Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
a. Tujuan penyuluhan
Tujuan umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, ibu yang melahirkan secara Sectio Caesaria dan
Normal, ibu dan keluarganya dapat mengetahui, mengerti, memahami, dan menerapkan
bagaimana pergerakan setelah melahirkan.
Tujuan Khusus
1. Peserta dapat mengerti dan memahami pergerakan paska persalinan SC dan spontan
2. Peserta dapat mengerti dan memahami tujuan pergerakan
3. Peserta dapat mengerti dan memahami manfaat pergerakan
4. Peserta dapat mengerti dan memahami kerugian bila tidak melakukan pergerakan
5. Peserta dapat mengerti dan memahami rentang gerak dalam pergerakan
6. Peserta dapat mengerti dan memahami tahap – tahap mobilisasi (pergerakan) dini
7. Peserta dapat mengerti dan memahami pelaksanaan mobilisasi dini
b. Materi (terlampir)
1. Pengertian mobilisasi (Pergerakan) pasca SC
2. Tujuan Mobilisasi
3. Manfaat mobilisasi
4. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi.
5. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
6. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini
7. Pelaksanaan Mobilisasi Dini
c. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
d. Media
1. Leaflet
e. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
2. 10 menit Pelaksanaan :
3. 10 menit Evaluasi:
4. 5 menit Penutup :
f. denah kegiatan
g. rencana evaluasi
1. evaluasi pendidikan ( terkait waktu, alat peraga, dan tempat)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. evaluasi hasil kegiatan
a) bentuk evaluasi
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
b) jenis evaluasi
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
h. lampiran
materi penyuluhan
MATERI
B. Tujuan Mobilisasi
• Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan.
• Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi
seksio sesaria,
• Mengurangi resiko terjadinya konstipasi,
• Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot di seluruh
tubuh,
• Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun
berkemih.
C. Manfaat Mobilisasi
1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga
otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan,
mempercepat kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti
semula.
2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat
anaknya.
Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya
kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat
anaknya dengan cepat.
3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.
Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya
trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
Minggu kedua setelah melahirkan atau 1-2 hari kemudian, setelah badan lebih fit dari
sebelumnya, lakukan gerakan berikut:
1. Dalam posisi telentang, ambil napas, tarik satu kaki hingga menekuk sambil
buang napas dari mulut, sementara kaki satunya tetap lurus. Tekuk kaki yang
lurus sambil ambil napas, dan luruskan kaki yang menekuk sambil buang napas.
Lakukan bergantian.
2. Dalam posisi telentang, tekuk kedua kaki. Letakkan tangan di samping badan.
Ambil napas, angkat pantat ke atas hingga rata dengan dada. Buang napas, sambil
kembali ke posisi semula.
Minggu ketiga setelah melahirkan, atau dua minggu setelah melahirkan, ibu bisa
melakukan gerakan-gerakan ini namun sebelumnya cek otot perut dahulu. Apakah
sudah rapat atau belum (dengan menekankan dua jari ke perut) atau konsultasikan
gerakan ini pada dokter sebelumnya.
1. Saat BAK. Lakukan; tahan BAK, keluarkan, tahan kembali. Lakukan hal ini
setiap kali BAK sampai BAK selesai.
2. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, angkat tangan, ambil napas sambil julurkan
tangan ke arah lutut hingga badan terangkat. Buang napas, turun dan kembali ke
posisi awal.
3. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, ambil napas, julurkan satu tangan kanan ke
arah lutut kiri (tangan kiri di samping badan) hingga badan bagian kanan
terangkat, buang napas, kembali ke awal. Lakukan gerakan yang sama untuk sisi
sebelah kiri.
4. Minggu keempat atau 15 hari setelah melahirkan, ibu bisa melakukan, Senam atau
olahraga apa saja untuk membentuk tubuh.
A. Kesimpulan
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan
yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan spontan maupun
Caesar. Tujuannya adalah Mengurangi resiko terjadinya konstipasi, dekubitus, dan
mengatasi ganguan berkemih. Mobilisasi dimulai secara bertahap dari hari ke 0 sampai
hari ke 5, dari berbaring, pergerakan kaki, miring kanan miring kiri, duduk, berdiri,
sampai akhirnya berjalan. Mobilisasi pada ibu post partum sebaiknya dilakukan sedini
mungkin.
B. Daftar Rujukan
Manuaba, I. B. G. (1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.