Anda di halaman 1dari 21

UANG DAN BANK

Uang berpengaruh atas kegiatan ekonomi negara.


Uang dapat menimbulkan akibat buruk atau baik atas prestasi ekonomi.
Kelebihan penawaran uang menimbulkan inflasi tetapi di masa pengangguran yang tinggi,
pertambahan uang dapat menjadi stimulan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Perekonomian dapat dibedakan


1. Perekonomian Barter
Suatu sistem kegiatan ekonomi masyarakat di mana kegiatan produksi dan perdagangan
masih sangat sederhana, kegiatan tukar-menukar masih terbatas dan dilakukan dengan
pertukaran barang dengan barang atau barter.
2. Perekonomian Uang
Perekonomian yang telah menggunakan uang sebagai alat tukar.

Kelemahan Perdagangan secara Barter


1. Perekonomian barter memerlukan keinginan ganda yang selaras yaitu kedua pihak harus
memiliki barang yang diingini pihak lain
2. Sulit untuk menentukan nilai atas suatu barang
3. Membatasi pilihan pembeli
4. Menyulitkan pembayaran tertunda
5. Sulit menyimpan kekayaan

Definisi Uang
Benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan
tukar-menukar atau perdagangan.

Syarat suatu benda disetujui sebagai uang :


1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari masa ke masa
2. Mudah dibawa
3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
4. Lebih tahan lama (tidak cepat rusak)
5. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)
6. Bendanya mempunyai kualitas yang sama.

1
Emas dan perak dapat memenuhi syarat tersebut pada masa lalu.
Di masa sekarang digunakan uang kertas atau uang kartal dan uang giral.

Peranan Uang
1. Sebagai alat tukar-menukar
2. Sebagai satuan hitung atau nilai
3. Sebagai ukuran pembayaran yang ditunda
4. Sebagai alat penyimpan nilai

Nilai uang ada dua (2) macam:


1. Nilai Instrinsik
Nilai bahan yang dipakai untuk membuat uang itu
2. Nilai Nominal
Nilai yang tertera di wajah uang itu

Uang punya dua (2) bentuk uang


1. Uang Kartal
Uang yang sering kita lihat sehari-hari (uang kertas dan uang logam)
2. Uang Giral
Uang yang diciptakan oleh Bank Umum seperti cek, wesel, promes, dan giro

Jenis Uang Sepanjang Sejarah


1. Berupa Barang
Barang yang digunakan dalam kebutuhan sehari-hari (beras, jagung, gandum, ikan,
binatang ternak dll)
2. Emas dan Perak
Sifatnya sangat sesuai untuk digunakan sebagai uang:
a. banyak orang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan sebagai perhiasan
b. emas dan perak punya kualitas yang sama
c. keduanya tidak mudah rusak
d. jumlahnya yang terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan usaha
e. kedua barang sangat stabil nilainya, karena tidak berubah kualitasnya dari masa ke
masa dan tidak mengalami kerusakan.

2
Namun banyak kesulitan yang timbul dari emas dan perak salah satunya jumlah yang terbatas.

Uang kertas/ uang kartal diciptakan oleh Bank Sentral.


Uang giral/uang bank/rekening koran diciptakan oleh Bank Umum.

Lembaga keuangan / institusi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya
adalah meminjamkan uang yang disimpankan kepada mereka.

Lembaga Keuangan dapat dibedakan beberapa jenis:


1. Perusahaan Saham
2. Perusahaan Peminjaman/leasing
3. Bank Tabungan / BPR
4. Perusahaan Asuransi
5. Bank Umum atau Bank Perdagangan

Keistimewaan Bank Umum


1. Kesanggupan Bank Umum untuk menciptakan tabungan yang dapat sewaktu-waktu
diambil dengan menggunakan cek.
2. Kemampuan untuk menciptakan daya beli baru atau menghapuskan daya beli yang ada.
3. Corak kegiatan meminjamkan uang

Contoh Neraca Bank Umum (dalam milyar Rp)


Aktiva Passiva
Cadangan Rp. 63 Tabungan Giral 300
Peminjaman 180 Tabungan 20
Investasi 123 Tabungan Berjangka 40
(Deposito Berjangka)
Bangunan & Peralatan 4 Modal 10
Jumlah 370 Jumlah 370

Tidak semua jumlah tabungan di bank dapat dipinjamkan kepada nasabah, sebagian dari
tabungan harus tetap berada pada Bank sebagai uang tunai, dan sebagian lagi disimpan dalam
Bank Sentral.
Misal Bank Sentral mengharuskan Bank Umum menyimpan cadangan :
20 % dari uang giral
5% dari tabungan
3
5% dari tabungan berjangka
20
 300 m 
5
40m  20m  63milyar
100 100

Kelebihan tabungan oleh bank, digunakan untuk memperoleh pendapatan dari :


- Meminjamkan (kredit)
- Menginvestasikan

Penciptaan Uang oleh Bank Umum


Tabungan giral (rekening koran) yang diciptakan oleh Bank Umum ada dua (2) jenis:
1. Tabungan giral utama
2. Tabungan giral derivatif

1. Tabungan Giral Utama


Uang yang diperoleh dari konsumen (nasabah) dalam bentuk uang tunai atau cek.
2. Tabungan Giral Derivatif
Bank memberikan pinjaman atau kredit, peminjam dapat mengambil atau dengan cek.

Proses Penciptaan Uang oleh Bank Umum


Misal :
1. Rasio cadangan ditetapkan oleh Bank Sentral 20 %
2. Semua kelebihan cadangan dipinjamkan kepada nasabah/konsumen
3. Transaksi-transaksi selalu menggunakan cek
4. Seluruh tabungan yang masuk merupakan tabungan giral.

Misal - tabungan giral mula-mula Rp. 100 jt di masukkan ke Bank Umum ( BU- I)
- besar cadangan 20 %
- semua kelebihan ( 80 %) dipinjamkan kepada konsumen.

Bentuk perubahan neraca Bank Umum -1


Bank Umum - I
Aktiva Passiva
Cadangan Rp. 20 Tabungan Giral Rp. 100
Peminjaman 80
Jumlah 100 Jumlah 100

4
BU - I akan memberikan pinjaman kepada konsumennya sebesar 80jt, oleh konsumen akan
menambah tambahan 80 jt yang kemudian disimpan ke bank lain yaitu (misal) Bank Umum -
II (BU- II).
Bank Umum II
Aktiva Passiva
Cadangan Rp. 16 Tabungan Giral Rp. 80
Peminjaman 64
Jumlah 80 Jumlah 80

Dan demikian seterusnya.


Bank Umum III
Aktiva Passiva
Cadangan Rp. 12,8 Tabungan Giral Rp. 64
Peminjaman 51,2
Jumlah 64 Jumlah 64

Proses penciptaan uang akan terus berlangsung sehingga kelebihan cadangan tidak ada lagi.
(BU berikutnya tidak dapat lagi menciptakan uang giral).

Jumlah tabungan giral, cadangan dan pinjaman yang akan diciptakaan sebagai berikut:
S
D
r
dimana D : Jumlah seluruh nilai uang giral / (tabungan giral) / cadangan yang
terwujud dalam proses penciptaan uang
S : Uang giral / tabungan giral atau cadangan (kelebihan cadangan) yang
mula-mula. ( 100 juta)
r : bagian (dalam persen) yang sebagai cadangan ( 20 % ).

Pertambahan uang giral


100 jt
 500 jt
0,2
Pertambahan Cadangan
20 jt
 100 jt
0,2
Pertambahan Pinjaman
80 jt
 400 jt
0,2

5
Bank Tabungan Giral Cadangan Jumlah Yang Jumlah Seluruh
Umum Dipinjamkan Tabungan Giral
I Rp. 100 Rp.20 Rp. 80 Rp. 100
II 80 16 64 180
III 64 12,8 51,2 244
IV 51,2 10,24 40,96 295,2
V 40,96 8,192 32,768 336,16
… … … … …
… … … … …
Jumlah Rp. 500 Rp. 100 Rp. 400 Rp. 500

