Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


“Pemeriksaan Protein dalam Urin”

Disusun oleh :
Nama : Sinta Insani Amalia
NIM : P07134221005
Prodi : ST Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021/2022
I. Praktikum ke 3
II. Hari, tanggal
Selasa, 9 Agustus 2022
III. Jenis pemeriksaan
Pemeriksaan Protein dalam Urin
IV. Dasar teori
Protein urin adalah terdapatnya protein dalam urin manusia yang melebihi nilai
normal yaitu lebih dari 150 mg/hari. Protein urin baru dikatakan patologis bila
kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang
berbeda. Protein urin persisten jika protein urin telah menetap selama 3 bulan atau
lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit dari atas nilai normal.
Menurut Schaub M, (2014) proteinuria sering sekali dikaitkan dengan penyakit
ginjal. Urine normal mengandung sangat sedikit protein, biasanya kurang dari
10mg/dL atau 100 mg per 24 jam setelah disekresikan. Sinaga H, (2011)
menyebutkan Protein dalam urine berasal dari plasma dan traktus urinarius.
Menurut Purnomo BB, (2014). Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan
yang paling sering dikerjakan, apalagi kasus urologi. Pemeriksaan ini meliputi uji :
Pemeriksaan Makroskopik yaitu dengan menilai warna, bau, dan berat jenis.
Pemeriksaan Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, protein, dan gula
dalam urine dan Pemeriksaan Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast
(silinder), atau bentukan lain di dalam urine.
V. Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung reaksi
- Lampu spirtus
- Pencapit
- Pipet ukur
- Rak tabung reaksi
- Tube urine
Bahan :
- Larutan asam asetat 6%
- Larutan bang
- Laruta asam sulfosalisilat
- Urine
VI. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menguji urine dengan reagen asam asetat 6% dengan cara:
a. Tabung reaksi diisi 5 ml urin kemudian dipanaskan sampai mendidih sambal
digoyang
b. Jika timbul kekeruhan mungkin disebabkan oleh fosfat atau karbonat atau
protein
c. Ditambah 5 tetes asam asetat 6% (pipet ukur 1 ml)
d. Jika kekeruhan tetap, protein positif
e. Dipanaskan lagi sampai mendidih
3. Menguji urine dengan reagen bang dengan cara :
a. Tabung reaksi diisi 5 ml urin
b. Ditambah 0,5 ml reagen bang
c. Dipanaskan sampai mendidih sambal digoyang
4. Menguji urine dengan reagen sulfosalisilat dengan cara :
a. Tabung reaksi diisi 3 ml urin
b. Ditambah 1 ml reagen asam sulfosalisilat 20%
c. Diamkn 2-3 menit, diamati, dibandingkan dengan urin tanpa penambahan
reagen (blanko)
VII. Hasil

Metode asam asetat 6% Metode bang Metode asam


sulfosalisilat

Tidak ada kekeruhan tidak ada keruhan Tidak terjadi kekeruhan


Maka hasil negatif maka hasil negatif setelah didiamkan
Maka hasil negatif

VIII. Pembahasan

IX. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai