Anda di halaman 1dari 7

Parafrasa sebagai Metode Penggalian Makna dalam Puisi

Oleh MUHAMMAD ICHSAN

Puisi memang sangat berbeda dari jenre sastra lainnya. Bila prosa memberikan narasi yang digunakan dengan tujuan menciptakan suatu dunia fiksi yang serba mungkin secara eksplisit melalui deskripsi peristiwa-peristiwa dalam cerita, hal yang sama juga kita temukan dalam drama melalui narasi gerak yang bersifat teatrikal. Pada Puisi selalu saja dapat kita cermati sehubungan dengan penggunaan aspekaspek kebahasaan yang bersifat simbolik yang bersayap, bunyi artikulatif, dan atmosfir melalui pemakaian citra-citra indrawi. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk menelaah apa yang terkandung dalam sebuah puisi, apa yang ingin disampaikan penyairnya untuk mengartikulasikan pikiran dan perasaannya melalui bahasa yang terkesan simbolik, gaya penulisan, nuansa yang direntangkan ke hadapan pembaca. Namun, tak jarang pula ketika kita ingin menelusuri makna yang ada dalam puisi yang sedang kita baca, kita selalu menemukan kesulitan walaupun kita mampu mencari tahu melalui kecenderungan gaya penulisan tertentu yang digunakan penyairnya. Bahasa simbolik nan bersayap yang kita selidiki pun seperti semakin banyak saja tumbuh sayap-sayap baru pengertian sehubungan dengan baris-baris dalam tiap bait sebuah puisi. Sehingga kita terjebak dalam salah pemahaman tentang puisi tersebut, baik keliru dalam setengah penafsiran, mau pun pemahaman yang benar-benar jauh dari keseluruhan gambaran yang ada dalam puisi dimaksud. Untuk inilah metode Parafrasa digunakan. Parafrasa yang merupakan suatu cara pengungkapan makna dalam sebuah puisi dikenal sebagai teknik penyusunan kata kembali yang parallel, yakni menggubah puisi kembali dengan menjadikannya sebagai prosa yang masih berpijak pada landasan dasar makna yang tetap sebagaimana ketika sebuah puisi masih murni. Dalam konteks ini, J. C. Nesfield dalam Matriculation of English Course, Macmillan & co. ltd, London 1926, Chapter V Paraphrasing: Page 200, menjelaskan: This definition assumes (what is the fact) that the changes to be made relate to the diction only, and that the sense must remain unchanged. (Definisi ini mengasumsikan apa yang menjadi fakta dalam puisi bahwa perubahan-perubahan yang harus dibuat itu semata-mata berhubungan dengan diksi / pemilihan kata-kata, dan sehubungan dengan maknanya harus tetap tak berubah.) Kemudian, dijelaskannya pula tentang dua cara untuk memparafrasakan puisi demi mendapatkan gambaran eksplisit pengertian yang terkandung di dalamnya. There are two ways in which this kind of exercise can be best employed as an aid to composition: 1. The turning of poetry into equivalent prose; 2. The turning of old-fashioned prose into modern.

(Ada dua cara yang mana latihan jenis ini / membuat parafrasa puisi dengan baik dapat dipakai sehubungan dengan penggubahannya:

1. Penyusunan kembali puisi digubah menjadi prosa yang sepadan memberikan makna sama; 2. Penyusunan kembali puisi kuno digubah menjadi prosa modern.

Tujuan utama penafsiran puisi dengan menggunakan parafrasa adalah untuk menyajikan kejelasan makna yang tersirat dalam puisi menjadi gambaran pengertian yang lebih terang. Sehingga pembaca dapat memahami apa yang sedang dideskripsikan penyair melalui ungkapan-ungkapan bahasa simboliknya yang bersayap-sayap itu. Nuansa dari dunia apa yang sedang dilukiskan penyair : apa sesungguhnya peristiwa yang sedang diilustrasikannya, apa keinginan penyair yang sebenarnya untuk dipahami oleh penikmat puisinya. Maka kita menemukan bahwa metode parafrasa diberikan kewenangan untuk mengembangkan kalimat-kalimat naratif yang mengarah pada penjelasan makna puisi tanpa mengubahnya secara keseluruhan, sehingga tak terjadi pergeseran makna yang jauh menyimpang dari sebelum puisi tersebut diparafrasakan. Oleh karenanya itu, parafrasa bisa dipandang sebagai penerjemahan kembali yang bersifat parallel.