Dalam proses penciptaan uang, ada 3 (tiga) faktor yang membatasi penciptaan uang:
1. Kebocoran uang tunai
Yaitu sebagian dari uang yang seharusnya disimpan ke bank umum yang berikutnya,
tetap dipegang oleh pemiliknya.
Seperti contoh di atas. BU I menerima tabungan giral 100jt disimpan sebagai cadangan
20%, sisanya 80 jt dipinjamkan, oleh penerima (konsumen) disimpan ke BU II hanya
sebesar 90% x 80jt = 72jt , sehingga ada kebocoran sebesar 80-72jt = 8 jt.
2. Bank ingin mempunyai cadangan yang lebih banyak.
3. Bank kekurangan peminjam.

6
UANG DALAM PEREDARAN

Mata Uang Dalam Peredaran atau disebut sebagai Uang Kartal, yaitu seluruh jumlah mata
uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral, baik uang logam maupun kertas.

Uang Beredar, yaitu semua jenis uang yang berbeda didalam perekonomian yaitu mata uang
dalam peredaran (Uang Kartal) ditambah Uang Giral dalam bank-bank umum.

Pengertian Uang Beredar ada 2 :


1. Pengertian yang terbatas (M 1)
Yaitu Uang Kartal + Uang Giral
2. Pengertian yang luas (M 2)
Uang Kartal + Uang Giral + Uang Kuasi

Uang Kuasi, yaitu terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan rekening (tabungan) valuta
asing milik swasta domestik.

Kekayaan Mudah Tunai (berlikuiditas tinggi) adalah harta-harta atau kekayaan yang
bersifat uang.Yaitu berbagai jenis kekayaan yang dapat ditukarkan dengan barang atau uang
dalam waktu yang cepat dan tanpa kerugian nilai.
Uang adalah Likuiditas yang paling sempurna
Tabungan dan Deposito adalah kekayaan bersifat uang yang tidak dapat langsung digunakan
untuk memperoleh barang tetapi dapat dengan mudah ditukar dengan uang.

Bank Sentral (Bank Indonesia)


Bank Sentral, adalah sebuah institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga
barang dan jasa, serta nilai tukar suatu mata uang yang berlaku di suatu negara.
Menjaga agar tingkat inflasi terkendali, terhindar dari deflasi dan selalu berada pada nilai yang
paling optimal bagi perekonomian.

7
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum
Bank Sentral (BS) Bank Umum (BU)
1. Jumlah BS hanya satu. 1. Jumlah BU lebih dari satu.
2. BS dimiliki dan dikuasai pemerintah. 2. BU dimiliki swasta.
3. Tujuan BS untuk menjaga stabilitas 3. Tujuan BU untuk mencari laba.
harga dan nilai tukar 4. BU dapat mempengaruhi jumlah uang
4. BS dapat mencetak uang kertas dan beredar/menciptakannya.
logam

Beberapa Tugas Bank Sentral :


1. Bertindak sebagai bank oleh pemerintah
2. Bertindak sebagai bank oleh Bank Umum
3. Menjaga stabilitas harga dan nilai tukar
4. Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan Luar Negeri
5. Mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan
produksi dan perdagangan

1. Bank Sentral, sebagai bank oleh pemerintah


Pemerintah diibaratkan sebagai pengusaha raksasa setiap hari harus membuat pengeluaran dan
penerimaan. Pengeluarannya yaitu membayar/mengirim uang ke daerah/departemen,
penerimaannya dari pajak (PPh, PPN, PBB, Impor Barang Mewah). Semua memerlukan jasa
bank.

Adakalanya pemerintah belanja lebih besar dari penerimaan atau pemerintah mengalami defisit
anggaran.
Untuk membiayai defisit, dapat melakukan :
- Mengeluarkan surat pinjaman (obligasi) jangka panjang.
- Meminjam langsung dari Bank Sentral.

Dalam penjualan surat pinjaman (surat hutang). Bank Sentral memegang peranan (diberi
kekuasaan pemerintah) untuk menentukan / merubah tingkat bunganya.

