Bab I
Bab I
HIKMA ARIANTI
201052003012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kejuruan yang bertujuan menyiapkan pesera didik menjadi tenaga kerja yang
tertentu. Menurut Kuat (2017), menyatakan bahwa tuntutan peran dan fungsi
implementasinya jauh dari harapan antara impian dan kenyataan yang jauh.
kualitas dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia ( Tri Kuat, 2017).
(SMK) marupakan salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja yang
dunia usaha atau dunia industri. Pendidikan kejuruan dirancang khusus untuk
memfasilitasi peserta didik agar dapat menguasai suatu bidang keahlian baik
dalam aspek soft skills maupun hard skills dengan harapan menjadi SDM yang
siap memasuki dunia kerja dan terjun dalam kehidupan bermasyarakat, serta
memiliki sikap yang baik dan sesuai norma yang berlaku di masyarakat.
menengah yang terampil, masih perlu ditingkatkan. Belum semua lulusan SMK
dapat memenuhi tuntutan lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian
yang dimiliki. Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016 ( dalam Sulistia Ningsih
(2018).
Berdasar hasil penelitian Baiti dan Munadi (Baiti & Munadi, 2014), kesiapan
bekerja dengan baik”. Program ini harus dilakukan oleh semua pihak yang
agar dapat bekerja dengan baik”. Program ini harus dilakukan oleh semua
ditinjau dari motivasi ekternal dikategorikan siap (71%). Aspek motivasi siswa
disimpulkan bahwa peserta didik memiliki kesipan kerja yang dpat dilihat dari
didik memiliki kesiapan kerja kategori sangat tinggi. Aspek keterampilan lebih
dari setengahnya peserta didik memiliki kesiapan kerja pada kategori tinggi.
para siswa agar dapat membekali dirinya di era perkembangan industri dan
Ashforth, 2004 (dalam Utami, 2019). Lowden dkk, 2011 mengatakan bahwa
organisasi.
(Brewer, 2013). Pool & Sewell, 2007 (dalam Lydia, 2019) menyatakan bahwa
pengetahuan dan keterampilan secara teknis (hard skill) saja, tetapi juga
meliputi sikap dan tindakan (soft skill), seperti mampu menyesuaikan diri
kerjasama tim dan keterampilan komunikasi (Lowden dkk, 2011), bahkan soft
skill dinilai lebih diutamakan dari pada hard skill (Mansour & Dean, 2016).
kemauan untuk belajar, kerjasama tim, kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
inovatif (Wilton, 2014; Mansour & Dean, 2015 dalam utami 2019),
yang dimiliki sesuai dengan pekerjaan. Seperti yang dikatakan oleh Pool &
Sewell 2007 (dalam Utami, 2019) seseorang yang memiliki kemampuan yang
sesuai dengan pekerjaannya akan cenderung bekerja lebih baik, merasa lebih
yang tinggi dan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Atas dasar itu,
akan lebih baik jika adanya keseimbangan antara kemampuan yang dimiliki
dengan pekerjaan. Sehingga menjadi salah factor untuk siswa lulusan SMK
skills yang baik sangat dibutuhkan oleh lulusan SMK, karena dapat
Makassar?
4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara employability skill dan
5. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keterampilan kerja dan
6. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara employability Skill dan
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Makassar
1. Bagi Sekolah
kesiapan kerja yang dimiliki oleh siswa SMA TELKOM Makassar untuk
2. Bagi Siswa
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Employability Skill
lebih siap dalam memasuki dan atau mendapatkan pekerjaan, lebih mudah
pekerjaannya.
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang tenaga kerja tidak harus spesifik,
tetapi seyogyanya lebih berorientasi pada layanan dan lebih penting lagi
memiliki keterampilan sosial yang tinggi. Keterampilan employabilitas
bekerja dalam tim; dan (3) atribut diri, di antaranya kemampuan belajar dan
2012 dalam sunardi, Dkk, 2016). Penyiapan peserta didik agar memiliki
merupakan suatu keharusan yang harus ditanamkan pada peserta didik SMK
skills adalah ketrampilan yang dapat digunakan untuk bekerja atau istilah
pekerjaan dengan baik. Dapat juga dipahami sebagai suatu set keterampilan
employability dan skill untuk kemudian dijadikan sebuah definisi baru dari
employed).
