Anda di halaman 1dari 61

PROSES VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA TERPADU

KESEJAHTERAAN SOSIAL DARI KEMENSOS MELALUI


APLIKASI “SAGIS KEMENSOS” DI KOTA SOLOK
SUMATERA BARAT

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan kelulusan

Praktik mahasiswa

Oleh :

Nama : Arif Ahmad Fauzie

NPM : 20181130006

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA

BANDUNG

2021
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
MBKM PEJUANG MUDA

Laporan kerja Praktik ini atas nama:

Nama : Arif Ahmad Fauzie


NPM : 20181130006
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri

Disetujui tanggal : 2022

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Suharyanto, M.M. Teuku Muda Aryadi, M.M


NIDN: 0408116501 NIDN: 9904009914

Mengetahui
Dekan Fakultas Ketua Program Studi
Teknologi Industri Teknik Industri

Ir. Warki Widjaja. M.Sc., MT. R. Lisye Herlina, ST., MT


NIDN: 0425056201 NIDN: 0401107001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
MBKM PEJUANG MUDA

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi sebagian maupun keseluruhan Kerja Praktik
Saya dengan judul “Proses Verifikasi Dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial Dari Kemensos Melalui Aplikasi “Sagis Kemensos” Di Kota Solok Sumatera
Barat” adalah benar Benar hasil karya intelektual mandiri, dan diselesaikan
menggunakan bahan-bahan yang diizinkan dan bukan plagiasi karya orang lain.
Semua referensi yang dikutip maupun dirujuk telah ditulis secara lengkap pada
Daftar Pustaka.

Apabila ternyata pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan yang berlaku.

Bandung, 16 Februari, 2022

Yang menyatakan

Arif Ahmad Fauzie


20181130006

iii
KATA PENGANTAR
Assalamuala’ikum wr.wb

Puji beserta rasa syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan beserta kesempatan kepada saya sehingga mampu
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik MBKM Pejuang Muda ini. Tidak lupa
shalawat beserta salam saya ucapkan juga kepada jungjunan alam yakni Nabi
Muhamad SAW.

Laporan Kerja Praktik ini menjelaskan berbagai macam kegiatan yang dilakukan
oleh saya dalam kurun waktu yang telah ditentukan di Kampus Merdeka
Kementerian Sosial RI. Laporan Kerja Praktik ini membahas mengenai proses
pkl/magang pekerjaan humas, khususnya humas Dinas Sosial.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen saya, Ir Yayan Rumdiana M.T
yang telah memberikan informasi terkait Kampus Merdeka lewat Program Pejuang
Muda. Sehingga saya bisa daftar serta mengikuti Program Pejuang Muda ini yang
diadakan oleh berbagai kolaborasi kementrian, yaitu ; Kementerian Sosial,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemdikbudristek), dan
Kemenag. Saya ucapkan terima juga kepada Dinas Sosial Kota Solok, pendamping
PKH Kota Solok, mentor Kota Solok, dan teman-teman Pejuang Muda dari
berbagai wilayah di Indonesia terutama Pejuang Muda Kota Solok. Yang telah
membantu saya dalam mencari informasi sebagai bahan dalam penyusunan laporan
ini. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan serta kekurangan dalam laporan
ini. Semoga laporan yang saya buat dapat bermanfaat, demikian yang dapat saya
sampaikan, Saya ucapkan terimakasih

Bandung, 16 Februari 2022

Arif ahmad fauzie


20181130006

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK MBKM
PEJUANG MUDA ................................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTIK MBKM


PEJUANG MUDA ............................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktik .................................................... 4

1.3 Kompetensi Yang Ditargetkan ............................................................. 5

1.4 Manfaat Kegiatan Program Pejuang Muda ....................................... 6

1.5 Batasan Masalah.................................................................................... 7

1.6 Tempat Kerja Praktik ........................................................................... 7

1.7 Jadwal Dan Waktu Kerja Praktik ....................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9

2.1 Proses ...................................................................................................... 9

2.2 Verifikasi ................................................................................................ 9

2.3 Validasi ................................................................................................... 9

2.4 Data ....................................................................................................... 10

2.5 DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) ................................... 10

2.6 Aplikasi ................................................................................................. 11

2.7 Sagis Kemensos .................................................................................... 11

2.8 KPM ...................................................................................................... 11

2.9 Program ................................................................................................ 12

2.10 PKH ..................................................................................................... 12


v
BAB III METODE PELAKSANAAN SERTA TINJAUAN UMUM ............ 13

3.1 Awal Mula Tahapan Kegiatan Kerja Praktik .................................. 13

3.2 Bidang Kerja ........................................................................................ 13

3.3 Pelaksanaan Kerja .............................................................................. 18

3.4 Sejarah Instansi ................................................................................... 22

3.5 Awal Mula Terbentuknya Program Pejuang Muda ........................ 26

3.6 Struktur dan logo ................................................................................ 28

3.7 Kegiatan Umum ................................................................................... 33

3.8 Waktu Dan Tempat Kegiatan Pejuang Muda .................................. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37

4.1 Ringkasan Logbook Atau Jurnal........................................................ 37

4.2 Akumulasi Pendataan DTKS ............................................................. 39

4.3 Hasil Dari Program “GEBAKSO” .................................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 42

5.2 Saran ..................................................................................................... 43

LAMPIRAN ......................................................................................................... 45

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kemiskinan merupakan suatu masalah paling berat untuk diemban suatu
Negara, pastinya di Negara mana pun masalah kemiskinan selalu ada, meskipun
kemajuan zaman telah berkembang pesat masalah kemiskinan tetap ada dan
menjadi penghambat kemajuan suatu Negara. Tidak hanya Negara berkembang saja
yang mempunyai masalah kemiskinan ini, Negara maju sekalipun mengalami hal
yang sama meskipun di Negara maju tingkat kemiskinannya lebih sedikit
dibandingkan dengan Negara berkembang. Tidak dapat dipungkiri lagi hal ini
desebabkan karena Negara berkembang mengalami persoalan keterbelakangan
hampir disegala bidang, seperti teknologi, sarana dan prasarana sektor ekonomi,
Pendidikan, dan lain sebagainya.

Padahal dari dahulu bangsa Indonesia telah dan selalu mempunyai perhatian yang
sangat besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana
yang telah tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945 di alenia ke empat, yang
berbunyi “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

1
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Sudah banyak program yang telah Pemerintah luncur serta laksanakan, dan
kebanyakan program itu mempunyai perhatian besar terhadap upaya pengentasan
kemiskinan, karena pada dasarnya program serta pembangunan yang dilakukan
Pemerintah bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Meskipun demikian masalah kemiskinan dari dahulu bahkan sampai
saat ini terus menerus menjadi permasalahan Negara yang berkepanjangan. Untuk
mengurangi dampak terssebut Pemerintah meluncurkan program PKH dan BPNT,
dimana PKH (Program Keluarga Harapan) adalah program pemberian bantuan
sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga
penerima manfaat PKH. Pencairan dana bansos PKH dilakukan per tiga bulan.
Sedangkan BPNT adalah Program Bantuan Pangan Non Tunai yang diberikan
kepada masyarakat melalui kartu sembako, untuk durasi pemberian sama seperti
PKH dilakukan per tiga bulan.

