0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan4 halaman
Laporan praktikum ini membahas tentang pemeriksaan protein dalam urin menggunakan tiga metode yaitu metode asam asetat 6%, metode bang, dan metode asam sulfosalisilat. Hasilnya menunjukkan ketiga metode memberikan hasil negatif, menandakan tidak adanya protein dalam sampel urin.
Laporan praktikum ini membahas tentang pemeriksaan protein dalam urin menggunakan tiga metode yaitu metode asam asetat 6%, metode bang, dan metode asam sulfosalisilat. Hasilnya menunjukkan ketiga metode memberikan hasil negatif, menandakan tidak adanya protein dalam sampel urin.
Laporan praktikum ini membahas tentang pemeriksaan protein dalam urin menggunakan tiga metode yaitu metode asam asetat 6%, metode bang, dan metode asam sulfosalisilat. Hasilnya menunjukkan ketiga metode memberikan hasil negatif, menandakan tidak adanya protein dalam sampel urin.
Disusun oleh : Nama : Sinta Insani Amalia NIM : P07134221005 Prodi : ST Teknologi Laboratorium Medis
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS 2021/2022 I. Praktikum ke 3 II. Hari, tanggal Selasa, 9 Agustus 2022 III. Jenis pemeriksaan Pemeriksaan Protein dalam Urin IV. Dasar teori Protein urin adalah terdapatnya protein dalam urin manusia yang melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari. Protein urin baru dikatakan patologis bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Protein urin persisten jika protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit dari atas nilai normal. Menurut Schaub M, (2014) proteinuria sering sekali dikaitkan dengan penyakit ginjal. Urine normal mengandung sangat sedikit protein, biasanya kurang dari 10mg/dL atau 100 mg per 24 jam setelah disekresikan. Sinaga H, (2011) menyebutkan Protein dalam urine berasal dari plasma dan traktus urinarius. Menurut Purnomo BB, (2014). Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering dikerjakan, apalagi kasus urologi. Pemeriksaan ini meliputi uji : Pemeriksaan Makroskopik yaitu dengan menilai warna, bau, dan berat jenis. Pemeriksaan Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, protein, dan gula dalam urine dan Pemeriksaan Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder), atau bentukan lain di dalam urine. V. Alat dan Bahan Alat : - Tabung reaksi - Lampu spirtus - Pencapit - Pipet ukur - Rak tabung reaksi - Tube urine Bahan : - Larutan asam asetat 6% - Larutan bang - Laruta asam sulfosalisilat - Urine VI. Cara kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Menguji urine dengan reagen asam asetat 6% dengan cara: a. Tabung reaksi diisi 5 ml urin kemudian dipanaskan sampai mendidih sambal digoyang b. Jika timbul kekeruhan mungkin disebabkan oleh fosfat atau karbonat atau protein c. Ditambah 5 tetes asam asetat 6% (pipet ukur 1 ml) d. Jika kekeruhan tetap, protein positif e. Dipanaskan lagi sampai mendidih 3. Menguji urine dengan reagen bang dengan cara : a. Tabung reaksi diisi 5 ml urin b. Ditambah 0,5 ml reagen bang c. Dipanaskan sampai mendidih sambal digoyang 4. Menguji urine dengan reagen sulfosalisilat dengan cara : a. Tabung reaksi diisi 3 ml urin b. Ditambah 1 ml reagen asam sulfosalisilat 20% c. Diamkn 2-3 menit, diamati, dibandingkan dengan urin tanpa penambahan reagen (blanko) VII. Hasil
Metode asam asetat 6% Metode bang Metode asam
sulfosalisilat
Tidak ada kekeruhan tidak ada keruhan Tidak terjadi kekeruhan
Maka hasil negatif maka hasil negatif setelah didiamkan Maka hasil negatif