Anda di halaman 1dari 31

JURNALISTIK PRAKTIS

Herman RN

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS


Untuk mereka yang mau belajar:

sejarawan menggali sejarah masa lampau,

wartawan mencatat sejarah hari ini!


Jurnalistik Praktis
@Herman RN. 2018

Penulis : Herman RN
ISBN :.978-602-5679-45-2
Penyunting : Mohd. Harun
Penata letak : Fathir Alfath Alfian
Desain Sampul : Muhammad Rifki
Penerbit : Syiah Kuala University Press
Cetakan I, Juli 2018

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

RN, Herman
2018
Jurnalistik Praktis
Banda Aceh: Penerbit Unsyiah Press, 2018.
183 hlm : 16 x 23 cm (Unesco)

070.4
Penerbitan buku ini dibiayai oleh Hibah Buku Ajar
Universitas Syiah Kuala tahun 2018 sesuai dengan nomor kontrak
01/UN11.LP3M/BA/SP2H/PNBP/2018

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang keras memperbanyak, menggandakan sebagian atau
seluruh isi buku ini, serta memperjual-belikannya tanpa izin tertulis
dari penerbit.

Diterbitkan oleh Syiah Kuala University Press Darussalam,


Banda Aceh, 23111.
Judul Buku : Jurnalistik Praktis
Penulis  
Penyunting
Desain Sampul
Penerbit
Email
Cetakan
ISBN

Herman RN | 7
8 | Jurnalis Praktis
PRAKATA

SYUKUR alhamdulillah akhirnya buku ini bisa menyapa para pembaca


budiman. Buku dengan judul “Jurnalistik Praktis” ini disusun untuk
menjawab keresahan mahasiswa Universitas Syiah Kuala dalam mencari
buku ajar alternatif dalam bidang jurnalistik. Kebutuhan tersebut bukan
hanya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang memiliki mata kuliah jurnalistik, tetapi buku ini juga
kebutuhan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.
Selain mahasiswa FKIP dan FISIP Unsyiah, tentu saja buku ini
bisa digunakan oleh mahasiswa pada universitas lain di Banda Aceh
atau di mana saja. Peruntukan utamanya memang untuk mahasiswa
Universitas Syiah Kuala, karena buku ini diterbitkan dengan dana hibah
dari Universitas Syiah Kuala. Namun, buku ini juga bisa dimanfaatkan
oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Ar-Raniry dan kampus-
kampus lain.
Selama ini, penulis sering dihadapkan pertanyaan dari mahasiswa
Prodi PBSI FKIP Unsyiah, “Kemana kami bisa mendapatkan buku mudah
memahami jurnalistik yang sesuai dengan kurikulum di perguruan
tinggi?” Ada pula yang bertanya, “Pak, ada tidak buku jurnalistik yang
praktis, bisa menuntun kami dengan mudah menulis karya jurnalistik?”
Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang memotivasi penulis untuk
menyusun buku sederhana ini.

i
Disebut sebagai buku sederhana, karena bahasa yang digunakan
merupakan bahasa yang mudah dipahami, yang akrab dengan mahasiswa
dan anak sekolah. Beberapa istilah yang ditemukan dalam dunia jurnalistik
sudah diindonesiakan agar lebih mudah dipahami. Bahkan, istilah-istilah
tertentu sengaja diberikan definisinya sesuai leksikal dan pendapat para
ahli. Oleh karena itu, buku ini diberi judul “Jurnalistik Praktis”.
Istilah “Praktis” sengaja digunakan karena memang buku ini akan
mengarahkan mahasiswa memahami dengan mudah konsep jurnalistik
secara umum, mulai bentuk penulisan dan genre jurnalistik, sampai
dengan karakteristik bahasa berdasarkan jenis-jenis media massa. Selain
itu, buku ini sudah dilengkapi sejumlah contoh yang relevan dengan teori
yang dibahas. Secara singkat, peserta didik yang belajar dengan buku ini,
bukan hanya mengetahui teori, tetapi juga bisa langsung melihat contoh
agar mudah dipraktikkan. Tentu saja harapannya agar para peserta didik
langsung bisa menulis karya jurnalistik sebagai aplikasi dari belajar mata
kuliah Jurnalistik.
Penulis sangat berharap setelah membaca buku ini, mahasiswa
mampu mengidentifikasi ragam jurnalistik, karakteristik bahasa
jurnalistik, dan menulis karya jurnalistik di media massa. Di samping
itu, mahasiswa diharapkan lebih mudah dan terbimbing dalam
mengidentifikasi berita-berita di media konvensional dengan menjadikan
buku ini sebagai alternatif referensi. Tidak tertutup kemungkinan pula
buku ini bisa menjadi buku saku para jurnalis muda di Tanoh Rincong.
Buku ini sengaja ditulis dengan konteks lokalitas keacehan karena
sasarannya adalah mahasiswa yang sedang belajar di Aceh, khususnya