technical skills, including generic skills, essential skills, soft skills, key
skills) yaitu kemampuan bekerja yang meliputi: (1) memiliki karakter yang
social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia, (2) memiliki kompetensi bekerja, (3) menguasai ICT,
(4) mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, (5) sehat jasmani dan
rohani, (6) memiliki kemampuan literasi, (7) memiliki cara berfikir kritis,
kreatif, inovatif dan berorientasi pada pemecahan masalah, (8) memiliki cara
yang kerja komunikatif dan bias bekerja sama, (9) mampu melakukan
Employability skills ialah suatu keahlian yang menjadi dasar perlu untuk
Menurut Rothwell & Arnold, 2007 (dalam Aulia 2018) Employability skills
yang dimiliki seseorang untuk memperoleh serta dapat bertahan dalam suatu
tempat kerja (Rasul, Rauf, Mansor, & Puvanasvaran, 2012), mampu dengan
yang berbeda di dalam siklus hidupnya (Fugate, Kinicki, & Ashforth, 2004).
merupakan salah satu aspek keterampilan kerja yang sama pentingnya dengan
mengisi lowongan pekerjaan yang ada baik lokal, global dan international
memungkinkan dan fungsional yang dibutuhkan oleh tempat kerja abad ke-21
yang diperlukan untuk kesuksesan karir di semua tingkat pekerjaan dan untuk
pekerjaannya.
ini menekankan pada mendapatkan pekerja yang baik yang tidak hanya
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
pemecahan masalah
Indonesia (SKKNI) ada tujuh kompetensi kunci yang harus dimiliki oleh
yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang
6) Memecahkan masalah
7) Menggunakan teknologi
Sementara itu tujuh kompetensi kunci versi SKKNI dibagi dalam tiga
level atau tingkatan yaitu: (1) tingkat satu harus mampu: (a) melaksanakan
proses yang telah ditentukan dan (b) menilai mutu berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan, (2) tingkat 2 harus mampu: (a) mengelola proses dan (b)
di sekolah sangat bergantung sumber daya yang berada di sekolah mulai dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru produktif dan peserta didik.
2. Keterampilan Kerja
lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga
akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang
ada.
secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas
melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan
sebagai kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya
social abilitie
hanya diperoleh dari praktek, baik yang melalui latihan praktek maupun
melalui pengalaman.
kerja untuk menyelesaiakan aktivitas atau tugas yang telah diberikan yang di
dikategorikan menjadi empat, yaitu: (1) Basic literacy skill, keahlian dasar
merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan
orang, seperti membaca, menulis dan mendengar; (2) Technical skill, keahlian
secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja,
seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja
dalam satu tim; dan (4) Problem solving, menyelesaikan masalah adalah proses
pekerjaan
secara individual;
3. Kesiapan Kerja
untuk memberi respon. Kondisi mencakup setidak tidaknya tiga aspek yaitu:
(a) kondisi fisik, mental dan emosional, (b) kebutuhan-kebutuhan, motif dan
tujuan, (c) keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.
Kesiapan kerja terdiri atas dua kata, yaitu kesiapan dan kerja.
mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan dan sikap yang harus
sesuatu dan memperoleh bayaran atau upah. Menurut Kartono dan Kartini
kerja guna menghasilkan barang atau jasa. Menurut Dewa Ketut Sukardi, 1993
sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan
setiap himpunan dari aktifitas yang terjadi pada waktu relatif rutin, dan
memiliki tujuan serta hasil tertentu. Kesiapan kerja bagi lulusan adalah sejauh
membuat mereka siap dan sukses di tempat kerja dan semakin diakui
2013) kesiapan kerja mengandung dua pengertian yaitu: (a) keadaan siap
siaga untuk mereaksi atau menanggapi, (b) tingkat perkembangan dari
beberapa kelompok keterampilan dari yang harus dimiliki oleh siswa SMK,
belajar. Kuswana dalam Isnani Lestari, 2015 menyebutkan bahwa ciri – ciri
(d) mempunyai persfektif positif, minat dan motivasi terhadap setap aturan
kesiapan yang matang dalam diri seseorang itu sendiri, terutama menyangkut
2014 dalam Handaru 2012. ciri-ciri kesiapan kerja adalah sebagai berikut:
itu semua suatu pekerjaan tidak akan berjalan sesuai dengan yang
selalu tertib terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu
kerja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat pada
waktunya, demikian juga pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata
tertib.
B. Penelitian Relevan
bekerja, Belum bisa membuat perencanaan karir di masa depan, Belum bisa
menyelesaikan masalah tentang karir apa yang perlu dipilih untuk masa depan.