Akan tetapi seiring berjalannya program bantuan sosial ini. Banyak ditemukan
bahwa penerima bantuan PKH maupun BPNT tidak tepat sasaran, akibatnya tidak
hanya pihak Pemerintah yang dirugikan, warga yang pantas dan layak mendapatkan
bantuan tapi tidak jadi diakibatkan ketidaktepatan sasaran bantuan sosial tadi juga
mengalami kerugian. Dan parahnya lagi setelah saya melakukan survey lapangan
dengan rekan saya, seringkali kami mendapati bahwa si penerima tidak tepat ini
memiliki rumah yang bagus, dan kadang ada yang rumahnya ditingkat, terus juga
ada mobil yang terparkir di halamannya.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Pemerintah memberikan solusi


alternative yaitu dengan dilakukan survey serta kegitan verifikasi dan validasi data
yang semuanya terbungkus dalam program Pejuang Muda. Pada tanggal 17
2
september 2021 Menteri Sosial Tri Rismaharini meluncurkan Program Pejuang
Muda kolaborasi Kementerian Sosial dengan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sebagai bagian dari upaya
percepatan pengentasan masalah sosial di Indonesia. Program Pejuang Muda
Kementerian Sosial hadir sebagai kegiatan Magang yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dimana mahasiswa
merupakan aktor utama dalam memecahkan masalah sosial secara kreatif dan
inovatif berbasis pengalaman. Program ini memiliki fokus dalam verifikasi dan
validasi DTKS menggunakan aplikasi SAGIS serta sosial entrepreneurship
(kewirausahaan sosial). Mahasiswa diberikan kesempatan mencari pengalaman di
lapangan secara langsung ke daerah prioritas yaitu daerah pascabencana, daerah
kantong-kantong kemiskinan, daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT) di seluruh
Indonesia.

Menteri Sosial (Mensos) memaparkan bahwa Program Pejuang Muda adalah


laboratorium sosial bagi para mahasiswa, diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu
dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret. Melalui
program setara 20 Satuan Kredit Semester (SKS) ini, mahasiswa akan ditantang
untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah,
pemuka masayarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak
sosial di daerah.

Dalam program ini, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial, melalui
kegiatan pemetaan masalah, identifikasi alternatif solusi, formulasi solusi terbaik,
perencanaan sumber daya dan capaian, pengerahan peran serta elemen masyarakat,
implementasi dan pelaporan serta pengukuran dampak."Mahasiswa juga bisa
mengikuti kategori program sesuai jurusan atau isu yang menarik baginya antara
lain isu Pengembangan Program Bantuan Sosial, Pemberdayaan Fakir Miskin dan
Lansia, Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan, dan Fasilitas untuk
Kepentingan Umum," kata Mensos. Dalam program ini, sebanyak 11.109
mahasiswa yang mendaftar, hanya 5.140 mahasiswa yang terpilih untuk bisa
3
mengikuti kegiatan tersebut, dan ditempatkan di 514 kabupaten/kota diseluruh
Indonesia.

Dengan dilakukannya verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial


(DTKS), di kota Solok, Sumatera Barat. Diharapkan dapat membantu pemerintah
dalam mengatasi permasalahan sosial yang ada, lewat berbagai pertanyaan survey
serta dokumentasi foto rumah warga yang termasuk DTKS dalam aplikasi SAGIS.
Serta program yang dilakukan juga diharapkan berdampak baik bagi perekonomian
masyarakat setempat.

1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktik

Maksud Program Pejuang Muda ini nantinya akan berfokus pada beberapa kategori
seperti yang telah disinggung diatas. Hal ini dilakukan agar program ini lebih
terfokus, serta mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini dapat memilih
jurusan ataupun isu yang menarik baginya.
Kategori-kategori program adalah sebagai berikut:
1. pengembangan program bantuan sosial
pengembangan bantuan sosial yang berkelanjutan serta kegiatan verifikasi
dan validasi (VERVAL) kepada para keluarga penerima manfaat (KPM).
2. Pemberdayaan fakir miskin dan lansia
Inovasi program sosial yang dikhususkan untuk membantu fakir miskin dan
lansia.
3. Pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan
Pengembangan program kesehatan lingkungan serta menerapkan
bagaimana pola hidup sehat di seluruh masyarakat.
4. Fasilitas dan kepentingan umum
Membangun fasilitas untuk dipergunakan oleh kepentingan umum
didaerah-daerah yang sangat membutuhkan. Seperti pembangunan sumur
bor di daerah yang sulit untuk mendpatkan air bersih, pembangunan sanimas

4
komunal “Septiktank” didaerah yang kurang terjaga lingkungannya dan
dapat menyebabkan penyakit.
Tujuan dari kerja praktik Pejuang Muda kemensos sebagai berikut:

1. Membantu Pemerintah dalam Percepatan mengatasi permasalahan sosial


yang ada di Indonesia, diantaranya :
• Kemiskinan
• Kesenjangan sosial
• Pengangguran
• Lingkungan hidup
2. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa sehingga siap menghadapi dunia
kerja.
3. Program Pejuang Muda merupakan kesempatan emas bagi para mahasiswa
untuk mengimplementasikan perannya sebagai agen of chage di masyarakat.
4. Melakukan proses Verifikasi dan validasi data dengan tujuan utama
ketepatan penyaluran bantuan sosial.
5. Ketidaktepatan penyaluran bansos dapat diminimalisir sehingga penyaluran
bansos lebih tepat sasaran.

1.3 Kompetensi Yang Ditargetkan


Adapun kompetensi yang ditargerkan dalam Program MBKM Pejuang Muda ini
sebagai berikut:
1. Proses verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial di Kota Solok
dapat terselesaikan.
2. Kemampuan mahasiswa dalam bersosialiasi bertambah.
3. Data yang di survey sesuai dengan syarat penerima bantuan sosial.
4. Data yang diupload melalui aplikasi SAGIS sesuai dengan fakta yang ada.
5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di gagas oleh para Pejuang Muda
dapat berdampak positif serta berkelanjutan.
6. Penyaluran bantuan sosial oleh Pemerintah menjadi lebih tepat sasaran.

5
1.4 Manfaat Kegiatan Program Pejuang Muda
1. Bagi Pemerintah
a. DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) di Kota Solok, menjadi lebih
akurat daripada sebelumnya.
b. Pemerintah dapat mencabut bansos dari warganya yang sudah tidak
masuk kategori penerima bansos.
c. Pemerintah dapat memberikan bansos lebih tepat sasaran.
d. Mendapatkan gambaran umum dalam upaya pengentasan permasalahan
sosial melalui analisis masalah sosial.
e. Memberikan perlidungan serta jaminan sosial terhadap masyarakat yang
membutuhkan.

2. Bagi masyarakat
a. Data terpadu kesejahteraan sosial yang telah melalui proses verval
menjadi lebih akurat.
b. Warga yang sebelumnya menerima bansos tapi kurang tepat sasaran
(penerimanya tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bansos),
menjadi permasalahan dan terjadi kecemburuan sosial pada masyarakat.
Setelah proses verval dilakukan diharapkan Pemerintah dapat
mengganti penerima bansos ke keluarga ataupun orang yang lebih layak.
Sehingga kecemburuan sosial yang telah terjadi sebelumya dapat
terselesaikan.
c. Dengan dibuatnya program pemberdayaan masyarakat yang digagas
langsung oleh para Pejuang Muda diharapkan programnya dapat
berkelanjutan dan bermanfat bagi masyarakat terkait.

3. Bagi peserta Pejuang Muda


a. Meningkatkan keterampilam serta kemampuan dalam pengentasan
permasalahan sosial.
b. Meningkatkan soft skills sekaligus hard skills para Pejuang Muda dalam
bidang komunikasi, pengembangan diri, kerja kelompok, adaptasi sosial
6
pada ruang lingkup masyarakat pasca-bencana, masyarakat daerah
kantong kemiskinan, komunitas adat terpencil, dan kelompok
masyarakat umum.
c. Memperluas dan memperbanyak relasi dengan orang-orang mulai dari
instansi Pemerintahan seperti Walikota, anggota DPRD, dan Dinas
Sosial, kalangan masyarakat seperti Ormas, masyarakat setempat, dan
dengan para anggota Pejuang Muda lainnya.