Beberapa Petunjuk yang Membimbing untuk Memparafrasakan Puisi Memang benar adanya, mempelajari seni yang berhubungan dengan pelaksanaan metode parafrasa puisi ini sangat baik bila diselenggarakan dengan langsung berlatih daripada hanya dengan mempelajari teori panduannya saja. Namun, praktik tanpa teori panduan seumpama pekerjaan seorang anak kecil yang ingin menuangkan imajinasinya ke dalam sebuah mainan baru buatan sendiri, tetapi ia tidak tahu cara membuatnya. Tentu, bahan-bahan untuk diubah menjadi mainan barunya tampak menyedihkan karena diperlakukan menurut anggapannya sebagai seorang anak kecil yang penting mencoba dulu, urusan jadinya hancur tak berbentuk bukan masalah! Ironis bukan? Karena itu beberapa pedoman parafrasa puisi berikut ini layak untuk diperhatikan: 1. Pastikan dulu kalau kita telah memahami benar pengertian yang terkandung dalam sebuah puisi sebelum melaksanakan penggubahan parafrasanya. 2. Untuk semua susunan kata, frasa, kalimat dalam tiap bait puisi yang dimaksud yang sekiranya sangat tak lazim dalam susunan bentuk prosa naratif, gantikanlah bentuknya yang biasa digunakan dalam komposisi prosa modern. Sehingga lebih cepat tertangkap pengertian yang tersiratnya (the hidden of its implicit meanings). 3. Gubahlah kembali bila perlu dilakukan penggubahan ulang untuk bagian-bagian kalimat dari hasil parafrasa tadi sehingga luwes sebagaimana kelaziman kalimat-kalimat yang ada dalam sebuah prosa naratif. 4. Hilangkan unsur-unsur yang mungkin tak memberikan kontribusi besar terhadap kandungan pengertian dalam kalimat. Unsur-unsur tersebut awalnya disertakan hanya untuk kesan metrik dan ritmis saja dalam sebuah puisi sehingga semata-mata bertujuan untuk menciptakan gaya puitik. 5. Untuk kata-kata yang bersifat arkhaik / kuno, atau kata-kata yang cenderung tak lazim lagi digunakan dalam komunikasi bahasa sehari-hari, maka sebaiknya digantikan dengan kata-kata yang lazim dipakai. 6. Tambahkanlah bila telah ada pengurangan / penghilangan sama sekali dari kata-kata sandang, kata depan / preposisi, kata ganti personal, kata penghubung yang sebelumnya tak ditemukan dalam teks puisi sumber. 7. Padatkanlah! Karena semakin pendek sebuah prosa naratif hasil parafrasa, maka semakin baik bentuknya. 8. Walaupun kita tahu aturan penulisan sebuah puisi adalah pengolahan kata-kata pilihan dengan pemadatannya, ada baiknya juga bila kita mampu mengembangkannya dalam bentuk parafrasa naratif yang dikembangkan untuk menimbulkan kekuatan penuh dari makna yang dikandung puisi tersebut. 9. Jangan membuat pergantian diksi yang tak diperlukan! Karena sangat penting untuk diingat bahwa parafrasa sebuah puisi yang baik adalah dengan menggunakan kata-kata yang sebelumnya ada dalam puisi sumbernya.

Pada bahasan sebelumnya kita telah memahami pengertian tentang parafrasa dan tujuan dari penerjemahan parallel tersebut. Selanjutnya mari kita selidiki bagaimana cara parafrasa dalam hal menggali, mengeksplorasi makna yag tersimpan dalam sebuah puisi. Karena sudah mengarah prakteknya, maka saya sebagai penulis akan langsung mengajak Anda semua untuk menyimak contoh dari parafrasa dibuat pada sebuah puisi pendek yang berjenis epigram, dari seorang penyair Amerika Robert Lee Frost dengan judul Fire and Ice.

