B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari:
“The purpose of this study is the comparison of the effect of vitamin B1
and fish oil with together on severity and duration of dysmenorrhea.
Analisa: Tujuan dari penelitan tersebut adalah untuk mengetahui
perbandingan efek pemberian vitamin B1 dan kapsul minyak ikan serta
pemberian keduanya pada derajat dan lama waktu dismenore.
C. Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini adalah:
“Dysmenorrhea is painful contractions which happens before the menses
and in 10% of the cases, it cause the person to stop working during daily
activities and with financial and social problems (Juli, 2003). … Primary
dysmenorrhea involves menstrual pain without pelvic pathology and is mostly
seen in young as the most common gynecologic complaint. Adolescents should
be aware of the relationships among alternative therapies, and relief of
menstrual pain to know suitable approaches to improve their quality of life”.
Analisa: Dismenore merupakan nyeri yang disebabkan oleh kontraksi yang
terjadi sebelum menstruasi, dan pada 10% kasus telah menyebabkan orang
berhenti bekerja dan menimbulkan masalah keuangan dan sosial. Dismenore
primer merupakan nyeri menstruasi tanpa kelainan patologi dan paling banyak
dijumpai pada usia muda, dan merupakan keluhan masalah ginekologi yang
paling umum atau sering. Dewasa ini diperlukan pengetahuan dan kesadaran
mengenai hubungan antara terapi alternative yang tepat untuk mengurangi
nyeri menstruasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat variabel bebas, yaitu pemberian tablet vitamin
B1 dan kapsul minyak ikan, sedangkan variabel terikatnya yaitu lama waktu
dan derajat nyeri dysmenorrhea.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian in terdiri dari:
Hubungan antara Terapi Vitamin B1 dan Kapsul Minyak Ikan dengan Lama
Waktu dan Derajat Nyeri Dismenore.
“Fish oil can prevent dysmenorrhea symptoms such as abdominal pain, low
back pain and headache (Moghadamnia, Mirhosseini, Abadi, Omranirad, &
Omidvar, 2010).”
“In fish oil, Omega-3 fatty acids incorporate into cell wall phospholipids
and through competition at the prostaglandin synthetize level may result in the
production of less prostaglandin (Hansen & Olsen, 1988; Deutch, 1995)”.
Analisa: Kapsul minyak ikan dapat mencegah gejala dismenore seperti
nyeri di perut, sakit pinggang dan sakit kepala. Pada Kapsul minyak ikan
terdapat lemak omega tiga yang dapat meresap pada dinding sel dan dapat
berakibat pengurangan pada sintesis prostaglandin yang dapat menyebabkan
kontraksi pada kejadian dismenore.
“Vitamin B1 is solvent in water and used in body for muscular and nervous
system activities and can affect positively on womb muscular contraction
(Zafari, Aghamohammady, & Tofighi, 2011).
“Vitamin B1 is solvable in water and actives like blood making,
carbohydrate metabolism, central nervous system activities and nervous
muscle system and so on his almost negative troubles because it has a role in
nervous activity and muscles tonus and can be effective on basic
dysmenorrhea”.
Analisa: Vitamin B1 merupakan vitamin yang larut pada air, serta memiliki
manfaat pada tubuh dalam aktivitas otot dan system saraf, serta berefek positif
pada kontraksi otot perut pada saat menstruasi. Vitamin B1 berguna pada
proses pembentukan darah, metabolisme karbohidrat, aktivitas system saraf
pusat, dan aktivitas system saraf otot.
F. Kerangka Konsep
Vitamin B1
= Variabel Independen 2
G. Metode Penelitian
“This study has a double-blind clinical trial design.240 high school female
students with dysmenorrhea by a randomized Method were followed up in a
double-blind, randomized, placebo-controlled study by dividing into four
groups with 60 members.
Analisa: Penelitian ini menggunakan desain penelitian double blind
clinical trial design, yaitu jenis penelitian yang menggunakan metode dimana
peneliti dan responden tidak mengetahui secara spesifik jenis substansi pada
intervensi yang diberikan pada kelompok-kelompok perlakuan, tablet atau
kapsul yang diberikan hanya diberi kode untuk membedakan pemberianya
pada tiap kelompok, tetapi peneliti dan responden sama-sama tidak tahu mana
kapsul yang berisi vitamin B1, minyak ikan, berisi keduanya, atau yang
merupakan kapsul placebo, hal ini bertujuan untuk meminimalkan faktor
subjektifitas pada proses penelitian. Responden dibagi menjadi 4 kelompok
yang beranggotakan 60 orang tiap kelompoknya.
