Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TERAPI HORMON PROGESTERON DENGAN RESIKO

KELAHIRAN PREMATUR PADA WANITA DENGAN LEHER RAHIM


PENDEK.
A. Judul
Pengaruh terapi hormone progesterone pada kehamilan dengan resiko
kelahiran premature pada wanita dengan serviks atau leher rahim yang pendek
Analisa: Judul dari penelitian ilmiah di atas telah mencantumkan tujuan
penelitian, variabel bebas, dan variabel terikat.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari:
“Asymptomatic women found at midgestation to have a short cervix are at
greatly increased risk for spontaneous early preterm delivery, and it is
unknown whether progesterone reduces this risk in such women.
Analisa: Tujuan dari penelitan tersebut adalah untuk mengetahui apakah
terapi hormone progesterone dapat menurunkan resiko kelahiran premature
spontan pada wanita hamil yang memiliki panjang serviks yang pendek.

C. Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini adalah:
“Prematurity is the leading cause of neonatal death and handicap,
although all births before 37 weeks of gestation are defined as preterm, most
damage and death occurs in infants delivered before 34 weeks. Improvements
in neonatal care have led to higher rates of survival among very premature
infants, but a major effect on the associated mortality and morbidity will be
achieved only by better identification of women at high risk for preterm
delivery and by development of an effective intervention to prevent this
complication”.
Analisa: Latar belakang yang mendasari penelitian ini adalah adanya
kelahiran premature yang menyebabkan tingginya angka kematian dan
kesakitan pada neonatal. kelahiran dan kematian pada neonatal hanya dapat
dihindari dengan deteksi dini yang lebih baik pada wanita dengan resiko
kelahiran premature dan pengembangan intervensi atau penanganan yang
efektif untuk mencegah komplikasi.

D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat variabel bebas, yaitu pengaruh terapi
hormone progesterone, sedangkan  variabel terikatnya adalah kehamilan
pada wanita yang memiliki panjang serviks pendek.

E. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
“In women with a short cervix, treatment with progesterone reduces the
rate of spon-taneous early preterm delivery”. (ClinicalTrials.gov number,
NCT00422526.)
Analisa: hipotesis penelitian ini adalah terapi hormone progesterone pada
wanita dengan serviks yang pendek mampu mencegah kelahiran premature
spontan.

F. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian in terdiri dari:
1. Definisi Hormon Progesteron
Progesterone adalah hormone wanita yang dibentuk oleh corpus
luteum, plasenta (dimulai dari bulan ketiga kehamilan), tes-tes dan cortex
anak ginjal (pria dan wanita) di bawah pengaruh FSH/LH dari hipofisis.
Progesterone berdaya menginduksi peralihan endometrium dari fase
proliferasi (pengaruh estrogen) ke fase sekresi zat-zat gizi, agar telur yang
sudah dibuahi bisa bersarang dan berkembang menjadi janin (implantasi).
selanjutnya progesterone bertugas memelihara kehamilan. oleh sebab itu
setelah corpus luteum menghentikan produksinya sekitar bulan ke-4
kehamilan, dalam jumlah besar, sampai 150-250 mg seharinya pada saat
sebelum persalinan. (Tan Hoan, 2007: 703)
2. Definisi Kelahiran Premature
Kelahiran premature adalah kelahiran bayi pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. sebagian
besar organ tubuhnya juga belum berfungsi dengan baik, karena kelahiranya
yang masih dini. maka dari itu, perlu diberikan perawatan khusus untuknya.
(Yunisa, 2010: 29)
3. Kejadian Kelahiran premature pada wanita yang memiliki serviks pendek
“…data yang akan sangat membantu dalam memperkirakan persalinan
premature adalah jika ditemukan fibronektin janin, serviks pendek pada
pemeriksaan ultrasonografi, riwayat persalinan premature, vaginosis bakteri.
Inkompetensia serviks (kelemahan serviks), yaitu mulut rahim memendek
dan mudah terbuka akibat tekanan kepala janin. Hal ini bisa memicu
terjadinya keguguran atau persalinan premature.” (Buku saku kebidanan,
2003: 196)
Analisa: Teori yang mendasari penelitian ini adalah fungsi dari
hormone progesterone yaitu memelihara kehamilan dengan menekan
kontraksi, untuk mencegah kelahiran sebelum waktunya khususnya pada
wanita yang memiliki leher rahim yang pendek yang mudah terbuka karena
tekanan janin.
G. Kerangka Konsep

Hormon Kelahiran Prematur pada wanita yang


Progesteron memiliki panjang serviks pendek

Variabel bebas Variabel terikat

H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis dan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Analisa: Jenis penelitian ini adalah komparasi dengan dua kelompok
eksperimen, kelompok intervensi dan kelompok placebo (control),
sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
experimental dengan teknik sampling random sampling. Teknik random
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan
yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika
elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa
dipilih menjadi sampel. 

I. Bentuk Penelitian

24.620 wanita hamil yang telah dilakukan


pengukuran serviks.

413 wanita mempunyai panjang


sama atau kurang dari 15 mm

250 setuju untuk menjadi responden

125 responden diberi 125 responden diberi


terapi hormone placebo
progesteron

J. Cara Kerja, Tempat dan Waktu Penelitian


Cara kerja pada penelitian ini adalah:
“The trial was conducted from September 2003 through May 2006 in
five maternity hospitals in and around London (King’s College Hospital, Lon-
don; Queen Elizabeth Hospital, Woolwich; Uni-versity H
ospital of Lewisham, London; Southend University Hospital, Essex; and
Darent Valley Hos-pital, Dartford); the Hospital Clinico Universidad de Chile,
Santiago, Chile; the Hospital do Servidor Público Estadual Francisco
Morato de Oliveira, São Paulo; and the University Hospital, Larissa,
Greece”.
“Cervical length was measured by transvaginal ultrasonography at a
median of 22 weeks of gestation (range, 20 to 25) in 24,620 pregnant women
seen for routine prenatal care. Cervical length was 15 mm or less in 413 of the
women (1.7%), and 250 (60.5%) of these 413 women were randomly assigned
to receive vaginal progesterone (200 mg each night) or placebo from 24 to 34
weeks of gestation”.
“We used 200 mg of progesterone, in contrast to the 100 mg dose used in
a randomized trial of women with a history of preterm birth. We chose this
high dose because we considered patients with a very short cervix to be at
particularly high risk for preterm delivery, although it is unknown whether
there is a dose–response relationship between progesterone and the reduction
in risk of preterm delivery. We chose vaginal micronized natural progesterone,
rather than intramuscular synthetic 17P. Micronized progesterone can be
administered either orally or vaginally, but the latter route is preferable
because of enhanced bioavailability and the absence of undesirable side
effects, such as sleepiness, fatigue, and head-aches”.

Analisa: Waktu penelitian adalah September 2003-Mei 2006, bertempat di


lima rumah sakit berbeda di London.
Cara kerja dari pada penelitian ini adalah:
a. Melakukan pengukuran panjang servik pada wanita hamil usia kehamilan
20-25 minggu dengan menggunakan ultrasonographic transvaginal.
b. Melakukan intervensi pada kelompok progesteron dengan cara memberi
hormone progesteron dengan dosis 200 mg secara suppositoria vaginal
setiap malam, dengan alasan rendahnya nilai bioavailabilitas
dibandingkan dengan pemberian oral atau parenteral serta untuk
menghilangkan efek samping lainya seperti mengantuk, pingsan atau
sakit kepala, sedangkan pada kelompok placebo, juga diberikan secara
suppositoria vaginal setiap malam.
c. Pengukuran dilakukan dengan dua kriteria, yaitu kriteria utama adalah
yang melahirkan pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu, sedangkan
kriteria kedua adalah berat badan bayi lahir, kematian ibu dan bayi, dan
komplikasi-komplikasi lain.

K. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil pada usia 20-25
minggu yang memiliki riwayat persalinan premature.

L. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah sebagai
berikut Teknik Observasi Langsung
“The general practitioners of the women were informed in writing about the
women’s participation in the study, and their hospital notes were marked with
a sticker labeled “Progesterone Study.” Follow-up visits for ultrasound
assessment of fetal growth and cervical length were carried out every 2
weeks until 34 weeks of gestation”.
Rekam medis responden diberi label “Progesterone Study.” Dan dilakukan
pemeriksaan mengenai pertumbuhan janin dan panjang serviks setiap 2 minggu
sekali sampai kehamilan umur 34 minggu.

M.Analisis Data
“The sample-size calculation was based on a reduction in the incidence
of spontaneous delivery before 34 weeks from 28% in the placebo group to
14% in the progesterone group, with a power of 80%. To detect this difference
at a significance level of 5%, we needed to recruit 250 patients with cervical
length of 15 mm or less. The analysis was performed according to the
intention-to-treat principle. Baseline data for the progesterone and placebo
groups were summarized by the median and the interquartile range.
Comparisons between groups were performed with the use of the Mann–
Whitney U test. All statistical analyses were performed with the Stata software
package, version 8.2.
Analisa: keberhasilan penelitian dilihat dari penurunan angka kelahiran
premature sebesar 28% menjadi 14% pada kelompok progesterone dengan
angka keberhasilan 80%.

N. Simpulan

Outcome Progesterone Group Placebo P Value


Group
Maternal
Spontaneous delivery at <34 week 24 (19.2) 43 (34.4) 0,02
Any delivery at <34 week 26 (20.8) 45 (36.0) 0,02
Analisa:
Penelitian ini menunjukan kefektifitasan progesterone untuk
mengurangi angka kelahiran premature pada wanita dengan serviks pendek.
Hasil ini ditunjukan dengan angka kelahiran premature secara spontan sebesar
24 (19,2 %) dan kelahiran premature secara tidak spontan sebesar 26 (20,8%)
pada kelompok progesterone, sedangkan angka kelahiran premature secara
spontan sebesar 43 (34.4%) dan kelahiran premature secara tidak spontan
sebesar 45 (36.0%) pada kelompok placebo.
P value 0.002<00.5 yang artinya ada pengaruh antara pemberian
hormone progesterone pada wanita risiko kelahiran premature karena serviks
pendek.

O. Saran
“Future randomized trials should investigate the effectiveness of progesterone
in other high-risk populations”.
Analisa: Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan keefektivitasan
progesterone dalam mengurangi resiko tinggi lainya.

Anda mungkin juga menyukai