Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ibnu Ryan Mufida

NIM : J0415221020
Kode Prodi : Paramedik Veteriner

Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec,Sosok Alumni IPB Sebagai Pemimpin yang
Efektif dan Role Model Bagi Mahasiswa

Beliau adalah sosok seorang yang diharapkan sebagai calon bankir bagi
keluarganya akan tetapi beliau bercita – cita sebagai penyiar dimasa dulunya dan
akhirnya memilih untuk menjadi seorang akademisi yaitu sebagai dosen tenaga
pengajar ataupun peneliti.
Beliau lulus S1 di jurusan sosial ekonomi di falkultas pertanian dengan
mengambil judul skripsi “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kredit Limas”
akhirnya setelah memutuskan hal tersebut beliau menjadi tenaga pengajar di Insitut
Pertanian Bogor ia merasa nyaman bekerja dibidang ini dan pada saat itu terdapat
keuntungan yang membuat ia memilih menjadi tenaga pengajar atau pun dosen
dikarenakan lebih mudah pergi keluar negerinya lebih cepat dan ini menurut beliau
sebagai sebuah motivasi.
Beliau melanjutkan lagi dan mengambil program diploma di Agriculture
Economics di University of New England.Setelah itu beliau diminta untuk menjadi
manajer tingkat menengan di Magister Manajemen Agribisnis IPB dan melanjutkan
lagi untuk mengambil gelar PhD di University of New England lagi sembari
menyelesaikan S3 nya beliau dipercaya untuk menjadi tenaga pengajar di
universitas tersebut secara full time agar mengasah internasional network dan
mengasah bagaimana mengajar di universitas luar negeri.
Menurut beliau sebagai mahasiswa kita harus mempelajari, menguasai,
memiliki sebuah hard skill maupun soft skill dimana hard skill ini adalah technical
skill yang harus dipelajari dan bersifat keharusan dan soft skill adalah sebagai
pembelajar yang lincah, tangkas, kolaborasi, komunikatif dan al ini yang
dibutuhkan di industri membuat skill ini harus dipunyai oleh semua mahasiswa.
Syarat sebagai kepemimpinan harus memiliki karakter areif yaitu adapteblty,
respect, empowering, integrity, fairness semua hal ini akan membangun sebuah
kepercayaan yang sangat mendalam dan bukan hanya kepercayaan saya tapi juga
dalam bentuk yang nyata.
Perbedaan pendidikan vokasi dengan pendidikan akademik ialah dari bobot
pembelajaran dimana lebih didominasi dengan praktik sebagai base learning dan
pendidikan akademik berfokus pada pembelajaran teori atau pengembangan ilmu
pengetahuan dengan tag line vokasi “To Be Primer Choice”.
Beliau memiliki sebuah cara agar kita dapat mengeksekusi sebuah ide karena
kebanykan mahasiswa dapat membuat konsep yang sangat bagus tapi untuk
mengimplementasikannya sangat jauh dan tumpang tindih, ada tiga hal yang bis
akita pilih sebagai mahasiswa yang pertama mahasiswa yang memiliki nilai yang
bagus atau IPK yang bagus, yang kedua adalah seorang yang tidur lebih banyak
istirahatnya, dan yang terakhir seseorang yang menyukai berorganisasi maka dari
itu manakah yang terbaik?, beliau menjawab “semuanya” , bagaimana caranya ?
yaitu dengan melakukan time management pemanfaatan waktu sebaik – baiknya
karena kita semua perlu mencoba dan mencari sebuah pengalaman agar eksekusi
ide ini bisa dilaksanakan sesuai rencana kita atau konsep kita yang sudah kita
rancang.
Hal lain menurut beliau ialah sebuah membangun kedekatan dengan orang –
orang yang dipimpinnya karena “Jika kita ingin berjalan cepat maka berjalan lah
sendiri, dan jika ingin berjalan jauh maka bersama – sama lah” dengan demikian
kedekatan sosial sangat penting yaitu komunikasi bisa membangun sebuah peluang
dan memanfaatkannya.
Beliau menjelaskan terdapat tiga hal untuk menunjang keahlian pada abad -21
yaitu learning skill (dimana didalamnya terdapat creativity, collaboration,
communication, critical), selanjutnya ada literasi skill (sebuah skill untuk mengolah
informasi atau pun media), yang terakhir ada life skill ( sebuah gabungan dari
produktivitas, inovasi, dan empati untuk membangun ini).
Sebuah integritas adalah keniscayaan untuk melalui era ini dimana hal ini sama
dengan adab kita sendiri karena adab terlebih dahulu baru ilmu sebuah kunci untuk
menjadi seorang pemimpin yang bisa jujur dan mengayomi banyak aspek tersebut.
Dengan demikian membangun sebuah kepemimpinan yang baik harus
dilandasi dengan sukacita dan terus menerus karena seseorang tidak bisa langsung
berubah dan berubah itu sulit tetapi jika tidak melakukan perubahan akibatnya akan
fatal karena seseorang yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya lah yang akan
menang bukan yang terkuat tetapi yang mau berubah.

Anda mungkin juga menyukai