8
2. Bank Sentral, Sebagai bank oleh Bank Umum.
Bank Sentral selalu disebut bank kepada bank (bankers bank) atau sumber pinjaman terakhir,
karena jasa yang diberikan kepada Bank Umum sama sifatnya dengan jasa bank umum kepada
masyarakat.
Contoh :
A menerima uang dalam bentuk cek dari B yaitu cek dari BNI, oleh A cek tersebut dimasukan
ke BCA, maka sekarang BNI berhutang kepada BCA, untuk membayarnya digunakan jasa
Bank Sentral. BNI akan meminta Bank Sentral untuk mengurangi dari tabungannya yang ada
di Bank Sentral sebesar hutangnya kepada BCA, dengan memasukkan ke rekening BCA yang
ada di Bank Sentral.

Selain tujuan di atas, tujuan lainnya :


 Bank Umum menyimpan sebagian dari uang tunai yang dimilikinya di Bank Sentral untuk
memenuhi Undang-Undang pemerintah sebagai cadangan. Biasanya Undang-Undang
pemerintah mengharuskan agar sebagian cadangan disimpan di Bank Sentral.
 Bank Umum dapat meminjam kepada Bank Sentral, jika Bank Umum mengalami
kekurangan cadangan, atau menjual surat berharga Bank Umum kepada Bank Sentral.

3. Menjaga stabilitas harga dan nilai tukar


Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga beberapa kali dalam tahun 2018 untuk
menanggulangi kemerosotan nilai tukar rupiah di tengah kenaikan suku bunga AS. Upaya
tersebut dilengkapi pula dengan intervensi pasar uang, misalnya dengan menjual cadangan
devisa (Dolar AS) untuk menciptakan permintaan atas rupiah, sehingga nilai tukar rupiah
menguat, sebaliknya ketika inflasi melambat (turun) dan nilai tukar rupiah relatif kuat, Bank
Indonesia dapat memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

4. Mengawasi Perdagangan Luar Negeri :


a. Untuk mempertahankan kestabilan nilai kurs mata uang, perlu menjaga keseimbangan
 ekspor dan impor (perdagangan luar negeri)
 aliran modal masuk dan aliran modal keluar
b. Untuk menjaga kecukupan cadangan mata uang asing yang sewaktu-waktu untuk
membiayai pembayaran uang asing

9
Contoh tindakan Bank Sentral :
Bila terdapat tekanan-tekanan yang menurunkan nilai kurs mata uang, Bank Sentral melakukan
:
◦ Menaikkan tingkat bunga, akan meningkatkan tabungan, dan akan mendorong kegiatan
investasi, berdampak nilai kurs naik sehingga aliran modal masuk (capital inflow).
◦ Membatasi impor

Aliran modal (capital flows) menunjukkan masuknya modal ke suatu negara atau keluarnya
modal dari suatu negara.
Negara-negara dengan tingkat suku bunga tinggi dan fundamental ekonomi yang kuat akan
cendrung menarik para investor, dengan masuknya modal investasi ke negara tersebut (capital
inflow), berarti permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan meningkat, sehingga nilai
tukar mata uangnya akan naik.

10
UANG - TINGKAT HARGA - TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN

Ahli ekonomi memberi perhatian kepada uang, bukan karena peranan uang dalam mendorong
kegiatan perdagangan, tetapi kepada peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga dan
tingkat kegiatan ekonomi negara.

Analisis melihat pengaruh jumlah uang beredar (JUB) atas tingkat harga-harga, dan tingkat
kegiatan ekonomi negara dinamakan Teori Moneter.
Dua jenis moneter yang paling pokok :
1. Teori Kuantitas
2. Teori Moneter Keynes

Uang dan Tingkat Harga dari Klasik


Dua bentuk teori moneter klasik
1. Teori kuantitas uang
2. Teori sisa tunai

Perbedan kedua teori :


Teori Kuantitas uang memperhatikan kepada beberapa kali uang yang ada dalam masyarakat
berpindah tangan dalam satu tahun.

Teori Sisa Tunai memperhatikan berapa besar uang yang dipegang atau disimpan masyarakat
dalam bentuk tunai.

