Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sangat ironis memang, dewasa ini manusia sangat memperhatikan
keseimbangan alam yang terganggu akibat proses pembakaran bahan bakar
oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang
dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke dalam paru-
paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di
belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah
populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai
kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja
dan pria dewasa adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada
salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan
merokok yaitu “ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng”.
Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor
penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya
kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi
berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang
mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet,
selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi
peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara
massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang dibahas:
1. Apa pengertian Rokok?
2. Apa faktor penyebab prilaku merokok pada siswa?
3. Apa dampak dari merokok?
4. Bagaimana pengaruh rokok pada prestasi belajar siswa ?
5. Apa upaya mengatasi merokok pada siswa ?

1.3. Tujuan Penulisan


Dari latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang dibahas:
1. Untuk mengetahui pengertian Rokok?
2. Untuk mengetahui pa faktor penyebab prilaku merokok pada siswa?
3. Untuk mengetahui dampak dari merokok?
4. Untuk mengetahui pengaruh rokok pada prestasi belajar siswa ?
5. Untuk mengetahui upaya mengatasi merokok pada siswa?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Rokok
2.1.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok adalah benda beracun
yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik
kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok
yang bukan perokok.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam
kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut
juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok
akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya
kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu
hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

2.1.2. Jenis Rokok


Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini
didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok,
proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
1. Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus
a) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
b) Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c) Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

3
d) Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2.  Rokok Berdasarkan Bahan Baku atau Isi
a) Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
b) Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu.
c) Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3.  Rokok Berdasarkan Proses Pembuatannya
a) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan caradigiling atau dilinting dengan menggunakan tangan
dan atau alat bantu sederhana.
b) Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan
ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin
pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu
sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat
rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok
sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok
batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa
rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena
terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung
SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung
rokoksama besar.

4
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2
bagian :
c) Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam
proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas.
Contoh: Gudang Garam Filter Internasional, Djarum Super, dan
sebagainya.
d) Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok
jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild,
Clas Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dan
sebagainya.
4.  Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter
a) Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus.
b) Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya
tidak terdapat gabus.

2.1.3. Zat yang Terkandung Dalam Rokok


1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses
pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun
tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur
Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S)
serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara
keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu
(CvHwOtNySzSi). Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses
merokok.
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-
senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut
reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas

5
800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok
yang kontak dengan udara. CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+
H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok
menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan
dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa.
Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC.
Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada
pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah
menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk
((pada suhu 400-800oC)) reaksi pirolisa.
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok,
tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia
yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah.
Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan
konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok
ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar
bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen.
Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan
gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir
kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
2. Rokok dan Proses Penguapan Uap Air dan Nikotin
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan
nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin
yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan
untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran.
Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur,
konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati
gas.  

6
 Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi,
jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah
terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas
terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang
masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-
paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi
kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada
bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran
minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri
semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan
segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen.
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan
keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri
yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan
sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru
mereka.
3. Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan
mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan
penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus
menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak
dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR
juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di
urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan
penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam
aliran darah dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah untuk
membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar
pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah. Tar dan asap rokok

7
merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang
menyebabkan:
a) Batuk-batuk atau sesak napas
b) Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan
kanker jalan napas, lidah atau bibir
4. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari
pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada
hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang
kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen
dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono
oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO,
namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi
sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan
napas dan pada pembuluh darah.
5. Nikotin dan Kerja Nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan
mempengaruhi system syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi
detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit
jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang,
karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,
menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg
yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai
terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat
diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran
darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat
ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni
kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.