ii
di Universitas Syiah Kuala. Selain sebagai buku pegangan untuk proses
belajar mengajar, buku ini juga bisa menjadi referensi bagi mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi tentang jurnalistik dan media massa.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam buku ini,
terutama ulasan teoretis. Hal ini karena keterbatasan ruang sebagai buku
ajar. Buku ini sengaja dipersiapkan tidak terlalu tebal, tetapi cukup praktis
sebagai pegangan belajar dan mengajar jurnalistik. Oleh karenanya, buku
ini banyak dilengkapi contoh-contoh karya penulis sendiri yang sudah
dimuat oleh media massa.
Akhirukalam, semoga buku ini membawa manfaat bagi seluruh
mahasiswa dan pembaca. Harapan penulis, ke depan bisa lahir buku
khusus yang membahas teknik penulisan feature yang lebih detail dan
konkret, karena dalam buku ini, hal ini sudah disinggung sebagian.
Terima kasih.
Banda Aceh, Maret 2018

Herman RN

iii
KATA PENGANTAR

Praktis Memandu Semua Orang untuk Menulis


Prof. Dr. Djufri, M.Si.

SESEORANG tidak dianggap hebat dari apa yang ia bicarakan, tetapi akan
dianggap hebat karena apa yang dihasilkan (ditulis). Kalimat ini sering
sekali saya sampaikan di depan dosen-dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala. Artinya, apa yang dibicarakan
orang secara lisan akan mudah hilang, tetapi sesuatu yang dituliskan
seseorang akan selalu menjadi kenangan meskipun ia sudah tak ada lagi.
Selain itu, karya dalam bentuk tulisan apa pun, terutama buku, sangat
mudah diproduksi dan dibaca ulang oleh siapa pun dan di mana pun.
Kita tentu mengenal nama-nama seperti Albert Einsten, Bill Gates,
Tan Malaka, Obama, Soekarno, dan masih banyak lagi, mereka semua
terkenal dan dikenal oleh dunia karena dua hal: menulis atau dituliskan
orang. Untuk dituliskan orang, tentu harus memiliki karya. Jika Anda
belum mampu menghasilkan karya yang dapat dituliskan orang, maka
Andalah yang harus menulis. Di sinilah pentingnya ilmu menulis dipupuk
dan dipelajari sepanjang masa lalu diwariskan dari generasi ke generasi
selayaknya yang dilakukan Herman RN melalui buku Jurnalistik Praktis
ini. Mengingat tuntutan masa kini, bagi siapa saja yang memilih profesi
sebagai pendidik, tidak terkecuali dosen, maka menulis harus menjadi
hobi dan kebutuhan bagi dirinya dalam rangka mengembangkan dan