Persamaan kedua teori adalah sama-sama berkaitan dengan uang beredar dan tingkat harga.

TEORI KUANTITAS UANG


Oleh Irving Fisher (ahli ekonomi Amerika)
Irving Fisher berpendapat bahwa perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan
perubahan yang sama cepatnya atas harga-harga.

Perubahan dengan arah yang sama


Jika uang beredar bertambah 5%, maka tingkat harga ( P ) akan naik sebesar 5%
Jika uang beredar berkurang 5%, maka tingkat harga ( P ) akan turun sebesar 5%

11
Pandangan teori kuantitas uang demikian ini timbul, akibat dari dua asumsi (pemisalan) :
1. Kecepatan atau laju peredaran uang adalah tetap
2. Penggunaan tenaga kerja penuh sudah tercapai (full employment)

Teori Kuantitas oleh Irving Fisher menggunakan persamaan pertukaran.

Persamaan pertukaran : MV = PT
Dimana: M = uang beredar (penawaran uang ) = M1
V = kecepatan (laju) peredaran uang (berpindah tangan)
P = Tingkat harga-harga
T = Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diperjualbelikan
dalam satu tahun

M sama dengan M1 (uang kartal + uang giral).


V berapa sering uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu
tahun.
P ditentukan dengan indeks harga karena dalam perekonomian banyak jenis barang dan harga
berbeda-beda.
T menunjukkan jumlah barang jadi, dan setengah jadi diperjualbelikan.

Dengan dua asumsi (pemisalan) : 1). Kecepatan atau laju peredaran uang (V) adalah
tetap dan 2). Penggunaan tenaga kerja penuh sudah tercapai (full employment).

Akibatnya dalam persamaan MV = PT berarti V dan T besarnya tetap, karena pada


penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) pendapatan (Y) tidak dapat ditambah lagi
dan dengan demikian Jumlah barang yang diperjual belikan (T) tidak mengalami perubahan,
akibatnya perubahan jumlah uang beredar (M) akan menimbulkan perubahan yang sama
besarnya dengan tingkat harga (P).

Sementara dalam teori Kuantitas Uang MV = PT jika Jumlah uang beredar (M) naik
(bertambah), tetapi Kecepatan atau laju peredaran uang (V) turun, dan Jumlah barang yang
diperjual belikan (T) tetap, maka tingkat harga (P) tidak akan naik menurut laju yang sama
dengan kenaikan Jumlah uang beredar (M) .

12
Atau
Jika Jumlah uang beredar (M) naik dan Kecepatan atau laju peredaran uang (V) tetap, tetapi
Jumlah barang yang diperjual belikan (T) naik sama dengan Jumlah uang beredar (M) maka P
tidak mengalami perubahan.

Perubahan ini tidak menunjukkan bahwa perubahan dalam jumlah uang beredar akan
menimbulkan perubahan yang sama atas harga.
Nilai PT lebih besar dari Pendapatan Nasional (Y). Persamaan pertukaran dapat juga sebagai
berikut:
MVy = Y
Dimana : M = uang beredar
Vy = kecepatan (laju) peredaran uang yang digunakan untuk
menjalankan jual beli barang-barang jadi
Y = Pendapatan Nasional

Karena PT lebih besar dari Pendapatan Nasional (Y), maka V lebih besar daripada Vy.
karena PT meliputi nilai transaksi atas barang-barang jadi dan setengah jadi, sedangkan Y
hanya nilai barang jadi saja.

TEORI SISA TUNAI oleh Alfred Marshall


Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan perubahan
yang sama cepatnya atas harga-harga.

Bentuk persamaan sisa tunai : M = k PT


Dimana M = Uang beredar
P = tingkat harga-harga
T = Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diperjualbelikan
dalam satu tahun
k = bagian dari pendapatan yang ingin tetap dipegang oleh
masyarakat dalam bentuk tunai

Teori menjelaskan besarnya jumlah uang yang dipegang masyarakat sebanding dengan
pendapatan mereka. Jika rata-rata memegang uang tunai 10 % dari pendapatannya, maka :

13
1
k
10
misal : Y = 100.000,-
1
k  100.000  10.000, (dalam bentuk tunai)
10
Kesimpulan :
Bahwa peredaran uang bergantung kepada corak dari kebiasaan masyarakat dalam memegang
uang, semakin besar bagian dari pendapatan masyarakat yang disimpan, makin lambat
kecepatan laju peredaran uang dan sebaliknya.