J. Analisis Data
“Collected data were listed and summarized and comparison between and
within groups was made by ANOVA test with SPSS software. (Dalfard,
Ardakani & Banihashemi, 2011)”.
Analisa: Data yang telah dikumpulkan dirangkum dan di uji
menggunakan uji komparasi antara grup satu dengan yang lainya menggunakan
uji ANOVA dengan SPSS.
K. Simpulan
“The results showed that intensity of pain in all three experimental groups
(vit B1, fish oil and both of them) had significant difference with placebo
group and intensity of pain had reduced. (p<0.001), (p=0.018), (p<0.001) VS in
placebo group (p=0.79).
Duration of pain had significantly reduced in all three experimental groups
compared with placebo group. (p=0.004), (p=0.008), (p<0.001) VS in placebo
group (p=0.32).
The intensity of pain during two months of the intervention showed a
statistically significant decrease between the three groups compared with the
placebo group (p<0.001).
The duration of pain in the experimental groups compared with the
placebo group during two months of the intervention showed a statistically
significant decrease in all groups (P<0.05).
In all of drugs, results (mean) was better at the end of the second month
than the first month except for the fish oil capsules usage and its severity was
the least in both supplement usage. There is a significant difference between
drug results with placebo results. The significance level was set at (p< 0.05)”.
Analisa:
1. Ada perbedaan intensitas nyeri yang signifikan antara 3 kelompok yang
diberikan intervensi (vitamin B1, kapsul minyak ikan, dan kombinasi
keduanya) dibandingkan dengan kelompok placebo, serta intensitas nyeri
juga berkurang pada 3 kelompok selain kelompok placebo.
2. Lama durasi nyeri juga menunjukan perbedaan yang signifikan antara 3
kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok placebo, dimana lama
durasi nyeri semakin berkurang.
3. Intensitas nyeri juga mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi
selama 2 bulan antara 3 kelompok intervensi dibandingkan dengan
kelompok placebo.
4. Lama durasi juga berkurang pada tiga kelompok intervensi dibandingkan
dengan kelompok placebo setelah intervensi selama 2 bulan.
5. Dari semua substansi yang dilakukan penelitian, hasil menunjukan bahwa
durasi nyeri lebih banyak berkurang pada intervensi selama 2 bulan
dibandingkan pada intervensi 1 bulan, kecuali pada kelompok minyak ikan,
sedangkan intensitas nyeri paling sedikit pada kelompok intervensi
kombinasi dua kapsul (vitamin B1 dan minyak ikan).
6. Ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan intervensi
(vitamin B1, minyak ikan dan kombinasi) dengan kelompok placebo.
HUBUNGAN TERAPI HORMON PROGESTERON DENGAN RESIKO
KELAHIRAN PREMATUR PADA WANITA DENGAN LEHER RAHIM
PENDEK.
A. Judul
Pengaruh terapi hormone progesterone pada kehamilan dengan resiko
kelahiran premature pada wanita dengan serviks atau leher rahim yang pendek
Analisa: Judul dari penelitian ilmiah di atas telah mencantumkan tujuan
penelitian, variabel bebas, dan variabel terikat.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari:
“Asymptomatic women found at midgestation to have a short cervix are at
greatly increased risk for spontaneous early preterm delivery, and it is
unknown whether progesterone reduces this risk in such women.
Analisa: Tujuan dari penelitan tersebut adalah untuk mengetahui apakah
terapi hormone progesterone dapat menurunkan resiko kelahiran premature
spontan pada wanita hamil yang memiliki panjang serviks yang pendek.
C. Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini adalah:
“Prematurity is the leading cause of neonatal death and handicap,
although all births before 37 weeks of gestation are defined as preterm, most
damage and death occurs in infants delivered before 34 weeks. Improvements
in neonatal care have led to higher rates of survival among very premature
infants, but a major effect on the associated mortality and morbidity will be
achieved only by better identification of women at high risk for preterm
delivery and by development of an effective intervention to prevent this
complication”.
