PRAKTIKUM SEISMOLOGI
ACARA VI. MAGNITUDO GEMPA BUMI
DISUSUN OLEH :
WANDIA MELLANI TRIHAPSARI
18/427566/PA/18526
ASISTEN :
ANANG SAHRONI
ANNISA’ AMALIA
YOGYAKARTA
APRIL
2021
1. Informasi Gempabumi
Gempabumi yang informasinya akan digunakan dalam praktikum ini adalah gempa bumi
Mamuju, Sulawesi, Indonesia. Adapun informasi umum dari gempa tersebut adalah:
3. Perhitungan Mb
Tabel 4. Perhitungan Magnitudo gelombang badan
Frequency A/D
Jenis of Conversion
No. Gempa Kode-Leta Stasiun ∆ Amplitudo T Q Sensitivity sensitivity Factor
MBWA - Marble
Bar, Western 1,18E+03 2,00E-02 1,68E+06
1. Regional Australia 18,21 14900 0:00:09 5,9
PMG - Port
Moresby, New 2,46E+03 5,00E-02 1,68E+06
2. Teleseismik Guinea 28,81 26500 0:00:11 6,6
TATO - Taipei
2,00E+03 2,00E-02 1,68E+06
3. Teleseismik Taiwan 28,06 52400 0:00:08 6,6
CHTO - Chiang
1,09E+03 2,00E-02 1,68E+06
4. Teleseismik Mai, Thailand 29,32 5090 0:00:05 6,6
ULN -
Ulaanbaatar, 2,54E+03 5,00E-02 4,19E+05
5. Teleseismik Mongolia 51,88 11900 0:00:07 6,7
Tabel 5. Mencari periode, Ground displacement, dan Mb
4. Pehitungan Ms
Tabel 6. Perhitungan Magnitudo gelombang permukaan
Jenis
No. Gempa Kode-Leta Stasiun ∆ Amplitudo T Ms
Teleseismik NWAO - Narrogin, Australia 30 22,7 20 6,185984148
1.
43,3 20 6,075159902
2. Teleseismik PMG - Port Moresby, New Guinea 28,81
57,1 20 6,433526566
3. Teleseismik TATO - Taipei Taiwan 28,06
82,64 20 6,499962331
4. Teleseismik CHTO - Chiang Mai, Thailand 29,32
18,5 20 6,488740698
5. Teleseismik ULN - Ulaanbaatar, Mongolia 51,88
5. Pembahasan dan analisis nilai magnitude dibandingkan dengan nilai magnitude dari
lembaga acuan.
Pada praktikum kali ini praktikan diminta, berdasarkan data gempa Mamuju M6,2
pada tanggal 15 Januari 2021 agar dapat digunakan untuk menghitung nilai Mb atau
magnitude gelombang badan pada minimal 5 stasiun dengan variasi regional dan
teleseismik kemudian menghitung perataan geomeannya. Selain itu praktikan juga diminta
untuk menghitung Ms atau magnitude gelombang permukaan pada minimal 5 stasiun
pengamatan yaitu stasiun teleseismik dan juga menghitung perataan geomennya. Dengan
mengikuti instruksi pada langkah kerja yang telah diberikan asisten maka akan dihasilkan
4 tabel yang ada pada laporan ini. Tabel tersebut berupa tabel informasi gempabumi yang
digunakan datanya, tabel pemilihan stasiun gempabumi yang digunakan untuk
perhitungan, tabel perhitungan Mb dan tabel perhitunagn Ms. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan Microsoft excel, dan Jupyter Notebook untuk merun file format
.xml, dan Geopsy untuk melakukan picking data-data yang diperlukan seperti amplitude,
periode, serta waktu tiba gelombang P dan S. Dalam pengolahan data juga digunakan tabel
fungsi kalibrasi terhadap episenter dan hiposenter (Bormann, 2002) berlaku untuk gempa
dengan hiposenter kurang dari 70 km. data-data yang dibutuhkan untuk melakukan
perhitungan Mb adalah Stasiun pengamatan dengan variasi regional dan seismik yang
memiliki data jarak episenter ke stasiun, jenis intsrumen perekam, amplitude, periode, Q
yang didapatkan dari tabel Boorman 2002, sensitivity, frequency of sensitivity, dan A/D
conversion. Kemudian data-data tersebut digunakan untuk menghitung ground
displacement. Adapun persamaan yang digunakan adalah:
Dari hasil perhitungan Mb, maka didapatkan nilai Mb setiap stasiun yang seperti
ditunjukkan pada tabel 5, dimana jika nilai tersebut dirata-rata akan menghasilkan nilai Mb
sebesar 7,246745. Nilai ini cukup berbeda dengan nilai magnitude referensi yaitu 6,20. Hal
yang paling mungkin yang dapat menyebabkan perbedaan ini terjadi adalah saat picking
amplitude dan periode untuk gelombang P kurang tepat atau berbeda dengan referensi.
Selain itu, magnitude 6,20 didapatkan berdasarkan data dari 152 stasiun di seluruh dunia
sedangkan pada praktikum ini, data yang digunakan hanya berasal dari 5 stasiun sehingga
dirasa kurang mewakili. Namun prinsipnya, nilai magnitude akan relative sama jika diukur
di stasiun yang berbeda sekalipun. Magnitude merupakan salah satu parameter gempabumi
yang nilainya akan sama jika diukur dimanapun karena magnitude memang
menggambarkan karakteristik dari suatu gempa. Dan hasil perhitungan nilai Mb di 5
stasiun terpilih juga memiliki kemiripan satu sama lain yaitu stasiun MBWA, PMG,
TATO, CHTO, dan ULN masing-masing sebesar 7.16075169, 7.20604647, 7.32684997,
7.18290568, 7.35717105. Kemudian 6,2 juga merupakan nilai magnitude moment sedangkan yang
praktikan hitung adalah magnitude gelombang badan. Jadi memiliki sedikit perbedaan walaupun
seharusnya tidak terlalu jauh. dan jangan lupakan bahwa instrument perekam juga sangat
memengaruhi hasil karena memiliki nilai sensitivity, frequency of sensitivity, dan A/D conversion
yang berbeda-beda pula. Pada perhitungan Mb juga belum dilakukan koreksi instrument sehingga
error masih lebih besar jika dibandingkan dengan nilai Ms.
Untuk hasil perhitungan Ms, maka didapatkan nilai Ms setiap stasiun yang seperti
ditunjukkan pada tabel 6, dimana jika nilai tersebut dirata-rata akan menghasilkan nilai Ms
sebesar 6,336675. Nilai ini cukup mirip dengan nilai magnitude referensi yaitu 6,20.
Perbedaan nilai magnitude gelombang permukaan dengan referensi ini lebih sedikit jika
dibandingkan dengan perbandingan antara nilai magnitude gelombang badan dengan
referensi. Hal tersebut dikarenakan data amplitude pada perhitungan Ms didapatkan dari
hasil pengolahan data .xml dalam jupyter notebook yang dimana itu sudah dilakukan
koreksi instrument. Untuk picking amplitude juga sudah dilakukan seragam yaitu pada
time 0,05 dan nilai periode (T) adalah seragam 20. Maka dari itu sangat wajar jika error
pada nilai Ms lebih kecil. Dan hasil perhitungan nilai Mb di 5 stasiun terpilih juga memiliki
kemiripan satu sama lain yaitu stasiun NWAO, PMG, TATO, CHTO, dan ULN masing-
masing sebesar 6.185984, 6.07516, 6.433527, 6.499962, 6. 488741. Dan jika dirata-rata maka
nilai Ms akan didapatkan 6,336675. Hal yang paling mungkin yang dapat menyebabkan
perbedaan ini terjadi adalah magnitude 6,20 didapatkan berdasarkan data dari 152 stasiun
di seluruh dunia sedangkan pada praktikum ini, data yang digunakan hanya berasal dari 5
stasiun sehingga dirasa kurang mewakili. Namun prinsipnya juga sama yaitu nilai
magnitude akan relative sama jika diukur di stasiun yang berbeda sekalipun. Magnitude
merupakan salah satu parameter gempabumi yang nilainya akan sama jika diukur
dimanapun karena magnitude memang menggambarkan karakteristik dari suatu gempa.
Kanamori, Hiroo. 1983. Magnitude Scale and Quantification of Earthquakes. Technophysics. 93.
P185-199. Amsterdam.
Lampiran