Kelemahan Teori Kuantitas Uang terletak pada Asumsi (pemisalannya) yaitu :


1. bahwa penggunaa tenaga penuh selalu terjadi dalam perekonomian (full employment),
sehingga Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diperjualbelikan dalam satu tahun
(T) adalah tetap besarnya.
Dalam kenyataan sebenarnya, kebanyakan perekonomian menghadapi masalah
pengangguran, sehingga Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diperjualbelikan
dalam satu tahun (T) dapat dengan mudah berubah, jika terdapat pertambahan
permintaan, kenaikan uang beredar (M) belum tentu akan menaikkan harga-harga (P),
kalaupun harga naik, kenaikannya tidak sebesar kenaikkan jumlah uang beredar.

2. Bahwa kecepatan laju peredaran uang (V) adalah tetap, terutama dalam jangka pendek.
Dalam masa inflasi, ada kecenderungan masyarakat secepatnya membelanjakan uang
yang dipegangnya, sehingga mempercepat laju peredaran uang.
Dalam masa pengangguran yang serius, masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam
berbelanja dan akan mengurangi kelajuan peredaran uang.

Pandangan Keynes mengenai peranan Uang

Kritik Keynes atas Teori Kuantitas


Keynes tidak sependapat dengan pandangan teori kuantitas “bahwa perubahan dalam uang
beredar akan menimbulkan perubahan yang sama atas harga-harga, dan bahwa perubahan
dalam uang beredar tidak akan menimbulkan perubahan atas pendapatan nasional”.

14
Pendapat Keynes:
“Bahwa pertambahan dalam uang beredar (M) dapat menaikkan harga-harga (P), tetapi
kenaikan harga-harga (P) tidak selalu sebanding dengan kenaikan dalam uang beredar (M).
Kenaikan dalam uang beredar (M) tidak selalu menimbulkan perubahan atas harga-harga (P)
dalam perekonomian. Menghadapi pengangguran yang cukup buruk, pertambahan jumlah uang
beredar (M) tidak mempengaruhi harga (P). Kenaikan harga selain dapat dipengaruhi oleh
kenaikkan jumlah uang beredar (M), tetapi juga dapat disebabkan oleh kenaikan biaya
produksi. Jadi walaupun uang beredar (M) tidak berubah, tetapi jika biaya produksi naik, maka
harga (P) akan naik.”

Menurut Keynes, jumlah uang beredar (M) akan menimbulkan perubahan atas pendapatan
nasional (Y), bergantung pada tiga faktor:
1. Ciri-ciri keinginan masyarakat memegang uang
2. Ciri-ciri keinginan para pengusaha untuk menanam modal
3. Kecondongan mengkonsumsi marginal pendapatan nasional.

Tujuan masyarakat memegang uang menurut Keynes :


1. Tujuan Transaksi
Untuk membeli barang-barang yang diinginkan (barang-barang kebutuhan)
2. Tujuan Berjaga-jaga
Untuk menghadapi masalah-masalah yang timbul di mana yang akan datang
3. Tujuan Spekulasi
Masyarakat yang memegang uang untuk tujuan spekulasi selalu akan membuat pilihan
antara: a).memegang uang atau b).menggunakan uang untuk membeli surat-surat
berharga seperti : surat pinjaman, saham perusahaan dan sebagainya.

Jika pendapatan yang diperoleh dari membeli surat-surat berharga lebih tinggi, maka
pemegang uang akan bersedia menggantinya dengan surat-surat berharga. Sebaliknya jika
pendapatan yang diperolehnya rendah, mereka lebih suka untuk memegang uang.
Kesimpulan :
 Permintaan atas uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga.
 Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan
masyarakat atau pendapatan nasional.