1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis juga membuat
Batasan-batasan masalah dalam penulisan laporan kerja praktik sebagai berikut:
1. Bagaimana proses verval (DTKS) dilakukan
2. Mengetahui manfaat daripada proses verval (DTKS)

1.6 . Tempat Kerja Praktik

Program Pejuang Muda ini merupakan kegiatan magang yang diselenggarakan oleh
Kementerian Sosial dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemdikbudristek). Lokasi penempatan peserta ditentukan oleh Tim
Pelaksana Pejuang Muda pada tanggal 17-22 Oktober 2021 yang meliputi 34
Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Untuk pembagian lokasi penempatan, saya ditempatkan disalah satu kota yang ada
di pulau Sumatera yaitu kota Solok, provinsi Sumatra Barat.

1.7 Jadwal Dan Waktu Kerja Praktik

Kerja praktik dilaksanakan dimulai dari tanggal 13 Oktober s.d. 20 Desember 2021.
Sekitar 3 bulan kurang lamanya, dan ini dilakukan setiap hari tanpa adanya waktu
libur meskipun tanggal merah.

7
1.8 Sistemaatika penulisan

Penulisan laporan kerja praktik ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari
berbagai sub-sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bab pertama pendahuluan, mengurai tentang latar belakang masalah,


rumusan masalah, Batasan masalah, serta tujuan dan manfaat dalam
penulisan laporan kerja praktik ini.
2. Bab kedua merupakan tinjauan pustaka, dimana tinjauan pustaka ini
beriskan tentang ringkasan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
topik yang berkaitan langsung dengan kegiatan kerja praktik yang dilakukan
oleh peneliti.
3. Bab ketiga pada laporan kerja praktik ini berisikan tentang metode
pelaksanaan serta tinjauan umum, mulai dari teknik pengumpulan data,
berbagai hal yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data, sampai
dengan teknik analisis data dan informasi.
4. Bab keempat menguraikan hasil dari masalah yang akan dibahas, penyajian
data yang telah diperoleh, serta capaian program yang telah dilaksanakan.
5. Bab kelima merupakan bagian akhir, yang merupakan penutup dari laporan
kerja praktik ini, dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dari kerja praktik
yang telah dilakukan sekaligus menjadi bagian yang menjawab
permasalahan yang dibahas. Pada bagian ini juga akan dikemukakan saran
serta rekomendasi yang sesuai dengan jalannya pemecahan permasalahan
dari kegiatan kerja praktik yang telah dilakukan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses

Dalam ilmu teknik, proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling
terkait yang bersama-sama mengubah masukan menjadi keluaran. Pelaksanaan ini
dapat dilakukan oleh manusia, alam, atau mesin dengan menggunakan berbagai
sumber daya.

Dapat diartikan juga bahwa proses merupakan untaian kejadian atau kegiatan yang
harus dilalui untuk mencapai sebuah finish

2.2 Verifikasi

Verifikasi merupakan proses membangun kebenaran, akurasi, atau validitas


sesuatu. Proses verifikasi ini biasanya diperlukan untuk mengukur kebenaran dan
kompatibilitas satu sama lain.

Jadi untuk membuktikan suatu kebenaran data diperlukan verifikasi untuk


meyakinkan bahwa data yang dikumpulkan tidak cacat, oleh karena itu proses
verifikasi ini membuat data menjadi akurat.

2.3 Validasi

Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai
bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan.

Dalam hal ini validasi mengacu pada data yang telah diberikan oleh Pusdatin Kesos,
yakni data (DTKS), yang nantinya akan dilakukan suatu tindakan pembuktian
menggunakan tata cara serta metode yang sesuai dalam prosedur yang tercantum.

9
2.4 Data

Data merupakan sekumpulan suatu informasi atau nilai yang diperoleh dari
pengamatan (obsevasi) suatu objek. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara,
huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu
konsep.

Berdasarkan jenisnya, data terpadu kesejahteraan sosial ini termasuk dalam jenis
data berdasarkan cara memperolehnya yaitu jenis data sekunder. jenis data
berdasarkan cara memperolehnya terbagi dalam dua jenis yaitu data primer dan
sekunder.

Dimana data primer adalah data yang diusahakan atau didapat oleh peneliti.
Pengumpulan data primer ini membutuhkan perancangan alat dan metode
pengumpulan data. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari orang
atau instansi lain. Data ini cenderung siap pakai, artinya siap dianalisis dan diolah
oleh peneliti.

2.5 DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk Program Perlindungan


Sosial adalah sistem data elektronik yang memuat informasi sosial , ekonomi, dan
demografi dari sekitar 99 juta individu dengan status kesejahteraan terendah di
Indonesia. Sumber utama DTKS adalah hasil kegiatan Pemutakhiran Basis Data
Terpadu (PBDT) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2015.

DTKS digunakan untuk memperbaiki kualitas penetapan sasaran program-program


perlindungan sosial. DTKS membantu perencanaan program, memperbaiki
penggunaan anggaran, dan sumber daya program perlindungan sosial. Dengan
menggunakan data dari DTKS, jumlah dan sasaran penerima manfaat
program dapat dianalisa sejak awal perencanaan program. Hal ini akan membantu
mengurangi kesalahan dalam penetapan sasaran program perlindungan sosial.
10
Kementerian, Pemerintah Daerah, dan Lembaga lain yang menjalankan program
penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial dapat menggunakan data dari
DTKS.

2.6 Aplikasi

Menurut Hengky W. Pramana, pengertian aplikasi adalah suatu perangkat lunak


yang dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan berbagai aktivitas dan pekerjaan,
misalnya; pelayanan masyarakat, aktivitas niaga, periklanan, game, dan berbagai
aktivitas lainnya.

Jadi menurut pengertian di atas aplikasi merupakan sebuah program yang dibuat
untuk membantu atau memenuhi berbagai aktivitas dan kegiataan. Yang kemudian
digunakan dalam mengelola data untuk digunakan menjadi suatu informasi yang
bermanfaat bagi penggunanya.

2.7 Sagis Kemensos

Merupakan sebuah aplikasi yang diluncurkan oleh Kemensos, aplikasi ini bernama
“Sagis Kemensos”. Nama sagis sendiri merupakan perluasan dari (Social Affairs
Geographic Information Systems). Aplikasi ini digunakan dalam pengumpulan data
tujuan survey Kementrian Sosial Republik Indonesia oleh petugas lapangan yang
berwenang.

Aplikasi sagis kemensos ini digunakan untuk berbagai alasan geografis oleh
Kementrian Sosial Republik Indonesia. Data yang diberikan adalah data yang harus
dikonfirmasi dilapangan oleh pihak yang berwenang seperti dinas sosial,
pendamping pkh, pihak desa dll.

2.8 KPM

Keluarga penerima manfaat yang selanjutnya disingkat KPM adalah keluarga yang
ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial.

11
2.9 Program

Menurut Hans Hochholzer dalam E Hetzer (2012 : 11), Program merupakan


kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh suatu atau
beberapa instansi Pemerintah dalam rangka kerjasama dengan swasta dan
masyarakat guna mencapai tujuan dan sarana yang ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa program merupakan rangkaian kegiatan yang


dilaksanakan guna mencapai sebuah tujuan dan target yang telah ditetapkan.

2.10 PKH

Program keluarga harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program


pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan
sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan
penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah
melaksanakan PKH. Program perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia
internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup
berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di negara-negara terkait,
terutama masalah kemiskinan kronis. Sebagai sebuah program
bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil
dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (Faskes) dan
fasilitas layanan pendidikan (Fasdik) yang tersedia di sekitar mereka. Manfaat PKH
juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan
mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan
Nawacita Presiden RI. Melalui PKH, keluarga penerima manfaat didorong untuk
memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan,
pangan & gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai
program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer
secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi center of
excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program
perlindungan dan pemberdayaan sosial Nasional.

12
BAB III

METODE PELAKSANAAN SERTA TINJAUAN UMUM

3.1 Awal Mula Tahapan Kegiatan Kerja Praktik


Untuk dapat mengikuti kegiatan kerja praktik, mahasiswa diharuskan menempuh
rangkaian proses sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengontrak KRS di sistem akademik Universitas Kebangsaan
Republik Indonesia.
b. Melakukan pendaftaran MBKM kampus merdeka “Pejuang Muda” di website
resmi Pejuang Muda.
c. Melakukan proses seleksi Pejuang Muda.
d. Mahasiswa yang lolos proses seleksi, diharuskan mengisi data diri, meminta
persetujuan orang tua/wali, serta meminta surat rekomendasi terhadap fakultas
yang bersangkutan.
e. Mahasiswa berangkat ke-kab/kota tempat penempatan yang telah ditetapkan
oleh panitia program Pejuang Muda.
f. Apabila kerja kegiatan magang telah selesai dilaksanakan wajib membuat
laporan yang selanjutnya disidangkan dengan dosen wali.

3.2 Bidang Kerja


Pada dasarnya program MBKM Pejuang Muda memiliki 2 tugas pokok, yaitu:

1. Melakukan verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial


(DTKS), yang diberikan oleh pusat data nasional (PUSDATIN)

13
Verifikasi serta validasi data dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi yang
diluncurkan oleh Kemensos, aplikasi ini bernama “Sagis Kemensos”. Nama
sagis sendiri merupakan perluasan kata dari (Social Affairs Geographic
Information Sistems). Aplikasi ini digunakan dalam pengumpulan data tujuan
survey Kementrian Sosial Republik Indonesia oleh petugas lapangan yang
berwenang.

Aplikasi sagis kemensos ini digunakan untuk berbagai alasan geografis oleh
Kementrian Sosial Republik Indonesia. Data yang diberikan adalah data yang
harus dikonfirmasi dilapangan oleh pihak yang berwenang seperti dinas sosial,
pendamping pkh, pihak desa dll.

2. Melakukan Team Based Project dengan mengajukan proposal tim

Team Based Project merupakan tugas sekunder daripada Program Pejuang


Muda. Team based project sendiri merupakan suatu project yang harus digagas
oleh para Pejuang Muda dan ditujukan untuk kepentingan serta kemaslahatan
umum. Dari 514 team yang ada di Indonesia hanya sekitar 45 team dengan
proposal terbaik akan mendapatkan bantuan pencairan dana langsung dari
kementrian guna mewujudkan isi dari proposal tersebut.

14
Pemberdayaan fakir miskin dan lansia merupakan bidang yang dipilih oleh
Pejuang Muda Kota Solok. Hal ini dilatar belakangi pada saat melakukan
pemetaan wilayah dilapangan terlihat bahwa KPM (keluarga penerima manfaat)
seringkali hanya menerima bantuan secara materi. Kurangnnya pelatihan dan
pemberdayaan pada keluarga penerima manfaat menjadi salah satu masalah
yang cukup vital dalam Program ini. Pasalnya bantuan sosial ini tidak hanya
bertujuan mengentaskan kemiskinan dalam jangka pendek tetapi juga
diharapkan dapat berkelanjutan, untuk mengatasi hal ini para Pejuang Muda
Kota Solok berinisiatif untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Sembari mengobservasi situasi riil yang tengah dihadapi oleh KPM, kami
menemukan potensi kewirausahaan sosial berbasis kearifan lokal yang dapat
diprakarsai sebagai indikator pengentasan kemiskinan, yakni batik khas Kota
Solok. Batik khas Kota Solok potensial untuk dikembangkan sebagai identitas
sandang. Batik Kota Solok juga mengangkat tema-tema kearifan lokal melalui
simbol-simbol khusus yang menarik, sehingga menjanjikan untuk bersaing di
pasar Nasional. Maka, peningkatan eksistensi batik Kota Solok dipandang
signifikan untuk difungsikan sebagai basis proyek program sosial hingga
berorientasi kepada pemberdayaan fakir miskin, terkhusus bagi KPM.

Melalui kegiatan “GEBAKSO” (Gerakan Membatik Kota Solok) sebagai


bentuk pemberdayaan masyarakat Kota Solok dalam memaksimalkan potensi
membatik guna mengatasi perekonomian berbasisis kearifan lokal. Oleh sebab
itu, dengan konteks gerakan batik Kota Solok, kita optimis untuk
memberdayakan KPM, serta menjadikan batik khas Kota Solok sebagai salah
satu alat pengentas kemiskinan di Kota Solok.

Akan tetapi setelah kita melakukan pengajuan proposal na’asnya gagal menjadi
proposal terbaik. Meskipun gagal dan tidak didanai kami tetap optmis untuk
melaksanakan program pemberdayaan masyarakat “GEBAKSO” ini. Dan
alhamdulillah program ini dapat terlaksana dengan baik.

15
Berikut merupakan rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat
“GEBAKSO”

No Waktu Nama kegiatan Pihak terlibat Tempat


1. Sabtu 11 Pelatihan 1: 1. Dinas sosial Rumah
Desember Pengenalan batik Solok Kota Solok Batik
2021 dan persiapan Teknik 2. Pemerintah Tarancak
membatik kelurahan
1. Pembukaan Kampung
secara simbolis Jawa
2. Pengenalan alat 3. Pejuang
dan bahan Muda Kota
membatik (cap, Solok
tulis, dan 4. Pendamping
ecoprint) PKH
5. Keluarga
penerima
manfaat
PKH
6. Batik
tarancak
2. Sabtu 11 Pelatihan 2: 1. Pejuang Muda Kota Rumah
Desember Penerapan Teknik Solok Batik
2021 membatik 2. Keluarga penerima Tarancak
1. Penerapan ilmu manfaat PKH
membuat batik3. Batik tarancak
cap dikain kerja
masing-masing
kelompok
2. Mengkreasikan
karya batik
dengan batik tulis
pewarna alam
(menggunakan
canting)
3. Pengaplikasian
Teknik batik
ecoprint
3. Sabtu 11 Pelatihan 3: 1. Pejuang Rumah
Desember Finishing Karya Batik Muda Kota Batik
2021 1. Menyelesaikan Solok Tarancak
kreasi kain batik 2. Keluarga
(dengan Teknik penerima

16
batik tulus dan manfaat
ecoprint) PKH
2. Pelatihan 3. Batik
menguatkan tarancak
warna batik
3. Pelatihan
mengunci warna
batik
4. Pelatihan
menjemur karya
batik
4. 15 Persiapan pameran batik 1. Pejuang Istiqlal
Desember karya pelatihan Muda Kota Park
2021 membatik: Solok Kota
1. Persiapan Solok
administrasi dan
perizinan
2. Persiapan tempat
pameran
3. Persiapan
perlengkapan
pameran
5. 16 Pameran batik hasil karya 1. Pemerintah Istiqlal
Desember pelatihan Kota Solok Park
2021 1. Pameran karya 2. Dinas Sosial Kota
pelatihan Kota Solok Solok
membatik 3. Batik Tarancak
4. Pendamping
PKH
5. Keluarga
Penerima
Manfaat PKH
6. Pejuang Muda
Kota Solok
7. Sponsor dan
media partner
8. Masyarakat
umum
9. Tokoh
masyarakat
Kota Solok
6. Jum’at 17 Laporan dan Penutupan 1. Pemerintah Kantor
Desember Project Kota Solok Dinas
2021 GEBAKSO: Sosial
17
1. Pengumuman 2. Dinas Sosial Kota
pemenang dan Kota Solok Solok
penyerahan 3. Batik Tarancak
hadiah bagi karya 4. Pendamping
pemenang PKH
pelatihan 5. Keluarga
membatik penerima
2. Penyerahan manfaat PKH
doorprize untuk 6. Pejuang Muda
yang menghadiri Kota Solok
penutupan
3. Penjelasan arah
keberlanjutan
program
4. Penutupan
kegiatan Pejuang
Muda Kota Solok