v
mentransfer ilmu pengetahun yang sedang digeluti dalam dimensi yang
luas, lintas generasi, lintas perguruan tinggi, dan lintas negara.
Hadirnya buku mungil ini menurut saya bukan hanya mengajak
orang mampu menulis dalam ranah jurnalisme, tetapi buku ini juga
memandu orang untuk mudah menulis apa saja, terutama tulisan-tulisan
populer dan praktis. Paparan teori yang dibahasakan kembali oleh si
penulis dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami
membuat pembaca semakin mengenal ranah jurnalistik sekaligus dunia
tulis menulis. Apalagi, setiap teori dalam buku ini dilengkapi dengan
contoh-contoh sederhana yang ditulis langsung oleh si penulis buku.
Contoh-contoh straight news dan feature yang dimuat dalam buku ini
sebagian besar adalah tulisan-tulian Herman RN sendiri yang sudah
dimuat berbagai media. Hal ini semakin mempertegas bahwa pengarang
buku ini adalah seorang penulis.
Nama Herman RN memang tidak asing lagi dalam belantara
tulis menulis di Aceh. Oleh karena itu, kehadirannya dalam sayembara
menulis buku ajar dengan dana hibah Unsyiah tahun 2018 menambah
deretan kompetisi kepenulisan secara akademis di Universitas Syiah
Kuala. Tatkala nama Herman RN muncul sebagai salah satu pemenang
hibah menulis buku ajar tersebut, banyak orang tidak heran lagi, karena
selama ini, sebelum menjadi dosen, ia memang sudah menekuni dunia
tulis menulis. Adapun buku Jurnalistik Praktis adalah manifestasi dari
karier Herman dalam dunia tulis menulis.
Dapat dikatakan bahwa buku ajar ini merupakan simpulan dari
kerja-kerja dirinya selama mahasiswa hingga menjadi dosen di FKIP

vi
14 | Jurnalis Praktis
Unsyiah. Latar belakangnya yang pernah menjadi wartawan beberapa
media lokal di Banda Aceh semakin memperkuat bahwa buku jurnalistik
ini benar-benar ditulis oleh seorang yang memiliki skil di bidangnya,
yakni skil jurnalistik.
Meskipun buku ini ditulis untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Unsyiah, seperti pengakuan
penulis, buku ini juga bisa menjadi pegangan mahasiswa fakultas lain,
seperti mahasiswa FISIP di Jurusan Ilmu Komunikasi. Selain itu, karena
buku ini ditulis untuk mempermudah orang menulis, tentu saja buku
ini bermanfaat bagi setiap orang, baik mahasiswa maupun umum,
terutama dalam memupuk kepraktisan menulis. Oleh karena itu, saya
sangat senang sekaligus bangga ketika dikabarkan oleh si penulis buku
bahwa buku ini segera diterbitkan oleh Syiah Kuala University Press.
Tentu saja hadirnya buku yang ditulis oleh dosen muda Unsyiah ini akan
menambah semangat dan motivasi bagi dosen-dosen lainnya di Unsyiah
untuk berkarya, menghasilkan tulisan/buku yang kelak akan menjadi
amal jariah yang dititipkan kepada regenerasi mendatang.
Dalam kesempatan ini, izinkan saya mengucapkan kata
“Kruseumangat, Selamat kepada penulis yang telah menghasilkan karya
nyata sehingga dapat menjadi motivasi bagi orang lain untuk menulis,
menulis, dan menulis.” Saya memberikan apresiasi yang setinggi-
tingginya dan ucapan selamat, semoga langkah maju yang sudah dijalani
saudara Herman RN menjadi inspirasi bagi siapa pun, baik mahasiswa
maupun dosen di lingkungan Unsyiah khususnya dan Indonesia
umumnya.

vii
Herman RN | 15
Tak ada tulisan yang sempurna seperti ketiadaan gading yang tak
retak. Oleh karena itu, tentu saja buku ini masih bisa direvisi kembali
oleh si penulisnya ke depan dengan memberikan pengembangan-
pengembangan keilmuan sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), dan tentunya mengakomodir masukan dari segenap
pembaca, sehingga isinya lebih baik dan komprehensif sebagaimana
yang dicita-citakan penulisnya. Pada kesempatan ini, izinkan saya titip
pesan khusus pada penulis agar teruslah berkarya sepanjang masa selagi
hayat masih di kandung badan. Sebagai penulis, tentu paham betul
bahwa buah pikiran dan gagasan yang ditulis dalam artikel dan buku
yang dituggu-tunggu oleh pembacanya tentu merupakan kebahagian
tersendiri melebihi segala-galanya dalam menghiasi perjalanan karier
kita sebagai penulis.
Akhirnya, saya berharap buku ini akan menjadi pegangan bagi
mahasiswa PBSI yang memprogram mata kuliah Jurnalistik dan menjadi
pegangan bagi mahasiswa lainnya yang ingin belajar menulis secara
praktis karena buku ini benar-benar memandu setiap pembaca untuk
menulis secara mudah. Wallahualam.