15
D = Permintaan uang untuk transaksi dan
Y
Dt berjaga-jaga
Y2 Y = Pendapatan
M = Permintaan Uang
Y1

0 M1 M2 M

Kurva LP (Liquidity preferency)


r0 r = tingkat bunga

r1 LP (preferensi likuiditas)

LP

MO M1 M

Perbedaan pendapat ahli ekonomi Klasik dan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan
perekonomian negara.

Menurut klasik :
Tingkat bunga ditentukan oleh :
1. Penawaran tabungan oleh rumah tangga
2. Permintaan dana tabungan oleh penanaman modal (investor)

Menurut Keynes :
Tingkat bunga ditentukan oleh :
1. Permintaan dan penawaran uang

16
KURVA PERMINTAAN UANG
Dt1 Dt2 Ds
r
r0
rO

r1
r1

Ds1 Ds2
0 D
Dt1 Dt2

(Gambar. A ) (Gambar. B)
r
Ds1
r0

Dt1

Dm (y2)
Dm (y1)

0 D
Dm1

Kurva (A) permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga kurva bersifat inelastis sempurna,
karena tidak dipengaruhi tingkat bunga yaitu jumlahnya tetap walaupun tingkat bunga
berubah.
 Kurva Dt1 yaitu permintaan uang sebanyak Dt1 menggambarkan permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga bila pendapatan Y1
 Kurva Dt2 yaitu permintaan uang sebanyak Dt2 menggambarkan permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga bila pendapatan Y2

Grafik (B) menggambarkan kurva Ds


Kurva Ds yaitu menggambarkan permintaan uang untuk spekulasi dan ditentukan oleh suku
bunga.
Yaitu :
 Jika tingkat bunga naik ke ro , maka permintaan uang akan turun karena orang lebih
suka memegang surat berharga (Ds2).
 Jika tingkat bunga turun ke r1 , maka permintaan uang akan naik untuk spekulasi (Ds2)
17
Jumlah permintaan uang (Dm) sama dengan keseluruhan permintaan uang dalam
perekonomian atau Dt + Ds = Dm
Dm (Y1) = Dt1 + Ds1 pada pendapatan Y1 pada tingkat bunga ro
Dm (Y2) = Dt2 + Ds2 pada pendapatan Y2 pada tingkat bunga r1

KURVA PENAWARAN UANG (Ms)


Penawaran uang ditentukan oleh
1. Pemerintah (jumlah uang yang beredar)
2. Sistem bank (dalam membentuk uang giral, deposito, kredit)
Ms1 Ms1 Bentuk kurva penawaran uang adalah inelastis
r sempurna berarti perubahan dalam tingkat bunga tidak
akan mempengaruhi jumlah penawaran uang (Ms)

M
Ms1 Ms2

PENENTUAN TINGKAT BUNGA

r 1) Dengan Kurva Ms tetap dan terdapat dua kurva


Ms permintaan uang dan Dm1,dan Dm2

r2
Pada Dm1 : r1 dan Y1
r1 Dm2
Pada Dm2 : r2 dan Y2
Dm1

Kesimpulan :
0 Ms
Md Apabila Ms tetap, maka semakin naik pendapatan
nasional (Y), maka tingkat bunga akan naik.
disebabkan karena Y naik, maka Mdt akan naik ( dari
Dm1 ke Dm2)

18
Ms1 Ms2 2) Dengan kurva Ms bertambah
r
Bila Ms1 → r1
Ms2 → r2
r1
Kesimpulan :
r2 Berarti apabila Md tetap, dan pendapatan nasional

Dm (Y) tetap, maka bila Ms naik (dari Ms1 ke Ms2), maka


tingkat bunga akan turun (dari r1 ke r2).
0 Ms
Md
Jika Dm dan Ms bertambah sekaligus, jika Dm naik,
berarti Y naik, maka tingkat bunga (r) akan naik.

KEBIJAKAN MONETER
Adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang (M) dan tingkat bunga (r).
Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia).

Kebikijakan moneter dibedakan dalam dua golongan :


1. Bersifat kuantitatif
2. Bersifat kualitatif

 Kebijakan Moneter Kuantitatif


Merupakan suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran
uang dengan tingkat bunga dalam perekonomian.
Dapat dibedakan dalam tiga tingkatan :
1. Melakukan jual beli surat-surat berharga yang disebut operasi pasar terbuka
2. Membuat perubahan atas tingkat diskonto dan tingkat bunga yang harus dibayar oleh
bank umum.
3. Membuat perubahan atas tingkat cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-
bank umum.

19
1. Operasi Pasar terbuka,
 Pada saat resesi, untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi, maka jumlah
uang beredar (M) perlu ditambah dengan cara, Bank Sentral membeli surat-surat
berharga.
 Pada saat inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, jumlah uang
beredar (M) harus dikurangi dengan cara, Bank Sentral menjual surat-surat berharga
sehingga tabungan giral masyarakat dan cadangan yang dipegang Bank umum akan
berkurang.

2. Mengubah tingkat bunga dan tingkat diskonto,


Agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan atas sistem bank, salah satu cara untuk
mewujudkan adalah agar bank umum selalu sanggup membayar seluruh cek yang ditarik
atasnya.

Dua langkah yang dijalankan Bank Sentral :


a. Dengan membuat petunjuk-petunjuk atau peraturan-peraturan tentang pola (susunan)
dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh Bank Umum.
b. Dengan memberi pinjaman kepada Bank Umum yang menghadapi kesulitan dalam
cadangannya, yaitu cadanganya terlalu dibawah cadangan minimum yang ditetapkan
oleh Bank Sentral.

Dua bentuk bantuan yang boleh diberikan Bank Sentral :


a. Dengan memberikan pinjaman
b. Dengan membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank umum yang
memerlukan bantuan, Bank Sentral hanya menerima surat-surat berharga yang sangat
tinggi likuiditasnya seperti : treasury bill, bila bank umum menjual surat-surat berharga
seperti itu kepada bank sentral, langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-surat
berharga.

Bank sentral akan menetapkan tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum
atas pinjaman yang diterimanya, Bank Sentral akan menetapkan tingkat (suku) diskonto
dari treasurry bill atau surat-surat berharga yang likuiditasnya tinggi lainnya, hal itu disebut
tingkat diskonto atau tingkat (suku) bank (bank rate) .

20
 Untuk menambah jumlah uang beredar (M), Bank Sentral menurunkan tingkat
diskontonya (biaya bunga yang harus dibayar oleh Bank Umum kepada Bank Sentral
lebih rendah/murah) sehingga mendorong Bank Umum memberikan lebih banyak
pinjaman kepada nasabah/konsumen.
 Untuk mengurangi jumlah uang beredar (M), Bank Sentral menaikkan tingkat
diskontonya, akan mendorong Bank Umum menaikkan tingkat bunga atas pinjaman-
pinjaman yang diberikan, sehingga pengusaha enggan membuat pinjaman baru, dan
banyak nasabah yang mengembalikan pinjaman, yang akhirnya timbul penurunan
dalam kegiatan ekonomi.

3. Mengubah Tingkat Cadangan Minimum


 Untuk mengurangi jumlah uang beredar (M), dengan menambah tingkat cadangan
minimum, dengan cara : Bank Sentral menaikkan cadangan minimum, bila Bank
Sentral menaikkan cadangan minimum dari 22 % → 25 %, maka Bank Umum tidak
mempunyai kelebihan cadangan lagi.
 Untuk menambah jumlah uang beredar (M), dengan menurunkan cadangan minimum

 Kebijakan Moneter Kualitatif


1. Pengawasan pinjaman secara selektif, yaitu menentukan jenis pinjaman mana yang
harus dikurangi atau digalakkan atau dikembangkan.
2. Pembujukan moral, yaitu Bank Sentral menghimbau atau mengadakan pertemuan
langsung dengan pimpinan-pimpinan bank umum untuk meminta bank umum
melakukan langkah-langkah tertentu.

21

Anda mungkin juga menyukai