Anda di halaman 1dari 13

40 Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2013, Hal. 40 – 52 Vol. 20, No.

1
ISSN: 1412-3126

PENGARUH PENGETAHUAN PEMASARAN TERHADAP HUBUNGAN DENGAN


PELANGGAN MELALUI KUALITAS KOMUNIKASI DAN ADAPTABILITAS
(The Effect of Marketing Knowledge toward the Customer Relationship through Communications Qualified and
Adaptability)

Suliyanto
Program Studi Manajemen,Universitas Jenderal Soedirman
Jl. HR Boenyamin 708-Grendeng, Purwokerto 53122
(suli_yanto@yahoo.com)
ABSTRAK
Ptujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan pemasaran pada kualitas komunikasi dan
pemasaran olso adaptabilitation analisis pengaruh kualitas komunikasi dan pemasaran adaptabilitation pada pelanggan
relationship.To menguji model empiris, Structural Equation Modeling (SEM) digunakan. Ukuran sampel penelitian ini adalah
200 pemilik dan/atau pengelola Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjalankan sektor makanan dan minuman di daerah
Banyumas residensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pemasaran memiliki efek positif pada kualitas
komunikasi dan pemasaran adaptabilitation, kualitas pemasaran memiliki efek positif pada hubungan pelanggan, tetapi
pemasaran adaptabilitation tidak memiliki efek positif pada hubungan pelanggan..
Kata kunci: pengetahuan Pemasaran, kualitas komunikasi, pemasaran adaptabilitation, hubungan pelanggan.

ABSTRACT
Puposes of this study were to explain the influence of marketing knowledge on communication quality and marketing
adaptabilitation olso to analysis influence of communication quality and marketing adaptabilitation on customer
relationship.To test the empirical models, Structural Equation Modeling (SEM) was used. Sample size of this research were
200 owners and/or managers of Small and Medium Enterprises (SMEs) running food and beverage sector in the residency
Banyumas areas. The results showed that marketing knowledge has a positive effect on communication quality and marketing
adaptabilitation, marketing quality has a positive effect on customer relationship, but marketing adaptabilitation has no
positive effect on customer relationship..
Key words: Marketing knowledge, communication quality, marketing adaptabilitation, customer relationship.

PENDAHULUAN sampai dengan 7 kali lebih mahal dibandingkan


Hubungan pemasaran (relationship market- dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan
ing) merupakan konsep baru yang muncul dalam yang sudah ada. Oleh karena itu dalam sebuah visi
literatur pemasaran pada beberapa dekade terakhir bisnis pelayanan kepada pelanggan untuk mem-
(Gronroos, 1994; Morgan dan Hunt, 1994). pertahankan hubungan dengan pelanggan menjadi
Beberapa istilah untuk menggambarkan hubungan lebih penting dibandingkan hanya sekedar me-
antara pembeli dan penjual yaitu aliansi (Spekman, ngejar keuntungan finansial dalam jangka pendek
1988), patnership (Johnston and Lawrence, 1988) saja.Sehingga kemampuan dalam menjaga hubu-
digunakan untuk membedakan dengan interaksi ngan dengan pelanggan yang dimulai dengan mem-
tradisional. Selama beberapa tahun belakangan ini berikan perhatian kepada pelanggan merupakan
kunci untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
hubungan antara pembeli dan penjual telah meng-
alami perubahan yang dramatis, beberapa peng- (Day dan Van den Bulte, 2002 dalam Bang, 2005).
Namun pada umumnya penelitian pada bidang pe-
amat industri menjelaskan bahwa hubungan antara
pembeli dengan penjual semakin dekat (Business masaran lebih banyak bertujuan untuk meningkat-
Week, 1987) kan kinerja pemasaran, loyalitas pelanggan, se-
Persaingan dalam lingkungan bisnis yang dangkan yang bertujuan untuk meningkatkan
semakin ketat mendorong perusahaan untuk mem- variabel anteseden dari kinerja pemasaran seperti
pererat hubungan dengan pelanggan (Webster, hubungan dengan pelanggan masih terabaikan.
1992). Hubungan dengan pelanggan yang baik Perspektif teori neoklasik menyatakan bahwa
me-miliki nilai yang sangat penting bagi organi- tanah, tenaga kerja dan modal merupakan kunci
sasi. Kotler (2000) menyatakan bahwa untuk men- untuk meningkatkan produktifitas. Namun sebalik-
nya dalam resource based theory (Hunt dan
dapatkan pelanggan baru memerlukan biaya 5
Vol. 20 No. 1, Jurnal Bisnis dan Ekonomi 41

Morgan, 1995) menyatakan bahwa informasi dan Barney (1991) menyatakan bahwa terdapat
pengetahuan merupakan kunci untuk mencapai tiga jenis sumberdaya khas perusahaan yang
keberhasilan. Berdasarkan uraian tersebut maka mampu menghasilkan rente bagi organisasi yaitu:
dapat dinyatakan bahwa kemampuan untuk belajar (1) modal fisik (pysical capital), (2) modal insani
merupakan prioritas utama bagi organisasi untuk (human capital),(3) modal organisasional (organi-
dapat bersaing dengan efektif. sational capital). Salah satu invisible assets yang
Morgan et al., (1998) menyatakan bahwa muncul dari kategori modal tersebut adalah kapa-
respon komunitas akademik terhadap masalah kog- bilitas organisasional. Kapabilitas organisiasional
nitif organisasional dan pengembangan ilmu pe- ini diberdayakan secara terus menerus, melekat
ngetahuan sangat besar dan terbagi dalam beberapa dalam organisasi secara organisasional sehingga
bidang yaitu bidang strategi, perilaku organisasi sulit diidentifikasi dan sulit ditiru.
dan administratif, tetapi penelitian empiris pem- Barney (1991) menyatakan bahwa kapabi-
belajaran organisasional pada bidang pemasaran litas pemasaran merupakan proses terintegrasi yang
masih sangat terbatas. Selanjutnya Narver dan dirancang untuk menerapkan kumpulan pengetahu-
Slater (1995) menyatakan bahwa pembelajaran an, ketrampilan dan sumberdaya yang dimiliki oleh
organisasional sebagai market-driven sangat di- perusahaan bagi usaha yang berkaitan dengan
perlukan untuk mengantisipasi dan merespon ke- pasar. Dengan kapabilitas pemasaran memungkin-
butuhan konsumen yang senantiasa berkembang kan bisnis memberikan nilai tambah dan mencipta-
melalui inovasi produk dan pelayanan. Kemampu- kan nilai bagi pelanggan sehingga menjadi lebih
an untuk mengantisipasi dan merespon kebutuhan kompetitif. Menurut sudut pandang berbasis sum-
pasar ini sangat penting untuk selalu mempercepat berdaya, keunggulan kompetitif dapat dicapai me-
respon setiap peluang dan ancaman yang ada. lalui kepemilikan aset penting atau kapabilitas.
Murray dan Peyrefitte (2007) yang menyata- Spiro dan Weitz (1990) menyatakan bahwa
kan bahwa sekarang ini hasil penelitian empiris kemampuan tenaga penjual dalam menjual terdiri
yang memberikan petunjuk dengan jelas bagai- dari beberapa kemampuan, seperti; kemampuan te-
mana proses transfer pengetahuan dalam organisasi naga penjual dalam melakukan pendekatan dengan
masih sangat terbatas. Berdasarkan pada perma- pelanggan dalam situasi yang berbeda, memiliki
salahan atas yang bersumber pada hasil-hasil pene- kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan-
litian sebelumnya (research gap) maka dapat di- nya dalam membangun hubungan baik dengan pel-
rumuskan masalah utama dalam penelitian ini anggan dan memiliki percaya diri dalam meyakin-
adalah”Bagaimana menjelaskan pengaruh pe- kan pelanggan. Rent et al., (2002) menyatakan
ngetahuan pemasaran terhadap hubungan dengan bahwa kemampuan seseorang dalam melakukan
pelanggan ?” penjualan terdiri dari tiga komponen, yaitu: ke-
mampuan menjalin hubungan antar pribadi dalam
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
hal ini tenaga penjual seperti bagaimana cara
HIPOTESIS
menghindari konflik, kemampuan tentang bagai-
Pengetahuan Pemasaran mana cara membuat dan melakukan presentasi
Prahalad (1994) menyatakan bahwa kompe- serta kemampuan teknik yaitu pengetahuan me-
tensi merupakan pengetahuan dan ketrampilan ngenai produk yang ditawarkan.
nyata yang tercermin dalam keahlian teknologi. Kapabilitas pemasaran merupakan salah satu
Ferdinand (2003) menyatakan bahwa kapabilitas kinerja proses dalam pemasaran. Untuk mengukur
organisasi didefinisikan sebagai kemampuan, pe- kapabilitas pemasaran dilakukan dengan mengukur
ngetahuan dan pengalaman yang dimiliki Sumber kinerja berdasarkan pendekatan bauran pemasaran
Daya Manusia (SDM) untuk melaksanakan pe- seperti yang dilakukan Tsai dan Shih (2004) yang
kerjaan yang dapat memberikan nilai bagi organi- mengukur kapabilitas pemasaran dengan menggu-
sasi.
42 Suliyanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi

gunakan indikator sebagai berikut: jaringan distri- Sharma dan Patterson (1999) menyatakan
busi, riset pemasaran dan pengembangan produk, bahwa efektifitas komunikasi merupakan faktor
strategi harga dan manajemen produksi. Di- yang sangat berpengaruh terhadap komitmen hu-
samping Tsa dan Shih (2004) peneliti lain yang bungan, sedangkan Morgan dan Hunt (1994) me-
mengembangkan kapabilitas pemasaran adalah nyatakan bahwa kelancaran komunikasi merupakan
Day (1994) yang melakukan pengukuran kapabili- hal yang sangat penting untuk memperkuat hubu-
tas pemasaran dengan menggunakan indikator pe- ngan.Moorman et al,(1993)menyatakan bahwa se-
netapkan harga, promosi, pengembangan produk ringkali komunikasi memperkuat rasa percaya,
baru, saluran distribusi dan penelitian dan pengem- dengan membantu menyelesaikan perselisihan dan
bangan pemasaran menyamakan persepsi dan harapan. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk
Kualitas Komunikasi
membangun hubungan pemasaran sangat diperlu-
Komunikasi merupakan salah satu cara untuk kan adanya komunikasi yang berkualitas, dengan
mengembangkan organisasi dan menyebarkan ilmu komunikasi yang bekualitas akan meningkatkan
pengetahuan (Duncan dan Moriarty, 1998). Komu- pemahaman sehingga akan mengurangi kecurigaan
nikasi lebih penting dalam membangun hubungan diantara kedua belah pihak.
dibandingkan dengan sekedar persuasi. Persuasi Mohr (1999) menyatakan bahwa untuk me-
merupakan bentuk komunikasi yang satu arah, se- ningkatkan pendapatan, perusahaan dapat menge-
dangkan komunikasi dapat berupa kegiatan untuk lola empat komponen komunikasi yaitu (1) tingkat
memberikan informasi, mendengarkan dan men- frekuensi komunikasi, (2) banyaknya komunikasi
jawab oleh karena itu ruang lingkup persuasi lebih dua arah, (3) mendasarkan diri pada prosedur yang
sempit dibanding komunikasi. Perusahaan yang telah disepakati dalam komunikasi, dan (4) meng-
berorientasi konsumen dan berusaha membangun gunakan strategi untuk mencapai tujuan bersama.
hubungan dengan pelanggan lebih mementingkan Keempat hal tersebut diharapkan dapat meningkat-
komunikasi pemasaran dibandingkan dengan per- kan kerjasama, termasuk didalamnya kepuasan, ko-
suasi (Duncan dan Moriarty, 1998). mitmen dan peningkatan koordinasi
Komunikasi pemasaran merupakan tingkat
dimana kedua belah pihak bertukar informasi yang Adaptabilitas Pemasaran
bermanfaat (Andeson dan Narus, 1990; Anderson Adapatabilitas sendiri pada dasarnya merupa-
and Weitz, 1992). Komunikasi terdiri dari beberapa kan perubahan perilaku selama berinteraksi dengan
aspek yaitu frekuensi, petunjuk, kualitas dan parti- pelanggan atau interaksi antar customer yang
sipasi (Mohr dan Nevin, 1990; Mohr dan Spekman, didasarkan pada informasi yang diterima mengenai
1994; Mohr dan Sohi, 1995). Komunikasi didefi- situasi penjualan sesungguhnya (Wietz, Sujan dan
nisikan sebagai tindakan individu dalam mengirim- Sujan, 1986). Seorang penjual dikatakan memiliki
kan pesan kepada pihak lain dan pesan tersebut tingkat adaptabilitas yang tinggi jika mereka mam-
dapat dipahami oleh penerima (Anderson, 2001). pu menggunakan cara yang berbeda-beda ketika
Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting berhadapan dengan pelanggan dan mereka segera
dalam konteks relationship marketing, hal ini melakukan penyesuaian selama berhadapan dengan
sesuai dengan pendapat Thurau (2000) yang me- pelanggan, sebaliknya seorang penjual dikatakan
nyatakan bahwa ketrampilan komunikasi memiliki memiliki tingkat adaptabilitas yang rendah jika
pengaruh yang sangat kuat terhadap keberhasilan mereka senantiasa menggunakan cara yang sama
relationship marketing. Mohr dan Nevin (1990) ketika berhadapan dengan semua pelanggan (Spiro
menyatakan bahwa komunikasi mempererat hu- dan Weitz, 1990). Penjualan adaptif dapat meng-
bungan antar organisasi, disamping itu komunikasi hasilkan efektifitas jangka panjang jika manfaat
akan menciptakan hubungan yang saling meng- dari kegiatan adaptif lebih tinggi dibandingkan
untungkan, mengurangi kesewenangan dan mem- dengan biaya yang harus dikeluarkan (Spiro dan
peroleh kedudukan yang sama dalam sebuah hu- Weitz, 1990).
bungan, disamping itu komunikasi akan dapat me- Derajat kemampuan organisasi untuk menye-
ningkatkan komitmen. suaikan dengan lingkungannya disebut dengan
Vol. 20 No. 1, Jurnal Bisnis dan Ekonomi 43