Prof. Dr. Djufri, M.Si.


Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala.

viii
16 | Jurnalis Praktis
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................... ix

BAB I SEJARAH JURNALISTIK ........................................... 1


1.1 Perspektif Umum ............................................................ 2
1.2 Perspektif Islam ............................................................... 8
1.3 Jurnalistik Masuk Indonesia .......................................... 18

BAB II RUANG LINGKUP JURNALISTIK ........................ 27


2.1 Pengertian Jurnalistik ..................................................... 28
2.2 Fungsi Jurnalistik ............................................................ 34
2.3 Berita, Informasi, dan Kabar ......................................... 43
2.4 Nilai-nilai Jurnalistik ...................................................... 46
2.5 Keredaksian ..................................................................... 55

BAB III JENIS-JENIS JURNALISTIK ................................... 61


3.1 Berdasarkan Bentuk ........................................................ 62
3.2 Berdasarkan Teknik Penulisan ...................................... 119
3.3 Berdasarkan Isi ................................................................ 124
3.4 Berdasarkan Media ......................................................... 125

BAB IV BAHASA JURNALISTIK ......................................... 133


4.1 Karakteristik Bahasa Jurnalistik .................................... 134
4.2 Teknik Penulisan Judul .................................................. 138
4.3 Elemen Jurnalisme .......................................................... 141
4.4 Kode Etik Jurnalistik ....................................................... 144

BAB V JURNALISME MUTAKHIR ..................................... 149


5.1 Jurnalisme Sastrawi ........................................................ 150
5.2 Jurnalisme Warga ............................................................ 173
5.3 Jurnalisme Bencana ......................................................... 179

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 185


GLOSARIUM ........................................................................... 187
INDEKS ..................................................................................... 189

ix
Herman RN | 17
BAB I
SEJARAH JURNALISTIK

Pokok Bahasan : Sejarah Jurnalistik dari Masa ke Masa

Subpokok bahasan : 1. Sejarah jurnalistik dari perspektif


umum.
2. Sejarah jurnalistik dari perspektif Islam.
3. Sejarah jurnalistik di Indonesia.

Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat mendeskripsikan sejarah mula


jurnalistik.
2. Dapat menguraikan perkembangan
sejarah jurnalistik dari masa ke masa.
3. Dapat mengetahui sejarah dan
perkembangan pers di Indonesia.

Herman RN | 1
1.1 Perspektif Umum
Informasi dan kabar adalah suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia.
Informasi mengantarkan manusia memahami sesuatu dari yang
sebelumnya belum diketahui. Informasi membawa manusia mengetahui
sesuatu menjadi lebih tahu dari sebelumnya kurang tahu. Informasi
membawa manusia berpikir untuk mencari tahu. Singkatnya, informasi
adalah sebuah kebutuhan dalam kebutuhan bagi manusia.
Dalam ilmu pengetahuan, pencarian hingga penyebaran informasi
termasuk ke dalam wilayah ilmu jurnalistik. Sejarah mencatat, tatkala
bicara jurnalistik atau penyebaran informasi, tidak lepas dari acta diurna,
yakni papan pengumuman yang biasa digunakan oleh Kerajaan Julius
Caesar (100-44 SM).
Disebutkan bahwa pada zaman Romawi Kuno, Caesar kerap
memerintahkan awak istana untuk mencari perkembangan informasi
di luar istana. Informasi yang diperoleh kemudian dibawa dalam
rapat istana. Hasil rapat dipindahkan ke papan pengumuman. Papan
pengumuman tersebut dinamakan acta diurna. Papan itu dibawa awak
istana keliling kampung sambil membacakan isinya. Tindakan mencari
hingga menyebarkan kembali informasi inilah yang menjadi landasan
sejarah bahwa ilmu jurnalistik sudah ada sejak masa Romawi Kuno.
Acta Diurna diyakini sebagai produk jurnalistik pertama dalam
dunia pers. Acta diurna bisa dikatakan sebagai media massa pertama di
dunia. Ia terbit dalam bentuk harian sehingga layak pula menyandang
label sebagai kabar harian pertama yang ada di dunia. Surat kabar ini
dibawa oleh awak istana setiap hari, mereka keliling kampung hingga

