Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium
sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain
Jenis-jenis semen portland (OPC) pada SNI 15-2049-2004 dikelompokkan berdasar
penggunaannya sebagai berikut :
a. Jenis I yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
b. Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
c. Jenis III semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada
tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
d. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi
rendah.
e. Jenis V yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan tinggi
terhadap sulfat
SNI atau standar tentang semen portland dan semen campuran, sebagai acuan pengecekan jenis
dan tipe semen yang digunakan :
SNI 15-2049-2004 (Semen Portland)
SNI 15-0302-2004 (Semen Portland Pozolan)
SNI 15-7064-2004 (Semen Portland Komposit)
SNI 15-3500-2004 (Semen Portland Campur)
Lelang
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Pelaksanaan lelang,
pengertian lelang adalah “penjualan benda yang dibuka untuk publik dengan penawaran harga
secara lisan atau tertulis yang semakin menurun atau meningkat untuk mencapai harga tertinggi,
yang sebelumnya didahului dengan pengumuman.”
Berdasarkan Penawaran
Berdasarkan pada penawarannya, jenis-jenis lelang adalah sebagai berikut:
1) Lelang Online
Lelang online dilakukan di situs tertentu dan peserta lelang bisa mengikutinya secara daring.
Jenis lelang ini lebih digemari, mengingat tidak memerlukan waktu dan tenaga yang besar karena
bisa dilakukan dimana saja.
2) Lelang Konvensional
Lelang konvensional dilakukan secara langsung dan bertatap muka antara peserta dan pejabat
lelang.
Berdasarkan Hukum
Berdasarkan pada hukum yang berlaku, Jenis-jenis lelang adalah sebagai berikut:
1) Lelang Non Eksekusi Wajib
Lelang benda dari Negara atau Daerah.
Lelang benda dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Lelang benda dari Usaha Milik Negara atau Daerah.
Lelang aset dari harta tidak terurus.
Lelang aset Bank Indonesia.
Lelang kayu dan hasil hutan lainnya, harus dari tangan pertama.
3) Lelang Eksekusi
Lelang eksekusi pengadilan.
Lelang eksekusi harta pailit.
Lelang eksekusi barang rampasan.
Lelang eksekusi pegadaian.
Lelang eksekusi jaminan fidusia.
Jenis-jenis Lelang
Berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, pelaksanaan lelang dapat dilakukan dalam
3 (tiga) bentuk lelang, yaitu :
1. LELANG NON EKSEKUSI SUKARELA
2. LELANG NON EKSEKUSI WAJIB
3. LELANG EKSEKUSI
3. LELANG EKSEKUSI
Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan atau penetapan pengadilan,
dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan atau melaksanakan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
Beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pengertian lelang ini adalah:
a. Balai Lelang selaku ‘pelaksana pra lelang’ artinya pelaksanaan lelang lebih ditekankan
pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, sedangkan pihak Balai lelang
mempersiapkan persiapan lelang hingga pemasaran aset. Pelunasan pembayaran lelang
langsung ke rekening Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Dalam
penyelenggaraan lelang, Balai Lelang kerjasama dengan Kantor Pelayanan Piutang dan
Lelang Negara.
b. Kategori aset yang bisa dilelang adalah aset yang dibebani hak tanggungan,
pelaksanaan putusan pengadilan, aset harta pailit, fiducia, gadai, barang rampasan
kepolisian, rampasan bea cukai, dan segala aset yang terdapat titel eksekutorial.
c. Permohonan lelang diajukan oleh Kurator, kreditur/pemegang hak tanggungan,
pemegang fiducia, pemegang gadai, Pengadilan negeri, atau eksekutor ke Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang dengan mencantumkan BALINDO selaku ‘Pra
Lelang”.
d. Pengumuman lelang dilakukan di media massa resmi sebagaimana diatur dalam peraturan
yang berlaku.
e. Untuk properti dilakukan 2x dengan selang waktu 15 hari antara pengumuman I dan II
serta sebelum pelaksanaan lelang. Sedangkan barang bergerak dilakukan minimal 1x 7
hari sebelum pelaksanaan lelang.
f. Biaya yang harus dibayar ke kas negara (BIAD) meliputi bea lelang pembeli, bea lelang
penjual, uang miskin dan uang yang ditahan sebagaimana yang diatur dalam peraturan
yang berlaku.
2. Fungsi Privat
Fungsi privat hanya meliputi pembeli dan penjual. Tidak ada kaitanya dengan satu atau lain hal
dalam kegiatan ekonomi ini.