adaptabilitas organisasi. Adaptabilitas organisasi nyebabkan organisasi mendapatkan sumber intele-


menurut Dess et al.,(1997) merupakan kemampuan gensi pemasaran yang berkualitas sebagai dasar
organisasi untuk melakukan perubahan internal se- untuk membuat strategi pemasaran pada masa yang
bagai respon terhadap lingkungan.Adaptabilitas or- akan datang.
ganisasi merupakan variabel yang penting dalam Konsep hubungan pemasaran terdapat dalam
mencapai kinerja organisasi. Hal ini didukung oleh bidang pemasaran jasa dan pemasaran industri
pendapat Deborah (2000) yang menyatakan bahwa (Gummesson, 1991; Lindgreen et al., 2004).
organisasi yang memiliki kemampuan untuk ber- Berry (1983) dalam Ndubisi (2007) memandang
adaptasi dengan lingkungan akan memiliki kinerja bahwa hubungan pemasaran sebagai sebuah strate-
yang tinggi. gi untuk menarik, mempertahankan dan mening-
Menurut Dess et al.,(1997) menjelaskan katkan hubungan dengan konsumen. Sedangkan
bahwa organisasi yang memiliki kemampuan ber- Gronroos(1994)menyatakan bahwa tujuan hubung-
adaptasi dengan lingkungannya ditunjukkan an pemasaran adalah untuk membangun, mem-
dengan ciri-ciri sebagai berikut:(1) Organisasi se- pertahankan, dan meningkatkan hubungan dengan
cara terus menerus menyesuaikan perubahan pelanggan dan patner lainnya, sehingga keuntung-
dengan membuat strategi yang sesuai dengan an, tujuan semua bagian yang terlibat dalam orga-
umpan balik yang didasarkan pada pasarnya, (2) nisasi dapat terpenuhi. Pendapat Gronroos (1994)
proses perencanaan produk dan bisnis melibatkan hampir sama dengan pendapat Rapp dan Collins
pelanggan, pemasok, dan penyedia jasa,(3) ke- (1990) menyatakan bahwa tujuan hubungan pe-
putusan organisasi ini pada umumnya dilakukan masaran adalah untuk menciptakan mempertahan-
pada derajat informasi yang paling akurat, (4) kan hubungan yang telah lampau antara perusahaan
karyawan didukung untuk mengadakan percobaan dengan pelanggan yang menguntungkan kedua
di organisasi agar mengidentifikasikan produk baru belah pihak. Dengan kata lain tujuan dari hubung-
atau pendekatan inovatif, (5) kontinyuitas atau an pemasaran adalah untuk mempercepat adanya
jangka panjang organisasi dapat diwujudkan loyalitas pelanggan, sedangkan Oliver (1999) men-
dengan capaian jangka pendek di dalam organisasi definisikan sebagai usaha untuk meningkatkan ko-
tersebut. mitmen dalam melakukan pembelian ulang atau
Miller dan Friesen (1983) juga menyatakan berlanggan terhadap produk atau jasa yang di-
bahwa kekakuan organisasi sangat berkaitan tawarkan pada masa yang akan datang meskipun
dengan nonadaptive defensif dan menghindari resi- terdapat pengaruh situasional maupun usaha pe-
ko. Oleh karena itu keberhasilan penyesuaian ori- masaran yang memiliki potensi menyebabkan per-
entasi strategi dengan kondisi lingkungan merupa- ubahan perilaku.
kan hal yang sangat penting bagi keberhasilan Blomqvis et al., (1993) dalam Ndubisi (2007)
bisnis.Kemampuan organisasi untuk menyesuaikan menyatakan bahwa karakteristik kunci dari hu-
dengan lingkungannya dapat menjadi sumber ke- bungan pemasaran adalah: setiap konsumen di-
unggulan bersaing. Hal ini sejalan dengan penda- pandang sebagai secara personal, aktivitas per-
pat Gibbon (1993) yang menyatakan bahwa pada usahaan terutama diarahkan kepada konsumen
umumnya strategi bisnis berkaitan dengan bagai- yang telah ada, implementasi didasari pada inter-
mana perusahaan memiliki keunggulan kompetitif aksi dan dialog, dan perusahaan berusaha mencapai
diantara pesaing. profitabilitas melalui penurunan perputaran pelang-
gan dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Hubungan dengan Pelanggan
Hubungan pemasaran dalam literatur pe-
Hubungan dengan konsumen dalam organi- masaran memiliki memiliki empat dimensi yaitu:
asi akan saling memberikan keuntungan kepada kepercayaan (Morgan dan Hunt, 1994), komitmen
dua belah pihak, baik bagi perusahaan maupun (Grossman, 1998), penanganan konflik (Dwyer et
bagi pelanggan (Rapp dan Collins, 1990). Mem- al., 1987) dan komunikasi (Ndubisi dan Chan,
bangun hubungan dengan konsumen akan me- 2005). Kepercayaan diartikan sebagai keinginan
44 Suliyanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi

untuk terus menerus menjalin hubungan dengan dan rasional secara bersama-sama hal ini karena
patner yang didasari pada keyakinan (Moorman, et tidak semua pelanggan menginginkan bentuk
al., 1993). Komitmen merupakan faktor penting hubungan yang sama.
yang menentukan keeratan hubungan pemasaran,
komitmen juga berguna sebagai konstruk untuk Pengembangan Hipotesis
mengukur loyalitas konsumen dan untuk mem- Li dan Calantone (1998) menyatakan bahwa
prediksi frekuensi pembelian pada masa yang akan proses pengetahuan konsumen berkaitan dengan
datang (Morgan dan Hunt, 1994). Komunikasi di- aktivitas perilaku yang menciptakan pengetahuan
pandang sebagai dialog interaktif antara antara berkaitan dengan kebutuhan konsumen sekarang
perusahaan dengan konsumen yang dilakukan se- maupun yang akan datang. Proses pengetahuan
belum proses pembelian, selama proses pembelian, konsumen berisi tiga aspek kegiatan yaitu mem-
proses konsumsi dan setelah melakukan konsumsi peroleh informasi, interpretasi dan integrasi. Bang
(Anderson dan Narus, 1990). Sedangkan penanga- (2005) menyatakan bahwa kompetensi pengetahu-
nan konflik menurut Dwyer et al., (1987) menyata- an konsumen memiliki pengaruh terhadap hubung-
kan bahwa adalah kemampuan pemasok dalam an dengan pelanggan.
menghindari hal-hal yang berpotensi menimbulkan Pengetahuan memungkinkan anggota untuk
konflik, memecahkan konflik sebelum menjadi ma- mendapatkan informasi lebih sempurna dan mem-
salah, dan mendiskusikan secara terbuka ketika buat penyampaian keputusan yang lebih baik
masalah muncul. (Gnyawali, et al., 1997). Kualitas komunikasi
Relationship marketing merupakan sebuah dapat dilihat dari indikator kecukupan informasi
bentuk pemasaran dimana perusahaan mempunyai yang disampaikan kepada pembeli, kelengkapan
target dalam pelanggan dan membuat komunikasi informasi yang disampaikan kepada pembeli dan
pemasaran yang relavan (Hughes, 1999). Sedang- informasi yang terjamin kredibilitasnya (Mohr dan
kan Butz dan Goodstein (1996) menyatakan bahwa Sohi, 1995). Oleh karena itu untuk menjamin kua-
relationship marketing merupakan sebuah bentuk litas komunikasi diperlukan adanya kapabilitas pe-
pemasaran dimana perusahaan mempunyai target ngetahuan pemasaran yang memadai. Berdasarkan
dalam pelanggan dan membuat komunikasi pe- uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis
masaran yang relevan, sedangkan nilai pelanggan sebagai berikut:
atau konsumen merupakan ikatan emosional yang H1: Semakin tinggi derajat pengetahuan pemasar-
terbentuk antara konsumen dan produsen setelah an, maka semakin tinggi kualitas komunikasi.
konsumen menggunakan suatu produk atau jasa
penting yang diproduksi oleh produsen dan me- Perspektif perilaku dalam orientasi pasar
nemukan produk tersebut memberikan tambahan menjelaskan bahwa perusahaan yang berorientasi
nilai. pasar akan senantiasa mencari informasi pasar, me-
Menurut Chan (2003) hubungan pemasaran nyebarkan informasi dan merespon kebutuhan dan
merupakan semua produk yang ditawarkan, proses keinginan pasar (Jaworski dan Kohli, 1993).
penawaran sampai pada cara bertransaksi, disesuai- Kebutuhan dan keinginan pasar akan senatiasa ber-
ubah sehingga agar organisasi dapat senantiasa me-
kan dengan keinginan setiap individu pelanggan
tersebut. Konsep direct marketing dan relationship menuhi kebutuhan dan keinginan konsumen per-
marketing telah mendasarkan kegiatan pemasaran- usahaan dituntut untuk senantiasa melakukan tin-
nya pada data base pelanggan.Perbedaannya direct dakan adaptif yaitu dengan melakukan perubahan-
marketing lebih mengarah kepada komunikasi satu perubahan sesuai dengan keinginan pasar.
arah, sedangkan relationship marketing lebih me- Orientasi pasar mampu memberikan persepsi
nekankan pada interaksi, yaitu komunikasi one-to- kualitas barang dan jasa yang ditawarkan organi-
one dua arah. sasi karena orientasi pasar akan membantu men-
Jackson (1995) menyatakan bahwa penerapan ciptakan dan mempertahankan nilai yang superior
transaksional dan relasional marketing tergantung bagi pelanggan (Brady dan Cronin, 2001). Orien-
pada orientasi pasar.Sedangkan menurut Garbarino tasi pasar dapat mengarahkan kepada kepuasan
pelanggan karena dapat mengantisipasi kebutuhan
dan Johnson (1999) menyatakan bahwa sebuah
dan keinginan pelangan dengan menawarkan
organisasi memerlukan hubungan transaksional
Vol. 20 No. 1, Jurnal Bisnis dan Ekonomi 45

barang dan jasa yang sesuai dengan apa yang di- lingkungan belajar (learning bounday) yang di-
butuhkan oleh pelanggan (Slater dan Narver, sebut dengan single loop learning atau adaptiv
1994a). learning. Proses pembelajaran ini akan mendorong
Banyak peneliti yang menulis bahwa penge- adanya penyesuaian dengan lingkungan.
tahuan merupakan kunci yang tidak terpisahkan
Spiro dan Weitz (1990) menyatakan bahwa
untuk mecapai keunggulan bersaing (misal:
orientasi pembelajaran merupakan salah satu faktor
Gnyawali et al., 1997; Kogut dan Zender, 1992)
yang menentukan kemampuan tenaga penjualan
dan pengetahuan merupakan sumberdaya yang
untuk beradaptasi dalam penjualan. Hal ini berarti
tidak mudah untuk ditiru (Grant, 1996).
bahwa tenaga penjual dapat memaksimalkan pe-
Moris dalam Dharma (2001) menyatakan rannya sebagai tenaga penjualan, jika tenaga pen-
bahwa salah satu karateristik dari pembelajaran jual tersebut memahami obyek yang menjadi obyek
organisasi adalah berfokus pada kreatifitas dan penjualannya. Pada kondisi inilah orientasi pem-
adaptasi. Zajac dan Bazerman, (1991) menyatakan belajaran akan meningkatkan pengetahuan pemasa-
bahwa transfer pengetahuan memungkinkan ran dan pengetahuan pemasaran akan meningkat-
anggota-anggota dalam sebuah organisasi untuk kan adaptabilitas.
mengidentifikasi dan merespon dengan cepat Pemasaran dalam memasarkan produknya
perubahan lingkungan dan melakukan adaptasi memerlukan rasa percaya diri bahwa orang lain
dengan cepat. membutuhkan produk yang ditawarkan, sedangkan
Organisasi yang memiliki tingkat pem- untuk menanamkan rasa percaya diri dengan cara
belajaran organisasi yang tinggi akan memiliki menguasai pengetahuan tentang produk (product
tingkat kreatifitas dan adaptasi terhadap lingkung- knowledge) memasarkan bahwa produk yang di-
an yang tinggi pula. Sedangkan Dharma (2001) tanamkan adalah produk yang terbaik (Miller, et
juga menyatakan bahwa pembelajaran organisasio- al.,2003). Amit dan Schomaker (1993) menyatakan
nal yang didasari pada kemampuan dan kompetensi bahwa kapabilitas dapat berupa pelayanan ber-
sumberdaya manusia merupakan bentuk organisasi kualitas tinggi, inovasi produk, fleksibilitas proses
dimasa depan. Organisasi senantiasa menghadapi manufaktur dan sejenisnya.Berdasarkan uraian ter-
perubahan lingkungan yang begitu cepat sehingga sebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
organisasi dituntut untuk mampu beradaptasi dan berikut:
berinovasi terhadap lingkungan yang dihadapi. H2: Semakin tinggi derajat pengetahuan pemasar-
Pembelajaran organisasi memperkuat hubu- an, maka semakin tinggi derajat adaptabilitas
ngan antara organisasi dengan lingkungannya dan pemasaran.
mendorong organisasi untuk lebih bertindak pro- Duncan dan Moriarty (1998) menyatakan
aktif tidak hanya sekedar reaktif. Pengetahuan bahwa dalam pemasaran berbasis hubungan komu-
yang diperoleh melalui pembelajaran akan ber-
nikasi memegang peranan yang sangat penting,
implikasi kepada kemampuan untuk merespon per- tidak hanya sekedar persusi. Komunikasi dalam
ubahan lingkungan melalui pengetahuan yang lebih marketing relationship berfungsi sebagai pemberi-
luas mengenai lingkungan (Dodgson, 1993; Sin-
an informasi, kemampuan memahami konsumen,
kula, 1994). Sedangkan Slater dan Narver (1995) dan menjawab segala keluhan konsumen dalam
menyatakan bahwa organisasi yang memiliki ori- bentuk interaksi dan komunikasi timbal balik.
entasi pembelajaran organisasional akan lebih Pendapat Duncan dan Moriarty (1998) didukung
cepat dalam merelokasi sumberdaya sehingga akan oleh Morgan dan Hult (1994) yang menyatakan
lebih fokus dalam menghadapi peluang dan anca-
bahwa lancarnya komunikasi akan membentuk
man yang muncul. Disamping itu Slater dan Narver hubungan yang kokoh.
(1995) menyatakan bahwa proses pembelajaran
organisasional terdiri dari proses belajar yang ber- Mohr dan Nevin (1990) menyatakan bahwa
sifat menyesuiakan dengan apa yang terjadi di komunikasi merupakan perekat hubungan antar
46 Suliyanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi

organisasi, sedangkan Mohr dan Speakman (1994) mampuan beradaptasi dengan lingkungan adalah
menyatakan bahwa kualitas dan berbagi informasi dalam proses perencanaan produk dan bisnis me-
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu hubu- libatkan pelanggan, pemasok dan penyedia dana.
ngan. Komunikasi merupakan kunci untuk mem- Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa karena
bangun rasa percaya dalam menjalin hubungan dalam perencanaan produk pada oraganisasi yang
bisnis (Mercurio,2005).Oleh karena itu komunikasi memiliki adaptabilitas dengan lingkungan senantia-
yang dirancang secara baik dan dapat dimengerti sa melibatkan pelanggan, maka akan timbul adanya
oleh masing-masing pihak akan memainkan pera- intensitas hubungan antara organisasi dengan pe-
nan yang penting dalam proses marketing relation- langgan.
ship.
Sedangkan menurut Miller dan Friesen
Anderson (2001) menyatakan bahwa dalam (1983) menyatakan bahwa kemampuan adaptasi
hubungan pemasaran, komunikasi memegang pera- organisasi sangat berkaitan dengan tingkat inovasi,
nan utama dalam memahami keinginan dan ke- kemauan mengambil resiko dan orientasi strategi
mampuan masing-masing pihak, sebagai dasar pe- proaktif. Inovasi sendiri merupakan kegiatan yang
ngembangan hubungan. Sharma dan Patterson bertujuan untuk mengakomodasi perubahan selera
(1999) menyatakan bahwa efektifitas komunikasi dan keinginan konsumen.Dengan terpenuhinya ke-
mempengaruhi rasa percaya dan rasa percaya ini butuhan dan keinginan konsumen akan mendorong
akan menimbulkan komitmen hubungan, di- adanya kualitas hubungan yang lebih baik antara
samping itu efektifitas komunikasi juga secara organisasi dengan konsumen.
langsung mempengaruhi komitmen hubungan. Adaptasi dapat mendorong konsumen untuk
Kelancaran pertukaran informasi akan mempererat menjadi oportunis (Brow et al., 2000). Tetapi jika
hubungan, sehingga membuat penjual memahami penjual (suplayer) dapat melakukan adaptasi dan
kebutuhan konsumen dan sebaliknya konsumen memuaskan kebutuhan konsumen dibandingkan
akan mengetahui kemampauan penjual. (Dwyer et pesaing, menyebabkan hubungan antara kedua
al.,1987; Anderson dan Narus, 1990). Komunikasi belah pihak, penjual dan pembeli meningkat
juga diperlukan untuk memecahkan konflik atau (Redondo dan Fierro, 2005). James et al., 2008
keraguan yang muncul dalam proses hubungan dalam penelitiannya menyatakan bahwa perusaha-
(Anderson et al., 1994). Mohr dan Nevin (1990) an yang dapat melakukan adaptasi dengan budaya
dengan jelas menyatakan bahwa komunikasi me- rekanan akan dapat meningkatkan kualitas hubung-
rupakan variabel yang memiliki pengaruh positif an dan meningkatkan rasa percaya sehingga pada
terhadap hubungan pemasaran. Mohr dan Sohi akhirnya akan meningkatkan komitmen, dengan se-
(1995) menyatakan bahwa komunikasi merupakan makin tingginya rasa percaya dan komitmen akan
faktor yang penting dalam mengembangkan hubu-
meningkatkan kerjasama.
ngan dan meningkatkan kualitas hubungan. Ber-
dasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan Achim dan Thomas (2003) dalam penelitian-
hipotesis sebagai berikut: nya yang bertujuan untuk menguji pengaruh adap-
tasi, rasa percaya dan komitmen terhadap hubung-
H3: Semakin tinggi kualitas komunikasi, maka se- an konsumen dan pemasok menemukan bahwa
makin tinggi derajat hubungan pemasaran. adaptasi, rasa percaya dan komitmen memiliki pe-
Menurut Denison (1995) adaptabilitas men- ngaruh terhadap hubungan konsumen dan pe-
dasarkan pada kemampuan menyesuaikan dengan masok.
perubahan lingkungan organisasi. Salah satu ling- Ferdinand (2002) juga menyatakan bahwa
kungan organisasi yang senatiasa berubah adalah
organisasi belajar memanfaatkan pengalaman pem-
selera dan kebutuhan konsumen sehingga organisa- belajaran organisasionalnya untuk menghasilkan
si senantiasa dituntut untuk senantiasa memenuhi strategi yang kreatif, ketiga kualitas sebuah proses
apa yang dibutuhklan dan diinginkan oleh konsu-
akan tercermin dari adanya berbagai komitmen
men. termasuk didalamya komitmen untuk berkonsen-
Dess et al., (1997) menyatakan bahwa salah sus. Komitmen dalam pemasaran dapat merupakan
satu indikator dari organisasi yang memiliki ke- komitmen dengan pemasok maupun komitmen
Vol. 20 No. 1, Jurnal Bisnis dan Ekonomi 47

dengan pelanggan. Komitmen yang kuat dengan AMOS Ver. 16.0, SPSS ver. 16.0, dan Microsoft
pelanggan akan menimbulkan adanya kualitas hu- Excel Ver. 2007.
bungan yang baik dengan pelanggan. Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Ketepatan Model
H4: Semakin tinggi derajat adaptabilitas pemasar-
an, maka semakin tinggi derajat hubungan Pengujian model empiris hanya mampu me-
dengan pelanggan menuhi kriteria adequate of fit, dengan nilai Chi-
square = 433,143, probabilitas = 0,000, RMSEA =
METODOLOGI PENELITIAN 0,118, GFI=0,762, AGFI=0,687, CMIN/DF=3,766,
Populasi dalam penelitian ini adalah Usaha TLI = 0,849, CFI = 0,872, dan NFI = 0,835. Nilai
Kecil Makanan dan Minuman (UKM) yang ber- goodness-fit, dapat dinaikan dengan berdasarkan
gerak dalam bidang makanan dan minuman, pada hasil output modification index, jika melaku-
dengan karakteristik sebagai berikut: (1) Memiliki kan kovarian antar error maka akan menurunkan
pekerja minimal 10 dan maksimal 300 orang (baik nilai chi-square. (tetapi harus bisa dijelaskan
tetap maupun tidak tetap), (2) Usaha Kecil dan secara teori menghubungkan antara error tersebut).
Menengah (UKM) tersebut dimiliki oleh warga Jika hasilnya tetap masih rendah tidak memenuhi
negara Indonesia, (3) berdiri sendiri, bukan me- rule of thumb berarti model telah maksimum dalam
rupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan. menjelaskan, hal ini tidak berarti pengujian hipo-
tesis tidak bisa dilanjutkan (Ghozali, 2008).
Besarnya ukuran sampel (sample size) di- Peneliti tidak melakukan revisi model, sebab ber-
tetapkan sesuai dengan pendapatnya Hair et al., dasarkan pada analisis modification index, hubung-
(1998) yang menyatakan bahwa ukuran sampel an covariance antar variabel masih harus ditinjau
yang representatif untuk menggunakan analisis secara teoritis.
Stuctural Equation Modelling (SEM) adalah ber-
kisar antara 100 sampai dengan 200. Oleh karena Pengujian Hipotesis
itu dalam penelitian ini ukuran sampel yang di- Empat hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
tetapkan sebesar 200 responden. tigaditerima,sedangkan satu ditolak.Secara lengkap
Pengujian model penelitian empiris meng- hasil analisis hubungan kausal antar variabel dapat
gunakan Stuctural Equation Modeling (SEM) dilihat dalam Gambar 1.
dengan menggunakan beberapa software yaitu
e 5 e 6 e 7 e 8 e 9

kk5 kk4 kk3 kk2 kk1


.7 3 .9 1 6
.8 3 .8 0

K u a lit a s
K o m u n ik a s i
z6 h d p 1 e 1 4
.7 6 .7 8
Z1 .9 0
e 1 p p 1 Z2
.7 9 .9 0 h d p 2 e 1 5
H u b u n g a n
.7 2 D e n g a n .9 0
e 2 p p 2 P e n g . P e la n g g a n
.6 2 P e m a sa ra n . 7 2h d p 3 e 1 6
e 3 p p 3 .0 7
.6 8 z5
.8 4 h d p 4 e 1 7

e 4 p p 4 G o o d n e s s o f F it
A d a p t a b ilit a s C h i- S q u a r e = 4 3 3 .1 4 3
P e m a s a ra n
S ig = .0 0 0
.8 5 .8 6 .5 6 .5 9
R M S E A = .1 1 8
G F I = .7 6 2
a p 1 a p 2 a p 3 a p 4
A G F I = .6 8 4
C M I N /D F = 3 .7 6 6
e 1 0 e 1 1 e 1 2 e 1 3 T L I = .8 4 9
C F I = .8 7 2
N F I = .8 3 5

Gambar 1. Model Persamaan Struktural (Sumber: Data Primer diolah)


Output analisis Regresion Weight Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan program
AMOS Ver. 16.0, adalah sebagai berikut:
48 Suliyanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Tabel 1. Regresion Weight Structural Equation Modelling (SEM)


Hubungan Kausal Estimate SE CR P Kesimpulan
Kualitas_Komunikasi Pengetahuan_Pemasaran 1,004 0,116 8,670 0,000 Signifikan
Adaptabilitas_PemasaranPengetahuan_Pemasaran 0,774 0,111 6,975 0,000 Signifikan
Hubungan_dengan_Pelanggan
0,749 0,108 6,945 0,000 Signifikan
Kualitas_Komunikasi
Hubungan_dengan_Pelanggan  Tidak
0,085 0,107 0,794 0,427
Adaptabilitas_Pemasaran Signifikan

Pengetahuan pemasaran berpengaruh positif literatur pemasaran. Disamping implikasi teoristis


terhadap kualitas komunikasi (H1 diterima) dan penelitian ini juga dapat memberikan implikasi
adaptabilitas pemasaran (H2 diterima). Kualitas manajerial berupa model pengembangan hubungan
komunikasi berpengaruh positif terhadap hubung- dengan pelanggan yang digambarkan dengan road
an dengan pelanggan (H3 diterima) dan adap- map dalam membangun hubungan dengan pe-
tabilitas pemasaran tidak berpengaruh positif ter- langgan berbasis pengetahuan pemasaran. Model
hadap hubungan dengan pelanggan (H4 ditolak). pengembangan hubungan dengan pelanggan ber-
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan basis orientasi pengetahuan pemasaran adalah
teoritis.Tentang proses tranformasi pengetahuan sebagai berikut:
pemasaran menjadi hubuangan dengan pelanggan
yang selama ini belum banyak didiskusikan pada

Gambar 2. Model Pengembangan Hubungan dengan Pelanggan Berbasis Pengetahuan Pemasaran


(Sumber: Data Primer diolah)
PENUTUP dilakukan degan cara-cara yang sederhana dengan
biaya yang murah.
Simpulan
Pengetahuan pemasaran berpengaruh positif Saran
terhadap kualitas komunikasi (H1 diterima) dan Saran atau rekomendasi manajerial yang dapat
adaptabilitas pemasaran. Kualitas komunikasi ber- dirumuskan berdasarkan penelitian ini adalah
pengaruh positif terhadap hubungan dengan pe- untuk meningkatkan hubungan denga pelanggan
langgan namun adaptabilitas pemasaran tidak ber- pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu
pengaruh positif terhadap hubungan dengan pe- dilakukan peningkatan tentang kebutuhan dan ke-
langgan.Tidak berpengaruhnya inovasi adminis- inginan konsumen, pengetahun akan pengembang-
trative terhadap keunggulan bersaing menunjukkan an produk, pengetahuan harga pasar, pengetahuan
bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) pada bidang tentang saluran distribusi dan pengetahuan tentang
makanan dan minuman belum membutuhkan strategi promosi, sehingga dapat meningkatkan
inovasi administrative, masih akanlebih efisien jika kualitas komunikasi dengan pelanggan maupun
Vol. 20 No. 1, Jurnal Bisnis dan Ekonomi 49