2 | Jurnalis Praktis
BAB II
RUANG LINGKUP
JURNALISTIK

Pokok Bahasan : Batasan dan ruang lingkup jurnalistik

Subpokok bahasan : 1. Mengetahui pengertian jurnalistik dari


berbagai disiplin keilmuan.
2. Mengetahui pengertian jurnalistik dari
berbagai pendapat pakar.
3. Mengidentifikasi fungsi jurnalistik.
4. Menguraikan perbedaan antara berita,
kabar, dan informasi
5. Mendeskripsikan nilai-nilai berita
6. Menguraikan fungsi dan sistem
keredaksian media massa.

Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat mengetahui batasan-batasan


jurnalistik.
2. Dapat menguraikan pengertian
jurnalistik dari berbagai pendapat pakar.
3. Mampu mengidentifikasi perbedaaan
antara berita, kabar, dan inforormasi.
4. Mampu mendeskripsikan nilai-nilai berita.
5. Dapat menguraikan fungsi dan sistem
keredaksian sebuah media massa.
2.1 Pengertian Jurnalistik
Istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, harfiah,
konseptual, dan praktis. Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya
kewartawanan atau kepenulisan. Makna harfiah ini mengacu pada
keterampilan menulis dan menyebarkan informasi. Bentuk dasar kata ini
adalah “jurnal” (journal) yang berarti laporan atau catatan. Dalam bahasa
Prancis, “jour”  diartikan “hari” (day). Akar definisi secara harfiah ini
merujuk pada sejarah jurnalistik yang erat kaitannya dengan acta diurna.
Seperti dijelaskan sebelumnya, pencatat dan penyebar informasi
pada papan acta diurna disebut dengan diurnarii. Kata diurnarii inilah
diserap ke dalam bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni
kejadian hari ini yang diberitakan. Selanjutnya, istilah diurnarii diserap
ke dalam bahasa Inggris menjadi journalistic. Dari akar kata ini muncul
istilah journalist yang bernakna laporan pada interaksi peristiwa, fakta,
ide, dan orang-orang yang disampaikan secara harian. Istilah ini diserap
ke dalam bahasa Indonesia masing-masing menjadi jurnalistik dan jurnalis.
Secara sederhana, istilah jurnalistik merujuk kepada disiplin
keilmuan, sedangkan jurnalis merujuk kepada orang yang melakukan
kegiatan jurnalistik. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa jurnalistik
bagian dari keterampilan mengumpulkan, menulis, menganalisis, dan
menyebarkan informasi.
Selain istilah di atas, berkembang pula istilah jurnalisme atau
journalism yang maknanya lebih kepada sifat dan aktivitas jurnalistik.
Istilah-istilah jurnalis inilah yang sekarang semakin populer, di samping
juga beberapa istilah lain seperti wartawan, orang pers, jurukabar, dan

28 | Jurnalis Praktis
BAB III
JENIS-JENIS JURNALISTIK

Pokok Bahasan : Jenis-jenis tulisan jurnalistik

Subpokok bahasan : 1. Mengidentifikasi jenis-jenis tulisan


jurnalistik.

2. Mendeskripsikan ciri-ciri tulisan


jurnalistik. berdasarkan jenisnya.