Analisa: Latar belakang yang mendasari penelitian ini adalah adanya
kelahiran premature yang menyebabkan tingginya angka kematian dan
kesakitan pada neonatal. kelahiran dan kematian pada neonatal hanya dapat
dihindari dengan deteksi dini yang lebih baik pada wanita dengan resiko
kelahiran premature dan pengembangan intervensi atau penanganan yang
efektif untuk mencegah komplikasi.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat variabel bebas, yaitu pengaruh terapi
hormone progesterone, sedangkan variabel terikatnya adalah kehamilan
pada wanita yang memiliki panjang serviks pendek.
E. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
“In women with a short cervix, treatment with progesterone reduces the
rate of spon-taneous early preterm delivery”. (ClinicalTrials.gov number,
NCT00422526.)
Analisa: hipotesis penelitian ini adalah terapi hormone progesterone pada
wanita dengan serviks yang pendek mampu mencegah kelahiran premature
spontan.
F. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian in terdiri dari:
1. Definisi Hormon Progesteron
Progesterone adalah hormone wanita yang dibentuk oleh corpus
luteum, plasenta (dimulai dari bulan ketiga kehamilan), tes-tes dan cortex
anak ginjal (pria dan wanita) di bawah pengaruh FSH/LH dari hipofisis.
Progesterone berdaya menginduksi peralihan endometrium dari fase
proliferasi (pengaruh estrogen) ke fase sekresi zat-zat gizi, agar telur yang
sudah dibuahi bisa bersarang dan berkembang menjadi janin (implantasi).
selanjutnya progesterone bertugas memelihara kehamilan. oleh sebab itu
setelah corpus luteum menghentikan produksinya sekitar bulan ke-4
kehamilan, dalam jumlah besar, sampai 150-250 mg seharinya pada saat
sebelum persalinan. (Tan Hoan, 2007: 703)
2. Definisi Kelahiran Premature
Kelahiran premature adalah kelahiran bayi pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. sebagian
besar organ tubuhnya juga belum berfungsi dengan baik, karena kelahiranya
yang masih dini. maka dari itu, perlu diberikan perawatan khusus untuknya.
(Yunisa, 2010: 29)
3. Kejadian Kelahiran premature pada wanita yang memiliki serviks pendek
“…data yang akan sangat membantu dalam memperkirakan persalinan
premature adalah jika ditemukan fibronektin janin, serviks pendek pada
pemeriksaan ultrasonografi, riwayat persalinan premature, vaginosis bakteri.
Inkompetensia serviks (kelemahan serviks), yaitu mulut rahim memendek
dan mudah terbuka akibat tekanan kepala janin. Hal ini bisa memicu
terjadinya keguguran atau persalinan premature.” (Buku saku kebidanan,
2003: 196)
Analisa: Teori yang mendasari penelitian ini adalah fungsi dari
hormone progesterone yaitu memelihara kehamilan dengan menekan
kontraksi, untuk mencegah kelahiran sebelum waktunya khususnya pada
wanita yang memiliki leher rahim yang pendek yang mudah terbuka karena
tekanan janin.
G. Kerangka Konsep
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis dan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Analisa: Jenis penelitian ini adalah komparasi dengan dua kelompok
eksperimen, kelompok intervensi dan kelompok placebo (control),
sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
250 setuju untuk menjadi responden
I. Bentuk Penelitian
K. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil pada usia 20-25
minggu yang memiliki riwayat persalinan premature.
M. Analisis Data
“The sample-size calculation was based on a reduction in the incidence
of spontaneous delivery before 34 weeks from 28% in the placebo group to
14% in the progesterone group, with a power of 80%. To detect this difference
at a significance level of 5%, we needed to recruit 250 patients with cervical
length of 15 mm or less. The analysis was performed according to the
intention-to-treat principle. Baseline data for the progesterone and placebo
groups were summarized by the median and the interquartile range.
Comparisons between groups were performed with the use of the Mann–
Whitney U test. All statistical analyses were performed with the Stata software
package, version 8.2.
Analisa: keberhasilan penelitian dilihat dari penurunan angka kelahiran
premature sebesar 28% menjadi 14% pada kelompok progesterone dengan
angka keberhasilan 80%.
N. Simpulan
O. Saran
“Future randomized trials should investigate the effectiveness of progesterone
in other high-risk populations”.
Analisa: Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan keefektivitasan
progesterone dalam mengurangi resiko tinggi lainya.