Employability Skills dan Iklim Kelas terhadap Minat Kerja serta Dampaknya
terhadap minat kerja; (2) iklim kelas berkontribusi terhadap minat kerja; (3)
kesiapan kerja; dan (7) employability skills, iklim kelas, dan minat kerja secara
dan status sosial ekonomi terhadap kesiapan kerja peserta didik lembaga kursus
atau baik (b) pada variabel Status Sosial Ekonomi mendapatkan presentase 65
62% dengan kategori cukup efektif atau cukup baik (c) pada variabel Kesiapan
Kerja mendapatkan presentase 76 11% dengan kategori efektif atau baik (d)
signifikasi 0 000 artinya pengaruh yang ditimbulkan kecil dan positif (e)
signifikasi 0 001 artinya pengaruh yang ditimbulkan kecil dan positif (f)
didik agar dapat menguasai suatu bidang keahlian baik dalam aspek soft skills
maupun hard skill dengan menjadi Sumber daya manusian yang siap
berarti keterampilan yang dimiliki oleh seseorang tenaga kerja tidak harus
spesifik, tetapi seyogyanya lebih berorientasi pada layanan dan lebih penting
dalam tim; dan (3) atribut diri, di antaranya kemampuan belajar dan bagaimana
didik agar memiliki keterampilan teknis dan keterampilan yang bersifat generik
pembelajaran.
Keterampilan employability adalah keterampilan atau skill yang sangat
baik. Di dalam dunia industry tenaga kerja di tuntut untuk mampu membangun
komunikasi yang baik, mampu bekerjasama dengan baik dalam sebuah tim,
suatu masalah, serta mampu memanejemen diri yaitu mampu mengelola waktu
Sehingga kita dapat melihat bahwa keterampilan siswa baik itu dari
lulusan SMK akan mampu memberikan dorongan dari dalam diri untuk siap
X1 (Pengaruh
employability skill)
Y (Kesiapan kerja
siswa)
X2 (Pengaruh
keterampilan)
1. H1: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara employability skill dan
Makassar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian
ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian.
Pada penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas dengan variabel bebas,
maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami,
dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan
ialah riset yang memakai kajian, wawancara atau angket perihal keadaan
Penelitian ini akan dilakukan pada bukan April tahun 2022 yang berlokasi
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono, (2017) sampel adalah sebagian besar dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk
sampel dari populasi penelitian ini ditentukan dengan rumus dari Taro Yamane
atau Slovin:
3.1
Keterangan:
n= Ukuran sampel
N= Ukuran Populasi
d2= Presisi yang ditetapkan (tingkat kepercayaan 95%)
(Riduwan dan Akdon, 2009: 254)
D. Teknik Pengumpulan Data
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di
2. Metode Kuesioner Kuesioner ini juga sering disebut dengan angket di mana
sejauh mana sebuah instrumen atau alat ukur mampu atau berhasil mengukur
apa yang hendak diukur atau sejauh mana sebuah instrumen memenuhi fungsi
rumus:
N ∑ XY −( ∑ Y )
R xy= 3.1
√ {N ∑ X 2−( ∑ X ) 2 ¿ ¿
¿ ¿
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi X dan Y
N = Jumlah responden
∑XY = Total perkalian skor X dan Y
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X = Jumlah skor variabel X
∑X2 = Total kuadrat skor variabel X
∑Y2 = Total kuadrat skor variabel Y
Arikunto, 1999 ( dalam Ika Mustika)
Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung > rtabel maka alat
ukur tersebut adalah tidak valid. Perhitungan uji validas butir soal
menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel atau IBM SPSS. Untuk
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
( )( ∑σ 1
)
2
n
r 11= n− 3.2
n−1 σ t2
Keterangan
r11 = Realibitas yang dicari
∑ 𝜎1 2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎t 2 = Varians total
Arikunto, 2003 ( dalam Ika Mustika)
untuk menganalisis sebauh data yang ingin diteliti dengan cara menggambarkan
yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk
deskripsi.
1. Uji Normalitas
masing variabel dalam penelitian ini datanya berdistribusi normal atau tidak
2. Uji Linearitas
analisis variansi terhadap garis regresi yang nantinya akan diperoleh harga
pada taraf signifikan 5%. Kriterianya apabila harga lebih kecil atau
linier.
3. Uji Multikolinieritas
model regresi dilihat dari (a) nilai tolerance dan lawannya (b) variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunujukan Nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi, karena VIF = 1/tolerance.
mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai nilai tolerance > dari 10% (0,1).
4. Uji Hipotesis
Hipotesis kedua:
adalah:
=+
3.3
Keterangan:
Y = Nilai yang diprediksi
α = Konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
3.4
Keterangan:
Rxy= koefisien korelasi antara X dan Y
∑X1Y = jumlah produk antara X1 dan Y
∑X2Y = jumlah produk antara X2 dan Y
∑ X 21 = jumlah kuadrat skor prediktor X1
∑ X 22 = jumlah kuadrat skor prediktor X2
∑ Y2= jumlah kuadrat kriterium Y
(Sugiyono, 2012: 261-262)
3.5
Keterangan:
= koefisien korelasi antara X dan Y
= jumlah produk antara X1 dan Y
= jumlah produk antara X2 dan Y
= jumlah kuadrat skor prediktor X1
= jumlah kuadrat skor prediktor X2
= jumlah kuadrat kriterium Y
korelasinya positif, sebaliknya jika r hitung kurang dari nol (0) maka
dan dengan Y.
∑
) =∑
∑ 3.7
() =∑
Keterangan:
r 2(1,2) = koefisien determinasi antara Y dengan dan
∑ X1Y= jumlah produk antara dengan Y
∑ X2Y= jumlah produk antara X1 dengan Y
b1= koefisien prediktor X1
b2= koefisien prediktor X2
∑ = jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno Hadi, 1987: 25)
4) Menguji Signifikansi dengan uji t
3.8
Keterangan:
t = nilai
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = jumlah responden
r2 = kuadrat koefisien korelasi antara variabel X dan Y
(Sugiyono, 2011: 184)
TELKOM Makassar
=+ + 3.9
Keterangan:
X1 = Variabel X1
X2 = Variabel X2
b1 = Koefisien prediktor X1
b2 = Koefisien prediktor X2
α = Bilangan Konstanta
(Sugiyono, 2012: 275)
3.10
Keterangan:
RY(1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 danX2
b1= koefisien prediktor X1
b2= koefisien prediktor X2
∑X1Y= jumlah produk antara X1 dengan Y
∑X2Y = jumlah produk antara X1dengan Y
∑Y2 = jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno Hadi, 1987: 25)
lebih dari nol (0) atau bernilai positif (+) maka hubungannya positif,
∑ + ∑
(,)= 3.11
∑
Keterangan:
r 2(1,2) = koefisien determinasi ganda antara , dengan Y
b1 = koefisien prediktor
b2 = koefisien prediktor
∑X1Y = jumlah produk antara X1 dengan Y
∑ X2Y = jumlah produk antara X2 dengan Y
∑Y2 = jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno Hadi, 1987: 22)
(−− 1) 3.12
=
(1 −)
Keterangan:
∑
%= × 100% 3.13
Keterangan:
SR %X = sumbangan relatif dari suatu prediktor X
b = Koefisien prediktor
∑XY = jumlah produk antara X dan Y
JKreg = jumlah kuadrat regresi
(Burhan Nurgiyantoro, 2009: 321)
%=% 3.14
Keterangan:
SE % X= sumbangan efektif dari suatu prediktor X
SR % X= sumbangan relatif dari suatu prediktor X
R2= Koefisien determinasi
(Burhan Nurgiyantoro, 2009: 324)
DAFTAR PUSTAKA
Lydia L.A 2021. Hubungan Self Confidence Dan Employability Skill Dengan
Prestasi Kerja Karyawan Pt. Helmig’s Prima Sejahtera Sidoarjo.
Mauludiyah, Aviatul. 2021. Pengaruh employability skills dan status sosial
ekonomi terhadap kesiapan kerja peserta didik lembaga kursus dan
pelatihan kota malang / Aviatul Mauludiyah.
Mohammad satta rasul, DKK. 2009. Aspek Kemahiran ‘Employability’ yang
Dikehendaki Majikan Industri Pembuatan Masa Kini Jurnal Pendidikan
Malaysia 34(2)(2009): 67 – 79
Neni Marlina. 2018. Pengaruh Keterampilan Terhadap Kinerja Karyawan Pt.
Bank Sumsel Syariah Palembang.
Nunung. 2019. https://eprints.uny.ac.id/64144/4/SKRIPSI%20BAB%20II.pdf
Rasul, M. S., Raul, R. A. A., Mansor, A. N., & Puvanasvaran, P. (2012).
Employability Skills Assessment Tool Development. Internasional
Education Studies, 5(5), 43-56.
Sudju,Munandi, Dkk. 2019 Employability Skills Lulusan Smk Dan Relevansinya
Terhadap Kebutuhan Dunia Kerja. UNY Press:Yogyakarta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. (1987). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sulistia Ningsih, Dkk. 2018. Peran Minat Kerja Dan Prestasi Belajar Terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Smk
Sunardi, Purnomo, & Sutadji E. (2016). Pengembangan Employability Skills
Siswa SMK Ditinjau Dari Implementasi Pendekatan Saintifik. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan, I, 1391 – 1398.
Tri Kuat. 2017. Implementasi Employability Skills Pada Smk Program Keahlian
Akuntansi Bidang Keahlian Bisnis Manajemen. Vol 27, No.2, Desember
2017.
Utami AD. 2019.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14189/05 .1%20 BAB
%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
Yudi, G.D.U, Hudaniah. 2013. Self Efficacy Dengan Kesiapan Kerja Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan. Vol. 01, No. 01, Januari 2013
Yuli Atika. 2020. Pengaruh Employability Skill Terhadap Kesiapan Kerja Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Kota Pekanbaru