3. Menulis artikel berita berdasarkan jenis-


jenisnya.

Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis


tulisan jurnalistik.

2. Dapat mendeskripsikan ciri-ciri tulisan


jurnalistik.

3. Dapat menulis artikel ragam jurnalistik.


3.1 Berdasarkan Bentuk
Sebagai sebuah proses, jurnalistik merupakan aktivitas yang dimulai dari
mencari, mengolah, dan menyebarluaskan informasi kepada publik. Dari
sisi teknik, jurnalistik termasuk dalam bidang keahlian dan keterampilan
mencari, mengumpulkan, dan menulis bahan informasi untuk
disampaikan kepada publik. Selanjutnya, dari sisi keilmuan, jurnalistik
tergolong ke dalam disiplin ilmu terapan yang dapat diterapkan dalam
berbagai disiplin keilmuan lainnya. Oleh karena itu, penting mengetahui
dan mendalami bentuk-bentuk jurnalistik.
Secara garis besar, ada dua bentuk tulisan jurnalistik: (1) bentuk
langsung; (2) bentuk berkisah. Bentuk langsung sering disebut dengan
straight news atau hard news, sedangkan bentuk berkisah disebut dengan
feature. Dua bentuk penulisan jurnalistik ini menjadi fondasi dasar yang
melahirkan ragam dan genre tulisan lainnya dalam praktik jurnalistik.
Terutama feature, telah melahirkan sejumlah variasi lain dalam penulisan
jurnalistik, seperti jurnalisme sastrawi, jurnalisme investigasi, jurnalisme
in depth, jurnalisme gonzo, dan lain-lain, yang akan dijelaskan pada bab
berikutnya.
a) Straight News
Straight news merupakan genre dasar tulisan jurnalisme. Dalam
perkembangan ilmu jurnalistik di dunia, straight news bisa
dikatakan sebagai fondasi ilmu penyebaran berita/informasi.
Awalnya, ada pemikiran bahwa semua informasi harus bisa
disampaikan dengan cepat dan tepat kepada orang banyak.
Ada keresahan terhadap waktu, bahwa tidak semua orang

62 | Jurnalis Praktis
BAB IV
BAHASA JURNALISTIK

Pokok Bahasan : Bahasa dalam Jurnalistik

Subpokok bahasan : 1. Mendeskripsikan bahasa jurnalistik.

2. Mengklasifikasi bahasa jurnalistik.

3. Mengetahui karakter bahasa jurnalistik.

Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat mendeskripsikan bahasa dalam


jurnalistik.

2. Dapat mengklasifikasi bahasa jurnalistik.

3. Dapat mengidentifikasi bahasa


jurnalistik.
4.1 Karakteristik Bahasa Jurnalistik
Pada dasarnya, karakter bahasa jurnalistik ditentukan oleh bentuk
penulisannya. Sudah barang tentu karakter bahasa straight news memiliki
perbedaan dengan bahasa feature. Bahasa straight news cenderung to
the point, tidak berbunga, langsung pada maksud. Bahasa feature lebih
berbunga, bersastra, dan bisa disisipi dengan gaya bahasa puisi.
Bahasa jurnalistik disebut juga sebagai bahasa pers atau bahasa
media. Oleh karena itu, bahasa jurnalistik bisa ditentukan oleh media
tempat terbitnya karya jurnalistik tersebut. Bahasa jurnalistik di koran
punya perbedaaan dengan bahasa jurnalistik di majalah, dan sedikit
berbeda dengan bahasa jurnalistik di tabloid, televisi, serta radio.

Karakteristik bahasa koran


Koran merupakan media yang paling populer di Tanah Air dan
mungkin di belahan dunia lain. Koran terbit harian sehingga lebih mudah
dikenal oleh publik. Setiap hari, publik akan mendapatkan koran dengan
mudah. Dari sisi harga, koran lebih murah dibanding media lainnya. Oleh
karena itu, bahasa koran hendaknya lebih merakyat, lebih mudah dipahami
oleh siapa pun tanpa mengenal batas usia dan jenjang pendidikan.
Ada beberapa ragam bahasa koran, yakni bahasa straight news dan
bahasa feature. Karena berita straight news lebih mendominasi tinimbang
bahasa feature, bahasa koran umumnya lebih singkat, padat, lugas, tidak
berbunga-bunga. Perlu diingat bahwa koran adalah wadah yang paling
sederhana dalam menyampaikan informasi sehingga bahasa koran lebih
populer dibanding bahasa di media lainnya.

134 | Jurnalis Praktis


BAB V
JURNALISME MUTAKHIR

Pokok Bahasan : Jurnalisme Mutakhir

Subpokok bahasan : 1. Jurnalisme sastrawi

2. Jurnalisme warga

3. Jurnalisme bencana

Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat mendeskripsikan ciri-ciri


jurnalisme mutakhir.

2. Dapat menguraikan ciri-ciri jurnalisme


sastrawi, jurnalisme warga, dan
jurnalisme bencana

3. Dapat menulis artikel jurnalisme sastra

4. Dapat menulis artikel jurnalisme warga

5. Dapat mengidentifikas ciri-ciri


jurnalisme bencana
5.1 Jurnalisme Sastrawi
Istilah jurnalisme sastra dikembangkan oleh Tom Wolfe, seorang
wartawan Amerika yang menyukai novel. Pada tahun 1960-an, Wolfe
mencoba menyajikan informasi jurnalistik dengan gaya baru yang
kemudian dikenal dengan istilah “New Journalism” yang maknanya
‘Jurnalisme Baru’. Maksud jurnalisme baru tersebut adalah gaya baru
dalam penulisan jurnalistik. Gaya baru yang ditawarkan oleh Wolfe
berupa penulisan berita dengan gaya bertutur atau berkisah yang
mendekati gaya penulisan cerpen atau novel. Kemungkinan gaya ini
dipengaruhi oleh kegemarannya pada karya sastra berupa novel.
Melihat sambutan yang hangat dari kalangan pekerja jurnalistik
dan pembaca berita terhadap gaya baru ini, pada tahun 1973, Wolfe
bersama beberapa temannya menerbitkan sebuah buku dengan judul
“The New Journalism”. Dalam buku itu ada sejumlah nama yang turut
menulis dengan gaya yang sama, antara lain EW Johnson, Joan Didion,
Truman Capote, Jimmy Breslin, dan tentu saja Hunter S. Thompson yang
dikenal sebagai penggagas jurnalisme gonzo. Mereka menulis sejumlah
berita dengan narasi mendalam sehingga dikenal sebagai genre baru
dalam penulisan jurnalistik. Ragam ini kelak disebut dengan jurnalisme
sastrawi.
Boleh dikatakan bahwa jurnalisme sastrawi bermula dari Amerika
Serikat yang perlahan merambah ke seluruh penjuru dunia. Jurnalisme
sastrawi masuk ke Indonesia pada tahun 2000-an yang dibawa oleh
kelompok jurnalis Pantau, sebuah media yang pertama mengembangkan
jurnalisme bertutur di Indonesia. Media ini digawangi oleh Andreas

150 | Jurnalis Praktis


DAFTAR PUSTAKA

Asep, Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan: pedoman kewartawanan dan


kepenulisan. Bandung: Batic Press.

Fitria, Clara Ima. 2012. Penerapan Prinsip Sembilan Elemen Jurnalisme Bill
Kovach dan Tom Rosenstiel pada Berita dan Opini Bencana Gunung
Merapi di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (skripsi). Yogyakar-
ta: Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Atma Jaya.

Gunawan, Andrian. 2013. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik (online). Diakses 12


Januari 2018.

Harsono, Andreas dan Budi Setiyono. 2005. Jurnalisme Sastrawi. Jakarta:


Yayasan Pantau.

http://follyakbar.blogspot.co.id/2013/01/jurnalisme-dalam-bingkai-
islam-ayat-dan_15.html

Ishwara, Luwi. 2005. Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Kovach, Bill & Tom Rosenstiel. 2001. The Elements of Jurnalism. New York:
Crown Publishers.