FIRE AND ICE Some say the world will end in fire Some say in ice. From what Ive desire I hold with those who favor fire But if it had to perish twice, I think I know enough of hate To say that for destruction ice Is also great And would suffice. Paraphrase: Some people say that the world will end in fire, but some others say that it will end in ice. I come to my own conclusion from what I have tasted of desire, so I hold with those people who favor fire with its great flame to burn down the world. But if had to perish it twice, I think I know enough the potency of ice to create destruction. Ice is also great, and it would suffice to freeze the world. Until it would be no longer lives at all. terjemahan: ( Beberapa orang bilang bahwa dunia akan berakhir dalam kobaran api, tapi yang lainnya bilang dunia itu akan berakhir dalam kebekuan es. Aku pun menyimpulkan dari hal yang kupahami sehubungan dengan merasakan kebencian, jadi aku setuju dengan orang-orang yang merasakan api melahap habis dunia. Tetapi, bila mesti memusnahkan dunia kedua kalinya, aku kira aku cukup memahami potensi/kekuatan es yang menciptakan kehancuran. Es juga hebat dayanya, dan cukuplah untuk membekukan dunia. Hingga tak kan ada kehidupan sama sekali.) Dalam puisinya Frost menggunakan gaya bahasa yang sering dipakai sehari-hari untuk berkomunikasi demi memudahkan penikmat puisinya untuk memahami apa yang tengah ia sampaikan. Penggunaan diksi tertentu yang terkesan simbolik / mewakili suatu pengertian tertentu adalah kata fire untuk mewakili sifat angkara murka dan kemarahan, sedangkan kata ice representasi dari sifat ketidak-pedulian yang dingin terhadap sesama. Kedua kata simbolik ini digunakan Frost untuk menerangkan pada pembaca puisinya tentang pendapat pribadi dia sebagai manusia mau pun penyair sehubungan dengan tanda-tanda kehancuran akan dapat dilihat melalui kecenderungan umat manusia untuk membenci hate. Selain itu, ketika kebencian yang terungkap melalui keinginan bersaing untuk mendominasi dalam kehidupan sehari-hari akan memancing tindakan saling menyakiti antar sesama, sehingga dapat menyebabkan kehancuran kehidupan dalam bentuk rusaknya tatanan moral, ketidakpedulian, kecenderungan untuk mengikuti tindakan impulsif semata. Makna yang terungkap melalui puisi epigrammatic ini adalah narasi kehancuran kehidupan manusia akan ditandai oleh sifat membenci karena terakumulasi dalam persaingan ingin mendominasi kehidupan. Baiklah kita lanjutkan kembali, sebelumnya perkenankan saya untuk sedikit lebih jelas lagi menerangkan tentang keunikan parafrasa. Secara umum, parafrasa juga didefinisikan sebagai penulisan ulang dengan menggunakan kata-kata yang lain. Sehubungan dengan pengertian tersebut, A.S Hornby menyatakan:

Paraphrase is a restatement; it gives the meaning of a piece of writing in different words. (Oxford Students Dictionary of American English, Oxford University Press, New York, 1983) terjemahan: Parafrasa adalah penguraian kembali; parafrasa memaknai suatu bentuk karya tulis dengan menggunakan kata-kata yang berbeda. Pada sub fokus yang lain namun tetap sama berkenaan dengan bahasan parafrasa ini, J. C. Nesfield (1926 : 200) ikut memberikan pendapatnya kembali. Beliau kali ini menerangkan tentang perbedaan parafrasa dengan ikhtisar / risalah. Paraphrase must not be confounded with prcis, although in one respect their objects coincide. The object of both is to reproduce the drift of some given extract without altering the sense. terjemahan: (Parafrasa tidak semestinya bercampur-baur dengan ikhtisar / risalah , walaupun dalam satu hal objeknya bertepatan / memiliki titik fokus objek kajian yang sama. Tujuan keduanya adalah untuk mereproduksi pergeseran dari beberapa pemadatan pengertian yang didapati tanpa mengubah arti.) Berpijak pada kedua uraian definitif dari kedua ahli di atas, maka kita berasumsi bahwa parafrasa berbeda dalam hal cara penulisan untuk menafsirkan kembali sebuah karya tulis. Seandainya, risalah / ikhtisar itu adalah cara penafsiran yang bersifat merangkum dan meringkas hal-hal penting pada sebuah karya tulis, di lain sisi ternyata parafrasa adalah metode penafsiran kembali sebuah karya tulis dengan keleluasaan mengembangkan teks sumber tanpa mengubah, menggeser garis panduan makna sebelum karya tulis tersebut di-parafrasa-kan. Selanjutnya setelah kita cukup mendapat pengetahuan mengenai pokok bahasan ini, bolehlah kiranya kita meneruskan kegiatan penerjemahan parallel untuk karya-karya sastra yang lainnya lagi. Berikut ini kita akan mencoba untuk mem-parafrasa-kan sebuah tembang lawas dari Group Band Legendaris, Scorpions yang berjudul FLY PEOPLE FLY. Namun, ada baiknya kita pahami juga konstruksi kalimat per kalimat yang ada di tiap baitnya.

FLY PEOPLE FLY Music :Rudolf Schenker Lyrics:Klaus Meine And I see the tears in your eyes The rain will fall tonight And tonight well go to the sky Because and we fly All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly And I see the smile on your face When you look into space Hes so bright and he is so great Come on or its too late All together

Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly See the rainbow in the sun The man will not go And the world they have no fun Hurry up people run All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly

Beberapa pola kalimat yang menarik bisa kita temukan di lagu ini: 1. ( Personal Pronoun + Verb of Perception + Sentence Complement ) I see the tears in your eyes

2. ( Noun Phrase + Modal (Aux.) + Pure Verb + Adverb of time ) The rain will fall tonight.

