Adwa
Adwa
id 15
digilib.uns.ac.id
BAB II
Kota Surakarta yang dikenal dengan sebutan “Kota Solo” salah satu kota
besar yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta terdiri dari 5
kecamatan dengan luas keseluruhan 44,04 km2 dan jumlah penduduk sesuai
sensus tahun 2000 sejumlah 490.214 jiwa. Kecamatan yang mempunyai luas
sebagai berikut
1
Pemerintah Kota Surakarta, Surakata Dalam Angka 2000,(Surakarta :
commit to user 5
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta,2000),hlm
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
Kota Solo berawal dari desa pelabuhan yang bernama Sala. Pada masa
Sala, Kyai Sala III pada masa pemerintahan Kartasura memindahkan desa di barat
kali Jenes. Pada kawasan di sekitar desa Sala telah berdiri perkampungan-
Jatiteken dan Sonosewu. Selain itu juga telah berkembang kota kecil yaitu di
ke desa Sala dengan pusat kerajaan di keraton yang dibangun di desa Sala.
kerabat dan keluarga kerajaan dipersilahkan untuk memilih dan menempati lahan
2
Pemerintah Kota Surakarta, Kota Solo Selayang Pandang, (Surakarta :
Pemkot Kota Solo) ,2012, hlm 11commit to user
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
berdasarkan tata ruang asli Desa Sala. Wajah kota memunculkan unsur yang unik
dari ketiga unsur tersebut. Didalam konsep tata ruang tradisional, lingkungan
seseorang.
(Ibukota), Nagaragung (daerah inti), mancanegara dan daerah pesisir.3 Sebagai ibu
kota kerajaan, keraton yang menjadi tempat tinggal raja merupakan pusat yang
sentana dalem atau abdi dalem didasarkan pada hirarki derajat kepangkatan dan
kebangsawaan.
yang dianggap berjasa dan disegani. Nama kampung yang berdasarkan pada nama
3
Soemarsaid Moertono, Negara dan Usaha Bina-Negara di Jawa Masa
commit to user hlm 130
Lampau,(Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,1964)
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
suatu daerah yang tentu saja dilengkapi dengan tempat tinggal beserta tenaga
yang menjadi Bupati Bumi Nata atau Kepatihan yang merupakan tempat tinggal
patih.4 Ada pula nama Kampung yang berasal dari tempat pemukiman abdi dalem
untuk jenis pekerjaan tertentu seperti kampung Saragenen untuk kampung yang
ada pula Kemasan, yang merupakan tempat tinggal perajin emas, Jayengan yang
bercorak kota Eropa dan lebih banyak disesuaikan bagi kepentingan militer. Hal
yang diizinkan memiliki pasukan yang siap tempur (Legiun Mangkunegaran yang
pelayanan publik, komersial, dan ruang terbuka hijau. Ciri khas wilayah
4
Pemerintah Kota Surakarta, Kota Solo Selayang Pandang, (Surakarta:
Pemkot Kota Solo) ,2012, hlm commit
11 to user
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
sebut dengan nama Villa Park. Perkampungan ini berada di sebelah utara Istana
Mangkunegaran. Perkampungan ini memiliki luas kurang lebih sekitar 1,5 ha.
Villa Park dibangun pada masa Mangkunegoro VI. Perkampungan tersebut dibuat
bangunan yang disewakan untuk para pembesar Belanda.5 Villa Park dinyatakan
wilayah kota Mangkunegaran. Lingkungan Villa Park sebagian besar dihuni oleh
kesatuan atau pangkat militer. Beberapa nama berdasar jabatan tertentu dalam
5
Radjiman, Sejarah Mataram Sampai Surakarta Adiningrat, (Surakarta:
Krida,1984) hlm 105
6
commit
Rijksblad Mangkunegaran. Tahunto1918.
user No 1
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
dan lain-lain. Selain nama-nama yang disebutkan di atas, kawasan tertentu telah
menggunakan nama baru. Beberapa nama yang sudah hilang dari daftar toponimi
juga kerap menjadi dasar penamaan kampung. Kandang Sapi dulunya merupakan
lokasi peternakan lembu milik kraton. Demikian pula Panggung yang dulunya ada
Balapan yang merupakan arena pacuan kuda sebelum dibangun stasiun kereta api.
didalamnya mengatur tata ruang kota dan memunculkan corak wajah tersendiri
penanda Solo sebagai kota modern seperti bangunan perkantoran atau rumah yang
berbentuk loji, benteng, bank, gereja, dan sebagainya. Selain itu Pemerintah
eropa di loji wetan, pecinan di Balon serta arab dan India di Pasar Kliwon
7
HJ van Mook, Kota Gedecommit
(Jakartato: user
Bhratara Karya Aksara, 1973) hlm 51
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
merupakan hasil dari penataan ruang Kolonial yang berdasarkan pada rasa tau
golongan.8
namun tetap berkumpul sesuai bidang profesinya. Hal ini berfungsi untuk
masyarakat Cina ini membuat Bandar di kali Pepe, sedangkan masyarakat Arab
Jenes.
unsur Keraton Kasunanan dan sebagian terpengaruh oleh unsur Belanda dan unsur
pribumi (masyarakat Sala). Kota ini dipengaruhi oleh tiga konsep yang saling
8
Pemerintah Kota Surakarta ,Arsip Topomini Kota Solo,(Surakarta: Badan
Pusat Statistik Surakarta) , hlm 11.
menjadi.10
Raja berada pada stratifikasi sosial paling atas dalam struktur kerajaan.
kampung yang ditempati dinamakan sesuai nama dari keluarga raja tersebut.
Sentana Dalem dalam struktur sosial masyarakat kerajaan Jawa. Kelompok abdi
kerajaan digunakan gelar jabatan atau nama resmi dari jabatan yang dipangkunya.
10
R.M. Sajid, Babad Sala, (Surakarta: Rekso Pustaka Mangkunegaran,
1984).hlm 34
commit to user
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Misal, gelar adipati digunakan untuk nama patih, tumenggung digunakan untuk
kampung Sayangan merupakan tempat abdi dalem pembuat perabot dari tembaga
asli Kota Solo, penduduk ini adalah masyarakat desa Sala, desa Talawangi, desa
Gumuk, desa Banaran, desa Baturono dan sebagainya. Penduduk asli ini
umumnya masih menempati lahan milik sendiri namun tidak sedikit penduduk asli
yang tergusur akibat penggunaan lahan oleh pihak keraton, sebagaimana bedol
desa yang dilakukan masyarakat desa Sala karena tanahnya digunakan untuk
ke daerah Baturono dan Semanggi dengan ganti rugi sebesar 10.000 ringgit yang
diberikan kepada Kyai Sala III. Di lokasi tempat perkampungan keluarga raja dan
abdi dalem, sebagian masyarakat asli dipindah dan sebagian menempati lahan di
sekitar perkampungan pihak keraton tersebut. Hal ini terjadi di desa Talawangi
commit to user
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
4. Orang Asing
Orang asing di dalam Kota Solo terdiri dari tiga kelompok yaitu
sekitar Balapan, Purwosari, Villa Park dan Jebres. Beberapa kampung yang
tersendiri dan tidak diperbolehkan saling bercampur dan terpencar, hal ini sebagai
Pasar Kliwon dan Kedung Lumbu. Pemisahan ini menunjukan adanya sebuah
politik segregasi yang diciptakan oleh pemerintah kolonial sebagai kontrol atas
commit
kekuasaan politiknya. Hingga saat to user
ini pemukiman-pemukiman tersebut masih
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Surakarta. 11
rumah-rumah petak di bawah satu atap dan tidak memiliki pekarangan. Bentuk
rumah diperkampungan etnik Tionghoa juga dapat terlihat dengan jelas karena
memiliki ciri-ciri yang khas yaitu pada ujung atapnya selalu lancip dan ada
intensitasnya dan menjadi pemukiman padat atau beralih fungsi menjadi kawasan
Kegiatan lain di luar pusat kota berkembang secara linier maupun terpusat
11
Ridha Taqobalallah, Banjir Bengawan Solo Tahun 1966 : Dampak Dan
Respons Masyarakat Kota Solo, Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas
Maret,hlm 31
12
A.P.E. Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, (Grafiti Pers: Jakarta,
1985), hlm. 12. commit to user
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
dan mengarah ke luar Kota Solo karena memiliki lahan yang cukup luas dan
murah serta didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai.13