8
2.3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar ialah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang
kegiatan tertentu (Nikmah, 2013).
Prestasi belajar menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam
mengikuti program balajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum
yang telah ditentukan. Tes prestasi belajar yang diukur adalah pengetahuan
yang dimiliki siswa (soal hafalan) dan bagaimana menerapkan pengetahuan
tersebut untuk menyelesaikan soal-soal yang ada (soal hitungan, analisis
masalah). Di tingkat SMU, umumnya soal- soal yang diberikan masih pada
tingkat kompetensi recall, tingkat kompetensi aplikasi dan analisis cenderung
hanyaditerapkan pada mata pelajaran matematika, fisika dan kimia. Prestasi
belajar biasanya ditunjukkan dalam bentuk huruf atau angka, yang tinggi
rendahnya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai bahan yang
telah diberikan, tetapi hal tersebut sudah tidak dapat diterima lagi karena hasil
raport tidak hanya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai materi
pelajaran yang telah diberikan. Presatasi belajar juga dipengaruhi oleh
perilaku siswa, kerajinan dan keterampilan atau sikap tertentu yang dimiliki
siswa tersebut, yang dapat diukur dengan standar nilai tertentu oleh guru yang
bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata (Wahyuningsih, 2004).

2.4. Faktor penyebab merokok pada siswa


Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di
antaranya:
1. Faktor orang tua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman
fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak

9
muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &
Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan
untuk terpengaruh dan mencuntoh orangtuanya.
2. Berteman dengan perokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan
besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,
1991).
3.     Pengen mencoba
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu.
Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa,
mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi
pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih
mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor rendah (Atkinson, (1999).
4.    Iklan Rokok
“Pria punya selera”, “Yang penting heppiii”, “Make up your
mind”, dan “Buktikan merahmu”. Inilah beberapa dari banyak slogan
pada iklan rokok yang tak jarang kita lihat hampir di setiap sudut kota.
Slogan-slogan tersebut sudah barang tentu menyimpan pesan dengan
tujuan mendongkrak penjualan dengan meningkatnya konsumsi rokok di
masyarakat. Sebuah fakta yang kontra produktif dengan berbagai
himbauan berhenti merokok bagi masyarakat maupun para pelajar di
sekolah.
Dari sudut pandang tertentu memang merokok tampaknya
memiliki manfaat. Seorang jurnalis yang sibuk dan dikejar tengat waktu
mengaku sulit berpikir dan berkonsentrasi bahkan kehilangan inspirasi jika
tidak merokok. Merokok bahkan telah menjadi adegan klise dalam film-

10
film yang mengisahkan tentang kesibukan seorang jurnalis, detektif
maupun para pemikir hebat. Sergei Korolev, ilmuwan, pemikir yang
berambisi menerbangkan manusia ke bulan dalam film Space Race tak
henti-hentinya merokok saat menunggu roketnya yang meluncur ke
antariksa. Di negeri kita yang berbudaya  timur, di mana hubungan sosial
kemasyarakatan masih sangat kental, sebagian pria mengaku menjadi sulit
bergaul tanpa rokok. Kaku dan kikuk menempatkan diri dalam pertemuan-
pertemuan seperti hajatan, ronda bersama, dan semacamnya. Nah, tak
pelak lagi slogan-slogan di atas dapat menjadi alat pendongkrak penjualan.
Dengan menghubungkan kebiasan merokok dengan life style, perilaku
easy life, sikap gentle, loyalitas tim, terbukanya inspirasi, dan
semacamnya  mampu memberi sinyal posistif pada rokok. Namun, efek
dari ini semua adalah beralihnya perhatian dari hal yang lebih penting
yang seharusnya selalu menjadi perhatian setiap orang yang mencintai
hidup, yakni kesehatan. Bagi pelajar, ancaman pada kesehatan berarti
ancaman pada prestasi belajar.

2.5 Dampak Dari Merokok Terhadap Prestasi Belajar Siswa


Dampak negatif yang diakibatkan proses masuknya nikotin dalam sel-
sel otak, yaitu daya ingat (memori) seseorang akan semakin berkurang,
sehingga cenderung lebih lambat dalam memahami suatu hal dibandingkan
seseorang yang tidak merokok, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
penurunan daya ingat perokok, sebagian dicerminkan dengan penurunan
prestasi akademik remaja yang merokok. Adanya penurunan fungsi otak juga
akan berakibat pada rendahnya kemampuan seseorang dalam menyelesaikan
suatu masalah, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai IQ yang semakin
menurun,
Prestasi siswa yang merokok cenderung lebih rendah dibandingkan
dengan mahasiswa yang tidak merokok, dengan aksi merokok sebagai
kompensasi dan karena mengenyampingkan tugas tentu sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa perokok.