Kovach, Bill dan Tom Rosenstiel. 2006. Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakar-
ta: Yayasan Pantau.

Moeller, Susan D. 1999. Compassion Fatigue: how the media sell disease, fam-
ine, war and death. New York: Routledge.

Randall, David. The Universal Journalist. London: Pluto Press.

Romli, ASM. 2009. Sejarah Jurnalistik (tidak diterbitkan). Materi kuliah Ju-
rusan KPI UIN SGD Bandung.

Herman RN | 185
Romli, Asep Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan
dan Kepenulisan. Bandung: Batic Press.

Suf Kasman 2004. Jurnalisme Universal: menelusuri prinsip-prinsip dakwa


dalam al-qalam dan al-quran. Bandung: Teraju.

PakarKomunikasi. 2017. 11 Nilai Berita dalam Jurnalistik Menurut Para Ahli.


(https://pakarkomunikasi.com/nilai-berita). Diakses 20 Januari
2018.

Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik: seputar organisasi, produk,


dan kode etik. Bandung: Penerbit Nuansa.

Suheni, Eni. 2010. Analisis Berita-berita Trending News; ‘Dokumen WikiLeaks


Menguliti Dunia’. (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

Wijaya, Ray, dkk. 2005. Panduan Jurnalis dalam Meliput Peristiwa Trauma-
tik. Jakarta: Yayasan Pulih.

186 | Jurnalis Praktis


BIODATA

Herman RN, lahir di Aceh Selatan, April 1983.


Menyelesaikan studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (MPBSI) pada
Universitas Syiah Kuala. Beberapa kali
memenangi lomba menulis tingkat lokal dan
nasional, antara lain juara III lomba cipta cerpen
pemuda Creative Writing Institute bekerja sama
dengan Kemenpora RI (2005); Juara I menulis
cerita rakyat se-Aceh (Dinas Kebudayaan Aceh,
2005); Harapan I menulis cerita rakyat se-
Indonesia (Pusat Bahasa, 2006); Juara III menulis
naskah radio se-Aceh (Dokarim, 2006); Juara
III menulis cerita rakyat se-Indonesia (Pusat
Bahasa, 2007); Juara I menulis cerita rakyat se-Aceh (Dinas Kebudayaan Aceh,
2008); Juara II menulis esai lingkungan (Walhi, 2011). Pada tahun 2009, meraih
anugerah sastra kategori prosa dari Balai Bahasa Aceh.

Herman memulai karier dalam dunia jurnalistik sejak tahun 2007 dan berhenti
tahun 2012. Pernah menjadi reporter pada Harian Aceh, lalu menjabat redaktur di
media tersebut hingga berhenti pada tahun 2009. Tahun 2010, mengelola media
Prodeelat. Pada tahun 2012, menjadi redaktur pada media daring Atjehpost.
Selain itu, sejak tahun 2007 hingga sekarang masih menjadi pengelola media
adat Buletin Tuhoe di Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh.

Tahun 2013-2015 sempat mengajar di Fatoni University Thailand dan


mengembangkan mata kuliah jurnalistik di sana hingga mahasiswa mampu
menerbitkan majalah sederhana dalam bahasa Melayu. Saat ini, Herman
mengampu mata kuliah Jurnalistik di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.

Sampai sekarang, Herman sering menjadi fasilitator pelatihan jurnalistik dan


menulis kreatif. Kerap menjadi juri lomba baca dan tulis puisi, cerpen, dan esai.
Karya-karyanya berupa cerpen, puisi, esai, dan naskah radio terkumpul dalam
beberapa antologi bersama. Hingga saat ini, masih menulis lepas di beberapa
media seperti Serambi Indonesia, Harian Aceh, Analisa, Medan Bisnis, Republika,
Aceh Institute, Tabloid Modus, dan Kompas.
Dicetak oleh :
Percetakan & Penerbit
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
Darussalam, Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai