pengaruh jumlah uang beredar (JUB) atas tingkat harga-harga, dan tingkat
kegiatan ekonomi negara dinamakan Teori Moneter.
Dua jenis moneter yang paling pokok :
1. Teori Kuantitas
2. Teori Moneter Keynes
Teori Sisa Tunai memperhatikan berapa besar uang yang dipegang atau disimpan masyarakat
dalam bentuk tunai.
Persamaan kedua teori adalah sama-sama berkaitan dengan uang beredar dan tingkat harga.
11
Pandangan teori kuantitas uang demikian ini timbul, akibat dari dua asumsi (pemisalan) :
1. Kecepatan atau laju peredaran uang adalah tetap
2. Penggunaan tenaga kerja penuh sudah tercapai (full employment)
Persamaan pertukaran : MV = PT
Dimana: M = uang beredar (penawaran uang ) = M1
V = kecepatan (laju) peredaran uang (berpindah tangan)
P = Tingkat harga-harga
T = Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diperjualbelikan
dalam satu tahun
Dengan dua asumsi (pemisalan) : 1). Kecepatan atau laju peredaran uang (V) adalah
tetap dan 2). Penggunaan tenaga kerja penuh sudah tercapai (full employment).
Sementara dalam teori Kuantitas Uang MV = PT jika Jumlah uang beredar (M) naik
(bertambah), tetapi Kecepatan atau laju peredaran uang (V) turun, dan Jumlah barang yang
diperjual belikan (T) tetap, maka tingkat harga (P) tidak akan naik menurut laju yang sama
dengan kenaikan Jumlah uang beredar (M) .
12
Atau
Jika Jumlah uang beredar (M) naik dan Kecepatan atau laju peredaran uang (V) tetap, tetapi
Jumlah barang yang diperjual belikan (T) naik sama dengan Jumlah uang beredar (M) maka P
tidak mengalami perubahan.
Perubahan ini tidak menunjukkan bahwa perubahan dalam jumlah uang beredar akan
menimbulkan perubahan yang sama atas harga.
Nilai PT lebih besar dari Pendapatan Nasional (Y). Persamaan pertukaran dapat juga sebagai
berikut:
MVy = Y
Dimana : M = uang beredar
Vy = kecepatan (laju) peredaran uang yang digunakan untuk
menjalankan jual beli barang-barang jadi
Y = Pendapatan Nasional
Karena PT lebih besar dari Pendapatan Nasional (Y), maka V lebih besar daripada Vy.
karena PT meliputi nilai transaksi atas barang-barang jadi dan setengah jadi, sedangkan Y
hanya nilai barang jadi saja.
Teori menjelaskan besarnya jumlah uang yang dipegang masyarakat sebanding dengan
pendapatan mereka. Jika rata-rata memegang uang tunai 10 % dari pendapatannya, maka :
13
1
k
10
misal : Y = 100.000,-
1
k 100.000 10.000, (dalam bentuk tunai)
10
Kesimpulan :
Bahwa peredaran uang bergantung kepada corak dari kebiasaan masyarakat dalam memegang
uang, semakin besar bagian dari pendapatan masyarakat yang disimpan, makin lambat
kecepatan laju peredaran uang dan sebaliknya.
2. Bahwa kecepatan laju peredaran uang (V) adalah tetap, terutama dalam jangka pendek.
Dalam masa inflasi, ada kecenderungan masyarakat secepatnya membelanjakan uang
yang dipegangnya, sehingga mempercepat laju peredaran uang.
Dalam masa pengangguran yang serius, masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam
berbelanja dan akan mengurangi kelajuan peredaran uang.
14
Pendapat Keynes:
“Bahwa pertambahan dalam uang beredar (M) dapat menaikkan harga-harga (P), tetapi
kenaikan harga-harga (P) tidak selalu sebanding dengan kenaikan dalam uang beredar (M).
Kenaikan dalam uang beredar (M) tidak selalu menimbulkan perubahan atas harga-harga (P)
dalam perekonomian. Menghadapi pengangguran yang cukup buruk, pertambahan jumlah uang
beredar (M) tidak mempengaruhi harga (P). Kenaikan harga selain dapat dipengaruhi oleh
kenaikkan jumlah uang beredar (M), tetapi juga dapat disebabkan oleh kenaikan biaya
produksi. Jadi walaupun uang beredar (M) tidak berubah, tetapi jika biaya produksi naik, maka
harga (P) akan naik.”
