Anda di halaman 1dari 2

Nama: Despriscilla Ave Marweni

Nim: 200810588

Pengambilan keputusan memilih jurusan Psikologi

Saat membuat keputusan untuk memilih jurusan Psikologi ini banyak sekali masalah-
masalah yang saya lewati, mulai dari orang tua yang tidak setuju terutama ayah saya, lalu
bimbang ingin mengambil antara jurusan Kedokteran atau Psikologi, jika saya mengambil
kedokteran maka saya harus tetap kuliah di Provinsi saya, tetapi jika saya mengambil Psikologi
saya boleh kuliah diluar Provinsi saya. Banyak factor yang membuat saya memilih jurusan
Psikologi, jadi bukan hanya sekedar ingin keluar merantau di Jogja dan merelakan jurusan
Kedokteran. Ketika saya mengambil keputusan memilih jurusan Psikologi, saya punya tujuan,
visi dan misi. Tujuan pertama saya ingin memilih jurusan Psikologi adalah supaya saya bisa
menjadi Psikolog setelah mengambil S2, kedua karena ditempat saya Psikolog itu tidak ada
dengan kata lain sumber daya manusia nya itu tidak ada dan juga ini merupakan cita-cita kedua
saya setelah kedokteran, seperti pada penjelasan milik Rizky & Dewi (2020) menyatakan bahwa
mahluk yang rasional “terpaksa” mengambil keputusan yang dapat memaksimumkan hasil
karena didorong atas alasan mengenai ketersediaan sumber daya yang terbatas. Akan tetapi, saya
bukan sebagai mahluk yang terpaksa, tetapi poin pada kutipan tersebut yang mengatakan bahwa
“hasil karena didorong atas alasan mengenai ketersediaan sumber daya yang terbatas” hal
tersebut lah yang membuat saya membuat keputusan memilih jurusan Psikologi.

Menurut Rizky & Dewi (2020) menyatakan bahwa ilmu pengambilan keputusan bisa
diterapkan dalam kondisi kepastian, ketidakpastian, atau beresiko. Untuk contoh pengambilan
keputusan milik saya ini dalam kondisi kepastian. Teori dari simon dalam (Rizky & Dewi, 2020)
menyebutkan beberapa jenjang pengambilan keputusan, olehnya dinyatakan 4 tahapa yaitu:

1. Intelligence: pengumpulan data dan informasi untuk identifikasi masalah.

Pada tahap ini sebelum saya mengambil keputusan untuk memilih jurusan Psikologi,
saya mencari terlebih dahulu informasi mengenai jurusan ini, apa saja yang akan saya
pelajari lalu bagaimana prospek pekerjaannya setelah lulus dari S1 dan sebagainya.
Yang mana data atau informasi yang saya dapatkan itu cukup untuk meyakinkan diri
sendiri bahwa saya akan memilih jurusan ini, jadi bukan hanya sekedar cita-cita yang
saya impikan semenjak sekolah menengah pertama.

2. Design : tahap perumusan penanggulangan dalam bentuk opsi pemecahan


permasalahan.

Pada tahap ini saya membuat seperti rancangan tujuan saya dalam jurusan Psikologi
ini dimulai saat lulus S1 saya akan melakukan sebuah planning pertama atau tujuan
pertama, lalu saya juga punya opsi lain ketika tujuan pertama ini tidak tercapai, jadi
saya sudah membuat apa saja yg akan dilakukan ketika satu persatu opsi yang saya
buat tidak dapat terelasiasikan.
3. Choice: fase menyaring keputusan dari solusi alternative-alternatif yang tersedia.

Pada tahap ini saya menyaring keputusan yang telah saya buat, apakah jurusan ini
sudah tepat, lalu apakah saya bisa merelakan jurusan pertama saya, semuanya terjadi
pada tahap ini. Pada tahap ini juga saya memerlukan restu dari orangtua saya,
walaupun sedikit ada drama karena ayah saya hampir tidak setuju dengan pilihan saya
ini, tetapi beberapa minggu kemudian ayah saya langsung menyetujui pilihan saya.

4. Implementation: tahap menjalankan pilihan keputusan dan megevaluasi hasil.

Pada tahap ini saya mulai untuk menjalankan pilihan saya, dari mulai mendaftar di
berbagai macam PTN dan berakhir di PTS. Dan akhirnya saya saat ini sedang
menjalankan jurusan yang sudah saya putuskan.

Anda mungkin juga menyukai