Anda di halaman 1dari 4

MYP Indonesian Language and Literature

Poem Analyzing

Bernadine Anastasya Ruswan


10F
Dia dan Aku
Sitor Situmorang

Akankah kita bercinta dalam kealpaan semesta?


- Bukankah udara penuh hampa ingin harga? -
Mari, Dik, dekatkan hatimu pada api ini
Tapi jangan sampai terbakar sekali

5 Akankah kita utamakan percakapan begini?


- Bukankah bumi penuh suara inginkan isi? -
Mari, Dik, dekatkan bibirmu pada bisikan hati
Tapi jangan sampai megap napas bernyanyi

Bukankah dada hamparkan warna


10 Di pelaminan musim silih berganti
Padamu jua kelupaan dan janji

Akan kepermainan rahasia


Permainan cumbu-dendam silih berganti
Kemasygulan tangkap dan lari

Sumber : http://www.karyapuisi.com/2010/07/sajak-sitor-situmorang-dia-dan-
aku.html#ixzz3ZVTjfFaV

i Kealpaan : lengah, lalai, kurang memperhatikan


ii Megap : Sesak
iii Kemasygulan :kesusahan, kekesalan
Puisi ini menjelaskan kesusahan di dalam setiap hubungan. Puisi ini menunjukan
argumen atau perbedaan pendapat yang menyebabkan putus hubungan tersebut.
Pada bait pertama dan kedua, garis 1 dan 5, bait dimulai dengan pertanyaan, yang
menanyakan status hubungan mereka pada saat itu. Pertanyaan yang menanyakan
apakah mereka masih bahagia dengan satu sama lain?

Hal menarik di dalam puisi ini adalah cara penulis menggunakan istilah yang
menunjukan arti dan makna dari puisi. ‘Tapi jangan sampai terbakar sekali ’, kalimat
itu sangat menarik karena penulis menghubungkan istilah api dengan dirinya sendiri.
Bagaimana mereka seharusnya lebih jujur dengan satu sama lain dan membuka diri
dengan satu sama lain tetapi juga mengikuti peraturan orang itu supaya rahasia nya
tidak menyebar kan. Unsur yang saya akan bicara adalah imaji, personifikasi, dan
diksi puisi.

Imaji merupakan unsur yang cukup penting dalam puisi. Puisi yang tak mampu
membangkitkan imaji pembacanya boleh dikatakan sebagai puisi yang gagal. Imaji
membuat puisi menjadi hidup dan bergerak. Imaji bisa ditimbulkan dengan
menghadirkan benda-benda konkret, memposisikannya dalam bentuk personifikasi
atau metafora. Salah satu contoh imaji pada puisi adalah ‘Tapi jangan sampai terbakar
sekali’, garis ini adalah contoh dari imaji visual, karena kata- kata puisi memberi efek
pada penglihatan. Kata ‘terbakar’ adalah kata yang memberi efek pada penglihatan.
Kata tersebut menghubungkan istilah api dengan dirinya. Yang berarti mereka
seharusnya lebih jujur dengan satu sama lain. Tetapi mereka juga harus menjaga
rahasia mereka agar tidak ada pihak yang akan tersakiti lebih lanjut. Contoh imaji
kedua adalah imaji gustatif yaitu, imaji yang memberi kesan seperti menggunakan
indra mulut. ‘Mari, Dik, dekatkan bibirmu pada bisikan hati’ yaitu memakai bibir nya
untuk mendengarkan dan mengerti bisikan hati pasangan tersebut.

Unsur yang kedua adalah personifikasi. Personifikasi adalah gaya bahasa ini
memberikan kesan seolah-olah benda mati menjadi hidup atau memiliki sifat
selayaknya manusia sehingga mereka seolah-olah hidup. Salah satu contoh dari
personifikasi adalah ‘Tapi jangan sampai megap napas bernyanyi’. Penulis
menggunakan kata ‘bernyanyi’ sebagai cara menggambarkan nafasan. Menggunakan
istilah yang seharusnya dilakukan oleh manusia untuk hal mati seperti nafasan untuk
memperlihatkan makna dari puisi. Contoh personifikasi kedua dari puisi ini adalah
‘Kemasygulan tangkap dan lari’. Kemasygulan berarti kesusahan atau kekesalan.
Penulis menggunakan kata ‘lari’ untuk menggambarkan makna yaitu rasa kesusahan
dan kekesalan itu menghilang dan pergi lari. Penulis menggunakan personifikasi
untuk memberikan sebuah gambaran yang lebih jelas pada situasi yang dilukiskan
dan memberikan bayangan pada pikiran yang nyata.

Diksi adalah pilihan kata. Diksi, atau pilihan kata, adalah hal yang membedakan
tulisan yang baik dari tulisan yang buruk. Ada sejumlah faktor yang berpengaruh.
Pertama, kata itu harus benar dan akurat. Kedua, kata-kata harus sesuai dengan
konteks penggunaan kata. Diksi yang tepat penting untuk menyampaikan pesan. Di
sisi lain, pilihan kata yang salah dapat dengan mudah mengalihkan pendengar atau
pembaca, yang menghasilkan salah tafsir terhadap pesan yang ingin disampaikan.
Penggunaan diksi umumnya dilakukan untuk menciptakan karya sastra sebagai lebih
menarik, lebih gampang dipahami. Diksi yang pertama ada sinonim. Sinonim adalah
saat penulis memilih kata yang mempunyai arti/makna yang sama. Sinonim dipakai
supaya penulis bisa ekspresi kan kata nya lebih baik. Salah satu contoh dari diksi ini
terlihat pada penggunaan kata seperti ‘bercinta’. Maksud dari kata tersebut adalah
‘dapat mencintai’ tetapi penulis menulisnya dengan cara seperti itu karena
menggunakan kata ‘bercinta’ lebih sama dengan gaya tulis dari puisi. Contoh diksi
yang kedua adalah diksi homonin yaitu dimana kata yang digunakan mempunyai
ejaan yang sama tetapi arti dan bunyinya berbeda. Kata ‘percakapan’ adalah contoh
dari diksi tersebut.

Suasana dari puisi adalah suasana sedih. Puisi menceritakan hubungan dua orang
yang membingungkan. Di dalam puisi ini dua orang yang mencintai satu sama lain
menjelaskan rasa mereka terhadap hubungan mereka. Puisi ini sedih karena dari
kata-kata yang dipilih oleh penulis yang sangat menunjukan dan membuat makna
cerita menonjol. Puisi ini juga menarik karena penggunaan kata. Karena penggunaan
kata yang menarik kita perlu membaca puisi itu lebih dari 1 kali kalau ingin mengerti
dengan jelas. Dari esai ini saya belajar tentang banyak hal seperti unsur dalam puisi
dan cara menginterpretasikan ke dalam puisi.

Jumlah kata: 655

Anda mungkin juga menyukai