3.3 Pelaksanaan Kerja


1. Kegiatan Pembekalan
a. peserta akan mendapatkan pembekalan dari team ataupun panitiia
pelaksana Pejuang Muda terkait tugas sebagai paserta program.
b. Pembekalan ini dilakuakan dengan 2 metode yaitu online dan offline
c. Pembekalan peserta Pejuang Muda dilaksanakan mulai tanggal 13
oktober s.d. 22 oktober 2021 tepatnya sebelum pemberangkatan peserta
Pejuang Muda ke tempat lokasi penempatan masing-masing
d. Materi pembekalan meliputi
• Pemetaan masalah sosial
• Komunikasi
• Perncanaan proyek
• Manajemen sumber daya
• Sosial entrepreneurship / kewirausaahaan sosial
• Pemahaman manajemen resiko
• Mitigasi dan pengaawasan
• Kerja kelompok
• Pengembangan diri

2. Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan


18
Setiap peserta Pejuang Muda akan mendapatkan data (DTKS) dari pusat
data dan informasi kesejahteraan sosial (pusdatin kesos). yang nantinya
menjadi bahan acuan untuk melaksanakan berbagai kegiatan lain yang
bersangkutan untuk kedepannya.
Adapun berbagai kegiatannya sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan serta pembagian wilayah dan kelompok untuk
melakukan verval, hal ini dilakukan karena data yang diberikan oleh
pusdatin kesos terekesan acak-acakan dan terkesan tidak rapi.
b. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait antara lain
koordinator wilayah, dinas sosial, kelurahan serta aparat Pemerintahan
terkait.
c. Membuat jadwal serta rencana kegiatan meliputi:
• Jenis kegiatan
• Waktu dan tempat pelaksanaan
• Pihak-pihak yang akan dilibatkan
• Hasil yang akan dicapai
d. Membuat catatan kegiatan harian (logbook).
e. Melakukan tugas verval menggunakan aplikasi SAGIS
Untuk melakukan verval dibutuhkan beberapa variabel data agar proses
verval dapat dilaksanakan dengan baik.
variabel data yang dibutuhkan mencangkup:
• Nomor indukependudukan (NIK)
• Nama
• Alamat
• Pekerjaan terbaru
• Foto depan rumah
• Geo-tagging

19
f. Mengajukan beberapa kuisioner yang telah disediakan dalam aplikasi
SAGIS, setidaknya ada 11 pertanyaan kuisioner yang harus diajukan
kepada KPM yang terdata dalam DTKS. Berikut merupakan
kuisonernya:
1) Apakah target survei mempunyai tempat berteduh sehari-hari?
2) Apakah tinggal bersama anggota keluarga lainnya atau tinggal
seorang diri?
3) Apakah kepala rumah tangga selama seminggu terakhir bekerja dan
menghasilkan uang?
4) Apakah dalam setahun terakhir KPM pernah merasa takut tidak
makan/tidak ada makanan?
5) Apakah pengeluaran dari total pendapatan 70% nya digunakan untuk
membeli kebutuhan makan?
6) Apakah dalam satu tahun terakhir KPM pernah membeli pakaian
baru?
7) Apakah tempat tinggal KPM sebagian besar berlantai tanah?
8) Apakah sebagian besar dinding tempat tinggal KPM terbuat dari
bambu, kawat atau kayu?
9) Apakah tempat tinggal KPM memiliki fasilitas untuk buang air kecil
dan buang air besar sendiri?
10) Apakah sumber penerangan listrik bersumber dari PLN 450 Watt
atau bukan listrik?
11) Apakah pekerjaan target survei?

g. Membahas rancangan program pemberdayaan masyarakat.


h. Melakukan survey ke berbagai tempat potensial untuk dijadikan stake
holder daripada program pemberdayaan masyarkat, seperti bank
sampah, rumah batik, dll.
i. Melakukan pembahasan program kembali bersama korkot dan mentor,
serta menetapkan pilihan program yang akan diambil.

20
j. Membuat proposal program sosial serta mempresentasikannya kepada
mentor.
k. Melakukan penggalangan dana untuk biaya program sosial.
l. Melaksanakan program GEBAKSO “gerakan membatik kota Solok”.
m. Hasil dari program gebakso merupakan kain batik yang telah diproses
oleh anggota KPM, dan selanjutnya akan dipamerkan diacara hari ulang
tahun (HUT) kota Solok yang ke-51.

Berikut merupakan jadwal kegiatam Program Pejuang Muda


Oktober November Desember
Minggu Minggu- Minggu-
No Kegiatan
Ke- Ke Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seleksi Peserta Pejuang Muda
2 Pembekalan Peserta Pejuang Muda
Pemberangkatan Peserta Pejuang Muda
3 Ke Masing-Masing Lokasi Penempatan
Koordinasi Dengan Dinas Sosial,
Koordinator Wilayah, Pendamping Pkh
4 Dan Instansi Terkait
5 Verifikasi Dan Validasi DTKS
Survey Lokasi, Perancangan Kegiatan
Dan Pembuatan Proposal Untuk Team
6 Based Project
Pengumpulan Biaya Dan Donasi Guna
7 Team Based Project
Pelaksanaan Kegiatan Team Based
8 Project
Kepulangan Peserta Pejuang Muda Ke
9 Kampung Halaman Masing-Masing
10 Penyusunan Laporan Pejuang Muda

21
3.4 Sejarah Instansi

Kementerian Sosial Republik Indonesia (disingkat Kemensos), dahulu Departemen


Sosial (disingkat Depsos), adalah kementerian yang mempunyai tugas presiden
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara di bidang sosial. Kementerian Sosial
dipimpin oleh seorang Menteri Sosial (Mensos) yang menyelenggarakan dan
membidangi urusan dalam negeri di dalam Pemerintahan untuk membantu sejak
tanggal 23 Desember 2020 dijabat oleh Tri Rismaharini.

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya pada 28 September


2010 hingga 28 September 2015 dan 17 Februari 2016 hingga 23 Desember 2020.
Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang
sejarah. Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi
wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia
di era reformasi dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia
yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

A. Masa awal kemerdekaan


Menteri Sosial pertama pada masa awal kemerdekaan dipercayakan pada
Mr. Iwa Kusuma Sumantri yang ada waktu itu membawahi kurang lebih 30
orang pegawai untuk Bagian Perburuhan dan Bagian Sosial. Hampir semua
pegawai tersebut kurang/tidak berpengetahuan dan berpengalaman cukup
mendalam dalam bidang perburuhan dan bidang sosial. Pada awalnya
kantor Kementerian Sosial berlokasi di Jalan Cemara no. 5 Jakarta namun
pada waktu Ibu kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, pada
tanggal 10 Januari 1946 kantor Kementerian Sosial ikut pindah ke gedung
Seminari di Jl. Code Yogyakarta. Kemudian ketika Pemerintahan Republik
Indonesia pindah kembali ke Jakarta, Kantor Kementerian Sosial
menempati kantor di Jalan Ir Juanda 36 Jakarta Pusat, dan mengalami
perpindahan lokasi lagi ke Jalan Salemba Raya 28 Jakarta Pusat sampai
sekarang.

22
B. Masa pembubaran (likuidasi)
Pada saat Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Departemen Sosial
(Kementerian Sosial) dan Departemen Penerangan dibubarkan. Saat itu
Presiden Abdurrahman Wahid menggagas bahwa pelayanan kesejahteraan
sosial cukup dilakukan oleh masyarakat. Namun keadaan berkata lain,
secara tidak diduga pula, saat itu muncul berbagai masalah kesejahteraan
sosial seperti bencana alam, bencana sosial, populasi anak jalanan dan anak
telantar semakin bertambah terus jumlahnya, sehingga para mantan petinggi
Kementerian Sosial pada waktu itu menggagas untuk dibentuknya sebuah
Badan yang berada langsung di bawah Presiden, maka terbentuklah Badan
Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN).

C. Masa penggabungan
Terbentuknya BKSN ini permasalahan tidak segera terentaskan, malah yang
terjadi serba kekurangan karena tidak berimbangnya populasi permasalahan
sosial dengan petugas yang dapat menjangkaunya dan kewenangan BKSN
juga sangat terbatas. Dengan pertimbangan seperti itu maka pada Kabinet
Persatuan Nasional, Kementerian Sosial dimunculkan kembali tetapi
digabung dengan Departemen Kesehatan. Nomenklaturnya menjadi
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Gagasan penggabungan
ini juga tidak memberikan solusi permasalahan kesejahteraan sosial secara
memadai, padahal populasi permasalahan sosial semakin kompleks.
Kemudian pada masa Kabinet Gotong Royong, Kementerian Sosial
difungsikan kembali untuk menyelenggarakan tugas-tugas pembangunan di
bidang kesejahteraan sosial.

23
D. Tugas dan fungsi
Kementerian Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan
sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan Pemerintahan Negara. Dalam melaksanakan tugas,
Kementerian Sosial menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan
penanganan fakir miskin.
2. Penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu.
3. Penetapan standar rehabilitasi social.
4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Sosial.
5. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Sosial.
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sosial.
7. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Sosial di daerah.
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan
kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial.
9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Sosial.

24
E. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015, Kementerian
Sosial terdiri atas:
1. Sekretariat Jenderal.
2. Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
3. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
4. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial.
5. Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin.
6. Inspektorat Jenderal.
7. Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan Sosial.
8. Staf Ahli Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial.
9. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial.
10. Staf Ahli Bidang Aksesibilitas Sosial.

F. Visi, misi serta tujuan kementerian sosial republik Indonesia


• Visi : Terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan nilai dan semangat gotong
royong.
• Misi : Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera.
• Tujuan : Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial penduduk miskin
dan rentan.

25
3.5 Awal Mula Terbentuknya Program Pejuang Muda
A. Awal mula terbentuknya
Jakarta, pada tanggal 17 September 2021 Menteri Sosial Tri Rismaharini
meluncurkan Program Pejuang Muda kolaborasi Kementerian Sosial
dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemdikbudristek) sebagai bagian dari upaya percepatan pengentasan
masalah sosial di Indonesia, secara virtual. Program ini nantinya memiliki
fokus sosial entrepreneurship (kewirausahaan sosial). Mahasiswa diberikan
kesempatan mencari pengalaman di lapangan secara langsung ke daerah
prioritas yaitu daerah pascabencana, daerah kantong-kantong kemiskinan,
daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT) di seluruh nusantara.

Mensos juga memaparkan bahwa Program Pejuang Muda adalah


laboratorium sosial bagi para mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan
ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret.
Melalui program setara 20 Satuan Kredit Semester (SKS) ini, mahasiswa
akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan
Pemerintah Daerah, pemuka masayarakat, tokoh agama setempat serta
seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah.

Dalam program ini, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial,


melalui kegiatan pemetaan masalah, identifikasi alternatif solusi, formulasi
solusi terbaik, perencanaan sumber daya dan capaian, pengerahan peran
serta elemen masyarakat, implementasi dan pelaporan serta pengukuran
dampak. Mahasiswa juga bisa mengikuti kategori program sesuai jurusan
atau isu yang menarik baginya antara lain isu Pengembangan Program
Bantuan Sosial, Pemberdayaan Fakir Miskin dan Lansia, Pola Hidup Sehat
dan Kesehatan Lingkungan, dan Fasilitas untuk Kepentingan Umum.

Aktivitas gabungan dapat dilakukan melalui dua bentuk yakni offline dan
online. Aktivitas offline yakni mahasiswa turun langsung ke lapangan
26
dengan terlibat aktif dalam yayasan, panti atau balai sosial di daerah.
Sedangkan aktivitas online dilakukan mahasiswa agar lebih inklusif
sehingga menjadi jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak
membantu.

Program ini terbuka untuk mahasiswa minimal semester 5 pada semua


program studi program sarjana (S1) dan minimal IPK 2,75. Kita siapkan
untuk 514 kabupaten/kota. Yang jelas para mahasiswa akan diberikan dana
untuk transportasi dan operasional serta experience kalau ingin membuat
proyek dan biaya untuk pertemuan. Mendikbudristek Nadiem Makarim
mengatakan, sejak diluncurkan tahun lalu Program Kampus Merdeka
menjadi jawaban kebuntuan pendidikan tinggi yang selama ini
pembelajaran hanya dalam kelas yaitu dengan memberikan kesempatan
mahasiswa belajar di luar kampus untuk mengasah kemampuan mahasiswa
bersosialisasi dan berkontribusi nyata.

B. Visi dan misi program Pejuang Muda


Visi :
Menjadi laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu
dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret.
Misi :
• Membuat empat kategori program yang menantang para mahasiswa
untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan Pemerintah
Daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama setempat serta seluruh
stakeholder penggerak sosial di daerah.
• Memberikan tugas principal berupa kegitan verval kepada para
peserta Pejuang Muda. Yang nantinya dapat dijadikan suatu bahan
untuk Pemerintah dalam usaha pengentasan berbagai permasalahan
sosial.
• Memberikan tugas sekunder berupa proposal Team Based Project,
serta pengaplikasian program tersebut secara langsung dikalangan
27
masyarakat. Dengan harapan program tersebut dapat bermanfaat
bagi masyarakat.

3.6 Struktur dan logo


A. Struktur organisasi instansi

28
29
30
B. Logo
1) Logo instansi

2) Filosofi Lambang/Logo

Teratai merupakan simbol kesetiakawanan yang berlandaskan pada


kesucian. Teratai hidup dengan bunga yang mekar di atas air, daun yang
mengambang di permukaan dan akar melayang di dalam air. Teratai
melambangkan kelengkapan dasar-dasar sumber penghidupan, yakni air,
bumi (permukaan), dan udara.

Daun yang mengambang di permukaan memberikan keteduhan bagi


satwa air dari terpaan panas di siang hari dan menjadi tempat bermain
yang aman di malam hari. Teratai juga membantu mekanisme pertukaran
udara bebas dengan udara dalam air yang berguna bagi satwa air, ini
melambangkan sifat pengayoman.

Air melambangkan sesuatu yang luwes (bentuk selalu mengikuti


wadahnya), mengalir, dan sejati (tidak dapat dipatahkan, dirobek atau
dimusnahkan). Apabila air dibakar, maka ia akan menguap dan pada
gilirannya menjadi air kembali. Melambangkan kesucian yang sejati,
yang diperkuat dengan asosiasi teratai yang tetap putih walaupun hidup
di air keruh dan sifatnya yang tak basah kendati hidupnya di air.

31
3) Keterangan lambang/logo
• Bentuk teratai dengan lima kelopak yang menjadi satu kesatuan
menggambarkan Pancasila dengan makna bahwa Departemen Sosial
bersikukuh mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
• Bentuk grafis persegi dengan empat sayap burung garuda
menggambarkan kandungan filosofis pelayanan sosial melalui empat
pilar yaitu : rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial, dan
perlindungan sosial.
• Bentuk manusia mengandung arti pemanusiaan itu sendiri, yang
merupakan subjek dan objek dari pelayanan sosial, dan mengusung
kredibilitas dan jati diri untuk memanusiakan manusia.
4) Arti warna
• Warna kuning
Tetap mengusung arti harapan dan wawasan kedepan secara
menyeluruh, andal, dinamis dan dapat dipercaya dengan nilai –
nilai kemanusiaan yang mendasarinya sebagai departemen yang
profesional.

• Warna Hijau
Warna yang mengandung arti sehat, alami, keberuntungan dan
pembaharuan, menggambarkan evolusi pembaharuan kepada
kemajuan yang progresif kearah yang lebih baik, selain itu
mendefinisikan kesungguhan hati nurani dalam berkomitmen.