Menurut Keynes, jumlah uang beredar (M) akan menimbulkan perubahan atas pendapatan
nasional (Y), bergantung pada tiga faktor:
1. Ciri-ciri keinginan masyarakat memegang uang
2. Ciri-ciri keinginan para pengusaha untuk menanam modal
3. Kecondongan mengkonsumsi marginal pendapatan nasional.
Jika pendapatan yang diperoleh dari membeli surat-surat berharga lebih tinggi, maka
pemegang uang akan bersedia menggantinya dengan surat-surat berharga. Sebaliknya jika
pendapatan yang diperolehnya rendah, mereka lebih suka untuk memegang uang.
Kesimpulan :
Permintaan atas uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga.
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan
masyarakat atau pendapatan nasional.
15
D = Permintaan uang untuk transaksi dan
Y
Dt berjaga-jaga
Y2 Y = Pendapatan
M = Permintaan Uang
Y1
0 M1 M2 M
r1 LP (preferensi likuiditas)
LP
MO M1 M
Perbedaan pendapat ahli ekonomi Klasik dan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan
perekonomian negara.
Menurut klasik :
Tingkat bunga ditentukan oleh :
1. Penawaran tabungan oleh rumah tangga
2. Permintaan dana tabungan oleh penanaman modal (investor)
Menurut Keynes :
Tingkat bunga ditentukan oleh :
1. Permintaan dan penawaran uang
16
KURVA PERMINTAAN UANG
Dt1 Dt2 Ds
r
r0
rO
r1
r1
Ds1 Ds2
0 D
Dt1 Dt2
(Gambar. A ) (Gambar. B)
r
Ds1
r0
Dt1
Dm (y2)
Dm (y1)
0 D
Dm1
Kurva (A) permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga kurva bersifat inelastis sempurna,
karena tidak dipengaruhi tingkat bunga yaitu jumlahnya tetap walaupun tingkat bunga
berubah.
Kurva Dt1 yaitu permintaan uang sebanyak Dt1 menggambarkan permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga bila pendapatan Y1
Kurva Dt2 yaitu permintaan uang sebanyak Dt2 menggambarkan permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga bila pendapatan Y2
M
Ms1 Ms2
r2
Pada Dm1 : r1 dan Y1
r1 Dm2
Pada Dm2 : r2 dan Y2
Dm1
Kesimpulan :
0 Ms
Md Apabila Ms tetap, maka semakin naik pendapatan
nasional (Y), maka tingkat bunga akan naik.
disebabkan karena Y naik, maka Mdt akan naik ( dari
Dm1 ke Dm2)
18
Ms1 Ms2 2) Dengan kurva Ms bertambah
r
Bila Ms1 → r1
Ms2 → r2
r1
Kesimpulan :
r2 Berarti apabila Md tetap, dan pendapatan nasional
KEBIJAKAN MONETER
Adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang (M) dan tingkat bunga (r).
Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia).
19
1. Operasi Pasar terbuka,
Pada saat resesi, untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi, maka jumlah
uang beredar (M) perlu ditambah dengan cara, Bank Sentral membeli surat-surat
berharga.
Pada saat inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, jumlah uang
beredar (M) harus dikurangi dengan cara, Bank Sentral menjual surat-surat berharga
sehingga tabungan giral masyarakat dan cadangan yang dipegang Bank umum akan
berkurang.
Bank sentral akan menetapkan tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum
atas pinjaman yang diterimanya, Bank Sentral akan menetapkan tingkat (suku) diskonto
dari treasurry bill atau surat-surat berharga yang likuiditasnya tinggi lainnya, hal itu disebut
tingkat diskonto atau tingkat (suku) bank (bank rate) .
20
Untuk menambah jumlah uang beredar (M), Bank Sentral menurunkan tingkat
diskontonya (biaya bunga yang harus dibayar oleh Bank Umum kepada Bank Sentral
lebih rendah/murah) sehingga mendorong Bank Umum memberikan lebih banyak
pinjaman kepada nasabah/konsumen.
Untuk mengurangi jumlah uang beredar (M), Bank Sentral menaikkan tingkat
diskontonya, akan mendorong Bank Umum menaikkan tingkat bunga atas pinjaman-
pinjaman yang diberikan, sehingga pengusaha enggan membuat pinjaman baru, dan
banyak nasabah yang mengembalikan pinjaman, yang akhirnya timbul penurunan
dalam kegiatan ekonomi.
21