Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi Nila
Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi Nila
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Taufiq Abadi M.M.
NIP : 199108282019031007
Mengetahui
Coach Mentor
Nikmatul Afiyah, S.Sos., M.Si Dr. AM. Muh. Khafidz Ma’sum, M.Ag
NIP. 197303112009012005 NIP. 19780616 2003121003
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diseminarkan,
Di : Semarang
Hari, Tanggal: Selasa, 5 November 2019
Coach Mentor
Nikmatul Afiyah, S.Sos., M.Si Dr. AM. Muh. Khafidz Ma’sum, M.Ag
NIP. 197303112009012005 NIP. 19780616 2003121003
Penguji
iii
PRAKATA
Penulis memanjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dengan judul
“Optimalisasi Galeri Investasi Syariah Sebagai Wahana Belajar Mahasiswa Di Bidang
Pasar Modal Syariah”.
Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun sebagai salah
satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan XXXV Kementerian Agama Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Semarang sebagai bentuk pemahaman
konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di IAIN Pekalongan.
1. H. Ibnu Hasyir, S.Pd., M.M., selaku Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keagamaan Semarang yang memfasilitasi Pelatihan Dasar CPNS.
2. Bapak Dr. Ade Dedi Rohayana, M. Ag., selaku Rektor IAIN Pekalongan yang telah
menugaskan untuk mengikuti pelatihan dasar CPNS Golongan III ini.
3. Drs. H. Sholihin, M.Si selaku wali kelas yang telah dengan sabar memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi ini
serta bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan aktualisasi selama proses
pelatihan dasar CASN golongan III ini.
4. Ibu Nikmatul Afiyah, S.Sos., M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
selesai dengan baik.
5. Dr. AM. Muh. Khafidz Ma’sum, M.Ag selaku Mentor & selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pekalongan yang telah memberikan
masukan, inspirasi dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
iv
6. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu, bimbingannya,
dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XXXV.
7. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasitasi kegiatan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (LATSAR CPNS) golongan III angkatan
XXXV tahun 2019.
9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXXV atas inspirasi,
kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PRAKATA ....................................................................................................................iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii
DAFTAR GRAFIK & GAMBAR ....................................................................................ix
vi
E. Tinjauan Umum Tentang Evaluasi (core issue)................................................... 35
1. Pasar Modal syariah ................................................................................ 35
2. Kelompok studi pasar modal syariah (KSPMS)........................................ 38
3. Galeri Investasi Syariah ........................................................................... 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GRAFIK & GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub
dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan warga negaranya,
pemerintah Republik Indonesia diamanati untuk menyelenggarakan pendidikan
bagi setiap warga negara. Undang-undang dasar 1945 sebagai landasan hukum
tertinggi di Indonesia pada pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya
bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui pendidikan dapat diwujudkan
generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang akademis, religius, maupan
sosial. Hal ini erat kaitannya dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
dan kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta dapat
bertanggung jawab. Salah satu usaha pemerintah dalam menyelenggarakan
pendidikan adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan dan mengangkat
aparatur sipil negara (ASN) sebagai tenaga pengajar.
1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan sebagai salah satu
perguruan tinggi Islam Negeri bertugas untuk menjalankan pendidikan dan
pengajaran kepada masyarakat Indonesia pada tingkat perguruan tinggi. IAIN
Pekalongan memiliki empat Fakutas, yang salah satunya adalah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam (FEBI). FEBI IAIN Pekalongan mempunyai tiga jurusan atau
program studi (prodi) yang diantaranya adalah jurusan atau prodi Ekonomi
Syariah, Perbankan Syariah, dan Akuntansi Syariah. Salah satu Tujuan FEBI IAIN
Pekalongan adalah menghasilkan sarjana ekonomi dan bisnis islam yang memiliki
kecerdasan spiritual, keluasan ilmu pengetahuan, kesetiaan terhadap
keIndonesiaan dan kemandirian dalam kehidupan. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, perlu dilakukan beberapa program yang menghasilkan lulusan untuk
lebih kompetitif dalam mencari kerja, dan dapat menghasilkan inovasi potensial
yang pantas untuk ditindaklanjuti.
2
Pada dasarnya pasar modal syariah dimunculkan dan dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan umat muslim Indonesia yang memiliki minat atau
memiliki keinginan untuk berinvestasi pada produk pasar modal dengan prinsip
syariah. Melalui berbagai keragaman sarana dan produk investasi di Indonesia,
maka masyarakat dapat memiliki alternatif berinvestasi sesuai dengan yang
dikehendaki.
Berikut ini adalah data perkembangan pasar modal syariah (saham syariah)
di Indonesia Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK):
3
minggu kedua bulan juni 2018 jumlah ahli syariah pasar modal sebanyak 77,
sedangkan berdasarkan keputusan Dewan syariah komisioner OJK nomor KEP-
24/D.04/2018 tentang daftar efek syariah bahwa jumlah perusahaan yang masuk
daftar efek syariah sebanyak 381 perusahaan. Untuk ideal satu perusahaan yang
terdaftar di daftar efek syariah minimal adalah satu ASPM (ahli syariah pasar
modal) itu artinya masih terdapat kekurangan ASPM sejumlah 304 ahli syariah
pasar modal (ASPM). Maka diperlukan penyediaan ahli pasar modal melalui
pendidikan di Kampus.
Berikut ini adalah data jumlah mahasiswa FEBI yang menjadi investor di
saham syariah
4
Dapat dilihat jumlah total mahasiswa FEBI yang menjadi investor di PT.
Phintracho Securitas untuk bulan agustus 2019 adalah 39 orang dan bulan oktober
sejumlah 53 orang. Dari jumlah tersebut terlihat di bulan Agustus prosentase
jumlah investor paling tinggi adalah jurusan ekonomi syariah sebesar 77%,
perbankan syariah 5 % dan akutansi syariah 18%. Kemudian bulan Oktober terlihat
prosentase investor secara berurut dari ekonomi syariah, perbankan syariah dan
akutansi syariah adalah 66%, 15%, 19%. Namun jumlah ini masih sangat rendah
bila dibandingkan dengan jumlah total mahasiswa FEBI yang mencapai 5.349
mahasiswa.
B. Identifikasi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, isu dianggap sebagai
kejadian-kejadian nyata atau samar di lingkungan kerja yang merupakan masalah
yang sedang diperdebatkan dan fenomena yang tidak sesuai harapan sehingga
perlu untuk diselesaikan.
5
publik, (4) Komitmen mutu, dan (5) Anti korupsi. Berdasarkan uraian mengenai
keterkaitan isu-isu yang akan diangkat sebagai rancangan aktualisasi di atas,
maka dapat diidentiikasi isu-isu sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1 Rendahnya Pelayanan Mahasiswa masih Peningkatan
Akses Sumber publik rendah dalam pengusaaan akses
Belajar mengakses sumber sumber belajar bagi
belajar mahasiswa
2 Belum Adanya Pelayanan Lembaga tidak Lembaga sebagai
Inkubator Bisnis publik memfasilitasi layanan media bagi mahasiswa
Fakultas inkubator bisnis bagi untuk menampung
mahasiswa kreasi & inovasi
kewirausahaan
3 Rendahnya Pelayanan Mahasiswa masih Peningkatan
Penguasaan publik rendah dalam penguasaan bahasa
Academic Writing penguasaan bahasa asing bagi mahasiswa
asing
4 Belum Pelayanan publik Program studi Meningkatnya status
Optimalnya terakreditasi C akreditasi Program
Capaian Studi sesuai dengan
Akreditasi
yang diinginkan dunia
Program Studi
kerja
5 Belum Pelayanan Masih belum ada Optimalisasi galeri
Optimalnya Publik aktifitas yang rutin investasi syariah untuk
penggunaan dilakukan di galeri menunjang minat dan
Galeri Investasi investasi syariah
motivasi mahasiswa
Syariah
(Laboratorium dalam berinvestasi
Pasar Modal)
Sumber : Data Primer (2019)
6
Tabel 1.3 Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal
terjadi dalam waktu dekat. jadi bukan isu yang
sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu
yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu
saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggungjawab.
Berikut ini beberapa isu yang ada pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Pekalongan, yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode
APKL, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini.
Kriteria
No Isu Jumlah Keterangan
A P K L
1 Rendahnya akses sumber 4 3 3 3 13 Memenuhi
belajar
2 Belum adanya inkubator bisnis 3 3 4 4 14 Memenuhi
Fakultas
3 Rendahnya penguasaan 3 3 3 3 12 Tidak
academic writing Memenuhi
4 Belum optimalnya capaian 3 3 5 3 14 Memenuhi
Akreditasi Program Studi
5 Belum optimalnya penggunaan 5 3 4 4 16 Memenuhi
galeri investasi syariah
(Laboratorium Pasar Modal)
Sumber: Data diolah (2019)
Memenuhi : ≥ 13
7
Tidak Memenuhi : <13
Kriteria penentuan:
Aktual (A)
1: pernah benar-benar terjadi
2: benar-benar sering terjadi
3: benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Problematik (P)
1: masalah sederhana
2: masalah kurang kompleks
3: masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4: masalah kompleks
5: masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kekhalayakan (K)
1: tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Layak (L)
1: masuk akal.
2: realistis.
3: cukup masuk akal dan realistis.
4: masuk akal dan realistis.
5: masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Dari hasil analisis APKL maka isu yang dinyatakan memenuhi kriteria
secara berurutan dari yang poin tertinggi yaitu: belum optimalnya penggunaan
galeri investasi syariah (laboratorium pasar modal syariah), belum adanya
8
inkubator bisnis Fakultas, belum optimalnya capaian akreditasi program studi, dan
rendahnya akses sumber belajar.
No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang ditimbulkan masalah- masalah lain
kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab
isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
9
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan
skala pada tabel berikut:
Hasil analisis USG terkait isu-isu diatas disajikan dalam tabel berikut ini:
Kriteria
No. Isu Jumlah Peringkat
U S G
1. Belum adanya inkubator 5 3 3 11 2
bisnis Fakultas.
10
Urgency
(1) Isu tidak mendesak untuk segera diselesaikan
(2) Isu kurang mendesak untuk segera diselesaikan
(3) Isu cukup mendesak untuk segera diselesaikan
(4) Isu mendesak untuk segera diselesaikan
(5) Isu sangat mendesak untuk segera diselesaikan
Seriousness
(1) Isu tidak begitu serius untuk di bahas karena tidak berdampak kehal yang
lain
(2) Isu kurang serius untuk segera dibahas karena kurang berdampak kehal
yang lain
(3) Isu cukup serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal
yang lain
(4) Isu serius untuk segera dibahas karena akan berdampak kehal yang
lain
(5) Isu sangat serius untuk dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain
Growth
(1)Isu lamban berkembang
(2) Isu kurang cepat berkembang
(3) Isu cukup cepat berkembang segera dicegah
(4) Isu cepat berkembang untuk segera
(5) Isu sangat cepat berkembang untuk segera dicegah
Berdasarkan analisis USG di atas, maka didapat core issue yaitu
kurangnya efektifitas dan efisiensi penilaian tugas dan ujian.
11
2. Rendahnya kunjungan mahasiswa ke galeri investasi syariah.
3. Terbengkalainya fasilitas galeri investasi syariah .
4. Rendahnya literasi digital mahasiswa di bidang pasar modal syariah yang
berakibat pada pemahaman yang tidak komperhensif.
5. Rendahnya motivasi dan minat mahasiswa dalam berinvestasi di pasar
modal syariah.
6. Kurang mampu memahami mekanisme untuk menjadi investor saham
Syariah.
7. Kualitas lulusan yang tidak menguasai bidang ilmunya, terutama ilmu
berinvestasi di pasar modal.
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada rancangan aktualisasi
ini adalah:
G. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Cara Optimalisasi Galeri Investasi Sebagai Wahana
Belajar Mahasiswa Di Bidang Pasar Modal Syariah.
2. Untuk mengetahui kontribusi upaya optimalisasi Galeri Investasi Sebagai
Wahana Belajar Mahasiswa Di Bidang Pasar Modal Syariah terhadap nilai-
nilai dasar PNS.
12
3. Untuk mengetahui kontribusi upaya optimalisasi Galeri Investasi Sebagai
Wahana Belajar Mahasiswa di Bidang Pasar Modal Syariah terhadap Visi dan
Misi FEBI IAIN Pekalongan.
H. Manfaat
Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi pelatihan dasar CPNS tahun
2019.
b. Kegiatan aktualisasi dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) di satuan kerja masing-
masing.
c. Membentuk PNS profesional dan berkarakter melalui kegiatan aktualisasi
nilai-nilai dasar PNS (ANEKA).
2. Bagi mahasiswa
a. Memberikan edukasi yang benar tentang investasi
b. Memberikan informasi tentang pasar modal syariah di Indonesia
c. Meningkatkan motivasi dan minat belajar mahasiswa dalam memahami
pasar modal syariah;
d. Memperkaya wawasan mahasiswa dalam pemahaman pasar modal
syariah;
e. Meningkatkan awareness bahwa investasi saham syariah itu mudah dan
terjangkau;
f. Terbiasanya dengan penggunaan aplikasi RIDMI dalam memahami pasar
modal syariah.
3. Bagi rekan Dosen
a. Menambah khazanah model pembelajaran
b. Memudahkan rekan dosen serumpun mata kuliah dalam melaksanakan
pembelajaran pasar modal syariah.
c. Menumbuhkan minat dan motivasi rekan dosen berinvestasi di pasar modal
syariah.
13
c. Kegiatan aktualisasi dapat menghasilkan pedoman pemanfaatan galeri
investasi syariah untuk memahami pasar modal syariah.
5. Bagi Masyarakat
Adanya peran penting Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dalam
pengembangan Ekonomi Islam di kancah nasional.
I. Sasaran
Sasaran yang ingin dituju dalam rancangan aktualisasi ini adalah dapat
terlaksananya internalisasi dan aktualisasi kegiatan-kegiatan penyelesaian
core issue yang berdasarkan pada nilai-nilai dasar profesi PNS ke dalam diri
penulis dan lingkungan satuan kerja penulis.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
17
B. Nilai- Nilai Dasar ASN
1. Akuntabilitas
Kata Akuntabilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
Bertanggung jawab, keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Di
dalam beberapa kasus, sering kita samakan pengertian akuntabilitas dan
tanggung jawab padahal sesungguhnya kedua kata tersebut mempunyai
pengertian dan konsep yang berbeda. Tanggung jawab adalah sebuah
kewajiban sementara akuntabilitas adalah kewajiban dari
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik.
Berdasarkan jenisnya, akuntablitas terdiri dari Akuntabilitas Vertikal
(vertical accountability) dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Dalam melakukan penilaian terhadap akuntabilitas ASN sesuai dengan
Tugas Pokok dan Fungsinya, Akuntabilitas memiliki beberapa indikator yang
dipakai untuk mengukur tingkat akuntabilitas seorang ASN. Adapun indikator-
indikator tersebut antara lain: Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Responsibilitas, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan dan
Konsistensi.
Merujuk pada ke-sembilan indikator di atas, salah satu indikator yang
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi calon dosen adalah Transparansi.
Transparansi konteks ASN adalah keterbukaan informasi akan mendorong
tercapainya akuntabilitas. Sedangkan dalam konteks tugas dan fungsi calon
dosen, transparansi memberikan makna bahwa calon dosen memberikan
akses seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengakses informasi terkait
mata kuliah yang diajarkan baik itu materi secara tertulis maupun materi yang
sifatnya aplikatif (praktikum). Dengan adanya transparansi yang diterapkan
oleh dosen, diharapkan mahasiswa dapat menyerap materi kuliah secara
maksimal dan akhirnya dapat meningkatkan tingkat pemahaman dan
penguasaan mahasiswa terhadap materi yang diajarkan.
18
Menerapkan akuntabilitas sebagai dosen di IAIN Pekalongan adalah
menjadi seorang pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Dosen adalah salah satu sumber daya
manusia dalam proses belajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Dengan
keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang
yang cerdas. Dosen harus dapat mendidik dengan baik untuk dapat
membantu perkembangan kemampuan setiap mahasiswa. Dosen perlu
memperhatikan setiap mahasiswa agar memahami karakter belajar
mahasiswa agar siswa pun mudah mengerti apa yang disampaikan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan salah satu nilai dasar yang harus dimiliki oleh
ASN, termasuk di dalamnya adalah Dosen. Nasionalisme merupakan sebuah
pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia
yang didasarkan pada Pancasila. Setiap sila dalam Pancasila mempunyai
nilai-nilai Nasionalisme yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sebagai ASN.
Nasionalisme diharapkan bukan hanya sebagai wawasan semata,
melainkan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh ASN untuk
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Salah satu nilai dalam Nasionalisme adalah Pluralitas dan
Multikulturalisme. Kedua istilah tersebut mempunyai pengertian bahwa ASN
dalam melaksanakan tugasnya tidak membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan dan menghargai keberagaman publik yang dilayani termasuk
SARA.
Dengan penerapan salah satu nilai dari Nasionalisme tersebut,
diharapkan Dosen tidak berfikir sektoral dengan mental blocknya, namun lebih
mementingkan kepentingan bangsa dan negara dalam memberikan
pelayanan kepada publik, khususnya mahasiswa.
Nasionalisme di lingkungan IAIN Pekalongan terus dipupuk dan
ditingkatkan. Dengan demikian segenap civitas IAIN Pekalongan adalah
orang-orang yang terus menciptakan serta mempertahankan persatuan dan
19
kesatuan bangsa. Hal ini dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama
dalam mewujudkan kepentingan nasional. Sehingga jiwa nasionalisme yang
berupa rasa ingin mempertahankan negara, baik dari internal maupun
eksternal tertanam dalam setiap jiwa warga negara.
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan nilai dasar ketiga yang harus dijalankan oleh
ASN sebagai pelayan publik. Etika Publik sendiri merupakan sebuah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk melakukan pelayanan publik.
Fokus utama dalam pelayanan publik teridiri dari tiga elemen yakni;
pertama, Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan; kedua, Sisi dimensi
reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan
sarana kebijakan publik dan alat evaluasi; ketiga, Modalitas etika,
menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Dalam mengukur Etika Publik ASN, ada 5 indokator: Adanya kode etik,
keramahan, Sopan santun, Empati dan Simpati, serta netralitas. Keramahan
merupakan indikator kunci dalam etika publik. Dengan keramahan, publik
akan merasa nyaman dalam menerima pelayanan serta mereka akan merasa
dihargai dan dihormati. Selain itu, melalui keramahan, ASN akan mendapat
feedback yang positif dari masyarakat sehingga stigma negatif ASN yang
selama ini melekat akan semakin berkurang dengan adanya keramahan dari
petugas.
Dalam etika publik sebagai dosen di IAIN Pekalongan, baik kepada
atasan, kepada mahasiswa, ataupun kepada masyarakat, terus
diaktualisasikan. Dengan demikian sebagai dosen di IAIN Pekalongan akan
terus merefleksikan tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
4. Komitmen Mutu
Pelayanan publik yang bermutu memainkan peran yang sangat penting
dalam menciptakan lingkungan dan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan
inklusif (dapat dijangkau semua orang).
20
Salah satu tantangan dalam menciptakan pelayanan publik yang
bermutu adalah menentukan kelompok sasaran dari layanan publik itu sendiri.
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah
tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan
kepercayaan publik. Apabila setiap lembaga pemerintah dapat memberikan
layanan prima kepada masyarakat maka akan menimbulkan kepuasan bagi
pihak-pihak yang dilayani. Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945
bahwa layanan untuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab pemerintah.
Masyarakat semakin menyadari haknya untuk mendapatkan layanan terbaik
dari aparatur pemerintah.
Konsep Efektivitas, Efisiensi, Inovasi, dan Mutu
1) Efektifitas dan Efisien
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan
efektivitas sebagai berikut:
“Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa
yang dihargai oleh pelanggan.”
Pada era global dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi, kinerja
organisasi lebih diarahkan pada terciptanya kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan antara lain dapat dilihat dari kesenangannya ketika
mendapatkan produk/jasa yang sesuai atau bahkan melebihi harapannya,
sehingga mendorong keinginannya untuk melakukan pembelian ulang atas
produk/jasa yang pernah diperolehnya, tidak merasa kapok, bahkan
mereka akan menganjurkan kepada pihak lain untuk menggunakan
produk/jasa tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas
organisasi tidak hanya diukur dari performan untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan (customers).
Selanjutnya, Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)
mendefinisikan efisiensi sebagai berikut:
“Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
21
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai
jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa.”
3) Mutu
Goetsch and Davis (2006) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu
yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan
pengertian mutu sebagai berikut. “Quality is a dynamic state associated with
products, services, people, processes, and environments that meets or
exceeds expectation”. Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan
Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen atau pengguna. Sejalan dengan pendapat tersebut,
William F. Christopher dan Carl G. Thor (2001), menyatakan bahwa:
22
Zulian Yamit (2010) mengutip pendapat sejumlah pakar tentang
pengertian mutu. (1) Menurut Edward Deming:
“Mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan
konsumen.” (2) Menurut Crosby: “Mutu merupakan nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.” (3) Menurut
Juran: “mutu merupakan kesesuaian terhadap spesifikasi.”
23
kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi
akan menghancurkan negeri ini.
Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime) sehingga memerlukan upaya luar biasa pula untuk pemberantasannya.
Upaya pemberantasan korupsi – yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1)
penindakan, dan (2) pencegahan –tidak akan pernah berhasil optimal jika
hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta
masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika mahasiswa sebagai salah
satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan
diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya,
korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya
adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan
tindak pidana korupsi. Menurut UU No. 31/1999 yang diperbarui menjadi UU
No. 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari : (1)
Kerugian keuangan negara, (2) Suap-menyuap, (3) Pemerasan, (4)
Perbuatan Curang, (5) Penggelapan dalam Jabatan, (6) Benturan
Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi. Semua jenis tersebut
merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU
no.3/71)
Kesadaran Anti korupsi Anda yang telah mencapai puncak tertinggi akan
menyentuh spiritual accountability Anda, mereka yang memiliki spiritual
accountability akan selalu ingat pada perjanjian dengan Tuhannya tersebut,
yang pada dasarnya: 1) merupakan tujuan hidup dan 2) kesadaran bahwa
hidup mereka harus dipertanggungjawabkan. Tuhan yang menciptakan
kehidupan, memberikan amanah pada manusia dan meminta
pertanggungjawaban sebaliknya manusia yang diciptakan harus amanah
mengatur bumi dan segala isinya serta memberikan pertanggungjawaban.
24
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai
dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai
berikut: 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja
keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil.
Di lingkungan IAIN Pekalongan korupsi sangat dihindari dalam bentuk
sekecil apapun. Mahasiswa sampai saat ini banyak yang belum tahu bahwa
titip absen dan plagiarisme pendidikan juga merupakan awal terjadinya tindak
pidana korupsi
Budaya titip absen, dan plagiarisme akademik adalah pembentuk mental
korupsi. Perliaku mahasiswa saat ini, tidak bisa dipungkiri dan harus diakui
memang tidak pernah lepas dengan kegiatan titip absen dan plagiarisme
akademik. Perilaku mahasiswa inilah yang jika diteruskan akan menjadi
sebuah budaya buruk, kebiasaan buruk yang akan merusak mental, integritas,
dan nilai kejujuran. Ketika perilaku tersebut sudah menjadi budaya tentu
dampaknya akan seperti bom waktu, saat mahasiswa yang memiliki budaya
tersebut lulus dari perguruan tinggi, maka saat itu juga kita bisa melihat
koruptor muda pun telah lepas dan mulai berkeliaran di negara ini. Negara ini
pun akan menangis, biaya yang dikeluarkan untuk dunia pendidikan yang
seharusnya menghasilkan sumber daya manusia yang baik demi kemajuan
negara, malah sebaliknya melahirkan tikus-tikus yang kapanpun siap
menggerogoti negara ini.
IAIN Pekalongan harus menjadi tempat menghilangkan budaya korupsi.
IAIN Pekalongan harus berani menindak tegas mahasiswa yang melakukan
perbuatan titip absen dan plagiarisme. Dosen sebagai pengajar dilarang acuh
terhadap mahasiswanya, dosen seharusnya mengabsen sendiri
mahasiswanya jangan mahasiswa yang absen sendiri. Ketika mahasiswa
absen sendiri, disaat itulah muncul kesempatan untuk titip absen. Selain hal
tersebut dosen juga harus benar-benar berani bertindak tegas terhadap
mahasiswa yang melakukan plagiarisme pendidikan.
25
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Pembahasan mengenai manajemen ASN tertuang dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang aparatur sipil negara. UU tersebut ditetapkan bertujuan
untuk menciptakan birokrasi yang bersih, kompeten dan melayani serta bersih
dari KKN dan politisasi, serta kompeten terhadap tugas dan tanggung jawab
yang diemban dalam melayani masyarakat dan dunia usaha/ investasi.
Dalam kinerjanya, pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik. Kedudukan tersebut mengimplikasikan bahwa pegawai ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa seperti yang tertuang pada pasal 10 UU No. 5
Tahun 2014.
Dalam konteks pelaksana kebijakan publik, seorang pegawai ASN
melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan perundang undangan yang berlaku. Sedangkan dalam hal
pelayanan publik, ASN dituntut untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas tanpa membeda-bedakan status. Berkaitan
dengan tugas ASN sebagai perekat dan dan pemersatu bangsa, seorang ASN
dituntut untuk turut serta dalam meredam isu-isu yang berpotensi memecah
belah.
Peran ASN tertuang dalam pasal 12 UU No 5 2014 yaitu sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dari peran yang diatur dalam UU
tersebut ASN seyogyanya harus mampu secara profesional dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang pegawai ASN tidak terlepas dari
kewajiban dan Hak-hak yang harus didapatkannya. Berkaitan dengan
kewajiban yang harus dilaksanakannya tertuang dalam pasal 23 UU No 5 Th
2014. Sedangkan mengenai hak-hak yang didapatkannya tertuang dalam
pasal 21 dan 22 UU No 5 Th. 2014.
26
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, ASN sebagai aparatur
negara merupakan sebuah profesi. Maka dari itu memiliki kode etik dan kode
perilaku yang harus dijunjung tinggi dalam setiap aktivitasnya. Tentunya, kode
etik dan kode perilaku tersebut untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN
serta sangat penting dalam birokrasi untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Fungsi-fungsinya antara lain:
1. Sebagai pedoman dan panduan birokrasi untuk menilai ASN dalam
menjalankan tugasnya.
2. Sebagai standar penilaian, sifat dan perilaku dan tindakan birokrasi publik
dan ASN dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
Berkaitan dengan kebijakan dan manajemen ASN, berdasarkan UU No.
5 Tahun 2014, pengembangan ASN menerapkan “sistem merit”. Pada pasal
21 ayat 4 disebutkan bahwa Sistem merit itu sendiri merupakan kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan.
Prinsip-prinsip dalam sistem merit adalah:
1. Rekrutment, promosi berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
2. Imbalan, hukuman serta perlakuan yang adil
3. Program pelatihan dan pengembangan untuk menjamin kualitas SDM.
4. Pegawai dipertahankan karena kinerja yang baik.
5. Pegawai harus dilindungi dari tindakan kesewenang- wenangan
6. Dilarang menggunakan kewenangannya untuk kepentingan politik,
kelompok dan pribadi
Prinsip-prinsip tersebut berdampak cukup baik bagi pelayanan publik.
Hal tersebut merupakan pengelolaan ASN yang mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi serta memberikan ruang bagi transparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan
menciptakan lingkungan kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai
diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, di sisi lain
bad permormers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan
dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
27
Selain menerapkan prinsip dalam pelaksanaannya, sistem merit
memiliki kriteria antara lain:
1. Seluruh jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan
2. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan beban kerja
3. Pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka
4. Memiliki manajemen karir: perencanaan, pengembangan, pola karir, dan
kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta
5. Memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada
penilaian kinerja yang objektif dan transparan
6. Menerapkan kode etik dan kode perilaku pegawai ASN
7. Merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan
kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja
8. Memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan
penyalahgunaan wewenang
Memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan
dapat diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
Di IAIN Pekalongan, manajemen ASN juga diaplikasikan dengan baik,
karena dosen ataupun staff adalah sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
merupakan aktor utama penggerak birokrasi pemerintah dalam
menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.
Untuk menciptakan ASN yang profesional, berintegritas, netral dan berkinerja
tinggi, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara untuk mentransformasi birokrasi Pemerintah
Indonesia dari rule-based bureaucracy menuju ke dynamic governance, dan
manajemen ASN dari administrasi kepegawaian menuju ke
pembangunan Human Capital.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan
orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang ditentukan
dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima layanan.
a. Unsur-Unsur Pelayanan Publik
1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik, meliputi setiap institusi
penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang
28
dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hokum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik.
2) Orang, masyarakat, organisasi yang berkepentingan, pada dasarnya
tidak memiliki daya tawar atau tidak dalam posisi yang setara untuk
menerima layanan, sehingga tidak memiliki akses untuk
mendapatkan pelayanan yang baik.
3) Kepuasan pelanggan, untuk menetapkan arah kebijakan pelayanan
public yang berorientasi untuk memuaskan pelanggan, dan dilakukan
melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen
pemerintahan.
b. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
1) Partisipatif, yaitu pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2) Transparan, yaitu pemerintah harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut
3) Responsif, yaitu pemerintah wajib mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya
4) Tidak Diskriminatif, yaitu tidak boleh dibedakan antara satu warga
negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara
5) Mudah dan Murah, yaitu persyaratan yang dibutuhkan masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi serta biaya layanan harus terjangkau oleh
seluruh warga negara
6) Efektif dan Efisien, yaitu mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja sedikit, dan
biaya yang murah
7) Aksesibel, yaitu dapat dijangkau dalam arti fisik dan non fisik
8) Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat.
29
9) Berkeadilan, yaitu pelayanan publik sebagai alat untuk melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah.
c. Fundamen Pelayanan Publik
Ada 4 hal pokok yang mendasari pelaksanaan pelayanan publik, yaitu:
1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara
2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh
warga negara
3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan
datang
4) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga
berfungsi untuk memberikan perlidungan bagi warga negara
(proteksi)
30
5) Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan
tugas pelayanannya dengan baik.
f. Sikap Pelayanan
Ada 7 sikap pelayanan yang dapat digambarkan melalui 7P, yaitu:
1) Passionate (sangat bergairah = bersemangat, antusias)
2) Progressive (memakai cara yang terbaik = termaju)
3) Proaktive (antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4) Prompt (positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5) Patience (penuh rasa kesabaran)
6) Proporsional (tidak mengada-ada)
7) Punctional(tepat waktu)
Di IAIN Pekalongan pelayanan terhadap mahasiswa dan masyarakat
terus diperhatikan. Suatu pelayanan yang dapat menyenangkan bagi orang
lain akan dapat memberi citra positif, hal ini sangat penting
untuk perkembangan kampus yang telah maju dan berkembang seperti
sekarang. Pelayanan yang baik kepada semua orang akan berpengaruh
terhadap citra kampus sendiri dan akan ada banyak manfaatnya ke depan.
3. Whole of Government
Whole of Government atau disingkat WoG adalah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. (Suwarno, Yogi., Sejati, Tri A. 2017)
WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Ada 3 alasan utama mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh
sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah, yaitu:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
b. Terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan.
31
c. Dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrasi bangsa.
Ada beberapa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan WoG, antara lain yaitu:
a. Kolaborasi
b. Kebersamaan
c. Kesatuan
d. Tujuan bersama
e. Mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.
Kemudian dalam praktek WoG harus memenuhi beberapa aspek
berikut:
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu
cara melakukan WoG.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen.
d. Koalisi sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.
Sedangkan tantangan dalam praktek WoG antara lain yaitu:
a. Kapasitas SDM dan institusi-institusi tidak sama.
b. Nilai dan budaya organisasi yang harus disatukan.
c. Kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
budaya organisasi.
IAIN Pekalongan sebagai salah satu kampus ternama di Indonesia, terus
berupaya untuk menggerakkan Whole Of Government (WoG) karena proses
integrasi dengan instansi pemerintah lainnya harus diupayakan, Karena
diyakini model/ pendekatan “whole of government” dikenal mampu cepat
32
menyelesaikan suatu masalah karena dikerjakan bersama-sama, namun
jarang dilakukan dalam keseharian karena memang belum membudaya
model kerja seperti ini. Sehingga konsep ini benar-benar meminta
kesepakatan setiap pemangku kebijakan agar melihat dengan serius
permasalahannya apa, melepaskan ego sektor bahwa hanya dia yang bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut, dan mulai bersama-sama mencari
solusi sesuai dengan kepakaran dari tiap instansi yang ada.
34
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4263);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4496);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5007);
16. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
lndonesia sebagaimana telah empat kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
17. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
35
a. Saham Syariah
Saham adalah salah satu instrumen pasar modal yang amat
banyak digemari oleh investor, penyebabnya karena mampu memberikan
tingkat pengembalian / return yang menarik. Saham adalah kertas yang
tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap
pemegangnya (fahmi, 2007:81)Saham merupakan surat berharga yang
bersifat kepemilikan atas modal pada suatu perusahaan terbatas. Dengan
demikian si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin
banyak saham yang dimiliki pada suatu perusahaan maka semakin
besar power di perusahaan tersebut. Saham secara umum berbeda
pengertiannya dengan saham Syariah. Pengertian Saham Syariah ialah
suatu bentuk kegiatan investasi yang berupa penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan tertentu yang mana perusahaan tersebut
tidak memiliki kegiatan atau aktifitas bisnis yang melanggar prinsip
Syariah.(heykal, 2012).
Keuntungan yang didapatkan dari berinvestasi saham dikenal dengan
istilah Deviden. Pembagian deviden ditentukan dan ditetapkan dalam
penutupan laporan keuangan berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) ditentukan berapa deviden yang dibagi dan laba ditahan.
b. Obligasi Syariah
Obligasi atau bonds secara konvensional merupakan bukti utang dari
emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman
yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Disini obligasi merupakan
instrumen utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal.
Sedangkan obligasi syariah (sukuk) adalah sesuai dengan Fatwa DSN-
MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi pada bagi hasil / margin /
fee,serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Ditinjau
dari segi jenis akadnya, obligasi syariah terbagi pada obligasi syariah
mudharabah, ijarah, musyarakah, Murabahah, Salam, Istisnha’. Di
36
samping itu, ada juga obligasi syariah mudharabah konversi.
Sedangkan ditinjau dari institusi yang menerbitkan obligasi syariah,
maka obligasi syariah terbagi dua yaitu, obligasi korporasi
(perusahaan) dan obligasi negara (SBSN).
c. Reksa Dana Syariah
Reksadana Syariah merupakan reksa dana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal sebagai pemilik harta (shahih al-mal/rabb al-mal)
dengan manager investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi
sebagai wakil shahih al-mal dengan pengguna investasi. Disamping
investasi secara mandiri atau secara langsung, Investor dapat meminta
orang lain yang mampu dipercaya serta dipandang lebih memiliki
kemampuan dalam mengelola investasi, sehingga timbul kebutuhan akan
manager investasi yang memahami investasi secara syariah dan
kebutuhan akan reksa dana syariah. Manager investasi, dengan akad
wakalah akan menjadi wakil dari investor untuk kepentingan dan atas
nama investor. Sedangkan reksadana syariah akan bertindak dalam
akad Mudharabah sebagai mudharib yang mengelola dana/harta milik
bersama dari para pemilik harta. Sebagai bukti penyertaan pemilik
dana akan mendapat unit penyertaan dari reksa dana syariah. Tetapi
reksa dana syariah sebenarnya tidak bertindak sebagai mudharib murni
karena reksa dana syariah akan menempatkan kembali dana kedalam
kegiatan emiten melalui efek syariah. Dalam hal ini, reksa dana syariah
berperan sebagai mudharib dan emiten berperan sebagai mudharib, oleh
karena itu, hubungan ini disebut sebagi ikatan Mudharabah bertingkat.
d. Efek Beragun Aset (EBA) syariah
Efek Beragun Aset (EBA) Syariah merupakan efek yang diterbitkan
oleh kontrak investasi kolektif EBA syariah yang portofolionya terdiri dari
aset keuangan berupa tagihan yang tiimbul dari surat berharga
komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan
aset fisik oleh lembaga keuangan. Efek bersifat investasi yang dijamin
oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta keuangan
aset keuangan setara yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.( DSN
MUI No 40/DSN-MUI/X/2002)
37
e. Warran Syariah
Mekanisme warran bersifat opsional dimana warran merupakan hak
untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan
dengan waktu yang telah ditetapkan pula. Warran sebelum jatuh
tempo bisa diperdagangkan, dan hasil penjualannya warran tersebut
merupakan keuntungan bagi investor yang memilikinya. Fatwa DSN-
MUI Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Warran Syariah pada tanggal
6 maret 2008 memastikan bahwa kehalalan investasi di pasar modal tidak
hanya berhenti pada instrumen efek yang bernama saham saja, tetapi
juga pada produk derivatifnya. Produk turunan saham (derivatif) yang
dinilai sesuai dengan kriteria DSN adalah juga warran. Berdasarkan
fatwa ppengalihan saham dengan imbalan (warran), seseorang
pemegang saham diperbolehkan untuk mengalihkan kepemilikaan
sahamnya kepada orang lain dengan mendpatkan imbalan.(soemitra
andri, 2014:150-154).
38
(HMPS) maupun Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat
Mahasiswa. KSPMS dibentuk untuk memberikan kesempatkan kepada
mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pasar modal
dan investasi sehingga sifat kegiatannya sangat spesifik dan terbatas.
KSPMS juga terbentuk sebagai sarana untuk mendukung terbentuknya
Galeri Investasi, di mana kemajuan dan keberlanjutan Galeri Investasi
akan sangat terdukung jika di sebuah perguruan tinggi memiliki KSPMS dan
bekerja sama dengan Anggota Bursa dalam hal ini adalah perusahaan
sekuritas.
3. Galeri Investasi Syariah
39
a. Manfaat untuk BEI sebagai wahana sosialisasi serta edukasi di kalangan
akademis supaya dapat terwujud dengan baik, sehingga diharapkan
civitas akademika tidak hanya mengetahui Pasar Modal secara teori,
akan tetapi dapat langsung melakukan mempraktekannya.
b. Manfaat bagi Perguruan tinggi, ada aliansi strategis dengan para pelaku
Pasar Modal (BEI, AB, Data Vendor). Meningkatkan reputasi dan nilai
jual perguruan tinggi.
c. Manfaat bagi Perusahaan Efek Anggota Bursa, bermanfaat sebagai
media promosi dikalangan mahasiswa/akademisi dan sebagai media
rekrutmen SDM Pasar Modal yang mumpuni.
d. Bagi Data Vendor, sebagai ajang promosi produk data untuk kalangan
akademisi, tidak mengeluarkan investasi hardware untuk pojok BEI &
Lab Pasar Modal dan sebagai media rekrutmen SDM Pasar Modal yang
handal.
40
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan atau IAIN Pekalongan
merupakan perguruan tinggi negeri satu-satunya yang berada di Pekalongan.
Berdasar Surat Keputusan Presiden RI No.11 tahun 1997 tertanggal 21 Maret
1997 tentang pendirian 33 (tiga puluh tiga) STAIN di seluruh Indonesia, yang
kemudian pembukaannya secara resmi oleh menteri Agama dilakukan pada
tanggal 30 Juni 1997 bertepatan dengan 25 shafar 1418 H, hingga sekarang.
Diawali dengan penataan kelembagaan dan peningkatan SDM, untuk tenaga
edukatif dengan studi lanjut ke jenjang S2 dan S3, STAIN Pekalongan berhasil
meningkatkan jumlah mahasiswanya dari tahun ke tahun. Langkah tersebut
mendorong perkembangan lain terutama di bidang administrasi, kurikulum,
sarana dan prasarana, pengabdian kepada masyarakat dan jumlah jurusan.
Pada awal berdirinya STAIN Pekalongan hanya memiliki satu jurusan, yaitu
Jurusan Peradilan Agama. Dalam rangka relokasi ke Surakarta, maka sejak tahun
996, Jurusan Peradilan Agama dipindah ke Surakarta, sedang di Pekalongan
diganti menjadi Jurusan Perbandingan Madzab. Pada tahun 1997, ketika Fakultas
Syari’ah berubah menjadi IAIN Pekalongan, maka dibuka dua jurusan baru, yaitu:
(1) Jurusan Tarbiyah dengan Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), dan
(2) Jurusan Syari’ah dengan Program Studi (Prodi) Perbandingan Mazhab. Untuk
merespon kebutuhan masyarakat, di bawah koordinasi Jurusan Tarbiyah, dibuka
Program D.2 PAI, Program Transfer, dan Program Akta IV, dan pada Tahun
Akademik 2009/2010 dibuka prodi baru yaitu Pendidikan Bahasa Arab (PBA).
Sedangkan di bawah koordinasi Jurusan Syari’ah, dibuka Program Studi al-Ahwâl
al-Syakhshiyyah. Pada tahun akademik 2004/2005, dibuka Program Studi D-3
Perbankan Syari’ah, dan pada tahun 2005/2006 dibuka Program Studi S.1
Ekonomi Syari’ah.
Kemudian pada tahun akademik 2009/2010, dibuka jurusan Ushuluddin
dengan Program Studi S.1 Tafsir Hadits, dan menyusul kemudian pada tahun
akademik 2010/2011 dibuka Program Studi Akhlak dan Tasawuf. Pada Tahun
41
akademik 2012/2013, STAIN Pekalongan membuka Program Studi Bimbingan
dan Konseling Islam (BKI) pada Jurusan Dakwah, Program Studi Pendidikan
Agama Islam (PAI) dan Ahwal Syakhshiyyah (AS) pada program magister (S2)
Pascasarjana. Pada Tahun akademik 2013/2014, jurusan Syari'ah berubah
menjadi Syariah dan Ekonomi Islam, kemudian jurusan Ushuluddin berubah
menjadi Ushuluddin dan Dakwah. pada tahun tersebut juga STAIN Pekalongan
membuka Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan
Pendidikan Guru Raudhotul Athfal (PGRA) pada Jurusan Tarbiyah, dan menyusul
kemudian pada tahun akademik 2014/2015 membuka Program Studi Hukum
Ekonomi Syari'ah (HES) pada Jurusan Syari'ah dan Ekonomi Islam.
Program studi PBS dan Ekosy yang pada awalnya berada dibawah
koordinasi Jurusan Syariah merupakan cikal bakal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam (FEBI) IAIN Pekalongan. Prodi D3 PBS mulai dibuka dan menerima
mahasiswa baru pada tahun akademik 2004-2005. Satu tahun kemudian, dibuka
lagi satu prodi yang menjadi embrio FEBI, yaitu prodi strara satu (S1) Ekonomi
Syariah (Ekosy). Dua prodi baru yang dibuka ini ternyata mendapat respon yang
sangat positif dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah
peminat yang mendaftar pada dua prodi tersebut. Sehingga jumlah mahasiswa
pada Prodi D3 PBS dan S1 Ekosy ini berkembang dan meningkat sangat
signifikan.
Seiring dengan dinamika yang berkembang, STAIN Pekalongan yang
kemudian bertransformasi menjadi IAIN Pekalongan berimbas pada perubahan
pada organisasi dan tata kerjanya. Prodi D3 PBS dan S1 Ekosy yang semula
“menginduk” di Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam kemudian berdiri sendiri
menjadi fakultas baru, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
FEBIkemudian membuka empat jurusan yaitujurusan S1 Ekonomi Syariah (S1
Ekosy), jurusan D3 Perbankan Syariah (D3 PBS), jurusan S1 Perbankan Syariah
(S1 PS) dan Jurusan S1 Akuntansi Syariah (S1 Aksya). Untuk saat ini FEBI sejak
tahun 2018 berkantor di Kampus Terpadu IAIN Pekalongan di Jl. Pahlawan No.
52 Kajen Kabupaten Pekalongan.
42
B. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan IAIN Pekalongan
Dalam upaya memberikan arah, motivasi dan kekuatan gerak langkah
segenap sivitas akademika, IAIN Pekalongan memiliki visi, misi dan tujuan
sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan.
43
3) Mempelopori dan ikut berperan aktif dalam penguatan dan
pemberdayaan masyarakat; dan
4) Menyelenggarakan tata kelola kelembagaan secara profesional,
transparan,dan akuntabel dalam rangka mencapai kepuasan
sivitas akademika dan pemangku kepentingan.
3) Nilai-nilai Organisasi
Dari Visi Misi yang telah ditentukan, kemudian ditetapkan tag line yang
dapat dikembangkan dalam dinamika pengembangan IAIN Pekalongan ke
depan, nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1) Spirituality
Tagline ini merupakan slogan yang merepresentasikan nilai-nilai spiritual
yang hendak diwujudkan oleh IAIN Pekalongan dalam
menyelenggarakan pendidikan tinggi. Artinya segala bentuk kegiatan
yang dilaksanakan berupaya untuk membentuk mahasiswa agar
memiliki sikap-sikap religiusitas yang baik.
2) Scientific
Slogan ini merupakan perwujudan dari mimpi dan cita-cita IAIN
Pekalongan ke depan, yakni ingin menjadi Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam yang terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan ke-Indonesiaan ditingkat
nasional pada Tahun 2036.
3) Enterpreneurship
Pendidikan yang diselenggarakan oleh IAIN Pekalongan diarahkan
untuk mendorong dan mengembangkan sikap kemandirian mahasiswa
dalam bidang ekonomi. Sehingga model-model pembelajaran, kurikulum
dan instrumen pendidikan lainnya didesain sedemikian rupa untuk
menumbuhkan jiwa enterpreneurship mahasiswa.
4) Nationality
Tagline ini merupakan slogan wajib bagi IAIN Pekalongan, karena
penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan diilhami oleh nilai-nilai
nasionalisme.
44
4) Tujuan IAIN Pekalongan
Sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), IAIN
Pekalongan mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Menghasilkan sarjana yang memiliki kecerdasan spiritual, keluasan
ilmu pengetahuan, kesetiaan terhadap keindonesiaan, dan
kemandirian dalam kehidupan;
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan
keindonesiaan melalui pengkajian dan riset ilmiah;
3) Terbentuknya masyarakat yang kuat dan berdaya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara;dan
4) Terselenggaranya tata kelola lembaga yang profesional,
transparan dan akuntabel dalam rangka mencapai kepuasan
sivitas akademika dan pemangku kepentingan.
1) Visi
Visi FEBI IAIN Pekalongan adalah “Menjadi fakultas yang terkemuka
dan kompetitif dalam pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis Islam
berwawasan ke-Indonesiaan tingkat nasional pada tahun 2036.”
2) Misi
Untuk mencapai visi tersebut, FEBI IAIN Pekalongan kemudian
merumuskan beberapa misi. Adapun misi tersebut sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam yang memiliki kecerdasan spiritual, keluasan
ilmu pengetahuan, kesetiaan terhadap keindonesiaan, kemandirian
dan kepeloporan dalam kehidupan.
45
2. Mengembangkan ilmu ekonomi dan bisnis Islam melalui penelitian bagi
kepentingan keindonesiaan dan kemanusiaan.
3. Mempelopori dan ikut berperan aktif dalam penguatan dan
pemberdayaan masyarakat berbasis ilmu ekonomi dan bisnis Islam.
4. Menyelenggarakan tata kelola kelembagaan secara profesional,
transparan, dan akuntabel dalam rangka mencapai kepuasan civitas
akademika dan pemangku kepentingan.
D. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi IAIN Pekalongan
Rektor : Dr. Ade Dedi Rohayana, M.Ag.
Wakil Rektor I : Dr. H. Muhlisin, M.Ag
Wakil Rektor II : Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.
Wakil Rektor III : Drs. Moh. Muslih M.Pd, Ph.D.
Ka. Biro AUAK : Dr. Syaifuddin Zuhri, M.Si.
2. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Dekan : Dr. Hj. Shinta Dewi Rismawati, SH, MH.
Wakil Dekan I : Dr. A.M Khafidz Ma’shum, M.Ag.
Wakil Dekan II : Drs. H.A Tubagus Surur, M.Ag.
Wakil Dekan III : Dr. H. Zawawi, M.A.
Kabag TU Fakultas : Muhtar Ali Ahmadi S.Ag.
Kepala Subbagian Administrasi: Nafilah S.Ag.
Umum dan Keuangan
Kepala Subbagian Akademik : M. Hamdi S.Ag. M.H.
Kemahasiswaan dan Alumni
46
F. Role Model
Model peranan (Role Model) adalah
seseorang yang tingkah lakunya kita
contoh,tiru, dan ikuti. Dalam kegiatan
aktualisasi ini, yang dijadikan role model oleh
penulis adalah Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D.
atau yang akrab dipanggil Gus Nadir yang
lahir pada 8 Desember 1973, adalah Rais
Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa)
Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New
Zealand. Menempuh pendidikan formal dalam
dua bidang yang berbeda, Ilmu Syari’ah dan Ilmu Hukum, sejak S-1, S-2,
dan S-3. Pemegang dua gelar Ph.D. ini memilih berkiprah di Australia,
hingga meraih posisi Associate Professor di Fakultas Hukum, University of
Wollongong. Namun kemudian, dia “dibajak untuk pindah ke Monash
University pada 2015, Monash Law School adalah salah satu Fakultas Hukum
terbaik di dunia. Baru setahun pindah ke Monash, beliau sudah diminta
mengurusi Monash Malaysia Law Program—sebuah program unggulan
melibatkan mahasiswa dari Australia, Kanada, Belanda, Jerman, dan
Prancis. Di Kampus Monash, beliau mengajar Hukum Tata Negara
Australia, Pengantar Hukum Islam, dan Hukum Asia Tenggara. Gus Nadir
ini sangat produktif menulis di jurnal ilmiah internasional dan buku buku yang
menjadi best seller (Kiai Ujang di Negeri Kanguru: Menjelajahi Madzhab-
Madzhab Menjawab Persoalan Sehari-Hari, Saring Sebelum Sharing: Pilih
Hadis Sahih, Teladani Kisah Nabi Muhammad, dan Lawan Berita Hoaks,
Tafsir Al-Quran di Medsos: Mengaji Makna dan Rahasia Ayat Suci di Era
Media Sosial, Islam Q & A: Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal hingga
Memilih Mazhab Yang Cocok, Mari Bicara Iman, Ashabul Kahfi Melek 3 Abad:
Ketika Neurosains dan Kalbu Menjelajah Al-Quran). Pergaulannya luas, akrab
dengan para profesor kelas dunia, begitu juga dengan para gus dan kiai
pondok pesantren di Tanah Air. Ini karena pembawaan Gus Nadir sendiri
yang ramah, humoris, santun, dan santai. Beliau termasuk dalam tokoh
yang menjaga NKRI dengan memberikan pemahaman yang komprehensif
dan saintifik untuk melawan radikalisme.
47
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
48
1) Unit Kerja
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pekalongan
2) Identifikasi Isu
1. Rendahnya akses sumber belajar
2. Belum adanya inkubator bisnis Fakultas
3. Rendahnya penguasaan academic writing
4. Belum optimalnya capaian Akreditasi Program Studi
5. Belum optimalnya galeri investasi syariah (Laboratorium Pasar Modal)
3) Isu yang terpilih
Belum optimalnya galeri investasi syariah (Laboratorium Pasar Modal)
4) Judul
“Optimalisasi Galeri Investasi Syariah Sebagai Wahana Belajar Mahasiswa Di
Bidang Pasar Modal Syariah”
5) Gagasan Pemecah Isu
1) Pemetaan manajemen aktualisasi dengan mentor
2) FGD galeri investasi dengan stake- holder (Pimpinan, Dosen, KSPMS)
3) Penyusunan E-book Pembelajaran Pasar Modal Syariah
4) Sosialisasi pengenalan galeri investasi syariah (laboratorium pasar modal
syariah)
5) Rekrutmen penyediaan dan pengembangan SDM Galeri Investasi syariah
melalui Kelompok studi pasar modal syariah (KSPMS)
6) Literasi digital pasar modal melalui Aplikasi RIDMI
7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi
49
6) Matriks Rekapitulasi Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai ANEKA
Tabel 4.1 Matriks Rekapitulasi Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai ANEKA
1 2 3 4 5 6 7
Pemetaan a. Menghubungi atasan Terlaksananya pemetaan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
manajemen (mentor) untuk manajemen pelaksanaan (kepercayaan, mendukung menguatkan nilai
1 pelaksanaan aktualisasi dengan mentor, kepemimpinan, pencapaian Visi FEBI Profesionalitas
memohon jadwal
aktualisasi bimbingan foto pemetaan dengan tanggungjawab, IAIN Pekalongan yaitu
dengan mentor transparansi, kejelasan, Menjadi fakultas yang Inovasi
b. Menetukan model
Mentor optimalisasi galeri konsistensi) terkemuka dan Tanggungjawab
investasi syariah kompetitif dalam
Nasionalisme (sila ke-4 pengembangan ilmu Keteladanan
yang akan musyawarah, pluralitas ekonomi dan bisnis
diaktualisasikan dan multikulturalisme) Islam berwawasan
c. Membuat rancangan ke-Indonesiaan
model optimalisasi Etika publik
(kebersamaan, orientasi tingkat nasional pada
galeri investasi tahun 2036
organisasi)
syariah dengan
pengenalan aplikasi Komitmen mutu
RIDMI (orientasi mutu)
d. Memohon evaluasi
Anti korupsi (tanggung
dari atasan/mentor
jawab)
(evalusi)
50
NO Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan
Substansi Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 FGD Galeri a. Koordinasi dengan a. tanggapan terkait Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Investasi pihak yang optimalisasi galeri (kepemimpinan, mendukung menguatkan nilai
dengan mempunyai investasi syariah sebagai Tanggung jawab, pencapaian visi dan Profesionalitas
stake-Holder wewenang (pimpinan wahana belajar pasar transparan) seluruh misi IAIN
(Pimpinan, fakultas) modal syariah Pekalongan dan Inovasi
Dosen, b. Koordinasi dengan Nasionalisme (Sila ke 4- FEBI.
UKM KSPMS b. penetuan waktu terkait Musyawarah dan gotong - Tanggungjawab
KSPMS
c. Membuat surat optimalisasi galeri investasi royong, pluralitas dan Keteladanan
undungan untuk syariah sebagai wahana multikulturalisme)
diskusi belajar mahasiswa di
d. Mendistribusikan bidang pasar modal Etika Publik (Cermat,
surat undangan disiplin kepatuhan dan
syariah
rapat kebersamaan)
e. Membuat daftar c. foto bersama
hadir peserta FGD stakeholder, hasil catatan Komitmen Mutu (efektif
f. Pelaksanaan FGD dari stakeholder. dan efisien)
g. Notulensi FGD
h. Dokumentasi FGD Anti Korupsi (Kejujuran,
i. Evaluasi tanggung jawab, kerja
keras)
3 Penyusunan 1. Mengumpulkan ide/ e-book / buku pedoman Akuntabilitas (integritas, Kegiatan ini Dosen
E-book gagasan tentang pasar modal responsibilitas, kejelasan, mendukung misi melaksanakan
Pembelajara 2. Membuat kerangka syariah dan konsistensi) pertama, yaitu tugas dengan
n pasar buku pedoman menyelenggarakan Profesionalitas
modal 3. Mulai menulis Nasionalisme (sila ke 5 : pendidikan untuk
syariah konsep keadilan sosial, pluralitas menghasilkan lulusan Inovasi
4. Mempelajari tulisan dan multikulturalisme) yang memiliki Tanggungjawab
(draft konsep)
Etika Publik kecerdasan spiritual ,
5. Improvisasi tulisan
(Profesional, berdaya keluasaan ilmu Keteladanan
6. Pengeditan
51
NO Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan
Substansi Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Merancang lay-out guna, dan adanya kode pengetahuan,
isi etik) kesetiaan terhadap
8. Membuat buku keindonesiaan,
pedoman menjadi e- Komitmen Mutu kemandirian dan
book (orientasi pada mutu, kepeloporan dalam
efisien dan efektif) kehidupan.
Anti Korupsi (disiplin,
tanggungjawab, mandiri,
berani dan kerja keras)
4 Sosialisasi 1. Sambutan pihak Foto kegiatan, daftar hadir Akuntabilitas Kegiatan ini Dosen
pengenalan pelaksana peserta, hasil seminar (Kepemimpinan, mendukung melaksanakan
galeri kegiatan (materi sosialisasi), integritas, responsibilitas, pencapaian visi dan tugas dengan
investasi sosialisasi notulensi. kejelasan, dan seluruh misi yang Profesionalitas
syariah 2. Pembukaan konsistensi) telah ditentukan IAIN
(Laboratoriu 3. Pencairan Pekalongan dan FEBI. Inovasi
suasana Nasionalisme (sila ke 4 :
m pasar Tanggungjawab
4. Acara inti Musyawarah, dan sila ke
modal
(pengenalan 5 : keadilan sosial)
syariah) Keteladanan
galeri investasi
syariah, fungsi Etika Publik (inovatif,
dan tujuan kemandiriaan, cermat,
didirikannya disiplin, kepatuhan dan
galeri ini) kebersamaan)
5. Rangkuman,
diskusi, evaluasi Komitmen mutu
dan follow up (orientasi pada mutu,
6. penutup efisien dan efektif)
52
NO Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan
Substansi Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti korupsi (disiplin,
tanggungjawab,
mandiri, berani dan
kerja keras)
6 Literasi digital 1. pemberitahuan Foto kegiatan, daftar hadir Akuntabilitas Kegiatan ini Profesionalitas
pasar modal undangan kepada para peserta, notulensi, (Kepemimpinan, mendukung misi
peserta
53
NO Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan
Substansi Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
melalui 2. menetapkan tempat mahasiswa menguasai integritas, responsibilitas, pertama, yaitu Inovasi
aplikasi penyelenggaran dan aplikasi RIDMI kejelasan, dan menyelenggarakan
RIDMI fasilitas yang tersedia konsistensi) pendidikan untuk Tanggungjawab
3. sambutan pihak menghasilkan lulusan
Nasionalisme (sila ke 4 : Keteladanan.
pelaksana kegiatan yang memiliki
4. pembukaan Musyawarah, dan sila ke kecerdasan spiritual ,
5. ice breaking 5 : keadilan sosial) keluasaan ilmu
6. acara inti (pengenalan
Etika Publik (inovatif, pengetahuan,
aplikasi RIDMI,
bersama-sama kemandiriaan, cermat, kesetiaan terhadap
download aplikasi di disiplin, kepatuhan dan keindonesiaan,
play store) kebersamaan) kemandirian dan
7. rangkuman, diskusi, kepeloporan dalam
evaluasi dan follow up Komitmen mutu kehidupan.
8. penutup (orientasi pada mutu,
efisien dan efektif)
7 Evaluasi a. Menentukan topik Terlaksananya evaluasi Akuntabilitas Kegiatan ini medukung Dosen
pelaksanaaan evaluasi pelaksanaan kegiatan (Kepemimpinan, pencapain misi IAIN melaksanakan
kegiatan b. merancang kegiatan aktualisasi dengan baik, integritas, responsibilitas, Pekalongan dan FEBI tugas dengan
aktualisasi evaluasi data evaluasi dan laporan kejelasan, dan nomor 4, yaitu: Profesionalitas
c. pengumpulan data evaluasi konsistensi) mewujudkan tata kelola
untuk evaluasi kelembagaan secara Inovasi
d. pengelolaan dan Nasionalisme (sila ke 4 : profesional, transparan Tanggungjawab
analisis data Musyawarah, dan sila ke dan akuntabel
e. pelaporan hasil 5 : keadilan sosial) Keteladanan
evaluasi
54
NO Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan
Substansi Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik (inovatif,
kemandiriaan, cermat,
disiplin, kepatuhan dan
kebersamaan)
Komitmen mutu
(orientasi pada mutu,
efisien dan efektif)
55
7) Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Berikut ini adalah rencana jadwal pelaksanaan rancangan aktualasi selama kurang lebih 30 hari.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi
Pemetaan manajemen
1 aktualisasi dengan Mentor
Dokumentasi,
56
B. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala.
Tabel 4.3 Kendala dan Antisipasi
Strategi
Antisipasi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala Menghadapi
Kendala
Kendala
1 Pemetaan Kesibukan mentor Menjadwalkan Komunikasi aktif
manajemen (dinas luar) sehingga pertemuan dengan dengan mentor
aktualisasi tidak ada di Fakultas mentor
dengan Mentor
2 FGD Galeri Kehadiran peserta a. Jeda waktu antara Komunikasi aktif
Investasi dengan FGD distribusi undangan dengan segenap
stake-Holder dan pelaksanaan pimpinan, Dosen
(Pimpinan, jangan terlalu dekat, dan KSPMS
Dosen, KSPMS guna memberikan
waktu kepada peserta
mengatur jadwal
kegaitannya
b. Sebelum rapat dimulai,
peserta rapat
diingatkan kembali (via
wa/sms)
3 Penyusunan E- Perancangan e- Menyiapkan materi dan Rescheduling
book book pedoman tutorial lebih awal jadwal
Pembelajaran melebihi batas waktu perencanaan
pasar modal yang telah di sistem
syariah tentukan
4 Sosialisasi Kehadiran peserta a.Jeda waktu antara Komunikasi aktif
pengenalan galeri sosialisasi distribusi undangan dan dengan calon
investasi syariah pelaksanaan jangan peserta dengan
(Laboratorium terlalu dekat, guna membuat akun WA
pasar modal memberikan waktu Grup untuk
syariah) kepada peserta reminder.
mengatur jadwal
kegaitannya
b. Sebelum rapat
dimulai, peserta rapat
diingatkan kembali (via
wa/sms)
5 Rekrutmen Mahasiswa yang Berkoordinasi dengan Memotivasi minat
penyediaan dan bersedia menjadi Kelompok studi pasar dan bakat
pengembangan pengurus galeri modal syariah (KSPMS) mahasiswa tentang
SDM galeri investasi minim secara intensif pentingnya belajar
investasi syariah pasar modal
melalui KSPMS syariah
6 Literasi digital Memori hp tidak Membuat pengumuman Bekerjasama
pasar modal cukup untuk mengosongkan dengan teman
melalui aplikasi ruang penyimpanan untuk bergantian
RIDMI agar aplikasi bisa menggunakan hp
diunduh yang bisa akses
dan download
aplikasi
7 Evaluasi Terlambatnya Menggunakan waktu Setiap kegiatan
pelaksanaan penyusunan dengan efektif dan langsung
kegiatan dokumen laporan efisien diselesaikan bukti
aktualisasi aktualisasi yang pendkungnya.
dibutuhkan
57
BAB V
PENUTUP
58
1. Peserta diklat semakin memahami dan menerapkan nilai-nilai dasar PNS,
terutama terkait kewajiban seorang Dosen.
3. Peserta diklat semakin sadar dan menjamin akan terus menjaga integritas
sebagai ASN di tempat kerja.
59
DAFTAR PUSTAKA
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta:
BSNP
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela
Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Analisis Isu Kontemporer. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga AdministrasI Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Nasionalisme. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
60
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Manajemen ASN. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Whole of Government. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II dan Golongan III: Habituasi. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
61
_______. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 tentangTindak Pidana
Pencucian Uang.
_______. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Gaji Pegawai Negeri
Sipil.
Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia. 2005. UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Jakarta : Sekertariat Negara.
Pemerintah Indonesia, 2014 UU N0. 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara
62
Pemerintah Indonesia. 2014. Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 tentang
Akreditasi bagi Perguruan Tinggi dan Program Studi . Jakarta : Sekertariat
Negara.
https://www.bareksa.com/id/text/2019/05/16/perkembangan-dan-tantangan-pasar-
modal-syariah-indonesia/22290/news di akses pada 31 oktober 2019 pukul
14.30
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. (Edisi 5).
(Yogyakarta, UPPN STIM YKPN,2015)
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2000), hlm. 4
Martalena dan Maya Malinda, 2011, Pengantar Pasar Modal (Yogyakarta, Andi , 2011)
hlm.2
Fahmi, Irham, Pengantar Pasar Modal. (Bandung, Alfabeta.2012), hlm.81
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002
Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2014),
hlm. 150-154.
Idx, “Galeri Investasi BEI”, http://www.idx.co.id/ pada tanggal 30 Oktober 2019
pukul 19.34.
63
BIODATA
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Taufiq Abadi M.M.
Formasi Jabatan Dosen Ekonometrika
NIP 199108282019031007
Tempat dan Tanggal lahir Lamongan, 28 Agustus 1991
a. Jalan Otto Iskandar Dinata Rt/Rw: 002/002
b. Kelurahan/Desa Baros
Alamat c. Kecamatan Pekalongan Timur
d. Kabupaten Kota Pekalongan
e. Provinsi Jawa Tengah
Nomor Telepon/HP 0858 6625 1226
e-mail muhammad.taufiq.abadi@iainpekalongan.ac.id
Instansi Kantor FEBI IAIN Pekalongan
Alamat Kantor Jalan Pahlawan No. 52 Rowolaku Kajen
Pekalongan
Nomor Telepon Kantor (0285) 412574
Alamat email Kantor febi@iainpekalongan.ac.id
A. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah /
No Tingkat Tempat Jurusan Lulus
Perguruan Tinggi
64
Nama Sekolah /
No Tingkat Tempat Jurusan Lulus
Perguruan Tinggi
B. Pengalaman Karier
No Karier Tahun
2009-
1. Direktur Keuangan warung makan Lamongan Jaya
Sekarang
2018-
5. CPNS Dosen Ekonometrika IAIN Pekalongan
Sekarang
65