untuk lahan pemukiman telah ditempati pula oleh bangunan rumah hunian yang
ukurannya kecil, tata letaknya tidak teratur dan kualitas bangunannya sangat
ke daerah perkotaan, akibat yang muncul terutama bagi migran dan juga
13
Riyadi Hendro, Dimensi Keruangan Kota, (Jakarta: UI Press, 2001),
Hlm 53. commit to user
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Daerah perkotaan akan timbul daerah-daerah pemukiman yang kurang layak huni
dan sangat padat, hal ini akan berakibat pada kondisi lingkungan pemukiman yang
dua tipe,yaitu instantaneous atau invasion dan infiltration.15 Proses invasi adalah
proses yang terjadi secara cepat yg dilakukan oleh sekelompok orang untuk
menempati suatu wilayah. Dimana proses invasi ini berawal dari adanya
fenomena bencana seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi, perang dan lain
meninggalkan tempat tinggalnya dan mencari tempat yang lebih aman untuk
daerah atau lokasi yang aman walaupun tidak diperuntukan sebagai tempat untuk
14
Densifikasi adalah pemadatan bangunan yang terjadi pada kota-kota
besar di Indonesia, hal ini mengarah kepada Pemukiman Kumuh dan Pemukiman
Liar yang terdapat pada pinggiran kota-kota dan garis sepandan sungai kota
15
Rindarjono, Moh,Gamal, , Slum Kajian Pemukiman Kumuh dalam
Perspektif Spasial. (Yogyakarta: commit to user 2012), hlm 25.
Media Perkasa,
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
berlangsung secara lambat. Proses infiltrasi ini biasanya dilakukan oleh individu
yang melakukan migrasi dari desa ke kota karena adanya daya dorong dan daya
dan fasilitas serta akses yang rendah. Daya tarik perkotaan yaitu akses yang
tinggi, sait yang prestis, banyak terdapat jasa, banyak terdapat fasilitas. Individu
yang melakukan migrasi tersebut memilih bermukim di lokasi yang dekat dengan
lapangan kerja dan memanfaatkan lahan atau bangunan yang kosong tanpa izin
Proses yang pertama berjalan dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah
yang besar, sedangkan pada proses yang kedua berlangsung secara lambat, namun
dibedakan lagi menjadi dua tipe yaitu karena proses penuaan dan karena proses
pemadatan.
bagi area kota sesuai peruntukkannya. Pembagian kualitas area kota sesuai tata
ruang tersebut semestinya didukung dengan perundangan yang tegas. Jika sebuah
area belum sempat dibangun sesuai peruntukkannya maka jangan sampai wilayah
lain secara ilegal menggunakan lahan kosong tersebut. Banyak area kosong
commit to user
dibiarkan oleh dinas tata ruang kota Surakarta ditempati secara ilegal oleh
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
penduduk yang datang musiman. Setelah sekian lama mereka bisa membuat Kartu
Tanda Penduduk (KTP) bahkan dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
untuk penyambungan listrik secara resmi. Tentu ini pekerjaan oknum pemerintah
yang seharusnya bisa ditindak tegas. Selayaknya mereka tidak bisa mendapatkan
dua hal yaitu pertama dipengaruhi oleh persepsi manusia untuk menempati lahan
Sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Sepanjang kali Pepe, di sepanjang rel tanah
16
Ridha Taqobalallah,op. cit. hlm 28
17
Wawancara dengan Bapak Sukidi (53 tahun) selaku pegawai Dinas
commit Tgl
Pekerjaan Umum (DPU) Kota Surakarta. to user
24 Desember 2015 pukul 16.00
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
terjadi pergeseran fungsi dari daerah perumahan yang padat, berubah menjadi
perekonomian tinggi dimulai dari tuntutan akan lahan hunian yang mendesak,
terutama bagi pelaku aktivitas ekonomi. Pada tahun 2003, sejumlah 83%
kota, dan 33% diantaranya àdalah penduduk yang telah menetap lebih dari 10
kemampuan daya beli, serta efisiensi jarak, waktu dengan biaya transportasi
juga muncul dari DAS (Daerah Aliran Sungai/bantaran), tanah kosong, areal
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), bekas kuburan, bantaran rel dan tanah
18
commit Strategy)
CDS (Community Development to user kota Surakarta tahun 2003
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
yang dihuni sekitar 3.421 KK atau 15.850 jiwa. Kondisi perumahan kumuh
tersebut 39,45% rumah permanen; 31,6% rumah semi permanen dan sisanya
(Sumodilagan).