3. ( Independent Clause + Coor. Conjunction

+ Dependent Clause )

The rain will fall tonight and tonight well go to the sky.

4. ( Independent Clause + Dependent Clause ) I see the smiles on your face when you look into space.

5. Kalimat Perintah Langsung (Direct Command) (Pure Verb + Complement)

See the rainbow in the sun. Fly to the sky.

Paraphrase Stanza 1: If I see the tears in your eyes, and the rain will fall tonight. And if tonight well go to the sky, it is because we fly to go to there.

Paraphrase Stanza 2: Were all together, lets fly to the sky. Lets fly to the rainbow. Lets fly, people! Lets fly, people. Paraphrase Stanza 3: I see the smile on your face when you look into space. Hes so bright, and hes so great. Come on! Or its too late for us to get there! Paraphrase Stanza 4: Were all together, lets fly to the sky. Lets fly to the rainbow. Lets fly, people! Lets fly, people! Paraphrase Stanza 5: If you see the rainbow in the sun, the man will not go. The world and its occupants, they have no fun. Hurry up, people! Lets run! Paraphrase Stanza 6: Were all together, lets fly to the sky. Lets fly to the rainbow. Lets fly, people! Lets fly, people!

Terjemahan Idiomatis (bebas): Bait 1 : Bila kulihat air mata (yang berlinang) di matamu, (kutahu) hujan (turut pula) tertumpah malam ini. Kita semua bersama-sama, mari terbang ke angkasa. Dan bila malam ini kita terbang mengangkasa, ini karena kita (bermaksud) pergi ke sana (sejak semula). Bait 2 : Kita semua bersama-sama, mari mengangkasa! Mari terbang menuju bianglala. Mari mengangkasa, kawan! Mari mengangkasa, kawan! Bait 3 : Kulihat senyum (terlukis) di wajahmu bilamana engkau membenamkan pandanganmu ke angkasa. Ia sedemikian benderang, dan ia sedemikian agungnya. Ayo lah! Atau sudah begitu telat bagi kita untuk sampai ke sana! Bait 4 : Kita semua bersama-sama, mari mengangkasa! Mari terbang menuju bianglala. Mari mengangkasa, kawan! Mari mengangkasa, kawan! Bait 5 : Bilamana engkau lihat bianglala di mentari, lelaki (pun) tak kan (mau) pergi (ke sana.) Dunia dan penghuninya, mereka tak menyenangkan (lagi). Cepatlah, kawan! Mari kita berlari! Bait 6 : Kita semua bersama-sama, mari mengangkasa! Mari terbang menuju bianglala. Mari mengangkasa, kawan! Mari megangkasa, kawan! Dari menyimak kalimat-kalimat dalam lagu indah nan penuh dengan motivasi semangat ini, kita bisa melihat bahwa kata-kata simboliknya berpadanan: 1. tears rains tonight 2. bright great 3. eyes see 4. face space 5. people we all together 6. fly sky

7. run hurry up late come on

Padanan kata simbolik no.1 representasi dari kesedihan dan kemurungan, dan padanan yang no.2 adalah representasi kejayaan dan kebahagiaan / lepas dari penderitaan. Padanan no.3 adalah perlambang dari interaksi indrawi manusia melalui sudut pandangnya terhadap keaadaan sekelilingnya. Padanan no.4 simbolisasi dari ungkapan rona keadaan jiwa akibat interaksinya tadi. Padanan no.5 perlambang dari kehidupan sosial bersama mungkin saja bisa bersatu dalam mencapai kebahagiaan bersama. Ini sebenarnya ungkapan secara simbolis-semiotik untuk pertanda paham kebersamaan. Padanan no.6 adalah simbol dari gerak dan ruang yang tersedia untuk merefleksikan kehendak yang bebas. Padanan no.7 adalah simbol dari keharusan bertindak sesegera mungkin untuk mengatasi kesulitan dan meraih tujuan akhir dengan masa depan gemilang, tapi juga mensinyalir sebuah konsekuensi tentang keterlambatan bertindak mengubah kondisi yang sulit akan menyebabkan kegagalan dan keterpurukan dalam hidup. Kesimpulannya lagu Scorpions dengan judul FLY PEOPLE FLY ini pesan implisit tentang ajakan untuk berani bertindak demi mengubah kehidupan yang buruk levelnya. Bila kajian yang saya tulis dalam esai ini belumlah mampu mengupas secara keseluruhan mengenai pokok bahasannya; saya mohon dimaklumi karena mungkin disebabkan oleh pengalaman saya yang kurang dan kedangkalan pemahaman serta pengetahuan saya.

Anda mungkin juga menyukai