adaptabilitas pemasaran sehingga pada gilirannya Anderson, Erin and Barton Weitz. (1992). The
akan kualitas hubungan dengan pelanggan. Use of Pledges to Build and Sustain Commit-
Saran teoritis atau agenda penelitian yang ment in Distribution Channels. Journal of
akan datang yang dapat dirumuskan berdasarkan Marketing Research. Vol. 29. (February). pp.
18-34.
penelitan ini, yaitu: 1). Penelitian yang akan datang
yang bertujuan untuk menjelaskan transformasi pe- Anderson, J.C. and Narus, J.A. (1984). A Model
ngetahuan pemasaran menjadi hubungan dengan of the Distributor’s Perspective of Distributor-
pelanggan dilakukan pada berbagai jenis Usaha Manufacturer Working Relationship. Journal
Kecil dan Menengah (UKM) jangan hanya pada of Marketing. Vol. 48. No. 1. pp. 62-74.
bidang makanan dan minuman saja, 2). Penelitian Anderson, Torben J. Segars, Albert H. (2001).
yang akan datang sebaiknya dikembangkan dengan The Impact of IT on Decision Structure and
mengeprolasi variabel antecedent pengetahuan pe-
Firm Performance: Evidence from the Textile
masaran seperti pembelajaran organisasional dan and Apparel Industry. Information & Manage-
consequansy hubungan dengan pelanggan seperti ment. Vol. 39. No. 2. pp. 85-101.
keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran.
Bang, Jounghae. (2005). Understanding Customer
Keterbatasan dan Agenda Penelitian yang Akan Relationship Management From Managers’
Datang And Customer Perspective: Exploring The
Beberapa keterbatasan berkaitan dengan hasil Implications of CRM Fit, Market Orientation,
dan proses dalam melaksanakan penelitian ini and Market Knowledge Competence. Dis-
dapat diuraikan sebagai berikut: 1). Uji ketepatan sertation of University of Rhode Island.
model, penelitian ini secara keseluruhan tidak Barney, J.B. (1991). Firm Resources and Sustained
dapat dikatakan sebagai a very goods fit model Competitive Advantage. Journal of Mana-
melainkan adequate fit model. Hal ini terjadi gement Vol. 17. No. 1. pp. 99-120.
karena hasil nilai-nilai yang menjadi acuan dan
kriteria dalam uji kesesuaian dan uji statistik model Business Week.(1987).Closer Together.(March 30)
adalah beragam; ada yang tidak terpenuhi dan ada Business Week.(1987).Closer Together.(March 30)
yang hanya mendekati nilai acuan/cut of value.
Sehingga tingkat kemampun dalam menjelaskan Brady, Michael K. and Cronin, J.J. (2001). Effects
hubungan antar variabel rendah. 2). Sampel dalam on Customer Service Perceptions and Out-
penelitian ini adalah Usaha Kecil Menengah come Behaviors. Journal of Service Percep-
(UKM) yang bergerak pada bidang makanan dan tions and Outcome Behavior. Journal of Ser-
minuman saja sehingga memiliki generalisasi yang vice Research.Vol.3(February).pp.241-251.
sendah untuk semua jenis usaha pada Usaha Kecil Brown, J., Dev, Ch. And Lee, D (2000). Managing
dan Menengah (UKM). Marketing Channel Opportunism: the Efficacy
of Alternative Governance Mechanisms.
Journal of Marketing.Vol.64 (April).pp. 51-65.
DAFTAR PUSTAKA
Butz, Howard E and Goodstein, Leonard D.
Achim, Walker and Thomas, Ritter (2003). The (1996).Marketing Customer Value Gaining the
Influence of Adaptations, Trust, and Commit- Strategic Advantage.
ment on Value-Creating Functions of Customer
Relationships. Journal of Business & Industrial Chang,Syarifudin. (2003). Relationship Marketing.
Marketing. Vol. 18. No. 4/5. pp. 353. Gramedia Indonesia. Jakarta.
Amit, R. and Schomaker. PJ.K. (1993). Strategic Denison, D.R. and Mishra, A.K. (1995). Toward
Asset and Organizational Rent. Strategic A Theory Organizational Culture and Effecti-
Management Journal. Vol.14. No. 1. pp. 33-46.
50 Suliyanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi

veness. Organization Science. Vol. 6. No. 2. Journal of Product and Brand Management.
pp.204-223. Vol. 7. No.1. pp. 27-40.
Dess G.D Lumkin. G.T. Covin J.C (1997). Gummesson, R.P. (1991) Marketing Revisited: The
Entrepreneurial Strategy Making and Firm Crutial Role of the Part-Time Marketers.
Performance: Test Contingency and Configu- European Journal of Marketing. Vol. 25. No.
rationally Models. Strategic Management 2. pp. 60-67.
Journal. Vol. 18. No. 9. pp. 677 Hughes, Artur Middleton. (1999). Using Informa-
Dharma, Surya. (2001). Meningkatkan Kompetensi tion to Build and Maintain Relationship with
Sumber Daya Manusia Melalui Organisasi yourCustomer Relationship.Marketing Report.
Pembelajaran (Learning Organization) Usaha- Vol. III Issue VIII September.
wan No. 01 TH XXX Januari 2001.
Hunt, S.D. and Morgan, R.M. (1995). The
Dodgson, M (1993). Organizational Learning: A Comparative Advantage Theory of Competi-
Review of Same Literatures. Organization tion. Journal of Marketing. Vol. 59. No.2.
Studies. Vol. 14. No. 3. pp.375-397. pp.1-15.
Duncan, Tom and Moriarty, Sandra E. A Jackson, Barbara B. (1985). Winning and Keeping
Communication-Based Marketing Model for Industrial Customerr’s: The Dynamics of
Managing Relationships. (1998). Journal of Customer Relationship Lexington, MA: D.C.
Marketing. Vol. 62. No. 2. pp. 1-13. Health And Company.
Dwiyer, F. Robert, Paul H. Schumm, and Sejo Oh. James, R.W., Ronald, J.S, and Wang, J. (2008).
(1987). Developing Buyer-Seller Relation- The Effects of Adaptation, Commitment and
ships. Journal of Marketing. Vol. 56. No. 1.pp. Trust in Cross-Cultural Marketing Relation-
11-27. ship. Journal of Applied Business Research.
Ferdinand, Augusty (2002). Kualitas Strategi Vo. 24. No. 3. pp. 29-38.
Pemasaran Sebuah Studi Pendahuluan. Jaworski, B.J. and Kohli, A.K. (1993), Market
Journal Sains Pemasaran Indonesia. Vol. 1. Orientation; Antecedents and Consequences”,
No. 1. pp.1-22. Journal of Marketing.Vol. 57. (July). pp.53-70.
Ferdinand,Augusty (2003).Sustainable Competitive Johnston, Russell and Paul R. Lawrence (1988).
Advantage: Sebuah Explorasi Model Konsep- Beyond Vertical Integration-The Rise of The
tual. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Value-Adding Partnership. Harvard Business
Semarang. Review. Vol. 66 (July-August). pp. 94-101.
Gnyawali, D.R.,A.C. Steward and J.H. Grand. Kogut, B and U. Zander. 1992. Knowledge of
(1997). Creation and Utilization of Organiza- Firm, Combinative Capabilities, and the Repli-
tional Knowledge: An Empirical Study of the cation of Technology. Organization Science.
Roles of Organizational Learning on Strategic Vol. 3. No. 3. pp. 383-397.
Decision Making. Academy of Management Kotler, Philip. (2000). Marketing Management
Best Paper proceedings: 16-20. Analysis, Planning, Implementation, and
Grant. (1996). Toward a Knowledge-Based Theory Control, 9th Ed. Englewood Cliff, NJ. New
of the Firm. Strategic Management Journal. Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Vol. 17. (Winter). pp.109-122. Li, Tiger and Roger J. Calantone (1998) The
GrÖnroos, C. (1994). From Marketing Mix to Impact of Market Knowledge Competence On
Relationship Marketing: Towards a Paradigm New Product Advantage: Conceptualization
Shift in Marketing. Management Decision. and Empirical Examination. Journal of
Vol. 32 No. 2, pp.4-20. Marketing. Vol. 62 (October). pp. 13-29.
Grossman, Randi P. (1998). Developing and Lindgreen, A., Palmer, R. and Vanhamme, J.
Managing Effective Consumer Relationships. (2004). Contemporary Marketing Practice:
Vol. 20 No. 1, Jurnal Bisnis dan Ekonomi 51