Lojiwetan.
Berikut ini adalah banyaknya persebaran pemukiman kumuh yang berada di masing-
19
Data pengamatan lapangan yang diperoleh tim CDS (Community
commit to user
Development Strategy) tahun 2003
library.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
a. Kecamatan Jebres
commit to user
library.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
c. Kecamatan Laweyan
No. Kecamatan Kelurahan Lokasi Jml. Penghuni Status Tanah
d. Kecamatan Serengan
commit to user
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
e. Kecamatan Banjarsari
kumuh, hanya saja jumlahnya berbeda-beda tiap kecamatan. Dari tabel di atas terlihat
commit
juga status kepemilikan tanah ada yang hak to user(HM), tapi juga ada yang hanya hak
milik
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
pakai (HP), bahkan ada yang menggunakan tanah negara (TN) seperti di kecamatan
kesehatan, bidang ekonomi, bidang pendidikan, dan bidang sarana jalan. Dalam hal fisik
jalan pemukiman liar dan peningkatan sarana air bersih pada pemukiman liar di
Strategy ini selalu member sosialisasi pentingnya wajib belajar 9 tahun pada anak-
anak penghuni Pemukiman Liar di Surakarta dan dalam bidang ekonomi yaitu
permukiman liar.
Semakin maju peradaban sebuah kota, maka slum area pun semakin
bertambah, hal ini menyebabkan kota menjadi kelihatan kotor dan semrawut.
Namun kondisi seperti ini tidak dapat dipungkiri, karena ini merupakan dua hal
yang saling bertautan, dan selama ini slum area selalu pula identik dengan
kemiskinan.
daya tarik tersendiri, baik itu karena Kota Surakarta merupakan salah satu kota
Kota Surakarta. Daya tarik ilnilah yang menjadi pendorong bagi para migran
commit to user
untuk berpindah ke Kota Surakarta, baik karena kepentingan ekonomi,
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
pendidikan, dan lain-lain. Begitu juga dengan para pemukim yang ada
kebudayaan dan kemauan politik. Pemukiman kumuh yang ada di kota Surakarta
pendatang dari luar kota.20 Jumlah penduduk yang terus bertambah akibat migrasi
masuk ke Kota Surakarta yang tinggi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan
yang illegal untuk pemukiman. Selain itu tingginya harga lahan juga menjadi
geografi yang lebih mengacu pada ketersediaan lahan yang minim untuk
pemukiman dan faktor ekonomi yang lebih menekankan pada harga lahan yang
Surakarta.
dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Perkembangan tersebut salah
kawasan perkotaan. Arah kegiatan utama dari kawasan perkotaan adalah sebagai
sungai Bengawan Solo akhirnya menjadi tempat bagi para pendatang untuk
rumah yang jaraknya berdekatan (padat). Karena tingginya angka migran yang
hal yang sangat pokok. Akan tetapi, semakin menyempitnya lahan untuk
pemukiman menyebabkan harga tanah semakin mahal. Para pendatang baru yang
pada umumnya merupakan para penduduk dengan tingkat ekonomi yang rendah
menerus meningkat ini lah yang menyebabkan factor utama masalah pemukiman
liar di Surakarta. Dalam kurun waktu 8 tahun dari tahun 1998 sampai tahun 2005,
jumlah penduduk Kota Surakarta mengalami kenaikan yang cukup nyata. Pada
commit to user
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
tahun 1998, penduduk Kota Surakarta berjumlah 542.832 jiwa, dan menjadi
terjadi pada tahun 2000, yaitu sebesar 1,3%, sedangkan pertumbuhan terendah
sebesar 0,18% terjadi pada tahun 2002.21 Penduduk Penduduk Kota Surakarta dari
secara urbanisasi. Jumlah penduduk dari tahun 1998-2005 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
1 1998 542.832
2 1999 546.469
3 2000 550.251
4 2001 553.580
5 2002 554.630
6 2003 555.395
7 2004 557.731
8 2005 560.046
21
Pemerintah Kota Surakarta, Surakarta dalam angka 2002,(Surakarta :
commit to user5
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta,2002),hlm
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
546.469. Pada tahun 2000 jumlah penduduk kota Surakarta meningkat menjadi
550.251 dan pada tahun 2001 jumlah penduduk Surakarta meningkat menjadi
peningkatan dari tahun ke tahun dan pada tahun 2005 jumlah penduduk Surakarta
mencapai 560.046.
akan ruang semakin bertambah. Kebutuhan ruang ini tidak hanya untuk perluasan
tersebut mengakibatkan adanya konversi lahan dari lahan tak terbangun menjadi
lahan terbangun.22
penggunaan lahan yang sama, yaitu badan air, fasilitas umum, jalan raya, kawasan
industri, pemukiman, pepohonan, rel kereta. Tipe penggunaan lahan di Kota Solo
di kecamatan sekitar kota Solo didominasi oleh lahan kering, pemukiman dan
22
Panganti Widi Astuti, Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta Terhadap
Pemukiman Di Kawasan Solobaru,commit to user
Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
lahan sawah. Lahan kering lebih banyak dijumpai di kecamatan Gondangrejo dan
Baki, dan lahan sawah dominan ditemukan di kecamatan Mojolaban dan Jaten
Pada tahun 1998 luas pemukiman di surakarta 2.667,85 ha. Pada tahun
1999 luas pemukiman bertambah menjadi 2.674,24 ha. Jumlah tersebut meningkat
menjadi 2.675,91 ha pada tahun 2000 dan menjadi 2.707,27 ha pada tahun 2005.
Pada tahun jumlah rumah di Surakarta 1998 95.225 rumah. Pada tahun 1999
23
Pemerintah kota Surakarta, Surakarta Dalam Angka 1990-2005, Badan
jumlah rumah di Kota Surakarta sebanyak 96.134 dan meningkat menjadi 98.080
pada tahun 2000. Jumlah tersebut meningkat lagi hingga pada tahun 2005
fasilitas umum sebesar 550,2 Ha (11%) dan jalan raya sebesar 358,21 Ha (7%).
Penggunaan lahan yang lain seperti badan air, kawasan industri, lahan kering,
lahan terbuka, lapangan olahraga, pepohonan, rel kereta, sawah, dan semak
penggunaan lahannya tidak terlalu besar yaitu > 350ha. Total luasan penggunaan
prasana jalan, sebagai suatu pemukiman yang terpusat pada suatu lahan dengan
24
Branch, M.C., Perencanaan Kota Komprehensif, Pengantar &
commit toHari
Penjelasan,(diterjemahkan oleh Bambang userWibisono),( Yogyakarta : Gadjah
Mada UniversityPress, 1995), hlm 74.
library.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
alih fungsi lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun akibat
kawasan industri dan pemukiman. Luasan fasilitas umum di Kota Solo pada tahun
2002 dan 2013 sebesar 543,88 Ha dan 550,20 Ha mengalami pertambahan luas
sebesar 6,32 ha. Bertambahnya fasilitas umum yang terjadi karena dialih
fungsikannya penggunaan lahan kering sebesar 0,31 Ha, lahan terbuka sebesar
5,44 Ha, dan sawah sebesar 0,59 Ha menjadi fasilitas umum. Luas kawasan
industri di Kota Solo mengalami peningkatan sebesar 3,32 Ha. Penggunaan lahan
yang berubah menjadi kawasan industri adalah lahan kering sebesar 1,28 Ha,
lahan terbuka sebesar 2,28 Ha, dan pemukiman sebesar 0,98 Ha. Luas kawasan
industri pada tahun 2002 adalah sebesar 74,47 Ha menjadi 77,49 Ha pada tahun
Luas pemukiman di Kota Solo pada tahun 2002 adalah sebesar 2.685,14 Ha
pada tahun 2005 luasan pemukiman di kota Solo bertambah menjadi 2.707,27 Ha.
sebesar 1,21 Ha, Lahan terbuka sebesar 0,7 Ha, dan Sawah sebesar 0,003 Ha.
Pemukiman tidak terlalu banyak berubah dikarenakan daerah di kota Solo telah
25
Akhirudin, H.N, Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan Kota
Surakarta Tahun 1993 – 2004 Dengan
commit to userSistem Informasi Geografis (SIG),
Aplikasi
Skripsi,Universitas Muhamadiah Surakarta. 2006
library.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
seperti badan air, lapangan olahraga, pepohonan, rel kereta, dan semak tidak
percaharian sebagai pedagang dan pegawai negri. Sebagai kota perdagangan, kota
perdagangan Pasar Klewer merupakan urat nadi sebagian kehidupan warga solo.
Pada tahun 2000, kondisi ekonomi kota Solo sedikit lebih baik dibandingkan
dengan tahun 1999. Laju pertumbuhan ekonomi kota Solo tahun 2000 meningkat
menjadi 4,15%. Hal ini memberikan indikasi kondisi ekonomi telah membaik,
setelah menurun tajam pada tahun 1998, dimana pada tahun 1998 pertumbuhan
Krisis kota solo tidak lepas dari krisis perekonomian nasional. Dari krisis ditahun
1998 lalu, diperkirakan jumlah warga miskin naik dari 10 kelurahan menjadi 39
kelurahan jumlah penganguran meningkat mencapai angka 60.000 orang. Hal ini
sangat terkait dengan guncangan politik ketika rezim Orde Baru jatuh, yang
diawali dengan aksi-aksi amuk masa di Solo. Akibat amuk masa tersebut tercatat
26
Bapedda .Produk Domestik Regional Bruto, Badan Pusat Statistik (BPS)
Kota Surakarta tahun 2000. commit to user
library.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
kurang lebih 307 bangunan yang terdiri dari pertokoan, plaza, perkantoran bank
pra sejahtera menjadi 14866 jiwa, sementara jumlah pencari kerja yang belum
Di sisi lain, ekonomi Kota Solo terus tumbuh. Data Bank Indonesia (BI)
menunjukkan, ekonomi Kota Solo terus membaik. Salah satu indikatornya, laju
Domestik Regional Bruto (PDRB) terus meningkat. Empat tahun pertama tumbuh
6,46%, tahun berikutnya terus naik, meski kenaikannya tak setinggi empat tahun
PDRB di Kota Solo masih jauh lebih tinggi. Secara demikian Kota Solo termasuk
kota yang maju dan cepat tumbuh. Status perekonomiannya pun termasuk prima,
Perekonomian Kota Surakarta meningkat dari tahun ke tahun hal ini dapat dilihat
27
Pemerintah Kota Surakarta, Surakata dalam angka 1998,(Surakarta : Badan
commit5to user
Pusat Statistik Kota Surakarta1998),hlm
library.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta Tahun 1998-
200528
Surakarta
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 PDRB ADHK
(Atas Dasar Harga Konstan) Kota Surakarta sebesar 1.233.018,440. Jumlah ini
meningkat pada tahun 2000 menjadi 1.302.715,920 dan pada tahun 2002
hingga pada tahun 2003 tingkat PDRB mencapai 1.518.008,050 dan tahun 2004
28
Pemerintah Kota Surakarta, Produk Domestik Regional Bruto Surakarta
Solo. Para investor melihat, Kota Solo sebagai kota yang prospektif untuk
menanamkan modal. Posisi Kota Solo yang terletak di tengah kota besar di
ke Solo. Tak berlebihan kiranya banyak pihak menilai Kota Solo tengah tumbuh
Meski secara ekonomi membaik, tak bisa dipungkiri, Kota Solo tidak lepas
dari persoalan. Jurang antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Hal ini
menjadi 0,2904 pada 2003, dan diperkirakan terus mengalami peningkatan pada
negara. Di sana masih banyak kita temukan rumah-rumah yang tidak layak huni.
29
Sholahudin,“Refleksi 264 tahun Kota Solo”, diakses dari
sholahuddinms.wordpress.com, pada tanggal 12 Juli 2016.
commit to user
library.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
hubungan antara kelompok orang dan perumahan di atas tanah tertentu. Seorang
pemukim liar adalah seorang yang menempati sebidang tanah, sebuah rumah, atau
satu faktor penyebab utama yang menjadi dasar urbanisasi. Sebab-sebab yang
Selain factor pendorong di atas, Prof. Dr. J.W. Schoorl menyebut beberapa
faktor penarik yang berasal dari kota sebagai penyebab perpindahan penduduk
dari desa ke kota.31 Pertama, daya tarik ekonomi dari kota. Orang berharap akan
mendapatkan pekerjaan disana dan dengan demikian mendapat uang yang lebih
banyak dan relative mudah daripada di desa. Kedua, erat kaitannya dengan yang
30
Patrick McAuslan, Tanah Perkotaan dan Perlindungan Rakyat
Jelata,(Gramedia: Jakarta, 1986,).hlm 67.
31
Patrick McAuslan,op. cit. hlm 71.
commit to user
library.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Orang tua yang ingin anaknya meningkat status sosial dan pendidikannya akan
segera pindah kekota atau hanya mengirim anak-anaknya ke kota, yang pada
Seiring dengan tersedianya fasilitas pendidikan yang lebih baik adalah tersedianya
fasilitas-fasilitas sosial lain yang lebih baik pula, seperti kesehatan. Keempat, bagi
menghindari diri dari kontrol sosial yang terlalu ketat. Kelima, kota juga
mempunyai daya tarik sebagai pusat kesenangan, hiburan dan sebagai tempat
kota itu sering sangat dominan dalam dalam urbanisasi liar. Faktor-faktor tersebut
mendorong dan menarik penduduk pedesaan untuk pindah ke kota terutama secara
Perpindahan urbanisasi secara liar yang sulit terkontrol tersebut lambat laun
Kota Surakarta (industri pembuat pewarna tekstil namun tahun 1980an industri
32
Daldjoeni, Geografi Kota dan Desa untuk Mahasiswa dan Guru
SMU,(Bandung: Alumni, 1987), hlm 57 to user
commit
library.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
adanya gerakan penduduk yang berasal dari luar kota menuju ke arah dalam kota
Kota Surakarta tampak nyata pada tahun 1998-2005 di Kota Surakarta, tingkat
Surakarta sendiri. Kota Surakarta yang notabenya lengkap dengan segala fasilitas
public dan lapangan pekerjaan dianggap jalan yang paling tepat untuk bermigrasi
nasib di kota lebih bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dan meningkatkan taraf
Surakarta justru malah membuat problem yang komplek terhadap pemerintah kota
Surakarta.
33
Lihat Halaman 22 Tabel Jumlah Penduduk Kota Surakarta Tahun 1998-
2005
commit to user
library.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
hal yang sangat pokok. Akan tetapi, semakin menyempitnya lahan untuk
pemukiman menyebabkan harga tanah semakin mahal. Para pendatang baru yang
pada umumnya merupakan para penduduk dengan tingkat ekonomi yang rendah
commit to user