11
Haustein dan Groneberg (2010) menyatakan merokok tidak hanya
berpengaruh pada kesehatan fisik semata. Kebiasaan menghisap tembakau
bertahun- tahun berpengaruh terhadap kesehatan fungsi otak dan psikis. Salah
satu kandungan rokok yaitu nikotin, memiliki efek pada otak antara lain
menyebabkan ketergantungan dan toksisitas pada fungsi kognitif. Kondisi
efek ketergantungan ini mengakibatkan paparan yang terus menerus pada
perokok akan mengakibatkan penurunan fungsi kognitif bagi usia pelajar.
Penurunan fungsi kognitif akan berdampak pada proses pembelajaran dan
perolehan nilai akhir.
Dalam proses ini, keluarga dan lingkungan tempat tinggal paling
terdekat yang memilki tradisi dan kebiasaan merokok yang dilakukan anggota
keluarga akan mempengaruhi perilaku anggota keluarga lainnya termasuk
anak-anaknya. Berhasil atau tidaknya proses belajar seorang individu juga
dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam
(internal), maupun faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal
meliputi motivasi diri, intelegensi dan bakat, sedangkan faktor eksternal
meliputi lingkungan pergaulan.
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap
oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang
dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin,
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresol dan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok,
perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk
dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok.
Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan
klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats
seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok.

12
Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat
menurunkan IQ. (dari berbagai sumber).
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru,
impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat
menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif,
perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok
yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan
akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya. Merokok bagi orang
dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar
sekolah. Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada
waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara
karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan
CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine
(yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke
dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap
syaraf yang menyebabkan :
a) Gelisah, tangan gemetar (tremor)
b) Cita rasa / selera makan berkurang
c) Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungannya
Dari segi kesehatan, merokok jelas sangat merugikan.  Bahkan
bahayanya tidak hanya mengancam si perokok (perokok aktif), tetapi juga
membahayakan orang di sekitarnya yang secara kebetulan menghirup
asapnya (perokok pasif). Contohnya, bila seorang guru merokok di kelas,
maka ia adalah perokok aktif dan siswa dapat menjadi perokok pasifnya.
Resiko bagi keduanya bisa sama buruknya.

13
Sedikitnya ada tiga zat berbahaya dalam setiap hisapan asap rokok
yang dihirup oleh perokok aktif maupun pasif, yaitu nikotin, tar, dan karbon
monoksida. Nikotin merupakan zat adiktif yang dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat dan menimbulkan efek ketagihan atau ketergantungan dalam
jangka waktu yang lama. Zat ini sangat berbahaya bagi organ tubuh, terutama
pernapasan, yang berlanjut pada gangguan pada sistem peredaran darah
karena memicu pembekuan, mengeraskan pembuluh arteri, serta penyempitan
pembuluh darah. Nikotin juga merangsang zat kimia di otak sehingga
menyebabkan kecanduan dan merangsang kelenjar adrenalin menghasilkan
hormon yang mengganggu kerja jantung. Akibat paling buruk yang
merugikan pelajar adalah kerusak jaringan otak yang ditimbulkan Nikotin.
Tar dalam rokok tidak kalah jeleknya dalam menimbulkan kerusakan.
Tar dapat mematikan sel-sel pada alveolus dan saluran pernapasan, serta
meningkatkan produksi lendir pada paru-paru.  Zat ini juga merupakan bahan
karsinogenik (bahan perangsang tumbuhnya kanker) dan dapat
mengakibatkan berhentinya gerakan rambut getar di saluran pernapasan
sehingga zat berbahaya lainnya dapat masuk ke saluran pernapasan.
Sementara itu, zat ketiga yang masuk paru-paru dalam setiap hisapan asap
rokok adalah karbon monoksida (CO).  Zat ini akan menghambat hemoglobin
dalam mengikat oksigen (O2), akibatnya suplai oksigen ke jaringan tubuh,
organ dan otak akan terganggu. Lebih buruk lagi, zat karbon monoksida ini
akan menempati sebagian porsi oksigen dan menggantikannya dalam darah
yang merupakan racun bagi tubuh maupun otak. Dan pada tingkat tertentu,
kandungan karbon monoksida dalam darah dapat menyebabkan kematian.
Jelaslah bahwa Nikotin, Tar, dan CO, ketiganya berdampak buruk pada otak,
dan pada gilirannya dapat menghambat upaya memperoleh prestasi tinggi.
Zat-zat berbahaya lain yang terkandung dalam rokok adalah arsenik, zat air
belerang, senyawa-senyawa asam, zinc (seng), dan karbon dioksida.

14
Para peneliti dari Prancis membenarkan bahwa merokok dapat
merusak otak. Dari data yang dikumpulkan dari 5.000 warga Inggris,
menunjukkan bahwa mereka yang merokok lebih rendah tingkat ingatan,
bernalar, kosakata, dan kecakapan verbalnya, dibandingkan mereka yang
tidak merokok. Merokok sangat mempengaruhi penurunan mental di usia
muda, dan kerapuhan fisik di usia tua. Kebiasaan merokok yang dilakukan
pada usia muda menurunkan tingkat memori dan kemampuan bernalar. Hal
ini dilaporkan oleh Severine Sabia dan koleganya dari Institut Kesehatan
Nasional dan Penelitian Medis di Villejuif, Prancis.
The Sheba Medical Center yang terletak di Kota Tel Hashomer, Israel,
melakukan penelitian yang menghasilkan hasil yang sama. Para perokok
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang
tidak merokok. Sampel dalam penelitian ini adalah 2.000 orang perokok aktif.
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa para perokok aktif tersebut hanya
memiliki IQ rata-rata pada angka 94. Padahal, IQ rata-rata non-perokok
berada pada angka 101. Sedangkan pada perokok aktif yang menghabiskan
satu bungkus rokok dalam sehari memiliki rata-rata poin IQ 90. Berarti, para
perokok yang gemar menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari
semakin turun tingkat kecerdasannya.

2.6. Upaya Mengatasi Merokok Pada Siswa


Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu
disebabkan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan
oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam
melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering
dijadikan tempat merokok. Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih
tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan
hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

15
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
1. Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh
ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2
minggu)
2. Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap
kali timbul keinginan untuk merokok, Berbicara atau berkomunikasilah
dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri.
3. Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur.
4. Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok
dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
1. Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang
lain seperti pensil, pena, atau membaca buku.
2. Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan
dan buanglah korek api.
3. Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah
makan, gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat
lupa pada rokok.
4. Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus
buah dan sebagainya.
5. Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat
bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru,
kanker, stroke, keguguran, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
1. Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang
menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut
menyerang diri kita sendiri.
2. Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan
seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran
atau hobi .

16
3. Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau
nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak
mungkin bias mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan
saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok. Jika ingin
berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau
perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan
tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota
keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok
tercapai.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara teori dan
berdasarakan fakta di lapangan, merokok sangat berbahaya secara fisik
maupun mental. Merokok merusak otak, menurunkan kecerdasan, dan dapat
menghalangi upaya mencapai pretasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, kita
sebagai pelajar sudah semestinya menjauhi rokok dan menasihati teman-
teman yang merokok supaya segera menghentikannya demi kebaikan kita
semua. Lebih dari itu, rokok seharusnya dihindari oleh semua kalangan,
termasuk siswa, pegawai, dan guru di lingkungan sekolah. Apabila pelajar
Indonesia bebas dari penyakit ‘merokok’, maka harapan untuk memajukan
kecerdasan bangsa dan mengembangkan Indonesia menjadi bangsa beradab
dan maju di mata dunia bukan lagi cita-cita yang mustahil.

3.2. Saran
1. Sebaiknya prilaku mengkonsumsi rokok dihindari
2. Jangan membawa pematik atau korek hal ini dapat mengurangi pengunaan
rokok di tempat umum
3. Harga rokok sebaiknya dinaikkan agar para perokok berpikir panjang
untuk membeli rokok yang sangat mahal
4. Diutamakan bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok
5. Jika sudah terlanjur menjadi seorang perokok, berusahalah untuk berhenti
secara perlahan

18
DAFTAR PUSTAKA

Jaya, M. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma


Saktyowati, D.O. (2008). Bahaya Rokok.Depok: Arya Duta
http://bahayamerokok.net/bahaya-merokok-bagi-pelajar.net
[http://id.wikipedia.org/wiki/rokok [01 Januari 2012]
http://jeniuspemalas.blogspot.com/2009/06/bahaya-merokok-untuk-
pelajar.html

19

Anda mungkin juga menyukai