Theoretical Propositions and Practical Implica- Murray, R Samantha and Peyrefitte Joseph.
tions. Marketing Intelligence and Planning. (2007). Knowlwdge Type and Communication
Vol. 22. No. 6. pp. 673-692. Media Choice in the Knoledge Tranfer
Mercurio, Nanci. (2005). Communication-The Key Process. Journal of Managerial Issues. Vol.
19. No. 1.pp.111-133.
to Building Trusting Relationship. Canadian
Institute of Management. (Winter). pp. 7-8. Narver, J.C. , Slater, S.F. (1995). Market Orienta-
Miller, D and Friesen, Peter H. (1983). Strategy- tion and the Learning Organization. Journal
Making and Enviroment: The Third Link. of Marketing. Vol. 59. No. 3. pp. 63-74.
Strategic Management Journal. Vol. 4. No. 3. Ndubisi, Nelson, O. (2007). Relationship
pp. 221-235. Marketing and Customer Loyalty. Marketing
Intelligence and Planning. Vol. 25 No. 1. pp.
Miller, J. (2003). Outsourcing is Front Page.
Canadian Journal of Administrative Science. 98-106.
Vol. 27. No.10. pp.168. Ndubisi, Nelson, O. and Chan, K.W. (2005).
Mohr, J., and Nevin, J. (1990). Communication Factorial and Discriminant Analysis of the
Strategies in Marketing Channels: a Theore- Underpinnings of Relationship Marketing and
tical Perspective. Journal of Marketing. Vol. Customer Satisfaction. International Journal
54 (October). pp. 36-51. of Bank Marketing. Vol. 23. No. 3. pp. 542-
557.
Mohr, J., and Sohi, R. (1995). Communication
Flows in Distribution Channels: Impact on Oliver, R.L. (1999). Whence Consumer Loyalty?.
Assessments of Communications Quality and Journal of Marketing.Vol. 63. No.4. pp. 33-44.
Satisfaction. Journal of Retailing. Vol. 71. Prahalad, C.K dan Hamel, G. (1990). The Core
No. 4. pp. 396-416. Competence of The Corporation. Harvard
Mohr, J., and Spekman, R. (1994). Characteristics Business Review. Vol. 68. No. 3. pp.79-91.
of Patnership Success: Partnerships Attributes, Rapp, S. and Collins, T. (1990). The Great
Communications Behaviour and Conflict Marketing Turnaround. Prentice-Hall, Engle-
Resolution Technicques. Strategic Manage- wood Cliffs, NJ.
ment Journal. Vol. 15. No.2. pp. 135-152. Redondo, Yolanda, P. Fierro Jesus J.C. (2005).
Mohr, Jakki J. Fisher, Robert J. Nevin, John R. Moderating Effect of Type of Product
(1999) Communicating for Better. Marketing Exchanged in Long-Term Orientation of Firm-
Management. Vol. 8. No.2. p39-45 Supplier Relationship: An Empirical Study.
Moorman, C., Deshpandé, Rohit; Zaltman, Gerald. Journal of Product and Brand Management.
(1993). Factors Affecting Trust in Market Vol. 14. No. 7. pp. 424-437.
Research Relationships. Journal of Marketing. Rentz, Joseph.O, David Shephered, Armen
Vol. 57. No. 1. pp. 81-101 Tashchian, Pratibha A, Dabholkar and Robert
Morgan, R.E. Katsikeas, C.S and Adu, Kwaku, A. T. Ladd. (2002). A Measure of Selling Skill:
(1998). Market Orientation and Organizatio- Scale Development and Validation. Journal of
nal Learning Capabilities.Journal of Marke- Personal Selling and Sales Management. Vol.
ting Management. Vol.14. No.4/5.pp. 353-381. 12. No.1. (Winter).pp.13-21.

Morgan, R.M. and Hunt, S.D. (1994). The Sharma, Neeru and Paterson, Paul, G. (1999). The
Commitment-Trust Theory of Relationship Journal of Services Marketing. Vol. 13. No. 2.
pp. 151-170.
Marketing. Journal of Marketing. Vol. 58.
No.3. pp.20-38.
52 Suliyanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Sinkula. J.M, (1994). Market Information Proces- Tsai, Ming-Tien and Shih, Chia-Mei. (2004). The
sing and Organizational Learning. Journal of Impact or Marketing Knowledge among
Marketing. Vol. 58 (January). pp.35-45. Managers on Marketing Capabilities and
Slater, S.F and Narver, J.C. (1994a). Market Business Performance. International Journal
of Management. Vol 21. No. 4. pp.524-530.
Orientation, Customer Value and Superior Per-
formance. Business Horizons. Vol. 37. No. 2. Webster, Frederick,E. (1992), The Changing Role
pp. 22-28. of Marketing in the Corporations. Journal of
Slater, S.F and Narver, J.C. (1995). Market Marketing. Vol. 36. No. 4. pp. 1-17.
Orientation and The Learning Organization. Wietz, Barton A, Harish Sujan, and Mita Sujan
Journal of Marketing. Vol.59. (July).pp.63-74. (1986). Knowledge, Motivation, and Adap-
tive Behaviour: A Framework for Improving
Spekman, R. (1988). Strategic Supplier Selection:
Understanding long Term Buyer Relationship. Selling Effectiveness. Journal of Marketing.
Business Horizons. Juli-August. pp. 75-81. Vol. 50 (October). pp 174-179

Spiro, R and Weitz, B. (1990). Adaptive Selling: Zajac, E.J, and M.N. Bazerman. (1991). Blind
Conceptualization Measurement and Nomili- Spots in Industry and Competitor Analysis:
gical Validity.Journal of Marketing Research The Implications of Interfirm Perceptions for
Vol. 27 (February). pp. 61-69. Strategic Decitions. Academi of management
Review. Vol. 16. 37-56

Anda mungkin juga menyukai