• Warna Biru
Biru bermakna secara filosofis kepercayaan, konservatif,
keamanan, teknologi, kebersihan, dan keteraturan.
Melambangkan sifat kepercayaan, kehandalan dan bertanggung
jawab sebagai citra baru dari Departemen Sosial RI di masa
mendatang.
32
C. Logo Pejuang Muda
1) Gambar lambang/logo

2) Keterangan lambang atau logo


• Kepalan tangan ke atas sebagai symbol pikiran dan kekuatan,
saat melakukannya kita bisa merasakan semangat serta
meningkatnya kepercayaan diri
• Orang yang sedang memikul beban Bersama, melambangkan
gotong royong, dengan dotong royong seberat dan sesulit apapun
masalah, pasti akan teratasi dengan cepat, karena dilakukan
dengan cara Bersama-sama, rasa lelahpun tidak akan terasa.
Gotong royong juga melambangkan persatuan, kebersamaan,
dan asas tolong menolong.

3) Arti warna
• Warna merah, merupakan warna yang menarik perhatian.
Warna ini memberikan efek psikologi panas, dan berani. Warna
merah juga melambangkan perjuangan. Makannya tiap suatu
organisasi atau wadah biasanya memberikan warrna merah
merah untuk melambangkan sebuah perjuangan.

3.7 Kegiatan Umum


A. Konsep Kegiatan Online
33
Mahasiswa tidak hanya terjun langsung ke lapangan, tapi juga menjadi
jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak membantu. Aktivitas
online dibuat agar program lebih inklusif karena penggerak perubahan
tidak hanya mahasiswa tapi juga publik luas yang tergerak membantu.
Mewadahi bantuan dari publik luas untuk mengakselerasi perubahan di
daerah Pejuang Muda. Mahasiswa membuat digital campaign untuk
mendukung Programnya. Melalui digital campaign ini, mahasiswa bisa
mengajak publik untuk berdonasi membantu program yang akan mereka
jalankan.

B. Konsep Kegiatan Offline


Mahasiswa turun langsung ke lapangan dengan terlibat aktif dalam
yayasan, panti, atau balai sosial di daerah. Mahasiswa akan menyusun
rencana, membantu, dan mengeksekusi Program bersama yayasan, panti,
atau balai sosial jejaring Kemensos. Mahasiswa bisa terjun langsung
berkontribusi di daerah sekaligus dapat saling belajar & memberi
masukan untuk yayasan atau balai binaan Kemensos.

3.8 Waktu Dan Tempat Kegiatan Pejuang Muda


A. waktu dan tempat
kerja praktik dilaksanakan dimulai dari tanggal 13 Oktober s.d. 20
Desember 2021, sekitar 3 bulan kurang lamanya, dan untuk pelaksanaan
proses verifikasi dan validasi (VERVAL) DTKS dilakukan diseluruh kota
SOLOK, sumatera barat. Dilakukan seminggu full tanpa libur dari jam
08.00 pagi sampai dengan 18.00 sore.

34
B. Profil daerah

Nama daerah Kota Solok

Posisi 0º32" LU - 1º45" LS, 100º27" BT - 101º41" BT

Luas 57,64 km² (0,14% dari luas Provinsi Sumatra Barat)

Ketinggian 514 MDPL

Jumlah penduduk 67.307 jiwa yang terdiri dari 33.308 jiwa penduduk laki-laki dan 33.999 jiwa
(2016) penduduk perempuan

Kecamatan Lubuk Sikarah dan Tanjung Harapan

Kelurahan • VI Suku • Kampung Jawa

• IX Korong • Koto Panjang

• Aro IV Korong • Laing

• Kampai Tabu Karambia • Nan Balimo

• Simpang Rumbio • Pasar Pandan Air Mati

• Sinapa Piliang • Tanjung Paku

• Tanah Garam

35
C. Peta Wilayah Kota Solok

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ringkasan Logbook Atau Jurnal


Dalam setiap program kegiatan pasti ada jadwal serta daftar kegiatan yang harus
dilaksanakan, berikut merupakan ringkasan logbook atau jurnal yang
dilaksanakan selama mengikuti Program Kegiatan Pejuang Muda.

Tanggal Kegiatan
26 – 30 Keberangkatan menuju lokasi penempatan magang serta
Oktober bertemu dengan Pejuang Muda lainnya yang tempatkan dilokasi
2021 yang sama, dilanjutkan dengan perkenalan kepada Dinas Sosial
terkait, setelah itu dialnjutkan dengan melakukan kegiatan
survey lapangan dan uji coba jaringan di berbagai tempat
31 Oktober – Melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas dan membahas hal
6 November penting mengenai Persiapan pelaksanaan Program Pejuang
2021 Muda serta melakukan pemetaan wilayah pesebaran masyarakat
dilanjutkan dengan melakukan perizinan ke salah satu
kelurahan dan menjadi minggu pertama pelaksanaan verval.
7 – 13 Melakukan kegiatan verval, serta melakukan pertemuan dengan
November koordinator wilayah serta mentor internal dan membahas
2021 tentang rancangan proposal program pemberdayaan
masyarakat, dilanjutkan dengan kunjungan ke bank sampah
untuk rencana rancangan program.
14 – 20 Membahas kembali masalah perancangan program sosial
November bersama koordinator wilayah dilanjutkan dengan kunjungan ke
2021 rumah batik tarancak serta memutuskan pemilihan program
kegiatan. Akhirnya atas kesepakatan Bersama kita memilih
batik untuk program kegiatannya. Serta menamai programnya

37
yaitu “GEBAKSO” gerakan batik Kota Solok. Dilanjutkan
dengan pembuatan proposal program kegiatannya.
21 – 27 Melakukan perizinan ke kelurahan lain yang belum. Serta
November melakukan verval di kelurahan terkait, dilanjutkan presentasi
2021 proposal program sosial “GEBAKSO” kepada mentor
28 November Kami melakukan pembahasan tugas exam yang ada di Website
– 4 Desember Spada Indonesia serta briefing mengenai tugas exam terkait,
2021 dilanjutkan dengan melakukan pendataan verval data. Serta
melakukan pertemuan dengan pekerja sosial se-Kota Solok
Bersama mentor
5 – 11 Di minggu ini kami di undang oleh Wakil Walikota Kota Solok
Desember untuk melakukan coffee morning, kami pun memenuhi
2021 undangan tersebut.
Dilanjutkan melakukan verval dilokasi yang belum terdata,
Selanjutnya melakukan persiapan Team Based Project
“GEBAKSO” dilanjutkan dengan proses pelaksanaanya.
12 – 20 Di minggu terkahir ini kami masih melakukan kegiatan verval
Desember di kelurahan yang masih sedikit datanya.
Setelahnya kami melakukan kegitan pameran kain batik hasil
program “GEBAKSO” pada acara hari ulang tahun “HUT”
Kota Solok yang ke-51.
Dilanjutkan membuat laporan pertanggung jawaban serta
mempresentasikannya di kantor Dinas Sosial Kota Solok, serta
pelepasan Pejuang Muda oleh Pemerintah daerah terkait.
Dan diakhir Program Pejuang Muda yaitu kepulangan ke
kampung halaman masing-masing.

38
4.2 Akumulasi Pendataan DTKS
A. Data ter-verval
Berikut merupakan data DTKS yang berhasil terverval dari berbagai
kelurahan dikota Solok selama kegiatan magang.

No Nama Kelurahan Total DTKS Terdata


1 Laing 61 29
2 Koto Panjang 70 25
3 Kampung Jawa 183 77
4 Nan Balimo 243 162
5 Tanjung Paku 212 142
6 Pasar Pandan Air Mati 120 65
7 Aro IV Korong 68 27
8 IV Suku 160 85
9 IX Korong 44 28
10 Sinapa Piliang 42 41
11 Kampai Tabu Karambia 77 64
12 Simpang Rumbio 283 213
13 Tanah Garam 764 430

Jumlahh DTKS 2327 1388

AKUMULASI PENDATAAN DTKS


TERDATA TOTAL DATA

tanah garam
simpang rumbio
kampai tabu karambia
sinapa piliang
IX korong
IV suku
aro IV korong
pasar pandan air mati
Tanjung paku
Nan balimo
Kampung jawa
Koto panjang
Laing

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

39
B. KENDALA
Adapun kendala yang kami hadapi selama pendataan ialah:
1) Nama asli yang tidak sesuai dengan nama panggilan.
2) Ada beberapa wilayah yang susah dihadapi, seperti laing.
3) Daerah yang susah sinyal meskipun internetnya kartu telkomsel.
4) Saat pendataan mengalami cuaca buruk, seperti hujan.
5) Aplikasi yang digunakan error.
6) Bahasa bagi orang luar Sumbar.
7) Keterbatasan mobilitas.
8) Banyak target pendataan selama siang hari tidak berada di rumah

4.3 Hasil Dari Program “GEBAKSO”


A. Capaian Program
Pada program ini kami telah melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
di Kota Solok Terkhususnya para KPM PKH se-Kota Solok yang diwakili
oleh 2 orang KPM PKH perkelurahan. Pada program “GEBAKSO” ini
kami memfokuskan pada pelatihan membatik. Diharapkan Program ini
dapat tetap berjalan sesuai dengan tupoksi yang telah kami titipkan pada
Pemerintah daerah Kota Solok, pada tanggal 17 Desember 2021, pada
kegiatan pelaporan dan pelepasan Program Pejuang Muda, dan diharapkan
para KPM yang telah diberi pelatihan dapat membagi ilmunya kepada para
KPM PKH lain di wilayah masing-masing. Hasil pelatihan ibu-ibu KPM
PKH pada Tanggal 11 Desember 2021, telah kami pamerkan di acara HUT
Kota Solok Pada tanggal 16 Desember 2021. Dan telah kami umumkan
pemenang hasil batik terbaik antar Kelurahan se-Kota Solok.

B. Hasil evaluasi program


1. Evaluasi proses
Evaluasi proses dalam pelatihan membatik GEBAKSO dilakukan
sepanjang kegiatan dimulai dari pelatihan membatik hingga pameran

40
batik. Dari pengamatan dan penilaian Pejuang Muda kota Solok, ibu-
ibu KPM PKH tampak serius dan mengikuti pelatihan dengan
antusiasme yang tinggi. Dan para Pemerintah daerah setempat juga
antusias dan ingin membantu dalam keberlanjutan program
GEBAKSO ini.
2. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil program pelatihan membatik GEBAKSO dilakukan
setelah kegiatan pelatihan dan pameran dilakukan. Proses evaluasi
hasil dilakukan melalui testimoni langsung ibu-ibu KPM PKH. Dari
26 orang peserta pelatihan, seluruhnya menginginkan kegiatan serupa
dapat dilakukan kembali untuk mengasah kemampuan dan skill
membatik mereka.
C. Masukkan Perbaikan Program
Masukan dan Saran Masyarakat terhadap Batik Kota Solok Dari survey
yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Masyarakat menginginkan program ini dapat membangun
perekonomian masyarakat Kota Solok menjadi lebih baik.
2. Diharapkan program ini dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.
3. Diharapkan program Batik Kota Solok menjadi wajah baru bagi
masyarakat Kota Solok melalui desain khas Kota Solok serta
pengerjaan Batik yang lebih efisien.
4. Diharapkan Program ini benar benar mampu untuk memberdayakan
masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya
5. Diharapkan program ini dapat memanfaatkan sumber daya alam
sekitar untuk pembuatan alat dan bahan untuk membatik.

41
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Proses verifikasi dan validasi (VERVAL) data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS)
di Kota Solok Sumatera Barat. Bertujuan untuk Membantu Pemerintah dalam
Percepatan mengatasi permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Program kegiatan
pemberdayaan masyarakat “GEBAKSO” juga diharapkan dapat membantu
perekonomian masyarakat di Kota Solok untuk kedepannya.

Banyak hal, ilmu, serta pengalaman yang saya dapatkan selama melakukan
kegiatan magang ini. Mulai dari bagaimana cara terjun langsung ke masyarakat,
bagaimana tatakrama dijunjung tinggi, serta toleransi dari perbedaan suku dan
budaya. Hingga bagaimana cara kerja dibidang sosial. Dengan begitu wawasan
berpikir serta sudut pandang saya menjadi lebih terbuka. Karena hanya dengan
magang atau kerja praktik ini saya dapat mengetahui serta dapat dijadikan
pembanding seberapa jauh kemampuan yang telah saya dapatkan selama menuntut
ilmu baik itu mulai dari sekolah sampai dengan jenjang perkuliahan.

Berdasarkan hasil proses kegiatan magang selama di Kota Solok yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut;

1. Proses verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial merupakan


merupakan tugas utama daripada Program Pejuang Muda, adapun program
sekundernya ialah Program Pemberdayaan Masyarakat.
2. Proses verval ini hanya dilakukan kepada masyarakat yang layak serta
sebelumnya memang telah mendapatkan bantuan sosial.
3. Proses verval dilakukan diseluruh Kota Solok, Sumatera Barat. Termasuk 2
kecamatan serta 13 kelurahan yang ada dikota tersebut.
4. GEBAKSO (Gerakan Membatik Kota Solok) merupakan salah satu program
dari Project Pejuang Muda di lokasi penempatan Kota Solok 2021 dengan

42
mendukung dalam mengatasi permasalahan perekonomian di Kota Solok dan
juga membantu dalam pemberdayaan masyakarat, dari masyarakat yang tidak
berdaya menjadi berdaya.
5. Proses pengimplementasian GEBAKSO ini ialah mulai dari perencanaan dan
perancangan, perencanaan teknis pelaksanaan program, pemilihan alat dan
bahan penunjang, pelatihan, sampai pameran.
6. Pihak yang terlibat dalam pengimplementasian GEBAKSO antara lain:
Pemerintah Indonesia (terkhususnya Kemensos RI), Wali Kota Solok,
Kadinsos Kota Solok, Kecamatan, Kelurahan, Masyarakat umum, dan peserta
Pejuang Muda.
7. Beberapa efektifitas (keunggulan) GEBAKSO ini yaitu mendukung dalam
pemberdayaan masyarakat terkhususnya untuk KPM PKH, membantu
masyarakat dari yang tidak berdaya menjadi berdaya, tidak memakai alat
listrik, pola dalam membatik berbasis kearifan lokal, tidak menimbulkan
penyakit maupun efek samping lainnya, dan tidak menimbulkan pencemaran
udara.

5.2 Saran

Belajar dari kesalahan yang dialami oleh kami, akibat terlalu terburu-buru untuk
melaksanakan tugas, sampai lupa akan prosedur perizinan yang harus dilalui.
Akibatnya pada awal proses verval banyak warga yang tidak tahu dan akhirnya
mejadi curiga kepada kami. Kecurigaan tersebut terjadi dikarenakan pernah terjadi
kegiatan serupa yang dilalakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dan
berakhir menjadi kerugian warga kembali. Oleh karena itu saya memberikan saran
bilamana kembali diadakan kegiatan yang berkaitan dengan melakuan aktivitas
sosial seperti pendataan alangkah baiknya setiap prosedur perizinan dilakukan
dengan baik, mulai dinas sosial terkait, terus turun ke kecamatan, kelurahan atau
desa, rukun warga (RW), dan rukun tetangga (RT).

Adapun saran untuk pihak Dinas Sosial ataupun Kelurahan terkait untuk lebih
membantu dalam proses pendataan warganya yang termasuk anggota DTKS.

43
Terutama dalam mencari alamat rumah pemilik data tersebut. Dan hal ini menjadi
salah satu kendala terberat yang dialami oleh mahasiswa peserta Pejuang Muda.
Karena memang semua peserta Pejuang Muda yang ditempatkan di Kota Solok
tidak ada yang berasal dari kota tersebut, semuanya berasal dari luar daerah.
Sehingga tidak ada anggota yang mengetahui perihal daerah apalagi alamat orang-
orang yang termasuk aggota DTKS.

44
LAMPIRAN

45
46
47
48
49
50
51
52
53
Flow Chart Alur Pembuatan Kain Batik

54
55

Anda mungkin juga menyukai